Anda di halaman 1dari 9

GENETIKA POPULASI

Disusun oleh:
Intan Rayata H (B1A019004)
Kelas: A
III/3
Asisten: Nuridha Audinia Safitri

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2020
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Tabel Jumlah Golongan Darah, Frekuensi Fenotipe, Frekuensi Alel, dan


Frekuensi Genotipe
Tabel 1. Data Golongan Darah ABO

Jumlah Rombongan
Golongan
I II III IV
Darah
A 7 11 12 7
B 13 13 11 12
AB 4 2 6 4
O 18 17 15 19
Total 42 43 44 42

Tabel 2. Frekuensi Fenotipe

Frekuensi Rombongan
Fenotipe I II III IV
A 0,16 0,256 0,27 0,16
B 0,30 0,302 0,25 0,28
AB 0,09 0,046 0,13 0,09
O 0,42 0,395 0,35 0,45

Tabel 3. Frekuensi Alel

Frekuensi Rombongan
Alel I II III IV
IA 0,25 0,179 0,187 0,11
IB 0,11 0,193 0,213 0,22
IO 0,64 0,628 0,6 0,67
Tabel 4. Frekuensi Genotipe

Frekuensi Rombongan
Genotip I II III IV
IAIA 0,0625 0,032 0,035 0,0121
IAIO 0,32 0,224 0,2244 0,1474
IBIB 0,0121 0,0372 0,045 0,484
IBIO 0,1408 0,224 0,256 0,2948
IAIB 0,055 0,069 0,080 0,0484
IOIO 0,4096 0,395 0,36 0,4489

2. Data Perhitungan Golongan Darah Rombongan III


Frekuensi golongan darah A = 12
Freukensi golongan darah B = 11
Frekuensi golongan darah AB = 6
Frekuensi golongan darah O = 15
Jumlah = 44
a. Frekuensi Fenotipe
p+q+r=1
Golongan darah A : 12/44 = 0,27
Golongan darah B : 11/44 = 0,25
Golongan darah AB : 6/44 = 0,13
Golongan darah O :15/44 = 0,35

b. Frekuensi Alel
Golongan darah A Data perhitungan
 IAIA = p2
- r2 = 0,34
 A O
I I = 2pr
r = 0,6→ IO
Golongan darah B

- p+q+r=1
 IB IB = q 2
(p + r)2 = (1 – q)2
 IBIO = 2qr
A + O = (1 – q)2
Golongan darah AB
0,27 + 0,35 = (1 – q)2
 IAIB = 2pq 0,62 = (1 – q)2
Golongan darah O √0,62= (1-q)
0,787 = 1 – q
 O O
I I =r 2
q = 1-0,787
q = 0,213 → IB
- p+q+r=1
p + 0,213 + 0,6 = 1
p =1- 0,813
p = 0,187→ IA

c. Frekuensi Genotipe
Golongan darah A
 IAIA = p2 = (0,187)2 = 0,035
 IAIO = 2pr = 2 x 0,187 x 0,6 = 0,224
Golongan darah B

 IB IB = q 2 = (0,213)2 = 0,045
 IBIO = 2qr = 2 x 0,213 x 0,6 = 0,256

Golongan darah AB

 IAIB = 2pq = 2 x 0,187 x 0,213 = 0,080


Golongan darah O

 IOIO = r2 = (0,6)2 = 0,36

3. Grafik Frekuensi Fenotipe, Frekuensi Alel, dan Frekuensi Genotipe


Grafik Frekuensi Fenotipe
0.5

0.45

0.4

0.35
Frekuensi Fenotip

0.3

0.25

0.2

0.15

0.1

0.05

0
Rombongan 1 Rombongan 2 Rombongan 3 Rombongan 4

Grafik 1. Frekuensi Fenotipe Rombongan I – IV


Grafik Frekuensi Alel
0.8

0.7

0.6
Frekuensi Alel

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
Rombongan 1 Rombongan 2 Rombongan 3 Rombongan 4

Grafik 2. Frekuensi Alel Rombongan I - IV

Grafik Frekuensi Genotipe


0.6

0.5
Frekuensi Genotipe

0.4

0.3

0.2

0.1

0
Rombongan 1 Rombongan 2 Rombongan 3 Rombongan 4

Grafik 3. Frekuensi Genotipe Rombongan I – IV


B. Pembahasan

Genatika populasi adalah salah satu cabang ilmu genetika yang mempelajari
variasi genetik dalam suatu populasi. Genetika populasi mengenali arti penting
dari sifat kuantitatif, karena cara menetukan penyebaran alel tersebut dilakukan
secara matematis. Ilmu genetika populasi telah mempersatukan Mendelisme dan
Darwinisme pada tahun 1930-an. Teori yang dikemukakan oleh Darwin pada
masa-masa tersebut kurang dapat menjelaskan bagaimana variasi acak muncul
dalam suau populasi,namun tetap bertanggungjawab terhadap pewarisan tersebut
dari induk kepada keturunan. Mendel pada masa-masa tersebut telah menjelskan
prinsip dasar pewarisan sifat yang dapat menyelesaikan permasalahan pada teori
Darwin (Campbell dkk. 2003).
Genetika populasi adalah cabang ilmu genetik yang mempelajari komposisi
genetik dari suatu populasi seiring berjalannya waktu. Populasi mendelian adalah
kelompok individu suatu spesies yang bereproduksi secara seksual,hidup di
tempat yang sama,dan diantara mereka terjadi saling kawin sehingga masing
masing anggota meberikan konstribusi genetik kedalam suatu lungkang gen atau
gene pool. Lungkang gen ( gene pool ) adalah sekumpulan informasi genetik
yang dibawa oleh individu dalam suatu populasi.
Lungkang gen (gen pool) dari suatu populasi yang tidak berevolusi dapat
dijabarkan melalui hukum Hardy-Weinberg yang dinamai menurut nama seorang
ahli matematika asal Inggris dan dokter asal Jerman yang secara terpisah
merumuskannya pada tahun 1908.
Hukum Hardy- Weinberg dikemukakan oleh Godfrey Harold Hardy, seorang
ahli matematika Inggris dan Wilhelm Weinberg, seorang ahli fisika Jerman pada
tahun 1908 yang menyatakan bahwa dalam suatu kondisi stabil frekuensi gen dan
genotip dalam suatu populasi selalu tetap dari generasi ke generasi berikutnya
yang berkembang biak secara seksual. Hukum ini membuktikan bahwa presentase
individu yang homozigot dengan alel dominan, homozigot dengan alel resesif, dan
heterozigot akan tetap sama dari generasi ke generasi berikutnya asalkan pasangan
reproduktif tersebut terjadi secara acak. Hukum Herdy-Weinberg berlaku bila
syarat berikut terpenuhi (Tetty dan Deswaty, 2007):
1. Perkawinan antara genotip yang satu dengan genotip yang lain terjadi secara
acak.
2. Masing-masing genotip memiliki kemampuan hidup (viabilitas) dan fertilitas
sama.
3. Jumlah anggota populasi besar.
4. Tidak terjadi mutasi dan seleksi alam.
5. Tidak ada perpindahan (migrasi) populasi.
Genetic drift merupakan perubahan secara acak yang tiba-tiba dari generasi ke
generasi berikutnya. Genetic drift disebabkan oleh founder effect dan bottle neck.
Founder effect itu dimana sekelompok individu membentuk populasi baru yang
bebeda dengan populasi yang lama. Contohnya adalah Amish dan Dunkers, Tristan
Dacuna, Pitcairn Island. Sedangkan bottle neck itu dimana sekumpulan populasi
mengalami penurunan ukuran seacara besar-besaran disebabkan oleh bencana alam,
seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan lain-lain.

Pada praktikum genetika populasi ini, digunakan data golongan darah


praktikan pada rombongan III yang berjumlah 44 orang dengan frekuensi
fenotif sebagai berikut, jumlah praktikan yang bergolongan darah A adalah
sebanyak 12 orang frekuensi fenotipenya 0,27; golongan darah B sebanyak 11
orang frekuensi fenotipenya adalah 0,25; golongan darah AB 6 orang frekuensi
fenotipenya adalah 0,13; dan golongan darah O sebanyak 15 orang dengan
frekuensi fenotipenya 0,35. Setelah diketahui frekuensi fenotipenya maka kita
dapat mencari frekunsi alel dari data tersebut. Berdasarkan data diatas diperoleh
frekuensi alel IA =0,187, IB =0,213, dan IO = 0,6. Selanjutnya adalah menghitung
frekuensi genotif dari data dan diperoleh hasil sebagai berikut, untuk alel IAIA =
0,035, alel IAIO = 0,224, alel IBIB = 0,045, alel IBIO = 0,256, alel IAIB = 0,080, dan
alel IOIO = 0,36. Maka dapat disimpulkan bahwa populasi golongan darah
didominasi oleh golongan darah O.
DAFTAR PUSTAKA
Tety, S., & Deswaty, F. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta: Azka Press

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Jilid 2. Edisi Kelima.
Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai