Unsur tersebut tidak bergabung atau berikatan secara kimia dengan unsur lainnya.Unsur bebas terbagi
menjadi dua yaitu berbentuk ataom seperti Na, Be, Al, dan unsur berbentuk molekul seperti O 2,
Cl2.Kesemua unsur tersebut akan memiliki bilangan oksidasi sama dengan 0 (nol).
Ion yang terbentuk dari satu atom akan memiliki bilangan oksidasi yang sesuai dengan muatan yang
tertulis pada ion tersebut.
Atom yang tergolong pada logam golongan IA akan memiliki bilangan oksidasi sama dengan +1, atom
yang tergolong logam golongan IIA akan memiliki bilangan oksidasi sama dengan +2, dan atom yang
termasuk golongan IIIA akan memiliki bilangan oksidasi sama dengan +3.
Bilangan oksidasi oksigen pada senyawa biner akan memiliki bilangan oksidasi sama dengan -2,bilangan
oksidasi oksigen pada Fluorida akan menjadi +2, bilangan oksidasi oksigen pada Peroksida akan menjadi
-1, dan bilangan oksidasi oksigen pada superoksida akan menjadi -1/2.
Bilangan oksidasi pada hydrogen apabilang membentuk ikatan dengan unsur non logam maka bilangan
oksidasi pada hydrogen menjadi +1, sedangakan bilangan oksidasi hydrogen apabila membentuk ikatan
dengan unsur logam akan memiliki bilangan oksidasi -1.
f. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral dan jumlah bilangan oksidasi atom
dalam ion poliatom
Senyawa netral akan memiliki bilangan oksidasi total sama dengan nol
Ion Poliatom akan memiliki bilangan oksidasi total sesuai dengan muatan yang tertulis pada ion poliatom.
Ayoo berlatih!
Setelah kalian memahami uraian singkat materi dan contoh di atas, maka tentukanlah bilangan oksidasi
unsur yang digarisbawahi !
HNO3 :
Biloks H ==+1
Biloks O=--2
O3=3x-2
=-6
H+N+O3=0
+1+N+(-6)=0
N=+5
Ag2O :
Biloks O=-2
Ag2O=0
2Ag+(-2)=0
Ag=+1
CuCl2 :
Biloks Cl=-1
2Cl=2x-1=-2
CuCl2=0
Cu+(-2)=0
Cu=+2
PO43- :
Karena termasuk ion poliatom maka bilangan oksidasi totalnya adalah muatan yang tertulis di atam , jadi
biloksnya adalah -1
CaCO3 :
Biloks Ca=+2
Biloks O=-2
3O=3x(-2)=-6
CaCO3=0
Ca+C+O3=0
+2+C+(-6)=0
C=+4
Na2S2O3 :
Biloks Na=+1
2Na=2x+1=+2
Biloks O=-2
O3=3x(-2)=-6
Na2S2O3=0
+2+2S+(-6)=0
S=+2
H2S :
Biloks H=-1
2H=2x(-1)=-2
H2S=0
-2+S=0
S=+2
K2Cr2O7:
Biloks K=+1
2K=+2
Biloks O=-2
7O=7x(-2)=-14
K2Cr2O7=0
+2+2Cr+(-14)=0
2Cr=+12
Cr=+6
K2Cr2O7=+2+12+(-14)=0
FeCl3 :
Biloks Cl=-1
3Cl=-3
FeCl3=0
Fe+(-3)=0
Fe=+3
Kesimpulan : Berdasarkan data pada tabel, kesimpulan apa yang dapat dibuat mengenai konsep redoks
berdasarkan perubahan bilangan oksidasi :
Reaksi reduksi :
Reaksi oksidasi :
Reaksi Autoredoks
Berikut diberikan persamaan reaksi redoks, tentukan reduktor, oksidator, hasil reduksi, dan hasil oksidasi.
Contoh 1: Cl2(g) + 2NaOH(aq) =NaCl(aq) + NaClO(aq) + H 2O(l)
Persamaan reaksi pada contoh 1 merupakan reaksi Disproporsionasi. Setelah kalian menentukan
reduktor, oksidator, hasil reduksi, dan hasil oksidasi, Definisikan pengertian dari reaksi disproporsionasi !
Jawab :
Biloks Cl2=0
2NaOH
Biloks Na=+1
Biloks O=-2
Biloks H=+1
NaCl
Biloks Na=+1
Biloks Cl=-1
NaClO
Biloks Na=+1
Biloks Cl=+1
Biloks O=-2
Biloks H=+1
Biloks O=-2
Reduktor=Cl2
Oksidator= Cl2
Hasil Reduksi=NaCl
Hasil Oksidasi=NaClO
Reaksi Disproporsionasi adalah reaksi redoksr dimana reduktor dan oksidator merupakan spesi yang
sama.
2H2S + SO2 = 3S + 2H2O
Persamaan reaksi pada contoh 2 merupakan reaksi Konproporsionasi. Setelah kalian menentukan
reduktor, oksidator, hasil reduksi, dan hasil oksidasi, Definisikan pengertian dari reaksi Konproporsionasi
! Jawab :
2H2S
Biloks H=+1
Biloks S=-2
SO2
Biloks O=-2
Biloks S=+4
2S
Biloks S=0
2H2O
Biloks H=+1
Biloks O=-2
Reduktor=2H2S
Oksidator=SO2
Hasil reduksi=3S
Hasil oksidasi=3S
Reaksi Konproporsionasi adalah hasil oksidasi dan reduksi dari suatu redoks merupakan spesi yang sama.
Ayo berlatih!!
Setelah memahami contoh di atas, maka selesaikanlah soal-soal berikut di buku kerja kalian!
Tunjukkan dengan bilangan oksidasi bahwa reaksi berikut adalah redoks dan tentukan pula oksidator,
reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksinya !
SnCl2
Biloks Sn =+2
Biloks Cl=-1
I2
Biloks I=0
2HCl
Biloks H=+1
Biloks Cl=-1
SnCl4
Biloks Sn=+4
Biloks Cl=-1
2HI
Biloks H=+1
Biloks I =-1
Reduktor=I2
Oksidator=SnCl2
Hasil reduksi=2HI
Hasil Oksidasi=SnCl4
B. Cu2O + C = 2Cu + CO
Cu2O
Biloks Cu=+1
Biloks O=-2
Biloks C=0
2Cu
Biloks Cu=0
CO
Biloks C=+2
Biloks O=-2
Reduktor = C
Oksidator=Cu2O
Hasil Oksidasi=CO
5Fe2+
Biloks Fe=+2
MnO4- =
Biloks Mn=+7
Biloks O=-2
8H+
Biloks H=+1
5Fe3+
Biloks Fe= +3
Mn2+
Biloks Mn=+2
4H2O
Biloks H=+1
Biloks O=-2
Reduktor=5Fe2+
Oksidator=MnO4
Hasil Oksidasi=5Fe3+
Hasil Reduksi=Mn2+
Biloks Cl=0
2KI
Biloks K=+1
Biloks I=-1
2KCl
Biloks K=+1
Biloks Cl=-1
I2
Biloks I=0
Reduktor=2KI
Oksidator=Cl2
Hasil Oksidasi=I2
Hasil Reduksi=2KCl
Kegiatan Belajar 3
Dari tabel di atas. Bagaimanakah hubungan antara muatan dengan posisinya dalam SPU?
Jawab: Muatan yang terdapat pada atom tersebut pada SPU adalah letak golongannya
Sistematik =Penamaan sistematiknya di pengaruhi oleh biloks dengan formula= ion spasi nama
logam(biloks). Dengan catatan biloks di tulis dengan angka romawi.
Kation
tatanama
tatanama tatanama
Co2+=Ion kobalt(II)
Ion perak Ion amonium
Co3+=Ion kobalt(III)
Dari peta konsep yang ada tersebut di atas, sekarang perhatikanlah tabel berikut ini!
Yang ditulis terlebih dahulu adalah nama dari kation Kemudian anion
Aturan penamaan kation =kation dari logam diberi nama sama dengan unsur logam tersebut.
Aturan penamaan anion =Anion monoatom diberi nama dengan akhiran ida pada unsur tersebut.
2. Senyawa ionik yang kationnya memiliki lebih dari satu bilangan oksidasi
Apakah senyawa yang terdapat pada tabel tersebut juga merupakan senyawa biner ionik?
Jawab: iya karena terdiri dari kation monoatom dan anion monoatom
Jika senyawa tersebut di atas merupakan senyawa biner ionik. Apakah yang membedakan antara Tabel
senyawa Anorganik 1 dengan Tabel senyawa Anorganik 2?
Jawab: yang membedakannya adalah pada tabel satu kationnya berasal dari golongan utama sedangkan
table dua kationnya berasal dari golongan transisi.
Selanjutnya, bagaimanakah tatanama pada Tabel senyawa Anorganik 2 tersebut, hubungkan dengan
pemahaman anda sebelumnya tentang penamaan ion ?
- Penamaan kation = Penamaan tradisional menggunakan nama latin, lalu di tambahkan akhiran o
pada ion dengan muatan yang lebih kecil dan akhiran i dengan ion yang muatannya lebih besar.
Penamaan sistematiknya di pengaruhi oleh biloks dengan formula= ion spasi nama logam(biloks).
Dengan catatan biloks di tulis dengan angka romawi.
- Penamaan anion = Anion monoatom diberi nama dengan akhiran ida pada unsur tersebut.
SENYAWA POLIATOMIK
CO : karbon monoksida
NO : nitrogen monoksida
Jika senyawa biner dengan non logam dan nonlogam yang terbentuk melebihi satu jenis senyawa, maka
tatanamanya menyatakan jumlah atom tiap unsur dengan angka indeks dan diakhiri dengan ida
Ayo berlatih!! Setelah memahami contoh di atas, maka selesaikanlah soal-soal berikut di buku kerja
kalian!
a. Silikon tetraflorida=SiF4
e. Karbon disulfida=CS2
h. Magnesium hidroksida=Mg(OH)2
Mari Praktikum !!
PERTANYAAN
Erlemeyer A
Mg + 2HCl = MgCl2 + H2
Erlemeyer B
2. Tentukan perubahan bilangan oksidasi yang terjadi pada persamaan kimia tersebut !
Mg + 2HCl = MgCl2 + H2
Mg
Biloks Mg = 0
HCl
Biloks H = +1
Biloks Cl= -1
MgCl2
Biloks Mg=+2
Biloks Cl= -1
H2
Biloks H =0
NaOH
Biloks Na= +1
Biloks OH= -1
HCl
Biloks H= +1
Biloks Cl= -1
NaCl
Biloks Na= +1
Biloks Cl= -1
H2O
Biloks H= +1
Biloks O = -2
KESIMPULAN
Tariklah kesimpulan tentang : Percobaan manakah yang merupakan reaksi redoks dan mengapa
demikian?
Reaksi yang mengalami redoks adalah Mg + 2HCl = MgCl 2 + H2 Karena reaksi tersebut terjadi reaksi
oksidasi dan reduksi dalam satu reaksi yang bersamaan, seperti pada skema berikut:
Mg + 2HCl = MgCl2 + H2
Oksidasi
Reduksi
Pada reaksi tersebut dapat dilihat terjadinya kenaikan biloks pada unsur Mg dari 0 menjadi +2 itu
menandakan terjadinya reaksi oksidasi, sedangkan pada senyawa HCl biloks H adalah +1 lalu menjadi 0
itu menandakan terjadinya reaksi reduksi.
Oksidasi
Reduksi
3NaBr
Biloks Na=+1
Biloks Br=-1
H3PO4
Biloks H=+1
Bilok 3H=+3
Biloks PO4=-3
3HBr
Biloks H=+1
Biloks Br=-1
Na3PO4
Biloks Na=+1
Biloks 3Na=+3
Biloks PO4=-3
Oksidator=H3PO4
Reduktor=3NaBr
Hasil oksidasi=Na3PO4
Hasil reduksi=3HBr
b. 3SO32- + 2NO3- + 2H+ = 3SO42- + 2NO + H2O
Oksidasi
3SO32-
Biloks SO32- = -2
3NO3-
Biloks 2NO3- = -3
2H+
Biloks h+=+1
3SO42-
Biloks So42-= -2
2NO
H2O
Biloks O= -2
Biloks H= +1
Reduksi
Oksidasi
2FeCl3
Biloks Fe= +3
Biloks Cl= -1
H2S
Biloks H= +1
Biloks S= -2
2FeCl2
Biloks Fe= +2
Biloks Cl= -1
2HCl
Biloks H= +1
Biloks Cl= -1
Biloks S= 0
Oksidator= 2FeCl3
Reduktor =H2S
Hasil oksidasi= S
Oksidasi
CaCO3
Biloks Ca= +2
Biloks CO3= -2
2HCl
Biloks H= +1
Biloks Cl= -1
CaCl2
Biloks Ca= +2
Biloks Cl= -1
CO2
H2O
Biloks H= +1
Biloks O=-2
e. Fe + 2HCl= FeCl2 + H2
Oksidasi
Reduksi
Fe
Biloks Fe=0
2HCl
Biloks H= +1
Biloks Cl= -1
FeCl2
Biloks Fe= +2
Biloks Cl= -1
H2
Biloks H= 0
Oksidator=2HCl
Reduktor=Fe
Hasil oksidasi=FeCl2
Hasil reduksi= H2