BAB VII
PERIKANAN TANGKAP
DI KALIMANTAN SELATAN
40,000.0
35,000.0
Jumlah Alat Tangkap (unit)
30,000.0
25,000.0
20,000.0
15,000.0
10,000.0
5,000.0
-
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Jenis dan jumlah alat tangkap yang dioperasikan salah satunya akan
mempengaruhi banyaknya hasil tangkapan. Alat tangkap traps dan gillnets
yang dioperasikan dalam jumlah relatif banyak menghasilkan jumlah
tangkapan lebih besar. Gambar 47 menjelaskan fluktuasi produksi ikan
untuk alat tangkap gillnets, traps dan hook and line rekatif sama. Alat
tangkap lainnya (others) cenderung turun terus hasil tangkapannya.
Sedangkan alat tangkap lift nets relatif stabil hasil tangkapannya.
18,000.0
16,000.0
8,000.0
6,000.0
4,000.0
2,000.0
-
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
- Lukah (pot traps). Lukah merupakan alat tangkap ikan yang terbuat
dari anyaman bambu, jarak antar celah 1 cm, berbentuk bulat
memanjang dengan diameter 10 – 15 cm, panjang 1,5 – 2 meter,
bagian pangkalnya ada celah untuk masuknya ikan, pada celah
dipasang injab agar ikan yang masuk tidak keluar, sedang di bagian
atas dipasang kayu untuk menutup celah bagian atas. Alat ini
dipasang tertidur dalam perairan dan bagian atasnya dipasang unjar
(patok). Alat ini menangkap ikan dengan cara menjebak. Ikan yang
tertangkap dengan lukah biasanya masih hidup, pengambilan hasil
tangkapan dilakukan dengan membuka kayu penutup bagian atas
dan lukah diangkat dan dibalik. Jenis ikan yang tertangkap adalah
gabus, toman, baung, lele, betok, serandang, tambakang
- Rengge. Alat ini terbuat dari bahan benang ataupun nilon yang
dinyam dengan mesin, lebarnya 1,5–2 meter, ukuran mata jaringnya
1,5 – 2,5 cm, panjangnya 10 – 12 meter, di bagian bawah alat ini
diberi pemberat, bagian atas diberi pengapung. Alat ini dioperasikan
dengan memasang memanjang di sekitar anak-anak sungai atau
melintang anak anak sungai, bagian bawahnya ditenggelamkan 1–1,5
meter. Alat ini menangkap ikan dengan menjebak, ikan yang
tertangkap insangnya masuk pada alat ini. Pengoperasian alat ini
biasanya pada siang hari sampai sore. Pengambilan hasil tangkapan
dengan mengangkat alat dan mengambil satu persatu. Alat ini di
dearah lain sering disebut dengan jaring insang (gill net)
- Kawat. Alat tangkap kawat terbuat dari tali nilon, jaron dan mata
pancing, alat ini mata pancingnya dipasang di ujung tali nilon, bagian
pangkal tali diikaatkan di jaron. Tali nilon panjangnya 0,75–1 meter,
panjang jaron 1 meter, ukuran mata pancing nomor 8. Alat
dioperasikan dengan memasang umpan di bagian mata pancing dan
dimasukkan ke dalam air sedalam 0,5–0,75 meter. Ikan tertangkap
dengan memangsa umpan dan terkait pada pancing. Hasil tangkapan
diambil dengan melepas ikan yang terkait di pancing. Alat ini di
tempat lain sering disebut tajur.
- Rempa (Seine). Alat ini dioperasikan saat air surut pada lokasi pantai
yang landai, bersih dari tonggak dan ranting kayu. Pada sungai
utama zona hilir sampai tengah. Bersifat aktif yaitu pada satu bagian
atau kedua ujung alat ditarik/dbentang menggunakan perahu motor
kearah tengah sungai kemudian melengkung kearah pinggir
(membentuk setengah lingkaran). Kemudian kedua ujung alat ditarik
- Tempirai (pot traps). Penampang atas alat ini bebentuk hati dengan
diameter 25 –30 cm panjang 40 – 50 cm, terbuat dari anyaman bilah
bambu jarak bilah 0,5 cm, arah adalam injap didilengkapi wadah
umpan dari belahan bambu. Alat ini dipasang posisi vertikal 10 –20
cm dari permukaan air, dengan bantuan tiang pancang. Umpan
terbuat dari campuran dedak halus dan tepung bungkil kelapa. Ikan
tertangkap saat masuk untuk mengambil pakan (umpan dan tidak
bisa keluar karena ada injap). Lokasi pemasangan dibawah hutan
pinggiran sungai utama dan anak sungai terutama daerah yang masih
dipengaruhi oleh pasang surut. Jenis ikan yang tertangkap umumnya
adalah seluang.
- Kalang (pot traps). Penampang atas alat ini berbentuk silinder dengan
diameter 130 cm, panjang 280 –300 cm, terbuat dari anyaman bilah
bambu dengan jarak bilah 10 cm, dilengkapi injab. Kalang dipasang
di pinggiran sungai utama dan anak sungai zona hilir sampai hulu,
menghadap ke hilir searah dengan arus air. Ikan masuk alat saat
bergerak mudik atau saat mengejar ikan kecil mudik untuk dimangsa.
Jenis ikan yang tertangkap adalah ikan pipih, baung, patin, jelawat,
tapah, toman, tabirin dengan ukuran > 2,5 kg/ ekor
- Pasuran (pot traps). Alat ini terbuat dari botol plastik bekas minuman
volume 2 liter, seluruh permukaan botol secara merata diberi lubang
diameter 0,5 cm, bagian atas botol dilekatkan pelampung dari busa
streofom dan bagian bawah ditambahkan pemberat potongan besi
sehingga posisi botol dalam air vertikal dan melayang. Untuk menjaga
agar alat tidak hanyut terbawa arus air atau tiupan angin diberi tali
- Jabak (pot traps). Alat ini terbuat dari anyaman bilah bambu dengan
jarak 2 – 3 cm. Penampang atas berbentuk silinder dengan diameter
30 cm panjang 40-50 cm. Bagian depan alat dipasang pintu dari
anyaman bilah bambu yang dapat bergerak secara vertikal (naik
membuka dan turun menutup) pintu dihubungkan dengan tali dan
pegas (busur) terbuat dari bilah bambu. Alat ini dipasang pada
pinggiran dasar sungai utama dan anak sungai. Umpan ikan rucah
segar yang dikaitkan atau diikat pada tuas umpan, bila umpan
disentuh oleh ikan, tuas akan bergerak dan secara otomatis pintu
tertutup dengan cepat karena dibantu pegas bilah bambu. Jenis ikan
yang tertangkap adalah baung.
- Tamba (pot traps). Penampang atas alat tamba bebentuk hati dengan
diameter 25 –30 cm panjang 40 – 50 cm, terbuat dari anyaman
bambu jarak bilah 5–10 cm, pintu masuk ikan dilengkapi injap. Alat ini
dipasang dengan posisi vertikal 20–50 cm dari permukaan air,
dengan bantuan tiang pancang di bawah rimbunan dedaunan
pinggiran sungai utama dan anak sungai dan rawa yang berair
- Pengilar (pot traps). Penampang atas alat ini bebentuk hati dengan
diameter 25–30 cm panjang 40–50 cm, terbuat dari anyaman bambu
jarak bilah 5–10 cm, pintu masuk ikan dilengkapi injap. Alat ini
dipasang posisi vertikal 20–50 cm dari permukaan air, dengan
bantuan tiang pancang di bawah rimbunan dedaunan pinggiran
sungai utama dan anak sungai dan rawa yang berair dangkal. Jenis
ikan yang tertangkap adalah tambakan, sepat siam, sepat rawa, dan
betok.
- Mahu lung (lift net). Alat ini berupa alat tangkap serok yang dilengkapi
tangkai panjang. Kegiatan penangkapan udang yang ikut bersama
ranting kayu atau tumbuhan air mengapung yang hanyut di sungai
utama atau anak sungai. Nelayan dengan perahu dan serok panjang
menunggu atau bergerak ke hulu, setiap kumpulan ranting kayu atau
tumbuhan air mengapung diperiksa. Kegiatan ini pada umumnya
dilakukan pada malam hari, dengan bantuan lampu atau senter
udang mudah kelihatan karena ada pantulan sinar dari mata udang.
Jenis udang yang tertangkap berukuran induk dan pada umumnya
sedang membawa telur.
- Jala (cast net). Jala terbuat dari anyaman benang nylon mono
filament atau polyfilamen dengan bermacam ukuran benang, mesh
size dan panjang. Ukuran benang berhubungan dengan ukuran mesh
size jala. Semakin besar ukuran mesh size, semakin besar ukuran
benangnya, bagian bawah jala dilengkapi dengan pemberat (rantai
atau timah jala) yang dilipat ke dalam sehingga membentuk kantong.
Bagian atasnya dilengkapi tali yang berhubungan dengan nelayan.
Cara kerja alat ini yaitu jala dilempar dengan cara khusus sehingga
membentuk lingkaran dan tengelam menutupi areal jala ikan terjebak
dan tidak bisa keluar. Jala dapat dioperaisikan dari atas perahu atau
pantai. Jenis ikan yang tertangkap berupa Semua jenis ikan atau
udang sungai dan rawa dengan berbagai ukuran sesuai mesh size
jala.
- Sasuduk (lift net). Sesuduk berupa serok ukuran besar terbuat dari
nylon monofilamen dengan mesh size 1–3 cm, bingkai dari bahan
bambu. Alat ini dioperasikan oleh dua orang nelayan, satu orang
mengendalikan alat (bagian depan perahu) dan satu orang
mengendalikan perahu. Perahu bergerak searah arus air untuk
menghadang ikan kecil mudik. Jenis ikan yang tertangkap berupa
benangin dan seluang.
- Rawai (Long line). Rawai terbuat dari rangkaian pancing dengan tali
ris sebagai tali utama. Jarak antara pancing 3–5 m, jarak mata
pancing dan tali ris 20-30 cm dan untuk menghidari tali pancing dan
tali ris bersatu disambung dengan potongan rotan, kemudian baru
disambung dengan tali dan pancing. Alat ini dipasang pada dasar
sungai utama dan anak sungai. Untuk rawai yang dipasang searah
dengan arus air, pada pangkal rangkaian rawai dipasang pemberat
utama, dimaksudkan untuk menjaga agar rawai tidak hanyut dan
tetap pada posisinya. Untuk memudahkan saat mengangkat rawai
atau memeriksa hasil tangkapan pemberat utama dihubungkan
dengan pelampung. Rawai yang dipasang melintang sungai
pemberat dipasang pada kiri–kanan tepian. Alat ini dioperasikan
sejanjang tahun, mengggunakan umpan buatan atau buah-buahan
sesuai dengan kebiasaan makan ikan yang akan ditangkap. Jenis
ikan yang tertangkap antara lain patin, baung, jelawat, sanggang, dan
lawang.
Gambar 48. Beje sebagai alat tangkap ikan di perairan rawa banjiran
Kalimantan Selatan (Foto Koleksi Rupawan – BRPPU Palembang)
25 8
7
20
Produksi ikan (Kg/Jenis Alat)
6
Tinggi muka air (m)
5
15
10
3
2
5
1
0 0
Juli Agt sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni
2004 Bulan 2005
Pada tahun 2006, jumlah perahu tanpa motor sebanyak 1.363 buah,
motor tempel sebanyak 2.027 buah, dan kapal motor ukuran 5 GT ke bawah
sebanyak 5.307 buah. Kemudian kapal motor berukuran di atas 5-10 GT
sebanyak 1.077 buah. Ditambah ukuran 10-20 GT sebanyak 243 buah,
selanjutnya ukuran 20-30 GT sebanyak 3 buah.
agak melebar sehingga cocok dengan perairan yang dangkal, kapal tipe
balapan ini dibuat digalangan kapal di desa Alalak di Barito Kuala.
ikan tertangkap, misalnya dari Kotabaru, Tanah Bumbu, Kintab dan bahkan
banyak yang berasal dari Masalembu di Jawa timur.
- Kemampuan operasional
6,000 5,617
4,941
5,000
4,446
Kunjungan Kapal (Unit)
4,000
PP Banjarmasin
3,000
PPI Muara Kintap
1,000
0
2004 2005 2006
Gambar 50. Frekuensi kunjungan kapal di PPP Banjarmasin dan PPI Kintap
2004-2006
Berdasarkan Laporan Akhir Penyusunan Rencana Pemanfaatan
Ruang Kegiatan Perikanan Pada Koridor Pantai Timur Kalimantan Selatan,
Proyek Penataan Ruang Pesisir, Laut dan Pulau-pulau Kecil (Anonimus,
2003), pengembangan pelabuhan perikanan di daerah ini perlu didukung
dengan industri perikanan seperti pabrik es, cold storage, pengelohan dan
packaging produk perikanan, dan docking kapal nelayan. Pelabuhan-
pelabuhan yang diarahkan untuk dikembangkan untuk mendukung kegiatan
perikanan yaitu berupa PPI (Pelabuhan Pendaratan Ikan), PPP (Pelabuhan
Perikanan Pantai), serta pelabuhan ekspor tercantum pada Tabel 30.
No Pelabuhan Keterangan
1. PPI Batu Licin Kab. Tanah Mampu melayani nelayan-nelayan di
Bumbu (perlu dikembangkan perairan Kotabaru, Tanah Laut, dan
menjadi PPP) Tanah Bumbu sampai penangkapan di
Laut Jawa. PPI ini perlu dilengkapi
dengan fasilitas dermaga, pabrik es,
cold storage dan packaging, dan
industri pengelolahan. Mengingat
besarnya potensi perikanan di daerah
ini, maka pelabuhan ini perlu
dikembangkan dengan orientasi ekspor
dan pasar nasional.
2. PPI Muara Pagatan Mampu melayani nelayan-nelayan di
perairan Kotabaru dan Tanah Laut,
sampai penangkapan di Laut Jawa.
PPI ini perlu dilengkapi dengan failitas
dermaga, pabrik es, cold storage, dan
packaging dan industri pengolahan.
a. Lampara Dasar
Lampara dasar (bottom seine net) merupakan salah satu alat tangkap
yang digunakan di Kabupaten Banjar untuk menangkap udang. Lampara
Dasar merupakan alat yang bersifat aktif, yaitu dalam cara menarik atau
menyeret lampara dasar tersebut. Teknik penangkapannya yaitu
mengusahakan agar udang masuk ke dalam mulut jaring.
- Deskripsi
- Deskripsi
(1) Jaring Utama. Jaring utama terbuat dari bahan poly ethylen (PE),
dengan menggunakan benang nomor 16, satu payah (piece) jaring
utama mempunyai ukuran panjang 100 m dan lebar 4 m, dengan
mata jaring (mesh size) 3,3 – 38 inchi.
(2) Tali Ris Atas. Tali ris atas mempunyai fungsi untuk
menggantungkan jaring utama, terbuat dari poly ethylen (PE)
dengan menggunakan benang nomor 6 dibuat rangkap dua dengan
arah sejajar dan untuk satu payah (piece) diperlukan tali ris atas
dengan panjang 60 m untuk satu rangkap, warna dari tali ris adalah
hijau dan kuning.
(5) Tali slambar. Tali slambar pada drift gillnet ada dua yaitu tali
slambar depan dan tali slambar belakang. Tali slambar depan
berfungsi untuk mengikatkan pelampung tanda pada tali ris atas.
Tali slambar depan terbuat dari bahan polyethylene (PE) berukuran
No. 6 dengan panjang 5 meter dan berwarna hijau. Sedangkan
pada tali slambar 6belakang berfungsi untuk mengikatkan kapal
pada tali ris atss. Tali slambar belakang terbuat dari bahan
polyethylene (PE) berukuran No. 15 dengan panjang 40 meter dan
berwarna putih.
c. Sangkur
- Deskripsi
- Pemberat, terbuat dari timah yang dipasang pada tali ris bawah yang
bersentuhan langsung dengan dasar. Jumlahnya pemberat ratusan buah
dengan ukuran panjang 2 cm, diameter 1,2 cm. Total beratnya pemberat
sekitar 4 kg.
GAE (mini purse seine) terbagi menjadi tiga bagian besar yaitu
badan, sayap, kantong. Alat ini juga dilengkapi dengan beberapa bagian
lain misalnya tali ris atas/bawah, pelampung, pemberat, cincin dan tali kolor.
Pengopersian GAE dilakukan mulai dari pagi hari sekitar pukul 04.00 Wita.
Untuk satu kali pengopersian berlangsung selama 24 jam.
- Deskripsi
- Kantong terbuat dari jaring dengan besar mata jaring sekitar 1 inci dan
besar benang biasanya 210 D/6 atau 210 D/9.
- Badan jaring dengan ukuran mata jaring lebih besar pada bagian
kantong 1,25 – 1,5 inchi dengan nomor benang 210 D/3.
- Sayap memiliki besar mata jaring paling besar yaitu 1 2/3 – 2 inchi
dengan benang 210 D/3.
- Tali ris atas terbuat dari polyethylene atau kuralon dengan diameter 4 – 5
mm.
- Tali ris bawah mempunyai fungsi dan ukuran yang sama dengan tali ris
atas dan pada bagian ini juga diikatkan cincin dan pemberat.
- Pelampung berfungsi memberi bentuk pada jaring agar jaring tetap tegak
dalam air bahan terbuat dari plastik dengan bermacam-macam daya
apung.
- Cincin merupakan tempat lewatnya tali kolor bahan terbuat dari plastik.
- Tali kolor berfungsi menutup jaring bagian bawah agar ikan terkurung
tidak melarikan diri ke lapisan yang lebih dalam terbuat dari tali yang kuat
seperti kuralon, polyethylene dengan diameter 18 – 24 mm.
- Deskripsi
- Jaring utama. Merupakan lembaran jaring yang tergantung pada tali ris
terbuat dari bahan nylon polyfilamen size no. 16. Satu piece (lembar)
mempunyai panjang 50-100 m dan lebar 14 m. Mesh size 4 inci atau 10
cm, berwarna biru keabu-abuan
- Tali slambar. Ada dua yaitu tali slambar depan dan tali slambar belakang.
Tali slambar depan berfungsi untuk mengikatkan pelampung tanda pada
tali ris atas terbuat dari bahan polyethylene (PE) No. 6 dengan panjang
5 m dan berwarna hijau. Tali slambar belakang berfungsi untuk
mengikatkan kapal pada tali ris atas, terbuat dari polyethylene (PE) No.
15 dengan panjang 40 m dan berwarna putih.
f. Trammel Net
- Jaring utama, adalah jaring yang tergantung pada tali ris, terdiri dari 3
lapis jaring yaitu 1 lapis jaring bagian dalam (inner net) dan 2 lapis jaring
bagian luar (outer net). Ukuran mata jaring bagian dalam lebih kecil
dibandingkan dengan bagian luar yakni size 1,5 inci/3,8 cm (inner net)
dan size 10 inci/25,5 cm (outer net). Panjang inner net 31,16 m dan lebar
8,36 m. Panjang outer net 36,72 dan lebar 1,785 m. Inner net terbuat
dari benang nilon multifilament dengan jenis polyamid (PA). Panjang 1
lembar (piece) jaring pada saat terpasang mencapai 15 depa (25 m)
dengan tinggi 1,5 m.
- Tali Selambar/Tali penarik ada dua, yaitu tali selambar depan dan
belakang. Bagian depan berfungsi mengikat pelampung tanda pada tali
ris atas, terbuat dari bahan kuralon dengan panjang 5 m, sedangkan tali
selambar belakang berfungsi mengikat kapal pada tali ris atas terbuat
dari kuralon dengan panjang 10 m.
g. Rawai
Rawai termasuk dalam golongan pancing (hook and line), terdiri dari
banyak tali cabang (branch line) yang membawa mata pancing. Rawai yang
umumnya digunakan oleh nelayan di Kalimantan Selatan adalah rawai
hanyut. Rawai hanyut ini terdiri dari tali utama/tali ris dengan diameter < 0,5
cm; tali cabang/tali pancing; mata pancing bernomor 5 – 9; tali pelampung;
pelampung; dan bendera sebagai penanda.
a. Kabupaten Banjar
• Perairan laut dengan luas ± 48.665,2 Km2 dan panjang pantai ± 200 Km.
• Budidaya air payau memiliki potensi ± 15.505 Ha
• Perairan umum dengan luas 25.600 Ha
• Budidaya air tawar memiliki potensi seluas 230 Ha.
Tabel 34. Jenis Kapal yang terdapat di Kabupaten Tanah LautTahun 2005
Tabel 36. Jumlah alat tangkap berdasarkan jenis alat tangkap di Tanah Laut
(2005)
Tabel 37. Spesifikasi beberapa jenis alat tangkap di Kabupaten Tanah Laut
Tabel 38. Jenis Kapal yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun
2005
No. Jenis Kapal Unit
1. Jukung 85
2 Motor Tempel 81
3 Perahu tanpa motor kecil -
4 Perahu tanpa motor sedang -
5 Perahu tanpa motor besar -
6 Kapal motor 0 - 5 GT 1094
7 Kapal Motor 5 -10 GT 109
8 Kapalk Motor 10 -20 GT -
Jumlah 1369
Sumber: Dinas Kelautan Dan Perikanan Tanah Bumbu, 2006
d. Kabupaten Kotabaru
2,500
2,000
JUMLAH ALAT
1,500
1995
2005
1,000
500
JIT
JIH
JIL
TN
BT
RT
JRM
TDA
RH
PC
PYG
ACO
SRO
LDS
PP
PS
BP
BB
JENIS ALAT
Gambar 51. Perbandingan jumlah alat tangkap pada tahun 1995 dan 2005
di Kabupaten Kotabaru
Jenis alat tangkap aktif pada tahun 2005 terdiri dari lampara dasar
(LDS), jaring insang hanyut (JIH), jaring tiga lapis (TN). Alat tangkap aktif
jenis ini menujukkan jumlah yang meningkat. Demikian pula dengan jenis
alat yang tergolong alat tangkap kategori pasif seperti bagan tancap (BT),
pancing (PC), dan tonda (TDA), juga mengalami kenaikan. Sementara pada
tahun 1995, Jenis alat tangkap aktif: jenis payang (PYG), pukat cincin (PS),
jaring insang tetap (JIT) menujukkan penurunan sedangkan alat tangkap
pasif sero dan jerma juga menunjukkan penurunan.
2.5
20
2.0
15
BUDIDAYA
TANGKAP
1.5
10
1.0
5
0.5
- -
1996 1998 2000 2002 2004
Tabel 41. Jenis Kapal yang terdapat di Kabupaten Kotabaru Tahun 2005
2005
N0 Jenis Kapal
Unit RTP
1 Jukung 336 268
2 Motor Tempel -
3 Perahu tanpa motor kecil 405 369
4 Perahu tanpa motor sedang -
5 Perahu tanpa motor besar -
6 Kapal motor 0 - 5 GT 2.698 2.236
7 Kapal Motor 5 -10 GT 325 269
8 Kapalk Motor 10 -20 GT 69 15
Jumlah 3.833 3.157
Sumber: Dinas Kelautan Dan Perikanan Kotabaru
Untuk kapal berukuran kecil < 5 GT, tidak dilengkapi dengan palka,
sehingga ikan hasil tangkapan ditaruh di atas geladak kapal. Untuk kapal
berukuran > 5 GT dilengkapi dengan palka. Ukuran palka berbeda
tergantung ukuran kapalnya. Untuk kapal berukuran 5 – 10 GT palka
berukuran panjang (p) = 7,66 dan lebar (l) 2, 99 m; sementara kapal
berukuran 10 – 20 GT ukuran palkanya memiliki panjang (p) = 8, 20 dan
lebar (l) = 2,92 m.
Tabel 45. Jenis kapal penangkap ikan yang terdapat di Barito Kuala 2005
lampara, rempa dan rawai. Hasil tangkapan sangkur dan lampara umumnya
ikan demersal dan udang. Sementara alat tangkap rempa dan rawai
umumnya ikan-ikan pelagis.
No. Jenis alat tangkap Panjang (m) Lebar Jumlah Mesh size
(m) (unit)
1. Rengge 60 1,5 3 2,5 inchi
2. Sungkur 12 4 2 0,5-1,0 inchi
3. Lampara dasar 60 - 3 -
4. Rawai 31,25 62,5 1 2,45
Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kalsel, 2