Anda di halaman 1dari 3

Yohanes 20 : 24 – 29

Malam ini kita belajar dari pengalaman tokoh Tomas yang disebut juga Didimus (ayat
24). Tokoh ini sangat terkenal karena sikap tidak percayanya. Namun menurut Anda,
apakah sikap ragu-ragu itu selalu salah? Dan apakah segala sesuatu senantiasa harus
dibuktikan baru kita dapat percaya?

Apabila segala sesuatu senantiasa harus dibuktikan, maka kita sulit hidup! Dalam banyak
hal kita memerlukan dasar untuk berpijak. Ketika kanak-kanak, guru mengajarkan kepada
kita bahwa Aceh ada di sebelah Barat Indonesia! Kita tidak harus membuktikannya lebih
dahulu dengan terbang ke Aceh, baru setelah itu kita percaya! Ketika guru mengajarkan
hal itu, kita percaya saja. Kita juga diajarkan bahwa bumi itu bulan (walau tidak betul-
betul bulat), dan kita percaya saja! Saya harus percaya bahwa isteri saya adalah manusia
dan bukan robot yang terbungkus kulit manusia, kalau saya mau memiliki relasi seperti
apa adanya sekarang dalam pernikahan. Jadi tidak semua hal dalam hidup ini harus
dibuktikan! 

Dan apakah sikap ragu-ragu selalu salah? Kenyataannya, dengan adanya keragu-raguan,
Anda lalu terdorong untuk mencari tahu! Karena Anda mencari tahu, maka ilmu
pengetahuan pun dapat berkembang! Sikap ragu-ragu seringkali dapat diperlukan
[bahkan dalam beberapa kasus dapat menyelamatkan kita dari bahaya]. Namun sebatas
manakah sikap ragu-ragu itu boleh ada dalam diri kita! Sikap ragu-ragu melewati batas
ketika keragu-raguan itu tidak lagi membuat kita percaya kepada Tuhan.

Dalam konteks Tomas, mengapa dia begitu menunjukkan sikap tidak percaya? Apa yang
dapat kita pelajari dari keadaan jiwanya? Saya merenungkan bahwa Yohanes pasal 11
dapat menolong kita untuk lebih mengenal pribadi Tomas. 

Dalam Yohanes 11 dikisahkan bahwa orang yang Yesus kasihi, yaitu Lazarus, sakit
keras. Setelah sekian waktu, Yesus kemudian memutuskan untuk ke Yudea dan
mengunjungi Lazarus. Murid-murid Yesus memperingati Dia bahwa baru-baru ini orang-
orang Yahudi mencoba melempari Dia dengan batu! (ayat 8). Tetapi Yesus berkeras
untuk tetap mengunjungi Lazarus. Dan mendengar jawaban itu, Tomas memberi respon
sebagaimana dicatat di ayat 16, “Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama
dengan Dia.” Menurut beberapa orang, respon ini merupakan wujud iman percaya dan
keberaniannya, tetapi menurut saya, kalimatnya ini lebih bernada sinis! 

Jadi, Tomas adalah pribadi yang sinis. Orang yang sinis adalah orang yang memandang
segala sesuatu dalam kacamata yang negatif. Ia cenderung tidak memikirkan yang baik
dari lingkungan sekitarnya. Ia adalah orang yang memiliki ukurannya sendiri tentang
sekelilingnya, dan ketika sekelilingnya tidak terlihat seperti yang ia harapkan, ia akan
memandangnya sebagai sesuatu yang tanpa harapan. 
Tomas juga mungkin memandang komunitasnya, komunitas murid-murid Yesus, sebagai
kumpulan orang-orang yang putus asa dan tanpa harapan. Sepeninggal Yesus, ia mungkin
berpikir, “Buat apa aku kumpul-kumpul dengan orang-orang tak berpengharapan ini!
Kami sudah kehilangan pemimpin; mereka sudah kehilangan pemimpin. Buat apa lagi
bersama?” Mungkin itu alasan mengapa Tomas tidak terdapat diantara kelompok murid-
murid Yesus, ketika Yesus pertamakali berjumpa dengan mereka setelah
kebangkitanNya. Ia lebih memilih menarik diri dari persekutuan. 

Murid-murid Yesus yang lain kemudian memberitahu Tomas, bahwa Yesus sudah
bangkit. Dan masih dalam sinismenya, Tomas menjawab, “Sebelum aku melihat bekas
paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan
mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya, sekali-kali aku tidak akan percaya” (ayat
25). Delapan hari kemudian, para murid itu berkumpul, kali ini Tomas ada bersama
mereka. Mungkin ia berpikir, “Yah, apa salahnya berada bersama teman-temanku yang
tanpa harapan ini, mungkin pula hantu Yesus akan muncul pula dan terbukti bahwa
mereka berhalusinasi saja.”

Dan benar, Yesus muncul. Dan Yesus berkata kepada Tomas, “Taruhlah jarimu di sini
dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan
jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah” (ayat 27). Dan Tomas yang
sinis itu pun sampai mengucapkan satu kalimat yang menjadi puncak dari Injil Yohanes
ini, karena dicatat menjelang Injil Yohanes berakhir, “Ya Tuhanku dan Allahku!” (ayat
28). Sebuah kalimat yang penting, yang diucapkan oleh seorang yang sinis.

Kalau kita ingat renungan yang saya sampaikan Jumat lalu, tentang penampakkan Yesus
yang pertama kepada para muridNya sebagaimana dicatat di Yohanes 20:19-23, kita
belajar bahwa Yesus masuk menembus pintu rumah dan pintu hati yang terkunci.
Membuat para murid yang egois dan memiliki gerak jiwa centripetal (mengarah ke
dalam), akhirnya bergerak keluar (centrifugal) dan diutus Tuhan. Dalam nats yang kita
pelajari malam ini, kita berjumpa dengan tokoh Tomas, yang memiliki gerak jiwa yang
centripetal. Namun hari Minggu besok di mimbar gereja, saya akan mengkotbahkan
tentang tokoh lain, yang memberikan teladan bagi kita untuk menjadi orang yang
memiliki gerak jiwa centrifugal; melayani oranglain. 

Nama Tomas sendiri berarti kembar. Nama lainnya yang disebut tiga kali dalam Injil
Yohanes, yaitu Didimus, juga berarti kembar. Tapi Alkitab tidak mencatat identitas
saudara kembarnya. Ada yang mengatakan bahwa namanya Yudas. Tapi kita tidak pasti
tentang hal ini. Namun dari ketiadaan informasi dari saudara kembar Tomas, ini menjadi
semacam celah bagi kita untuk berefleksi, jangan sampai kita menjadi saudara kembar
identiknya Tomas, yaitu memiliki kemiripan dalam sinisme. Sebaliknya, biarlah kita
menjadi saudara kembar yang tidak identik dan memiliki sifat kebalikannya, yaitu
percaya; berpikir positif; tidak sinis.
Adakah kita sinis dan berpikir, “Ah, suamiku tidak mungkin berubah! Isteriku tidak
mungkin bertobat! Lingkunganku tidak mungkin berubah!” Padahal tidak ada yang tidak
mungkin untuk Tuhan ubahkan! Dengan kuasaNya, Tuhan sanggup mengubah keluarga
atau lingkungan kita! Kita harus belajar percaya, karena “Iman adalah dasar dari segala
sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibrani
11:1).

Anda mungkin juga menyukai