Anda di halaman 1dari 3

Jonathan Livingston Seagull

Richard Bach

Jonathan Livingston Seagull adalah ikon tahun 1970-an. Bahkan dibuat filmnya. Buku ini
adalah fabel tentang seekor camar Jonathan, yang berketetapan bahwa ia lebih dari sekedar
seekor camar yang menginginkan sesuatu yang lain dari hidup ini. Buku ini sekarang menjadi
simbol dari spiritualitas alternatif atau New age yang muncul sekarang ini, walaupun
demikian, seperti yang telah dikatakan oleh banyak orang, pengalaman Jonathan dalam
kisah ini merupakan alegori dari kehidupan Yesus.

Terbang memasuki daerah tak dikenal

Jonathan berbeda dengan burung burung lain dalam kawanannya: “Bagi sebagian besar
camar, yang utama bukanlah terbang, melainkan makan. Tetapi bagi camar yang satu ini,
yang utama bukanlah makan, melainkan terbang.” Ayahnya berkata kepadanya bahwa
“alasan kamu terbang adalah untuk makan” dan bahwa kamu tidak terbang demi terbang
itu sendiri.

Tetap saja Jonathan menghabiskan hari harinya untuk mencoba menukik dengan kecepatan
tinggi dan terbang sangat rendah diatas air. Ia ingin mempertinggi batas kemampuannya,
untuk mengetahui apa yang mungkin. Sering kali usahanya berakhir dengan kegagalan yang
menyedihkan.

Suatu kali ia terbang menuju air lebih cepat dari yang pernah ia lakukan tapi tidak bisa
berhenti tepat waktunya. Ia menabrak air seperti menabrak dinding dengan kecepatan 145
km/jam. Ia berkata pada dirinya sendiri ” Aku seekor camar. Aku dibatasi oleh kondisiku…
Jika aku ditakdirkan untuk terbang dengan cepat, aku pasti sudah memiliki sayap pendek
elang, dan makan tikus, bukan ikan.”
Ia menerima nasib dirinya sebagai bagian dari kawanannya, melakukan hal hal dengan cara
mereka selama ini. Kemudian datanglah ide : Andaikan ia bisa terbang dengan sayap ditarik
rapat ke tubuhnya, ia akanmemiliki sayap sebagus elang, tidak banyak mengubah arah
ketika terbang dengan kecepatan tinggi, Ia mencoba menukik dan mampu meningkatkan
kecepatan hingga 225 km per jam, laksana “bola meriam abu abu di bawah cahaya Bulan”.
Hari berikutnya bahkan ia terbang melampaui kecepatan sebelumnya, lebih dari 322km per
jam, penerbangan tercepat yang pernah dilakukan oleh seekor camar.

Dalam kegembiraannya Jonathan terbang ke bawah dari ketinggian dan tepat melewati
kawanannya sendiri, untungnya tidak melukai siapapun. Ia menyadari bahwa ia telah
membawa spesiesnya naik ke tingkatan baru. Begitu ia mengajarkan kepada mereka apa
yang ia ketahui, pikirnya mereka tidak lagi harus menjalani hidup yang melelahkan, pergi
dari satu kapal penangkap ikan yang satu ke kapal yang lain,mengambil kepala kepala ikan
hanya untuk bertahan hidup. Ia akan menunjukkan kepada mereka sebuah tingkatan
kehidupan yang lebih tinggi.

Si Genius diusir

Tetapi, esok harinya, Jonathan dipanggil menghadap majelis camar. Karena”Sikap tidak
bertanggung jawab yang gegabah”, ia dipermalukan dan diusir dari kawanannya. Ia
diberitahu bahwa ia tidak memahami tujuan hidup camar: makan agar bisa hidup selama
mungkin.

Diluar tebing curam, Jonathan melewati hari harinya sendirian, meratap bukan untuk dirinya
sendiri melainkan untuk peluang yang telah ditolak oleh kawanan itu. Sepanjang waktu ia
menemukan cara baru untuk melakukan berbagai hal. Dari pengalaman terbangnya ia
menemukan bahwa tukikan terkontrol ke dalam air dengan kecepatan tinggi membuatnya
bisa mendapatkan ikan yang rasanya lebih enak yang berenang agak jauh dari permukaan
air. Secara ironis, kecintaan Jonathan terhadap terbang telah memberinya makanan yang
berlimpah.

Jonathan kemudian bertemu dengan sekawanan camar yang lebih maju, camar yang
terbang demi terbang itu sendiri. Mereka membawanya masuk ke dimensi yang lain,
semacam surga bagi para camar. Dan ia diberitahu bahwa ia adalah camar satu dari sejuta
karena ia telah menguasai pelajaran kehidupan, yaitu bukan sekedar menjalani melainkan
mencari kesempurnaan lewat sejumlah cara. Sebagian besar camar harus melewati 1000
kehidupan sebelum mereka menyadari hal ini. Ia diberitahu,” Kita memilih dunia kita yang
berikutnya dengan apa yang kita pelajari di dunia yang sekarang ini. Tidak mempelajari apa
apa, maka dunia yang berikutnya pun akan sama seperti yang sekarang, dengan
keterbatasan dan beban yang sama yang harus diatasi.” Kita harus mencari kesempurnaan
kita sendiri, inilah tujuan kehidupan.

Camar Tuhan

Jonathan bertemu dengan seekor camar yang lebih tua yang telah meraih kesempurnaan
sedemikian rupa sehingga ia bisa bepergian tanpa harus bergerak. Ia cukup memikirkan
suatu tempat dan ia pun langsung ada di sana. Jonathan merasa kagum.

Jonathan sendiri tiba di suatu titik dimana ia mengetahui bahwa ia bukan sekedar “tulang
dan bulu” melainkan ” gagasan sempurna tentang kebebasan dan terbang, tidak dibatasi
oleh apa pun”. Burung yang luar biasa bukanlah burung yang melakukan berbagai hal
dengnn cara yang berbeda, tetapi burung yang memandang dirinya sendiri dengan cara
yang berbeda. Cara untuk terbang dengan lebih baik selalu ada disana, hanya menunggu
untuk ditemukan. Jika Anda tidak pernah bertolak dari bagaimana Anda memandang diri
Anda sendiri, Anda tidak akan pernah melihat bahwa Anda memiliki peluang lain. Belajar
cara terbang dengan sangat baik, Jonathan menyadari, merupakan langkah untuk
mengekpresikan hakikat sesungguhnya seekor camar— sebagai cerminan dari Tuhan.

Ketika Bach berbicara tentang “Camar yang luar biasa”, alegorinya dengan Yesus terlihat
jelas, Jonathan menjadi guru dan berkata kepada seekor camar yang bercita-cita tinggi
bahwa ia tidak boleh mengeluh jika kawanannya mengucilkan dirinya. Ia seharusnya
memaafkan mereka, dan suatu hari mereka akan menghargai jalan yang ia ambil dan belajar
darinya. Jika kamu berbeda, kamu akan dikategorikan sebagai seseorang yang baik atau
yang jahat, kata Jonathan kepada murid muridnya , tetapi apapun kategorinya, kamu tahu
bahwa memilih cinta dan pengampunan adalah pelajaran tertinggi yang harus dipelajari.

Buku ini menunjukkan kepada kita bahwa sebagian besar orang sama seperti camar dalam
kawanan Jonathan. Andaikata mereka bisa lepas dari pola pikir mereka yang sempit, mereka
akan menyadari kelimpahan yang sedang menunggu mereka. Jika Anda sedang memikirkan
perubahan besar dalam hidup Anda, buku ini mungkin bisa memberikan rasa percaya diri
yang Anda butuhkan.

Anda mungkin juga menyukai