Anda di halaman 1dari 20

Assalamualaikum,

Hadirin,

Jauh sebelum masa Nabiyyi SAW dilahirkan, ummat jahiliyah sudah


memiliki tradisi, budaya,
bahkan aktifitas dalam sepekan,
bahkan mereka jalani dengan profesi yang berbeda-beda.

Ada diantara mereka yang beraktifitas, berprofesi sebagai pedagang


..... (Tujjaaar)
Ada diantara mereka, bahkan dikenal sebagai pujanggan artis
pujannga (syu’ ‘aarot ... )
Ada diantar mereka, Masya Allah, aktifitas sibuk mencari mantra-
mantra dikenal sebagai dukun (Kaahin),
bahkan ada juga diantara mereka yang membuat rumus-rumus
untuk mencelakai orang
yang disebut juga Syaaahir, atau tukang sihir.

Semua berkatifitas, bekerja dalam sepekan,


dimulai dihari pertama di sebut dengan Al Ahad,
hari kedua mereka namakan isniin,
diserap kedalam bahasa indonesia menjadi senin,
hari ketiga mereka namakan tsulasah,
dari kata salaasah,
diserap dalam bahasa indonesia menjadi selasa.
Hari keempat mereka katakan al’arobi’ah dari kata arba’ah,
diserap kedalam bahasa indonesia disebut menjadi Rabu.
Hari yang kelima mereka sebut Yaumal Khamiis,
dari kata khomasah, diserap dalam bahasa indonesia menjadi kamis.

Dalam lima hari ini mereka beraktifitas,

yang pedagang sibuk dengan bisnisnya,


bahkan ada yang keluar merantau ke wilayah hijaaz untuk
menjajakan dagangannya,
Yang penyair pergi kelembah-lembah, mencari inspirasi, mencari
lirik-lirik pujangga mereka,
Kemudian ada diantara mereka yang (Kaahin) Dukun,mulai mencari
rumusan-rumusan mantera ajaibnya,
sampai tukang sihir mencari kalimat kalimat untuk santet dan
sihirnya.

Hadirin ... apa tujuannya ???

Ternyata Masya Allah dalam sepekan itu, mereka menantikan hari


yang ke Enam, yang mereka sebut dengan YAUMAL AROBAH.
Setelah yaumal khamis hari kamis, maka mereka namakan hari
keenam dengan Yaumul Arobah.
Hari berbagga diri sebagai orang arab yang sukses.
Maka mereka akan berkumpul di hari yang keenam ini,
dipusat-pusat hiburan yang dikenal dengan nama al Aswaaaqq,......
ada su’dumatul jennal, syuu’uku uqof.
Dan puncaknya semua itu akan ditampilkan disekitaran ka’bah untuk
ditandingkan satu dengan lainnya.
Maka hasil usaha dari lima hari kebelakang dalam sepekan ini, itu
yang akan di pamerkan, di tampilkan, berbangga diri siapa yang
paling hebat berusaha dalam sepekan kebelakang ini.

Orientasinya mutlak dunia semata.

Maka orang yang banyak pekerjaan, yang banyak berhasil


pengumpulkan harta dalam sepekan, maka akan di bandingkan satu
sama yang lainnya, yang paling unggul, maka diangkat sebagai
hartawan terpadang dimasa itu.

Demikian juga para pujangga, siapa yang paling hebat menyusur


syairnya, membentuk liriknya, maka hasil-hasil syairnya akan
dituliskan dengan tinta emas, kemudian ditempelkan di dinding
ka’bah, diberi Nama dengan (Muallaaqot) yang kelak akan diganti
menjadi kain kiswah ka’bah.

Maka ada orang-orang dikenal dengan nama (imril ilqiiis), ada zuher
bin abi sulma, ada khutoyy ah), diantara pujangga-pujangga pada
masa dulu, yang bahkan syi’irnya dituliskan tinta emas ditempelkan
di dinding ka’bah.

Hadirin, demikian juga para dukun (kaaahin), atau quh haan). Para
syaahiir, yang paling hebat mantranya, paling ajaib sihirnya, maka
mereka diangkat menjadi tokoh panutan dimasanya.

Demikian hadirin, maka yang paling hebat, ditunjuk dengan nilai


materinya, ditunjuk dengan nilai keindahan sastranya, , bahkan
keajaiban mantra-mantranya.

Dengan itu, maka yang kaya semakin kaya, sekatnya semakin jauh
dengan yang faaakir. Yang budak tetap menjadi budak, yang kaya
tetap menjadi hartawan, yang penguasa menjadi tetap terpadang,
tidak ada sekat diantara mereka, kecuali sekat-sekat materi
keduniaan.
Hadirin, ini terus berlangsung, sampai masa nabi Muhammad SAW
dilahirkan. Bahkan Sampai beliau di angkat menjadi rasul,
bahkan kenyataan ini pun hadir, sampaik kedakwah beliau SAW,

Hingga tibalah sesaat sebelum hijrah ke madinah,


Allah SWT menurunkan suatu wahyu, yang dengan wahyu ini kelak
akan menjadikan orang-orang beriman, sebagai miniatur perubahan,
yang akan merubah cara hidup, cara pandang pola kehidupan
dimasa-masa jahiliyah itu.

Turunlah Qur’an surah ke 62, Al Jum’ah ayat ke 9 itu.


Hadirin perhatikan kalimat wahyu yang turun itu,

perhatikan ayatnya,

Ya Ayyuhal ladzina aamanu,

hai orang2 yang telah menyatakan dirinya beriman kepada Allah,


yang telah tunduk kepada ketentuan ALLAH,
mulai saat ini akan ada perubahan cara hidup,
perubahan pola dalam kehidupan,
yang harus membedakan orang beriman dengan orang jahiliyyah.
Orang yang telah punya iman dengan yang belum punya iman,
Orang yang mengaku muslim dengan orang yang belum muslim,
Perhatikan Kalimatnya,

Idza nuu dhiya lissholaati, min yaumil jumu ah,


hal pertama yang dilakukan oleh Allah SWT dengan diturunkan ayat
ini, adalah merubah aturan nama,
dari Yaumul Arobah, untuk orang beriman Yaumul jum’ah.
Untuk orang yang belum beriman (Yaumul Arobah).
Hari hanya untuk pamer, hari hanya untuk pesta, mencari kegiatan
dunia dalam sepekan, tujuannya untuk berbangga bangga saja,
Untuk orang beriman. Tidaaaaak.

Idza nuu dhiya lissholaati, min yaumil jumu ah, fash ‘au ila dzikrillah

Pertama kata Al quran, harinya di ganti menjadi hari Jumah, dan


orientasi kehidupannya berubah, dari arobah menjadi dzikrullah.
Dzikrullah.

Hadirin, apa yang di maksud dengan jumah,


Dalam bahasa arab, al jum’ah berasal dari kata al jam’uh asalnya.
Yaitu sesuatu yang berkumpul, untuk saling menguatkan dan saling
memperhatikan, jadi bukan sekedar berkumpul, tapi dengan
perkumpulan itu terjalin kekuatan dan saling memperhatikan satu
dengan yang lainnya.

Kalau Cuma sekedar kumpul dalam bahasa arabnya disebut (W hdah)


kumpul, menyatu.
Kalau Cuma sekedar kumpul-kumpul, datang, jangankan anda yang
beriman, yang tidak berimanpun bisa kumpul. Jangankan anda yang
muslim, yang bukan muslimpun anda bisa berkumpul.
Tapi orang islam tidak, turunnya ayat ini, hei ... yaumul jum ah,
Idza nuu dhiya lissholaati,
Hari yang tadinya kumpul kumpul, rame-rame,foya foya, pamer
pamer, yang tidak memperhatikan satu dengan yang lainnya, begitu
turun ayat ini,
Yaumul jum ah, diundang oleh Allah SWT, di pindahkan tempat
kumpulnya, bukan dari tempat-tempat kebanggaan tuk pamer lagi,
bukan tempat tuk hibur lagi, tapi langsung di Undang ke Rumah Allah
SWT, untuk apa, untuk Jum’ah.
Untuk berkumpul tidak sekedar berkumpul, tapi menguatkan satu
sama yang lainnya.
Saling mengenali satu sama yang lainnya,
Saling memperhatikan satu sama yang lainnya.

Sehingga dengan turunnya ayat itu,


silahkan anda cek,
tidak pernah terjadi di masa nabi SAW,
dimasa sahabat ridhollahi ‘alaihim,
dimasa thabi’in rohimahumullahu jamii ‘an.
Tidak pernah terjadi khususnya di masa nabi,
hari jumat berkumpul setiap orang
Kecuali
kenal siapa yang hadir di sampingnya.
Tau siapa yang ada dibelakangnya.
Dan Masya Allah,
Tidak pernah ada datang orang ke Masjid untuk jumat,
darimanapun dia berada,
kecuali selesai urusannya.

Bukan hanya penduduk madinah,


seorang Syuliq dari Ghottofan, terkenal dengan As Syuuliq al
ghottofani,
datang ke masjid Nabi SAW,
posisi sedang menunaikan sholat jumat,
datang beliau,
tiba-tiba langsung duduk, diketahui oleh orang sekitar,
orang-orang madinah, sekitar masjid nabi, pahaaam, begitu datang ke
masjid tunaikan sholat 2 rokaat kemudian duduk, lantas nabi
mengatakan,

Jika ada diantara kalian masuk masjid, tidak menunjuk kepada


orangnya, jika ada diantara kalian masuk ke masjid, ingin duduk beri
i’tiqaf, jangan langsung duduk, kecuali menunaikan sholat 2 rakaat.

Tujuan nabi mengingatkan itu bukan sekedar mengingatkan nabi


tentang tahiyatul masjid, karena warga madinah sudah mengetahui
tentang hukum itu, tetapi beliau ingin menekankan kepada jamaah
yang hadir,

Hadiriiin, ini ada saudara kita yang datang, bukan dari sekitaran kita,
kenali siapa dia, apa kebutuhan dia, apa yang dia inginkan, apa yang
rasa dia kurang,

Maka Masya Allah,


ketika Syuliq at ghottofani datang ke masjid nabi, tidak kembali ke
ghottofan kecuali semua urasannya selesai.
Dia bisa makan dengan tenangnya, dia bisa minum dengan
nyamannya, dibantu segala kebutuhannya,
Bahkan Masya Allah, perilaku sahabat nabi ini, yang saling membantu
dengan yang lainnya,
Yang di praktekkan ketika muhajirin pindah ke anshor, ke kota
madinah al munawworoh, sampai turun ayat alquran surah ke 59 ayat
9 – 10 itu.

Masya Allah ...


wa yu’ tsirunah ‘ala anfusihim wa lau kana bihim khoshoshoh.
Bahkan mereka rela memberikan apa yang mereka butuhkan,
Untuk sahabat-sahabat yang lebih membutuhkannya,

Tidak pernah terjadi pada masa nabi SAW, orang datang ke masjid,
khususnya menunaikan jumat, kecuali semua urusannya tuntas.
Yang tidak punya pakaian, mendapat pakaian dari sahabatnya,
yang tidak punya makanan dapat makanan dari sahabatnya,
yang sakit ditunjukkan bagaimana mendapat obatnya
selesai semua urusan.

Hadirin, Kalau semangat jumat ini, spiritnya kita bawa dalam


kehidupan kita sekarang, seperti yang di inginkan dalam Alquran,
di praktekkan oleh Nabi, Masya Allah,

Maka dengan spirit jumat ini, dikumpulkan dalam sepekan, bukan


hanya sekedar, anda datang, duduk, kadang-kadang ngantuk, tertidur,
sholat, lantas pulang, bukan itu yang diinginkan,
Bahkan ironisnya, sampai saat ini, umumnya bahkan orang datang
jumat, tidak kenal siapa yang hadir disampingnya, tidak tau siapa yang
ada di kanannya, siapa yang dikirnya, siapa yang di belakangnya,

Bagaimana anda bisa menghafal ,


“Al mukminu lil mukmini kal bunyan yasyuddu ba’dhuhu ba’dha”,
mukmin satu dengan mukmin yang lainnya seperti satu bangunan
yang saling menguatkan,

Bahkan anda hafalkan hadistnya,


bagaikan tubuh, kalau satu yang sakit satu yang lainnya bisa
merasakan,
bagaimana anda bisa merasakan, kalau antara satu dengan yang
lainnya anda tidak saling mengenal,
maka terjadilah apa yang di khawatirkan khatib sampai saat ini,

muslim,
mukmin,
kumpul tiap pekan,
bahkan ada yang kumpul tiap hari dalam shalat jamaah,
tapi tetangga sakit tidak tahu, tetangga ada yang meninggal tidak
perduli, tetangga kesulitan tidak dibantu, ada yang kena musibah
sibuk merekam,
dimana hadist nabi SAW.

Dimana spirit jumat yang tiap pekan kita lakukan,


Dan anda menghafal ayatnya,
tau hadistnya
dan akan ditanya oleh Allah SWT tentang apa yang dilakukan oleh kita
dalam sepekan itu.

Hadirin, bertaqwalah kepada Allah SWT.


Ketika syariat diturunkan tidak sekedar formalitas kita kerjakan, ada
nilai yang harus kita bangun dalam kehidupan,
yang paling miris saat ini,
ibadah ditemukan di masjid, tiap pekan kita bertemu,
tapi jauh dari apa yang diinginkan dari spirit jumat itu.
Lisan saling mencela
tangan saling menoda,
kaki saling menendang satu sama lainnya,
bukan itu yang diinginkan.

Apa faedahnya kita, berjumpa, berkumpul, bermunajat kepada Allah,


dalam setiap pekan.
Lantas tidak membawa spirit jumat dalam kehidupan.
Tidaklah, kita dikumpulkan dalam jumat ini, kecuali Allah ingin
menghimpun kita di rumahnya yang mulia, dalam keadaan yang
sangat baik demi mengokohkan shof diantara kita, sehingga tetap kuat
bisa memberikan satu perhatian satu sama lainnya.

Hadirin,
Surah al Jumah diapit surah ash shof,
karena siapapun yang berangkat ke jumat ini, bisa menyatu satu sama
yang lainnya. Memperhatikan kebutuhnnya,
itu yang diinginkan
dan diharapkan tidak menjadi di ayat yang ke enam puluh tiga,

al munafikuun,

yg saat disampaikan khotbah duduk, iya, termanggu, mengakui


tapi pulang dari jumat tidak mempraktekkan itu semua.

Bukankah orang munafik, mengakui, tapi lisan mengatakan iya tapi


dihati tidak, lisan mengatakan iya di perilakunya tidak, karena itu
bertaqwalah kepada allah, barangkali kita dihadirkan pada jumat ini,
untuk memperbaiki hakekat jumat pekan pekan yang telah berlalu.
Dan semoga Allah swt memberikan kekuatan kepada kita untuk
mempraktekkan bagian yang pertama ini.

Hadirin ....
secara singkat sebelum kita menutup khotbah ini, apa yang diinginkah
oleh Allah dalam Jumat ini, apakah sekedar kumpul memberikan
perhatian, ternyata tidak. Ada bagian kedua yang disebutkan
kalimatnya .....
fash ‘au ila dzikrillah...
siapapun yang dipanggil dalam sholat jumat kata allah, maka
bergegaslah segera ber dzikir kepada Allah.
Ingat dzikirnya kepada allah swt,
Hadirin, tidak disebutkan kalimat dzikir dalam alquran,
kecuali seluruhnya bermakna aktifitas kita yang mengingatkan kepada
Allah SWT.

Amaaal Sholeh, iBadaah,

yang menjadi bekal kita untuk pulang kita ke akherat nanti,


karena itu di alquran, sholat kita disebut dzikir,

quran surat ke 20 at Taha ayat ke 14.


Wa aqimissholata li dzikri,
tunaikan sholat sebagai dzikir kepadaku.

Anda baca alquran disebut dzikir, karena quran disebut dzikir,

quran surah ke lima belas ayat sembilan


Inna nahnu nazzalna dzikro wa inna lahu lahaa fidhuuun.
Kami yang telah turunkan quran sebagai dzikir, jadi anda kalau sedang
baca alquran, anda sedang ber dzikir kepada Allah.

menghafal alquran itu bagian dzikir,


disebutkan 4 kali dalam surah ke 54 ayat ke 17, ayat ke 22, ayat ke 32,
ayat ke 40.
kami sudah mudahkan quran, untuk di hafalkan, kalimat menghafal di
alquran memakai lidzikri, yang dengan menghafal alquran anda lebih
ingat kepada Allah STW.

Kalimat-kalimat thoyyibah yang anda bacakan setelah sholat,


subhanallah, wal hamdulillah, wa la ilah ha illah, wallahu akbar, itu
dzikir, surah ke 4 ayat 103

Jika anda tuntas menunaikan sholat maka segeralah berdzikir kepada


Allah SWT.

Bahkan kalo dzikir anda benar, tiap aktifitas anda akan menjadi dzikir
kepada Allah SWT.
Makannya dzikir, minumnya dzikir, kerjaannya dzikir, quran surah ke
3 ayat 191.

Ketika makan ingat Allah, minum ingat allah, kerja ingat Allah dan
semuanya teringat dengan Allah SWT.

Hadiriiin,
sebelum kita berbica yang jauh-jauh, kita ambil dzikir yang ritual saja,
dalam sepekan ini kata Allah ,
fash ‘au ila dzikrillah.
Diantara makna dzikir adalah sholat.
Dari sepekan kita ke belakang, berapa kualias dan kuantitas sholat
yang telah kita tingkatkan dihadapan Allah SWT.
Sebagai bekal kita pulang untuk di akhirat kita nanti,

Jangan-jangan mohon maaf,


Mohon maaf sebesar-besarnya ...

kita yang mengejar dunia yang sementara saja, berangkat gelap,


pulang gelap, segala di kumpulkan, rumah semakin luas, kendaraan
semakin banyak, padahal kita sadar, suatu saat kita akan meninggal,
dan semua itu tidak akan dibawa, yang dibawa hanya bekal ibadah
saja,
maka demi Allah kami katakan,
kalau untuk urusan sementara dunia yang sementara saja, yang begitu
seriusnya anda merencanakan dan mengerjakan,
maka bagaimana bekal akhirat anda yang akan dibawa pulang.
Karena itu, saat anda jumat dikumpulkan, diingatkan kalau kamu
diwafatkan sekarang, bekal apa yang sudah anda siapkan untuk anda
bawa ??.
Jangan-jangan kemaren belum sempat sholat berjamaah, kemarin
Cuma tiga waktu, maka mulai jumat ini, harus 5 waktu.
Jangan-jangan kemaren hanya fardhuhnya saja, sunnahnya belum
dikerjakan, diberi kesempatan hari ini, tambahkan dengan sunnahnya.
Jangan-jangan kemaren belum baca alquran, diberikan kesempatan
jumatan ini , fash ‘au ila dzikrillah hai cepat cari bekal,

Karena itu bertaqwalah kepada Allah SWT. Atau jangan2 yang


jumatnya hanya sekali sepekan saja, anda masih abaikan juga. Datang
paling belakangan, Masya Allah, anda juga tidak fokus mendengarkan
nasehatnya, anda masih membikin forum sendiri, anda kerjakan hal
kepentingan anda saja, dan jumat hanya formalitas saja, dan anda
berharap masuk surga.
Dimana keinginan di depan Allah SWT.
Karena itu bertaqwalah kepada Allah SWT, mudah-mudahan jumat ini,
kita diberikan petunjuk oleh Allah SWT, dilembutkan hati kita, untuk
memperbaiki keadaan diri kita dan Allah mewafatkan diri kita, setelah
cukup bekal kembali kepadanya, dan diberikan perhatian oleh Allah
sehingga kita bisa menguatkan ukhwah islamiyah diantara kita
semuanya.

Alhamdulillah, assolatuwassalamu ‘ala rosulillah, wa’ala alahi


wasohbihi wamawwalah, amma ba’ad. Fa ya ibadallah, usi nafsi wa
iyya kum bittaqum, fala tamu tunnah illa wa antum muslimun.

Hadirin, sebelum kita berdoa kepada Allah SWT, khatib simpulkan


materi khutbah saat ini,
bahwa ibadah jumat tidak sekedar ibadah formalitas yang
mengundang kita datang sekali dalam sepekan,
untuk duduk mendengarkan khotbah
sholat, lantas pulang.
Ibadah jumat punya hakekat yang luar biasa.

Pertama,
Jumat mengundang kita untuk merapatkan sof.
Menguatkan ukhwah,
Menjalin kebaikan dan memperhatikan satu dengan yang lainnya.
Sehingga nampak ciri perbedaan orang beriman dengan orang belum
beriman.

Kedua,
Jumat juga mengundang kita
Untuk selalu menyandarkan diri....
Bersiap memperbanyak bekal akhirat.
Tidak hanya sekedar sibuk mengejar keduniawiaan saja.
Kalau Cuma mengumpulkan urusan dunia ..... Jangankan anda ....
Orang jahiliah lebih pandai untuk meng akali itu ...
Orang jahiliah lebih hebat untuk merencanakan itu semua ....

Karena itulah
Mesti beda antara orang-orang islam
Orang-orang beriman dan orang-orang memang cinta urusan dunia.
Suatu saat kita berpulang kepada Allah SWT,
Dan ada bekal yang akan ditanyakan nanti oleh Allah SWT.

Perhatikanlah .....
Ada seorang anak di mesir yang bernama muaadz,
dia masih kecil, masih dini dan masih belia
umurnya sekitar empat atau lima tahunan ....
Matanya buta
Ingin menghafal quran
Bapak nya menfasilitasi,
Jalan 20 km
Menggunakan sepeda motor yang sangat luar biasa klasiknya
Di jalan
keduanya berdiskusi tentang ayat-ayat quran
Singkatnya, anak ini kemudian hafal quran
Diantar oleh ayahnya.
Sementara ayahnya yang mengantar belum hafal quran

Saat viral kisahnya


Datang reporter untuk meng abadikan kisahnya
Ketika di tanya
Ya syeekh muaadz, sebagai penghormatan .....
Duhai ananda muaadz sebagai penghormatan ...

“Jika engkau di perkenankan mohon kepada Allah saat ini


Dan itu akan di kabulkan,
(Apa yang anda akan minta kepada Allah) 2x
Reporter ini mengira
Beliau akan meminta
Supaya oleh Allah SWT disembuhkan butanya ....

Tapi Perhatikan kalimatnya 2x

Waallahi, Demi Allah


Jika diperkenankan saya bermohon kepada Allah saat ini,
Saya akan meminta kepada Allah
Satu
Agar saya tetap dibutakan sampai dengan kiamat menjelang,
Karena dengan buta ini saya bisa menghafal quran
Saya takut jika melihat kembali
Tiba-tiba mata saya bisa melihat dalam kemaksiatan,
Lantas quran yang telah saya hafalkan menjadi hilang dalam benak
saya

Yang kedua,
Saya bermohon kepada Allah,
Dalam keadaan kiamat nanti,
Saat saya datang kepada Allah sendirian
Yang tidak akan pernah diantarkan oleh ayah yang mengantarkan
selama ini dalam hafalan quran saya
Tangan saya gemetar, Kaki saya Gemetar ......
Saya akan berkata kepada Allah

Ya rob,
Ya Rob
Ya rob

Jika memang bekal hamba masih kurang sampai saat ini


Mohon kurangi siksa hamba ya Allah 2x
Dengan quran yang telah hamba hafal sampai saat ini

Seorang anak kecil


Usia empat tahun
Usia lima tahun
Yang belum baligh
Yang belum tentu di hisab oleh Allah
Menghafal quran sebagai bekal menghadap Robnya

Dia Mengatakan YA Allaaaah


Kalau bekal hamba masih kurang sampai saat ini
Mohon kurangi siksaan hamba Ya Allah
Dengan quran yang telah hamba hafalkan sampai saat ini.
Bila anak yang buta saja
Menghafal quran
tuk menghadap kepada Allah dengan bekalnya
dan masih merasa kurang

bagaimana antum,
yang diberikan usia puluhan tahuuun
kemanakan waktu antum
dan
kapan kita akan kembali menghadap Allah SWT
dan dengan cara apa lagi.
Karena itu
Marilah kita labuhkan hati kita
Kepada ketentuan Allah SWT dan Rosulnya
Dan kita berdoa mulai saat ini
Agar Allah SWT melembutkan hati kita
Kemudian meringankan langkah kita
Untuk berubah dalam pandangan Allah SWT,
Setidanya mengamalkan spirit jumat saat ini.

Alhamdulillahirobbil alamin ... arrohmanirrohim .. maliki yaumiddin


..................................................
Allahumma robbana,
La tana’na fi maqobina
Ha dza wa fi qulli maqoma demben illa wa fartah

Duhai Allah, kami bermohon kepadamu


Jika ada satupun diantara kami
Di rumahmu yang Mulia ini ya Allah,
Yang datang ke jumat ini
Membawa lumuran dosa
Maka mohon ya Allah
Jangan biarkan meninggalkan tempat ini ya Allah
Kecuali engkau telah ampuni dosa-dosanya.

Allahumma warhamna illa farrojtah


Jika ada yang hadir di jumat ini Ya Allah
Membawa kegelisahan dalam jiwanya
Maka mohon ya Allah
Jangan biarkan meninggalkan jumat ini
Kecuali engkatu tenangnya jiwanya dan hatinya ya Allah.

Allahumma wa la asror illa yesortah


Jika diantara kami yang datang di jumat ini
Membawa kesulitan dalam hidupnya
Sulit dalam rumah tangganya
Pekerjaannya
Aktifitas sosialnya
Maka mohon ya Allah
Jangan biarkan meninggalkan jumat ini
Kecuali telah engkau ringankan ya Allah segala kesulitan-kesulitan
hidupnya.

Allahumm wa la ridhon illa syafii’


Dan jika diantara kami yang datang di jumat ini
Kerabat kami, sobat kami, family kami
Yang tengah engkau uji dengan penyakiiitttt Seberat apapuun ya Allah,
Maka mohon angkatkan semuaaa penyakitnya
Dan sembuhkan penyakitnya Ya robbal alamin

Allahumma aslih ahwalana 3x


Ma yuqarribu ilaika
Ya arhamarrohimin

Allahummarzuqnal fursol lit taubah, ya robbal alamin


Allahummarzuqnal fursol lit taubah, Ya arhamarrohimin
Qobla anta roffana ya robbal alamin

Ya Allah, kami mohon kepadamu


Jika ada ditempat ini
Hambamu yang masih jauh darimu
Yg belum bisa menunaikan sholat dengan baik
Yang masih enggak untuk membaca quran
Yang masih enggan mendekat kepadamu

Mohon sentuh jiwanya Ya Allah


Lembutkan hatinya
Dan beri kesempatan dia tuk bertaubat kepadamu Ya Allah
Sebelum engkau wafatkan ya robbal alamin.

Allahumma, Ya Allah
Warzuqnal furzatal, ha yatat toibah lil mamati
Khusnul Khotimaaah
Wa Naqulu
La ila ha Illaaah
Wataqunula
Ya Ayyuhennafsul mutmainnah
Irji’i ila robbika rodiatal mardiah,

Ya Allah, anugerahkan kepada kami semua


Setelah jumat ini
Kehidupan yang lebih baik dalam ridhomu
Wafatkan kami dalam khusnul khotimah
Dan mampu mengatakan “ La Ila Ha Illah “
Dan engkau katakan kepada kami
“Ya ayyuhennafasul mut mainnah, irji’i ila rodiatal mardiah

Ayo cepat pulang dengan keridhoan yang telah engkau berikan kepada
kami,

Ud ‘uli fi ibadii, masuuuk ke golongan hambakuuu


Wad huli jennatiiii, cepat dapatkan surga yang telah aku siapkan

Kami mohon khusus di jumat ini


Bagi saudara-saudara kami ya Allah,
Yang di palestin, di suriah, di iraq, di afganistan, rohignya
Mohon tolong mereka ya Allah,
Anugerahkan kesabaran kepada mereka,
Anugerahkan kekuatan kepada mereka
Anugerahkan iman kepada mereka
Dan mohon sediakan surga terbaik tuk perjuangan mereka ya
Arhamarrohimin.

Robbana atina fiddun ya hasanah ....

Anda mungkin juga menyukai