LO 1
1. PRINSIP BEDAH PERIO
2. Persiapan Pasien
Evaluasi Ulang Setelah Terapi Tahap I. Hampir setiap
pasien menjalani apa yang disebut fase terapi awal atau
persiapan, yang pada dasarnya terdiri dari penskalaan
menyeluruh dan root planing dan menghilangkan semua
iritan yang menyebabkan peradangan periodontal.
Prosedur ini melakukan hal berikut: (1) menghilangkan
beberapa lesi seluruhnya; (2) membuat jaringan lebih
kuat dan konsisten, sehingga memungkinkan operasi
yang lebih akurat dan halus; dan (3) mengenalkan pasien
dengan kantor, operator, dan asistennya, sehingga
mengurangi kekhawatiran dan ketakutan pasien
( Carranza dkk, 2014)
Premedikasi
Untuk pasien yang tidak dikompromikan secara medis,
nilai pemberian antibiotik secara rutin untuk operasi
periodontal belum ditunjukkan dengan jelas(Murphy,
1979). Namun, beberapa penelitian telah melaporkan
berkurangnya komplikasi pasca operasi, termasuk
mengurangi rasa sakit dan pembengkakan, ketika
antibiotik diberikan sebelum operasi periodontal dan
dilanjutkan untuk 4 hingga 7 hari setelah operasi.
( ariaudo, 1969; Strahan, 1972).
Penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien yang
dinyatakan sehat telah dianjurkan untuk prosedur bone-
grafting dan dimaksudkan untuk meningkatkan
kemungkinan perlekatan baru. Meskipun alasan untuk
penggunaan tersebut tampaknya logis, tidak ada bukti
penelitian yang tersedia untuk mendukungnya. Dalam
setiap kasus, risiko yang melekat pada pemberian
antibiotik harus dievaluasi bersama dengan manfaat
potensial. Obat presurgical lainnya termasuk pemberian
obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen (mis.,
Motrin) 1 jam sebelum prosedur dan juga penggunaan
obat kumur dengan chlorhexidine gluconate 0,12%
(Peridex, PerioGard) (Anderson, 1989).
3. Merokok.
Efek buruk merokok pada penyembuhan luka
periodontal telah banyak didokumentasikan. Pasien
harus diberitahu dengan jelas tentang fakta ini dan
diminta untuk berhenti merokok sepenuhnya atau
setidaknya berhenti merokok selama minimal 3 hingga 4
minggu setelah prosedur. Untuk pasien yang tidak mau
mengikuti saran ini, rencana perawatan alternatif yang
tidak mencakup teknik yang lebih canggih (mis.,
Regeneratif, mucogingival, estetika) harus
dipertimbangkan. ( Carranza dkk, 2014)
Informed Consent
Pasien harus diberitahu pada kunjungan awal tentang
diagnosis, prognosis, dan berbagai perawatan yang
mungkin dilakukan kondisinya, dengan hasil yang
diharapkan dan semua pro dan kontra dari setiap
pendekatan yang dibahas juga. Pada saat operasi, pasien
harus kembali diberitahu, secara lisan dan tertulis,
prosedur yang akan dilakukan, dan ia harus
menunjukkan persetujuannya untuk menjalani prosedur
dengan menandatangani formulir persetujuan
( Carranza dkk, 2014).
4. Peralatan darurat
Operator, semua asisten, dan personel kantor harus
dilatih untuk menangani semua kemungkinan keadaan
darurat yang mungkin timbul. Obat-obatan dan peralatan
untuk penggunaan darurat harus selalu tersedia setiap
saat. ( Carranza dkk, 2014)
5. Treatment hipersensitivitas akar
6. Pasien harus diberi tahu tentang kemungkinan
hipersensitifitas akar sebelum perawatan dilakukan.
Informasi berikut tentang cara mengatasi masalah juga
harus diberikan kepada pasien:
1. Hipersensitivitas muncul sebagai akibat dari
pemaparan dentin, yang tidak dapat dihindari jika
kalkulus, plak, dan produk-produknya, yang terkubur di
dalam akar, harus dihilangkan.
2. Hipersensitivitas perlahan menghilang selama
beberapa minggu.
3. Faktor penting dalam mengurangi hipersensitivitas
adalah kontrol plak.
4. Agen desensitisasi tidak menghasilkan bantuan segera
dan harus digunakan selama beberapa hari atau bahkan
berminggu-minggu untuk menghasilkan hasil
( Carranza dkk, 2014)
Agen Desensitisasi.
Sejumlah agen telah diusulkan untuk mengendalikan
hipersensitivitas akar. Evaluasi klinis dari banyak agen
yang diusulkan sulit karena alasan berikut:
(1) sulit mengukur dan membandingkan rasa sakit di
antara orang yang berbeda;
(2) hipersensitivitas menghilang dengan sendirinya
setelah beberapa waktu; dan
(3) agen desensitisasi biasanya memerlukan beberapa
minggu untuk bertindak.
Agen desensitisasi dapat diterapkan oleh pasien di
rumah atau oleh dokter gigi atau kebersihan di kantor
gigi. Mekanisme aksi yang paling mungkin adalah
pengurangan diameter tubulus dentin untuk membatasi
perpindahan cairan di dalamnya. Menurut Trowbridge
dan Silver, ini dapat diperoleh dengan cara-cara berikut:
(1) dengan pembentukan lapisan noda yang dihasilkan
dengan membakar permukaan yang terbuka;
(2) melalui aplikasi topikal dari agen yang membentuk
endapan yang tidak larut dalam tubulus;
(3) dengan impregnasi tubulus dengan resin plastik; atau
(4) dengan menyegel tubulus dengan resin plastik.
INDIKASI BEDAH PERIODONTAL
1. Area dengan kontur tulang yang tidak teratur, kawah
yang dalam dan yang lainnya yang membutuhkan
pendekatan bedah.
2. Kantong yang dalam di mana penghilangan iritasi
akar sepenuhnya tidak mungkin, terutama di daerah
yang tidak dapat diakses seperti daerah geraham dan
premolar.
3. Dalam kasus keterlibatan furkasi Tingkat II dan III, di
mana selain menghilangkan iritasi lokal, reseksi akar
yang diperlukan atau hemiseksi dapat dipertimbangkan.
4. Kantong infraboni di area yang tidak dapat diakses
yang tidak responsif terhadap metode non-bedah.
5. Peradangan terus-menerus di daerah dengan kantong
sedang dan dalam.
6. Koreksi masalah mukogingiva.
KONTRAINDIKASI PERIODONTAL
OPERASI
Ini mungkin oral atau sistemik.
1. Pada pasien usia lanjut di mana gigi dapat bertahan
seumur hidup tanpa menggunakan pengobatan radikal
(Prosedur yang diindikasikan pada seseorang yang
berusia 60 tahun mungkin tidak dibenarkan pada
seseorang yang berusia 70 tahun).
2. Pasien dengan penyakit sistemik seperti penyakit
kardiovaskular, keganasan, penyakit hati, kelainan
darah, diabetes yang tidak terkontrol, konsultasi dengan
dokter pasien sangat penting.
3. Dimana penskalaan subgingiva dan perawatan rumah
yang baik akan menyelesaikan atau mengendalikan lesi.
4. Dimana motivasi pasien tidak memadai.
5. Di hadapan infeksi.
6. Dimana prognosisnya sangat buruk sehingga
kehilangan gigi tidak bisa dihindari.
PRINSIP-PRINSIP UMUM BEDAH
Sebuah. Persiapan pasien
b. Kondisi umum yang umum untuk semua teknik bedah
periodontal, dan
c. Komplikasi yang mungkin terjadi selama atau setelah
operasi.
Instruksi untuk Pasien setelah Pembedahan
1. Pasien harus minum obat yang disarankan.
2. Paket harus tetap di tempatnya sampai diangkat
setelah satu minggu, oleh dokter.
3. Selama tiga jam pertama setelah operasi, hindari
makanan panas agar bungkusnya mengeras, cobalah
mengunyah bagian mulut yang tidak dioperasikan.
Hindari jus jeruk dan makanan berbumbu karena
menyebabkan rasa sakit dan terbakar.
4. Jangan merokok.
5. Jangan menyikat bungkus.
6. Selama hari pertama oleskan es.
7. Ikuti aktivitas harian Anda, tetapi hindari pengerahan
tenaga yang berlebihan dari jenis apa pun.
8. Pembengkakan tidak biasa.
9. Mungkin ada semburat darah dalam air liur selama 4
sampai 5 jam pertama setelah operasi, lebih dari ini jika
ada perdarahan, segera laporkan ke dokter
KOMPLIKASI SELAMA BEDAH
1. Sinkop atau hilangnya kesadaran sementara karena a
pengurangan aliran darah otak.
Penatalaksanaan: (a) Pasien harus ditempatkan dalam
(posisi Trendelenburg) posisi terlentang dengan kaki
terangkat. (B) Pakaian ketat harus dilonggarkan dan
jalan napas terbuka dipastikan. (c) Pemberian oksigen
juga bermanfaat. (d) Pemberian glukosa juga membantu.
Riwayat serangan sinkopal sebelumnya selama
kunjungan gigi harus dieksplorasi sebelum melanjutkan
dengan perawatan.
2. Perdarahan: Operasi periodontal menghasilkan
perdarahan yang banyak pada tahap insisional awalnya.
Namun, setelah jaringan granulasi dihilangkan,
perdarahan akan hilang atau berkurang. Perdarahan
berlebihan setelah langkah-langkah awal mungkin
karena kapiler dan arteriol yang terkoyak atau kerusakan
pembuluh yang lebih besar karena invasi bedah pada
area anatomi.
Perawatan: Paket tekanan, pelet kapas dicelupkan ke
dalam bubuk subsulfat besi. Trombin, mempercepat
proses pembekuan darah, selulosa teroksidasi dan busa
Gel yang paling umum digunakan untuk mengontrol
perdarahan.
Komplikasi selama
Minggu Pasca Operasi Pertama
1. Perdarahan persisten setelah operasi
2. Sensitivitas terhadap perkusi mungkin karena
perluasan peradangan ke ligamen periodontal.
3. Pembengkakan: Dalam dua hari pertama pasca
operasi pasien melaporkan pembengkakan pipi yang
lembut dan tidak nyeri di area operasi. Mungkin ada
pembesaran kelenjar getah bening dan suhu mungkin
sedikit meningkat. Jenis keterlibatan ini disebabkan oleh
reaksi inflamasi lokal terhadap prosedur operasi. Jika
pembengkakan berlanjut dan berhubungan dengan
peningkatan nyeri. Antibiotik seperti amoksisilin, 500
mg setiap 8 jam selama 1 minggu harus diresepkan.
4. Merasa lemah: Pasien mungkin mengalami, perasaan
melemah selama sekitar 24 jam setelah operasi.
5. Nyeri pasca operasi
KURET
TYPES
I. Gingival curettage: Consists of removal of inflamed
soft
tissue lateral to pocket wall (Fig. 39.1).
a. Subgingival curettage: It is a procedure that is
performed apical to epithelial attachment (Fig. 39.2).
b. Inadvertent curettage: Curettage that is done
unintentionally during scaling and root planing.
II. Surgical curettage, chemical curettage, ultrasonic
curettage.
INDIKASI
1. Dapat dilakukan sebagai bagian dari attachment baru
di kantong infraboni yang cukup dalam yang terletak di
area yang dapat diakses di mana jenis "operasi tertutup"
disarankan.
2. Dapat dilakukan sebagai prosedur yang tidak pasti
untuk mengurangi peradangan sebelum prosedur
eliminasi saku seperti operasi flap.
3. Ini juga dapat dilakukan pada pasien di mana
prosedur bedah yang luas dikontraindikasikan seperti
penuaan, komplikasi sistemik, dll. Di mana pengobatan
dikompromikan dan prognosis terganggu.
4. Kuret sering dilakukan pada kunjungan recall sebagai
metode perawatan pemeliharaan untuk daerah
peradangan berulang dan kedalaman poket, terutama di
mana operasi pengurangan kantong sebelumnya telah
dilakukan.
PROSEDUR
• Teknik dasar.
• Excisional New Attachment Procedure (ENAP)
Kuretase seperti itu tidak menghilangkan faktor-faktor
lokal seperti plak dan kalkulus, karena itu harus selalu
diikuti oleh prosedur penskalaan dan root planing.
Teknik Dasar
Setelah anestesi lokal yang memadai, kuret yang tepat
dipilih dan diadaptasi sedemikian rupa sehingga ujung
tombaknya melawan jaringan. Instrumen dimasukkan
sedemikian rupa sehingga menarik lapisan dalam dari
dinding saku dan dibawa sepanjang dinding jaringan
lunak yang biasanya dengan stroke horizontal. Dinding
saku mungkin didukung oleh tekanan jari yang lembut
pada permukaan luar.
Pada kuretase subgingiva, jaringan yang melekat di
antara bagian bawah kantung dan puncak alveolar
diangkat dengan gerakan menyendok kuret ke
permukaan gigi. Area tersebut dibilas untuk
menghilangkan puing-puing. Jika perlu kadang-kadang
jahitan dan packdapat diindikasikan.
Penyembuhan Setelah Penskalaan dan Kuretase
Pemulihan dan epitelisasi sulkus umumnya
membutuhkan 2 hingga 7 hari dan pemulihan epitel
junctional terjadi pada hewan sedini 5 hari setelah
perawatan. Serat kolagen imatur muncul dalam waktu
21 hari. Serat gingiva sehat yang secara tidak sengaja
terputus dari gigi dan air mata di epitel diperbaiki
selama proses penyembuhan. Beberapa peneliti telah
melaporkan bahwa, pada monyet dan manusia yang
diobati dengan penskalaan dan kuretase, penyembuhan
menghasilkan pembentukan epitel junctional yang
panjang dan tipis tanpa ikatan jaringan ikat yang baru.
Dalam beberapa kasus, long epitelium ini terganggu
oleh "jendela" connective-tissue attachment
GINGIVEKTOMY
DEFINISI
• Gingivektomi adalah eksisi dinding jaringan lunak
kantong (tujuannya adalah menghilangkan kantong).
• Gingivoplasti adalah pembentukan kembali gingiva
yang telah kehilangan bentuk fisiologisnya daripada
menghilangkan kantung.
Kedua prosedur ini dilakukan bersama-sama meskipun
mereka dapat dipertimbangkan secara terpisah untuk
tujuan pengajaran.
PRASYARAT
Prasyarat dasar untuk gingivektomi adalah sebagai
berikut:
1. Harus ada zona yang memadai dari gingiva yang
terpasang sehingga eksisi sebagian masih akan
meninggalkan zona yang memadai secara fungsional.
2. Tulang alveolar yang mendasarinya harus dalam
bentuk normal atau hampir normal. Jika ada keropos
tulang, itu harus bersifat horizontal.
3. Seharusnya tidak ada cacat infrabony atau kantong.
INDIKASI
Jika prasyarat yang disebutkan di atas dipenuhi,
gingivektomi dapat digunakan untuk melakukan hal
berikut:
1. Hilangkan kantong dan abses supra-alveolar.
2. Hapus pembesaran berserat atau edematous dari
gingiva.
3. Ubah margin yang digulung atau tumpul ke bentuk
fisiologis.
4. Buat bentuk yang lebih estetik dalam kasus di mana
paparan mahkota anatomi belum sepenuhnya terjadi.
5. Buat simetri bilateral (di mana margin gingiva dari
satu gigi seri telah sedikit berkurang lebih banyak
daripada gigi seri yang berdekatan).
6. Paparkan mahkota klinis tambahan untuk
mendapatkan retensi tambahan untuk prosedur restoratif
(akses ke area subgingiva, dll.).
7. Kawah gingiva yang benar.
KONTRAINDIKASI
Gingivektomi dan gingivoplasti tidak diindikasikan
dalam
situasi berikut:
1. Dengan adanya tepi alveolar yang tebal, kawah
interdental atau bentuk tulang crestal yang aneh.
2. Ketika ada kantong infraboni.
3. Jika kantong memanjang sampai / di bawah
persimpangan mucogingival.
4. Perawatan kebersihan mulut yang tidak memadai oleh
pasien
5. Pasien yang tidak kooperatif.
6. Pasien yang dikompromikan secara medis.
7. Hipersensitivitas dentin sebelum prosedur
pembedahan (memerlukan persiapan yang matang dari
pasien secara mental dan bukan merupakan
kontraindikasi).
8. Daerah yang secara estetis menantang, terutama di
wilayah anterior rahang atas.
JENIS-JENIS GINGIVEKTOM
1. Bedah gingivektomi.
2. Gingivektomi dengan bedah listrik.
3. Laser gingivektomi.
4. Gingivektomi dengan chemosurgery.
Empat jenis teknik bedah elektro tersedia:
Sebuah. Electrosection: Tiga prosedur dilakukan incisi,
memotong dan merencanakan.
b. Elektrokoagulasi: Digunakan untuk mencegah
perdarahan.
c. Electrofulguration: Menggunakan arus tegangan
tinggi. Memiliki
aplikasi terbatas dalam kedokteran gigi.
d. Elektrodeskasi: Menggunakan saat ini dehidrasi dan
paling sedikit digunakan, karena merupakan teknik yang
berbahaya. Di sini elektroda aktif dimasukkan ke dalam
jaringan dan jaringan di sekitar elektroda dikoagulasi
secara massal di situ. Prosedur ini hanya berguna dalam
operasi dermatologis dan kanker.
INDIKASI / TUJUAN BEDAH FLAP
1. Dapatkan akses untuk debridemen root.
2. Pengurangan atau penghapusan kedalaman saku,
sehingga pasien dapat menjaga permukaan akar bebas
dari plak.
3. Membentuk ulang jaringan lunak dan keras untuk
mencapai topografi yang harmonis (arsitektur
fisiologis).
4. Regenerasi tulang alveolar, ligamentum periodontal,
dan sementum.
KLASIFIKASI
Menurut Ketebalan Flap / Paparan Tulang
setelah Flap Reflection
Flap diklasifikasikan sebagai:
Sebuah. Flap penuh / mucoperiosteal: Semua jaringan
lunak termasuk periosteum meningkat (Gbr. 41.2).
b. Ketebalan sebagian / flap mukosa / flap ketebalan
split:
Refleksi hanya epitel dan lapisan jaringan ikat yang
mendasarinya, tulang ditutupi oleh lapisan jaringan ikat
termasuk periosteum