Anda di halaman 1dari 216

Katalog BPS : 1102001.

74100XX
Kecamatan Lembo Dalam Angka
2017

ISBN:
No. Publikasi : 7410.LEMBO
Katalog : 1102001.74100XX

Ukuran Buku : 14.8 cm x 21 cm


Jumlah Halaman : xiii + 112 halaman

Naskah :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe Utara

Gambar Kover oleh :


Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe Utara

Ilustrasi Kover :
Tepian Sungai Lasolo

Diterbitkan oleh :
© Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe Utara

Dicetak oleh :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe Utara

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau


menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial
tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik
PETA WILAYAH KECAMATAN LEMBO
KOORDINATOR STATISTIK KECAMATAN LEMBO

SALOMO
KATA PENGANTAR

Publikasi Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 merupakan


publikasi lanjutan dari publikasi tahun-tahun sebelumnya. Dalam
publikasi ini memberikan gambaran Keadaan Geografis,
Pemerintahan, Penduduk, Iklim, dan Keadaan Sosial Ekonomi di
Kecamatan Lembo secara menyeluruh.

Ucapkan terima kasih disampaikan kepada Camat LEMBO,


Dinas jawatan, pihak swasta dan para Kepala Desa/Kelurahan/UPT
yang telah membantu sehingga publikasi ini dapat diterbitkan.

Disadari sepenuhnya bahwa dalam publikasi ini masih


terdapat kesalahan dan kekurangan, sehingga tanggapan dan saran dari
para pengguna data sangat diharapkan demi perbaikan publikasi di
masa mendatang.

Lembo, September 2017


Koordinator Statistik Kecamatan
Lembo,

SALOMO
NIP. 19660714 200701 1 005

v
DAFTAR ISI

Hal

Peta Wilayah Kecamatan Lembo iii


Koordinator Statistik Kecamatan Lembo iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel xiii
BAB I GEOGRAFIS 1
1.1 Letak dan Batas Wilayah................................... 2
1.2 Luas Wilayah.................................................... 2
1.3 Perairan dan Iklim ........................................... 3
BAB II PEMERINTAHAN 10
2.1 Struktur Pemerintahan ..................................... 11
2.2. Pembagian Wilayah Administrasi Peerintahan 12
BAB III PENDUDUK DAN TENAGA KERJA 19
3.1 Penduduk.......................................................... 22
3.2 Perumahan......................................................... 22
3.3 Tenaga Kerja..................................................... 23
BAB IV SOSIAL 38
4.1 Pendidikan....................................................... 39
4.2 Kesehatan dan Keluarga Berencana ............... 40
4.3 Agama.............................................................. 41
4.4 Sosial Lainnya.................................................. 41
BAB V PERTANIAN 62
5.1 Penggunaan Tanah........................................... 63
5.2 Pertanian Padi, Palawija, dan Hortikultura ..... 63
5.3. Perkebunan ....................................................... 64
5.4 Peternakan......................................................... 65

vi
5.5 Perikanan........................................................... 65
5.6 Kehutanan ......................................................... 66
BAB VI PERINDUSTRIAN, PERTAMBANGAN, LISTRIK
75
DAN AIR BERSIH
6.1 Perindustrian ..................................................... 76
6.2 Pertambangan dan Penggalian .......................... 76
6.3. Listrik, dan Air Minum .................................... 77
BAB VII PERDAGANGAN 84
BAB VIII HOTEL DAN PARIWISATA 88
8.1 Hotel ................................................................. 89
8.2 Pariwisata ......................................................... 89
BAB IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI 91
9.1 Panjang Jalan .................................................... 92
9.2. Transportasi ...................................................... 92
9.3. Komunikasi....................................................... 93
BAB X KEUANGAN DAN HARGA-HARGA 100
9.1 Keuangan........................................................... 101
9.2 Harga-Harga...................................................... 101
BAB XI PERBANDINGAN ANTAR KECAMATAN 108

vii
DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Persentase Luas Wilayah Desa/Kel di Kecamatan 4


Lembo
Gambar 2. Curah Hujan dan Hari Hujan Kecamatan Lembo 5
Tahun 2015
Gambar 3. Jumlah Sarana Pemerintahan dan Aparat Desa 13
Kecamatan Lembo Tahun 2015
Gambar 4. Jumlah Penduduk Kecamatan Lembo menurut Jenis 24
Kelamin Tahun 2014 - 2015
Gambar 5. Piramid Penduduk Kecamatan Lembo Tahun 2015 25
Gambar 6. Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Guru dan Murid 42
Menurut Jenjang/Tingkat Pendidikan Kecamatan
Lembo , T.P 2015-2017
Gambar 7. Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan 43
Kecamatan Lembo Tahun 2015
Gambar 8. Jumlah Penduduk Kecamatan Lembo menurut 44
Agama yang Dianut Tahun 2015
Gambar 9. Jumlah Jumlah Ternak di Kecamatan Lembo 67
menurut Jenis Ternak, Tahun 2015
Gambar 10. Jumlah Industri Di Kecamatan Lembo menurut 78
Jenisnya, Tahun 2015
Gambar 11. Jumlah Kendaraan Bermotor dan Tidak Bermotor 94
Menurut Jenisnya, Kecamatan Lembo Tahun 2015
Gambar 12. Persentase Julah Penduduk Kecamatan Lembo 110
menurut Kecamatan Tahun 2015
Gambar 1. Persentase Luas Wilayah Desa/Kel di Kecamatan 4
Lembo
Gambar 2. Curah Hujan dan Hari Hujan Kecamatan Lembo 5
Tahun 2015
Gambar 3. Jumlah Sarana Pemerintahan dan Aparat Desa 13
Kecamatan Lembo Tahun 2015
Gambar 4. 24
Jumlah Penduduk Kecamatan Lembo menurut Jenis
viii
Kelamin Tahun 2014 - 2015
Gambar 5. 25
Piramid Penduduk Kecamatan Lembo Tahun 2015
Gambar 6. Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Guru dan Murid 42
Menurut Jenjang/Tingkat Pendidikan Kecamatan
Lembo , T.P 2015-2017
Gambar 7. Jumlah Sarana Kesehatan dan Tenaga Kesehatan 43
Kecamatan Lembo Tahun 2015
Gambar 8. Jumlah Penduduk Kecamatan Lembo menurut 44
Agama yang Dianut Tahun 2015
Gambar 9. Jumlah Jumlah Ternak di Kecamatan Lembo 67
menurut Jenis Ternak, Tahun 2015
Gambar 10. Jumlah Industri Di Kecamatan Lembo menurut 78
Jenisnya, Tahun 2015
Gambar 11. Jumlah Kendaraan Bermotor dan Tidak Bermotor 94
Menurut Jenisnya, Kecamatan Lembo Tahun 2015
Gambar 12. Persentase Julah Penduduk Kecamatan Lembo 110
menurut Kecamatan Tahun 2015

DAFTAR TABEL
ix
Hal
I. GEOGRAFIS
1.1. Luas Wilayah dan Persentase Terhadap Jumlah 6
Menurut Desa/Kelurahan, Kec. Lembo Tahun 2015
1.2. Jarak Ke Ibukota Kecamatan, Kabupaten, dan 7
Provinsi Menurut Desa/Kelurahan, Tahun 2015 (r)
1.3. Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan Kecamatan 8
Lembo , Tahun 2015
1.4. Titik Koordinat dan Ketinggian diatas Permukaan 9
Laut (dpl) Menurut Desa/Kel Tahun 2015

II. PEMERINTAHAN

2.1. Pembagian Wilayah Administrasi Pemerintahan 14


Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2015
2.2. Banyaknya Aparat Pemerintahan Desa/Kel Menurut 15
Desa/Kelurahan , Tahun 2015
2.3. Banyaknya Prasarana Pemerintahan Desa/Kel 16
Menurut Desa/Kelurahan, Tahun 2015
2.4. Banyaknya Prasarana dan Personil Pertahanan Sipil 17
Menurut Desa/Kelurahan, Tahun 2015
2.5. Banyaknya Pegawai Kantor Kecamatan Lembo 18
Menurut Status Kepegawaian dan Golongan
Kepangkatan, Tahun 2015

III. PENDUDUK DAN TENAGA KERJA


Penduduk
3.1. Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis 26
Kelamin, Kecamatan Lembo Tahun 2015
3.2 Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan dan 27
Status Kewarganegaraan Kecamatan Lembo Tahun
2015
3.3. Jumlah Penduduk dan Persebaran Penduduk Kec. 28
Lembo Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2011 - 2015
3.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan 29
x
Penduduk Menurut Desa/Kelurahan, Tahun 2015
3.5 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, Rata-rata Jiwa per 30
Rumahtangga Menurut Desa/Kelurahan, Tahun 2015
3.6. Jumlah Penduduk Kecamatan Lembo Menurut 31
Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015
3.7 Jumlah dan Persentase Rumah Tangga Menurut 32
Sumber Matan Pencaharian Utama, Tahun 2015
Perumahan
3.8. Jumlah Rumah Menurut Desa/Kel dan Status 33
Kepemilikan Tempat Tinggal Tahun 2015
3.9. Jumlah Rumah Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis 34
Atap Terluas yang Digunakan Tahun 2015
3.10 Jumlah Rumah Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis 35
. Lantai Terluas, Kecamatan Lembo Tahun 2015
3.11 Jumlah Rumah Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis 36
. Dinding Terluas, Kecamatan Lembo Tahun 2015
3.12 Jumlah Rumahtangga Menurut Desa/Kelurahan dan 37
. Jenis Kakus/ Jamban yang Digunakan, Tahun 2015
IV SOSIAL
4.1. Pendidikan
4.1. Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid Tingkat 45
1. Pendidikan TK Tiap Desa/Kelurahan TP.2015 /2017
4.1. Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, dan Murid Tingkat 46
2. Pendidikan SD/Sederajat Menurut Desa/Kelurahan,
T.P. 2015/2017
4.1. Jumlah Sekolah, Guru, dan Rasio Murid perGuru 47
3. Tingkat Pendidikan SD/Sederajat Menurut
Desa/Kelurahan, T.P. 2015/2017
4.1. Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, dan Murid Tingkat 48
4. Pendidikan SMP/Sederajat Menurut Desa/Kelurahan,
T.P. 2015/2017
4.1. Jumlah Sekolah, Guru, Murid dan Rasio Murid per- 49
5. Guru Tingkat Pendidikan SLTP/Sederajat Menurut
Desa/Kelurahan, T.P. 2015/2017

4.1. Jumlah Sekolah, Ruang Kelas, Guru, dan Murid dan 50


6. Rasio Murid per-Guru Tingkat Pendidikan
xi
SMA/Sederajat Menurut Desa/Kelurahan, T.P.
2015/2017
4.2. Kesehatan
4.2. Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut 51
1. Desa/Kelurahan dan Jenis Sarana Kesehatan, Tahun
2015
4.2. JumlahTenaga Kesehatan yang Berdomisili dan 52
2. Dukun Bersalin menurut Desa/Kelurahan, Tahun
2015
4.2. Banyaknya Pasien yang Dirawat menurut Jenis 53
3. Pelayanan di Puskesmas Wanggudu Raya dan
Puskesmas LEMBO Tahun 2015
4.2. Jumlah Ibu Hamil yang mendapat Imunisasi Menurut 54
4. Jenis Vaksin di Puskesmas Wanggudu Raya dan
Puskesmas LEMBO Tahun 2015
4.2. Jumlah Bayi yang Diimunisasi menurut Jenis Vaksin 55
5. di Puskesmas Wanggudu Raya dan Puskesmas
LEMBO Tahun 2015
4.2. Pencapaian Peserta KB Aktif Menurut Metode 56
6. Kontrasepsi yang Digunakan di Kecamatan Lembo
Tahun 2013 - 2015
4.2. Realisasi Akseptor / Peserta KB Baru menurut 57
7. Metode Kontrasepsi yang Digunakan Tahun 2013 -
2015
4.3. Agama
4.3. Jumlah Sarana Peribadatan menurut Desa/Kelurahan 58
1. dan Jenis Tempat Ibadah, Tahun 2015
4.3. Jumlah Penduduk menurut Desa/Kelurahan dan 59
2. Agama yang Dianut, Kecamatan Lembo Tahun 2015
4.4. Sosial Lainnya
4.4. Jumlah Penderita Cacat berdasarkan Jenis Cacat 60
1. Menurut Desa/Kelurahan, Tahun 2015
4.4. Jumlah Sarana Olahraga dan Lapangan untuk 61
2. Bermain Menurut Desa/kelurahan, Tahun 2015
V. PERTANIAN
Penggunaan Tanah

xii
5.1 Luas Lahan Menurut Penggunaan Tanah Kecamatan 68
Lembo Tahun 2015 (hektar)
Pertanian Padi, Palawija, dan Hortikultura
5.2 Luas Lahan Sawah menurut Jenis Lahan Sawah dan 69
Penggunaan Lahan Kecamatan Lembo Tahun 2015

Perkebunan
5.3. Luas Lahan Kelapa Sawit (ha) Perusahaan 70
Perkebunan Menurut Lokasi Kebun / Apdeling,
Tahun 2015
Peternakan
5.4. Jumlah Peternak dan Ternak Menurut Desa/Kel dan 71
1. Jenis Tenak Besar Tahun 2015
5.4. Jumlah Peternak dan Ternak Menurtu Desa/Kel dan 72
2. Jenis Tenak Kecil Tahun 2015
5.4. Jumlah Ternak Unggas (ekor) Menurut Desa/Kel dan 73
3. Jenis Tenak Tahun 2015
Perikanan
5.4. Jumlah Rumahtangga Perikanan Tangkap dan 74
Budidaya Menurut Desa/Kelurahan , Tahun 2015
VI. PERTAMBANGAN/PENGGALIAN, PERINDUSTRIAN,
LISTRIK DAN AIR MINUM
6.1. Jumlah Usaha Industri/ Jasa Industri Menurut 79
Desa/Kel dan Jenis Usaha/Jasa Industri, Tahun 2015
6.2. Jumlah Usaha Penggalian Menurut Desa/Kel dan 80
Jenis Bahan Galian Tahun 2015
6.3. Jumlah Rumahtangga Menurut Desa/Kel dan Sumber 81
Penerangan Utama, Tahun 2015
6.4. Jumlah Rumahtangga Menurut Desa/Kel dan Sumber 82
Air Minum Utama Tahun 2015
6.5. Jumlah Rumahtangga menurut Desa/Kel dan Bahan 83
Bakar Utama Memasak Tahun 2015
VII. PERDAGANGAN

xiii
7.1. Banyaknya mini Market, Pasar umum, Kios/Warung 86
Kelontong Menurut Desa/Kel tahun 2015
7.2. Jumlah Restoran, rumah Makan, Kedai Minum, dan 87
Pedagang Keliling Menurut Desa/Kel tahun 2015
VII
I HOTEL DAN PARIWISATA
8.1. Jumlah Usaha Akomodasi Menurut Desa/Kel dan 90
Jenis Akomodasi Tahun 2015

IX TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI


9.1. Panjang Jalan (Km) Desa menurut Desa/Kel dan 95
Jenis Permukaan Jalan Tahun 2015
9.2. Jumlah Jembatan Menurut Desa/Kel dan Jenis 96
Jembatan Tahun 2015
9.3 Jumlah Jembatan Menurut Desa/Kel dan Kondisi 97
Jembatan Tahun 2015
9.4. Jumlah Angkutan Umum menurut Desa/Kel dan 98
Jenis Kendaraan (Keadaan Akhir Tahun 2015)
9.5. Jumlah Kendaraan Bermotor/ Tidak bermotor 99
Menurut Desa/Kel dan Jenis Kendaraan Tahun 2015

X KEUANGAN DAN HARGA-HARGA


10.1 Keuangan
.
10.1 Jumlah Penerimaan Bantuan Dana Pembangunan 102
.1 Desa Menurut Desa/Kelurahan, Tahun 2012-2015
(000 rupiah)
10.1 Jumlah Penerimaan Dana Swadaya Masyarakat untuk 103
.2 Menunjang Pembangunan Desa Menurut
Desa/Kelurahan, 2012-2015 (000 rupiah)
10.2
Harga-Harga
.
10.2 Harga Eceran Bahan Makanan Pokok (Sumber 104
.1 Karbohidrat), Kecamatan Lembo Tahun 2015
10.2 Harga Eceran Rata-Rata Macam Bahan Makanan 105
.2 menurut Jenisnya Kecamatan Lembo , Tahun 2015
10.2 Harga Eceran Rata-Rata Sayur-Sayuran Menurut 106
.3 Jenisnya, Kecamatan Lembo , Keadaan Akhir Tahun
2015
xiv
10.2 Harga Eceran Bahan Bakar Menurut Jenisnya dan 107
.4 Oli, Keadaan Akhir Tahun 2015
XI PERBANDINGAN ANTAR KECAMATAN
11.1 Luas Wilayah Kecamatan Lembo dan Kecamatan 111
. Lain Kecamatan Lembo Tahun 2015
11.2 Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut 112
. Kecamatan Kecamatan Lembo Tahun 2015

xv
Curah Hujan
2.894m
m3

Hari Hujan 160

Letak Kecamatan Lembo


03,4779 o LS
122,068 o BT di 56
meter DPL
I. GEOGRAFI DAN IKLIM
Pada bab ini menyajikan ciri utama daerah Kec. Lembo
yang mencakup letak geografis, batas wilayah, luas wilayah,
kondisi tanah, keadaan perairan dan keadaan iklim.

1.1. Letak Geografis


Kecamatan Lembo merupakan bagian dari Kabupaten
Konawe Utara yang telah terbentuk berdasarkan UU Nomor 03
Tahun 2010 di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Secara geografis Kecamatan Lembo terletak di Selatan


Kabupaten Konawe Utara, melintang dari Utara ke Selatan
antara 122o39062’ dan 03o75493’ lintang Selatan, membujur dari
Barat ke Timur antara 122o32227’ dan 03o74206’ bujur Timur.

I. GEOGRAPHY AND CLIMATE

This chapter presents the main features of the LEMBO


Subdistrict covering geography, boundaries, area, soil conditions,
climatic conditions and circumstances maritim.

1.1. Geographic Location


LEMBO Subdistrict with is apart of Konawe Utara Regency
that formed pursuant to Act No. 03 of 2010 in the Province of
Southeast Sulawesi.

Geographically, LEMBO Subdistrict located in northern


Equator of Konawe Utara Regency, across from north to south
between 122o39062’ and 03o75493' south latitude, from west to
east between 122o32227’ and 03o74206' East longitude
1.2. Batas Wilayah
Batas wilayah administrasi Kecamatan Lembo sebagai
berikut:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lasolo


 Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan beberapa kecamatan di
Kabupaten Konawe.
 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Konawe.

1.3. Luas Wilayah

Luas wilayah Kecamatan Lembo yaitu 7.912 Ha atau 1,57


persen dari luas wilayah Kabupaten Konawe Utara. Kecamatan
Lembo terdiri dari 11 (sebelas) desa dan 1 (satu) Kelurahan yaitu
Desa

1.2. Boundaries
Administrativelly, Konawe Utara regency are bounded by:

 Northern border with regency and the Kecamatan Lasolo


 East border with Morowali Regency (Central Sulawesi) and
Banda Sea.
 The south bordered by several districts in Konawe Regency.
 Next to the western border with Konawe Regency.

1.3. Area

The total area of the LEMBO Subdistrict is 7.912 hectares


or 1.57 percent of the total area of Konawe Utara Regency.
Lembo Subdistrict consist of 11 (Ten) Village and 1 (One)
Administrative

Tongalino, Taipa, Puusiambu , Bungguosu, Lembo, Pasir


Putih, Padaleu, Puulemo, Alo-Alo, Lapulu, Laramo, dan Desa
Watuwula. Luas wilayah menurut Desa dan Kelurahan sangat
beragam. Desa/Kelurahan Lembo merupakan wilayah Desa yang
terluas yaitu seluas 1456,0 Ha (18,40) Sedangkan Wilayah Desa
terkecil adalah Desa Pasir Putih

1.4. T o p o g r a f i

Seperti halnya dengan kondisi topografi Kabupaten


Konawe Utara, Kecamatan Lembo memiliki topografi
permukaan tanah yang pada umumnya bergunung,
bergelombang dan berbukit yang mengelilingi dataran rendah
yang sangat potensial untuk pengembangan sektor pertanian.

Village. They are Tongalino, Taipa, Puusiambu,


Bungguosu, Lembo, Pasir Putih, Padaleu, Puulemo, Alo-Alo,
Lapulu, Laramo, dan Desa Watuwula, Region Area according to
the Village is very diverse. Lembo is the largest sub-region
namely: 1456.02Ha while the smallest Village is Pasir Putih
Village

1.4. Topography
As with the topographical conditions of the other
districts in Konawe Utara Regency, LEMBO subdistrict have a
surface topography of the land is generally mountainous,
undulating and hilly terrain that surrounds the very low potential
for development of the agricultural sector.

1.5 O c e a n o g r a f i
Kecamatan Lembo memiliki wilayah perairan baik itu laut
maupun sungai dengan potensi yang menonjol yaitu kekayaan
hasil laut disamping juga memiliki panorama yang indah. Oleh
karena itu perairan Kecamatan Lembo sangat cocok untuk
pengembangan usaha perikanan laut dan darat dan
pengembangan wisata bahari.

1.6 I k l i m
di Kecamatan Lembo dikenal dua musim yaitu musim
kemarau dan musim penghujan. Keadaan musim banyak
dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas wilayahnya.
Pada bulan Desember sampai dengan Mei, angin banyak
mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera
Pasifik,

1.5 Oceanography
Lembo Disrict have waters either in the Sea or River with
outstanding potential for the wealth of seafood in addition also
has a beautiful view. Therefore, the waters of Konawe Utara very
suitable for the development of marine fisheries and marine
tourism development.

I.6 Climate
Like other regions in Indonesia, in LEMBO Subdistrict
known two seasons namely dry season and rainy season. The
situation is much influenced by the current season winds blowing
over the territory. In December to May, the wind contains a lot of
moisture coming from the continent of Asia and the Pacific
Ocean,

setelah sebelumnya melewati beberapa lautan. Pada bulan-


bulan tersebut terjadi musim Penghujan. Sekitar bulan
September, arus angin selalu tidak menentu dengan curah hujan
kadang-kadang kurang dan kadang-kadang lebih. Musim ini oleh
para pelaut setempat dikenal sebagai musim Pancaroba.
Sedangkan pada bulan Juni sampai dengan November,
angin bertiup dari arah Timur yang berasal dari Benua Australia
kurang mengandung uap air. Hal tersebut mengakibatkan
minimnya curah hujan di daerah ini.

having previously gone through several oceans. In the


months of the rainy season occurs. Around September, the wind
flow was always erratic rainfall is sometimes less and sometimes
more. This season by the local sailors are known as the transition
seasons.
Meanwhile, in June to November, the wind was blowing
from the east coming from the Australian continent contains less
moisture. This resulted in lack of rainfall in this area.
Geografi dan Iklim
Geography and Climate

Gambar 1. Persentase Luas Wilayah Desa/Kel di


Kecamatan Lembo

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 7


Geografi dan Iklim
Geography and Climate

Gambar 2. Curah Hujan (mm) dan Hari Hujan (hh)


Kecamatan Lembo Tahun 2016

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 8


Geografi dan Iklim
Geography and Climate

Tabel 1.1 Luas Wilayah dan Persentase Terhadap Jumlah


Menurut Desa/Kelurahan, Kec. Lembo Tahun 2016

Persentase
2
Desa/Kelurahan LUAS ( KM )
%

(1) (2) (3)

1 Tongalino 594.00 7.51


2 Taipa 457.00 5.78
3 Puusiambu 426.00 5.38
4 Bungguosu 803.00 10.15
5 Lembo 1,456.00 18.40
6 Pasir Putih 375.00 4.74
7 Padaleu 501.00 6.33
8 Puulemo 1,171.00 14.80
9 Alo-alo 1,143.00 14.45
10 Lapulu 462.00 5.84
11 Laramo 524.00 6.62
12 Watuwulaa ... -

KECAMATAN Lembo 7,912.00 100

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 9


Geografi dan Iklim
Geography and Climate

Tabel 1.2. Jarak Ke Ibukota Kecamatan, Kabupaten dan


Provinsi Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2016

Jarak ke Ibukota ( Km )
Desa/Kelurahan
Kecamatan Kabupaten Provinsi

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino 6.2 76.4 71.1


2 Taipa 7.4 75.3 72.2
3 Puusiambu 4.3 73.2 72.6
4 Bungguosu 2.1 71.4 75.6
5 Lembo 0.0 69.3 77.7
6 Pasir Putih 2.5 68.1 80.2
7 Padaleu 1.8 61.1 78.8
8 Puulemo 3.3 58.8 81.4
9 Alo-alo 4.0 57.7 83.5
10 Lapulu 2.8 70.7 76.3
11 Laramo 1.2 61.0 78.9
12 Watuwulaa 4.5 70.5 76.8

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 10


Geografi dan Iklim
Geography and Climate

Tabel 1.3. Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan


Kecamatan Lembo Tahun 2016

Curah Hujan
Hari Hujan Curah
Bulan
(HH) Hujan (MM) Min Max

(1) (2) (3) (4) (5)

Januari 11 110.2 1.7 31


Februari 18 339.6 0.3 55.4
Maret 16 213.4 0.2 38.2
April 18 377.4 0.8 84.5
Mei 12 275.3 0.5 52.3
Juni 18 259.5 0.8 45.1
Juli 20 743.1 0.3 155.4
Agustus 10 119.3 0.9 29.8
September 11 140.9 0.7 43.6
Oktober 11 110.9 0.8 40.2
Nopember - - - -
Desember 15 204 0.3 45.2

Total 160 2,894


Rata-Rata 13 241.1

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Tabel 1.4. Titik Koordinat dan Ketinggian diatas


Permukaan Laut (dpl)

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 11


Geografi dan Iklim
Geography and Climate

Menurut Desa/ Kelurahan Tahun 2016

Garis
Ketinggian
Desa/Kelurahan Lintang/ Latitude Bujur/ Longitude (dpl)
(o S) (o E)
(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino 03 : 75493 122 : 39062 16


2 Taipa 03 : 73750 122 : 39667 27
3 Puusiambu 03 : 75124 122 : 37130 25
4 Bungguosu 03 : 76362 122 : 35249 22
5 Lembo 03 : 76105 122 : 34280 21
6 Pasir Putih 03 : 74795 122 : 34460 22
7 Padaleu 03 : 75237 122 : 34111 29
8 Puulemo 03 : 74861 122 : 32790 33
9 Alo-alo 03 : 74206 122 : 32227 41
10 Lapulu - - 25
11 Laramo - - 15
12 Watuwulaa - - -

KECAMATAN Lembo

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 12


12
12 Unit
II. PEMERINTAHAN

2.1. Wilayah Administrasi Pemerintahan

1. Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di


Indonesia di bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri
atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan. Kecamatan atau
sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat
daerah kabupaten/kota (PP. 19 tahun 2008). Kedudukan
kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota
sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah
kerja tertentu dan dipimpin oleh camat.

2. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kecamatan


merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten
atau Kota yang mempunyai

II. GOVERNMENT

2.1. Administration Area

1. Kecamatan is the division of administrative territory in


Indonesia under the regency or city. Kecamatan consists of
villages or kelurahan. Kecamatan or other designation is the
working area of the sub-district head as a district / city
apparatus (PP 19/2008). The position of the sub-district is a
regional apparatus of a district / municipality as a regional
technical implementer having a certain working area and
headed by a sub-district head.
2. In the context of regional autonomy in Indonesia, Kecamatan
is a District / City Local Government Work Unit (SKPD) which
has a certain working area

wilayah kerja tertentu yang dipimpin oleh seorang Camat.


Istilah "Kecamatan" di provinsi Aceh disebut juga dengan
"Sagoe Cut" sedangkan di Papua disebut dengan istilah
"Distrik".

3. Desa, atau udik, menurut definisi "universal", adalah sebuah


aglomerasi permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia,
istilah desa adalah pembagian wilayah administratif di
Indonesia di bawah kecamatan, yang dipimpin oleh Kepala
Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari beberapa unit
permukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa Barat)
atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau jorong
(Sumatera Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain
misalnya Kepala Kampung atau Petinggi di headed by a Camat.
The term "Kecamatan" in Aceh province is also called "Sagoe
Cut" while in Papua it is called "District".

3. Villages, or hicksticks, by the definition of "universal", are an


agglomeration of settlements in rural areas. In Indonesia, the
term village is the division of administrative territory in
Indonesia under the sub-district, headed by the Village Head. A
village is a collection of several small settlement units called
kampung (Banten, West Java) or hamlet (Yogyakarta) or banjar
(Bali) or jorong (West Sumatra). The village head can be called
by another name such as Head of Kampung or Petinggi in East
Kalimantan, Klèbun in

Kalimantan Timur, Klèbun di Madura, Pambakal di Kalimantan


Selatan, dan Kuwu di Cirebon, Hukum Tua di Sulawesi Utara.

4. Desa dapat diklasifikasikan menurut:


a. Menurut aktivitasnya
• Desa agraris, adalah desa yang mata pencaharian utama
penduduknya adalah di bidang pertanian dan perkebunan.
• Desa industri, adalah desa yang mata pencaharian utama
penduduknya adalah di bidang industri kecil rumah tangga.
• Desa nelayan, adalah desa yang mata pencaharian utama
penduduknya adalah di bidang perikanan dan pertambakan.

b. Menurut tingkat perkembangannya


• Desa Swadaya
Desa swadaya adalah desa yang memiliki potensi tertentu
tetapi dikelola

Madura, Pambakal in South Kalimantan, and Kuwu in Cirebon,


Old Law in North Sulawesi.

4. Villages can be classified according to:


a. According to his activities
• An agrarian village, is a village whose main livelihoods are in
agriculture and plantations.
• Industrial villages, are villages where the main livelihoods of
the population are in the small domestic industry.
• Fisherman's village, is a village whose main livelihoods are in
fisheries and aquaculture.

b. According to the level of development


• Swadaya Village
Self-help village is a village that has a certain potential but is
managed with the best, with the characteristics:

dengan sebaik-baiknya, dengan ciri:


1.Daerahnya terisolir dengan daerah lainnya.
2.Penduduknya jarang.
3.Mata pencaharian homogen yang bersifat agraris.
4.Bersifat tertutup.
5.Masyarakat memegang teguh adat.
6.Teknologi masih rendah.
7.Sarana dan prasarana sangat kurang.
8.Hubungan antarmanusia sangat erat.
9.Pengawasan sosial dilakukan oleh keluarga.

• Desa Swakarya
Desa swakarya adalah peralihan atau transisi dari desa swadaya
menuju desa swasembada. Ciri-ciri desa swakarya adalah:
1. Kebiasaan atau adat istiadat sudah tidak mengikat penuh.
2.Sudah mulai menggunakan alat-alat dan teknologi
3. Desa swakarya sudah tidak terisolasi lagi walau

1. The area is isolated with other areas.


2. The population is rare.
3. Homogeneous livelihoods that are of an agrarian nature.
4. Be closed.
5. The community holds adat firm.
6. Technology is still low.
7. Facilities and infrastructure are lacking.
8. Relationships between people very closely.
9. Social monitoring is done by the family.

• Swakarya Village
The self-employed village is the transition or transition from
self-help villages to self-sufficient villages. The characteristics of
the self-employed village are:
1. Habits or customs are not fully binding.
2. Have started to use tools and technology
3. The self-employed village is no longer isolated even
letaknya jauh dari pusat perekonomian.
4. Telah memiliki tingkat perekonomian, pendidikan, jalur lalu
lintas dan prasarana lain.
5. Jalur lalu lintas antara desa dan kota sudah agak lancar.

• Desa Swasembada
Desa swasembada adalah desa yang masyarakatnya telah
mampu memanfaatkan dan mengembangkan sumber daya
alam dan potensinya sesuai dengan kegiatan pembangunan
regional. Ciri-ciri desa swasembada
1. kebanyakan berlokasi di ibukota kecamatan.
2. Penduduknya padat-padat.
3. tidak terikat dengan adat istiadat
4. telah memiliki fasilitas-fasilitas yang memadai dan labih maju
dari desa lain.
5. partisipasi masyarakatnya sudah lebih efektif.

though it is located far from the center of the economy.


4. Has had the level of economy, education, traffic lane and
other infrastructure.
5. The traffic line between the village and the city is rather
smooth.

Self-Sufficient Village
The self-sufficient village is a village whose communities have
been able to utilize and develop natural resources and their
potential in accordance with regional development activities.
The characteristics of the village self-sufficient
1. mostly located in the capital district.
2. the population is solid-dense.
3. not bound by customs
4. has had adequate facilities and advanced from other villages.
5. community participation is more effective.

5. Potensi desa dibagi menjadi 2 macam yaitu:


• Potensi fisik yang meliputi, tanah air, iklim dan cuaca,
flora dan fauna
• Potensi non fisik, meliputi; masyarakat desa, lembaga-
lembaga sosial desa, dan aparatur desa, jika potensi
dimanfaatkan dengan baik, desa akan berkembang dan desa
akan memiliki fungsi, bagi daerah lain maupun bagi kota.

6. Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di


Indonesia di bawah kecamatan. Dalam konteks otonomi daerah
di Indonesia, Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurah sebagai
Perangkat Daerah Kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin
oleh seorang Lurah yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.
7. Kelurahan merupakan unit pemerintahan terkecil setingkat
dengan desa. Berbeda dengan desa, kelurahan memiliki hak
5. Potential villages are divided into 2 kinds namely:
• Physical potentials include, motherland, climate and weather,
flora and fauna
• Non-physical potential, including; villagers, village social
institutions, and village apparatuses, if the potential is utilized
properly, the village will develop and the village will have
functions, for other regions as well as for the city.

6. Kelurahan is the division of administrative territory in


Indonesia under the kecamatan. In the context of regional
autonomy in Indonesia, Kelurahan is the work area of the
Village Head as a Regional Device of the Regency or City.
Kelurahan is headed by a Lurah who is a civil servant.

7. Kelurahan is the smallest government unit at the level of the


village. Unlike the village, the kelurahan has the right to
regulate its territory more limited. In its development, a village
can be mengatur wilayahnya lebih terbatas. Dalam
perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya
menjadi kelurahan.

8. Berdasarkan Permendagri 31/2006 tentang pembentukan,


penghapusan, dan penggabungan kelurahan, dan Permendagri
28/2006 tentang perubahan status desa menjadi kelurahan,
maka syarat-syarat pembentukan suatu kelurahan adalah:
1. Wilayah Jawa dan Bali paling sedikit 4.500 jiwa atau 900
KK, dengan luas paling sedikit 3 km2;
2. Wilayah Sumatera dan Sulawesi paling sedikit 2.000
jiwa atau 400 KK, dengan luas paling sedikit 5 km2; dan
3. Wilayah Kalimantan, NTB, NTT, Maluku, Papua paling
sedikit 900 jiwa atau 180 KK, dengan luas paling sedikit 7 km2.
changed its status into a village.

8. Based on Permendagri 31/2006 on the establishment,


abolition and merger of kelurahan, and Permendagri 28/2006
on the change of village status into kelurahan, the conditions
for the establishment of a kelurahan are:
1. Java and Bali areas shall be at least 4,500 persons or 900
families, with an area of at least 3 km2;
2. The territory of Sumatra and Sulawesi shall be at least
2,000 persons or 400 households, with an area of at least 5
km2; and
3. Kalimantan, NTB, NTT, Maluku, Papua at least 900 people
or 180 families, with an area of at least 7 km2.

serta memiliki memiliki kantor pemerintahan, memiliki jaringan


perhubungan yang lancar, sarana komunikasi yang memadai,
dan fasilitas umum yang memadai. Kelurahan yang tidak lagi
memenuhi kondisi di atas dapat dihapuskan atau digabungkan
dengan kelurahan yang lain, berdasarkan hasil penelitian dan
pengkajian yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten / Kota. Sedangkan pemekaran kelurahan dapat
dilakukan setelah mencapai paling sedikit lima tahun
penyelenggaraan pemerintahan di kelurahan tersebut.
and has a government office, has a smooth communication
network, adequate communication facilities, and adequate
public facilities. Sub-districts that no longer meet the above
conditions may be eliminated or combined with other sub-
districts, based on research results and assessments conducted
by the District / City Government. While the pemekaran
kelurahan can be done after reaching at least five years of
governance in the village.
Pemerintahan
Government

Gambar 3. Jumlah Sarana Pemerintahan di setiap Desa


Kecamatan Lembo , Tahun 2016

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 22


Pemerintahan
Government

Gambar 4. Pembagian Wilayah Administratif Menurut Desa


di Kecamatan Lembo , Tahun 2016

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 23


Pemerintahan
Government

Tabel 2.1. Pembagian Wilayah Administratif Pemerintahan


Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2016

Jumlah Jumlah Jumlah


Desa/Kelurahan
Dusun RW RT
(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino 3 - 6
2 Taipa 3 - 6
3 Puusiambu 3 - 6
4 Bungguosu 3 - 6
5 Lembo - 4 8
6 Pasir Putih 3 - 6
7 Padaleu 3 - 6
8 Puulemo 3 - 6
9 Alo-alo 3 - 6
10 Lapulu 3 - 6
11 Laramo 3 - 6
12 Watuwulaa 3 - 6

Jumlah 33 4 74

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 24


Pemerintahan
Government

Tabel 2.2. Banyaknya Aparat Pemerintahan Desa/Kel


Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2016

Kaur Petugas Petugas Petugas


Desa/Kelurahan
Desa/Kasi Dusun RW RT
(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino 5 3 0 6
2 Taipa 5 3 0 6
3 Puusiambu 5 3 0 6
4 Bungguosu 5 3 0 6
5 Lembo 5 - 4 8
6 Pasir Putih 5 3 0 6
7 Padaleu 5 3 0 6
8 Puulemo 5 3 0 6
9 Alo-alo 5 3 0 6
10 Lapulu 5 3 0 6
11 Laramo 5 3 0 6
12 Watuwulaa 5 3 0 6

Jumlah 60 33 4 74

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 25


Pemerintahan
Government

Tabel 2.3. Banyaknya Prasarana Pemerintahan Desa/Kel


Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2016

Kantor Balai Sanggar


Desa/Kelurahan
Desa/Kel/UPT Desa/Kel PKK
(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino 1 1 -
2 Taipa 1 1 1
3 Puusiambu 1 1 -
4 Bungguosu - 1 -
5 Lembo 1 1 1
6 Pasir Putih 1 1 1
7 Padaleu 1 1 1
8 Puulemo 1 1 1
9 Alo-alo 1 1 1
10 Lapulu 1 1 -
11 Laramo 1 1 -
12 Watuwulaa - 1 -

Jumlah 10 12 6

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 26


Pemerintahan
Government

Tabel 2.4. Banyaknya Prasarana dan Personil Pertahanan


Sipil Menurut Desa/Kelurahan, Tahun 2016

Pos Personil
Desa/Kelurahan
Kamling Hansip Kamra
(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino 1 4 -
2 Taipa 1 4 -
3 Puusiambu 1 4 -
4 Bungguosu 1 4 -
5 Lembo 1 4 -
6 Pasir Putih 2 4 -
7 Padaleu 3 4 -
8 Puulemo 1 4 -
9 Alo-alo 1 4 -
10 Lapulu 1 4 -
11 Laramo 1 4 -
12 Watuwulaa - 4 -

Jumlah 14 48 0

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 27


Pemerintahan
Government

Tabel 2.5. Banyaknya Pegawai Kantor Kecamatan Lembo


Menurut Status Kepegawaian dan Golongan Kepangkatan
Tahun 2016

Status GOLONGAN
Jumlah
Kepegawaian I II III IV
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pegawai Pusat/ - - - - 0
diperbantukan

2. Pegawai Pusat/ - - - - 0
dipekerjakan

3. Pegawai Daerah/ 1 6 15 1 23
Otonom

4. Pegawai Daerah/ - - - - 0
Vertikal

5. Pegawai Harian - - - - 10
(PHTT)

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 28


47,65%

52,35%
58,83 %

2,25

76,35
III. KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA

3.1. Penduduk
1. Sumber utama data kependudukan adalah Sensus
Penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali.
Sensus yang terakhir dilaksanakan pada tahun 2010.

2. Jumlah penduduk tahun 2016 menggunakan angka


Proyeksi jumlah Penduduk

3. Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah


teritorial Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau
mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan
menetap

4. Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang


menunjukkan tingkat pertambahan penduduk per tahun dalam
jangka waktu tertentu.
III. POPULATION AND EMPLOYMENT

III.1. Population

1. The main source of demographic data is Population


Census, which is conducted every ten years. Last Census held on
2012.

2. Numbers of population in 2015 use the result of 2015


populations Projection

3. Population are all residents of the entire territory of


Republic of Indonesia who have stayed for six months or longer,
and or those who domicile less than six months but intending to
settle permanently.

4. Average growth of population is the annual population


growth rate over a certain period.

5. Kepadatan Penduduk adalah banyaknya penduduk per km


persegi.

6. Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara


banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk
perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya
dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100
penduduk perempuan.

7. Struktur Umur, Jenis Kelamin dan Rumah Tangga. Struktur umur


penduduk pada suatu daerah sangat ditentukan oleh perkembangan
tingkat kelahiran, kematian dan migrasi.

8. Rumah Tangga adalah seseorang atau sekelompok orang


yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus,
dan biasanya tinggal bersama serta pengelolaan makan dari
satu dapur.
5. Population density is the number of people per square
kilometer.

6. Sex Ratio is the ratio of the number of males to the number


of females in a given area and time, usually expressed as the
number of males for every 100 females.
7. Age Structure, Sex, and Household. The age structure of
population is highly determined by the fertility, mortality
and.migration rate.

8. Household is a person or a group of person usually living


together in a physical/census building unit or part of it and
making a common provision for food and other essentials of
living.
9. Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang biasanya
bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di
rumah pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak
ada.

10. Rata-rata Anggota Rumah Tangga adalah angka yang


menunjukkan rata-rata jumlah anggota rumah tangga per
rumah tangga.

11. Angka Beban Tanggungan adalah perbandingan antara


jumlah penduduk yang termasuk dalam usia tidak produktif (0-
14 tahun/penduduk usia muda dan 65 tahun keatas/penduduk
usia tua) dengan penduduk usia produktif (15-64 tahun).

3.2. Angkatan Kerja

12. Sumber utama data ketenagakerjaan adalah Data

9. Household member is a person who usually lives in a


household regardless of their location at the time of
enumeration.

10. Average household size is the average number of


household members per household.

11. Dependency ratio is the ratio of the number of unactive


populations (aged 0-14 and upper 65 years old) to the number
of active populations (aged 15-64 years old).
III.2. Labour Force

The main source of employment data is Village


Desa dan data sekunder yang berasal dari Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Konawe Utara.

13. Tenaga kerja adalah penduduk berumur 15 tahun ke


atas yang dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu:
13.1 Angkatan Kerja, adalah penduduk usia 15 tahun ke atas
(penduduk usia kerja) dan mempunyai pekerjaan (bekerja) atau
sedang mencari pekerjaan (pengangguran terbuka).
Penduduk yang bekerja tidak hanya meliputi penduduk yang
sedang bekerja, tetapi juga sementara tidak bekerja karena
suatu sebab, misalnya pegawai yang sedang cuti, petani yang
sedang menunggu panen dan sebagainya. Sedangkan pencari
kerja adalah penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetapi
sedang mencari pekerjaan
Data and sekunder data from Man Power and Transmigration
Service of Konawe Utara Regency.

13.Manpower is 15 years of age and over which can be


divided into two groups:

13.1 Economically Active, is people aged 15 years old and


over who are working or looking for work (open
unemployment). Working population not only covers people
who are working but also temporarily absent from work for
some reason such as employees on leave, the farmers who were
waiting for the harvest, and so on. While unemployment is all
people who do not have a job but they are looking for a job.
13.2 Angkatan kerja seperti diketahui sangat tergantung
pada struktur penduduk, sifat demografis serta keadaan sosial
ekonomi daerah

13.3 Bukan Angkatan kerja, adalah mereka yang berumur 15


tahun ke atas yang kegiatannya hanya bersekolah, mengurus
rumahtangga dan lainnya (tidak aktif secara ekonomis).

14. Penduduk Usia Kerja adalah Penduduk yang berumur 15


tahun ke atas.

15. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan


maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan
atau keuntungan dalam jangka waktu paling sedikit 1 jam
secara terus menerus dalam seminggu yang

Economically Active highly depends on the population


structure, demographic, and local socio-economic.

13.2 Not Economically Active, is people aged 15 years and


over who are not working but not looking for work, such as
attending school only, taking care of household only and so
on.

14. Working Age Population is population aged 15 years and


over.
15. The concept of working means activity intended to earn
income by doing work or helping to do work at least one hour
continuously during the reference week (including

lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang membantu


dalam suatu usaha/ kegiatan ekonomi).

16. Jumlah jam kerja seluruhnya adalah jumlah jam kerja yang
digunakan untuk bekerja (tidak termasuk jam kerja istirahat
resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar
pekerjaan)

17. Lapangan Usaha adalah bidang kegiatan dari


pekerjaan/tempat bekerja dimana seseorang bekerja. Klasifikasi
lapangan usaha mengikuti Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI) dalam 1 digit.

18. Status Pekerjaan adalah kedudukan seseorang dalam unit


usaha/kegiatan dalam melakukan pekerjaan.

. unpaid family worker/s for any economic activity


16. Total Working Hours is the total hours spent by an
employee to perform all jobs (excluding the time used for other
activities which are not classified as work).

17. Industry is field of a person’s activity or establishment. The


classification of industries follows the Indonesia Standard
Industrial
Classification (KBLI) in one digit.

18. Employment Status is the status of a person at his place of


work or establishment where he was employed.

19. Pekerja Tak Dibayar adalah seseorang yang bekerja


membantu usaha untuk memperoleh penghasilan/ keuntungan
yang dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga atau
bukan anggota rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.

20. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah


perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk
usia kerja (umur 15tahun keatas).

21. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) adalah perbandingan


antara penduduk usia kerja yang mempunyai pekerjaan (sedang
bekerja atau sementara tidak bekerja) terhadap total penduduk
usia kerja yang masuk dalam angkatan kerja.
19. Unpaid Worker is a person who intended to workwithout
pay in an establishment run by other members of the family,
relative or neighbour.

20. The Labour Force Participation Rate (LFPRs) is the ratio of


the number of economically active to the working age
population (aged 15 years and over).

21. The TKK is the ratio of the number of the working age
population who are working and but also temporarily absent to
the working age population who are incuding on economically
active populations.
Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Gambar 5. Piramida Penduduk Menurut Kelompok Umur


Kecamatan Lembo Tahun 2017

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 37


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Gambar 6. Jumlah Rumah Menurut Desa/Kelurahan dan


Status Kepemilikan Tempat Tinggal, Tahun 2016

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 38


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan


dan Jenis Kelamin, Kecamatan Lembo Tahun 2016

Rasio
Desa/Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah
Jenis Kelamin

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino 148 139 287 106


2 Taipa 282 269 551 105
3 Puusiambu 184 171 355 108
4 Bungguosu 211 201 412 105
5 Lembo 455 421 876 108
6 Pasir Putih 264 254 518 104
7 Padaleu 207 203 410 102
8 Puulemo 338 313 651 108
9 Alo-alo 127 121 248 105
10 Lapulu 101 79 180 128
11 Laramo 138 114 252 121
12 Watuwulaa 102 96 198 106

Jumlah 2,557 2,381 4,938 107

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 39


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.2. Jumlah Penduduk Menurut Desa/Kelurahan


dan Status Kewarganegaraan, Kecamatan Lembo Tahun
2016

Desa/Kelurahan WNI W NA Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino 287 - 287


2 Taipa 551 - 551
3 Puusiambu 355 - 355
4 Bungguosu 412 - 412
5 Lembo 876 - 876
6 Pasir Putih 518 - 518
7 Padaleu 410 - 410
8 Puulemo 651 - 651
9 Alo-alo 248 - 248
10 Lapulu 180 - 180
11 Laramo 252 - 252
12 Watuwulaa 198 - 198

Jumlah 4,938 0 4,938

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 40


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.3. Jumlah Penduduk dan Persebaran Penduduk


Kec. Lembo
Menurut Desa/Kelurahan, Tahun 2014 - 2016

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016


Desa/Kelurahan
Penduduk % Penduduk % Penduduk %

(1) (2) (3) (4) (5) (4) (5)

1 Tongalino 270 5.70 278 5.76 287 5.81


2 Taipa 535 11.29 542 11.22 551 11.16
3 Puusiambu 338 7.14 346 7.17 355 7.19
4 Bungguosu 389 8.21 403 8.35 412 8.34
5 Lembo 856 18.07 867 17.95 876 17.74
6 Pasir Putih 508 10.72 513 10.62 518 10.49
7 Padaleu 392 8.28 401 8.30 410 8.30
8 Puulemo 631 13.32 639 13.23 651 13.18
9 Alo-alo 415 8.76 423 8.76 248 5.02
10 Lapulu 167 3.53 174 3.60 180 3.65
11 Laramo 236 4.98 243 5.03 252 5.10
12 Watuwulaa ... ... ... ... 198 4.01

Jumlah 4,737 100.00 4,829 100.00 4,938 100.00

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 41


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.4. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan


Kepadatan Penduduk
Menurut Desa/Kelurahan, Kecamatan Lembo Tahun 2016

Luas Penduduk Kepadatan


Desa/Kelurahan
2
( Km ) (Jiwa) Jiwa Per-Km 2

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino 5.94 287 48.32


2 Taipa 4.57 551 120.57
3 Puusiambu 4.26 355 83.33
4 Bungguosu 8.03 412 51.31
5 Lembo 1,456.00 876 0.60
6 Pasir Putih 3.75 518 138.13
7 Padaleu 5.01 410 81.84
8 Puulemo 1,171.00 651 0.56
9 Alo-alo 7.62 248 32.55
10 Lapulu 4.62 180 38.96
11 Laramo 5.24 252 48.09
12 Watuwulaa 3.81 198 51.97

Jumlah 2,679.85 4,938 1.84

Sumber : Desa/ Kelurahan Kecamatan Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 42


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.5 Jumlah Penduduk, Rumahtangga, dan


Rata-rata Jiwa/ Rumahtangga Menurut Desa/Kelurahan
Tahun 2016

Rata-rata Jiwa
Desa/Kelurahan Penduduk Rumahtangga
per- Rumah tangga

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino 287 70 4.10


2 Taipa 551 118 4.67
3 Puusiambu 355 81 4.38
4 Bungguosu 412 108 3.81
5 Lembo 876 181 4.84
6 Pasir Putih 518 126 4.11
7 Padaleu 410 104 3.94
8 Puulemo 651 168 3.88
9 Alo-alo 248 64 3.88
10 Lapulu 180 46 3.91
11 Laramo 252 66 3.82
12 Watuwulaa 198 49 4.04

Jumlah 4,938 1,181 4.18

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Konut.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 43


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.6 Jumlah Penduduk Kecamatan Lembo


Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2016

Kelompok Umur Laki-Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

00 - 04 362 307 669


05 - 09 286 272 558
10 - 14 215 203 418
15 - 19 240 188 428
20 - 24 226 198 424
25 - 29 198 194 392
30 - 34 238 191 429
35 - 39 202 174 376
40 - 44 146 145 291
45 - 49 115 132 247
50 - 54 120 124 244
55 - 59 102 86 188
60 - 64 46 44 90
65 - 69 46 45 91
70 - 74 26 28 54
75+ 17 22 39

Jumlah 2,585 2,353 4,938

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Konut.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 44


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.7 Angka Beban Tanggungan Menurut


Jenis Kelamin Kec. Lembo 2016

Penduduk Usia Penduduk Usia


Angka Beban
Tahun Tidak Produktif (0- Produktif (15-64
Tanggungan
14 dan 65+ Tahun ) Tahun )

2016
Laki-laki 952 1,633 58.30
Perempuan 877 1,476 59.42
Jumlah 1,829 3,109 58.83

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Konut.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 45


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.8 Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Berdasarkan


Status Perkawinan Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2016

Cerai
Desa/Kelurahan Belum Kawin Kawin Cerai Mati
Hidup

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino 99 135 2 6
2 Taipa 115 247 1 12
3 Puusiambu 102 164 2 6
4 Bungguosu 106 230 - 15
5 Lembo 139 417 2 28
6 Pasir Putih 123 240 - 17
7 Padaleu 103 201 - 18
8 Puulemo 121 262 - 15
9 Alo-alo 102 115 1 4
10 Lapulu 44 114 - 3
11 Laramo 90 130 4 12
12 Watuwulaa 50 60 - 3

Jumlah 1,194 2,315 12 139

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Konut.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 46


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.9. Persentase Rumah Tangga


Menurut Sumber Mata Pencaharian Utama Tahun 2016

Sumber Mata Pencaharian Persentase (%)

(1) (3)

1 Pertanian Tanaman Padi dan Palawija 15.02


2 Pertanian Hortikultura 2.79
3 Perkebunan 56.19
4 Perikanan 1.60
5 Peternakan 0.48
6 Kehutanan dan Pertanian Lainnya 0.27
7 Pertambangan/Penggalian 1.34
8 Industri Pengolahan 0.73
9 Listrik, Gas, dan Air Bersih 0.11
10 Konstruksi / Bangunan 2.03
11 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 2.65
12 Transportasi dan Pergudangan 1.48
13 Informasi dan Komunikasi -
14 Keuangan dan Asuransi 0.09
15 Jasa Pendidikan 3.97
16 Jasa Kesehatan 1.10
17 Jasa Kemasyarakatan, Pemerintahan, 10.15

Jumlah 100

Sumber : Kantor Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 47


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.10. Jumlah Rumah Menurut Desa/Kelurahan dan


Status Kepemilikan Tempat Tinggal, Tahun 2016

Milik Bebas Sewa/


Desa/Kelurahan Sewa Kontrak Jumlah
Sendiri Dinas/Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tongalino 70 - - - 70
2 Taipa 113 - - - 118
3 Puusiambu 81 - - - 81
4 Bungguosu 105 - - - 108
5 Lembo 172 - 2 - 181
6 Pasir Putih 119 - - - 126
7 Padaleu 103 - - 3 104
8 Puulemo 60 - - - 168
9 Alo-alo 58 - 1 - 64
10 Lapulu 47 - - - 46
11 Laramo 64 - 1 - 66
12 Watuwulaa 56 - - - 49

Jumlah 1048 0 4 3 1181

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Konut.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 48


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.11. Jumlah Rumah Menurut Desa/Kel dan


Jenis Dinding Terluas Kec. Lembo , Tahun 2016

Sebagian Kayu Bambu/


Tembok
Desa/Kelurahan Tembok/ Semi Papan Jelaja/ Jumlah
Permanen
Permanen Kelas II Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tongalino 41 2 27 - 70
2 Taipa 78 21 19 - 118
3 Puusiambu 26 18 37 - 81
4 Bungguosu 97 7 4 - 108
5 Lembo 102 69 9 1 181
6 Pasir Putih 62 10 54 - 126
7 Padaleu 64 5 35 - 104
8 Puulemo 158 6 4 - 168
9 Alo-alo 39 19 6 - 64
10 Lapulu 5 - 41 - 46
11 Laramo 35 4 27 - 66
12 Watuwulaa 31 10 8 - 49

Jumlah 738 171 271 1 1,181

Sumber : Kantor Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 49


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.12. Jumlah Rumah Menurut Desa/Kelurahan dan


Jenis Atap Terluas yang Digunakan Tahun 2016

Genteng
Seng/ Rumbia
Desa/Kelurahan Metal Jumlah
Asbes /Nipa
(roof)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino 5 55 10 70
2 Taipa 9 94 15 118
3 Puusiambu 7 70 4 81
4 Bungguosu 10 88 10 108
5 Lembo 50 36 95 181
6 Pasir Putih 11 107 8 126
7 Padaleu 29 74 1 104
8 Puulemo 66 98 4 168
9 Alo-alo 12 46 6 64
10 Lapulu - 36 10 46
11 Laramo 16 33 17 66
12 Watuwulaa 2 37 10 49

Jumlah 217 774 190 1,181

Sumber : Kantor Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 50


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.13. Jumlah Rumah Menurut Desa/Kelurahan dan


Jenis Lantai Terluas, Kecamatan Lembo Tahun 2016

Keramik/ Ubin/Tegel Kayu/ Tanah/


Desa/Kelurahan Semen Jumlah
Marmer Teraso Papan Bambu dll

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino 14 0 53 3 0 70
2 Taipa 35 0 79 1 3 118
3 Puusiambu 12 0 67 2 0 81
4 Bungguosu 57 0 50 1 0 108
5 Lembo 71 0 105 2 3 181
6 Pasir Putih 32 0 68 23 3 126
7 Padaleu 26 0 77 1 0 104
8 Puulemo 110 0 58 0 0 168
9 Alo-alo 36 0 25 0 3 64
10 Lapulu 0 0 45 1 0 46
11 Laramo 20 0 43 3 0 66
12 Watuwulaa 20 0 24 0 5 49

Jumlah 433 0 694 37 17 1,181

Sumber : Kantor Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 51


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Tabel 3.14. Jumlah Rumah tangga Menurut


Desa/Kelurahan dan
Jenis Kakus/ Jamban yang Digunakan, Tahun 2016

Jamban Jamban Jamban


Tidak
Desa/Kelurahan Jumlah
Sendiri Bersama Umum Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tongalino 58 12 0 0 70
2 Taipa 108 0 0 10 118
3 Puusiambu 47 8 26 0 81
4 Bungguosu 104 0 0 4 108
5 Lembo 177 0 0 4 181
6 Pasir Putih 105 16 0 5 126
7 Padaleu 99 0 0 5 104
8 Puulemo 168 0 0 0 168
9 Alo-alo 60 0 0 4 64
10 Lapulu 13 14 0 19 46
11 Laramo 51 15 0 0 66
12 Watuwulaa 41 0 0 8 49

Jumlah 1,031 65 26 59 1,181

Sumber : Kantor Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 52


Kependudukan dan Tenaga Kerja
Population and Labours

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 53


2

12
8

0 12 0

25
2066
4
312
312

Tahun Ajaran
752
752
2016/ 2017

177
177

Jumlah Jumlah Rumah


Rumah 1.181 Unit 1.181 Unit
IV. SOSIAL
Pemerintah telah mengupayakan berbagai usaha guna
terciptanya kesejahteraan masyarakat di bidang sosial yang lebih
baik. Usaha tersebut meliputi kegiatan di bidang pendidikan,
agama, kesehatan, keluarga berencana, keamanan, dan
ketertiban masyarakat, serta urusan sosial lainnya.

4.1. Pendidikan

Sasaran pembangunan pendidikan dititikberatkan pada


peningkatan mutu dan perluasan kesempatan belajar di semua
jenjang pendidikan, dimulai dari kegiatan prasekolah (Taman
Kanak-Kanak) sampai dengan Perguruan Tinggi. Upaya
peningkatan mutu pendidikan yang ingin dicapai tersebut
dimaksudkan untuk menghasilkan manusia berkualitas.
IV. SOCIAL
In order to improve the common social welfare, the local
government has been supporting social activities that include
education, religion, health, family planning, security and public
order, and other social affairs

4.1. Education

Education development targets focused on improving quality


and expanding the learning opportunities at all education
levels. Improving the quality of education aimed at improving
the quality of human resources (from kindergarten to
university). While the expansion of learning opportunities,
aimed to make every school-age population had a full
opportunity to learn.
1. Pelaksanaan pembangunan pendidikan di Kecamatan Lembo
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Indikator yang
dapat mengukur tingkat perkembangan pembangunan
pendidikan di Kecamatan Lembo seperti banyaknya sekolah dan
guru, perkembangan berbagai rasio dan sebagainya.

2. Tidak/belum pernah sekolah adalah mereka yang tidak


pernah atau belum pernah terdaftar dan tidak pernah atau
belum pernah aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang
pendidikan formal maupun nonformal (paket A/B/C) termasuk
juga yang tamat/belum tamat taman kanak-kanak tetapi tidak
melanjutkan ke sekolah dasar.

1. From year to year, educational development in LEMBO


Subdistrict has been increasing. An increase in the
implementation of education development in LEMBO
Subdistrict. The improvement, was measured by several
variables such as number of schools, teachers, changes in
various specific ratios, etc.

2. Not/never attending school is someone who has never


attended or never been registered in a formal education, such
as primary, secondary and tertiary education. Those who just
completed kindergarten are considered as never attended
school.
3. Masih bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif
mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan
formalmaupun nonformal (paket A/B/C) yang berada di bawah
pengawasan Kemendiknas, Kementrian Agama(Kemenag),
Instansi negeri lain maupun instansi swasta, baik pendidikan
dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Bagi mahasiswa
yang sedang cuti dianggap masih bersekolah.

4. Tidak bersekolah lagi adalah mereka yang pernah terdaftar


dan aktif mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan
formal maupun nonformal, tetapi pada saat pencacahan tidak
lagi terdaftar dan tidak aktif mengikuti pendidikan.

3. Attending school is someone who is currently actively


attending formal or nonformal education (A/B/C Programme)
which under Supervision with Education Department, or ect for
primary, secondary or tertiary education. Student have being
furlough still attending school.

4. Not attending school anymore is someone who is not


currently attending school (formal and non-formal education).
5. Tamat sekolah adalah menyelesaikan pelajaran yang
ditandai dengan lulus ujian akhir pada kelas atau tingkat
terakhir suatu jenjang pendidikan formal maupun nonformal
(paket A/B/C) di sekolah negeri maupun swasta dengan
mendapatkan tanda tamat belajar/ ijazah. Seseorang yang
belum mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi tetapi telah
mengikuti ujian akhir dan lulus dianggap tamat sekolah.
6. Dapat membaca dan menulis artinya dapat membaca dan
menulis kata-kata/kalimat sederhana dengan suatu aksara
tertentu.
7. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang dimulai dari
pendidikan dasar, menengah, dan tinggi.

5. Completed particular level of education is someone who


has completed particular level of education in private or public
school by owning certificate.

6. Able to read and write is the ability to read and write at


least a simple sentence.
7. School is an education institution starting from primary,
secondary and tertiary education.
Pendidikan yang dicatat adalah pendidikan formal berdasar
kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional, termasuk
pendidikan yang diselenggarakan oleh pondok pesantren
dengan memakai kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional,
seperti Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs),
dan Madrasah Aliyah (MA). Pondok pesantren/madrasah
diniyah adalah sekolah yang tidak memakai kurikulum dari
Kementerian Pendidikan Nasional.
8. Madrasah Ibtidaiyah adalah lembaga pendidikan berciri
khas Islam pada jenjang Sekolah Dasar. Madrasah Tsanawiyah
adalah lembaga pendidikan berciri khas Islam pada jenjang
Sekolah Menengah Pertama, Madrasah Aliyah pada jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA).
The education based on the curriculum set up by Ministry
of National Education including education carried out by
Muslim Boarding School (Pondok Pesantren) implementing the
Ministry of National Education curriculum, such as Madrasah
Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) and Madrasah
Aliyah (MA). Pondok pesantren/madrasah diniyah is school
which does not implement curriculum from the Ministry of
National Education.

8. Madrasah Ibtidaiyah is Islamic school at primary


education. Madrasah Tsanawiyah is Islamic school at lower
secondary education and Madrasah Aliyah is Islamic School at
higher secondary education (SMA).
4.2. Kesehatan dan Keluarga Berencana

Pembangunan kesehatan di Kecamatan Lembo dititik


beratkan pada peningkatan mutu pelayanan kesehatan
masyarakat. Demikian pula pelaksanaan Program Nasional
Keluarga Berencana bertujuan menurunkan dan mengendalikan
pertumbuhan penduduk dan membudayakan suatu norma yang
dikenal dengan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
9. Rumah Sakit adalah tempat pemeriksaan dan perawatan
kesehatan, biasanya berada di bawah pengawasan
dokter/tenaga medis, termasuk rumah sakit khusus seperti
rumah sakit perawatan paru paru, dan RS jantung.
4.2 Health and Family Planning

Health development in LEMBO Subdistrict was emphasized


on improving the quality of public health services. Similarly, the
implementation of the National Family Planning Program
aimed at reducing and controlling population growth, and
cultivating a norm which is known as Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (the norm of happy and prosperous
small family).

9. Hospital is a place for health check, usually


controlled/supervised by doctors/medical personnel. Including
in this category are special hospitals such Lung Hospital and
Coronary Hospital.
10. Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit
pelayanan kesehatan milik pemerintah yang bertanggung jawab
terhadap pelayanan kesehatan masyarakat untuk wilayah
kecamatan, sebagian kecamatan, atau kelurahan (misal di DKI
Jakarta). Tim Puskesmas sesuai jadwal dapat melakukan
kegiatan Puskesmas Keliling ke tempat tempat tertentu dalam
wilayah kerjanya, untuk mendekatkan pelayanan dengan
masyarakat.
11. Puskesmas Pembantu (Pustu) yaitu unit pelayanan
kesehatan masyarakat yang membantu kegiatan Puskesmas di
sebagian dari wilayah kerja. Pada beberapa daerah balai
pengobatan telah berubah fungsi menjadi Pustu walaupun
papan nama masih tertulis balai pengobatan
10. Public Health Centre (PHC) is a health centre provided by
the government that is responsible for the delivery of health
services to the community at the sub-district level, part of
subdistrict or villages (e.g. in DKI Jakarta). Officials in the PHC
as scheduled can provide health services in their working areas
in the effort of closing their services to the community through
Mobile PHC program.

11. Subsidiary Public Health Centre is a health facility that


assists the Public Health Centre in its part of working area. In
several regions, health check points (Balai Pengobatan) has
changes their status into Subsidiary Public health Centre,
although their sign written in the board remains unchanged
12. Apotik adalah tempat penjualan obat yang mempunyai izin
operasi dari Departemen Kesehatan, u.p. Ditjen POM, di bawah
pengawasan apoteker.

13. Imunisasi adalah memasukkan kuman atau racun penyakit


tertentu yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh
dengan cara disuntik atau diminum (diteteskan dalam mulut)
dengan maksud agar terjadi kekebalan tubuh terhadap penyakit
tersebut.

14. Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang


mengalami gangguan kesehatan atau kejiwaan, baik karena
penyakit akut, penyakit kronis, kecelakaan, kriminal atau hal
lain.

12. Pharmacy is a place of selling medicines having permit


operation from the Department of Health, through Directorate
General for Food and Medicine Supervision, under the control of
pharmacist.

13. Immunization is putting enervated microbe of a certain


disease into human body by injection or drinking (dropping into
mouth) to make the body immune to that disease.

14. Health Complaint is a condition where a person has health


or mental problems because of acute illness, chronically illness,
accident, crimes, or others.
15. Mengobati sendiri adalah upaya oleh art/keluarga dengan
melakukan pengobatan sendiri tanpa datang ke tempat fasilitas
kesehatan atau memanggil dokter/petugas kesehatan ke
rumahnya (misal minum obat modern, jamu, kerokan, kompres,
kop, pijat) agar sembuh atau menjadi lebih ringan keluhan
kesehatannya.

4.3. A g a m a

Pembangunan di bidang agama dan kepercayaan terhadap


Tuhan Yang Maha Esa diarahkan untuk menciptakan
keselarasan hubungan antar manusia dengan manusia, manusia
dengan penciptanya serta dengan alam sekitarnya .

15. Self Treatment is an effort of household members/ family


to have a health treatment by themselves without visiting
health facilities or a doctor/ health personnel (for instance, by
taking modern medicine, herb medicine, chief with a
coin,compress, cupping suction, massage) in order to recover
from illness or reduce the health complaint.

4.3 Religion

Development of religious and belief in "The Only God" is


directed to harmonization of human relationship, relation of
human with God and their environment.
Indikator pembangunan bidang agama, digambarkan
dengan pembangunan sarana peribadatan, pembinaan umat
beragama, dan berbagai kegiatan keagamaan di Kecamatan
Lembo .

4.5. Sosial Lainnya

Pada bagian ini disajikan beberapa indikator penting


pembangunan sosial lainnya di Kecamatan Lembo seperti
kecacatan tubuh, keberadaan lapangan olahraga, dan bencana
alam.

16. Bencana Alam: Bencana alam adalah peristiwa alam yang


menimbulkan kesengsaraan, kerusakan alam dan lingkungan,
serta mengakibatkan kesengsaraan, kerugian, dan penderitaan
pada penduduk.

Religious development indicators are presented by the


construction of places of worship, guidance to religious
communities and religious activities in LEMBO Subdistrict.

4.5 Other Social Affairs

At this chapter, several other important indicators of social


development in LEMBO Subdistrict are presented, such as
poverty, retardation, waif, and natural disasters.
16. Natural Disaster: Natural disaster is a natural phenomenon
leading to misery, damages or detriment, and financial loss, as
well as the suffering of people.
Tidak termasuk bencana yang disebabkan karena hama
tanaman atau wabah. Bencana alam yang disajikan antara lain:
tanah longsor, banjir, dan gempa bumi.

4.6. Lingkungan dan Perumahan

Pada bagian akhir bab ini disajikan beberapa indikator


penting lingkungan dan perumahan masyarakat Kecamatan
Lembo .
17. Luas lantai adalah luas lantai yang ditempatkandan
digunakan untuk keperluan sehari-hari.
18. Air leding adalah sumber air yang berasal dari air yang
telah diproses menjadi jernih sebelum dialirkan kepada
konsumen melalui instalasi berupa saluran air. Sumber air ini
biasanya diusahakan oleh PAM/ PDAM/ BPAM.
Not including in this category is disaster from plant microbe or
outbreak. The natural disasters recorded in this category
include land slide, flood, and earthquake.

4.6. environment and housing

At the end of this chapter, several other important


indicators of environment and housing are presented.

17. Floor area is the total area which is occupied and utilized
daily.

18. Pipe water is water resources who has been process by


refination process before it is distributed by water refinery
company .
19. Status penguasaan bangunan tempat tinggal milik sendiri
adalah jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan
betul-betul sudah milik krt atau salah seorang art. Rumah yang
dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan
status sewa beli dianggap rumah milik sendiri.

19.Own ownership property status is a status of dwelling


occupied belongs to the head of household or one of the
household member. Houses bought through bank credit or
houses with leasing status were also categorized as an own
property.
Sosial
Social

Gambar 7. Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid menurut


Jenjang Pendidikan, Kecamatan Lembo T.P. 2016-2017

Sumber : Kantor Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 66


Sosial
Social

Gambar 8. Informasi Kesehatan di Kecamatan Lembo


Sepanjang Tahun 2016

Sumber : Kantor Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 67


Sosial
Social

Tabel 4.1 Jumlah Sekolah, Guru, Murid dan Rasio Murid


Per Guru
Tingkat Pendidikan PAUD dan TK Sederajat Menurut
Desa/Kelurahan, TP-2016/2017

Murid Rasio Murid


Desa/Kelurahan Sekolah Guru
Jumlah
Lk Pr Per-Guru
Murid
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino - - - - - -
2 Taipa - - - - - -
3 Puusiambu 1 2 9 11 20 10.00
4 Bungguosu - - - - - -
5 Lembo 1 4 21 34 55 13.75
6 Pasir Putih 1 2 10 12 22 11.00
7 Padaleu 1 2 12 6 18 9.00
8 Puulemo 2 5 20 24 44 8.80
9 Alo-alo 1 2 5 13 18 9.00
10 Lapulu - - - - - -
11 Laramo - - - - - -
12 Watuwulaa - - - - - -

Jumlah 7 17 77 100 177 1.77

Sumber : PAUD/ TK Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 68


Sosial
Social

Tabel 4.2 Jumlah Sekolah, Guru, Murid dan Rasio Murid


Per Guru
Tingkat Pendidikan SD Sederajat Menurut
Desa/Kelurahan, TP-2016/2017

Murid Rasio Murid


Desa/Kelurahan Sekolah Guru
Jumlah
Lk Pr Per-Guru
Murid
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino - - - - - -
2 Taipa 1 7 66 53 119 17.00
3 Puusiambu 1 7 29 32 61 8.71
4 Bungguosu 1 5 54 29 83 16.60
5 Lembo 1 9 76 49 125 13.89
6 Pasir Putih 1 6 25 31 56 9.33
7 Padaleu 1 6 71 77 148 24.67
8 Puulemo 1 5 53 41 94 18.80
9 Alo-alo 1 7 36 30 66 9.43
10 Lapulu - - - - - -
11 Laramo - - - - - -
12 Watuwulaa - - - - - -

Jumlah 8 52 410 342 752 2.20

Sumber : SDN Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 69


Sosial
Social

Tabel 4.3 Jumlah Sekolah, Guru, Murid dan Rasio Murid


Per Guru
Tingkat Pendidikan SLTP Menurut
Desa/Kelurahan, TP-2016/2017

Murid Rasio Murid


Desa/Kelurahan Sekolah Guru
Jumlah
Lk Pr Per-Guru
Murid
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino 1 11 52 31 83 7.55
2 Taipa - - - - - -
3 Puusiambu - - - - - -
4 Bungguosu - - - - - -
5 Lembo 1 16 105 124 229 14.31
6 Pasir Putih - - - - - -
7 Padaleu - - - - - -
8 Puulemo - - - - - -
9 Alo-alo - - - - - -
10 Lapulu - - - - - -
11 Laramo - - - - - -
12 Watuwulaa - - - - - -

Jumlah 2 27 157 155 312 2.01

Sumber : SLTPN Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 70


Sosial
Social

Tabel 4.4 Jumlah Sekolah, Guru, Murid dan Rasio Murid


Per Guru
Tingkat Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Menurut
Desa/Kelurahan, TP-2016/2017

Murid Rasio Murid


Desa/Kelurahan Sekolah Guru
Jumlah
Lk Pr Per-Guru
Murid
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino - - - - - -
2 Taipa - - - - - -
3 Puusiambu - - - - - -
4 Bungguosu - - - - - -
5 Lembo - - - - - -
6 Pasir Putih - - - - - -
7 Padaleu - - - - - -
8 Puulemo - - - - - -
9 Alo-alo - - - - - -
10 Lapulu - - - - - -
11 Laramo - - - - - -
12 Watuwulaa - - - - - -

Jumlah - - - - - -

Sumber : KCD Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 71


Sosial
Social

Tabel 4.5 Jumlah Sekolah, Guru, Murid dan Rasio Murid


Per Guru
Tingkat Pendidikan SMA Menurut
Desa/Kelurahan, TP-2016/2017

Murid Rasio Murid


Desa/Kelurahan Sekolah Guru
Jumlah
Lk Pr Per-Guru
Murid
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino - - - - - -
2 Taipa - - - - - -
3 Puusiambu - - - - - -
4 Bungguosu - - - - - -
5 Lembo 1 23 86 120 206 8.96
6 Pasir Putih - - - - - -
7 Padaleu - - - - - -
8 Puulemo - - - - - -
9 Alo-alo - - - - - -
10 Lapulu - - - - - -
11 Laramo - - - - - -
12 Watuwulaa - - - - - -

Jumlah 1 23 86 120 206 1.72

Sumber : SMAN 1 Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 72


Sosial
Social

Tabel 4.6. Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid


Tingkat Pendidikan Madrasah Aliyah Menurut
Desa/Kelurahan
TP-2016/2017

Murid Rasio Murid


Desa/Kelurahan Sekolah Guru
Jumlah
Lk Pr Per-Guru
Murid
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino - - - - - -
2 Taipa - - - - - -
3 Puusiambu - - - - - -
4 Bungguosu - - - - - -
5 Lembo - - - - - -
6 Pasir Putih - - - - - -
7 Padaleu - - - - - -
8 Puulemo - - - - - -
9 Alo-alo - - - - - -
10 Lapulu - - - - - -
11 Laramo - - - - - -
12 Watuwulaa - - - - - -

Jumlah 0 0 0 0 0 0.00

Sumber : KCD Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 73


Sosial
Social

Tabel 4.7. Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut


Desa/Kelurahan
dan Jenis Sarana Kesehatan Tahun 2016
(Bersambung….)

Puskesmas
Desa/Kelurahan Puskesmas Poskesdes Polindes
Pembantu

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino - - - -
2 Taipa - 1 - -
3 Puusiambu - - - -
4 Bungguosu - - - -
5 Lembo 1 - - -
6 Pasir Putih - - - -
7 Padaleu - - - 1
8 Puulemo - - - -
9 Alo-alo - - - -
10 Lapulu - - - -
11 Laramo - - - -
12 Watuwulaa - - - -

Jumlah 1 1 0 1

Sumber : Puskesmas Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 74


Sosial
Social

Tabel 4.7. Banyaknya Sarana Kesehatan Menurut


Desa/Kelurahan
dan Jenis Sarana Kesehatan Tahun 2016
(sambungan)

Desa/Kelurahan Posyandu Praktek Dokter Praktek Bidan Apotik

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino 1 - - -
2 Taipa 1 - - -
3 Puusiambu 1 - - -
4 Bungguosu 1 - - -
5 Lembo 1 - - -
6 Pasir Putih 1 - - -
7 Padaleu 1 - - -
8 Puulemo 1 - - -
9 Alo-alo 1 - - -
10 Lapulu 1 - - -
11 Laramo 1 - - -
12 Watuwulaa 1 - - -

Jumlah 12 0 0 0

Sumber : Puskesmas Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 75


Sosial
Social

Tabel 4.8. Jumlah Tenaga Kesehatan Pada Berbagai


Jenis Sarana Kesehatan Menurut Desa
/ Kelurahan Tahun 2016
(Bersambung….)

Puskesmas
Desa/Kelurahan Puskesmas Poskesdes Polindes
Pembantu

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino - 1 - -
2 Taipa 1 3 - -
3 Puusiambu - - - -
4 Bungguosu 1 2 - -
5 Lembo - 5 - -
6 Pasir Putih - 2 - -
7 Padaleu 1 2 - -
8 Puulemo 2 3 - -
9 Alo-alo - 2 - -
10 Lapulu - - - -
11 Laramo - 1 - -
12 Watuwulaa - 1 - -

Jumlah 5 22 0 0

Sumber : Puskesmas Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 76


Sosial
Social

Tabel 4.8. Jumlah Tenaga Kesehatan Pada Berbagai


Jenis Sarana Kesehatan Menurut Desa
/Kelurahan Tahun 2016
(sambungan)

Praktek Praktek
Desa/Kelurahan Posyandu Apotik
Dokter Bidan

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino 5 - - -
2 Taipa 5 2 - -
3 Puusiambu 5 - - -
4 Bungguosu 5 - - -
5 Lembo 5 - - -
6 Pasir Putih 5 - - -
7 Padaleu 5 - - -
8 Puulemo 5 - - 1
9 Alo-alo 5 - - -
10 Lapulu 5 - - -
11 Laramo 5 - - -
12 Watuwulaa 5 - - -

Jumlah 60 2 0 1

Sumber : Puskesmas Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 77


Sosial
Social

Tabel 4.9. Jumlah Bayi dan Balita yang Diimunisasi


Menurut Jenis Vaksin Pada Sarana
Kesehatan di Kecamatan
Tahun 2016

Jenis Vaksinasi 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4)

1 HB 0 < 7 Hari 105 96 95


2 BCG 112 97 98
3 DPT 1 111 99 97
4 DPT 2 109 96 94
5 DPT 3 109 98 99
6 Polio 1 112 97 96
7 Polio 2 111 99 98
8 Polio 3 109 96 97
9 Polio 4 109 98 96
10 Campak 113 98 99

Sumber : Puskesmas Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 78


Sosial
Social

Tabel 4.10. Informasi Kesehatan di Kecamatan Lembo


Sepanjang Tahun 2016

Variabel Kesehatan Jumlah

(1) (2)

1 Jumlah Ibu Hamil 134


2 Angka Kematian Ibu (Melahirkan ,Nifas) -
3 Angka Kelahiran Bayi 111
4 Angka Lahir Hidup 106
5 Angka Lahir Mati 2
6 Angka Kematian Bayi Dibawah Usia 1 Tahun 2
7 Angka Kematian Bayi Diatas Usia 1 Tahun sd 5 Tahun 2
8 Jumlah Bayi Usia < 5 Tahun yang Mengalami Gizi Buruk 1
9 Angka Kematian Penduduk -
10 Jumlah Anak yang Disunat/ di Khitan 10

Sumber : Puskesmas Kec. Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 79


Sosial
Social

Tabel 4.11. Jumlah Sarana Peribadatan Menurut


Desa/Kelurahan
dan Jenis Tempat Ibadah Tahun 2016

Pura/
Desa/Kelurahan Masjid Mushollah Gereja
Vihara

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino 1 - - -
2 Taipa 1 - - -
3 Puusiambu 1 - - -
4 Bungguosu 1 - - -
5 Lembo 1 - - -
6 Pasir Putih 1 - - -
7 Padaleu 1 - - -
8 Puulemo 1 - - -
9 Alo-alo 1 - - -
10 Lapulu 1 - - -
11 Laramo 1 - - -
12 Watuwulaa 1 - - -

Jumlah 12 0 0 0

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 80


Sosial
Social

Tabel 4.12. Persentase Penduduk Menurut


Desa/Kelurahan dan Agama yang Dianut
, Kecamatan Lembo Tahun 2016

Kristen Kristen
Desa/Kelurahan Islam Protestan Katholik Hindu Budha Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino 287 - - - - 287


2 Taipa 551 - - - - 551
3 Puusiambu 355 - - - - 355
4 Bungguosu 412 - - - - 412
5 Lembo 876 - - - - 876
6 Pasir Putih 518 - - - - 518
7 Padaleu 410 - - - - 410
8 Puulemo 651 - - - - 651
9 Alo-alo 248 - - - - 248
10 Lapulu 180 - - - - 180
11 Laramo 252 - - - - 252
12 Watuwulaa 198 198

Jumlah 4,938 0 0 0 0 4,938

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 81


Sosial
Social

Tabel 4.13. Jumlah Penderita Cacat Berdasarkan Jenis


Cacat Menurut Desa/Kelurahan
Tahun 2016

Tunanetra Tunarungu Tunawicara Tunadaksa Tunagrahita


Desa/Kelurahan (Buta) (Tuli) (Bisu) (Cacat Tubuh) (cacat Mental)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tongalino - 1 - 3 1
2 Taipa - - 2 - 2
3 Puusiambu - 1 1 3 -
4 Bungguosu 1 - 1 2 -
5 Lembo 1 - 3 2 3
6 Pasir Putih - - 1 1 -
7 Padaleu 1 - - 1 -
8 Puulemo 1 - - 2 1
9 Alo-alo - 1 1 - -
10 Lapulu - - - 2 -
11 Laramo - - - - -
12 Watuwulaa - - - - -

Jumlah 4 3 9 16 4

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 82


Sosial
Social

Tabel 4.14. Jumlah Sarana Olahraga dan Lapangan untuk


Bermain Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2016

Sepak
Desa/Kelurahan Bola Voli Bulu tangkis Billiard Tenis Meja
Bola

(1) (2) (3) (4) (6) (7)

1 Tongalino 1 1 - - -
2 Taipa 1 1 - - -
3 Puusiambu - 1 - - -
4 Bungguosu - 1 - - 1
5 Lembo 1 3 - - 3
6 Pasir Putih - 1 - - 1
7 Padaleu - 1 - 1 -
8 Puulemo 1 1 1 - 1
9 Alo-alo - 1 - - -
10 Lapulu - 1 - - -
11 Laramo - 1 - - -
12 Watuwulaa - 1 - - 1

Jumlah : 4 14 1 1 7

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 83


LAHAN LAHAN BUKAN
PERTANIAN PERTANIAN
5.498 Ha 369 Ha

604
5.01 875
2
V. PERTANIAN
Bab ini menyajikan data kegiatan pembangunan pada sektor
Pertanian di Kecamatan Lembo . Data tersebut meliputi
Penggunaan Tanah, Tanaman Pangan, Tanaman Hortikultura
(buah-buahan dan sayur-sayuran), Tanaman Perkebunan,
Peternakan, Perikanan dan Kehutanan.

1. Pengumpulan data Statistik Pertanian (SP)


diselenggarakan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe
Utara bekerja sama dengan Dinas Pertanian.

2. Data pokok tanaman pangan yang dikumpulkan adalah


luas panen dan produktivitas (hasil per hektar).
Produksi tanaman pangan merupakan hasil perkalian antara
luas panen dengan produktivitas.
V. AGRICULTURE

This chapter presents data on development activities of


Agricultural sector in LEMBO Subdistrict. The data include Land
Use, Food Crops, Horticultural Crops (fruits and vegetables),
Plantation Crops, Livestock, Fisheries and Forestry.

1. Agriculture Survey is carried out by the BPS Statistical


Office of Konawe Utara Regency in cooperation with the
Agriculture Office.
2. The main food crops data collected consists of area
harvested and productivity (yield per hectare).Food crops
production is generated by area harvested multiplied by
productivity.
Jenis data tanaman pangan yang dikumpulkan mencakup padi
sawah, padi ladang, dan palawija (jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar). Pengumpulan data
luas panen dilakukan setiap bulan oleh Mantri Pertanian/Kepala
Cabang Dinas Kecamatan (KCD) dan dilaporkan dengan formulir
Statistik Pertanian (SP). Pengumpulan data dilakukan dengan
pendekatan area kecamatan di seluruh wilayah Kabupaten
Konawe Utara. Pengumpulan data luas panen di tingkat
kecamatan tersebut didasarkan pada hasil pengumpulan data
dari seluruh desa/kelurahan di kecamatan bersangkutan.
Pengumpulan data produktivitas tanaman pangan dilakukan
melalui Survei Ubinan dengan pendekatan rumah
tanggamenggunakan formulir SUB-S.

Type of foodcrops data covers wetland paddy, dryland paddy


and secondary food crops (maize, soybeans, peanuts, mung
bean, cassava, and sweet potatoes). The area harvested data is
collected every month by the Agriculture Extension Workers
(called KCD for Kepala Cabang Dinas) and reported in
Agriculture Statistics Form(called SP for Statistik Pertanian).
Data collection is conducted by using sub district area approach
in all over Konawe Utara Regency. Area harvested in each sub
district is estimated based on the area harvested in each village
in the sub district. Food crops productivity (yield per hectare)
data are collected through the Crop Cutting Survey using SUB-S
form based on household approach.
Periode pengumpulan data produktivitas dilakukan setiap
subround (caturwulan/empat bulanan) dengan petugas
lapangan adalah Mantri Statistik (Koordinator Statistik
Kecamatan)/KSK dan KCD.
Pengumpulan data produktivitas dilakukan melalui pengukuran
langsung pada plot ubinan berukuran 2½ m x 2½ m.
Pengumpulan data produktivitas dilakukan sesuai dengan
waktu panen petani.

5.1Penggunaan Lahan
3. Penggunaan Tanah
Secara keseluruhan, luas daratan Kecamatan Lembo mencapai
7.912 ha, sebagian besar merupakan (digunakan sebagai) hutan
negara. Penggunaan lahan diklasifikasikan ke dalam 12 kategori
yaitu; sawah, tanah pekarangan/ tanah untuk bangunan
The Productivity data collection is conducted every sub round
(four monthly) with Sub District Statistics Coordinator (called
KSK for Koordinator Statistik Kecamatan) and KCD as the
enumerator.
The productivity data collection is conducted by a direct
measurement in 2½ m x 2½ m crop cutting plot. The
productivity measurement is conducted at the time of harvest.

5.1 Land Use


3. Land Use
Overall, the land area of LEMBO Subdistrict covers 7.912 ha,
mostly used as state forest. The land use isclassified into 12
categories, namely: wetland, buildings and surrounding yard,
dan halaman sekitarnya, tanah tegal/ kebun, tanah ladang/
huma, tanah padang rumput, tanah rawa yang tidak dapat
ditanami, tanah tambak/kolam/ tebat dan empang, tanah lahan
yang sementara tidak diusahakan, lahan tanaman kayu-kayuan,
tanah hutan negara, tanah perkebunan dan tanah lain-lain.
Konversi lahan menunjukkan adanya dinamika pemanfaatan
tanah, dimana telah terjadi peningkatan pemanfaatan lahan
ladang tambak, kolam, tebat dan empang.

5.2Tanaman Pangan, Sayur-sayuran, dan Buah-buahan


4. Tanaman Pangan
Setidaknya terdapat delapan jenis tanaman bahan
makanan yang biasanya diusahakan yaitu: padi sawah, padi
ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar,
wasteland/ garden, field/ shifting cultivation, meadows,
unused swamp, dykes and water ponds, temporarily fallow,
wooded land, forest (state forest), estates and other lands.
Conversion of land has shown dynamism of the land use, where
there has been an increasing use of land on field, dykes, and
water ponds.

5.2 Food Crops,Vegetables, and Fruits


4. Food Crops
There are at least eight types of food crops cultivated,
namely: wetland paddy, dryland paddy, maize, cassava, sweet
potato, peanut, soybean and mung bean.
kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau.

5. Produksi padi mencakup padi sawah dan padi ladang.


Kualitas produksi padi dan palawija adalah: gabah kering giling
(padi), pipilan kering (jagung), biji kering (kedelai dan kacang
tanah), dan umbi basah (ubi kayu dan ubi jalar).

6. Tanaman Buah-buahan
Data jenis tanaman buah-buahan yang diusahakan terdiri
dari 21 jenis yaitu: alpokat, mangga, rambutan (nephelium),
langsat (lanzon), jeruk, jambu biji, jambu air, durian, pepaya,
pisang, nenas, salak, nangka, sawo, sukun, belimbing dan sirsak,
manggis, melinjo, jeruk besar dan petai.

7. Tanaman Sayur-sayuran
Data jenis tanaman sayur-sayuran meliputi dua kelompok,
yaitu (1) kelompok

5. The production of paddy covers the production of wet land


paddyand dry land paddy. Production of paddy and secondary
crops data are presented in the form of: dry unhusked rice
(paddy), dry loose maize (maize), dry shells crops (soybeans and
peanuts) and fresh roots (cassava and sweet potatoes).
6. Fruit Plants
There are 21 types of fruit plantsthat can be presented,
namely: avocado, mango, rambutan (nephelium), langsat
(Lanzon), orange, guava, rose apple, durian, papaya, banana,
pineapple, zalacca, jackfruit, sapodilla, breadfruit, starfruit and
soursop, mangosteen, melinjo, grapefruit and petai.

7. Vegetable Plants
Vegetable plants data are differentiated in two groups, i.e.: (1)
the repeatedly
tanaman sayur-sayuran yang dipanen lebih dari satu kali dan
(2) kelompok tanaman sayur-sayuran yang dipanen sekaligus.
Kelompok pertama terdiri dari sembilan jenis, yaitu: kacang
panjang, cabe, tomat, terung, buncis, ketimun, labu, kangkung
dan bayam. Sedangkan kelompok kedua terdiri dari enam jenis,
yaitu: bawang merah, bawang putih, bawang daun, kubis,
petsai/sawi dan kacang merah.
8. Luas panen adalah luas tanaman sayuran, buah buahan,
biofarmaka dan tanaman hias yang diambil hasilnya/dipanen
pada perode pelaporan.
9. Luas panen untuk tanaman sayuran: luas tanaman yang
dipanen sekaligus/habis/dibongkar dan luas tanaman yang
dipanen berkali-kali (lebih dari satu kali)/belum habis.

harvested vegetables and (2) the all at once harvested


vegetables. The first group consists of nine types, namely: long
beans, chili, tomatoes, eggplant, beans, cucumbers, squash,
kale and spinach. Whereas the second group consists of six
types, namely: red onion, garlic, scallion, cabbage, petsai/
mustard greens and red beans.

8. Harvested area is an area which vegetable, fruit, medicinal


and ornamental plant of crop harvested during the period of
report.

9. Harvested area of vegetables: entirely plant harvested/


demolished and plant harvested several times/undemolished.
10. Produksi adalah hasil menurut bentuk produk dari setiap
tanaman sayuran, buah-buahan, biofarmaka dan tanaman hias
yang diambil berdasarkan luas yang dipanen pada
bulan/triwulan laporan.
5.3Tanaman Perkebunan
11. Tanaman Perkebunan
Sedikitnya terdapat 19 jenis tanaman perkebunan rakyat
yaitu: kelapa dalam, kopi, kapuk, lada, pala, cengkeh, jambu
mete, kemiri, coklat, enau/aren, vanili, pinang, asam jawa,
tembakau, kelapa hybrida, kapas rakyat, tebu, jahe dan sagu.
Bentuk produksi perkebunan adalah; karet kering(karet),
daun kering (teh dan tembakau), biji kering(kopi dan coklat),
kulit kering (kayu manis dan kina),serat kering (rami), bunga
kering (cengkeh), refined sugar (tebu dari perkebunan besar),
gula
10. Production is the standard production quantity form of
vegetable, fruit, medicinal and ornamental plant based on
harvested area reported monthly/quarterly.

5.3 Plantation Crops


11. Plantation Crops
There are at least 19 types of estate crops, namely: coconut,
coffee, capok, pepper, nutmeg, clove, cashew nut, candle nut,
cocoa, sugar-palm, vanilla, areca nut, tamarind, tobacco, hybrid
coconuts, cotton, sugarcane, ginger and sago.
Production of estate crops are as follows: dry rubber
(rubber); dry leaves (tea and tobacco);dry beans (cofee and
cocoa); dry bark (cassiavera and cinchona); dry fibre (rosella);
dry flowers/buds (cloves); refined sugar
(tebu dari perkebunan rakyat), equivalent kopra(kopra),
biji dan bunga (pala) serta minyak daun(sereh).

12. Persediaan akhir tahun produksi perkebunan besar bukan


merupakan cadangan penyangga (bufferstock).

5.4Peternakan

13. Peternakan, Jenis ternak dikelompokkan menjadi: ternak


besar, ternak kecil dan unggas. Di Kecamatan Lembo ,
kelompok ternak besar terdiri dari sapi dan, kerbau; Kelompok
ternak kecil terdiri dari kambing, domba dan babi; dan
kelompok unggas terdiri dari ayam kampung, ayam ras dan
itik/itik manila.

(sugar cane from estate); cup sugar (sugar cane from


smallholders); copra (copra); seeds and buds (nutmeg); and leaf
oil (citronella).

12. The production availability of estates at the end of year is


not the buffer stock.

5.4 Livestock
13. Livestock, Livestock types are grouped into: large cattle,
small cattle and fowls. In LEMBO Subdistrict, the large cattle
consist of cows, and buffaloes; the small cattle consist of goats,
sheep and pigs; and a fowl consistsoflocal hens, rustling hens
and duck/manila-duck.
5.5Perikanan

14. Data statistik perikanan merupakan data sekunder


dibedakan atas data Perikanan Tangkap dan Perikanan
Budidaya. Perikanan Tangkap diklasifikasikan atas penangkapan
ikan di laut dan penangkapan ikan di perairan umum. Perikanan
Budidaya diklasifikasikan atas jenis budidaya yaitu budidaya
laut, tambak, kolam, karamba, jaring apung dan sawah.

5.6Kehutanan

15. Hutan adalah sebuah kawasan atau suatu area yang luas
yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tanaman
lainya. Hutan juga dapat dimaknai sebagai suatu kumpulan
tetumbuhan, terutama pepohonan/ kayu-kayuan yang
menempati suatu kawasan tertentu.

5.5 Fishery

14. Fishery Statistics are secondary data that is categorized


into two: 1) capture fisheries and 2) aquaculture. Capture
fisheries are further classified into: marine capture fisheries and
inland open water capture fisheries. Aquaculture are further
classified into several types of culture: marine culture; brackish
water pond; fresh water pond; cage; floating net and fish
breeding in paddy fields.

5.6 Forestry
15. A forest is an area with a high density of trees and other
plants. Forests can also be interpreted as a collection of plants,
especially trees / various woods that occupy an area.
15.
16. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang berupa
hutan, yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah
untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap. Hal
ini untuk menjamin kepastian hukum mengenai status kawasan
hutan, letak batas dan luas suatu wilayah tertentu yang sudah
ditunjuk menjadi kawasan hutan tetap. Penunjukan kawasan
hutan mencakup pula kawasan perairan yang menjadi bagian
dari Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian Alam
(KPA).

17. Berdasarkan Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang


Kehutanan, kawasan hutan dibagi ke dalam kelompok Hutan
Konservasi, Hutan Lindung, dan Hutan Produksi

16. Forest Area is a specific territory of forest ecosystem


determined and or decided by the government as a permanent
forest. Such decisionis important to maintain the size of forest
area and to ensure its legitimation and boundary demarcation
of permanent forest. The designation of forest area in some
cases also covers inland water,coastal and marine ecosystem
that may become part
of Sanctuary Reserve Area (KSA) and Nature Conservation Area
(KPA).

17. In accordance to the Act on Forestry No. 41/ 1999, forest


area is categorized as Conservation Forest, Protection Forest
and Production Forest
18. Hutan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas
tertentu, yang mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya.

19. Hutan Lindung adalah kawasan hutan yang mempunyai


fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga
kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah.

20. Hutan Produksi adalah kawasan hutan yang mempunyai


fungsi pokok memproduksi hasil hutan. Hutan produksi terdiri
dari Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Produksi Terbatas (HPT),
dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi.
for which is defined as follows :
18. Conservation forest is a forest area having specific
characteristic established for
the purposes of conservation of animal and plant species and
their ecosystem.

19. Protection Forest is a forest area designated to serve life


support system, maintain hydrological system, prevent of flood,
erosion control, seawater intrusion, and maintain soil fertility.
20. Production forest is a forest area designated mainly to
promote sustainable forest production. Production forest is
classified as permanent production forest, limited production
forest, and convertible production forest.
Pertanian
Agriculture

Gambar 9. Persentase Luas Wilayah Kecamatan menurut


Penggunaan Lahan di Kecamatan Lembo Tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Konawe Utara (diolah)

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 96


Pertanian
Agriculture

Gambar 10. Jumlah Ternak Besar dan Ternak Kecil di


Kecamatan Lembo , Tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Konawe Utara (diolah)

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 97


Pertanian
Agriculture

Tabel 5.1. Luas Wilayah Kecamatan menurut Penggunaan


Lahan Kecamatan Lembo Tahun 2016

Penggunaan Lahan Jumlah

(1) (2)

I Lahan Pertanian 5498.0


a. Lahan Sawah 61.0
b Lahan Pertanian Bukan Sawah 5437.0
- Tegal/kebun 1,700
- Ladang/huma 1,074
- Perkebunan 1,359
- Ditanami pohon/hutan rakyat 200
- Padang Pengembalaan/padang rumput 39
- Hutan Negara
- Sementara tidak diusahakan 476
- Lainnya (Tambak, kolam, empang, hutan negara dll) 289
II Lahan Bukan Pertanian 369
- Rumah, bangunan dan halaman sekitarnya 23
- Hutan negara 300
- Rawa-rawa (tidak ditanami) 23
- Lainnya (jalan, sungai, danau, lahan tandus, dll) 23

Luas Wilayah Kecamatan (Lahan Pertanian + Lahan Bukan Pertanian) 5,867

Sumber: Dinas Pertanian BPS Kab. Konawe Utara (diolah)

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 98


Pertanian
Agriculture

Tabel 5.2 Luas Tanam/ Bersih (ha) Komoditi Padi -


Palawija Kec. Lembo Menurut Jenis Komoditas
dan Masa Tanam (Subround) Tahun 2016

Masa Tanam (Subround )


Total
Jenis Komoditas
(Jan - Des)

Jan-Apr Mei-Ags Sep-Des

(1) (2) (3) (4) (5)

Padi Ladang - - - 0
Padi Sawah 14.4 29.8 14.4 58.6
Jagung 30.0 29.0 22.0 81.0
Kacang Hijau 13.0 11.0 8.0 32.0
Kacang Tanah 31.0 24.0 22.0 77.0
Kedelai 26.0 - - 26.0
Ubi Jalar 12.0 18.0 12.0 42.0
Ubi Kayu 19.0 26.0 18.0 63.0
Talas 9.0 15.0 8.0 32.0

Sumber: Dinas Pertanian BPS Kab. Konawe Utara (diolah)

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 99


Pertanian
Agriculture

Tabel 5.3. Jumlah Peternak dan Ternak Menurut


Desa/Kelurahan
dan Jenis Ternak Besar, Tahun 2016

Peternak Jumlah Ternak


Desa/Kelurahan
Sapi Kerbau Sapi Kerbau

(1) (2) (3) (5) (6)

1 Tongalino 6 - 14 -
2 Taipa 20 - 50 -
3 Puusiambu 3 - 9 -
4 Bungguosu 10 - 120 -
5 Lembo 5 - 20 -
6 Pasir Putih 2 - 6 -
7 Padaleu 3 - 7 -
8 Puulemo 112 - 220 -
9 Alo-alo 15 - 66 -
10 Lapulu - - - -
11 Laramo 8 - 32 -
12 Watuwulaa 15 - 60 -

Jumlah 199 1 604 0

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 100


Pertanian
Agriculture

Tabel 5.4. Jumlah Peternak dan Ternak Menurut Desa


/Kelurahan dan Jenis Ternak Kecil, Tahun 2016

Peternak Jumlah Ternak


Desa/Kelurahan
Kambing Domba Babi Kambing Domba Babi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino 8 - - 20 - -
2 Taipa 10 - - 30 - -
3 Puusiambu 9 - - 50 - -
4 Bungguosu 20 - - 150 - -
5 Lembo 4 - - 122 - -
6 Pasir Putih 7 - - 210 - -
7 Padaleu 3 - - 9 - -
8 Puulemo 50 1 - 100 6 -
9 Alo-alo 10 - - 45 - -
10 Lapulu 7 - - 49 - -
11 Laramo 12 - - 60 - -
12 Watuwulaa 10 - - 30 - -

Jumlah 150 0 0 875 0 0

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 101


Pertanian
Agriculture

Tabel 5.5. Jumlah Ternak Unggas (Ekor) Menurut


Desa/Kel dan Jenis Ternak, Tahun 2016

Ayam Ayam Buras/ Itik /


Desa/Kelurahan
Ras Ayam Kampung Manila

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino - 395 -
2 Taipa - 524 -
3 Puusiambu - 431 -
4 Bungguosu - 523 6
5 Lembo - 794 8
6 Pasir Putih - 386 -
7 Padaleu - 373 -
8 Puulemo - 598 24
9 Alo-alo - 299 4
10 Lapulu - 182 -
11 Laramo - 273 -
12 Watuwulaa - 234 -

Jumlah 0 5,012 42

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 102


Pertanian
Agriculture

Tabel 5.6. Jumlah Rumahtangga Perikanan Tangkap dan


Budidaya Menurut Desa/Kelurahan, Tahun 2016
Rumahtangga
Rumahtangga
Perikanan Tangkap
Desa/Kelurahan Perikanan
Budidaya
Laut Darat

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino 3 - -
2 Taipa 50 - -
3 Puusiambu 11 - -
4 Bungguosu 1 - -
5 Lembo 2 - -
6 Pasir Putih 64 - 28
7 Padaleu - - 6
8 Puulemo 5 - 4
9 Alo-alo - - -
10 Lapulu - - -
11 Laramo - - -
12 Watuwulaa - - -

Jumlah 136 0 38

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 103


Pertanian
Agriculture

Tabel 5.7. Jumlah Perahu/Kapal Penangkap Ikan menurut


Desa/ Kelurahan dan Jenis, Tahun 2016

Desa/Kelurahan Perahu Tanpa Motor Motor Tempel Kapal Motor Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino 4 - - 4
2 Taipa 50 - - 50
3 Puusiambu 11 - - 11
4 Bungguosu 1 - - 1
5 Lembo 23 - - 23
6 Pasir Putih 36 - 35 71
7 Padaleu - - 17 17
8 Puulemo 1 - 19 20
9 Alo-alo - - - -
10 Lapulu - - - -
11 Laramo - - - -
12 Watuwulaa - - - -

Jumlah 126 0 71 197

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 104


Pertanian
Agriculture

Tabel 5.8.Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya


menurut Desa/ Kelurahan dan Jenis, Tahun 2016
Perikanan
Budidaya
Desa/Kelurahan
Tangkap (Kw) Jumlah(Kw)
Tambak (Kw) Kolam (Kw)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino - 3 - 3
2 Taipa 5 43 - 48
3 Puusiambu 4 4 - 8
4 Bungguosu - 1 - 1
5 Lembo - 2 - 1
6 Pasir Putih 7 39 - 46
7 Padaleu - 6 - 6
8 Puulemo - 5 - 5
9 Alo-alo - - - -
10 Lapulu - - - -
11 Laramo - - - -
12 Watuwulaa - - - -

Jumlah 16 103 0 118

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 105


104
INDUSTR
I MIKRO

54 USAHA
PENGGALIAN
VI. INDUSTRI, PERTAMBANGAN, ENERGI DAN KONSTRUKSI

6.1 Industri dan Pertambangan

Sebagaimana yang diamanatkan oleh GBHN,


pembangunan dibidang industri ditujukan untuk memperluas
kesempatan kerja, meningkatkan ekspor, menunjang
pembangunan daerah, serta memanfaatkan sumber alam dan
sumber daya manusia. Sejalan dengan itu, maka dewasa ini
pemerintah memberikan kesempatan yang seluas luasnya
kepada masyarakat untuk membuka berbagai kegiatan dalam
bidang industri. Penyajian data tentang industri ini
dikelompokkan menurut banyaknya tenaga

VI. INDUSTRY, MINING, ENERGY AND CONSTRUCTION

6.1 Industry and Mining

As mandated by the Broad Outlines of the Nation's Direction,


the development of industry aimed at expanding employment
opportunities, increasing exports, supporting regional
development, and utilizating natural as well as human
resources. Accordingly, the government gives wide
opportunities to the public to establish various activities in the
field of industry. In this publication, the data on industries are
classified according to the number of employees who work in
the industry
kerja yang bekerja pada industri tersebut yaitu; industri besar
dan sedang, industri kecil dan industri mikro. Industri yang
memiliki tenaga kerja 100 orang atau lebih diklasifikasikan
sebagai industri besar, 20 sampai dengan 99 orang
diklasifikasikan sebagai industri sedang, 5 (lima) sampai dengan
19 orang diklasifikasikan sebagai industri kecil, dan kurang dari
lima orang adalah industri mikro.

1. Klasifikasi industri yang digunakan dalam survey ini berdasar


kepada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). KBLI
adalah klasifikasi lapangan usaha yang berdasar kepada revisi 3
yang telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia.

, namely: large and medium manufacturing industries,


small industries and micro industries. Manufacturing industries
which has 100 employess or more are classified as large scale
manufacturing industry, 20 to 99 employees as medium scale
manufacturing industry, 5 to 19 employees as small scale
industries, and less than five employees as micro industry.

1. The industrial clasification adopted in this survey refers to


the KBLI. KBLI is classification of economic activities based on
the International Standard Industrial Classification of All
Economic Activities (ISIC rev 3) that has been modified
according to the local condition in Indonesia.
2. Industri Pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang
melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara
mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang
jadi/ setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya
menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih
dekat kepada pemakai akhir. Termasuk dalam kegiatan ini
adalah jasa industry dan pekerjaan perakitan (assembling).

3. Jasa Industri adalah kegiatan industri yang melayani


keperluan pihak lain. Pada kegiatan ini bahan baku disediakan
oleh pihak lain sedangkan pihak pengolah hanya melakukan
pengolahannya dengan mendapat imbalan sebagai balas jasa
(upah maklon).

2. Manufacturing industry is defined as an economic activity


processing basic goods mechanically, chemicals or manually
into final or intermediate goods. It is also defined as processing
of lower value goods into higher value goods as final or
intermediate products. The activities also include services for
manufacturing and assembling.

3. Services for manufacturing is defined as a manufacturing


activity which serving other manufacturing establishments. In
this case, raw materials are supplied by others while the
workers are paid as a compensation for processing raw
materials.
4. Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit
(kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi, bertujuan
menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan
atau lokasi tertentu, dan mempunyai catatan administrasi
tersendiri mengenai produksi dan struktur biaya serta ada
seorang atau lebih yang bertanggung jawab atas usaha
tersebut.

5. Industri pengolahan dikelompokkan ke dalam 4 golongan


berdasarkan banyaknya pekerja, yaitu: Industri Besar (100
orang pekerja atau lebih), Industri Sedang/Menengah (20-
99 orang pekerja), Industri Kecil (5-19 orang pekerja), dan
Industri Mikro (1-4 orang pekerja).

4. A manufacturing establishment is defined as a production


unit engaged in economic activity, producing goods or services,
located in a building or in a certain location, keeping a business
record concerning the production and cost structure, and
having a person or more that are responsible to those activities.

5. Manufacturing industries are categorized into four groups,


based on the number of employees: Large scale manufacturing
(100 employees ormore), Medium scale manufacturing (20-99
employees) Small scale manufacturing (5-19 employees), and
Micro industry (1-4 employees).
6. Input atau biaya antara adalah biaya yang dikeluarkan
dalam proses industri yang berupa bahan baku, bahan bakar,
barang lainnya diluar bahan baku/bahan penolong, jasa
industri, sewa gedung, dan biaya jasa non industri.

7. Output adalah nilai keluaran yang dihasilkan dari proses


kegiatan industri yang berupa barang yang dihasilkan, tenaga
listrik yang dijual, jasa industri, keuntungan jual beli,
pertambahan stok barang setengah jadi dan penerimaan lain.

8. Nilai Tambah adalah besarnya output dikurangi besarnya


nilai input (antara).

9. Pengeluaran untuk tenaga kerja adalah merupakan imbalan


atas jasa-jasa yang telah dikorbankan
6. Input or intermediate cost is defined as cost of raw
materials and supporting materials, fuel, other materials,
electricity, industrial services, building rent, and nonindustrial
services,etc.

7. Output is defined as total value of all processed goods


which include production, electricity sold, industrial services,
profits, change in stocks and other incomes.

8. Value added is defined as substraction from output to


input.
9. Labor Cost is defined as compensation for workers in the
form of money and goods. Labor cost covers wage and
oleh pekerja untuk pihak lain yang meliputi upah/gaji, upah
lembur, hadiah, bonus dan sejenisnya, iuran dana pensiun,
tunjangan sosial, tunjangan kecelakaan, dan lainnya.

10. Modal Tetap adalah modal kerja yang dapat digunakan


lebih dari satu tahun.

11. Pajak tidak langsung adalah pajak yang langsung


dibayarkan oleh perusahaan. Termasuk PPn.

12. Bahan baku adalah bahan-bahan yang digunakan untuk


proses produksi dalam membentuk suatu barang produksi.

13. Barang yang dihasilkan adalah barang yang dihasilkan dalam


proses produksi.

salary, overtimepay, bonus in cash and goods, pension funds,


social allowance, accident allowance etc.

10. Fixed Asset is working capital that can be used for more
than one year.

11. Indirect tax is tax paid by establishment including value


added taxes (PPn).
12. Raw material is materials used in the production process of
production goods.

13. Outcome product is goods related in the production


process.
14. Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan
endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari
dalam kulit bumi, di bawah permukaan bumi dan di bawah
permukaan air.

6.2. Listrik

Kebutuhan tenaga listrik untuk Kecamatan Lembo oleh


PLN yang pembangkitnya berpusat di Kota Kendari. Sementara
penduduk pedesaan yang tidak bisa mengakses listrik PLN
menggunakan listrik non PLN atau lampu tempel.

15. Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah Perusahaan Umum


Milik Negara yang mempunyai aktivitas kegiatan pembangkitan,
transmisi, dan distribusi tenaga lsitrik.

14. Mining is an activity of taking economically valued


material from within the earth layer, under earth surface, and
under water level.

6.2. Electricity

People of LEMBO Subdistrict use electricity or electric lighting in


general which generally obtained from the State Electricity
Company (PLN from Kendari City. People in rural areas who are
not covered by PLN service use non-PLN electricity and kerosene
lamps.
15. State Electricity Company (PLN) is a State owned company
that has activities for electricity production, transmission and
electricity distribution

16. Jumlah listrik/gas/air bersih yang terjual adalah banyaknya


listrik/gas/air bersih
yang disalurkan kepada para pelanggan.

17. Biaya input adalah pengeluaran yang digunakan untuk


pembelian bahan bakar dan pelumas tenaga listrik yang dibeli,
alat-alat tulis, onderdil, ongkos pemeliharaan dan perbaikan
kecil alat produksi, sewa gedung dan mesin serta jasa lainnya.

18. Nilai Output adalah nilai tenaga listrik/gas/air bersih yang


dijual atau didistribusikan kepada para pelanggan dan ditambah
dengan pendapatan atau penerimaan dari kegiatan jasa
perusahaan.

16. Sold electricity / gas/ cleaned water is total


electricity/gas/cleaned water distributed to customers.

17. Input values include expenditures for fuel and lubricant,


electricity consumed maintenance, stationaries, spareparts,
maintenance costs of machineries and vehicles, building and
machineries rental costs, and costs of other services.
18. Output cover electricity/gas/cleaned water sold and
distributed to customers added by income from other services.
6.3. Air Minum

Pemenuhan kebutuhan masyarakat terhadap air bersih


sebagian besar masyarakat Kecamatan Lembo pada umumnya
menggunakan air dari mata air terlindung. Untuk itu, maka
kegiatan pembangunan air bersih dewasa ini diarahkan pada
peningkatan kapasitas dan perluasan jaringan air minum,
dengan maksud agar dapat menjangkau masyarakat pedesaan.

6.3. Water Supply

people need on clean water generally use water from


springs. Therefore, the water development activities nowadays
are aimed at increasing the capacity and coverage of water
supply in order to cover people in rural areas.
Industri, Pertambangan dan Energy
Industry, Mining and Energy

Gambar 11. Jumlah Rumah Tangga menurut Sumber


Penerangan Utama Di Kecamatan Lembo Tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Konawe Utara (diolah)

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 116


Industri, Pertambangan dan Energy
Industry, Mining and Energy

Gambar 12. Jumlah Rumah Tangga menurut Sumber Air


Minum Utama Di Kecamatan Lembo Tahun 2016

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Konawe Utara (diolah)

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 117


Industri, Pertambangan dan Energy
Industry, Mining and Energy

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 118


Industri, Pertambangan dan Energy
Industry, Mining and Energy

Tabel 6.1. Jumlah Usaha Industri / Jasa Industri


Menurut Desa/Kel dan Jenisnya Industri, Tahun 2016
(Bersambung)

Jenis Industri / jasa industri


Desa/Kelurahan
1 2 3 4 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tongalino 4 4 - - -
2 Taipa 10 4 - - 1
3 Puusiambu 1 2 - 1 -
4 Bungguosu 7 3 - - -
5 Lembo 10 3 - - -
6 Pasir Putih 9 3 - 1 1
7 Padaleu 5 3 - - -
8 Puulemo 5 1 - - 1
9 Alo-alo 1 - - - -
10 Lapulu - 2 - - -
11 Laramo - 2 - - -
12 Watuwulaa - - - - 1

Jumlah 0 27 0 2 4
Sumber : Kantor Desa/Kel

1 INDUSTRI
INDUSTRI MAKANAN DANDARI
KAYU, BARANG MINUMAN (KUE,GABUS
KAYU DAN AIR GALON, PONGASI/KAMEKO
DAN BARANG ANYAMAN DARI
2 BAMBU, ROTAN DAN SEJENISNYA
3 INDUSTRI KERTAS DAN BARANG DARI KERTAS; PERCETAKAN DAN REPRODUKSI MEDIA REKAMAN
4 INDUSTRI KIMIA, FARMASI DAN OBAT TRADISIONAL
5 INDUSTRI BARANG GALIAN BUKAN LOGAM

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 118


Industri, Pertambangan dan Energy
Industry, Mining and Energy

Tabel 6.1. Jumlah Usaha Industri / Jasa Industri


Menurut Desa/Kel dan Jenisnya Industri, Tahun 2016
(Sambungan)
Jenis Industri / jasa industri
Desa/Kelurahan
6 7 8 9 10

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tongalino - - 1 - -
2 Taipa - - 1 - -
3 Puusiambu - - 1 - -
4 Bungguosu - - - - 3
5 Lembo - - 1 - 4
6 Pasir Putih - - - - 3
7 Padaleu - - 2 - 2
8 Puulemo - - 2 - 4
9 Alo-alo - - - - 4
10 Lapulu - - - - -
11 Laramo - - - - 3
12 Watuwulaa - - - - -

Jumlah 0 0 8 0 23
Sumber : Kantor Desa/Kel

6 INDUSTRI BARANG LOGAM; KOMPUTER, BARANG ELEKTRONIK, OPTIK; DAN PERALATAN LISTRIK
7 INDUSTRI ALAT ANGKUTAN
8 INDUSTRI FURNITUR
9 INDUSTRI PENGOLAHAN LAINNYA; JASA REPARASI DAN PEMASANGAN MESIN DAN PERALATAN
10 INDUSTRI LAINNYA (……..)

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 119


Industri, Pertambangan dan Energy
Industry, Mining and Energy

Tabel 6.2. Jumlah Usaha Penggalian Gol. C Menurut


Desa/Kel dan Jenis Bahan Galian
Tahun 2016
1 2 3 4
Desa/Kelurahan Jumlah TK Jumlah TK Jumlah TK Jumlah TK
(unit) (orang) (unit) (orang) (unit) (orang) (unit) (orang)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (7)

1 Tongalino - - - - - - - -
2 Taipa 2 11 - - - - - -
3 Puusiambu 1 4 - - - - - -
4 Bungguosu 1 3 - - - - 20 24
5 Lembo 2 14 - - - - 13 30
6 Pasir Putih - - - - - - - -
7 Padaleu - - - - - - - -
8 Puulemo - - - - - - - -
9 Alo-alo - - - - - - - -
10 Lapulu - - - - - - - -
11 Laramo - - - - - - - -
12 Watuwulaa 3 21 - - - - - -

Jumlah 6 38 0 0 0 0 54
Sumber : Kantor Desa/Kel

1 BATU GUNUNG/ GELONDONGAN/ KARANG


2 BATU KERIKIL/SUPLIT
3 BIJI NIKEL (ORE)
4 PASIR

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 120


Industri, Pertambangan dan Energy
Industry, Mining and Energy

Tabel 6.3. Jumlah Rumahtangga Menurut Desa/Kel dan


Sumber Penerangan Utama Tahun 2016
Listrik
Listrik Listrik Bukan Listrik
PLN
Desa/Kelurahan Tanpa Non_PLN (Petromak, Jumlah
PLN
Meteran Materan Pelita, dll)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tongalino 54 17 - 3 70
2 Taipa 94 17 - 7 118
3 Puusiambu 102 9 - - 81
4 Bungguosu 100 8 - - 108
5 Lembo 161 19 - 1 181
6 Pasir Putih 65 61 - - 126
7 Padaleu 82 22 - - 104
8 Puulemo 161 7 - - 168
9 Alo-alo 50 14 - - 64
10 Lapulu 22 24 - - 46
11 Laramo 50 16 - - 66
12 Watuwulaa 46 3 - - 49

Jumlah 987 217 0 11 1,181

Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 121


Industri, Pertambangan dan Energy
Industry, Mining and Energy

Tabel 6.4. Jumlah Rumahtangga Menurut Desa/Kel dan


Sumber Air minum Utama Tahun 2016

Air Air Sungai/


Desa/Kelurahan Ledeng Sumur Mata Air Jumlah
Kemasan Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino 27 - 43 - # - 70
2 Taipa 34 - 66 - # - 118
3 Puusiambu 18 - 57 6 # - 81
4 Bungguosu 29 - 28 51 # - 108
5 Lembo 70 - 10 100 # 1 181
6 Pasir Putih 26 - 1 99 # - 126
7 Padaleu 30 - - 74 # - 104
8 Puulemo 73 - 5 90 # - 168
9 Alo-alo 16 - - 48 # - 64
10 Lapulu 4 - 35 7 # - 46
11 Laramo 17 - - 49 # - 66
12 Watuwulaa 9 - - 40 # - 49

Jumlah 353 0 245 564 1 1,181

Sumber : Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 122


Industri, Pertambangan dan Energy
Industry, Mining and Energy

Tabel 6.5. Banyaknya Rumahtangga Menurut Desa/Kel dan


Bahan Bakar Utama Memasak, Tahun 2016

Minyak Kayu Tidak Pakai/


Desa/Kelurahan Gas Arang Jumlah
Tanah Bakar Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino 62 - - 18 - 70
2 Taipa 98 - - 20 - 118
3 Puusiambu 73 - - 8 - 81
4 Bungguosu 91 - - 17 - 108
5 Lembo 159 - - 22 - 181
6 Pasir Putih 112 - - 14 - 126
7 Padaleu 93 - - 11 - 104
8 Puulemo 148 - - 20 - 168
9 Alo-alo 57 - - 7 - 64
10 Lapulu 30 - - 16 - 46
11 Laramo 57 - - 9 - 66
12 Watuwulaa 24 - - 25 - 49

Jumlah 1004 0 0 187 0 1,181

Sumber : Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 123


Rp. 9.000

Rp. 2.500

Rp. 10.000
Rp. 20.000
VII. PERDAGANGAN

7.1. Perdagangan

Sektor perdagangan merupakan salah satu sektor yang


mampu menggerakkan perekonomian suatu wilayah.
Kabupaten Konawe Utara merupakan kabupaten yang terdiri
dari daratan dan pulau-pulau kecil yang ada disekitarnya
sehingga transaksi yang terjadi sebagian merupakan
perdagangan antar pulau dan antar kabupaten dalam provinsi
maupun di luar Provinsi Sulawesi Tenggara.

Adapun komoditas perdagangan antar pulau yang ada di


Kabupaten Konawe Utara antara lain hasil pertanian tanaman
pangan, berupa beras, kemudian hasil perkebunan, meliputi
kopra,

VII. TRADE

7.1. Trade

Trade sector is one sector that is able to drive the economy


of a region. Konawe Utara Regency a district consisting of land
and small islands around it so that transactions that occurred in
part a trade between islands and between districts within the
province or outside the province of Southeast Sulawesi.

The inter-island trade commodities in Konawe Utara


Regency include agricultural crops, such as rice and plantation
crops include copra cashew nut logs, chocolate / cocoa, and
clove that is one mainstay of plantation commodities
jambu mete gelondongan, coklat/kakao, serta cengkeh
yang merupakan salah satu komoditas perkebunan andalan
Kabupaten Konawe Utara, hasil hutan, yaitu kayu jati gergajian,
rotan, kayu rimba, kelapa, dan pinang, hasil perikanan, serta
hasil peternakan.

1. Perdagangan Antar Pulau


Dalam kegiatan perdagangan antar pulau, barang-barang
yang diperdagangkan di Kabupaten Konawe Utara terdiri dari
dua kelompok. Kelompok pertama adalah komoditas hasil bumi
yang meliputi: hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan
hasil hutan. Sedangkan kelompok kedua adalah komoditas hasil
laut, yang meliputi ikan dan hasil-hasil laut lainnya.

Konawe Utara, the results forests, ie sawn teak wood, rattan,


wooden jungle, coconut and areca nut, fishery, and livestock.

1. Inter Island Trade


In the inter is land trade, the traded goods in Kabupaten
Konawe Utara consist of two groups. The first group is a crops
commodity which includes agriculture, estate crop, animal
husbandry and forest products. Whereas the second group is
the sea product commodities, including fish and other sea
products.
2. Pasar Umum
Pasar umum atau tradisional adalah pasar yang biasanya
dikelola oleh pemerintah, penjual dan pembeli bertemu
langsung bertransaksi dalam bentuk eceran, biasanya ada
proses tawar menawar, bangunan terdiri dari kios los, gerai,
dan kaki lima, dilaksanakan secara mingguan atau tetap,
kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari.

7.2. Koperasi

Selain perbankan dan asuransi, kegiatan perekonomian


Kabupaten Konawe Utara juga didukung oleh peranan koperasi.
Data koperasi yang disajikan dalam publikasi ini adalah data

2. Common Market
Common market or traditional market is a market which is
usually managed by the government, sellers and buyers meet in
person transaction in form of retail, there is usually a process of
bargaining, the building consists of a stall, los, outlets, and kaki
lima, carried out on a weekly basis or fixed, usually sells daily
needs.
7.2. Cooperative

In addition to banking and insurance, economic activity


Konawe Utara is also supported by the role of cooperatives.
Cooperative data presented in this
koperasi di seluruh wilayah Kecamatan Lembo yang
diperoleh dari hasil pendataan Potensi Desa dan Quickcount se
Kabupaten Konawe Utara.

3. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang


seorang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.

4. Sisa hasil usaha koperasi merupakan pendapatan koperasi


yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya,
penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam
tahun buku yang bersangkutan.

publication is a cooperative data across Konawe Utara


Regency obtained from a data collection Village Potential and
Quickcount of Konawe Utara Regency.

3. Cooperative is an establishment whose members are


people or establisments with legal status of cooperative and its
activities are based or people economic movement and
familiarity.

4. Cooperative net income is gross income in one year


minus expenses, depreciation, and other liabilities including
taxes in current year.
Perdagangan
Trade

Gambar 13. Jumlah Usaha Restoran, Rumah Makan,


Kafe dan Penjual Makanan Keliling Di Kecamatan Lembo
Tahun 2016

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 129


Perdagangan
Trade

Gambar 14. Jumlah Usaha Perdagangan Besar dan Kecil Di


Kecamatan Lembo Tahun 2016

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 130


Perdagangan
Trade

Tabel 7.1. Jumlah Restoran, Rumah/Warung Makan, Kedai


Minum, dan Pedagang Keliling Menurut
Desa/Kelurahan Tahun 2016

Rumah/
Warung Makan Kedai Kopi, Pedagang
Desa/Kelurahan Restoran
Minuman, Cafe Makanan Keliling

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino - 1 - -
2 Taipa - 1 - -
3 Puusiambu - - - -
4 Bungguosu - - - -
5 Lembo - 1 - 2
6 Pasir Putih - - - -
7 Padaleu - - - -
8 Puulemo - 1 - -
9 Alo-alo - - - 4
10 Lapulu - 20 - -
11 Laramo - 1 - 1
12 Watuwulaa - - - -

Jumlah 0 25 0 7

Sumber : Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 131


Perdagangan
Trade

Tabel 7.2. Banyaknya Mini Market, Pasar Umum, Kios/


Warung Kelontong Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2016

Pasar Kios/Warung
Desa/Kelurahan Mini Market Umum Kelontong

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino - - 9
2 Taipa - - 7
3 Puusiambu - - 6
4 Bungguosu - - 10
5 Lembo - 1 9
6 Pasir Putih - - 6
7 Padaleu - - 10
8 Puulemo - - 7
9 Alo-alo - - 5
10 Lapulu - - 3
11 Laramo - - 3
12 Watuwulaa - - 3

Jumlah 0 1 78

Sumber : Kepala Desa/ Kel.

Tabel 7.3 Banyaknya Usaha Perdagangan Kendaraan

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 132


Perdagangan
Trade

Bermotor dan Reparasinya, Serta Perdagangan


Besar dan Eceran Selain Mobil Motor Menurut Desa/
Kelurahan Tahun 2016

Desa/Kelurahan 1 2 3

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino 2 - 9
2 Taipa - - 7
3 Puusiambu - - 6
4 Bungguosu 1 - 10
5 Lembo 2 2 9
6 Pasir Putih 1 1 6
7 Padaleu 1 2 10
8 Puulemo 1 2 7
9 Alo-alo - 2 5
10 Lapulu 1 - 3
11 Laramo 1 - 3
12 Watuwulaa 1 - 3

Jumlah 11 9 78
Sumber : Kantor Desa/Kel
1 Usaha Perdagangan Kendaraan Bermotor dan Reparasinya
2 Perdagangan Besar Selain No. 1
3 Perdagangan Eceran Selain No. 1

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 133


Perdagangan
Trade

Tabel 7.4 Banyaknya Usaha Perdagangan Kendaraan


Bermotor dan Reparasinya Menurut Desa/
Kelurahan Tahun 2016

Penjualan
Penjualan Mobil Bengkel Mobil/
Desa/Kelurahan Motor Baru/
Baru/ Bekas Motor
Bekas

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino - - 2
2 Taipa - - -
3 Puusiambu - - -
4 Bungguosu - - 1
5 Lembo - - 2
6 Pasir Putih - - 1
7 Padaleu - - 1
8 Puulemo - - 1
9 Alo-alo - - -
10 Lapulu - - 1
11 Laramo - - 1
12 Watuwulaa - - 1

Jumlah 0 0 11

Sumber : Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 134


Perdagangan
Trade

Tabel 7.5 Jumlah Usaha Perdagangan Besar dan Kecil


(Bukan Mobil dan Motor) Menurut Desa/ Kelurahan Tahun
2016

Perdagangan
Perdagangan Perdagangan
Desa/Kelurahan Besar Non
Besar Pertanian Kecil
Pertanian

(1) (2) (3) (4)

1 Tongalino - - 9
2 Taipa - - 7
3 Puusiambu - - 6
4 Bungguosu - - 10
5 Lembo 2 - 9
6 Pasir Putih 1 - 6
7 Padaleu 2 - 10
8 Puulemo 2 - 7
9 Alo-alo 2 - 5
10 Lapulu - - 3
11 Laramo - - 3
12 Watuwulaa - - 3

Jumlah 9 0 78

Sumber : Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 135


3
0 HOTEL KAMAR KOST
MELATI
Hotel dan Pariwisata
Hotel and Tourism

VIII. HOTEL DAN VIII. HOTEL AND


PARIWISATA TOURISM

1. Wisatawan 1. An International
mancanegara (wisman) ialah Visitor is any person visiting
setiap pengunjung yang a country other than his usual
mengunjungi suatu negara di place of residence for any
luar tempat tinggalnya, reason other than for earning
didorong oleh satu atau income in the country visited,
beberapa keperluan tanpa and the length of stay is no
bermaksud memperoleh more than one year (12
penghasilan di tempat yang months).This definition covers
dikunjungi dan lamanya two categories of foreign
kunjungan tersebut tidak lebih visitors, namely :
dari satu tahun (12 bulan).
Definisi ini mencakup 2 (dua) a. Tourist is any visitor
kategori wisatawan staying for at least 24
mancanegara, yaitu : hours, but no more than
a. Wisatawan (turis) one year, in the country
ialah setiap pengunjung visited, with the intention
seperti definisi di atas yang of visiting, and for any of
tinggal paling sedikit 24 these purposes: Pleasure,
jam, akan tetapi tidak lebih recreation and sports,
dari 1 (satu) tahun di tempat Business, visiting friends
yang dikunjungi, dengan and relatives, missions,
maksud antara lain: attending meetings,
berlibur, rekreasi, olah raga, conferences, visit for
bisnis, menghadiri health reasons and study.
pertemuan, studi, dan
kunjungan dengan alasan
kesehatan.
b. Excursionist ialah b. “Excursionist” is any
setiap pengunjung seperti visitor staying less than

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 137


Hotel dan Pariwisata
Hotel and Tourism

definisi di atas yang tinggal 24 hours in the country


kurang dari 24 jam di visited including,
tempat yang dikunjungi “Cruise Passengers”,
(termasuk “Cruise i.e. visitors arriving in a
passengers”). Cruise country without staying
Passengers ialah setiap in any accommodation
pengunjung yang tiba di available in the visited
suatu negara di mana country.
mereka tidak menginap di
akomodasi yang tersedia di
negara tersebut, misalnya
dengan kapal laut.
1. Rata-rata lama 7. Average length of
tinggal adalah rata-rata waktu stay is the average stay
tinggal wisatawan duration of foreign visitor in
mancanegara di Indonesia Indonesia for one trip.
untuk satu kali kunjungan.
2. Usaha penyediaan 8. The business of
akomodasi adalah usaha yang providing accommodation is a
menyediakan pelayanan business that provides
penginapan yang dapat specialty services that can be
dilengkapi dengan pelayanan equipped with other tourism
pariwisata lainnya. Usaha services. It includes hotel,
penyediaan akomodasi dapat villa, cottage, camping,
berupa hotel, vila, pondok caravan stop, and other
wisata, bumi perkemahan, accommodation that are used
persinggahan karavan, dan for tourism purposes.
akomodasi lainnya yang
digunakan untuk tujuan
pariwisata.

3. Hotel adalah 9. Hotel is a daily


penyediaan akomodasi secara supply of accommodation
harian berupa kamar-kamar di rooms within a building

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 138


Hotel dan Pariwisata
Hotel and Tourism

dalam satu bangunan yang which can be equipped with


dapat dilengkapi dengan jasa eating and drinking services,
pelayanan makan dan minum, entertainment activities
kegiatan hiburan dan atau and/or other facilities. Hotel
fasilitas lainnya. Hotel terdiri consists of a classified hotel
dari hotel berbintang dan and a non-classified hotel.
hotel non- bintang.

4. Hotel bintang adalah 10. A star hotel is the


usaha penyediaan jasa business of providing an
pelayanan penginapan, makan accommodation, eating and
minum serta jasa lainnya bagi drinking as well as other
umum dengan menggunakan services for the public by
sebagian atau seluruh using a building or a part of a
bangunan. Usaha ini dikelola building. It is managed
secara komersial serta commercially and meets
memenuhi ketentuan specified requirements as a
persyaratan sebagai hotel star hotel (including
bintang (termasuk berlian) diamonds) set forth in the
yang ditetapkan dalam surat decree of fostering agency.
keputusan instansi yang For example, five star hotel,
membinanya. Misalnya hotel four star hotel, and so on.
bintang lima, hotel bintang
empat dan seterusnya.
5. Tingkat penghunian 11. Room occupancy rate
kamar hotel adalah is the number of room-nights
persentase banyaknya malam occupied divided by the
kamar yang dihuni terhadap number of room-nights
banyaknya malam kamar available, multiplied by 100
yang tersedia. percent.
6. Rata-rata lamanya 12. Average length of
tamu menginap adalah stay is the number of bed-
banyaknya malam tempat nights used (guest night)
tidur yang terpakai (malam divided by the number of

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 139


Hotel dan Pariwisata
Hotel and Tourism

tamu) dengan banyaknya guests coming to spend the


tamu yang menginap di hotel night at the accommodation.
atau akomodasi lainnya.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 140


Hotel dan Pariwisata
Hotel and Tourism

Tabel 8.1. Jumlah Usaha Akomodasi Menurut Desa/Kel dan


Jenis Jasa Akomodasi Kecamatan Lembo Tahun 2016
(Bersambung…….)

Hotel/Losmen/Penginapan/Dsb (Termasuk Villa/Gazebo Di Lokasi Wisata,


Dsb)
Desa/Kelurahan
Jumlah tenaga Jumlah Kamar
Jumlah usaha Jumlah Tamu (orang)
kerja (unit)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino - - - -
2 Taipa 50 80 50 300
3 Puusiambu - - - -
4 Bungguosu - - - -
5 Lembo - - - -
6 Pasir Putih - - - -
7 Padaleu - - - -
8 Puulemo - - - -
9 Alo-alo - - - -
10 Lapulu - - - -
11 Laramo - - - -
12 Watuwulaa - - - -

Jumlah 50 80 50 300

Sumber : Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 141


Hotel dan Pariwisata
Hotel and Tourism

Tabel 8.1. Jumlah Usaha Akomodasi Menurut Desa/Kel dan


Jenis Jasa Akomodasi Kecamatan Lembo Tahun 2016
(Sambungan)

Rumah KOS

Desa/Kelurahan
Jumlah tenaga Jumlah Kamar
Jumlah usaha Jumlah Tamu (orang)
kerja (unit)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino - - - -
2 Taipa - - - -
3 Puusiambu - - - -
4 Bungguosu - - - -
5 Lembo 1 1 1 4
6 Pasir Putih - - - -
7 Padaleu - - - -
8 Puulemo - - - -
9 Alo-alo 1 1 1 6
10 Lapulu - - - -
11 Laramo 1 1 1 1
12 Watuwulaa - - - -

Jumlah 3 3 3 11

Sumber : Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 142


414 UNIT

38.8 Km

13
UNIT

20UNIT
IX. TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI

Sarana angkutan dan komunikasi merupakan salah satu


faktor penting dalam kehidupan masyarakat yang dapat
mendukung terciptanya kehidupan yang lebih baik bagi
masyarakat.

1. Panjang Jalan
Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting
dalam memperlancar kegiatan hubungan perekonomian, baik
antara satu kota dengan kota lainnya, maupun antara kota
dengan desa dan antara satu desa dengan desa lainnya. Kondisi
jalan yang baik akan memudahkan mobilitas penduduk dalam
mengadakan hubungan perekonomian dan kegiatan sosial
lainnya.

TRANSPORTATION AND COMMUNICATION

Means of transport and communication is one important


factor in public life who can support the creation of a better life
for the community.

1. Length of Road
Road is the land transportation infrastructure that is very
important in speeding up the economic relations activities, both
between one city to another city, between villages and cities,
and between one village to another village. A good road
conditions would facilitate the mobility of the population in
carrying out the economic relations and conduct other social
activities.

2. Angkutan Darat
Sarana angkutan darat seperti kendaraan bermotor di samping
dapat dipergunakan oleh masyarakat sebagai angkutan
penumpang, juga dapat dipergunakan sebagai angkutan
barang-barang produksi hasil pertanian, kehutanan dan
hasil-hasil lainnya. Jenis sarana angkutan darat yang dicakup
disini adalah kendaraan bermotor yang meliputi mobil
penumpang, mobil beban, otobis dan sepeda motor.

1. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang


digerakkan oleh peralatan teknik yang ada pada kendaraan
tersebut, biasanya digunakan untuk angkutan orang atau
barang di atas jalan raya selain kendaraan yang berjalan di atas
rel. Kendaraan bermotor yang dicatat adalah semua jenis
kendaraan kecuali
2. Land Transportation
Land transportation as well as motor vehicles can be used by
the community as a passenger transportation. It also can be
used as a goods transportation of agricultural production,
forestry and other results. Types of land transportation facilities
covered here is motor vehicles including passenger cars, car
load, autobuses and motorcycle.
1. Motor vehicles are any kind of vehicles motorized by
machine set up in those vehicles. They are usually used for
transporting peoples and goods on roads except vehicles
moving along a railway line. The data cover all kinds of motor
vehicles except those belong to Indonesia Army Force,
Indonesian State Police and Diplomatic Corps.
kendaraan bermotor TNI/Polri dan Korps Diplomatik.

2. Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang


dilengkapi dengan tempat duduk untuk sebanyak-banyaknya
delapan orang, tidak termasuk tempat duduk untuk
pengemudi, baik dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi.

3. Mobil bis adalah setiap kendaraan bermotor yang


dilengkapi dengan tempat duduk untuk lebih dari delapan
orang, tidak termasuk tempat duduk untuk pengemudi, baik
dilengkapi atau tidak dilengkapi bagasi.

4. Mobil truk adalah setiap kendaraan bermotor yang


digunakan untuk angkutan barang, selain mobil penumpang,
mobil bis dan kendaraan bermotor roda dua.

2. Passengers cars are any motor vehicle with no more than


eight seats excluding seat for driver. It can be with or without
boot.

3. Buses are passengers cars having seats for more than eight
passengers, excluding seat for driver. It can be with or without
boot.
4. Trucks are any motor vehicles used to transport goods
excluding passenger cars, buses, and motorcycles.
3. Angkutan Laut dan Sungai
Sebagian besar wilayah Kabupaten Konawe Utara adalah
berupa kepulauan. Karena itu diperlukan sarana angkutan
sungai dan laut sebagai alat transportasi dari daerah yang satu
ke daerah yang lain.

Pemerintah Kabupaten Konawe Utara mengupayakan


berbagai jenis usaha pelayaran. Jenis-jenis usaha pelayaran
yang sedang beroperasi di Kabupaten Konawe Utara dewasa ini
terdiri dari pelayaran umum dan angkutan penyeberangan. Dan
sesuai dengan kebutuhan telah berkembang pula jenis
pelayaran lain yang disebut pelayaran khusus.

3. Sea and River Transportation


Most of the region of Konawe Utara Regency are island.
Therefore, sea transportation is required as a The Government
of Konawe Utara Regency today seek a variety of voyage
business. Types of businesses that are operating cruises in
Konawe Utara Regency today consists of a general voyage and
crossing transportation. According to the needs, there is a
development on the other types of voyage called a special
voyage.
Transportasi dan Komunikasi
Transportation and Communication

Gambar 15. Persentase Panjang Jalan Menurut Jenis


Permukaan Jalan di Kecamatan Lembo Tahun 2016

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 148


Transportasi dan Komunikasi
Transportation and Communication

Gambar 16. Jumlah Kendaraan Bermotor/ Tidak


Bermotor Menurut Jenisnya di Kecamatan Lembo
Tahun 2016

Sumber : Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 149


Transportasi dan Komunikasi
Transportation and Communication

Tabel 9.1. Panjang Jalan (Km) Desa Menurut Desa/Kel


dan Jenis Permukaan Jalan Tahun 2016

Desa/Kelurahan Aspal Kerikil Tanah Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Tongalino 2.5 - 3.8 6.3


2 Taipa 1.7 - 1.5 3.2
3 Puusiambu 2 - 0.6 2.6
4 Bungguosu 1.6 - 1.7 3.3
5 Lembo 3.2 - 1.6 4.8
6 Pasir Putih 1.1 - 1.5 2.6
7 Padaleu 1.4 - 0.7 2.1
8 Puulemo 2.8 - 1.8 4.6
9 Alo-alo 1.5 - 0.5 2
10 Lapulu 2 - 1 3
11 Laramo 0.8 - 2.2 3
12 Watuwulaa 0 - 1.3 1.3

Jumlah 20.6 0 18.2 38.8

Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 150


Transportasi dan Komunikasi
Transportation and Communication

Tabel 9.2. Jumlah Kendaraan Bermotor/Tidak Bermotor


Menurut Desa/Kelurahan dan Jenis Kendaraan
Tahun 2016

Mobil Sepeda Gerobak


Desa/Kelurahan Sepeda Perahu
Pribadi Motor Dorong
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tongalino 6 40 6 1 53
2 Taipa 3 30 10 7 50
3 Puusiambu 4 65 7 1 77
4 Bungguosu 11 120 20 3 54
5 Lembo 11 160 11 2 184
6 Pasir Putih 5 73 - - 78
7 Padaleu 1 120 15 - 136
8 Puulemo 10 180 2 - 192
9 Alo-alo 5 80 5 - 90
10 Lapulu 3 28 2 - 33
11 Laramo 3 88 10 - 101
12 Watuwulaa 1 66 - - 67

Jumlah 63 1050 88 14 1115


Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 151


Transportasi dan Komunikasi
Transportation and Communication

Tabel 9.3. Jumlah Jembatan Menurut Desa/Kel dan


Jenis Jembatan Tahun 2016

Campuran
Gantung/L
Desa/Kelurahan Beton Kayu Beton- Beton- Besi- ainnya
Besi Kayu Kayu
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Tongalino 1 2 - - - -
2 Taipa - - - 1 - -
3 Puusiambu - - - - - -
4 Bungguosu 1 1 - - - -
5 Lembo 1 1 - - - -
6 Pasir Putih - - - - - -
7 Padaleu - - - - - -
8 Puulemo 1 1 - - - -
9 Alo-alo - - - - - -
10 Lapulu - - - - - -
11 Laramo - - - 1 - -
12 Watuwulaa - - - 1 - -

Jumlah 4 5 0 3 0 0
Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 152


Transportasi dan Komunikasi
Transportation and Communication

Tabel 9.4. Jumlah Jembatan Menurut Desa/Kel dan


Kondisi Jembatan Tahun 2016

Rusak Rusak Rusak


Desa/Kelurahan Baik Jumlah
Ringan Sedang Berat
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Tongalino 2 1 - - 3
2 Taipa - 1 - - 1
3 Puusiambu - - - - 0
4 Bungguosu 1 1 - - 2
5 Lembo 1 - - 1 2
6 Pasir Putih - - - - 0
7 Padaleu - - - - 0
8 Puulemo 1 - 1 - 2
9 Alo-alo - - - - 0
10 Lapulu - - - - 0
11 Laramo - - - - 0
12 Watuwulaa - - - - 0

Jumlah 5 3 1 1 10
Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 153


Transportasi dan Komunikasi
Transportation and Communication

Tabel 9.5. Jumlah Angkutan Umum Menurut


Desa/Kelurahan dan Jenis Kendaraan Keadaan Akhir
Tahun 2016

Angkutan Umum
Desa/Kelurahan Pickup/ Taksi/ Sepeda
Bus Mini bus Becak Lainnya
Truk Sedan motor/ojek
(1) (2) (3) (4) (5) (7) (8) (9)

1 Tongalino - - 3 - - - -
2 Taipa - - 3 - - - -
3 Puusiambu - - 1 - - - -
4 Bungguosu - - 3 - 5 - -
5 Lembo - - 4 - 3 - -
6 Pasir Putih - - 1 - 4 - -
7 Padaleu - - 1 - - - -
8 Puulemo - - 1 - 5 - -
9 Alo-alo - - 1 - - - -
10 Lapulu - - - - - - -
11 Laramo - - 1 - - - -
12 Watuwulaa - - 1 - - - -

Jumlah 0 0 20 0 17 0 0

Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 154


10
KEUANGAN DAN HARGA-HARGA

Rp.3.113.600
201
6
(000)
ALOKASI
DANA
DESA
201
5
(000)
Rp.2.808.000
X. KEUANGAN DAERAH DAN HARGA-HARGA

a. Keuangan Pemerintah Desa

Aktivitas keuangan pemerintah desa yang dicakup terdiri dari


keuangan yang berasal dari pemerintah Propinsi dan keuangan
pemerintah Kabupaten/Kota berupa Alokasi Dana Desa (ADD)
dan lainnya. Kelancaran penyelenggaraan pelaksanaan
pemerintahan dan pembangunan daerah sangat bergantung
dari tersedianya sumber-sumber dana yang berasal bantuan
pemerintah pusat dan atau setingkat di atasnya bagi
pemerintah tingkat kabupaten dan kota. Sumber - sumber
pembiayaan pembangunan dan rutin dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Di Kecamatan

X. LOCAL FINANCIAL AND PRICES

1. Local Government Finance

Financial activities covered by the local government consist of


Province financial and District / City financial. A successful
implementation of government and regional development
depends on the availability of resources both local income which
derived from the Local Revenue (PAD) as well as from the central
government assistance or higher level than the district and city
government. Sources of financing for development and routine
implementation of Local
LEMBO terdiri dari bagian sisa lebih perhitungan anggaran
tahun yang lalu, bagian pendapatan asli daerah sendiri, dana
perimbangan dan dana lain-lain dari pendapatan yang sah.
Secara makro rencana dan realisasi anggaran pendapatan dan
belanja daerah tampak meningkat setiap tahunnya.

2. Harga-Harga

Kegiatan pendataan harga pada kurun waktu tertentu


merupakan suatu aktivitas dalam rangka memantau kegiatan
perekonomian, karena harga merupakan salah satu indikator
makro untuk mengukur tingkat stabilitas ekonomi atau
keseimbangan antara penawaran dan permintaan akan barang
dan jasa.

Governance in LEMBO Subdistrict consists of the remainder of


the budget calculation over the past year, the region's own
revenue, balancing funds, and another funds from legal
revenue. On the economic plan and budget the revenues and
expenditures seem to increase every year.

2. Prices

Price data collection activities at a particular time is an


activity to monitor the economic movement, because the price is
an indicator to measure the level of macro economic stability or
the balance between supply and demand for goods and services.
1. Data harga yang disajikan meliputi :
a. Harga eceran beberapa jenis barang di Kecamatan
Lembo
b. Indeks harga yang diterima dan dibayar Petani.

2. Harga eceran beberapa jenis barang di Kecamatan Lembo


didapatkan dari hasil olah survei bulanan BPS Kabupaten
Konawe Utara atau dari pendekatan harga pasar terdekat.

1. Price statistics cover :


a. Retail prices of several commodities in LEMBO
Subdistrict
b. Indices of prices received and paid by farmers.
2. The retail prices of several commodities in Konawe LEMBO
Subdistrict are compiled from the monthly survey
conducted by the BPS or From Nearing Market
Keuangan Daerah dan Harga
Local Finances and Prices

Gambar 17. Jumlah Penerimaan Alokasi Dana


Pembangunan Desa Tahun 2015-2016

Sumber : Kantor Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 159


Keuangan Daerah dan Harga
Local Finances and Prices

Gambar 18. Rata-rata Harga Eceran Bahan Makanan


Pokok Tahun 2016

Sumber : Pasar Lembo

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 160


Keuangan Daerah dan Harga
Local Finances and Prices

Tabel 10.1 Jumlah Penerimaan Alokasi Dana Pembangunan


Desa Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2014-2016
( 000 Rupiah )

Desa/Kelurahan Tahun 2015 Tahun 2016

(1) (2) (3)

1 Tongalino 220.433 200,000


2 Taipa 220.433 200,000
3 Puusiambu 220.433 200,000
4 Bungguosu 220.433 200,000
5 Lembo - -
6 Pasir Putih 220.433 200,000
7 Padaleu 220.433 200,000
8 Puulemo 220.433 200,000
9 Alo-alo 220.433 200,000
10 Lapulu 220.433 200,000
11 Laramo 220.433 200,000
12 Watuwulaa - 200,000

Jumlah 2,204.330 2,200,000

Sumber : Kantor Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 161


Keuangan Daerah dan Harga
Local Finances and Prices

Tabel 10.2. Jumlah Penerimaan Dana Swadaya Masyarakat


untuk Menunjang Pembanguan Menurut Desa/Kelurahan
Tahun 2015 - 2016 ( 000 Rupiah )

Desa/Kelurahan Tahun 2015 Tahun 2016

(1) (2) (3)

1 Tongalino xxxx 13,000,000


2 Taipa xxxx 2,300,000
3 Puusiambu xxxx 1,500,000
4 Bungguosu xxxx 13,000,000
5 Lembo xxxx 25,000,000
6 Pasir Putih xxxx 2,700,000
7 Padaleu xxxx 2,400,000
8 Puulemo xxxx 36,000,000
9 Alo-alo xxxx 25,000,000
10 Lapulu xxxx 1,250,000
11 Laramo xxxx 67,000,000
12 Watuwulaa xxxx 3,100,000

Jumlah xxxx 192,250,000

Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 162


Keuangan Daerah dan Harga
Local Finances and Prices

Tabel 10.3. Rata-rata Harga Eceran Bahan


Makanan Pokok (Karbohidrat ) Menurut Jenisnya
Kecamatan Lembo Sepanjang Tahun 2016

Harga
Bahan Makanan Satuan
(Rupiah)
(1) (2) (3)

1 Beras Kg 9,000

2 Sagu Kg 4,000

3 Jagung Tongkol 3,500

4 Ubi btr 3500

Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 163


Keuangan Daerah dan Harga
Local Finances and Prices

Tabel 10.4. Rata-rata Harga Eceran Bahan


Makanan Menurut Jenisnya Kecamatan Lembo
Sepanjang Tahun 2016

Harga
Bahan Makanan Satuan
(Rupiah)
(1) (2) (3)

1 Kacang Tanah
Kg 20,000
(Kering sudah dikupas)

2 Kacang Hijau Kg 20,000

3 Telur Ayam Ras btr 3,000

4 Telur Ayam Kampung btr 2000

5 Mie Instant 80 gr 2,000

6 Minyak Goreng Liter 12,500

7 Garam (kasar) 500 gr 2,000

8 Susu Kental Manis 1 klg=397gr 12,000


(Putih cap Bendera)
9 Gula Pasir Kg 14,000

Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 164


Keuangan Daerah dan Harga
Local Finances and Prices

Tabel 10.5. Harga Eceran Rata-Rata Sayur-Sayuran


Menurut Jenisnya Kecamatan Lembo
(Keadaan Akhir Tahun 2016)
Harga
Jenis Sayuran Satuan
(Rupiah)
(1) (2) (3)

1 Kangkung ikat 2,500


2 Bayam ikat 2,500
3 Kacang Panjang ikat 3,000
4 Sawi Hijau ikat 3,000
5 Kol/Kubis Putih kg 5,000
6 Daun Singkong ikat 2,500
7 Pare/Paria ikat 2,500
8 Terung Panjang Kg 3,000
9 Bawang Merah Kg 25,000
10 Bawang Putih Kg 25,000
11 Cabe Rawit (campur) Liter 35,000
12 Tomat Kg 10,000

Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 165


Keuangan Daerah dan Harga
Local Finances and Prices

Tabel 10.6. Harga Eceran Bahan Bakar Menurut Jenisnya


dan Oli Kecamatan Lembo (Keadaan Akhir Tahun 2016)

Harga
Bahan Bakar/Oli Satuan
(Rupiah)
(1) (2) (3)

1 Bensin Preminum Ltr 8,000

2 Bensin Campur Ltr 0

3 Solar Ltr 7,000

4 Minyak Tanah Ltr 13,000

5 Kayu Bakar Ikat 20,000

6 Gas 3 Kg Tabung 25,000

7 Arang Karung 80,000

8 Oli Motor (Merk Top One) 800 ml 38,000

Sumber : Kantor Kepala Desa/ Kel.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 166


1.56

18 Unit

8.3 Persen
Perbandingan Antar Kecamatan
Subdistrict Comparison

11. PERBANDINGAN ANTAR KECAMATAN

Pada Bab ini disajikan data perbandingan antara


Kecamatan Lembo dengan kecamatan lain di wilayah
Kecamatan Lembo .
Berdasarkan data luas wilayah, Kecamatan Lembo
merupakan wilayah kecamatan terluas kedua setelah
2
Kecamatan Wiiwrano yaitu 863,32 Km atau 17,25 % dari
total luas Kecamatan Lembo yang mencapai 5003,39 Km 2.
Perbandingan berdasarkan jumlah penduduk menunjukkan
bahwa penduduk Kecamatan Lembo sebesar 10,37% dari
total penduduk Kecamatan Lembo yang mencapai 58.401
pada Tahun 2015. Jumlah penduduk terbesar yaitu pada
Kecamatan Lasolo yaitu sebesar 11.883 jiwa atau mencapai
20,35%.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 168


Perbandingan Antar Kecamatan
Subdistrict Comparison

Gambar 19. Perbandingan Luas Wilayah Kecamatan Lembo


dibandingkan dengan Kecamatan Lainnya di
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2016

Sumber ; Kantor BPS Kab. Konut.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 169


Perbandingan Antar Kecamatan
Subdistrict Comparison

Gambar 20. Perbandingan Penduduk Kecamatan Lembo


dibandingkan dengan Kecamatan Lainnya di
Kabupaten Konawe Utara Tahun 2016

Sumber ; Kantor BPS Kab. Konut.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 170


Perbandingan Antar Kecamatan
Subdistrict Comparison

Tabel 11.1. Luas Wilayah Kecamatan Lembo dan


Kecamatan Lain Kabupaten Konawe Utara Tahun 2016

Kecamatan Luas Wilayah (KM2) Persentase (%)

(1) (2) (3)

1 Sawa 92.06 1.84


2 Motui 26.09 0.52
3 Lembo 78.12 1.56
4 Lasolo 262.5 5.25
5 Molawe 365.06 7.30
6 Asera 863.32 17.25
7 Andowia 595.9 11.91
8 Oheo 738.5 14.76
9 Langgikima 476.75 9.53
10 wiwirano 1505.09 30.08

Konawe Utara 5003.39 100.00

Sumber ; Kantor BPS Kab. Konut.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 171


Perbandingan Antar Kecamatan
Subdistrict Comparison

Tabel 11.2. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut


Kecamatan Kabupaten Konawe Utara Tahun 2016

Jumlah Jumlah Penduduk


Kecamatan Rumah Total %
Tangga Laki - laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Sawa 916 2,214 2,038 4,252 7.1%


2 Motui 854 2,065 1,900 3,965 6.6%
3 Lembo 1,064 2,585 2,353 4,938 8.3%
4 Lasolo 2,604 6,114 5,972 12,086 20.3%
5 Molawe 1,361 3,311 3,006 6,317 10.6%
6 Asera 1,334 3,244 2,949 6,193 10.4%
7 Andowia 1,208 2,902 2,706 5,608 9.4%
8 Oheo 857 2,068 1,911 3,979 6.7%
9 Langgikima 1,066 2,772 2,180 4,952 8.3%
10 wiwirano 1,590 3,911 3,472 7,383 12.4%

Konawe Utara 12,854 31,186 28,487 59,673 100.0%

Sumber ; Kantor BPS Kab. Konut.

Kecamatan Lembo dalam Angka 2017 172


BADAN PUSAT STATISTIK KAB KONAWE UTARA
Jl. Trans Sulawesi KM 146 Wanggudu Kec Lembo,
Kabupaten Konawe Utara
e-Mail : bps7410@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai