Anda di halaman 1dari 4

BIOCONVERSION OF FOREST TECHNOLOGY

(teknologi kehutanan : kelanjutan serat dari kayu)

Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain, dan dapat
dikatakan juga sebagai renewable resources (sumber kekayaan alam yang dapat
diperbarui/diadakan lagi). Dari kayu, muncul sebuah teknologi yang dapat mengubah serat kayu
menjadi benang tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya yang disebut dengan biokonversi
terhadap kelanjutan dari olahan serat kayu yang akan menjadi benang nantinya. Kemudian dari
biokonversi tersebut akan menghasilkan sebuah benang yang akan tahan terhadap api,
antimikroba, dan dapat terurai secara alami. Pada prosesnya, dibangun di atas perlakuan mekanis
pulp, aliran suspensi serat dan reologi dari selulosa fibrilasi mikro yang dapat digambarkan
sebagai massa pucat dari serat kayu kecil yang akan menghasilkan sebuah pulp. Pulp adalah
bahan berupa serat berwarna putih yang diperoleh melalui proses penyisihan lignin dari biomassa
(delignifikasi). Pulp diproduksi dari bahan baku yang mengandung selulosa. Selanjutnya, dari
pulp yang ditumbuk halus ini kemudian mengalir melalui nosel, di mana serat berputar dan
sejajar dengan aliran, menciptakan jaringan serat yang kuat dan elastis. Kemudian, akan
menggunakan teknologi pemintalan yang dipatenkan, setelah serat dipintal dan dikeringkan.
Dan nantinya dari proses ini akan menghasilkan satu bahan seperti wol yang lembut namun
padat, cocok untuk dipintal menjadi benang dan digunakan untuk produk tekstil. Tidak hanya
itu, dari proses pem-biokonversian ini akan menghasilkan sebuah produk sampingan dari proses
ini adalah air yang diuapkan, yang dibawa kembali ke dalam proses.

Terdapat 3 bahasan dalam pengkonversian serat kayu :

1. Small-scale pelletising units (Unit pembuatan pelet skala kecil)


Pelletizing adalah sebuah proses mengompresi atau pencetakan bahan menjadi
bentuk pelet. proses mengompresi atau pencetakan bahan menjadi bentuk pelet.
Teknologi untuk pembuatan pelet biofuel padat yang meningkatkan sifat mekanik dan
fisiknya (misalnya peningkatan densitas dan homogenisasi) sehingga memudahkan
pengangkutan serta penanganan. Berbagai bahan baku dapat digunakan (misalnya limbah
kayu, serbuk gergaji, sisa tanaman) untuk menghasilkan misalnya pakan ternak, pupuk
organik. Pelet kayu termasuk ke dalam energi terbarukan dalam pemanfaatan biomassa.
Merupakan salah satu jenis bahan bakar alternatif terbarukan yang lebih ramah
lingkungan, bentuknya hampir mirip dengan briket kayu, namun ukuran dan bahan
perekatnya berbeda. Wood pellet atau pelet kayu ini memiliki banyak sekali manfaat
antara lain memenuhi berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan rumah tangga maupun
kebutuhan industri dan perusahaan. Pelet kayu terbentuk dari hasil pengolahan dari kayu
bulat atau limbah kayu menjadi serbuk yang dipadatkan sehingga terbentuk silindris
dengan diameter 6—10 mm dan panjang 1—3 cm dengan kepadatan rata-rata 650 kg/m2
atau 1,5 m3/ton. Pelet kayu banyak digunakan di Eropa dan Amerika sebagai sumber
energi untuk pemanas ruangan pada musim dingin dan energi penghasil listrik (carbon for
electricity) serta sebagai sumber energi di rumah tangga untuk keperluan memasak. Pelet
kayu menghasilkan rasio panas yang relatif tinggi antara output dan input-nya (19:1
hingga 20:1) dan energi sekitar 4,7kWh/kg.

2. The containerised pyrolysis unit Biomaterials from agro-forestry residues & mycelium
(Unit pirolisis kemas Biomaterial dari residu agro-kehutanan & miselium)
Pirolisis adalah dekomposisi termokimia bahan organik melalui proses pemanasan
tanpa atau sedikit oksigen atau pereaksi kimia lainnya, di mana material mentah akan
mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis adalah kasus khusus
termolisis. Pirolisis ekstrem, yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu, disebut
karbonisasi. Briket batubara terkarbonisasi adalah briket yang sebelumnya mengalami
suatu proses karbonisasi. Karbonisasi adalah proses pemanasan batubara sampai suhu dan
waktu tertentu (200–1.000 °C (390–1.800 °F)[2]) pada kondisi miskin oksigen untuk
menghilangkan kandungan zat terbang batubara sehingga dihasilkan padatan yang berupa
arang batubara atau kokas atau semi kokas dengan hasil samping tar dan gas.
Unit pirolisis kemas Pirolisis adalah dekomposisi termal bahan pada suhu tinggi
di lingkungan yang lembam. Perawatan mengarah pada pembentukan molekul baru dan
tidak dapat diubah. Pengecualian oksigen selama perawatan memicu kandungan energi
tinggi dalam produk yang diterima, yang seringkali memiliki karakter yang lebih unggul
daripada residu aslinya. Unit pirolisis kemas Proses pirolisis bebas fosil (dekomposisi
termal bahan pada suhu tinggi di lingkungan lembam). Sebuah sistem yang sangat
serbaguna untuk mengubah biomassa (kayu, tanaman & sisa hutan) dan menghasilkan
minyak pirolisis, syngas, biochar, panas, cuka kayu. Teknologi siap pakai yang cocok
untuk aplikasi sementara yang cepat, & dapat dengan mudah dikirim atau disimpan.
Cocok untuk penggunaan terdesentralisasi dalam skala kecil, sehingga menciptakan arus
pendapatan baru. Biomaterial dari residu & miselium agro-kehutanan Spawnfoam Bahan
biokomposit 100% dapat terurai secara hayati yang terbuat dari jamur, aditif organik &
biomassa dari agroindustri & kehutanan lokal. Dan sebuah, miselium bertindak sebagai
agen pengikat untuk menyatu partikel biomassa Bahan biokomposit dapat ditekan dan
dibentuk menjadi berbagai bentuk (misalnya pot, bahan pengemas, bahan konstruksi).
Nantinya, juga biokomposit sama efektif & efisiennya dengan biokomposit berbasis fosil
tetapi tidak berbahaya atau bermanfaat bagi lingkungan alam

3. Mobile wood chipping units (Unit chipping kayu )


Chip merupakan bahan baku untuk pembuatan pulp, sedangkan Log adalah bahan
baku untuk pembuatan chip. Chip adalah kayu yang telah dipotong-potong menjadi kecil
dengan ukuran dan ketebalan tertentu. Keseragaman dari chip dan produktivitas dari
sebuah pabrik pulp tergantung oleh banyak faktor, tetapi kualitas chip adalah faktor yang
terpenting. T Unit chipping kayu sangat fleksibel karena dipasang pada sasis trailer &
dapat beroperasi tanpa sumber daya eksternal Chipper kayu hanya membutuhkan
investasi kecil (c. €17.000) & pengembalian dapat dicapai setelah dijalankan selama 900
jam . Teknologi sederhana & potensi replikasi tinggi berarti peluang yang baik untuk
aliran pendapatan baru Unit pemotongan kayu moble (Erpék ind 2019). Serpihan kayu
memiliki berbagai kegunaan potensial (mis. bahan bakar padat, produksi pulp kayu,
mulsa).
Transportasi Biomassa: Unit chipping kayu bergerak Serpihan kayu dapat dibagi
menjadi beberapa kelompok berikut:
• Serpihan hutan (dihasilkan dari kayu gelondongan, pohon utuh, sisa penebangan, atau
tunggul)
• Serpihan residu kayu (diproduksi dari residu kayu yang tidak diolah, kayu daur ulang,
potongan kayu) Serpihan residu gergajian (dihasilkan dari penggergajian residu)
• Serpihan batang pohon rotasi pendek (dihasilkan dari tanaman energi)" (European
Technology and Innovation Platform (2020) Serpihan kayu, tersedia

DAFTAR PUSTAKA

Journal :

Rachman, O. & Hadjib, N. (2008). Keteguhan lentur statis sambungan jari pada beberapa jenis
kayu hutan tanaman. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 26 (4), 252-360.

Rachman, O., Widarmana, S., & Suryokusumo, S. (1988). Pengaruh pola penggergajian terhadap
rendemen dan waktu menggergaji kayu meranti. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 5(5), 249-258.

Text book :

Chip Parameter. Quality Plan. PT. TanjungEnim Lestari Pulp & Paper. Tanjung Eni

Olessen, P.O., Plackett,D.V. , Perspective on the performance of Natural Plant Fibers, Natural
Fibers Performance forum, Copenhagen.

Marsyahyo Eko, Iftitah Ruwana , 2011 Mechanical Improvment of Rami Woven Reinforced
Starch Based Biocomposite Biosizing Methode, Advances in Composite Materials-Analysis of
Natural And Man Made Materials

Anda mungkin juga menyukai