Anda di halaman 1dari 12

PENGENDALIAN PROYEK DENGAN METODE KESEIMBANGAN GARIS (Line

of Balance)
(Studi Kasus Pada Proyek Perumahan Maysa Tamansari Residence)

Gustina Arifin Prawira, Syahrizal

Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus
USU Medan
Email : utintintin@yahoo.com
Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan
No. 1 Kampus USU Medan
Email : syahrizal_ar@ymail.co.id

ABSTRAK

Beberapa proyek memiliki beberapa unit pekerjaan yang serupa ataupun persis sama di
lapangan. Proyek multi-unit ini digolongkan sebagai aktivitas-aktivitas yang berulang
yang dalam banyak kasus muncul dari perincian aktivitas-aktivitas umum kedalam
aktivitas-aktivitas khusus. Tujuan penyusunan tugas akhir ini adalah melakukan
pengintegrasian Metode Keseimbangan Garis (Line of Balance) ke dalam kasus yang
umum dan sederhana untuk menjamin penggunaan sumberdaya yang berkelanjutan
secara terus menerus tanpa adanya slag time dari waktu pekerjaan satu ke pekerjaan
lain. Dalam studi ini dilakukan perubahan penjadwalan proyek ke dalam diagram Line
of Balance (LoB), LoB diaplikasikan dengan cara menggeser garis produksi dengan
memberikan buffer time untuk tiap aktivitasnya untuk menghindari adanya konflik. Dari
hasil pengolahan data dengan menggunakan metode Line of Balance (LoB), didapatkan
hasil yang berbeda. Pada time schedule yang tersedia diperoleh durasi 20 minggu untuk
penyelesaian 1 couple (2 unit) rumah. Berikutnya jika tidak menggunakan metode Line
of Balance (LoB) untuk 3 couple (6 unit) rumah diperlukan waktu 60 minggu untuk
menyelesaikannya, sedangkan jika menggunakan metode Line of Balance (LoB)
diperlukan waktu 58 minggu. Dari diagram LoB juga dapat dilihat adanya sumberdaya
yang terus menerus bekerja dengan pengoptimalan yang sebaik mungkin. Hal ini
diperoleh dengan menggabungkan beberapa aktivitas, khususnya pada aktivitas untuk
lantai 1 dan lantai 2 pada tiap unit rumah yang paling berpengaruh terhadap total durasi
proyek.

Kata kunci : penjadwalan, Maysa Tamansari Residence, Line of Balance (LoB),


buffer time.

ABSTRACT
Some projects have multiple units of work similar or exactly the same on the field .
Multi - unit project is classified as repetitive activities that in many cases arise from a
general breakdown of activities into specific activities . The objective of this thesis is to
integrate Balance Method Line ( Line of Balance ) to the general case and simple to
ensure the sustainable use of resources continuously without any slag time of one time
job to job. In this study changes in project scheduling diagram Line of Balance ( LOB )
, lob applied by shifting the production line by providing a buffer time for each activity
to avoid conflict . From the data processing using the Line of Balance ( LOB ) ,
1
obtained different results . At the time schedule provided obtained a duration of 20
weeks for the completion of one couple ( 2 units ) homes . Next if you are not using the
Line of Balance ( LOB ) for 3 couple ( 6 units ) homes take 60 weeks to complete ,
whereas when using the Line of Balance ( LOB ) takes 58 weeks . From the diagram
LOB can also be seen a continuous resource to work with the best possible optimization
. It is obtained by combining some activities , particularly on the activity for the 1st
floor and 2nd floor in each unit with the most influence on the total duration of the
project .
1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Proyek konstruksi merupakan suatu kegiatan sementara yang bertujuan untuk


membangun sarana maupun prasarana yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
dengan alokasi sumber dana tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai tugas yang
sasarannya telah digariskan secara jelas.
Untuk mengatur jalannya suatu proyek konstruksi diperlukan manajemen proyek.
Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan
mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang
telah DItentukan. Manajemen proyek meliputi pengelolaan lingkup proyek, pengelolaan
waktu/jadwal, pengelolaan biaya dan pengelolaan kualitas atau mutu. Penjadwalan
proyek adalah salah satu bagian dari hasil perencanaan yang mampu memberikan
informasi tentang jadwal/waktu rencana dan kemajuan proyek dalam kinerja sumber
daya berupa peralatan, material, tenaga kerja dan biaya serta perencanaan lamanya
proyek.
Seiring dengan perkembangan teknologi konstruksi dan pertumbuhan penduduk
semakin meningkat, sering dijumpai proyek seperti perumahan, apartemen, dan villa.
Proyek-proyek konstruksi tersebut memiliki sifat berulang (Repetitive). Dengan adanya
pekerjaan yang berulang, diperlukan penjadwalan yang sistematis agar tidak terjadi
pemborosan sumber daya, baik berupa tenaga kerja, peralatan maupun bahan. Untuk
mengatasi masalah tersebut, penjadwalan dibuat dengan metode keseimbangan garis
(Line of Balance).

Gambar 1. Contoh diagram LoB pada proyek Perumahan


(Sumber : The Line of Balance Scheduling Technique, Ayah Gozlan)

Sebagai objek studi dalam penelitian ini adalah Proyek Pembangunan Perumahan
Maysa Tamansari Residence yang terletak di Jalan Setiabudi Pasar 2 Tanjungsari
Kecamatan Medan Selayang Kabupaten Medan. Terdapat 86 rumah yang terdiri dari
rumah type 95.
2
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengendalian proyek dengan
metode bagan linier seimbang (Line of Balance) dalam penjadwalan proyek untuk
mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Manajemen proyek kini merupakan keharusan, bukan lagi sekedar pilihan. Ini berarti
bahwa pekerjaan-pekerjaan tertentu akan lebih efisien dan efektif jika dikelola dalam
kerangka proyek dan bukan diperlakukan sebagai pekerjaan biasa.
Manajemen proyek dilaksanakan melalui aplikasi dan integrasi tahapan proses
manajemen proyek yaitu inisiasi (initialiting), perencanaan (planning),eksekusi
(executing), pengawasan (monitoring), dan pengendalian (controlling) serta akhirnya
penutupan (closing) keseluruhan proses proyek tersebut.
Perencanaan proyek adalah suatu proses kegiatan pengumpulan data, informasi dan
fakta, menganalisis dan mengolah data, informasi dan fakta tersebut dalam
beberapa bagian alternatif perhitungan, kemudian memilih atau menetapkan
berdasarkan alternatif tersebut.
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja
sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta rencana durasi
proyek dan progress waktu penyelesaian proyek.(Ir.Abrar Husen, MT 2008)
Ada beberapa metode penjadwalan proyek yang sering digunakan untuk mengelola
waktu, dana, dan sumberdaya proyek yaitu Bagan Balok (Bar Charts), Kurva S
( Hanumm Curve ), Critical Path Method (CPM), P r esed ence Di a gr am Met hod
(P DM), Program Evaluation and Review Technique (PERT) dan Me t ode Gari s
Kesei m ban gan ( L i ne of Bal ance ).

Bagan Balok (Bar Charts)


Bagan balok adalah perkembangan dari bagan-bagan Gantt yang dikembangkan oleh
Henry L. Gantt. Secara teknis, terdapat banyak sekali perbedaan diantara keduanya.
Suatu bagan balok secara grafis menguraikan suatu proyek yang terdiri dari kumpulan
tugas atau aktivitas yang telah dirumuskan dengan baik, dimana suatu penyelesaian
pekerjaan merupakan titik akhirnya. (Soeharto, 1999 : 236)

Gambar 2. Bar Chart atau Gantt Chart


(Sumber : Ervianto, 2005 : 166
Penggambaran pada bar chart terdiri dari kolom dan baris. Pada kolom terdapat urutan
kegiatan yang disusun secara berurutan. Pada baris menggambarkan periode waktu
3
yang dapat berupa jam, hari, mingguan, ataupun bulanan. Penggambaran bar (batang)
pada setiap baris kegiatan untuk menunjukkan waktu mulai dan waktu selesainya
kegiatan.

Kurva Kemajuan Pekerjaan (Progress Curves)


Kurva kemajuan, yang juga disebut sebagai kurva S, secara grafis menyajikan beberapa
ukuran kemajuan kumulatif pada suatu sumbu tegak terhadap waktu pada sumbu
mendatar. Kemajuan itu dapat diukur menurut jumlah nilai uang yang telah
dikeluarkan, survei kuantitas dari pekerjaan ditempat itu, jam orang yang telah dijalani
atau setiap ukuran lainnya yang memberikan suatu manfaat.
Kurva S merupakan gambaran diagram persen kumulatif biaya yang diplot pada suatu
sumbu koordinat dimana sumbu absis (X) menyatakan waktu sepanjang masa proyek
dan sumbu (Y) menyatakan nilai persen kumulatif biaya selama masa proyek tersebut.
Kurva S merupakan salah satu metode perencanaan pengendalian biaya yang sangat
lazim digunakan pada suatu proyek. Kurva S secara grafis adalah penggambaran
kemajuan kerja (bobot ) kumulatif pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu
horizontal. Tujuan pembuatan kuva S adalah untuk mengetahui pengeluaran biaya yang
dikeluarkan per satuan waktu dan progress pekerjaan yang didasarkan pada volume
yang dihasilkan di lapangan.

Gambar 3. Prestasi Kemajuan Pekerjaan


Sumber : Imam Soeharto “ Manajemen Proyek “, 1995

Critical Path Method (CPM


CPM (Critical Path Method) adalah suatu metode pada jaringan kerja yang terdapat
jalur kritis yang terdiri dari rangkaian komponen kegiatan – kegiatan kritis. Activity on
arrow atau sering disebut dengan CPM (Critical Path Method) terdiri atas anak panah
dan lingkaran/segiempat. Anak panah menggambarkan kegiatan/aktivitas, sedangkan
lingkaran/segiempat menggambarkan kejadian (event). Kejadian (event) di awal anak
panah disebut ”I”, sedangkan kejadian (event) di akhir anak panah disebut ”J”
(Ervianto, 2005 : 233).
Bentuk jaringan kerja CPM secara sederhana dapat dilihat pada diagram berikut,

Gambar 4. Diagram CPM


Presedence Diagram Method (PDM)

4
PDM adalah metode jaringan kerja dimana kegiatan ditulis dalam node yang umumnya
berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya berfungsi sebagai penunjuk
hubungan antara kegiatan-kegiatan yang bersangkutan. Oleh karena itu PDM sering
disebut juga AON (Activity On Node).
Pada PDM juga dikenal adanya konstrain. Satu konstrain hanya dapat menghubungkan
dua node, karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai = (S)
dan ujung akhir atau selesai = (F).
Bentuk node yang umum digunakan dalam diagram PDM adalah sebagai berikut :

Gambar 5. Node PDM


(Sumber : Ervianto, 2005 : 249)

Program Evaluation and Review Technique (PERT)

PERT merupakan suatu alat manajemen proyek yang digunakan untuk melakukan
penjadwalan, mengatur, dan mengkoordinasi bagian – bagian pekerjaan yang ada di
dalam suatu proyek (Febrianto, 2011). PERT adalah singkatan dari Program Evaluation
and Review (teknik menilai dan meninjau kembali program), teknik PERT adalah suatu
metode yang bertujuan untuk sebanyak mungkin mengurangi adanya penundaan,
maupun gangguan produksi, serta mengkoordinasikan berbagai bagian suatu pekerjaan
secara menyeluruh dan mempercepat selesainya proyek (Upadi, 2011).
Metodologi PERT yang digunakan adalah metode dalam analisis network. Analisis
network bertujuan untuk membantu dalam penjadwalan dan pengawasan kompleks
yang saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain. Hal ini dilakukan
agar perencanaan dan pengawasan semua kegiatan itu dapat dilakukan secara
sistematis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja.
Metode PERT digunakan untuk memperkirakan durasi suatu proyek dan
memungkinkan melakukan komputasi nilai probabilitas dari suatu kegiatan
atau proyek secara keseluruhan. Metode PERT juga menggunakan teknik digram
Activity On Arrow (AOA) seperti halnya metode CPM dan PDM.

Metode Keseimbangan Garis atau Line of Balance (LoB)

Line of Balance (LoB) diperkenalkan oleh perusahaan Goodyear pada awal tahun
1940 dan dikembangkan oleh Departemen Angkatan Laut AS untuk pemrograman
dan pengendalian proyek-proyek yang bersifat repetitif. Kemudian dikembangkan lebih
lanjut oleh Nation Building Agency di Inggris untuk proyek-proyek perumahan yang
bersifat repetitif, di mana alat penjadwalan yang berorientasi pada sumber daya ini
ternyata lebih sesuai dan realistik daripada alat penjadwalan yang berorientasi
dominasi kegiatan. Metode ini kemudian diadaptasi untuk perencanaan dan
pengendalian proyek (Lumsden, 1968), di mana produktifitas sumber daya
dipertimbangkan sebagai bagian yang penting.

5
LoB adalah metode yang menggunakan keseimbangan operasi, yaitu tiap-tiap kegiatan
adalah kinerja yang terus menerus. Keuntungan utama dari metodologi LoB
adalah menyediakan tingkat produktifitas dan informasi durasi dalam bentuk format
grafik yang lebih mudah. Selain itu, plot LoB juga dapat menunjukkan dengan sekilas
apa yang salah pada kemajuan kegiatan, dan dapat mendeteksi potensial gangguan yang
akan datang. Dengan demikian, LoB mempunyai pemahaman yang lebih baik
untuk proyek-proyek yang tersusun dari kegiatan berulang daripada teknik
penjadwalan yang lain, karena LoB memberikan kemungkinan untuk mengatur tingkat
produktifitas kegiatan, mempunyai kehalusan dan efisiensi dalam aliran sumber daya,
dan membutuhkan sedikit waktu dan upaya untuk memproduksinya daripada
penjadwalan network (Arditi dan Albulak, 1986).

LOB ini didasarkan pada asumsi yang mendasari bahwa tingkat produksi untuk
kegiatan adalah seragam. Dengan kata lain, tingkat produksi dari suatu kegiatan adalah
linier di mana waktu diplot pada satu sumbu, biasanya horisontal, dan unit atau tahapan
kegiatan pada sumbu vertikal. Tingkat produksi dari suatu kegiatan adalah kemiringan
garis produksi dan dinyatakan dalam unit per waktu.
Penjadwalan LOB dapat dilakukan lebih efisien bila konsep line of balance
dikombinasikan dengan teknologi jaringan. Biasanya, diagram jaringan untuk salah
satu dari banyak unit yang akan diproduksi disiapkan dan dimasukkan ke dalam jadwal
LOB.

Teknik Perhitungan LoB


Langkah – langkah dalam metode LoB adalah sebagai berikut (Thomas E. Uher, 1996):
1. Perencanaan urutan pelaksanaan masing-masing pekerjaan dalam bentuk diagram
lengkap dengan estimasi waktu (single network planning) untuk satu putaran kegiatan
repetitif
2. Menentukan lamanya waktu (duration l lead time) untuk pelaksanaan tiap komponen
kegiatan.
3. Menentukan waktu penyerahan (Delivery Program) ataupun asumsi berupa unit tiap
minggu bisa laku terjual, yang merupakan perkiraan awal pada perencanaan kemudian
di cocokkan pada diagram LoB.
4. Menentukan waktu penyangga (buffer time) yang merupakan perkiraan besarnya waktu
yang dibutuhkan untuk mengantisipasi adanya keterlambatan pada suatu kegiatan.
5. Menggambarkan diagram LoB.
6. Menyesuaikan grafik LoB dengan kondisi proyek di lapangan.
7. Menggunakan jadwal LoB sebagai alat kontrol.

Lead Times dan Delivery Program

Lead Times adalah waktu yang harus dilalui oleh suatu pekerjaan sampai seluruh
rangkaian pekerjaan selesai. Lead Times dapat menunjukkan jumlah pekerjaan yang
sudah selesai dalam kurun waktu tertentu, sehingga tingkat produksi bisa selalu
dikontrol apakah sesuai dengan perencanaan awal, Delivery Program merupakan suatu
target waktu penyelesaian proyek dengan kegiatan repetitif berupa laju penyelesaian
masing – masing kegiatan repetitif (Delivery Rate). Dengan bantuan Lead Times dan
grafik Delivery Rate dapat digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap suatu
6
pekerjaan, yaitu menghitung jumlah pekerja yang sudah selesai dalam kurun waktu
tertentu.

Buffer

Buffer adalah penyerapan yang memungkinkan untuk mengatasi gangguan antara tugas
– tugas atau lokasi yang berdekatan. Buffer merupakan komponen dari hubungan logika
antara dua tugas tapi yang dapat menyerap penundaan. Buffer tampak sangat mirip
dengan kelambanan (float), yang digunakan untuk melindungi jadwal dan dimaksudkan
untuk menyerap variasi kecil dalam produksi (Kenley dan Seppanen, 2009).
Uni
t

Wak
tu
Gambar 6. Buffer Time (Callahan, 1999)

Garis aktivitas pada metode Line of Balance tidak boleh saling berpotongan (no cross)
atau dengan kata lain rangkaian aktivitasnya tidak boleh saling mengganggu atau saling
mendahului. Artinya progress atau kemajuan pekerjaan dari aktivitas yang mengikuti
(successor) tidak boleh mendahului aktivitas yang mendahuluinya (predecessor). Bila
ini sampai terjadi, maka akan terjadi konflik kegiatan atau dapat mengganggu semua
jalannua proyek tersebut (Hinze, 2008 :302).
Progress
Konflik :
mustahil
Peristi
wa
Aktivit
as A

Aktivit
Aktivit as C
as B

Waktu

Gambar 7. Penjadwalan LoB Yang Menunjukkan Adanya Konflik Yang Harus


Dihindari (Sumber : Hinze, 2008 : 302)

3. METODE PENELITIAN

Lokasi Penelitian

Dalam melakukan penelitian, untuk memperoleh data, penulis menggunakan data yang
telah ada dan diperoleh langsung dari proyek yaitu berupa time schedule Proyek
Perumahan Maysa Tamansari Residence yang beralamat di Jl. Setia Budi Pasar 2
Tanjungsari Medan.
7
Jenis dan Sumber Data

Dalam pelaksanaan penyusunan tugas akhir ini dibutuhkan beberapa jenis data yang
terdiri dari data primer dan data sekunder.

1. Data Primer
Data primer adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian ini. Data primer yang
diperlukan untuk penelitian ini berupa data time schedule yang diperoleh dari konsultan,
kontraktor dan pengawas proyek tersebut.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang dibutuhkan dalam penyusunan tugas akhir
ini. Data sekunder ini merupakan data-data yang diperoleh dari literatur yang berupa
referensi dan jurnal.

Metode Analisis Data

Dalam Tugas Akhir ini penyusun akan mengendalikan penjadwalan proyek perumah
yang berada di perumahan Maysa Tamansari Residence yang di lapangan menggunakan
time schedule dengan Metode Line of Balance (LoB).

Langkah-langkah analisis dalam penelitian ini adalah :


1. Mengumpulkan data yang ada di lapangan
2. Membuat work breakdown structure berdasarkan data yang diperoleh.
3. Menganalisis konflik yang ada untuk 1 couple (2 unit) rumah
4. Memberikan buffer time untuk menghindari terjadinya konflik
5. Membuat barchart untuk 1 couple (2 unit) rumah sesuai durasi di time schedule
6. Untuk 3 couple (6 unit) rumah disusun barchart sebelumnya kemudian analisa konflik
yang terjadi
7. Setelah menganalisa konflik, buffer time diberikan untuk beberapa kegiatan yang
mengalami konflik
8. Membuat diagram LoB untuk 3 couple (6 unit) rumah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data semua aktivitas yang ada di time schedule proyek Maysa Tamansari Residence
terdapat 22 jenis pekerjaan untuk 1 couple rumah (2 unit). Sebelum membuat diagram
line of balance (LOB), pada awalnya harus membuat hubungan atau urutan kegiatan
dari setiap masing-masing komponen pekerjaan. Pada tabel 1.1 dijelaskan uraian
pekerjaan yang terlalu kompleks sehingga akan sulit untuk dibuat hubugan logika
ketergantungan antar komponen kegiatan. Pada tugas akhir ini, uraian kegiatan akan
dikelompokkan menjadi 22 komponen jenis kegiatan dan beberapa pekerjaan akan
digabungkan sehingga menghasilkan 19 komponen kegiatan dengan durasi yang sesuai
dengan time schedule.

Tabel uraian kegiatan dengan 22 komponen pekerjaan :

Durasi
NO. Uraian Kegiatan Kegiatan (Hari)
8
1 Pekerjaan Persiapan A1 1
2 Pekerjaan Tanah B1 3
3 Pekerjaan Pondasi C1 17
4 Pekerjaan Beton D1 27
5 Pekerjaan Dinding E1 24
6 Pekerjaan Penggantung F1 12
7 Pekerjaan Plafond G1 12
8 Pekerjaan Pengecatan H1 7
9 Pekerjaan Atap I1 4
10 Pekerjaan Lantai J1 20
11 Pekerjaan Sanitasi K1 9
12 Pekerjaan Instalasi Listrik L1 7
13 Pekerjaan Halaman M1 15
14 Pekerjaan Beton D2 11
15 Pekerjaan Dinding E2 28
16 Pekerjaan Penggantung F2 10
17 Pekerjaan Plafond G2 12
18 Pekerjaan Lantai J2 13
19 Pekerjaan Pengecatan H2 7
20 Pekerjaan Atap I2 13
21 Pekerjaan Sanitasi K2 7
22 Pekerjaan Instalasi Listrik L2 4

Tabel 1. Uraian dan Durasi Pekerjaan (Work Breakdown Structure)

Berikut tabel uraian kegiatan dengan 19 pekerjaan :


Durasi
NO. Uraian Kegiatan Kegiatan
(Hari)
1 Pekerjaan Persiapan A1 1
2 Pekerjaan Galian B1 2
3 Pekerjaan Pondasi C1 17
4 Pekerjaan Timbunan B1 1
5 Pekerjaan Beton1 D1 28
6 Pekerjaan Dinding 1 E1 30
7 Pekerjaan Penggantung 1 F1 12
8 Pekerjaan Sanitasi 1 K1 9
9 Pekerjaan Instalasi Listrik 1 L1 7
10 Pekerjaan Beton 2 D2 11
11 Pekerjaan Dinding 2 E2 28
12 Pekerjaan Penggantung 2 F2 10
13 Pekerjaan Sanitasi 2 K2 7
14 Pekerjaan Instalasi Listrik 2 L2 4
15 Pekerjaan Atap 1 & Atap 2 I1 & I2 13
16 Pekerjaan Plafond 1 & Plafond 2 G1 & G2 24
17 Pekerjaan Lantai 1 & Lantai 2 J1 & J2 23
18 Pekerjaan Pengecatan 1 & 2 H1 & H2 14
19 Pekerjaan Halaman & Finishing M1 15

9
Tabel 2. Uraian dan Durasi Pekerjaan setelah penggabungan beberapa kegiatan
berdasarkan hubungan logika ketergantungan

Konflik yang terjadi dikarenakan data time schedule yang diberikan oleh proyek
tersebut tidak efisien sehingga dalam penulisan tugas akhir ini penjadwalan proyek akan
dibuat seefisien mungkin. Dengan adanya konflik yang terjadi karena penggabungan
beberapa jenis kegiatan maka perlu diberikan penyangga (buffer) untuk beberapa
kegiatan. Berikut ini beberapa kegiatan yang diberikan buffer time yaitu :

Tabel 3. Pemberian buffer time kegiatan dari awal hingga tidak terjadi konflik

Adanya pemberian waktu penyangga (buffer time) dikarenakan adanya pekerjaan yang
mengalami konflik yang mustahil terjadi. Misalnya kegiatan pekerjaan dinding tidak
mungkin dilakukan apabila pekerjaan pendahulunya yaitu pekerjaan pembetonan belum
selesai dikerjakan.

Tabel 4. Diagram Line of Balance yang mengalami pergeseran akibat pemberian


buffer time

Kemudian dibuat diagram balok (barchart) mengikuti time schedule yang diberikan
oleh proyek yang menjadi studi kasus. Setelah membuat diagram balok (barchart) dari
19 komponen kegiatan, maka dapat dilakukan transfer dari diagram balok ke grafik LoB
dengan menarik garis linear dari tiap komponen kegiatan tersebut berdasarkan durasi
kegiatan yang ada pada time schedule. Jika tidak terdapat konflik yang terjadi, maka
barchart tersebut dapat digunakan untuk 1 couple (2 unit).
10
Tabel 5. Diagram Line of Balance untuk 1 couple (2 unit)

Setelah didapat barchart yang tidak terjadi konflik untuk 1 couple (2 unit) pada time
schedule yang tersedia, maka selanjutnya akan dibuat barchart untuk 3 couple rumah (6
unit). Sama halnya dengan pekerjaan untuk 1 couple (2 unit), untuk 3 couple (6 unit)
agar tidak terjadi konflik antar pekerjaan, beberapa pekerjaan juga harus diberikan
waktu penyangga (buffer time). Dengan adanya konflik maka beberapa kegiatan juga
harus diberikan waktu penyangga (buffer time).

Pemberian waktu penyangga untuk menghindari adanya konflik sehingga dengan


diagram LoB untuk 3 couple (6 unit) tanpa adanya pemutusan sumber daya dan waktu
pekerjaan yang lebih cepat menjadi 58 minggu dibandingkan dengan menggunakan
time schedule proyek yang akan menghabiskan waktu sebanyak 60 minggu.

5. KESIMPULAN

Waktu total yang diperlukan menyelesaikan proyek tersebut untuk 1 couple (2 unit)
adalah 20 minggu, sedangkan untuk 3 couple (6 unit) dengan metode keseimbangan
garis (Line of Balance) adalah 58 minggu. Dengan menggunakan Line of Balance dapat
terlihat sumber daya yang terus berkelanjutan (continue) tanpa adanya pemutusan
sehinggan sumber daya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan percepatan waktu
penyelesaian proyek akibat adanya pengoptimalan sumberdaya. LoB mampu
menyajikan tingkat produktifitas dan informasi durasi dalam bentuk format grafik yang
lebih mudah dimengerti sehingga dapat menunjukkan kesalahan yang terjadi pada
kemajuan kegiatan dan mengestimasi gangguan yang mungkin akan terjadi. Namun,
LoB memiliki kekurangan yaitu metode ini menyebabkan peningkatan biaya akibat
adanya peningkatan kegiatan tiap minggunya.
Daftar Pustaka
Arditi, D., Tokdemir, O.B. dan Suh K. (2002(1)), Challenges in Line-
of-Balance Scheduling, J. Constr. Eng. and Mgmt., ASCE, 128(6), 545-
556
Barrie, Donald, S., Paulson, Boys, C, JR., dan Sudinarto., 1995. “Manajemen
Konstruksi Profesional”. Jakarta, Erlangga.
Ervianto, Wulfram I. 2004. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta :
Penerbit Andi Offset.
Husen, Abrar, (2008), Manajemen Proyek, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Laksito, B., 2005. “Studi Komparatif Penjadwalan Proyek Konstruksi Repetitif
Menggunakan metode Penjadwalan Berulang (RSM) dan Metode Diagram
Preseden (PDM)”. Media Teknik Sipil, 85-92.
Setianto, A. (2004), Studi Perbandingan Metode Bar Chart dengan Line of
Balance (LoB) dalam Penjadwalan Kegiatan Pembangunan Perumahan,
Tesis, Universitas Islam Sultan Agung, Semarang.
11
Soeharto, Imam. 1995. Manajemen Proyek : dari Konseptual sampai
Operasional. Jakarta, Erlangga.
Uher, T.E. (1996), Programming and Scheduling Tecniques, Construction Project
Management and Economic Unit, School of Building, University of
NWS, Australia.

12

Anda mungkin juga menyukai