1. Pengertian Dermatitis Seboroik Dermatitis seboroik merupakan kelainan inflamasi kronik kulit kepala yang mengalami remisi dan eksaserbasi dengan area seboroik tempat predileksi.(Arif Muttaqin & Kumala Sari, 2011). 2. Etiologi Etiologi dari penyakit ini masih belum diketahui pasti. Factor predisposisinya adalah kelainan konstitusi berupa status seboroik di dapat secara genetic, keadaan psikologi (stress), prubahan hormone, personal hygiene, dan keringat yang berlebihan. Dermatitis ini lebih sering menyerang daerah-daerah yang mengandung glandula sebasea. 3. Patofisiologi Proses alergi adalah kompleks, dimulai dengan pajanan alergen alergen yang ditangkap oleh Antigen Presenting Cell (APC). Sel dendritik sel langerhans di kulit, masing-masing berperan sebagai APC dan dermatitis. Setelah alergen ditangkap, lalu alergen dipecah menjadi peptida-peptida kecil, dalam APC peptida diikat molekul HLA (MHC II) menjadi kompleks peptida-HLA, kemudian dibawa ke permukaan APC dan dipresentasikan ke sel Th2 CD4+ yang MHC II dependen. 4. Klasifikasi Berdasarkan usia dibagi menjadi dua yaitu : 1) Dewasa atau remaja 2) Bayi Berdasarkan daerah lesinya dibagi menjadi tiga yaitu : 1) Kepala 2) Muka badan dan sela -sela 5. Manifestasi klinik 1) Adanya tanda-tanda radang akut kenaikan suhu tubuh, kemerahan, dan gangguan fungsi kulit. 2) Lesi berupa eritema, dengan sisik-sisik yang beminyak agak kekuningan dengan rasa gatal yang ringan. 3) Bentuk paling ringan adalah pitiriasis sika (ketombe, dandruff) yang hanya mengenai kulit kepala berupa skuama halus dan kasar, banyak pada remaja. 4) Pada bentuk yang berat terdapat bercak-bercak berskuama dan berminyak, disertai eksudasi dan krusta tebal. Sering meluas ke dahi, glabela, telinga posaurikular, dan leher. 1. Pengertian Acne Vulgaris Acne vulgaris ( jerawat ) merupakan kelainan folikel umum yang mengenai pilosebasea ( polikel rambut ) yang rentan dan paling sering ditemukan di daerah muka, leher, serta bagian atas. Acne ditandai dengan komedo tertutup ( white head ), komedo terbuka ( black head ), papula, pustul, nodus, dan kista ( Brunner & Suddarth, 2001) 2. Etiologi Acne Vulgaris 1) Sebum 2) Herediter 3) Iklim 4) Hormon 5) Psikis 6) Bakteri 3. Patofisiologi Acne Vulgaris Pada remaja yang berjerawat, stimulasi androgen akan meningkatkan daya responsive kelenjar sebasea sehingga akne terjadi ketika duktus pilosebaseus tersumbat oleh tumpukan sebum. Bahan bertumpuk ini akan membentuk komedo. 4. Klasifikasi Acne Vulgaris 1) Jerawat klasik 2) Cystic acne 3) Komedo 5. Manifestasi Klinik Manifestasi klinik dari akne fulgaris ditandai dengan empat tipe dasar lesi : Komedo terbuka dan tertutup, papula, pustule dan lesi nodulo kistik. Tempat predileksi akne vulgaris yaitu pada muka, bahu, dada bagian atas, punggung bagian atas, leher, dan lengan atas, kadang terkena erupsi kulit polimorfi. akne vulgaris dapat disertai gatal dan nyeri. 6. Pengobatan 1) Topikal 2) Pengobatan sistemik 3) Bedah kulit 7. Pencegahan 1) Cuci selalu wajah pagi dan malam dengan pembersih mengandung salicylic-acid untuk mengelupas sel kulit mati 2) Untuk membunuh bakteri penyebab jerawat, gunakan sabun muka yg mengandung benzoyl-peroxida, atau sabun sulfur 3) Diet rendah lemak. 4) Cukup istirahat. 5) Penggunaan kosmetik secukupnya. 6) Hindari polusi debu. 7) Hindari pemencetan