Askep Abortus PDF
Askep Abortus PDF
Kumpulan Asuhan
Keperawatan
(Askep Abortus)
2012
WWW.SAKTYAIRLANGGA.WORDPRESS.COM
Definisi
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya
kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan
(Mochtar Rustam, Sinopsis Obstetri. 1998 : 209).
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Janin belum mampu hidup di luar
rahim, jika beratnya kurang dari 500 g, atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu
karena pada saat ini proses plasentasi belum selesai. Pada bulan pertama kehamilan yang
mengalami abortus, hampir selalu didahului dengan matinya janin dalam rahim.
Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai viabilitas. Dimana masa
gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya kurang dari 500gr (Derek
liewollyn&Jones, 2002).
Dalam ilmu kedokteran, istilah- istilah ini digunakan untuk membedakan
aborsi:
• Spontaneous abortion: gugur kandungan yang disebabkan oleh trauma kecelakaan
atau sebab-sebab alami.
• Induced abortion atau procured abortion: pengguguran kandungan yang disengaja.
Termasuk di dalamnya adalah:
o Therapeutic abortion: pengguguran yang dilakukan karena kehamilan tersebut
mengancam kesehatan jasmani atau rohani sang ibu, kadang-kadang dilakukan
sesudah pemerkosaan.
o Eugenic abortion: pengguguran yang dilakukan terhadap janin yang cacat.
o Elective abortion: pengguguran yang dilakukan untuk alasan-alasan lain.
Klasifikasi
Ada beberapa jenis abortus atau keguguran, yaitu:
Abortus spontanea merupakan abortus yang berlangsung tanpa tindakan, dalam hal ini
dibedakan sebagai berikut:
a. Abortus imminen adalah perdarahan bercak yang menunjukkan ancaman
terhadap kelangsungan sauatu kehamilan. Dalam kondisi seperti ini kehamilan
masih mungkin berlanjut atau dipertahankan. (Syaifudin. Bari Abdul, 2000).
Abortus provokatus
Abortus provokatus merupakan jenis abortus yang sengaja dibuat/dilakukan,
yaitu dengan cara menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh
Etiologi
• Infeksi akut
1. virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.
2. Infeksi bakteri, misalnya streptokokus.
3. Parasit, misalnya malaria.
• Infeksi kronis
1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
2. Tuberkulosis paru aktif.
3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
4. Penyakit kronis, misalnya :
a) hipertensi
b) nephritis
c) diabetes
d) anemia berat
e) penyakit jantung
f) toxemia gravidarum
5. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
6. Trauma fisik.
Abortus provokatus kriminalis sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada
beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya:
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes kehamilan positif jika janin masih hidup dan negatif bila janin sudah mati
2. pemeriksaan Dopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. pemeriksaan fibrinogen dalam darah pada missed abortion Data laboratorium tes
urine, hemoglobin dan hematokrit, menghitung trombosit
4. kultur darah dan urine
5. Pemeriksaan Ginekologi:
a. Inspeksi vulva
• Perdarahan pervaginam sedikit atau banyak
• Adakah disertai bekuan darah
• Adakah jaringan yang keluar utuh atau sebagian
• Adakah tercium bau busuk dari vulva
b. Pemeriksaan dalam speculum
Penatalaksanaan
1. Abortus Iminens
a. Istirahat baring
Pencegahan
Adapun upaya – upaya penceghan terjadinya abrtus ialah :
1. Yaitu melakukan making pregnancy safer (MPS) dengan 3 pesan kunci yaitu:
a. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih
b. Semua komplikasi obstetrik dan neonatal mendapat pelayanan adekuat
c. Pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi abortus
yang aman.
2. Penuhi ADIK (asam folat, dua asam amino, iron dan kalsium)
Pencegahan abortus provakatus dapat dilakukan dengan cara :
Suatu kehamilan yang tidak dikehendaki dapat dicegah seandainya pasangan
menggunakan kontrasepsi darurat. Yang dimaksud kontrasepsi darurat adalah
kontrasepsi yang dapat mencegah kehamilan bila digunakan setelah hubungan
seksual. Hal ini sering disebut “Kontrasepsi pasca senggama” atau “morning after
pill” atau “morning after treatment “. lstilah “kontrasepsi sekunder” atáu “kontrasepsi
darurat” asalnya untuk menepis anggapan obat tersebut harus segera dipakai/
digunakan setelah hubungan seksual atau harus menunggu hingga keesokan harinya
dan bila tidak, berarti sudah terlambat sehingga tidak dapat berbuat apa-apa lagi.
Sebutan kontrasepsi darurat juga menekankan bahwa dalam cara KB ini lebih baik
dari pada tidak ada sama sekali. Namun tetap kurang efektif dibandingkan dengan
cara KB yang sudah ada.
Komplikasi
Ada pun komplikasi medis yang dapat timbul pada ibu :
1. Perforasi
Dalam melakukan dilatasi dan kerokan harus diingat bahwa selalu ada
kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga
peritoneum, ke ligamentum latum, atau ke kandung kencing. Oleh sebab itu, letak
uterus harus ditetapkan lebih dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan pada
Apabila jaringan serviks keras dan dilatasi dipaksakan maka dapat timbul
sobekan pada serviks uteri yang perlu dijahit. Apabila terjadi luka pada ostium uteri
internum, maka akibat yang segera timbul ialah perdarahan yang memerlukan
pemasangan tampon pada serviks dan vagina. Akibat jangka panjang ialah
kemungkinan timbulnya incompetent cerviks.
4. Perdarahan
Kerokan pada kehamilan yang sudah agak tua atau pada mola hidatidosa
terdapat bahaya perdarahan. Oleh sebab itu, jika perlu hendaknya dilakukan transfusi
darah dan sesudah itu, dimasukkan tampon kasa ke dalam uterus dan vagina.
5. Infeksi
Apabila syarat asepsis dan antisepsis tidak diindahkan, maka bahaya infeksi
sangat besar. Infeksi kandungan yang terjadi dapat menyebar ke seluruh peredaran
darah, sehingga menyebabkan kematian. Bahaya lain yang ditimbulkan abortus
kriminalis antara lain infeksi pada saluran telur. Akibatnya, sangat mungkin tidak bisa
terjadi kehamilan lagi.
Komplikasi yang dapat timbul dengan segera pada pemberian NaCl hipertonik
adalah apabila larutan garam masuk ke dalam rongga peritoneum atau ke dalam
pembuluh darah dan menimbulkan gejala-gejala konvulsi, penghentian kerja jantung,
penghentian pernapasan, atau hipofibrinogenemia. Sedangkan komplikasi yang dapat
ditimbulkan pada pemberian prostaglandin antara lain panas, rasa enek, muntah, dan
diare.
Prognosis
Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang
wanita ialah 73% dan 83,6%. Sedangkan, Warton dan Fraser dan Llewellyn - Jones
memberi prognosis yang lebih baik, yaitu 25,9% dan 39% (Wiknjosastro, 2007).
Gb 3. Aborsi
Gb 4. Etiologi abortus
Pengkajian
a. Biodata:
Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- , lamanya
perkawinan dan alamat
b. Keluhan utama:
Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang
c. Riwayat Kesehatan:
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit
atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid,
pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat kesehatan:
e. Riwayat pembedahan:
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan , kapan ,
oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
f. Riwayat penyakit yang pernah dialami:
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung ,
hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit
lainnya.
g. Riwayat kesehatan keluarga:
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi
mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.
h. Riwayat kesehatan reproduksi:
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau,
warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta
keluahan yang menyertainya.
i. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas:
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini,
bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
Diagnosa Keperawatan
1. Devisit Volume Cairan s.d perdarahan pervagina
2. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kontraksi uterus
3. Cemas s.d kurang pengetahuan tentang abortus
4. Berduka b.d kehilangan
5. Resiko tinggi syok hipovolemik b.d perdarahan pervagina
Intervensi Keperawatan
1. Devisit Volume Cairan s.d Perdarahan
Tujuan : Dalam 1x24 jam tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake
dan output baik jumlah maupun kualitas.
Kriteria hasil: Tidak ada perdarahan, intake dan output dalam rentan normal
No Intervensi Rasional
1 Kaji kondisi status hemodinamika Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat
abortus memiliki karekteristik bervariasi
2 Ukur pengeluaran harian Jumlah cairan ditentukan dari jumlah
kebutuhan harian ditambah dengan jumlah
cairan yang hilang pervaginal
3 Berikan sejumlah cairan pengganti Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi
harian perdarahan massif
4 Evaluasi status hemodinamika Penilaian dapat dilakukan secara harian
melalui pemeriksaan fisik
2. Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteri
Tujuan : Dalam perawatan 1x24, nyeri klien dapat berkurang atau hilang
Kriteria hasil: Klien tidak meringis kesakitan, klien menyatakan nyerinya berkurang
4. Berduka bd kehilangan
Tujuan : Dalam perawatan 1x24 jam, klien dapat mengatasi rasa berdukanya
Kriteria Hasil: Klien tidak marah, menangis, dan menyesali rasa berduka terlalu larut.
No Intervensi Rasional
1 Kembangkan hubungan saling percaya Rasa percaya merupakan dasar unutk suatu
Kesimpulan
Abortus atau lebih dikenal dengan istilah keguguran adalah pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar rahim. Penyebab dari keguguran adalah
multifaktor, salah satunya kelainan sel telur pada awal kehamilan.
Saran
Semua wanita yang mengalami abortus, baik spontan maupun buatan,
memerlukan asuhan pascakeguguran. Asuhan pascakeguguran terdiri dari:
1. Tindakan pengobatan abortus inkomplit dengan segala kemungkinan komplikasinya.
2. Konseling dan pelayanan kontrasepsi pascakeguguran.
3. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu
http://pastakyu.wordpress.com/2010/01/21/asuhan-keperawatan-kehilangan-dan-berduka/,
diakses tanggal 20 November 2011 jam 19.38
http://yoedhasflyingdutchman.blogspot.com, diakses tanggal 20 November 2011 jam 19.40
Kelainan plasenta
Pengeluaran hasil
Abortus iminens Abortus insipien Abortus inkomplet Abortus komplet konsepsi dg alat atau
obat-obatn tertentu
Hasil konsepsi masih Hasil konsepsi masih Pengeluaran sebagian Semua hasil konsepsi
di dalam uterus tanpa di dalam uterus hasil konsepsi dikeluarkan
dilatasi serviks disertai dilatasi serviks