Anda di halaman 1dari 2

Nama :Putri Hilda Octaviani

Nim : 218030
Kelas :S1-2A

RESUME DERMATITIS SEBOROIK DAN ACNE VULGARIS


1. Pengertian Dermatitis Seboroik
Dermatitis seboroik merupakan kelainan inflamasi kronik kulit kepala yang mengalami
remisi dan eksaserbasi dengan area seboroik tempat predileksi.(Arif Muttaqin & Kumala
Sari, 2011).
2. Etiologi
Etiologi dari penyakit ini masih belum diketahui pasti. Factor predisposisinya adalah
kelainan konstitusi berupa status seboroik di dapat secara genetic, keadaan psikologi
(stress), prubahan hormone, personal hygiene, dan keringat yang berlebihan. Dermatitis
ini lebih sering menyerang daerah-daerah yang mengandung glandula sebasea.
3. Patofisiologi
Proses alergi adalah kompleks, dimulai dengan pajanan alergen alergen yang ditangkap
oleh Antigen Presenting Cell (APC). Sel dendritik sel langerhans di kulit, masing-masing
berperan sebagai APC dan dermatitis. Setelah alergen ditangkap, lalu alergen dipecah
menjadi peptida-peptida kecil, dalam APC peptida diikat molekul HLA (MHC II)
menjadi kompleks peptida-HLA, kemudian dibawa ke permukaan APC dan
dipresentasikan ke sel Th2 CD4+ yang MHC II dependen.
4. Klasifikasi
Berdasarkan usia dibagi menjadi dua yaitu :
1) Dewasa atau remaja
2) Bayi
Berdasarkan daerah lesinya dibagi menjadi tiga yaitu :
1) Kepala
2) Muka badan dan sela -sela
5. Manifestasi klinik
1) Adanya tanda-tanda radang akut kenaikan suhu tubuh, kemerahan, dan gangguan
fungsi kulit.
2) Lesi berupa eritema, dengan sisik-sisik yang beminyak agak kekuningan dengan rasa
gatal yang ringan.
3) Bentuk paling ringan adalah pitiriasis sika (ketombe, dandruff) yang hanya mengenai
kulit kepala berupa skuama halus dan kasar, banyak pada remaja.
4) Pada bentuk yang berat terdapat bercak-bercak berskuama dan berminyak, disertai
eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga posaurikular, dan
leher.
1. Pengertian Acne Vulgaris
Acne vulgaris ( jerawat ) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea (
polikel rambut ) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta
bagian atas. Acne ditandai dengan komedo tertutup ( white head ), komedo terbuka
( black head ), papula, pustul, nodus, dan kista ( Brunner & Suddarth, 2001)
2. Etiologi Acne Vulgaris
1) Sebum
2) Herediter
3) Iklim
4) Hormon
5) Psikis
6) Bakteri
3. Patofisiologi Acne Vulgaris
Pada remaja yang berjerawat, stimulasi androgen akan meningkatkan daya responsive
kelenjar sebasea sehingga akne terjadi ketika duktus pilosebaseus tersumbat oleh
tumpukan sebum. Bahan bertumpuk ini akan membentuk komedo.
4. Klasifikasi Acne Vulgaris
1) Jerawat klasik
2) Cystic acne
3) Komedo
5. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik dari akne fulgaris ditandai dengan empat tipe dasar lesi : Komedo
terbuka dan tertutup, papula, pustule dan lesi nodulo kistik. Tempat predileksi akne
vulgaris yaitu pada muka, bahu, dada bagian atas, punggung bagian atas, leher, dan
lengan atas, kadang terkena erupsi kulit polimorfi. akne vulgaris dapat disertai gatal dan
nyeri.
6. Pengobatan
1) Topikal
2) Pengobatan sistemik
3) Bedah kulit
7. Pencegahan
1) Cuci selalu wajah pagi dan malam dengan pembersih mengandung salicylic-acid
untuk mengelupas sel kulit mati
2) Untuk membunuh bakteri penyebab jerawat, gunakan sabun muka yg mengandung
benzoyl-peroxida, atau sabun sulfur
3) Diet rendah lemak.
4) Cukup istirahat.
5) Penggunaan kosmetik secukupnya.
6) Hindari polusi debu.
7) Hindari pemencetan

Anda mungkin juga menyukai