Anda di halaman 1dari 4

1.

Kendama
Kendama (けん玉 atau 剣玉) adalah nama mainan asal Jepang berupa sebuah bola
berlubang (tama) yang diikat seutas tali ke sebuah palang (ken) yang bentuknya
mirip sebuah palu. Di Jepang, permainan ini dilombakan dalam kompetisi tingkat
nasional. Kendama juga tersedia untuk orang kidal.
Bagian atas ujung tangkai ken disebut kensaki (ujung ken), berbentuk lancip seperti
paku untuk memasukkan bola. Pada ujung sisi kiri dan sisi kanan palang terdapat
cekungan yang dipakai untuk menangkap bola. Cekungan yang diameternya lebih
besar disebut ōzara (piring besar), sedangkan cekungan yang diameternya lebih
kecil disebut kozara (piring kecil). Cekungan pada ujung tangkai ken bagian bawah
disebut chūzara (piring sedang), walaupun sebenarnya berdiameter lebih kecil
dari kozara.
Kendama diciptakan pada tahun 1918 oleh Hamaji Egusa asal kota Kure, Prefektur
Hiroshima. Pada awalnya, permainan ini diberi nama "Nichi Getsu Ball".[1] Sejak abad
ke-16, orang Prancis juga sudah memiliki permainan ketangkasan serupa yang
disebut bilboquet (bil berarti "bola" dan boquet berarti "pohon kecil"). Berlainan
dengan kendama, bilboquet hanya memiliki cekungan di kedua ujung tongkat.[2]
Asosiasi Kendama Jepang (Nihon Kendama Kyōkai) merupakan organisasi nirlaba
yang berusaha menyebarluaskan permainan kendama, mengatur standar teknik dan
trik permainan, serta menentukan tingkatan kemahiran dan ranking pemain. Asosiasi
juga menjual kendama yang sesuai standar asosiasi.

Cara bermain[sunting | sunting sumber]


Permainan kendama mengenal sejumlah teknik memegang ken dan bola untuk
menghasilkan trik-trik yang berbeda. Sebagian besar gerakan dalam permainan
kendama dimulai dengan membawa bola dalam keadaan tergantung pada ken.
Pemain menggerakkan ken agar bola terlempar ke atas, dan bola yang jatuh harus
ditangkap dengan salah satu sisi ken, atau dimasukkan ke dalam ujung yang lancip.
Permainan kendama menuntut ketangkasan gerakan pemain. Pemain yang
menguasai teknik tingkat lanjut bisa menangkap bola dalam urut-urutan gerakan
yang sudah ditentukan sebelumnya.
2. IJIME
3. Shimekazari

Dekorasi Tradisional Tahun Baru di Jepang - Apa itu Shimekazari? Biasanya setelah 25
Desember, ornamen Natal yang dikemas dan dekorasi tradisional Jepang ambil bagian
dalam satu tempat mereka, untuk Shogatsu / Tahun Baru Jepang, perayaan paling
penting di Jepang.

Tapi tidak seperti dekorasi Natal, yang dikemas untuk digunakan kembali, dekorasi
Shogatsu harus baru. Bukan hanya karena kebanyakan dari mereka yang terbuat dari
bahan-bahan alami seperti bambu, ranting pinus atau jerami, tetapi juga karena mereka
melambangkan memusnahkan masa lalu dan keinginan / harapan untuk maju untuk
kemajuan yang lebih baik.

Shimekazari adalah tali beras-jerami dihiasi dengan menjadi satu kemudian


digantungkan di pintu masuk. Terhubung ke Ritual Shinto  mengubah  tali jerami
suci shimenawa pada malam Tahun Baru, hal ini juga melambangkan memasuki Tahun
yang Baru dengan perlindungan yang diperbaharui, karena shimenawa menjaga roh
jahat pergi.

4. Boneka Daruma
Dalam
foto ini
Anda
dapat

melihat boneka Daruma : ini adalah boneka yang bentuknya bulat,  bentuknya mewakili
Bodhidharma, pendiri legendaris dari Zen Buddhisme. Tidak ada tangan atau kaki karena
menurut legenda mereka, tangan dan kaki berhenti berkembang selama 9 tahun meditasi
terus menerus dan tidak ada kelopak mata karena ia memotongnya sendiri, karena
berusaha untuk tidak jatuh tertidur.

Boneka Daruma adalah pesona keberuntungan yang unik, yang katanya  juga dapat
memenuhi satu keinginan anda. ketika Anda menginginkan sesuatu, Gambarlah mata,
tempatkan Daruma di suatu tempat dimana anda bisa melihatnya setiap hari (untuk
mengingatkan apa keinginan anda) dan setelah keinginan terpenuhi, Anda dapat
menggambar mata yang kedua. Untuk keinginan lain, Boneka Daruma yang lain

5. Di Ginza, Tokyo
6. Wakamono Kotoba
7. Omamori
8. Teru Teru Bouzu
Boneka tradisional Jepang yang terbuat dari kertas atau kain putih yang digantung di tepi
jendela dengan menggunakan benang. Dari segi bentuk dan pembuatannya, boneka
tersebut mirip dengan boneka hantu seperti yang dibuat pada saat Halloween. Jimat ini
diyakini memiliki kekuatan ajaib yang mampu mendatangkan cuaca cerah dan
menghentikan atau mencegah hujan. Dalam bahasa Jepang, teru adalah kata kerja yang
berarti "bersinar" atau "cerah", dan bōzu dapat berarti biksu, atau dalam bahasa pergaulan
masa kini dapat berarti "kepala botak"; kata tersebut juga merupakan istilah akrab untuk
menyebut bocah lelaki.[1]

Teru teru bōzu menjadi populer selama zaman Edo di antara masyarakat urban,[2] di mana
anak-anak membuatnya untuk memohon cuaca baik sehari sebelumnya dan bernyanyi
"pendeta cuaca baik, cerahkan cuaca esok hari."[2]

9. Udon
10. Hanafuda
11. Noh
12. Kyogen
13. Bunraku
14. Miyazaki Hayao, Spirited Away
15. Setsubun Tgl ¾ Februari
16. Hinomaru
17. Kimigayo
18. Kuil Gango-Ji
19. Kuil Kiyomizu Dera
20. Koma
21. Sugoroku
22. Toyotomi Hideyoushi
23. Torii
24. Ukiyo – E
25. Rubah Inari

Anda mungkin juga menyukai