Ketergantungan energi dunia terhadap minyak bumi, gas dan batu bara
mengakibatkan semakin tingginya konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di
atmosfir. Untuk itu berbagai negara di Eropa sudah menerapkan sumber-sumber
energiterbarukan sebagai alternatif energinya.
Kayu merupakan salahsatu sumber energi yang diharapkan dapat menggantikan
sumber bahan bakar minyak, namun apabila kayu langsung dijadikan sebagai
bahan bakar mempunyai sifat-sifat yang kurang menguntungkan, antara lain
kadar air yang tinggi,bulki, mengeluarkan asap, banyak abu, dan nilai kalornya
rendah. Bahan bakar dari kayu yang umum digunakan secara langsung adalah
sebetan dan serbuk gergaji. Serbuk gergaji melaluiproses lanjutan berupa
pengeringan danpengepresan yang dapat dijadikan bahan bakardinamakan pelet
kayu. Jenis bahan bakar inimerupakan bahan bakar kayu alternatif
yangdipandang memiliki keunggulan. Penggunaan peletkayu sebagai bahan
bakar dapat dilakukan denganmenggunakan tungku untuk pemanas ruangan
yang sering digunakan di negara-negara 4 musim, tungku memasak, boiler pelet,
dan juga burner pelet kayu (wood pellet burner).
Pelet kayu menjadi perhatian utama saat inikarena faktor kemudahan dalam
bahan baku danmemiliki karakteristik yang ramah lingkungan. Peletkayu
menghasilkan emisi (NOx, SOx dan HCL) yang lebih rendah dibanding limbah
pertanian seperti jerami atau sekam padi. Keuntungan lain pelet kayu dibanding
bahan bakar kayu lain seperti chip kayu (wood chip) antara lain
1. memiliki kalori lebih tinggi(pelet kayu 4,3 juta kal/ton; chip kayu 3,4
jutakal/ton);
2. harga pelet kayu lebih tinggi;dimana pada tahun 2010 harga pelet kayu
334 US$/ton dan chip kayu171US$/ton.
Bahan baku pelet kayu dapat berasal dari limbah eksploitasi seperti sisa
penebangan, cabang dan ranting, limbahindustri perkayuan seperti sisa
potongan, chip,serbuk gergaji dan kulit kayu.
Pabrik kayu lapis memiliki produksi sumber bahan baku yang sangat bagus untuk
dimanfaatkan menjadi pelet kayu. Oleh karena itu, alangkah bagus jika produk
samping dari pabrik kayu lapis dimanfaatkan menjadi pelet kayu agar dapat
menjadi bahan bakar.
Pelet kayu
Biomasa berkayu memiliki komponen dasar dan sejumlah bahan yang sangat
sedikit. tiga komponen utama tersebut adalah struktur polimer organik alami,
yakni selulose,hemiselulose dan lignin. Komponen paling penting untuk proses
pemelletan adalah lignin, karena lignin sebagai perekat alami yang membuat
partikel berkayu dalam pellet lebih kuat. Bahan baku kayu bisa dibedakan
menjadi 2 kelompok besar, yakni softwood danhardwood. Faktor pembedanya
antara lain nilai kalor, kadar abu dan kandungan lignin. Hasil terbaik untuk
produksi pellet didapat dari bahan baku batang kayu. Pellet tersebut adalah
pellet kualitas premium (kadar abu terendah, mechanical durability tertinggi dan
sebagainya) dan masuk “standar A1 Class Pellet”. Produksi pellet tersebut bisa
dicapai jika menggunakan bahan baku serbuk gergaji.
Biomasa pada umumnya memiliki volume yang besar sehingga tidak efisien
dalam pengangkutan dan penanganannya. Sehingga untuk mengatasi masalah
tersebut volume biomasa perlu dikecilkan dengan dimampatkan dengan alat
press. Pengaplikasian tekanan apalagi dengan suhu tinggi membuat biomasa
tersebut akan mampat dan merekat kuat. Pemampatan tersebut akan membuat
bahan bakar padat yang memiliki densitas lebih tinggi dan energi tiap
volumenya sama. Pada umumnya dengan cara ini tidak dibutuhkan lagi
tambahan perekat dari luar karena senyawa lignin dalam biomasa tersebut yang
akan berperan sebagai perekat.
Contoh-contoh pelet kayu dan karakteristiknya disajikan berikut.
1. Pelet batang
Bahan dasar pelet ini adalah, batang jagung, jerami gandum, jerami padi, kulit
kacang tanah, tongkol jagung, ranting kapas, batang kedelai, gulma (rumput
liar), ranting, dedaunan, serbuk gergaji, dan limbah tanaman lainnya. Setelah
bahan baku diremukkan, lalu ditekan, dan dicetak, dibentuk menjadi bentuk
pelet dengan memberikan tekanan antara roller dan dies pada bahan. Densitas
bahan semula sekitar 130kg/m3, tetapi densitas pelet menaik hingga di atas
1100kg/m3, sehingga memudahkan untuk disimpan dan ditranspor, sekaligus
kinerja bakarnya menaik.
2. Pelet Bagas
Bagas (ampas tebu) memiliki kandungan energi dan kualitas bakar tinggi.
Prosedur produksinya: pembelian bahan mentah, pengeringan, peletisasi, dan
pengepakan. Kualitas bahan tergantung kepada periode penanaman. Semua
bahan dapat disimpan secara efisien pada waktunya, kemudian dikeringkan, dan
dipeletisasi tebu sekitar 20-25%. Pelet bagas memiliki nilai kalori tinggi 3.400-
4.200 kKal (sebelum dipeletisasi hanya sekitar 1.825kKal, dan bila bagas mentah
itu hanya dipanaskan menggunakan gas buang dari cerobong ketel, kadar air
ampas turun 40%, dan nilai kalor menjadi 2305 kKal.
3. Pelet Serbuk Gergaji
Jalur produksi pelet serbuk gergaji: pembelian bahan mentah, pengumpulan
bahan, pengeringan, peletisasi dan pengepakan. Kandungan air serbuk gergaji
sekitar 30-45% dan harga bahan mentah sekitar 21,05 - 24,29 USD/ton. Nilai
kalorinya dapat mencapai 4.000 - 4.500 kKal.
4. Pelet Ranting
Jalur produksi pelet ranting: pembelian bahan mentah, peremukan, pengeringan,
peletisasi dan pengepakan. Biaya bahan mentah ~16,19 USD/ton. Nilai kalori
pelet ranting lebih rendah dari pelet serbuk gergaji.
<https://1.bp.blogspot.com/-
T4yHlLVzUDQ/V7qdpEqs6BI/AAAAAAAADvk/BR56Tc7s8C48ihPla7HcYPO0p-
FQU5yrQCLcB/s1600/New%2BPicture.bmp>
Produksi <https://www.youtube.com/watch?v=SuoFSSJNNLA> pelet kayu dunia
sudah mendekati 25,5 juta
<http://www.biofuelmachines.com/wood-pellet-global-market-report-2014.html>
ton (2014). Sementara,pemasaran pelet kayu global untukpembangkit
listrik dan panas terus tumbuh sekitar 14,1%
<http://www.bioenergy-
news.com/display_news/9693/Global_wood_pellet_market_expected_to_grow_by_
141_annually_until_2023/>per
tahun.Tahun 2020, kebutuhanpelet kayu diperkirakanmelambung hingga 80
juta ton. Oleh karena itu, beberapa negara, misalnya Korsel, Jepang,
Eropa (impor ~14juta ton
<http://www.carbonbrief.org/uk-now-burning-33-of-worlds-wood-pellet-
imports>/2014),
AS, dan Kanada berusaha mencari pasokan bahan baku ke negara tropis yang
salah satunya ke Indonesia. Di lain fihak, contoh harga pelet kayu di
Eropa
<http://www.propellets.at/en/pellet-price/international-prices-and-indexes/>
(Swiss, Jerman, dan Austria
<http://www.propellets.at/en/pellet-price/details/>) dapat dilihat dalam
Gambar di atas(~Euro).
<https://4.bp.blogspot.com/-
Pi5WBa5SX9s/Vr8BPXsTMFI/AAAAAAAADiY/C8YFJZHsXAE/s1600/New
%2BPicture.bmp>
Permintaan pelet kayu di Korsel
Sementara, produk
pelet kayu dimanfaatkan sebagai BB PLTBm 197kW.
* Salah satu pemasok pelet kayu (50 ton/bulan) ke Korsel (dan Jepang)
adalah PT /Greeno Inovasi Energi/ dari Ds. Kalangan
<http://emha42yogya.blogspot.com/2014/10/biomass-pellet-bantul-tembus-
korea.html>,
Bangunjiwo, Bantul
<http://rri.co.id/yogyakarta/post/berita/113820/industri/limbah_pabrik_di_bantul_j
adi_bahan_bakar_alternatif.html>,
DIY. Bahan baku utama adalah serbuk gergaji yang diperoleh dari
Jateng & DIY, yang dicampuri limbah biomassa lainnya seperti sekam
<https://www.youtube.com/watch?v=9OgOMFOdGyk> padi, ampas tebu
(bagas), debu tembakau
<https://www.youtube.com/watch?v=ApvIlmNBFMA>, dan limbah uang
kertas
<http://krjogja.com/read/236071/biomass-pelet-bahan-bakar-alternatif-dari-
limbah-uang-kertas.kr>.
Tepung tapioka ditambahkan ke dalamnya sebagai perekat.
* PT EMI
<http://energitoday.com/2015/10/gantikan-batubara-emi-produksi-pelet-
kayu/>
(/Energy Management Indonesia/) melakukan kerma dengan pemkab
Purworejo <https://www.youtube.com/watch?v=iByrVcWZiRM> guna
membangun pabrik baru pelet kayu yang berasal dari kayu kaliandra
merah dengan kapasitas 36.000 ton/tahun. Potensi ini dapat dijadikan
listrik sekitar 5MW
<http://www.bijaks.net/news/article/4-214170/untuk-pembangkit-listrik-rp-40-
m-bumn-bikin-pabrik-pelet-kayu>.
Sementara,PT EMI melayani permintaan Jepang dan Korsel yang
meningkat masing-masing 250 ton/hari (10.000 ton/bulan) via LOI
<http://semarang.bisnis.com/read/20151004/12/82179/siap-siap-bahan-bakar-
hijau-pelet-kayu-banjir-permintaan>.
* PT /Jhonlin Agro Mandiri /(PT JA
<http://jhonlinagro.com/id/products/wood-pellet/>) membangun pabrik
pelet kayu di areal 2 Ha yang berkapasitas 4 ton/jam dengan mesin
/fully automatic/. Bahan baku berasal dari kayu Jabon, Gmelina,
Sengon, dan Akasia yang ditanam di atas tanah seluas 15.000 Ha.
* PT Inhutani III
<http://www.jpnn.com/read/2013/03/20/163505/Pasok-100-Ribu-Ton-Bahan-
Baku-Pelet->
memasok bahan baku /eucalyptus/, sengon, dan gamal yang ditanam di
lahan sekitar 5.000 Ha, Pelaihari
<http://industri.kontan.co.id/news/sl-agro-investasi-us-20-juta-di-sektor-kayu>,
Kalsel, ke pabrik pelet kayu yang dibangun oleh PT /SL Agro
Industry/ (anak perusahaan Korsel, /Depian/) dengan kapasitas
sekitar 100.000 ton (2015). Selanjutnya, PT SLAI memasok pelet kayu
dari pabriknya ke perusahaan Korsel /Western Power Co. Ltd/. Kerma
Inhutani III dengan China juga diteken, dan Inhutani III menyiapkan
lahan 5.000 Ha. PLTBm 2x10MW dengan bahan baku /chip/ kayu (140.000
ton) juga dibangun untuk menunjang daya listrik pabrik, sedangkan
sisa daya listrik dijual ke PLN.
* Indonesia meneken /MoU /dengan fihak Korsel
<http://agro.kemenperin.go.id/1858-Korsel-Tujuan-Ekpor-Pelet-Kayu-
Indonesia>
guna memberikan peluang investasi biomassa basis kayu
<https://www.youtube.com/watch?v=HCcfnhHq8ZI> pada areal sekitar
200.000 Ha sebagai proyek percontohan di Indonesia. Salah satunya
adalah di bawah bendera PT /Solar Park
<https://www.youtube.com/watch?v=HCcfnhHq8ZI> Indonesia/ di Wonosobo
Jateng, 2009..
* DI (Dahlan Iskan) (via PT SDI, /Sosiopreneur Demi Indonesia/)
mengajak siswa SMK
<http://www.jpnn.com/read/2014/10/26/265919/Dahlan-Iskan-Ajak-Siswa-SMK-
Bikin-Mesin-Pelet-/page2>
membuat mesin pelet kayu (1 ton/jam) guna memanfaatkan penanaman
kayu KM di 30
<http://www.radarsulteng.co.id/berita/detail/rubrik/45/16457>
Propinsi (Kaltim
<http://www.jpnn.com/read/2014/12/01/273035/Kembangkan-Kaliandra,-
Dahlan-Iskan-Rogoh-Kocek-Puluhan-Miliar->,
NTB <http://tamboranews.com/2015/01/11/pt-sdi-launcing-kaliandra/>,
Riau, Lampung, Bengkulu, dll). PT SDI membangun mesin pelet kayu dan
PLTBm, dan akan membeli KM dari penduduk
<http://sijorikepri.com/penanaman-kaliandra-di-lingga-gunakan-tehnik-
biopori/>.
Motonya adalah masyarakat mendapat
<http://www.riaupos.co/berita.php?act=full&id=63954&kat=12>
pekerjaan dan penghasilan (dari penyiapan pelet kayu, ternak sapi
dan kambing, dan ternak lebah) sekaligus mendapatkan listrik.
Importir dari LN mulai mengenakan sekatan mencari pelet kayu terbaik tetapi
harga yang lebih murah. Oleh karena itu, sudah saatnya pelet kayu dibuat untuk
memasok pelet kayu ke PLTU batubara sebagai pengganti batubara baik
sebagian maupun seluruhnya. Hal itu dimaksudkan guna menstabilkan harga
pelet kayu sekaligus memproduksi listrik nasional dan membuka lapangan kerja
baru yang diperlukan rakyat di sekitar pabrik pelet kayu, contoh:
1. PT Austral Byna membangun PLTPk 100MW (setiap 10MW memerlukan
biaya Rp150miliar) di Mantuil Banjarmasin, Muara Teweh (Kab. Barito
Utara) Kalteng, dan Kaltim.
* PT EBI <https://www.youtube.com/watch?v=iByrVcWZiRM> (BUMN)
membangun PLTPk 5-10MW(dengan luas pabrik 10 Ha dan mampu
memproduksi 36.000 ton/tahun
<http://www.bijaks.net/news/article/4-214170/untuk-pembangkit-listrik-rp-40-
m-bumn-bikin-pabrik-pelet-kayu>)
di beberapa lokasi di Indonesia (energi: 4.800kKal, bioarang
~7.500kKal). Limbah / abu pelet kayu masih dapat dibuat pupuk untuk
restorasi lahan gambut yang amat luas di Indonesia (ke 4 dunia).
Sementara, limbah PLTU batubara menjadi limbah B3, ataumenjadi bahan
pengganti semen yang bila dicampur dengan /filler
<https://www.researchgate.net/publication/267555383_PENGGUNAAN_LUMPUR_L
APINDO_SEBAGAI_FILLER_PADA_PERKERASAN_LENTUR_JALAN_RAYA>/
lumpur Lapindo dapat digunakan sebagai material pembuatan jalan
<http://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/view/200> raya.
* PT PLNE
<http://www.tambang.co.id/morowali-gunakan-kayu-kaliandra-merah-untuk-
bangun-pltb-1159/>
(Prima Layanan Nasional Enjinering)menandatangani kerma (/MoU/)
dengan Kab, Morowali
<http://ekbis.sindonews.com/read/922374/34/kaliandra-merah-dipercaya-
dapat-penuhi-listrik-morowali-1415617599>,
Sulteng, membangun PLTBm Rp.30 miliar dalam 2 tahun, Feasibility study 6
bulan) dengan bahan baku kaliandra merah yang tersebar luas di
Morowali(200Ha).
Proses pembuatan Pelet Kayu
Tahapan proses cetak Pellet Kayu yang diajukan adalah sebagai berikut.
1. Chipper
2. Hammer Mill
3. Rotating screen
4. Rotary Dryer
5. Mixer
6. Pelletizer atau mesin Pencetak Pellet Kayu
7. Box Cooler
8. Vibrating Screen
9. pengemasan