Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM PIROLISIS

KU-1201
PENGANTAR REKAYASA & DESAIN II

KELOMPOK 10

Agnes Giovanni Marsius 16218004


Ribka Amelia Chang 16218024
Dira Aliefia 16218048
Idzni Camelia Aziz 16218068
Salsabila Aulia Farhati 16218088
Tasya Bakta Munna 16218108
Ahda Ilma Shafira 16218128
Amillia Kurniasari Hadi 16218148

ASISTEN :

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG


2019
DAFTAR ISI
Latar Belakang    2
Perumusan Masalah    2
Analisis Kebutuhan Desain    2
Alternatif Desain dan Pemilihan Desain Final    2
Alternatif Desain    2
Pemilihan Desain dengan AHP    2
Perhitungan Tekno-Ekonomi    2
Pendalaman Desain    3
Skema/ Gambar Desain    3
Cara Kerja Desain    3
Strategi Realisasi Desain    3
Perhitungan yang Relevan    3
Praktikum Realisasi Desain    3
Alat-alat yang digunakan pada praktikum    3
Prosedur Praktikum (Penjelasan dan Foto)    3
Hasil Pengamatan dalam Bentuk Tabel dan Grafik    3
Perhitungan-perhitungan    3
Analisis Hasil Perhitungan dan Perbandingannya dengan Praktikum    3
Kesimpulan dan Saran    3
Rangkuman Keunggulan Desain    3
Saran Pengembangan/ Koreksi Desain    3
Daftar Pustaka    3

Latar Belakang
Pembakaran adalah suatu runutan reaksi kimia antara suatu bahan bakar dan suatu
oksidan, disertai dengan produksi panas yang kadang disertai cahaya dalam bentuk pendar
atau api. Dalam suatu reaksi pembakaran lengkap, suatu senyawa bereaksi dengan zat
pengoksidasi, dan produknya adalah senyawa dari tiap elemen dalam bahan bakar dengan
zat pengoksidasi.
    Pada mayoritas penggunaan pembakaran sehari-hari, oksidan oksigen (O2) diperoleh
dari udara ambien dan gas resultan (gas cerobong, flue gas) dari pembakaran akan
mengandung nitrogen. Dalam kenyataannya, proses pembakaran tidak pernah sempurna.
Dalam gas cerobong dari pembakaran karbon (seperti dalam pembakaran batubara) atau
senyawa karbon (seperti dalam pembakaran hidrokarbon, kayu, dll) akan ditemukan baik
karbon yang tak terbakar maupun senyawa karbon (CO dan lainnya). Jika pembakaran
pada suhu tinggi menggunakan udara (mengandung 78% nitrogen), maka sebagian kecil
nitrogen akan bereaksi menjadi berbagai jenis nitrogen oksida (NOx) yang berbahaya.
    Secara garis besar pembakaran dapat dibagi menjadi pembakaran sempurna dan tidak
sempurna. Pada pembakaran sempurna, reaktan terbakar dengan oksigen menghasilkan
beberapa produk. Ketika hidrokarbon terbakar dengan oksigen, maka reaksi utama akan
menghasilkan karbon dioksida dan air. Ketika elemen dibakar, maka produk yang
dihasilkan biasanya juga berupa oksida. Karbon dibakar menghasilkan karbon dioksida,
sulfur dibakar menghasilkan sulfur dioksida, dan besi dibakar menghasilkan besi(III)
oksida. Nitrogen tidak dianggap sebagai komponen yang bisa terbakar jika oksigen dipakai
sebagai agen pengoksidasi, namun nitrogen oksida NOx dalam jumlah kecil biasanya akan
terbentuk.Jumlah udara yang diperlukan untuk pembakaran sempurna disebut udara
teoritis. Namun, pada prakteknya digunakan jumlah 2-3 kali jumlah udara teoritis.
    Sedangkan pada pembakaran tak sempurna, produk pirolisis tidak terbakar dan
mengkontaminasi asap dengan partikulat berbahaya, misalnya oksidasi sebagian etanol
menghasilkan asetaldehida yang berbahaya, begitu juga dengan oksidasi sebagian karbon
yang menghasilkan karbon monoksida yang beracun.
    Kualitas pembakaran dapat ditingkatkan dengan desain alat pembakaran, seperti
pembakar minyak dan mesin pembakaran dalam. Perbaikan lebih lanjut mencakup alat
katalitik pasca pembakaran (seperti konverter katalitik).     Beberapa alat-alat ini biasanya
dibutuhkan oleh banyak mobil/kendaraan di berbagai negara untuk mematuhi aturan
lingkungan negaranya mengenai standar emisi.
    Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau
sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan
struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis adalah kasus khusus termolisis. Pirolisis ekstrem,
yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu, disebut karbonisasi.
    Briket batubara terkarbonisasi adalah briket yang sebelumnya mengalami suatu proses
karbonisasi. Karbonisasi adalah proses pemanasan batubara sampai suhu dan waktu
tertentu ( berkisar 200oC – di atas 1000oC pada kondisi miskin oksigen untuk
menghilangkan kandungan zat terbang batubara sehingga dihasilkan padatan yang berupa
arang batubara atau kokas atau semi kokas dengan hasil samping tar dan gas.
    Fungsi utama karbonisasi adalah meningkatkan nilai kalor, karena pelepasan kandungan
air, juga pembentukan tar yang dapat berfungsi sebagai coating film yang mencegah
penyerapan kembali kandungan air. Cara lain yang lazim digunakan adalah high pressure
pneumatic grinding, yang konon katanya bisa mengurangi kadar air hingga 75%. Untuk
batu bara tiadanya komponen pengikat/bending akan membuat tekanan yang dibutuhkan
semakin besar, karena itulah ditambahkan komponen pengikat untuk menurunkan
tekanan.  
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan
menghilangkan kandungan air dan komponen volatil dari hewan atau tumbuhan. Arang
umumnya didapatkan dengan memanaskan kayu, gula, tulang, dan benda lain. Arang yang
hitam, ringan, mudah hancur, dan menyerupai batu bara ini terdiri dari 85% sampai 98%
karbon, sisanya adalah abu atau benda kimia lainnya.
Bahan biomassa yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah kayu pinus. Kayu
pinus memiliki warna merah kecoklatan, merah krem hingga merah kekuningan. Kayu
pinus mempunyai tekstur permukaan yang sangat halus dan tidak kasar. Kayu pinus
memiliki kekuatan struktur yang lebih lunak dibandingkan jenis kayu lainnya.
Kayu pinus termasuk kayu yang mudah diproses layaknya kayu mahoni karena
mempunyai serat yang halus secara alami. Sayangnya, kayu pinus juga gampang terserang
jamur. Pencegahannya dapat dilakukan dengan mengawetkan kayu ini segera mungkin
setelah menebang pohonnya. Kayu pinus lebih baik digunakan untuk membuat furniture
indoor daripada outdoor karena kondisinya yang cepat rusak jika terus-menerus terkena
sinar matahari langsung dan air hujan. Kayu pinus mempunyai mata dan kantung minyak
yang keras sehingga penyerapan bahan finishing kurang maksimal yang menyebabkan
hasilnya menjadi tidak rata dan belang-belang jika tidak dikerjakan dengan baik.
Kekurangan lain yang dimiliki kayu pinus adalah sifatnya yang sangat rentan jika terkena
perubahan suhu secara ekstrim maupun kelembaban yang tinggi dan dapat dicegah dengan
memadukan kayu pinus dengan kayu laminasi di bagian yang lebar. Jika digunakan untuk
dibakar, kayu pinus dapat berubah menjadi arang lebih cepat karena sifatnya yang tidak
rentan terhadap perubahan suhu yang ekstrim.
Kayu pinus mempunyai beberapa manfaat, yaitu sebagai bahan dasar pengencer cat
karena mempunyai kandung getah yang dapat diekstrak membentuk gondorukem dan
terpentin yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar pengencer cat, bahan pembuatan
furniture, barang kerajinan, dan pembuatan kertas karena seratnya yang halus yang
membuatnya mudah diolah dan diproses, bahan pembuatan korek api, kayu laminasi untuk
konstruksi bangunan, bahan bakar karena kulit pinus dapat diolah menjadi sumber energi
alternatif seiring energi fosil yang mulai menipis, dan bahan campuran pupuk dikarenakan
kandungan kalium pada abunya yang sangat berguna untuk tanaman, serta ekstrak daun
pinus dapat diolah menjadi bioherbisida yang dapat menanggulangi pertumbuhan gulma
yang berlebihan.

Perumusan Masalah
 Jenis biomassa apa yang cocok dijadikan bahan utama pembuatan arang?
 Apakah kayu pinus cocok dijadikan bahan utama pembuatan arang?
 Apa penyebab hasil pembakaran kayu pinus tidak sesuai dengan data yang
diharapkan?
 Bagaimana cara menghasilkan arang dengan kualitas maksimal dalam waktu
singkat?
 Faktor apa saja yang mempengaruhi hasil dari arang pada proses pirolisis?

Analisis Kebutuhan Desain


Visi dan Misi Produksi

Visi :
 Memproduksi arang berkualitas
 Mengoptimalkan bahan dasar pembuatan arang.
 Memproduksi arang yang memiliki daya jual tinggi.
 Memproduksi arang dalam waktu yang singkat.

Misi :
 Menentukan biomassa yang tepat sebagai bahan proses pirolisis.
 Melakukan pirolisis dengan metode yang tepat.
 Menentukan inisiator yang tepat untuk menunjang keberhasilan dalam proses
pirolisis.

Alternatif Desain dan Pemilihan Desain Final

Alternatif Desain

 Menghasilkan arang yang berkualitas dengan cara uji bakar.


 Membandingkan massa arang yang diperoleh dengan massa bahan baku.
 Melakukan proses pirolisis yang efektif dan efisien.
 Meminimalkan zat sisa hasil pembakaran.

Analisis Kebutuhan Desain


Kelompok kami dalam menentukan biomassa menggunakan tiga alternatif kombinasi
biomassa yaitu kayu pinus, kulit durian, dan sekam padi. Biomassa berupa kayu pinus
membutuhkan biaya Rp 70.000,- sedangkan inisiator berupa koran berupa biaya
pembelian sebesar Rp 1.000,- dan kerosin 1 botol (250ml)  seharga Rp 5.000,-.

Alternatif Usulan Desain

Kayu Pinus Kulit Durian Sekam Keterangan


Padi

1 0 0 0 x Do Nothing

2 0 0 1 x Tidak feasible

3 0 1 0 x Melanggar Aturan

4 0 1 1 x Melanggar Aturan

5 1 0 0 v Feasible

6 1 0 1 v Feasible

7 1 1 0 x Melanggar Aturan

8 1 1 1 x Melanggar Aturan
Alternatif “Do Nothing” tidak feasible sehingga tidak dapat dipilih. Alternatif
menggunakan kulit durian tidak dapat dipilih karena aturan yang ditetapkan harus
menggunakan biomassa berupa kayu. Alternatif hanya sekam padi juga tidak dapat dipilih
karena tidak dapat menghasilkan arang. Aturan yang ditetapkan yaitu memilih maksimal 2
jenis biomassa, sehingga alternatif ke-8 tidak dapat dipilih. Sehingga, alternatif yang dapat
dipilih ada 2, yaitu {(kayu pinus), (kayu pinus dan sekam padi)}.

Pemilihan Desain dengan AHP

Nilai Preferences ketiga kategori di atas didapatkan dari perhitungan di Ms. Excel.
Dari perhitungan tersebut didapatkan bahwa benefit kayu pinus sebesar 0,65 dan
benefit sekam padi sebesar 0,35. Sehingga dipilih desain berupa kayu pinus karena
mempunyai nilai benefit yang lebih tinggi dibandingkan sekam padi.

Perhitungan Tekno-Ekonomi

Perhitungan Tekno-Ekonomi dilakukan dengan konsep Break Even Point (BEP).


Cost dalam memproduksi arang ini sebesar :

Tungku    Rp400.000,00
Kayu Pinus    Rp70.000,00
Kerosin    Rp5.000,00
Inisiator     Rp1.000,00

Total        Rp476.000,00    

Jika dengan cost tersebut perusahaan mampu memproduksi 134,5 gram arang per hari
dengan keuntungan arang Rp1.000,00/kg, maka BEP perusahaan adalah

D = (Rp476.000,00/(0,1345 kg/day))/(Rp1.000/kg)
   = 3.539 hari
   = 9 tahun 8 bulan
Berdasarkan perhitungan, didapatkan bahwa BEP Perusahaan selama 9 tahun 8 bulan

Pendalaman Desain
Skema/ Gambar Desain

Cara Kerja Desain


1.

2.

3.

4.
5.

Strategi Realisasi Desain


1. Ukuran Bahan Utama (Kayu Pinus)

2. Inisiator (Koran)

3. Bahan Bakar (Kerosin)


4. Tungku

5. Pengisian Tungku
Perhitungan yang Relevan

                   


Idealnya, fixed carbon sebagai bahan dasar arang yang terdapat dalam kayu pinus
adalah sekitar 19,91% dari massa bahan baku. Karena massa bahan baku yang digunakan
adalah 1035 gram maka arang yang diharapkan adalah sebanyak 206 gram.                

Praktikum Realisasi Desain


Alat-alat yang digunakan pada praktikum
Perangkat dan Alat Ukur
1. Satu unit reaktor pirolisis
2. Botol plastik sebagai penampung asap cair
3. Kantong plastik sebagai wadah pengumpul arang
4. Sarung tangan
5. Stopwatch
6. Penggaris
7. Lap basah

Bahan/Zat Kimia
1. Biomassa (kayu pinus)
2. Inisiator (koran)
3. Kerosin

Prosedur Praktikum (Penjelasan dan Foto)


1. Susun biomassa yang kering sedemikian rupa di dalam reaktor pirolisis sehingga
pengasapan/ karbonasi bisa merata dan memudahkan perambatan panas. Bahan
baku sebaiknya yang benar-benar kering, sehingga menghasilkan arang yang
berkualitas (proses karbonisasi sempurna hingga ke bagian dalam biomassa).

       

2. Bakar dari bagian bawah reaktor sampai api membesar lalu pastikan perambatan
gas berjalan dengan baik. Tutup bahan bakar dengan penutup reaktor pengarangan.
Sisakan bagian atas dan bagian bawah jangan sampai tertutup rapat. Yakinkan nyala
api mati dan asap tetap mengepul. Apabila kondensasi berjalan dengan baik, maka
asap cair akan menetes dari lubang keluaran reaktor.
       
   

           

   
       

   

3. Amati proses dan pastikan asapnya masih terus mengepul dan/atau asap cair tetap
menetes. Setelah tidak ada asap dan asap cair keluar dari reaktor tutuplah semua
celah secara benar-benar rapat, jangan sampai ada celah udara.

   
4. Bukalah drum setelah didiamkan selama 5 jam. Lakukan pemilahan arang yang
matang, pisahkan dengan yang belum matang. Pastikan arang tidak ada yang panas/
mengeluarkan asap, dan pastikan juga tidak ada bara yang menyala.
   

           

       

5. Setelah dimasukkan dalam kantong, cek kembali dengan meraba sisi-sisi kantong
apabila menemukan kantong  yang hangat, segera pisahkan dan bongkar karung
tersebut.
6. Uji kualitas arang dengan cara membakar arang tersebut (uji bara) dan
mematahkan arang tersebut.

   
         

   

Hasil Pengamatan dalam Bentuk Tabel dan Grafik


N Data
o
1 Ukuran biomassa rata- 15,54 cm 3

rata
2 Massa biomassa 1080 gram
sebelum pengeringan
3 Massa biomassa 1035gram
setelah pengeringan
4 Asap cair per-satuan
waktu 1,00 menit
Tetesan ke-1 1,00 menit
Tetesan ke-2 0,25 menit
Tetesan ke-3 0,25 menit
Tetesan ke-4 0,25 menit
Tetesan ke-5 0,25 menit
Tetesan ke-6 0.33 menit
Tetesan ke-7 0.33 menit
Tetesan ke-8 0.33 menit
Tetesan ke-9 0.50 menit
Tetesan ke-10 0.50 menit
Tetesan ke-11 0.33 menit
Tetesan ke-12 0,33 menit
Tetesan ke-13 0.33 menit
Tetesan ke-14 0.33 menit
Tetesan ke-15 0,33 menit
Tetesan ke-16 0.50  menit
Tetesan ke-17 0,50  menit
Tetesan ke-18 1,00 menit
Tetesan ke-19 1,00 menit
Tetesan ke-20 0,50 menit
Tetesan ke-21 0,50 menit
Tetesan ke-22 1,00 menit
Tetesan ke-23 4,00 menit
Tetesan ke-24 15,0 menit
Tetesan ke-25
Tetesan ke-26

5 Perolehan asap cair 27 tetes

6 Massa arang 134,5 gram

7 Massa abu 35 gram

8 Massa biomassa sisa 239,5 gram

9 Massa arang+abu 169,5 gram

10 Jumlah kerosin yang 83,5 mg atau 9 kali


digunakan
11 Inisiator yang Koran
digunakan
12 Harga biomassa per Rp70.000,00/kg
satuan berat
13 Harga reaktor Rp400.000,0/
tungku
14 Pengamatan fisik -          Berwarna hitam
arang yang diperoleh keabuan
(Gambar) -          Mengjilap
-          Berbentuk
bongkahan tidak rata

Berdasarkan hasil pengamatan dari praktikum yang kami laksanakan arang yang
dihasilkan sebesar 0,1345 kg setara dengan 134,5 gram, biomassa sisa seberat 239,5 gram,
asap cair 27 gram dan asap sebesar 599 gram.

Perhitungan

% hasil = 134,5 gram


    = 134,5 gram /1035 gram x 100 %
    = 12,99 %
   

Analisis Hasil Perhitungan dan Perbandingannya dengan Praktikum


Berdasarkan hasil perhitungan jumlah fixed carbon dalam kayu pinus, idealnya
dapat dihasilkan 206 gram arang dari 1,035 kg biomassa. Namun berdasarkan hasil
percobaan, arang yang dihasilkan dari 1,035 kg biomassa hanya sebesar 134,5 gram dari
biomassa yang tersisa sebesar 239,5 gram.
Dalam pembuatan arang ini juga dihasilkan produk samping berupa asap cair
sebanyak 27 tetes. Selain itu, asap yang dihasilkan dalam produksi arang ini juga cukup
pekat dan lama.

Materials Personnel
Measurement

Kalibrasi Quality Experience

Humidity Missed Step Not properly


closed

Environment Methods
Kesimpulan dan Saran
Rangkuman Keunggulan Desain
                       
           
Keunggulan dari desain yang kami buat adalah memiliki resiko kegagalan yang kecil, yakni
karena adanya cadangan energi panas yang berasal dari bara arang yang membantu proses
pirolisis sehingga memiliki resiko kegagalan yang lebih kecil daripada desain standar.
               
           
       

Saran Pengembangan/ Koreksi Desain


                       
           
Gunakan kasa kawat yang memiliki celah yang besar agar panas dapat tersebar merata,
selain itu gunakan kasa kawat selapis saja karena jika sekat semakin tebal maka panas
tidak akan berpindah dari baa arang ke bahan baku. Ukuran bahan baku juga perlu
diperhatikan agar proses pirolisis terjadi dengan sempurna. Proses pengeringan bambu
juga diperlukan agar pirolisis dapat terjadi dengan baik.
               
           
       

Daftar Pustaka                   


Kosky, Philip, et al. 2010. Exploring Engineering: An Introduction To Engineering  And Design.
Canada: Academic Press. (Page 347-434).

Saskia, Tasya. 2017. Sifat Kimia dan Proksimat Lima Jenis Kayu Sebagai Bahan Baku Energi
Biomassa. Departemen Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan. Institut Pertanian Bogor.

               


           
       

Anda mungkin juga menyukai