Anda di halaman 1dari 13

RESUME INTERPRETASI EKG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Pengampu : Kasron, M. Kep

Disusun Oleh:

Icha Cahya Puspita (108116065)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


A. Pengertian EKG
EKG dan ECG adalah dua kata yang berbeda tetapi mempunyai
pengertian dan arti yang sama. EKG kepanjangan dari elektrokardiografi
dan ECG kepanjangan dari electrocardiogram yang keduanya mempunyai
arti yang sama yaitu suatu grafik yang menggambarkan aktivitas listrik
pada jantung.

B. Manfaat EKG
Secara umum ada beberapa manfaat dari EKG yang harus kita
ketahui yaitu :
1. Mengidentifikasi Aritmia/Disritmia
2. Mengidentifikasi penyakit jantung koroner (Angina, Unstabable angina,
STEMI, Non STEMI)
3. Mengidentifikasi perubahan pada otot jantung
4. Mengidentifikasi gangguan keseimbangan elektrolit
5. Mengidentifikasi efek dari obat-obatan

C. Sadapan Lead EKG


Untuk merekam aktifitas listrik pada jantung dibutuhkan suatu alat
yang kita kenal dengan Galvanometer.
Ada 12 lead EKG dalam perekaman aktivitas listrik pada jantung dan
terbagi menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Sadapan / Lead Bipolar : Lead I, Lead II dan Lead III
2. Sadapan / Lead Unipolar Ekstremitas : Lead aVR, Lead aVL dan Lead
aVF
3. Sadapan / Lead Unipolar Precardial : Lead V1 sampai V6

D. Kertas EKG
Sebelum menggunakan mesin EKG atau sebelum melakukan
perekaman EKG kita harus mengatur kecepatan dan standarisasi atau
kaliberasi yang sudah ditetapkan secara internasional yaitu untuk
kecepatan harus 25 mm / detik dan standarisasi atau kaliberasinya 1 Mv
Jadi :
1 detik = 5 kotak besar atau sama dengan 25 kotak kecil
6 detik = 30 kotak besar atau sama dengan 150 kotak kecil
1 mm = 0,04 detik =0,1 mV = 1 kotak kecil
3 mm = 0,12 detik = 0,3 mV = 3 kotak kecil
5 mm = 0,20 detik = 0,5 m = 5 kotak kecil atau 1 kotak besar
10 mm = 0,40 detik = 1 mV =10 kotak kecil atau 2 kotak besar
25 mm = 1 detik = 5 kotak besar / detik atau 25 kotak kecil/detik
1500 mm = 1 menit =300 kotak besar/menit atau 1500 kotak kecil/menit

E. Morfologi Gelombang EKG


Proses terjadinya siklus jantung secara umum terbagi menjadi dua,
yaitu : peristiwa sistolik/kontraksi dan diastolik/relaksasi (lub dub) dimana
merupakan proses mekanik pada jantung akibat adanya aktivitas
bioelektikal pada jantung (action potensial) yang direkam oleh mesin
galvanometer yang membentuk grafik atau elektrokardiogram. Gambaran
elektrokardiogram pada peristiwa sekali siklus jantung digambarkan oleh
beberapa gelombang yaitu PQRST atau yang disebut dengan one beat atau
sekali denyut.

F. Gelombang P
Normal gelombang P tinngginya tidak boleh melebihi 2,5 mm,
lebarnya juga tidak boleh melebihi 2,5 mm.
Untuk tinggi gelombang P yang < 2,5 mm :
a. Gelombang P akan terekam oleh galvanometer <2,5 mm adalah normal
jika letak elektroda positifnya jauh dengan arah vector jantung utama
pada atrium
b. Gelombang P yang mempunyai voltase sangat mudah atau mendekati
garis isoelektrik adalah merupakan salah satu tanda adanya gangguan
keseimbangan elektrolit yaitu hyperkalemi
Untuk lebar gelombang P yang < 2,5 mm :
a. Semakin jauh elektroda positif dengan arah vector jantung utama
atrium, maka voltase maupun lebar gelombang P bisa berkurang
b. Selain letak elektroda positif yang tidak searah dengan vector jantung
utama di atrium, voltase dan lebar gelombang P yang kecil bisa juga
disebabkan karena sumber pacemaker bukan berasal dari SA node.
Untuk tinggi gelombang P yang > 2,5mm :
a. Tinggi gelombang P yang melebihi > 2,5 mm masih dikatakan niormal
dan tergantung klinis pasien
b. Jika morfologi gelombang P memiliki tinggi lebih dari > 2,5 mm
bahkan bisa mencapai 3 mm dengan morfologi gelombang P yang
runcing dinamakan P polmonal yang menandakan adanya pembesaran
atrium kanan.
Untuk lebar gelombang P yang >2,5 mm:
a. Gelombang P yang melebar dengan adanya lekukan dan melebihi > 2,5
mm dinamakan P mitral yang menandakan adanya pembesaran otot
atrium kiri.
b. Seperti halnya dengan pembesaran atrium kanan, pembesaran atrium
kiri juga tidak bisa berdiri sendiri tanpa adanya kelainan yang
menyertainya.
Untuk menentukan morfologi gelombang P prioritaskan untuk
melihat dilead II dan sebagai pembandingan adalah lead V! karena
kedua lead tersebut searah dengan vector utama jantung untuk atrium
sehi9mgga normal gelombang P akan jelas pada kedua lead ini.
Gelombang P

G. Gelombang Q
a. Normal gelombang Q dalamnya tidak boleh melebihi 1/3 atau 25%
dari tinggi gelombang R.
b. Lebar gelombang Q tidak boleh melebihi 0,04 detik
c. Jika gelombang Q dalamnya lebih dari 1/3 atau 25% dari tinggi
gelombang R dan lebarnya lebih dari 0,04 detik dinamakan Q
patologis
d. Q patologis mengindikasikan adanya old MI (Myocardiac Infaction)
atau bisa juga acut atau recent MI jika disertai dengan perubahan
morfologi ST segmen atau T segmen
e. Q patologis disertai dengan ST segmen elevasi kemungkinan besar
adanya acut MI
f. Q patologis disertai dengan positif gelombnag T kemungkinan besar
adanya olds MI
g. Q patologis disertai dengan ST segmen elevasi tapi gelombang T
sudah mulai intervend kemungkinan besar recent MI
Gelombang Q
H. Gelombang R
a. Pada sadapan precordial, gelombang R yang normal adalah gelombang
R kecil di VI dan secara progresif voltase gelombang R bertambah
tinggi dari VI sampai V6
b. Gelombang R yang tingginya melebihi voltase gelombang 5 di lead
VI, mengindikasikan adanya pembesaran ventrikel kanan atau RVH
c. Gelombang R yang tinggi lateral lead (1, aVL, V5, V6)baik disertai
maupun tidak disertai dengan ST strain pattern, kemungkinan adanya
pembeasaran ventrikel kiri
d. Tinggi gelombang R din lead 1atau AVL yang melebihi 15mm atau
20mm dan tinggi gelombang R di V5, V6 nelebihi 25 mm dicurigai
adanya pembesaran ventrikel kiri
e. Gelombang R yang kecil di lead II, aVL dengan morfologi komplek
QRS disertai dengan left aksis deviasion (LAD), kemungkinan beasar
adanya blok dianterior facicular cabang dari LBBatau biasa dikenal
dengan LAFB (left anterior facicular)
Gelombang R
I. Gelombang S
a. Seperti denag gelombang R, gelombang S pada prekordinal lead dari
VI sampai V6 mengalami penurunan voltase secara progresif.
b. Gelombang S di lead prekordinal (VI atau V2) dengan voltase
melebihi 25mm, mengindikasikan kemungkinan adanya pembessaran
ventrikel kiri
c. Gelombang S di lead prekordinal (V5 atau V6) dengan voltase
melebihi 5-7mm dan lebar disertai dengan adanya RAD ( right aksis
deviation) yang mengindikasikan adanya pembesaran ventrikel kanan
atau adanya blok dicabang bundle kanan

J. Gelombang T
a. Tinggi gelombang T disandapan bipolar tidak boleh melebihi 5 mm
dan tidak boleh melebihi 10 mm diprekordinal lead.
b. Janagan terburu-buru memutuskan hyperkalemia dengan hanya
melihat morfologi gelombang T saja. Karena banyak sekali nantinya
kita menemukan gelombang T yang melebihi dari normal tapi tidak
ditemukannya adanya peningkatan kadar kalium dalam darah
c. Arah defleksi gelombang T normalnya searah dengan arah defleksi
dari kompleks QRS. Kompleks QRS dan gelombang T harus berjalan
beriringan arah defleksinya, jika kompleks QRS dengan voltase
gelombang R>5mm maka gelombang T harus berdefleksi positif tapi
jika gelombang T berdefleksi sebaliknya yaitu berdefleksi negative dan
interved atau daftar atau flat mengindikasikan adanya jantung iskemik
atau masalah dengan otot jantungnya.
d. Gelombang T interved atau datar atau flat atau sedikit defleksi positif
akan temukan pada EKG dengan kompleks QRS yang memiliki tinggi
gelombang R kurang dari 5mm. jadi kita tidak bisa untuk mendiagnosa
sebagai suatu kelainan karena masih dalam batas-batas normal.
e. Gelombang T inverted atau defleksi negative dengan disertai adanya
gelombang Q patologis mengindikasikan pasien mempunyai riwayat
terkena serangan jantung atau MI paling dekart 1-3 bulan yang lalu.
Gelombang T
K. Gelombang QRS
a. Normal kompleks QRS lebarnya tidak boleh melebihi 3mm atau 0.12
detik
b. Kompleks QRSberarti tunjukan kepada otot vertikel
c. Apabila kompleks QRS memiliki lebar yang melebihi 3mm atau 0,12
detik akan mempunyai arti klinis yang penting seperti LBBB,VT,
VES, sumber pacemaker yang berasal dari vertikel seperti
idioventrikuler.
Gelombang QRS
L. Gelombang U
Gelombang U biasanya mengikuti gelombang T, mungkin
dihasilkan oleh proses repolarisasi lambat ventrikel. Gelombang U adalah
defleksi yang positif dan kecil setelah gelombang T sebelum gelombang P,
juga dinamakan after potensial. Gelombang U yang negatif (inversi) selalu
abnormal.
Istilah gelombang U digunakan pada gelombang yang muncul
sesudah gelombang T pada siklus jantung Makna fisiologinya yang
sebenarnya belum sepenuhnya dimengerti. .Walaupun gelombang U
merupakan tanda hipokalemia yang paling khas, gelombang ini tidak
bersifat diagnostik. Keadaan lain juga dapat menghasilkan gelombang U
yang jelas, dan gelombang U kadang dapat dilihat pada pasien dengan
jantung normal dan kadar kalium serum normal. gelombang U timbul
setelah gelombang T dan sebelum gelombang P berikutnya.
Kepentingan :
a. Bila amplitude U > T, menandakan adanya hypokalemia (kekurangan
kalium
b. Gelombang U yang terbalik terdapat pada iskemia (anemia local) dan
hipertrofi (peningkatan volume organ atau jaringan akibat pembesaran
komponen sel).
Proses repolarisasi ventrikel kanan dan kiri. Amplitudo normal :
a. Kurang dari 10 mm di sadapan dada
b. Kurang dari 5 mm di sadapan ektremitas
c. Minimum 1 mm

Gelombang U
M. Gelombang PQ Segmen
PQ segmen adalah garis diantara gelombang P dan kompleks QRS,
menunjukan waktu akhir depolarisasi atrium sampai mulainya depolarisasi
ventrikel (ventrikel aktif

N. ST Interval
ST elevasi adalah garis antara akhir kompleks QRS dengan awal
gelombang T
a. Normal : tidak boleh berdefleksi positif melebihi 2mm dan berdefleksi
negative tidak boleh melebihi 1mm
b. Elevasi : berada diatas garis isoelektrik, menandakan adanya infark
miokard
c. Depresi : berada digaris bawah isoelektrik, menandakan iskemik

Anda mungkin juga menyukai