Anda di halaman 1dari 10

LATIHAN

EVAKUASI MEDIS
(MEDEVAC DRILL)

Tanggal : 31 Maret 2010

Lokasi : LINTASAN POEBG08–105 SP 1215 MENUJU


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SENGETI

Dilaporkan Oleh :

MASDUKI
HSE SUPERVISOR
i
DAFTAR ISI

Hal
I. PENDAHULUAN............................................................................. 1

I.1. Maksud dan Tujuan......................................................................... 1


I.2. Waktu dan Tempat .......................................................................... 1

II. PELAKSANAAN MEDEVAC DRILL............................................... 1

II.1 Skenario Umum............................................................................... 1


II.2. Alur Waktu....................................................................................... 2
II.3. Kejadian dan Analisa....................................................................... 3
II.4. Tindakan Perbaikan Yang Perlu Dilakukan ( Rekomendasi ) ......... 4

III. LAMPIRAN ..................................................................................... 5

III.1 Foto Medivac Drill............................................................................ 5


III.2. Emergency Log - Sheet................................................................... 6

ii
I. PENDAHULUAN
Saat ini Survey Seismik Elnusa Party A5.69 di Batu Gajah Blok, Propinsi Jambi telah
melalui hari ke-239 dan telah melibatkan personel sebanyak 1202 orang. Namun hingga
saat ini belum diketahui sejauh mana kesiapan dan respon tanggap darurat apabila terjadi
insiden di lapangan dengan merujuk kepada Prosedur Emergency Response Plan (ERP)
001 yang telah dibuat. Oleh karena itu HSE Elnusa A5.59 merasa perlu untuk melakukan
Medevac Drill atau Latihan Evakuasi Medis.

I.1. Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukannya latihan evakuasi medis ini adalah:


a. Untuk mengetahui sejauh mana ketanggapan / respon yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang terlibat dalam situasi darurat.
b. Untuk memastikan pengetahuan dan pemahaman personel medik yang terlibat
dalam medivac untuk mengidentifikasikan kekurangan yang sudah ada.
Tujuan latihan evakuasi medis adalah untuk memastikan apakah ERP - 001 yang dibuat
dapat menjadi acuan untuk diterapkan di lapangan dengan efektif dan efisien (khususnya
dari waktu yang sudah dicapai)

I.2. Waktu dan Tempat

Latihan evakuasi medis dalam Proyek Survey Seismik 2D Batu Gajah Blok ini diadakan
pada tanggal 31 Maret 2010, dimulai dari jam 9:35 WIB s/d 11:30 WIB dengan lokasi
kejadian di Lintasan 105 SP 1215. Sedangkan personel yang menjadi ‘korban’ adalah
Lasimin, umur 25 tahun, anggota crew # 3 drilling unit India SDRL.

II. PELAKSANAAN MEDEVAC DRILL

II.1. Skenario Umum

Anggota crew Drilling Unit India SDRL bekerja di lintasan 105 dengan areal datar
perkebunan sawit dan cuaca cerah. Saat Lasimin akan menyambung pipa ke power rig di
Lintasan 105 SP 1215, dia tiba-tiba terpeleset sehingga Power Rig menimpa rahang kiri
yang mengakibatkan gigi atas bawah patah, luka memar di rahang dekat leher. Melihat
kejadian tersebut Mandor drilling unit India menghubungi Mandor besar dan memanggil
medik lapangan. Mabes kemudian menghubungi Driller unit India, Poniman, yang segera
menghubungi Medic Ambulance untuk meminta bantuan menggunakan radio komunikasi

1
(HT), walaupun agak terputus karena areal sawit dengan pohon yang tinggi-tinggi, Medic
Ambulane dapat memahami maksudnya dan langsung menuju ketempat kejadian.

II.2. Alur Waktu

09:35 – Terjadi kecelakaan di Lintasan 105 SP 1215. Korban dalam insiden tersebut
adalah Lasimin, crew #3 drilling unit India SDRL yang tertimpa mesin Power Rig
ketika akan menyambung pipa ke Power Rig sehingga mengakibatkan bagian
gigi atah dan bawah patah serta luka memar pada rahang dekat leher dengan
kondisi korban pingsan.

09:36 – Mandor Crew segera memberi tahu Medic lapangan yang segera memberi
pertolongan pertama. Di saat yang sama Driller Unit India menghubungi
Ambulance dengan menggunakan radio komunikasi (HT).

09:42 – Ambulance tiba diposisi korban.


Operator Radio menerima laporan terjadinya insiden yang terjadi di Lintasan
105 SP 1215.

09:43 – Setelah mendapatkan laporan tersebut, operator radio langsung menghubungi


Party Chief yang ada di Base Camp yang segera meneruskannya ke Client
Representative Ranhill Jambi.

09:45 – Pasien dibawa oleh Medic Ambulance untuk dilakukan evakuasi ke RSUD
Sengeti.
09:50 – Pasien di pasang infus.

10:00 – Ambulance menayakan akses jalan keluar yang mengarah ke Rumah Sakit

10:10 – Ambulance menuju arah KM 91 (akses jalan keluar ke RS). Kondisi pasien
pingsan. Party Chief menghubungi Kepala Perwakilan SDRL untuk menunggu di
RSUD Sengeti.
10.15 – Ambulance sudah di posisi KM 91 dengan pasien dipasang oksigen.
10.27 – Posisi Ambulance berada di SMP 4 Merlung. Pasien masih dalam keadaan
pingsan.
10.40 – Medik melaporkan bahwa posisi Ambulance berada di KM 73, dengan kondisi
pasien masih belum ada perubahan dan terdapat pendarahan karena ada gigi
yang patah.

2
11.00 – Ambulance memasuki KM 47, oksigen mulai habis dan pernapasan pasien
melemah. Tensi 90/60 dan nadi 65/menit dengan kondisi masih pingsan.
11.17 – Posisi ambulance di KM 35 dengan kondisi pasien masih sama.
11.30 – Ambulance tiba di RSUD Sengeti. Pasien langsung di rawat di Unit Gawat
Darurat (UGD).
11.40 – Pasien sudah ditangani tim medis RSUD Sengeti.
11.41 – Latihan Evakuasi Medis dinyatakan selesai.

II.3. Kejadian dan Analisa


Hal – hal yang positif selama proses evakuasi medis:
• Komunikasi yang terjalin selama evakuasi medis cukup baik dengan
mempergunakan Channel 5 (yang digunakan sebagai channel darurat)
• Diketahui waktu tempuh antara lokasi kejadian dengan RSUD Sengeti sekitar
2 jam perjalanan dari lokasi kejadian Line 105 SP 1215 yang berada di Trimitra
Lestari blok Uba-Ubi – lihat peta).
• Party Chief yang berada di Base Camp memonitor melalaui Radio dan sesekali
melakukan konfirmasi dengan Medic Ambulance dan melaporkan ke Client.
• HSE memantau evakuasi di lapangan dan melaporkan ke HSE Jakarta.
• Medevac Drill mendapat respon yang serius dari top management maupun yang
tidak mengetahui sebelumnya.
• Staff dari Drilling (Koord. Lapangan) atas instruksi Ka. Perwakilan langsung
segera menuju ke RSUD. Sengeti, dan tiba lebih awal daripada Ambulance.
• Pihak Rumah Sakit cepat tanggap dalam penangan pasien.

Hal – hal yang negative selama proses evakuasi medis:

• Medic lapangan tidak memiliki tandu (valbed).


• Radio komunikasi ( HT ) di lokasi kejadian susah menjangkau Base Camp
karena di areal sawit.
• Ketika Ambulance mengevakuasi ke RSUD tidak mendapat respon bagus dari
masarakat pengguna jalan, walaupun lampu rotary dan sirine telah dihidupkan
sebagai isyarat kondisi darurat.
• Walaupun Korlap drilling yang tiba lebih awal dari Ambulane, namun hanya
menunggu diluar dekat pintu masuk RSUD tidak melaporkan akan ada pasien
masuk.
3
• Ketika Medevac dilakukan dan menggunakan Channel 5 sebagai channel
emergency masih ada pihak-pihak yang menggunakan Channel 5, sehingga
mengganggu komunikasi antara Ambulance dan Base Camp.
• Kabel dan saklar sirine rusak / tidak sempurna sesaat setelah selesai evakuasi.
• Driver mengemudikan Ambulance melebihi kecepatan saat evakuasi.

II.4. Tindakan Perbaikan Yang Perlu Dilakukan


• Kelengkapan medic lapangan harus ditambah tandu.
• Kelengkapan Ambulance perlu diperiksa secara rutin baik itu perlengkapan
medis dan obat-obatan, alat penunjang seperti Lampu Rotary dan Sirene
maupun kondisi kendaraan Ambulance tersebut (BBM, Mesin, Ban dsb).
• Perlu diadakan re-training pelaporan kecelakaan dalam hal penggunaan radio
untuk radio operator, supervisor lapangan (mandor, surveyor, driller, shooter).
• Perlu diadakan re- training ERP 001 terhadap Medic lapangan.

4
LAMPIRAN 1
FOTO MEDEVAC DRILL

5
LAMPIRAN 2
EMERGENCY LOG - SHEET

6
7
8

Anda mungkin juga menyukai