Disusun oleh:
2018
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
INTRANATAL FASE AKTIF KALA 1 MEMANJANG
2) Tenaga mengejan.
Adanya kontraksi otot dinding perut maka menyebabkan peningkatan
tekanan intra abdominal (serupa tenaga mengejan sewaktu BAB namun
lebih kuat). Setelah kepala sampai pada dasar panggul timbul suatu
reflek pasien menutup glotisnya, mengkontraksikan otot–otot perutnya
dan menekan diafragma kebawah. Hal ini berhasil bila pembukaan sudah
lengkap dan efektif sewaktu ada kontraksi.
3. Penyebab
Penyebab terjadinya proses persalinan :
a) Penurunan fungsi plasenta : kadar progesteron dan estrogen menurun
mendadak, nutrisi janin dari plasenta berkurang.
b) Iskemia otot-otot uterus karena pengaruh hormonal dan beban, semakin
merangsang terjadinya kontraksi.
c) Peningkatan beban / stress pada maternal maupun fetal dan peningkatan
estrogen mengakibatkan peningkatan aktifitas kortison, prostaglandin,
oksitosin, menjadi pencetus rangsangan untuk proses persalinan
Selain itu penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum di ketahui secara
pasti/jelas. Namun terdapat beberapa teori antara lain :
a. Teori keregangan / distensia rahim .Otot rahim mempunyai kemampuan
meregang dalam batas tertentu .Setelah melewati batas tersebut terjadi
kontraksi sehingga persalinan dapat mulai
b. Teori penurunan progesteron .Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur 28
minggu dimana terjadi penimbunan jaringn ikat, pembuluh darah mengalami
penyempitan dan buntu .Produksi progesteron mengalami penurunn, sehingga
otot rahim lebih sensitive terhadapoxitocin .Akibatnya otot rahim mulai
berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesterontertentu
c. Teori oksitosin internal .Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hypofise parst
posterior .Menurunnnya progesteron akibat tuannya kehamilan maka oksitosin
dapat meningkatnyaaktivitas sehingga persalinan dapat dimulai
d. Teori protaglandin .Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur 15
minggu, yang dikeluarkan olehdecidua .Pemberian prostaglandin saat hamil
menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga hasilkonsepsi dikeluarkan
e. Teori hipotalamus pituitary dan glandula suprarenalis .Teori ini menunjukkan
pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi kelambatan persalinan
karena tidak terbetnuk hipotalamus, teori ini dikemukakan oleh Linggin(1979).
f. Induksi partus
Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan lain :
- Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukkan kanalis servikalis
dengan tujuan merangsang fleksus frenkenhauser.
- Amniotomi : pemecahan ketuban
- Oksitosin drip : pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus
Kala III
a. Disebut juga Kala Uri atau kala pelepasan placenta.
b. Dimulai setelah lahimya bayi sampai lahimya plasenta, yang berlangsung
tidak lebih dari 30 menit. Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan
pelepasan plasenta hanya memakan waktu 2 - 3 menit.
Tiga Tanda lepasnya placenta :
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus uterus
b. Uterus berbentuk bulat penuh.,dan tinggi fundus uterus biasanya di bawah
pusat.
c. Tali pusat memanjang
d. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.
e. Semburan darah mendadak dan singkat.
f. Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Perdarahan kurang lebih 250
cc.
6. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
a. Rekaman kardiotografi.
Pemantauan secara berkala denyut jantung janin dengan stetoskop leance atau
doptone yaitu sebuah alat elektronik untuk mendenganr denyut jantung janin.
Dilakukan pada kala 1 untuk mengetahui kekuatan dan sifat kontraksi rahim
serta kemajuan persalinan.
b. Partograf.
Partograf adalah suatu alat untuk memantau kemajuan proses persalinan dan
membantu petugas kesehatan dan mengambil keputusan dalam
penatalaksanaan pasien. Partograf berbentuk kertas grafik yang berisi data ibu,
janin dan proses persalinan. Partograf dimulai pada pembukaan mulut rahim 4
cm (fase aktif).
c. Ultrasonografi (USG).
Digunakan untuk mendeteksi keadaan dan posisi janin dalam kandungan
7. Diagnosis/Kriteria Diagnosis
a. Kala I
Diagnosis :
Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks kurang dari 4 cm
dan kontraksi terjadi tertur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik.
b. Kala II
Diagnosis
Persalinan kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap atau kepala janin sudah tampak di
vulva dengan diameter 5 – 6 cm.
c. Kala III
Manajemen Aktif Kala III
· Pemberian oksitosin dengan segera
· Pengendalian tarikan tali pusat
· Pemijatan uterus segera setelah plasenta lahir
d. Kala IV
Diagnosis
Dua jam pertama setelah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan
bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – sio ibu
melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedanmg menyesuaikan diri dari dalam
perut ibu ke dunia luar
8. Terapi/Tindakan Penanganan
a. Kala I
Penanganan
o Bantulah ibu dalam persalinan jika ia tampak gelisah ,ketakutan dan kesakitan
o Jika ibu tsb tampak kesakitan dukungan/asuhan yang dapat diberikan; lakukan
perubahan posisi,sarankan ia untuk berjalan , dll.
o Ibu bersalin biasanya merasa panas dan banyak keringat atasi dengan cara :
gunakan kipas angina/AC,Kipas biasa dan menganjurkan ibu mandi
sebelumnya.
b. Kala II
Penanganan
o Memberikan dukungan terus-menerus kepada ibu dengan : mendampingi ibu
agar merasa nyaman,menawarkan minum, mengipasi dan meijat ibu
o Menjaga kebersihan diri
o Mengipasi dan masase untuk menambah kenyamanan bagi ibu
o Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau ketakutan ibu
o Mengatur posisi ibu
o Menjaga kandung kemih tetap kosong
o Memberikan cukup minum
c. Kala III
Penanganan
Memberikan oksitosin untuk merangsang uetrus berkontraksi yang juga
mempercepat pelepasan plasenta :
Oksitosin dapat diberikan dalam dua menit setelah kelahiran bayi
Jika oksitosin tidak tersedia rangsang puting payudara ibu atau susukan bayi
guna menghasilkan oksitosin alamiah atau memberikan ergometrin 0,2 mg. IM.
d. Kala IV
Penanganan
· Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30 menit selama
jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat masase uterus sampai menjadi keras. Apabila
uterus berkontraksi otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan .
Periksa tekanan darah,nadi,kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit
pada jam I dan setiap 30 menit selama jam II
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan
dan minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering
Biarkan ibu beristirahat
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun,pastikan ibu dibantu karena
masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan.
Ajari ibu atau keluarga tentang :
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi
9. Komplikasi
Maternal
Ketuban pecah dini
Persalinan prematur
Distosia
Hamil posterm
Tidak ada kemajuan dalam persalinan
Emboli cairan ketuban
Perdarahan
Infant
Gawat janin
Distosia
Kelainan posisi janin
Janin > 1
Prolaps tali pusat
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
- Pengumpulan Data
a. Biodata meliputi :
Nama agar dapat lebih mudah memanggil, mengenali klien antara yang satu
dengan yang lain agar tidak keliru. Umur mengetahui usia ibu apakah termasuk
resiko tinggi / tidak. Pendidikan pemberian informasi yang tepat bagi klien.
Penghasilan mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi klien. Pada
persalinan fisiologis biodata didapatkan; Umur dalam kategori usia subur (15 –
49 tahun). Bila didapatkan terlalu muda (kurang dari 20 tahun) atau terlalu tua
(lebih dari 35 tahun) merupakan keompok resiko tinggi. (Depks RI, 1993: 65).
b. Keluhan Utama
Pada umumnya klien mengeluh nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut,
adanya his yang makin sering, teratur, keluarnya lendir dan darah, perasaan
selalu ingin buang air kemih, bila buang air kemih hanya sedikit-sedikit
(Cristina’s Ibrahim, 1993,7).
c. Riwayat penyakit sekarang
Dalam pengkajian ditemukan ibu hamil dengan usia kehamilan antara
(Cristina’s Ibrahim, 1993,3) disertai tanda-tanda menjelang persalinan yaitu
nyeri pada daerah pinggang menjalar ke perut, his makin sering, teratur, kuat,
adanya show (pengeluaran darah campur lendir). Kadang ketuban pecah dengan
sendirinya. (Ida Bagus Gde Manuaba, 1998; 165).
d. Riwayat penyakit dahulu
Adanya penyakit jantung, Hypertensi, Diabitus Mielitus, TBC, Hepatitis,
penyakit kelamin, pembedahan yang pernah dialami dapat memperberat
persalinan. (Depkes RI, 1993:66).
e. Riwayat penyakit keluarga
Adanya penyakit jantung, hipertensi, diabitus mielitus, keturunan hamil kembar
pada klien, TBC, Hepatitis, Penyakit kelamin, memungkinkan penyakit tersebut
ditularkan pada klien, sehingga memperberat persalinannya. Depkes RI,
1993,66).
- Pemeriksaan fisik
b) Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya hiperpigmentasi areola dan
papila mamae serta ditemukan adanya kolustrum. ( Depkes RI, 1993: 69).
c) Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi linea alba / nigra,
terdapat striae gravidarum. ( Depkes RI, 1993: 70).
Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus, usia kehamilan
prematur pertengahan pusat dan prosesus xypoideus, punggung kiri / punggung
kanan , letak kepala, sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin
lama makin sering dan kuat. (Cristina’s Ibrahim, 1993,: 7).
Auskultasi : ada / tidaknya DJJ, frekwensi antara 140 – 160 x / menit . (Depkes
RI, 1993: 75).
d) Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban. Bila terdapat
pengeluaran mekonium yaitu feses yang dibentuk anak dalam kandungan,
menandakan adannya kelainan letak anak. (Cristina’s Ibrahim, 1993,:50).
Pemeriksaan dalam untuk mengetahui jauhnya dan kemajuan persalinan,
keadaan servic, panggul serta keadaan jalan lahir.(Depkes RI, 1993: 76).
e) Ekstremitas
Pemeriksaan udema untuk melihat kelainan-kelainan karena membesarnya
uterus, karena pre eklamsia atau karena karena penyakit jantung / ginjal.
(Cristina’s Ibrahim, 1993,:47). Ada varices pada ekstremitas bagian bawah
karena adanya penekanan dan pembesaran uterus yang menekan vena abdomen
(Sharon J Reeder Et all, 1987: 412).
- Pemeriksaan penunjang
Fase aktif
Intervensi
o Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol terhadap
nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengontrol dan digunakan untuk
mengalihkan perhatian ibu dari nyeri
Intervensi:
o Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan
muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan
dengan makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
mencegah dehidrasi
d) Cemas berdasarkan ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri
persalinan
Tujuan : klien menunjukkan koping efektif
Intervensi
Manuaba, ida bagus, dkk. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC
Saifudin, abdul bari,dkk. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Saifudin, abdul bari,dkk. 2008. BukuAcuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Sulistyawati, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika
Sumarah, dkk. 2009. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin).
Yogyakarta : Fitramaya