(PDF) Laporan PKL
(PDF) Laporan PKL
PENDAHULUAN
A . L at ar Belakang
Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang tergolong sayuran
bumbu masakan guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan. Hampir
sebagai obat tradisional yang banyak bermanfaat untuk kesehatan (Rahayu dan
Berlian, 2!". Sebagai bahan obat, bawang merah dapat menyembuhkan luka
luar maupun dalam, penyakit maag, masuk angin, menurunkan kadar gula dan
$usat %ata dan &nformasi $ertanian ( 2 ' ! " menyebutkan bahwa, konsumsi
bawang merah dalam rumah tangga selama periode tahun 22 2 ' ) relatif
Selama periode tahun 22 * 2 ' ) , konsumsi bawang merah terbesar terjadi pada
terjadi pada tahun 2 ' sebesar 2,)# kg-kapita-tahun. ahun 2 '# besarnya
kg-kapita-tahun atau naik , ! / dari tahun 2 ' ! . %ari data di atas dapat dilihat
bahwa budidaya bawang merah memiliki prospek pasar yang baik karena
rendah yaitu dari luas lahan ' 1 . ) ! ha produksinya hanya ' . ! .1 ! ton, rata
rata produksi per hektarnya yaitu 1,#+ ton (%epartemen $ertanian, 2'2". Salah
satu penyebab rendahnya produksi0itas bawang merah adalah ketersediaan benih
bermutu yang belum mencukupi secara tepat, baik waktu maupun jumlahnya
Hasil percobaan Soedomo ('112", umbi bawang merah yang telah disimpan
bobot hasil yang terbaik, dibandingkan dengan penyimpanan selama ' , 2, dan !
bulan. 7ama penyimpanan erat kaitanya dengan pecahnya masa dormansi dalam
waktu tertentu. Salah satu kegiatan yang ada di B 8 7& S8 adalah budidaya
menanam benih apa adanya dengan mutu rendah, akibatnya kualitas dan produksi
C . Manfaat P r a kt i k K e r ja Lapangan
Bandung.
sampai ke timur jauh dan 8 s i a Selatan. $ada tahun '1+#, ;epang memproduksi
bawang merah sebanyak ' juta ton dari ribu hektar, sehingga menjadi produsen
nomor dua di dunia. Bawang merah menjadi salah satu tanaman komersial di
berbagai negara di dunia antara lain ;epang, < S 8 , Rumania, &talia, dan 4eksiko
imur terlambat dalam mengenal bawang merah. 8 d a yang menduga, sekitar a bad
ke. dari belahan benua ini bawang merah mulai menyebar luas hingga daratan
9alimantan Barat dan 9alimantan imur. $ada tahun ' 1 1 ' , luas panen bawang
merah menempati urutan ketiga dari ' jenis sayuran komersial di &ndonesia,
?r do > 7iliales
Bawang merah tergolong genus 8llium, yang mempunyai lebih dari #
spesies. amun, yang selama ini dikenal dan banyak dibudidayakan adalah
&. M#rf#l#gi
berbentuk rumpun. inggi tanaman berkisar antara '#2# cm, berbatang semu,
bawang merah tidak tahan terhadap kekeringan (Samadi dan Bambang, 2#".
Secara morfologis, bagianbagian tanaman bawang merah terdiri dari akar, batang,
tanah. ;umlah perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 22 akar.
%iameter ber0ariasi antara 2# mm. 8 k a r cabang tumbuh dan terbentuk antara #
akar ( 8 8 9 , 2!". 4enurut $itojo (2" akar tanaman bawang merah terdiri
atas akar pokok (primary root) yang berfungsi sebagai tempat tumbuh akar
ad0entif (adventitious root) dan bulu akar yang berfungsi untuk menopang tubuh
tanaman serta menyerap air dan 5at5at hara dari dalam tanah.
bawah cakram merupakan tempat tumbuh akar. Bagian atas batang sejati
merupakan batang semu, berupa umbi lapis ( bulbus" yang berasal dari modifikasi
pangkal daun bawang merah. $angkal dan sebagian tangkai daun menebal, lunak,
2".
memanjang antara #+ cm, berlubang dan bagian ujungnya runcing, berwarna
hijau muda sampai tua, dan letak daun melekat pada tangkai yang ukurannya
relatif pendek (%ewi, 2'2". Setelah tua daun menguning, tidak lagi setegak daun
yang masih muda dan akhirnya mengering dimulai dari bagian bawah tanaman.
Setelah kering dijemur, daun tanaman bawang merah melekat relatif kuat dengan
angkai bunga berbentuk ramping, bulat, dan berukuran panjang le bih dari # cm.
$angkal tangkai bunga bagian bawah agak menggelembung dan tangkai bagian
atas berukuran lebih kecil. $ada bagian ujung tangkai terdapat bagian yang
berbentuk kepala dan berujung agak runcing, yaitu tanda bunga yang masih
tampak dan muncul kuncupkuncup bunga dengan ukuran tangkai kurang dari 2
cm ($itojo, 2". %ewi (2'2" menambahkan bahwa setiap ujung tangkai bunga
terdapat #2 kuntum bunga yang tersusun melingkar seolah berbentuk payung.
iap kuntum bunga terdiri atas satu putik dengan #) helai daun bunga berwarna
tiga ruang yang masingmasing memiliki dua bakal biji. Buah bawang merah
berbentuk bulat, di dalamnya terdapat biji yang berbentuk agak pipih dan
berukuran kecil. $ada waktu masih muda biji berwarna putih bening dan setelah
Bima Brebes, 4edan, 9ling dan 4 a j a =ipanas. Sedangkan 0arietas bawang merah
unggul lokal yang banyak diusahakan petani adalah 9uning, 9uning Aombong,
Varietas Bima Brebes. Carietas ini berasal dari daerah lokal Brebes. <mur
tanaman ) hari setelah tanam. inggi tanaman 2#!! cm, banyak umbi +'2 per
rumpun. $roduksi umbi 1,1 ton-ha. Susut bobot umbi 2 ' ,# / . =ukup tahan
terhadap penyakit busuk umbi ( Botrytis alli". $eka terhadap penyakit busuk ujung
daun (Phytophthora porri". Carietas ini baik dibudidayakaan di dataran rend ah
Varietas Medan. Carietas ini berasal dari lokal Samosir, umur panen adalah
berkisar antara ) ' 2 per rumpun. <m bi berbentuk bulat dengan ujung meruncing.
3 a r n a umbi merah, produksi umbi kering +,! ton per hektar. Susut umbi 2 ! , + / .
=ukup tahan terhadap penyakit busuk umbi ( Botritis alli". $eka terhadap penyakit
busuk daun (Phytophthora porri". Carietas ini baik untuk dataran rendah dan
Varietas eling. Carietas ini berasal dari lokal 4 a j a , dipanen pada umur +
banyaknya umbi +' per rumpun. 3 a r n a umbi merah muda. $roduksi umbi +,1
ton per hektar umbi kering. Susut bobot umbi ' ! , 1 / . =uk up tahan terhadap
penyakit busuk umbi ( Botritis alli". $eka terhadap penyakit busuk ujung daun
Varietas Maja !ipanas" Carietas ini berasal dari lokal =ipanas, masa
panennya mencapai umur ) hari setelah tanam. inggi tanaman berkisar antara
2!,!,+ cm, dengan jumlah umbi ) ' 2 per rumpun. Bentuk umbi bulat dengan
warna merah tua. $roduksi umbi kering '.1 ton-ha dan susut bobot umbi 2 ! , 1 / .
=ukup tahan terhadap busuk umbi ( Botrytis alli". $eka terhadap penyakit busuk
ujung daun (Phytophthora porri". Carietas ini baik untuk dataran rendah dan
persen. anaman bawang merah ini tahan terhadap penyakit @usarium, bercak
ungu (8lternaria porri" dan antraknose (=olletotrichum spp." dan cocok ditanam
di dataran rendah sampai dataran medium atau dataran tinggi ($utrasamedja dan
tumbuh dan berproduksi dengan baik di sembarang tem pat atau daerah. anaman
9egagalan akan terjadi apabila budidaya yang dilaku kan tidak memperhatikan
anaman bawang merah menyukai tanah yang subur, gem bur dan banyak
mengandung bahan organik. anah yang gembur dan subur akan mendorong
perkembangan umbi sehingga hasilnya lebih maksimal. ;enis tanah yang paling
baik untuk bawang merah adalah tanah lempung berpasir atau lempung berdebu.
;enis tanah ini mempunyai aerasi dan drainase yang baik karena mempunyai
perbandingan yang seimbang antara fraksi liat, pasir dan debu (Rahayu dan
Berlian, '111". %ewi (2'2" mengatakan bahwa tanama n bawang merah tumbuh
baik pada tanah yang subur, gembur dan banyak dan banyak mengandung bahan
organik dengan jenis tanah lempung berpasir atau lempung berdebu. %erajad
kemasaman tanah (pH" tanah antara #,#),#, tata air dan tata udara dalam tanah
&. I k l i !
%i &ndonesia bawang merah dapat ditanam di dataran rendah sampai
ketinggian ' m di atas permukaan laut. 9etinggian tempat yang optimal untuk
permukaan laut. anaman bawang merah masih dapat tumbuh dan berumbi di
dataran tinggi, tetapi umur tanamnya menjadi lebih panjang ,#' bulan (Sutarya
dan Arubben '11#". anaman bawang merah lebih cocok tumbuh di daerah
beriklim kering. anaman bawang merah peka terhadap curah hujan yang tinggi,
'111". 4enurut Samadi dan Bambang (2#", curah hujan yang sesuai untuk
udaranya ratarata 22D=, tetapi hasil umbinya tidak sebaik di daerah yang suhu
udara lebih panas. Bawang merah akan membentuk umbi lebih besar bilamana
ditanam di daerah dengan penyinaran lebih dari ' 2 jam. ? l e h karena itu, tanaman
bawang merah lebih menyukai tumbuh di dataran rendah dengan iklim yang cerah
(Rismunandar ' 1 ) " . 8ngin merupakan faktor iklim yang berpengaruh terhadap
bawang merah>
$. P e r% i ap a n M e) i a Tan a !
menciptakan lapisan tanah yang gembur, memperbaiki drainase dan aerasi tanah,
(2#", pengolahan tanah dilakukan dengan cara dibajak atau dicangkul pada
kedalaman ' # cm, kemudian dibuat bedengan selebar ' cm, tinggi 2
cm, jarak antar bedengan 2# cm sebagai jalan. $anjang bedengan disesuaikan
dengan kondisi lahan. 8pabila p H tanah kurang dari #,) diberi dolomit dengan
dosis ' , # ton-ha, disebarkan di atas bedengan dan diaduk rata dengan tanah lalu
setelah pengolahan tanah. $upuk dasar yang digunakan adalah pupuk organik
yang sudah matang seperti pupuk kandang sapi dengan dosis '2 ton-ha atau
pupuk kandang ayam dengan dosis #) ton-ha, atau pupuk kompos dengan dosis
&. U ! + i Beni
< m b i yang baik untuk benih berukuran sedang #' g. $enampilan umbi
benih harus segar dan sehat, bernas, padat, tidak keriput, dan warnanya cerah.
< m b i benih sudah siap ditanam apabila telah disimpan selama 2 * ! bulan sejak
panen, dan tunasnya sudah sampai ke ujung umbi. =ara penyimpanan umbi yang
Aambar ' . Struktur ?rganisasi B 8 7 & S 8 .
Sumber daya manusia yang ada di B 8 7 & S 8 terdiri atas Struktural yang
berjumlah ! ?rang, peneliti yang terdiri dari S ' L ! 2 orangM S2 L ' # orangM S L
' orang, teknisi L ! orang dan administrasi L # orang. B 8 7 & S 8 7embang
dipimpin oleh seorang 9epala dan terdiri dari Sub Bagian ata <saha, Seksi ;asa
$enelitian, Seksi $ela yanan eknik, dan 9elompok ;abatan @ungsional. Setiap sub
Sub bagian ata <saha adalah bagian yang melaksanakan urusan tata usaha
dan rumah tangga. ugas pokok sub bagian tata usaha yaitu memberikan
Seksi ;asa $enelitian adalah bagian yang mempunyai tugas melakukan bahan
B 8 7 & S 8 tidak dijual semuanya, tetapi disisakan sebagian untuk produksi tahun
berikutnya dan untuk dikembangkan atau diteliti. Benih yang dipasarkan oleh
Balitsa tidak memiliki kriteria tertentu, benih tersebut langsung bisa dipasarkan
apabila telah lolos standar dan sertifikasi dari B $ SB . Selain itu, seksi ;asa
laboratorium, dan juga < $ B S . 7aboratorium terdiri dari > :ntomologi dan
seluas !,# ha, Subang ( J ' m dpl" seluas '1,+ ha dan Berastagi ( J ' . ! m dpl"
seluas 2# ha.
didukung oleh kelompok peneliti pemuliaan dan plasma nutfah, hama dan
penyakit, ekofisiologi dan pasca panen. @asilitas penunjang utama yang tersedia
yaitu kebun percobaan seluas # hektar, laboratoriu m, rumah kasa atau kaca,
Hasil penelitian tersebut nantinya akan disosialisa sikan kepada petani sayur yang
$emuliaan dan $lasma utfah, 9egiatan $eneliti Hama dan $enyakit, 9egiatan
$roduk yang dipasarkan oleh Bimandiri adalah produk sayuran yang memiliki
grade 8.
7embang juga menggunakan benih tanaman sayuran dari Balitsa, kelompok tani
tersebut antara lain &kamaja, $asir 7angu, ;aya 4akmur, 7embang 8gri, dan lain
lain. 9elompok tani yang juga bermitra dengan Balitsa adalah kelompok tani
ani ;aya, 4 e k a r ani &, 4 e k a r ani &&, Aapura ani, 6anNs @ruit, ;hotani, Bakti
+2 orang.
Selain mitra dalam pemasaran benih, Balitsa bekerja sama pula dengan
berbagai pihak dala m hal penelitian. 4 i t r a kerja sama internasional Balitsa antara
merupakan sebuah lembaga bertaraf international, yang mana fungsi =&$ adalah
untuk menyediakan bahan genetika kentang. Selain =&$ adapula H?R& dan
niversity di 8ustralia.
Bawang merah merupakan salah satu jenis tanaman sayuran utama yang
ketinggian '2# mdpl tanaman bawang merah dapat dibudidayakan dengan baik
namun umur panennya lebih lama dibandingkan dengan bawang merah yang
ditanam di dataran rendah. Semua kegiatan budidaya bawang merah yang ada di
B 8 7 & S 8 diusahakan untuk mendapatkan umbi benih bawang merah, tidak untuk
umbi konsumsi. <m bi benih bawang merah yang dihasilkan nantinya akan dijual
9egiatan produksi umbi benih bawang merah di B 8 7 & S 8 juga bertujuan untuk
persilangan atau bahan penelitian. eknik produksi umbi benih bawang merah di
$. Per%iapan L a an
$ersiapan lahan untuk produksi umbi benih bawang merah yang ada di
tanaman lain terutama bersih dari gulma. $embersihan tersebut juga dapat
digunakan untuk memutus siklus hidup penyakit atau hama yang berasal dari
pengolahan tanah adalah membalik dan memecah lapisan top soil tanah
menjadi tanah yang remah dan gembur untuk memperbaiki aerase dan
drainase tanah, selain itu juga untuk mencabut akar gulma yang masih
tujuan dilakukanya pruning adalah agar penyerapan nutrisi tanaman digunakan
sampai merusak umbi. Hal ini dikarenakan kerusakan pada umbi seperti memar
dan luka akan menurunkan kualitas. < m bi bawang merah yang akan dijadikan
benih dipanen pada saat sudah masak fisiologis. <m bi bawang merah yang
sudah mengalami masak fi siologis biasanya bisa dilihat dari umur tanaman.
$anen bawang merah yang sudah cukup masak fi siologi biasanya dilakukan
pada umur )+ hari di dataran rendah dan +1 hari didataran tinggi, dua
minggu lebih lama dari umur panen untuk umbi konsumsi. < m bi bawang
merah yang telah masak fi siologis dapat dilihat dari tandatanda sebagai
berikut> leher umbi kosong atau hampa, + / daun berwarna kuning dan
rebah, sudah terjadi pembentukan pigmen merah dan timbulnya bau bawang
yang khas, sebagian umbi tersembul diatas permukaan tanah dan warna umbi
bawang merah dari dari kotoran yang melekat setelah proses pemanenan yang
sebanyak ' ' # rumpun dan dijemur beralaskan rikar bambu (gedheg" atau
adalah proses pelayuan yang dilakukan selama 2 hari pertama setelah panen
dengan bagian daun berada di bagian atas. ujuan penjemuran tahap pertama
selama + ' ! hari dengan bagian umbi menghadap ke atas, yang harus
sengatan radiasi sinar matahari langsung akan merusak umbi benih, umbi jadi
keriput dan tidak timbulnya warna mengkilat sehingga warna kulit menjadi
pudar. ujuan penjemuran kedua adalah mengurangi kadar air umbi bawang
merah sehingga kadar air umbi tersebut berada pada batas dimana
umbi sudah mencapai kondisi kering askip dengan kadar air umbi # / atau
dapat ditandai dengan kulit bawang merah yang terlihat mengkilap dan jika
bawang merah yang utuh, sehat dan tidak kriput dari umbi yang mengalami
dan selanjutnya setelah disortasi bawang dibersihkan dari kulit umbi yang telah
dan pengikatan tersebut bertujuan agar bawang terlihat rapih dan untuk
bawang merah yang telah diikat selanjutnya diberi kapur dolomit dengan cara
ditaburkan pada ikatan bawang secara merata. ujuan dari pengapuran tersebut
$riyantono, : . , : . 8nd i dan 8drianton. 2'. Cigor < m bi Bawang 4e rah ( Allium
ascallonicum 7." Carietas $alasa %an 7embah $alu $ada Berbagai 9ondisi
Simpan. 8urnal Agrotekbis" ' ( ' " > ' ) .
$usat %ata dan Sistem &nformasi $ertanian. 2 ' ! . Buletin 9onsumsi $angan.
$ekretariat 8enderal ementerian Pertanian. # ('"> '.
Rahayu, : . %an .C.8. Berlian. '111. Baang Merah. $enebar Swadaya, ;akarta.
1 ! Halaman.
Samadi, B., dan B . =ahyono. 2#. Baang Merah 0ntensifikasi saha &ani.
9anisius, 6ogyakarta. ! Halaman.
Sasmito, 2'" 8 p li k asi Sistem $akan < n tu k Simulasi %iagnosa Hama dan
$enyakit anaman Bawang 4 e r ah dan =abai 4enggunakan
@orward =haining dan $endekatan Berbasis 8turan. &esis. $rogram
$asca Sarjana <ni0ersitas %iponegoro, Semarang. + Halaman.
Sumarni, ., R . Rosliani dan Suwandi. 2'2. ;arak anam dan %osis pupuk $ 9
untuk $roduksi Bawang 4 e r a h dari Benih < m b i 4 i n i di %ataran inggi.
8urnal *ortikultura. 22 (2"> ' ! ' # # .
Suwandi, ., urtika, S. Sahat. '11+. Bercocok anam Sayuran %ataran Rendah.
Balai $enelitian Hortikultura 7embang dan $royek 88 1#, Bandung. > '
).