Anda di halaman 1dari 12

EKG PADA KELAINAN RUANG JANTUNG

- Dr. Yanna

Dari EKG kita bisa menilai adanya hipertrofi atau dilatasi dari keempat bilik jantung
Hipertrofi atrium dan ventrikel:
- Hipertrofi atrium kanan
- Hipertrofi atrium kiri
- Hipertrofi ventrikel kanan
- Hipertrofi ventrikel kiri

A. Hipertrofi atrium
 Peninggian gelombang P menunjukkan adanya abnormalitas atrium
 Gelombang P dibagi menjadi dua yaitu awal dan akhir, awal = depolarisasi atrium
kanan, akhir = depolarisasi atrium kiri
 Peninggian gelombang P : tidak spesifik, bisa berkaitan dengan
~ hipertrofi dinding atrium
~ pembesaran ruang atrium
~ perlambatan konduksi dalam atrium atau antara 2 atrium
 Istilah abnormalitas atrium lebih tepat, namun istilah hipertrofi (enlargement)
atrium masih sering digunakan
1. Abnormalitas atrium kanan (AAKa)
 Kriteria EKG:
~ P tinggi dan lancip di II, III, dan aVF: tinggi 2.5 mm dan interval >= 0.11 detik
~ defleksi awal di V1 >= 1.5 mm
Bentuk gelombang P pada AAKs sering disebut P pulmonal
 Kenapa disebut P pulmonal?
Karena biasanya abnormalitas/ pembesaran atrium kanan disebabkan oleh adanya
tekanan (pressure) atau overload volume pada sisi kanan jantung
Etiologi patologis yang sering:
~ penyakit paru kronik
~ regurgitasi tricuspid
~ stenosis tricuspid
~ Regurgitasi pulmonal
~ Stenosis pulmonal
~ hipertensi pulmonal
~ hipertrofi ventrikal kanan

2. Abnormalitas atrium kiri (AAKi)


 Kriteria EKG:
~ interval P di II melebar >= 0.12 detik. Sering gelombang P berlekuk (notched),
karena mempunyai 2 puncak
~ Defleksi terminal V1 negatif dengan lebar >= 0.04 detik dan dalam >= 1 mm.
kriteria ini disebut kriteria Morris
Bentuk P pada AAKi sering disebut P mitral
 Kenapa disebut P mitral?
Karena dilatasi/pembesaran pada atrium kiri paling sering disebabkan oleh
kelainan katup mitral atau katup aorta (stenosis mitral, stenosis aorta, regurgutasi
aorta, hipertrofi ventrikel kiri), pokoknya kelainan di jantung kiri

Di lead II komponen akhir gel.P melebar, butuh durasi lebih Panjang untuk sampai ke
atrium kiri karena dilatasi, ada lekukan
Di V1, awalnya normal tetapi setelahnya melebar dan melekuk ke dalam (P terminal
force)
Gelombang P di V1 bifasik, gelombang kedua dia dalam dan lebar = P terminal force
Di lead II gelombang p ada 2 puncak dengan notched = P mitral
3. Hipertrofi ventrikel kiri
 Mekanisme:
~ terdapat peninggian voltase QRS karena
terdapat peningkatan massa otot karena dilatasi ventrikel dan atau penebalan
dinding ventrikel,
peningkatan tekanan transmural dan intraventrukular
 Seringkali penyebabnya adalah preassure overload dari ventrikel kiri (hipertensi,
heart diseases, kelainan katup aorta)
 Kriteria EKG:
~ kriteria voltase: voltase ventrikel kiri meninggi. Ada macam-macam kriteria,
yang dapat dipilih salah satu
 R atau S di sadapan ekstremitas >= 20 mm
 S di kompleks Vka >= 25 mm
 R di kompleks Vki >= 25 mm
 S di Vka + R di Vki >= 35 mm
~ depresi ST dan inversi T di kompleks Vki. Ini sering disebut strain pattern
~ AAki
~ sumbu QRS pada bidang frontal <= -15 drajat (deviasi aksis ke kiri)
~ interval QRS atau WAV di komplek Vki memanjang:
 interval QRS >= 0.09 detik
 WAV >= 0.04 detik

 Sistem skoring Romhilt-Estes:


No 1 = nilai 3
No 2 = nilai 3
No 3 = nilai 3
No 4 = nilai 2
No 5 = nilai 1
Bila jumlah nilai >= 5 maka dianggap ada kemungkinan HVKi
 Indeks Sokolow-Lyon:
~ Jumlah amplitude gelombang S di V1 dan tinggi gelombang R di V5 atau V6 >=
3,5 mV
~ Amplitude gelombang R di aVL >= 1.1 mV
 Kriteria voltasi cornell:
Laki-laki : S V3 + zr aVL > 2,8 mV
Perempuan : S V3 + R aVL > 2,0 mV

4. Hipertrofi Ventrikel Kanan (HVKa)


 Kriteria EKG:
~ rasio R/S yang terbalik
R/S di V1 > 1
R/S di V6 < 1
~ sumbu QRS pada bidang frontal yang bergeser ke kanan (deviasi aksis ke
kanan)
~ beberapa kriteria tambahan yang tidak begitu kuat
misalnya: WAV di V1 >= 0.035 detik
depresi ST dan inversi gelombang T di V1, S, di I, II, dan III
 Etiologi: tekanan tinggi persisten pada ventrikel kanan


EKG pada Sindrom coroner akut
a. Iskemik
b. Injuri
c. Infark

1. Iskemia
~ Sel miokard sedang kekurangan oksigen
~ EKG: terdapat ST depresi dan atau T inversi
- ST depresi -

Yang paling spesifik untuk iskemia: downsloping dan horizontal (flat)

- T inversi –

inversi T yang spesifik iskemia: T nya berbentuk arrow head simetris kanan kiri
2. Injury
~ sel miokard yang sedang tidak dapat oksigen (fase akut)
~ EKG: adanya gelombang ST elevasi

3. Infark
~ sel otot miokard telah nekrosis/mati (irreversible)
~ EKG: adanya gel. Q patologis

Q patologis: kedalamannya ¼ tinggi gel R dan lebarnya lebih dari 0.04 detik
 Gambaran EKG pada infark miokard akut
Fase awal/hiperakut:
~ elevasi ST yang nonspesifik
~ T yang tinggi dan melebar
Fase evolusi yang lengkap:
~ elevasi ST yang spesifik, konveks ke atas (seperti punggung udang)
~ T yang negative dan simetris
~ Q patologis
Fase infark lama:
~ Q patologis, bisa QS atau Qr
~ ST yang Kembali iso-elektrik
~ T bisa normal atau negative
A : kondisi normal
B : elevasi segmen ST
C : elevasi segmen ST menurun, terbentuk T inverted, dan terbentuk gel. Q
D : ST Kembali iso-elektrik, T nya Kembali normal, tersisa Q patologis  infark
lama

Kadang-kadang ditemukan inversi gelombang U

Dari EKG kita bisa menilai apakah nekrosisnya itu Sebagian atau sudah
transmural (seluruh ketebalan dinding ventrikel)
a : Sebagian, masih ada gelombang R
b : dominan nekrosis, gel. R sedikit
c : transmural, hanya terbentuk Qs

Kriteria-kriteria EKG tadi biasanya menempati suatu sandapan tertentu, dan kriteria tersebut
harus ada di sandapan yang sama segmennya (bukan hanya 1 sandapan). Missal, segmen
inferior: II, III, aVF.

ada ST elevasi di II, III, aVF

fase 2: mulai terbentuk gel. Q patologis


Fase 3: ST elevasi sudah menurun, terbentuk T inverted, dan Q patologis semakin dalam
hari pertama bermasalah, hari kedua ketiga tidak berarti dicurigai masalah di posterior

Anda mungkin juga menyukai