Anda di halaman 1dari 10

GENETIKA POPULASI

Disusun oleh:
Adinda Titan Rossada (B1A019093)
Kelas B
I/6
Asisten: Salma Aulia Salsabila

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
I. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Tabel 1.1. Data Golongan Darah ABO


Jumlah Rombongan
I II III IV
Golongan Darah
A 7 11 12 7
B 13 13 11 12
AB 4 2 6 4
O 18 17 15 19
Total 42 43 44 42
Tabel 1.2. Frekuensi Fenotipe
Frekuensi Rombongan
I II III IV
Fenotipe
A 0,16 0,25 0,27 0,16
B 0,30 0,30 0,25 0,28
AB 0,09 0,04 0,13 0,09
O 0,42 0,39 0,34 0,45
Tabel 1.3. Frekuensi Alel
Frekuensi Rombongan
I II III IV
Alel
IA 0,14 0,18 0,24 0,11
IB 0,22 0,2 0,22 0,22
IO 0,63 0,62 0,58 0,67

Tabel 1.4. Frekuensi Genotipe

Golongan Darah Rombongan


I II III IV
A A
I I 0,02 0,03 0,0576 0,0121
IAIO 0,179 0,22 0,2784 0,0737
IB IB 0,051 0,04 0,0484 0,0484
IB IO 0,285 0,24 0,2552 0,2948
IAIB 0,064 0,07 0,1056 0,0242
IOIO 0,399 0,38 0,3364 0,4489
Grafik 1.1. Frekuensi Fenotipe Rombongan I-IV
50

45

40

35
Frekuensi Fenotipe

30

25

20

15

10

0
I II III IV

Rombongan

Grafik 1.2. Frekuensi Alel Rombongan I-IV


0.8

0.7

0.6

0.5
Frekuensi Alel

0.4

0.3

0.2

0.1

0
I II III IV

Rombongan

Grafik 1.3. Frekuensi Genotipe Rombongan I-IV


0.5

0.45

0.4

0.35
Frekuensi Genotipe

0.3

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
I II III IV

Rombongan

Data Perhitungan Rombongan I

No. Golongan Darah Jumlah


1. A 7
2. B 13
3. AB 4
4. O 18
Total 42
Tabel 1.5. Data Golongan Darah Rombongan I

1. Frekuensi fenotipe = jumlah individu (6-1)


Jumlah total
Frekuensi fenotipe golongan darah A = 7 = 0,167
42
Frekuensi fenotipe golongan darah B = 13 = 0,309
42
Frekuensi fenotipe golongan darah AB = 4 = 0,095
42
Frekuensi fenotipe golongan darah O = 18 = 0,428
42
2. Frekuensi Alel
p+q +r=1 (6-2)
p = IA
q = IB
r = IO

 p+q +r=1
p+r=1–q
(p+r)2 = (1-q)2
p2 + 2pr + r2 = (1-q)2
0,2+0,4 = (1-q)2
√ O ,6 = 1-q
0,774 = 1-q
1-0,774 = q
q = 0,226

 r2 = IOIO = 0,4
r = √ 0,4
r = 0,632
 p+q +r=1
p + 0,226 + 0,632 = 1
p + 0,858 = 1
p = 1 – 0,858
p = 0,142

Jadi, p = IA = 0,142; q = IB = 0,226; dan r = IO = 0,632.

3. Frekuensi Genotipe
p+q +r=1
(p+ q + r)2 = 12
p2+2pr+q2+2qr+2pq+r2 = 1

 A= p2 + 2pr
A = IAIA = p2 = (0,142)2 = 0,02
IAIO = 2pr = 2.0,142.0,632 = 0,179
 B = q2+2qr
B = IBIB = q2 = (0,226)2 = 0,051
IBIO = 2qr = 2.0,226.0,632 = 0,285
 AB = 2pq
AB = IAIB = 2pq = 2.0,142.0,226 = 0,064
 O = r2
O = IOIO = r2 = (0,632)2 = 0,399

B. Pembahasan
Genetika populasi ialah cabang dari genetika yang mempelajari gen-gen
dalam populasi, yang menguraikan secara matematik akibat dari keturunan pada
tingkat populasi. Adapun populasi ialah suatu kelompok dari satu macam
organisme, dan dari situlah dapat diambil cuplikan (sample). Genetika populasi
bertujuan dengan mengembangkan model matematis frekuensi gen, mencoba
untuk mengambil kesimpulan dari model-model tentang pola-pola kemungkinan
variasi genetik dalam populasi yang sebenarnya, dan menguji kesimpulan
terhadap data empiris. Suatu masyarakat merupakan hasil dari perkawinan antar
spesies dan memiliki lungkang gen yang sama. Populasi mendelian ialah
sekelompok individu suatu spesies yang bereproduksi secara seksual, hidup di
tempat tertentu pada saat yang sama, dan di antara mereka terjadi perkawinan
(interbreeding) sehingga masing-masing akan memberikan kontribusi genetik ke
dalam lungkang gen (gene pool). Lungkang gen (gene pool) adalah jumlah dari
semua alel yang berlainan atau keterangan genetik dalam anggota dari populasi
yang membiak secara kawin. Semua makhluk merupakan suatu masyarakat
sebagai hasil dari perkawinan antara spesies dan mempunyai lungkang gen yang
sama (Afandi, 1994). Faktor-faktor lingkungan, seperti seleksi memiliki
kecenderungan untuk mengubah frekuensi gen, sehingga akan menyebabkan
perubahan evolusi dalam populasi (Suryo, 2012).
Prinsip keseimbangan genetik Hardy-Weinberg mengatakan, frekuensi
alel pada suatu generasi akan tetap sama pada generasi setelahnya pada keadaan
populasi yang seimbang. Keadaan populasi yang seimbang pada prinsip
keseimbangan genetik populasi Hardy-Weinberg adalah populasi harus
berukuran besar, perkawinan terjadi secara acak, tidak terjadi mutasi, migrasi,
genetic drift, dan tidak terjadi seleksi alam (Duscheck, 2003). Prinsip
keseimbangan genetik populasi dirumuskan:
(p + q)2 = p2 + 2pq + q2
Rumus perhitungan Hardy-Weinberg dapat dimisalkan terdapat dua alel
A dan a dengan frekuensi p dan q, dengan demikian frekuensi tiga genotip, dua
homozigot dan satu heterozigot dapat dihitung. Kromosom dengan lokus yang
memiliki tiga alel menggunakan rumus :
(p + q + r)2= p2 + q2 + r2 + 2pq + 2pr + 2qr (Ahluwalia, 2009).
Asas Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi
genotif dalam suatu populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam
kesetimbangan dari satu generasi ke generasi lainnya, kecuali apabila terdapat
pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan tersebut
(Passarge, 2007). Frekuensi alel pada suatu populasi dipengaruhi oleh
perkawinan tidak acak, migrasi, mutasi, seleksi alam, dan genetic drift.
Perkawinan tidak acak, migrasi, mutasi, seleksi alam, dan genetic drift memiliki
kesamaan pengaruh terhadap gen populasi, yaitu mempengaruhi frekuensi alel
atau gen dalam suatu populasi (Duscheck, 2003).

Menurut Suryo (2012), perubahan perbandingan frekuensi gen (genotip)


pada populasi hukum Hardy-Weinberg tidak berlaku untuk proses evolusi karena
hukum Hardy-Weinberg tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang
tetap dari generasi ke generasi. Kenyataannya, frekuensi gen dalam suatu
populasi selalu mengalami perubahan atau menyimpang dari hukum Hardy-
Weinberg. Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan hukum
Hardy-Weinberg dalam populasi adanya:

1. Hanyutan genetik (genetic drift)


2. Arus gen (gene flow)
3. Mutasi
4. Perkawinan tidak acak
5. Seleksi alam
Genetic drift adalah perubahan kumpulan gen pada suatu populasi yang
disebabkan oleh penyebab lain selain seleksi alam, mutasi gen, dan migrasi
(Duscheck, 2003). Contoh dari genetic drift adalah Efek leher botol
(penyempitan). Bencana seperti gempa bumi, banjir, dan kebakaran, yang
membunuh korban dengan tidak pandang bulu dapat mengurangi ukuran suatu
populasi secara drastis. Hasilnya adalah bahwa susunan genetic populasi kecil
yang selamat dari bencana itu tidak mungkin lagi berupa perwakilan susunan
populasi semula suatu situasi yang dikenal sebagai efek leher botol. Secara
kebetulan, alel-alel tertentu akan terwakili dan beberapa alel kemungkinan
bahkan hilang sama sekali. hanyutan genetic dapat terus menerus mempengaruhi
populasi selama beberapa generasi, sampai populasi itu suatu saat cukup besar
sehingga kemungkinan terjadinya kesalah pengambilan sampel menjadi tidak
bermakna lagi.
Contoh lain dari genetic drift adalah efek pendiri/ founder effec adalah
pembentukan populasi kecil dari populasi induk yang lebih besar dan populasi
kecil tersebut membentuk populasi besar sehingga populasi kecil tersebut akan
membentuk lungkang gen sendiri yang berbeda dari populasi awal. Contoh dari
efek pendiri yaitu Amish & Dunkers, Pitcairn Island, Tristan da Curna. Efek
leher botol adalah suatu kondisi ketika populasi mengalami pengurangan secara
drastis (misalnya karena bencana alam). Contoh dari efek leher botol yaitu pulau
buta warna.

Pada praktikum genetika populasi ini, digunakan data golongan darah


praktikan pada rombongan I yang berjumlah 42 orang dengan frekuensi fenotif
sebagai berikut, jumlah praktikan yang bergolongan darah A adalah sebanyak 7
orang frekuensi fenotipenya 0,167; golongan darah B sebanyak 13 orang
frekuensi fenotipenya adalah 0,309; golongan darah AB 4 orang frekuensi
fenotipenya adalah 0,095; dan golongan darah O sebanyak 18 orang dengan
frekuensi fenotipenya 0,428. Setelah diketahui frekuensi fenotipenya maka kita
dapat mencari frekunsi alel dari data tersebut. Berdasarkan data diatas diperoleh
frekuensi alel IA =0,142, IB =0,226, dan IO = 0,632. Selanjutnya adalah
menghitung frekuensi genotif dari data dan diperoleh hasil sebagai berikut,
untuk alel IAIA = 0,02, alel IAIO = 0,179, alel IBIB = 0,051, alel IBIO = 0,285, alel
IAIB = 0,064, dan alel IOIO = 0,399. Maka dapat disimpulkan bahwa populasi
golongan darah didominasi oleh golongan darah O.

DAFTAR REFERENSI
Affandi, M., 1994. Dasar-Dasar Genetika Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.

Ahluwalia, K. B., 2009. Genetics: Second Edition. New Delhi: New Age
International Limited Publisher.

Dusheck, J., 2003. Population Genetics. Canada: Genetics The Gal Group Inc.

Passarge, E., 2007. Color Atlas of Genetics 3rd ed. German: Georg Thieme Verlag
KG Rüdigerstrabe.

Suryo., 2012 Genetika Strata 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai