Anda di halaman 1dari 51

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman di era globalisasi saat ini kebutuhan


informasi sangat meningkat, terutama peningkatan pada bidang teknologi
informasi. Dengan adanya teknologi informasi di era globalisasi saat ini
memiliki peran yang penting dengan menggunakan teknologi informasi kita
dapat mengetahui informasi global, pengiriman data, dan berita.

Bahkan dalam era globalisasi saat ini teknologi informasi merambah kepada
sebuah layanan pembelian tiket pesawat secara online. Dengan adanya
pembelian tiket secara online ini membuat masyarakat semakin mudah dalam
melakukan pembelian tanpa harus pergi langsung ke bandara. Seiring dengan
pesatnya pertumbuhan masyarakat dikalangan menengah keatas dengan
mobilitas yang tinggi sehingga kecepatan dan kemudahan dalam melakukan
transaksi sangat diperlukan, dengan melihat samakin tingginya mobilitas
masyarakat ekonomi menengah keatas hal ini memberikan angin segar bagi
perusahan portal travel agent.

Berdasarakan rilis data yang dikeluarkan oleh hootsuite and we are social
mengalami kenaikan terhadap pengguna internet yang ada di Indonesia.
Hootsuite merupakan perusahaan platfrom media sosial asal Kanada dan we are
social sendiri berasal dari perusahaan media asal Inggris. Hootsuite and we are
social telah melakukan survei data sebagai berikut :
2

Gambar 1.1
Gambar mengenai penggunaan internet di indonesia
Sumber: www.wearesocial.com
Dilihat dari data yang dikeluarkan oleh Hootsuite and we are social kita
bisa melihat pertumbuhan populasi warga negara Indonesia yang mencapai
286,2 juta itu merupakan pangsa pasar yang sangat besar, seiring dengan
bertumbuhnya jumlah populasi maka pengguna internet didalam mobilitas
sehari-hari hal ini menjadi sasaran bagi para perusahaan eccomerce yang
ada di Indonesia terutama platform e-ccomerce di bidang travel agent.
Dewasa ini e-ccomerce yang bergerak dibidang travel agent lebih banyak
menggunakan situs dan aplikasi hal ini bertujuan agar konsumen dapat
mengakses atau melakukan pembelian dimana saja tanpa harus bertemu
secara langsung dengan penjual, banyak sekali kemudahan manfaat yang
kita dapatkan saat melakukan pembelian tiket pesawat secara online melalui
e-commerce.
E-commerce adalah perdagangan elektronik sebuah pemasaran atau jasa
dengan sistem elektronik melalui internet dalam hal ini e-commerce yang
melibatkan data, sistem yang dijalankan secara otomatis. e-commerce
adalah bagian dari e-bussines dimana cakupan e-bussines lebih luas.
3

Salah satu perusahaan yang melaksanakan e-commerce adalah


tiket.com, tiket.com merupakan perusahaan yang menyediakan layanan
pemesanan tiket. Produk yang ditawarkan oleh tiket.com adalah tiket
pesawat, kereta api, konser, reservasi hotel, dan tiket pesawat. Tiket.com
memiliki basis di Ibu Kota Jakarta perusahaan ini didirikan pada bulan
Agustus 2011.
Berikut merupakan data yang mengunjungi situs e-commerce di platform
travel agent yang ada di indonesia.
Tabel 1.1

Situs penjualan tiket pesawat periode 2017 & 2018

Tahun 2017 Tahun 2018


Merek Daily Merek Daily
Visitor Visitor
Traveloka 520,266 Traveloka 145.645
.com
Tiket.com 185,638 Tiket.com 51.552
Pegi 45,016 Pegiegi 14.580
pegi.com
Nusatrip Nusatrip 8.144
.com 55,974
Utiket. Trivago 4.655
com 10,015
Sumber: www.Similarweb.com

Dilihat dari tabel 1.1 di atas pada periode tahun 2017 tiket.com masih
berada di bawah traveloka sebagai situs yang paling banyak dikunjungi oleh
konsumen, berdasarkan sumber dari www.Similarweb.com tiket.com
meraih 186.638 kunjungan disitusnya sebelum nya ada traveloka dengan
520,266 pengunjung disitusnya, yang ketiga diraih pegi pegi.com diikuti
dengan nusatrip dan trivago.co.id.
Periode tahun 2018 tiket.com masih berada pada posisi kedua namun
jumlah pengunjung berkurang dari 186,638 menjadi 51.552 traveloka masih
4

berada pada peringkat pertama sebagai platform penjualan tiket pesawat


secara online diikuti oleh pegi pegi.com, Nusatrip dan Trivago.
Tabel 1.2

pangsa pasar pada periode 2016-2018

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018


Merek % Merek % Merek %
Traveloka. 50,5% Traveloka 47,4% Traveloka. 41,0%
com com
Tiket.com 14,5% Tiket.com 14,9% Tiket.com 13,7%
Agoda 9,6% Agoda 8,5% Agoda 6,2%
Wego 3,8% Wego 3,3% Wego.co.i 1,2%
d
Pegi 2,3% Pegi 3,1% Pegi 4,7%
pegi.com pegi.com pegi.com
Nusatrip 1,8% Nusatri 2,8% Tiket 2 2,5%
p
Tiket 2 1,5% Booking.c 2,1% Nusatrip 2,3%
om
Buking.co 1,5% Tiket2 1,3% Booking.c 2,3%
m om
Tripadviso 1,5% Utiket.com 1,3% Tripadviso 2,1%
r r
Utiket.com 1,5% Tripadviso 0,8% Utiket.com 1,1%
r
Sumber:www.nusaresearch.com

Berdasarkan tabel 1.2 dapat dilihat pada tahun 2016-2018 pangsa pasar
online Travel Agent berubah ubah yang bertahan dari periode tersebut adalah
Traveloka, Tiket.com, dan Agoda, ketiga layanan jasa tersebut merupakan
pesaing Online Travel Agent. Diawali oleh Traveloka sebagi market leader,
kemudian peringkat kedua diraih oleh Tiket.com yang memiliki persentasi
fluktuatif tiap tahun nya, diraih oleh Agoda. Dari data market share agent
travel Tiket.com berada pada posisi kedua di Indonesia dengan persentase
fluktuatif dengan kenyataan tersebut bahwa Tiket.com terkalahkan oleh
Traveloka. Terdapat beberapa faktor yang membuat tiket.com berada di posisi
5

kedua diantara masih banyak nya masalah masalah yang dihadapi tiket.com di
antara nya masih berbelit dalam proses pembelian tiket dan susah nya dalam
pembelian tiket melalui situs aplikasi membuat konsumen lebih memilih ke
situs lain yang lebih mudah seperti traveloka, selain itu dari segi pelayanan
elektronik nya yang masih lemah, lalu dari segi promosi yang dilakukam
tiket.com belum maksimal bahkan promosi yang dilakukan tiket.com masih
kalah dengan pesaing nya yaitu Traveloka, jadi dari sekian banyak
permasalahan itu membuat tiket.com berada di posisi kedua dengan persentase
yang fluktuatif. Hal tersebut lah yang membuat mengapa tiket.com berada di
posisi kedua dalam pangsa pasar Online travel agent yang ada di Indonesia.

Tiket.com merupakan salah satu platform penjualan tiket pesawat terkenal


secara di Indonesia bukan berarti tidak ada konsumen mengalami masalah
dalam melakukan pembelian di platform tiket.com bahkan sistem website pun
memilki masalah, di lihat dari testimoni & artikel berikut merupakan beberapa
masalah yang dihadapi oleh tiket.com yang berkaitan dengan judul penelitian.

1.2 Masalah yang berkaitan dengan Variabel penelitian

Terdapat beberapa masalah yang dihadapi oleh tiket.com diantaranya seperti


masalah yang terjadi pada konsumen yang membagikan pengalamannya,
konsumen tersebut menjelaskan bahwa pertama-tama ia membeli tiket pesawat
melalui akulaku yang (di fasilitasi oleh tiket.com ) setelah konsumen tersebut
membayar dan menunggu selama 10 menit konsumen tersebut masih belum
mendapatkan tiketnya kemudian konsumen tersebut menghubungi pihak terkait
bahwa transaksi gagal dan di refund dengan order id 4700683 dan sudah di
refund satu jam kemudian. Kemudian konsumen melakukan pembelian di
aplikasi tiket.com karena sedang ada promo setelah melakukan pembelian tiket
pesawat tersebut membayar melalui via bank dan konsumen tersebut terkejut
karena transaksi yang dilakukan tidak ada yang ada hanya transaksi yang
dilakukan di akulaku. Kemudian konsumen melakukan pembelian ulang
kembali Melalui aplikasi tiket.com setelah Kejadian ini konsumen mengabari
6

pihak tiket.com dengan mengirimkan screenshot bukti-bukti mutasi bank email


pembatalan dari blibli.com selama periode 1 bulan menghubungi 4 sampai 5
kali dan hanya satu kali dihubungi kembali tanpa ada penyelesaian dengan
kejadian ini membuat konsumen kehilangan kepercayaan kepada tiket.com
dengan kejadian contoh kasus di atas peneliti mengambil kepercayaan sebagai
salah satu variabel (X1) dalam penelitian.

Masalah berikutnya terjadi pada tanggal 4 April 2017 terjadi pembobolan


situs tiket.com yang diretas oleh anak berusia 19 tahun dengan kejadian ini
tiket.com sebagai penyedia platform layanan pembelian tiket pesawat dan
maskapai Citilink mengalami kerugian hingga lebih dari 4 Miliar untuk
tiket.com dan satu miliar untuk Citilink dengan kejadian pembobolan situs
aplikasi ini menjadi Fokus utama adalah web security atau keamanan web
tiket.com dengan kata lain elektronik service quality yang dimiliki oleh
tiket.com lemah dibandingkan pesaingnya yaitu Traveloka dengan kejadian ini
peneliti mengambil elektronik service quality sebagai salah satu variabel X (2)
dalam penelitian.

Dalam artikel yang dibuat oleh kompas.com dijelaskan bahwa pada tahun
2018 menjadi momentum semakin berkembang pesatnya aplikasi di Indonesia
dalam artikel tersebut menjelaskan bahwa Traveloka mengeluarkan dana
sebesar 459,807 miliar rupiah untuk mengenalkan produknya melalui iklan
sedangkan tiket.com berada dibawah Traveloka dengan mengelontorkan dana
untuk iklan sebesar 310,27 miliar rupiah Jika dilihat dari jumlah dana yang
dikeluarkan untuk iklan tiket.com masih dibawah Traveloka hal itu yang
menyebabkan Traveloka banyak dipilih sebagai platform pembelian tiket
pesawat karena agresif and Traveloka dalam memperkenalkan platformnya dari
fenomena ini peneliti mengambil iklan sebagai variabel X (3) dalam penelitian.
7

Untuk memperkuat penelitian ini, penulis melakukan survey kepada 30


responden untuk mengikuti penelitian ini secara online melalui google.docs
dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian
yang sedang diteliti.

data keputusan pembelian


12

10

0
sangat setuju netral tidak sngt tdk
setuju setuju setuju

memutuskan untuk membeli tiket pesawat di tiket.com


jika ingin membeli tiket seacara online selalu menggunakan web tiket,com

Gambar grafik 1.2

Data Keputusan Pembelian tiket pesawat menggunakan platform tiket.com


di kota Bandung 2019

Berdasarkan gambar 1.2 dapat dijelaskan bahwa respon yang memilih untuk
membeli tiket pesawat ditiket.com sebanyak 7 responden sedangkan netral dan
tidak setuju meraih 9 responden hal ini dapat dijelaskan bahwa kurang nya
minat masyarakat dalam membeli tiket melalui platform tiket.com di Kota
Bandung. Selanjutnya hasil survei dari kategori jika ingin membeli tiket
pesawat selalu menggunakan platform tiket.com, dalam kategori ini posisi
netral mendapatkan respon yaang cukup tinggi dengan 10 responden dan tidak
8

setuju 7 responden sedangkan yang setuju mendapatkan 5 responden artinya


tidak semua masyarakat di kota bandung jika ingin membeli tiket secara online
di platform tiket.com.

Electronic service quality baru baru ini menjadi hal yang sangat penting
bagi perusahaan berbasis internet, sama hal nya dengan tiket.com yang
merupakan perusahaan berbasis internet dimana electronik service quality
sangat penting bagi kinerja perusahaan. E-service quality didefinisikan sebagai
berikut E-service quality is definded as being “ the extent to which a website
facilitates and effective shopping,purchasing and delivery of products and
services” jika dialihkan kebahasa Indonesia E- service quality artinya sejauh
mana situs web memfasilitasi belanja, pembelian yang efektif dan efesien dan
pengiriman produk dan layanan. Menurut Zeithaml, parasuraman, & Maholtra
dalam Feng-hui lee,Wann-Yih Wu (2011 :7767).

Peneliti juga melakukan survei mengenai E- service quality kepada 30


responden yang ada di Kota Kandung :

Gambar grafik 1.3

Gambar grafik mengenai E-service quality pada platform agnet trvael


9

Dari hasil survei yang telah peniliti lakukan terhadap 30 responden di Kota
Bandung, peniliti memberikan pertanyaan manakah kualitas pelayanan
elektronik yang memiliki kualitas yang baik dalam segi pelayanan nya dapat
dilihat di gambar 1.3 platform tiket.com menduduki posisi ke 3 dari 6 platform
yang ada, sedangkan yang menjadi pilihan terbanyak dari 30 responden yang
mengatakan platform tersebut mempunyai kualitas pelayan elektronik yang
paling bagus iyalah Traveloka dengan persentase sebesar 43% diposisi ke dua
Trivago dengan 20%, dan tiket.com berada diposisi ketiga dengan persentase
sebesar 10%. Artinya didalam kualitas pelayanan elektronik di tiket.com belum
maksimal.

Selain E-service quality peneliti juga melakukan survei mengenai seberapa


besar masyarakat percaya terhadap platform yang mereka pilih saat melakukan
pembelian secara online di Kota Bandung :

Gambar 1.4

Gambar grafik mengenai kepercayaan pada platform agent travel

Dapat dijelaskan mengenai grafik diagram tersebut merupakan hasil survei dari
30 responden mengenai manakah platform yang mereka percaya, contoh nya
10

seperti keamanan data data pribadi konsumen tersebut. Jika dilihat dari grafik
diagram tersebut tiket.com hanya mendapat persentase sebesar 10%, jauh
tertinggal dengan kimpetitor nya yaitu Traveloka yang berhasil mendapatkan
persentase sebesar 53,3% dan diposisi ke 2 disi oleh Trivago dengan 16,7%
diposisi ke 3 ditempati pegi pegi.com dengan persentase sebesar 13,3% dan ke
4 disi oleh platform tiket.com dengan persentase sebesar 10%.

Iklan merupakan bagian yang sangat penting bagi semua usaha baik itu online
maupun offline selalu menggunakan iklan sebagai media promosi nya. Berikut
mengenai hasil survei mengenai iklan yang memberikan informasi yang tepat
bagi konsumen nya :

Gambar 1.5

Gambar grafik mengenai iklan pada platform agent travel

Dapat dijelaskan dari hasil survei 30 responden tersebut mengatakan bahwa


traveloka menduduki posisi pertama sebagai platform yang memberikan
informasi yang tepat bagi konsumen nya melalui iklan yang dibuat nya,
11

selanjutnya posisi kedua ditempati oleh tiket.com dengan persentase sebesar


20%.
Berdasarkan permasalahan yang diambil dari masalah masalah yang
ada di tiket.com, dan menggunakan data dari hasil penelitian dengan
menggunakan 30 responden mengatakan bahwa kurangnya keputusan
pembelian tiket pesawat secara online di platform tiket.com yang
disebabkan oleh kepercayaan, E- service quuality dan iklan. Oleh karna itu
judul yang diambil peneliti adalah pengaruh kepercayaan, Elektronik
service quality terhadap keputusan pembelian tiket pesawat secara online di
platform tiket.com di Kota Bandung.
1.2 Rumusan masalah

Adapun permasalahan yang akan dibahas oleh penulis adalah sebagai


berikut.

1. Bagaimana kepercayaan, Electronic service quality, dan iklan terhadap


keputusan pembelian tiket pesawat tiket.com di Kota Bandung.
2. Bagaimana pengaruh kepercayaan, Electronic service quality, dan iklan
terhadap keputusan pembelian tiket pesawat tiket.com di Kota Bandung
secara parsial ?
3. Bagaimana pengaruh kepercayaan dan Elektronic service quality terhadap
keputusan pembelian tiket pesawat tiket.com di Kota Bandung secara
simultan ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian


Dalam sebuah penelitian diperlukan maksud dan tujuan yang ingin penulis
sampaikan.

1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh bukti yang empiris mengenai
pengaruh kepercayaan, E-service quality, dan iklan terhadap keputusan
pembelian tiket pesawat tiket.com di Kota Bandung.
12

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah supaya mendapatkan jawaban dari


permasalahan, yaitu untuk mengetahui :

1. Untuk mengetahui kepercayaan, E- service quality, dan iklan terhadap


keputusan pembelian tiket pesawat tiket.com di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan, E- service quality, dan iklan


terhadap keputusan pembelian tiket pesawat di tiket.com di Kota Bandung
baik secara parsial maupun simultan.
3. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh kepercayaan dan E-service quality
terhadap keputusan pembelian tiket pesawat di tiket.com di Kota Bandung
baik secara parsial maupun simultan.

1.4 Kegunaan Penulisan

Berdasarkan maksud dan tujuan penelitian di atas maka diharapkan


penelitian ini dapat berguna bagi:

1. Penulis
Diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai penerapan pelaksanaan
teori yang sudah didapatkan peneliti selama proses perkuliahan serta
pelaksanaanya secara langsung di lapangan khususnya mengenai teori
kepercayaan, E-service quality, iklan dan keputusan pembelian.
2. Akademis
Bagi perguruan tinggi dan lingkungan akademis, penelitian ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan aplikasinya di bidang
Manajemen Pemasaran khususnya mengenai kepercayaan, E-service quality,
iklan dan keputusan pembelian.
3. Perusahaan
13

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai analisis


kepercayaan, E-service quality, iklan terhadap keputusan pembelian tiket
pesawat di tiket.com di kota Bandung.

1.3 Jadwal Penelitian

Tabel 1.3

Jadwal Penelitian

April Mei Juni Juli Agustus


No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan judul
skripsi
2 Tahap persiapan
penyusunan
proposal skripsi -
seminar proposal
3 Tahap
pengumpulan data
4 Tahap pengolahan
data
5 Tahap penulisan

6 Ujian sidang
skripsi
14

BAB II

KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler dan Armstrong (2018:34), manajemen pemasaran
adalah seni dan ilmu pengetahuan memilih pasar target dan membangun
hubungan yang menguntungkan dengan mereka.

Menurut Kotler dan Keller (2016: 27) Menyatakan bahwa manajemen


pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih
mempertahankan serta menumbuhkan pelanggan dengan, menciptakan, dengan
menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.

Dalam fungsi pemasaran Kotler dan Keller menejelaskan serangkaian


konsep inti pemasaran berikut ini (Kotler dan Keller, 2016:31):

a. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan


Kebutuhan adalah syarat hidup dasar manusia. Orang membutuhkan udara,
makanan, air, pakaian, dan tempat tinggal untuk dapat bertahan hidup.
orang juga memiliki kebutuhan yang kuat akan rekreasi, pendidikan, dan
hiburan. Kebutuhan-kebutuhan ini menjadi keinginan ketika diarahkan ke
objek tertentu yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. Permintaan
adalah keinginan akan produk-produk tertentu yang didukung oleh
kemampuan untuk membayar.
b. Pasar sasaran, positioning, dan segmentasi
Pemasar memulai dengan membagi-bagi pasar ke dalam segmen-segmen.
Mereka mengidentifikasi dan membuat profil dari kelompok-kelompok
15

pembeli yang berbeda, yang mungkin lebih menyukai atau menginginkan


bauran produk dan jasa yang beragam, dengan meneliti perbedaan
demografis, psikografis, dan perilaku di antara pembeli.

c. Penawaran dan merek


Perusahaan memenuhi kebutuhan dengan mengajukan sebuah proposisi
nilai (value proposition), yaitu serangkaian keuntungan yang mereka
tawarkan kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Proposisi nilai yang sifatnya tidak berwujud dengan suatu penawaran.
Penawaran dapat berupa suatu kombinasi produk, jasa, informasi, dan
pengalaman. Merek (brand) adalah suatu penawaran dari sumber yang
diketahui.
d. Nilai dan kepuasan
Penawaran akan berhasil jika memberikan nilai dan kepuasan kepada
pembeli sasaran. Nilai adalah konsep yang sentral perannya dalam
pemasaran. Kepuasan mencerminkan penilaian seseorang tentang kinerja
produk anggapannya atau hasil dalam kaitannya dengan ekspektasi.
e. Saluran pemasaran
Untuk mencapai pasar sasaran, pemasar menggunakan tiga jenis saluran
pemasaran. Saluran komunikasi menyampaikan dan menerima pesaran dari
pembeli sasaran. Saluran ini mencakup surat kabar, majalah, radio, televisi,
surat, telepon, papan iklan, poster, flier, CD, kaset rekaman dan internet.
f. Rantai pasokan
Rantai pasokan (supply chain) adalah saluran yang lebih panjang yang
membentang dari bahan mentah hingga komponen sampai produk akhir
yang dihantarkan ke pembeli akhir.
g. Persaingan
16

Persaingan mencakup semua penawaran dan produk substitusi yang


ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun yang potensial, yang
mungkin dipertimbangkan oleh seseorang pembeli.
h. Lingkungan pemasaran
Lingkungan pemasaran terdiri dari lingkungan tugas dan lingkungan luas.
Lingkungan tugas mencakup para pelaku yang terlibat dalam produksi,
distribusi, dan promosi penawaran. Lingkungan luas terdiri atas enam
komponen: lingkungan demografis, lingkungan ekonomi, lingkungan fisik,
lingkungan teknologi, lingkungan politik-hukum, dan lingkungan sosial
budaya.

2. E-Commerce

Menurut Menurut ( Laudon & Laudon dalam Septi Mauludiyahwati 2017:14)


“e-commerce adalah suatu proses membeli dan menjual produk-produk secara
elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer
sebagai perantara transaksi bisnis”. E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis
yang menyangkut konsumen,manufaktur, service providers dan pedagang
perantara dengan menggunakan jaringan-jaringan komputer yaitu internet.

Menurut (Kalakota dan Whinston dalam septi mauludoyahwati 2017-15)


meninjau pengertian e-commerce dari empat perspektif, yaitu :

1) Perspektif komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi,


atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik
lainnya.

2) Perspektif proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari teknologi yang menuju
otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.

3) Perspektif layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi


keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya
layanan ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan
layanan pengiriman.
17

4) Perspektif online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan


menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online
lainnya.Seluruh definisi yang dijelaskan di atas pada dasarnya memiliki
kesamaan yang mencakup komponen transaksi (pembeli, penjual, barang, jasa
dan informasi), subyek dan obyek yang terlibat, serta media yang digunakan
(dalam hal ini adalah internet).

2.3 Kepercayaan

2.3.1 Pengertian Kepercayaan (trust)

Trust has been defined as a type of expectation that alleviates the fear that
one’s exchange partner will act opportunistically (Nooteboom, dalam Bi Lia,
Yan Wub, Zhifeng Haoc, Xueming Yana, Boyu Chen, 2019). Jika dialihkan
kedalam bahasa artinya adalah Kepercayaan telah didefinisikan sebagai harapan
yang mengurangi rasa takut satu mitra pertukaran akan bertindak secara
oportunistik

Menurut (Pavlou dalam Enríque Bonsón ponte,Elena Carvajal-Trujillo,


Tomas Escobar-Rodriguez 2015-287) trust is the belief that renders consumers
vulnerable to the good faith of online sellers after learning of their
characteristics. Jika dialihkan kedalam bahasa Indonesia, kepercayaan adalah
keyakinan yang membuat konsumen dapat terpedaya terhadap janji/peyakinan
sang penjual online setelah mempelajari karakteristik mereka.

Sedangkan menurut (Moorman dalam Oktari,Shahnaz 2018:14) mengatakan


bahwa kepercayaan (trust) sebagai kesediaan (willingness) individu untuk
menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat dalam pertukaran karena
individu mempunyai keyakinan (confidence) kepada pihak lain.
18

Dapat disimpulkan Kepercayaan adalah keyakinan yang timbul terhadap


pihak lain dalam hal ini Konsumen yang terpedaya terhadap janji sang penjual
dengan mmepelajari karakteristik konaumen mereka.

2.3.2 Indikator kepercayaan

Ada banyak indikator yang dapat digunaan untuk mengukur tingkat


kepercayaan konsumen. Indikator kepercayaan yang dikutip dari (Kim et
al,dalam Oktari,Shahnaz 2018 ) adalah sebagai berikut:

1. Jaminan kepuasan.

2. Perhatian.

3. Keterus-terangan.

2.4 E-service quality

Dalam kaitanya mengenai variabel E- service quality mencakup beberapa


dimensi seperti yang sudah dijelaskan oleh rowley, dalam Carmel Herington
and Scott Weaven 2009-1222) sebagai berikut Key themes within the e-service
quality literature include the dimensions and measurement of e-service,
elements of the web experience and the relationship between the web-
experience, trust, customer satisfaction, intention to purchase, and loyalty. jika
dialihkan kedalam bahasa Indonesia artinya Tema utama dalam kualitas
layanan elektronik literatur termasuk pengukuran dan pengukuran layanan
elektronik, elemen web pengalaman dan hubungan antara pengalaman web,
kepercayaan, pelanggan kepuasan, niat untuk membeli, dan loyalitas.

2.4.1 Pengertian E- service quality

Menurut ( Zeithaml dalam Bilge Baykal 2016:141) defined “e-service”


from a service quality perspective as “the extent to which a website facilitates
efficient and effective shopping, purchasing and delivering of products and
services.jika dialihkan kebahasa indonesia artinya Zeithaml, dalam Bilge
19

Baykal 2016:141) mendefinisikan "layanan elektronik" dari suatu layanan


perspektif kualitas sebagai "sejauh mana situs web memfasilitasi belanja,
pembelian dan pengiriman produk dan layanan yang efektif dan efesien.

Menurut (Rowley,dalam Cemal Zehira , Elif Narcıkarab 2018-430) defines


electronic service (e-service) as deeds, efforts or performances whose delivery
is mediated by information technology” jika dialihkan kedalam bahasa
Indonesia sebagai berikut mendefinisikan layanan elektronik (layanan
elektronik), upaya atau pertunjukan yang pengirimannya dimediasi oleh
teknologi informasi.

Kualitas layanan elektronik atau e-service quality dapat didefinisikan sebagai


layanan pelanggan yang saling berhubungan dengan berbasis internet yang
didukung oleh konsumen yang terintegrasi dengan teknologi dan sistem yang
ditawarkan oleh penyedia layanan, yang bertujuan untuk memperkuat hubungan
antara konsumen dengan penyedia layanan (Imam Fakhrur Rozi dan Dr. Harti,
M.Si, 2017:118).

Secara garis besar E-service quality merupakan suatu pelayan secara online
yang mmenggunakan sistem yang didukung oleh teknologi yang ditawarkan oleh
penyedia layanan dengan tujuan agar mendapatkan hasil yang efektif dan efesien.

2.4.2 indicators Electronic service quality

Indikator E-Service Quality menurut ( Ho & Lee dalam Cemal Zehira , Elif
Narcıkarab 2018-430) information quality, security, ease of use, availability,
customization, community, responsiveness, and delivery fulfillment are important
indicators :

1) information quality : Kualitas informasi yang diberikan oleh penyedia jasa


2) Security: Mengamankan web/aplikasi dari aksi kejahatan cyber seperti hacker.
3) Easy to use: Kemudahan dalam penggunaan sistem
4) Availability : segala macam fungsi teknik yang tersedia dapat berjalan dengan
lancar.
20

5) Responsiveness : memberikan tanggapan dengan cepat pada situs tersebut.


6) delivery fulfillment: segala macam transaksi yang dilakukan dapat diselesaikan
sesuai harapan.

2.5 Iklan

Menurut (Moriarty, Mitchell, Wells, dalam Dita puspita sari 2016), iklan
adalah bentuk komunikasi berbayar yang menggunakan media massa dan media
interaktif untuk menjangkau audiensi yang luas dalam rangka menghubungkan
sponsor yang jelas dengan pembeli (audiensi sasaran) dan memberikan
informasi tentang produk (barang, jasa, dan gagasan).

Menurut ( Kotler dan Keller dalam Theresia Pradiani &Dwi Citra Wahyu
Ningtyas 2017:74) iklan adalah semua bentuk terbayar dari presentasi
nonpersonal dan promosi ide, barang atau jasa melalui sponsor yang jelas
melalui media cetak (Koran dan majalah), media penyiaran (radio dan televisi),
media jaringan (telepon, kabel, satellite, wireless), dan media elektronik
(rekaman suara, rekaman video, CD- ROM, halaman website) dan media
pameran (Billboard, papan petunjuk jalan, dan poster).

Secara garis besar iklan adalah suatu bentuk komunikasi antara produsen
dengan konsumen melalui media massa atau media elektronik dalam rangka
untuk memberikan informasi mengenai produk yang dikeluarkan kepada
seluruh masyarakat luas.

2.5.1 Fungsi Iklan

Menurut ( Lupiyoadi Dalam Dita puspita sari 2016) pada dasarnya tujuan
pengiklan adalah komunikasi yang efektif dalam rangka mengubah sikap dan
perilaku konsumen.

Terdapat beberapa tujuan periklanan, diantaranya adalah:


21

1. Iklan yang bersifat memberikan informasi (informative advertising) , iklan


yang secara panjang lebar menerangkan produk jasa dalam tahap rintisan
(perkenalan) guna menciptakan permintaan atas produk tersebut.

2. Iklan membujuk (persuasive advertising) , iklan menjadi penting dalam


situasi persaingan, dimana sasaran perusahaan adalah menciptakan permintaan
yang selektif akan merek tertentu.

3. Iklan pengingat (reminder advertising) , iklan ini akan sangat penting dalam
tahap kedewasaan (maturity) suatu produk untuk menjaga agar konsumen selalu
ingat akan produk tersebut.

4. Iklan pemantapan (reinforcement advertising), iklan yang berusaha


meyakinkan para pembeli bahwa mereka telah mengambil pilihan tepat.

2.6.2 Indikator iklan

dari indikator-indikator periklanan menurut Kotler dan Armstrong dalam


(Theresia Pradiani & Dwi Citra Wahyu Ningtyas 2017:74) :

1) Message (pesan yang disampaikan), idealnya suatu pesan harus mendapat


perhatian, menarik, membangkitkan keinginan, dan menghasilkan tindakan.

2) Media (media yang digunakan), pada dasarnya pemilihan media adalah


mencaricara dengan biaya yang paling efektif untuk menyampaikan
sejumlah pemberitahuan yang dikehendaki kepada pasar sasaran.

2.7 Keputusan Pembelian

Menurut Kotler dan Armstrong (2018:158), konsumen membuat banyak


keputusan pembelian setiap hari, dan keputusan pembelian adalah titik fokus
dari upaya pemasar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian terdiri atas


(Kotler dan Armstrong, 2018:159-169):
22

a. Faktor Budaya, Budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling
dalam pada keputusan pembelian. Pemasar harus memahami peran yang
dimainkan oleh kultur, subkultur, dan kelas sosial pembeli.
b. Faktor Sosial, Keputusan pembelian juga akan dipengaruhi oleh faktor
social seperti kelompok acuan, keluarga, peran, dan status sosial dari
konsumen
c. Faktor Pribadi, Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh usia dan tahap
siklus hidup pembeli, pekejaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian,
konsep diri serta gaya hidup dan nilai.
d. Faktor Psikologis, Pilihan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh
faktor psikologis yang utama, yaitu motivasi, persepsi, proses
pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap.
2.7.1 Indikator-indikator Keputusan Pembelian

Terdapat enam indikator keputusan pembelian antara lain (Kotler dan


Keller, 2016:187):

a. Product choice (pemilihan produk), konsumen mengambil keputusan untuk


membeli sebuah produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang
lain. Dalam hal ini perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada
orang-orang yang berminat membeli produknya.
b. Brand choice (pemilihan merek), konsumen harus mengambil keputusan
tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek mempunyai perbedaan
tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana
konsumen memilih sebuah merek.
c. Dealer choice, konsumen harus mengambil keputusan tentang penyalur
mana yang akan dikunjungi. Setipa konsumen berbeda-beda dalam hal
menentukan penyalur biasanya dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga
yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan belanja,
keluasan tempat dan sebagainya.
23

d. Purchase amount (jumlah pembelian), konsumen dapat mengambil


keputusan seberapa banyak produk yang akan dibelinya. Dalam hal ini
perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan
kebutuhan konsumen.
e. Purchase timing (waktu pembelian), keputusan konsumen dalam waktu
pembelian bisa berbeda-beda, misalnya: ada yang membeli setiap hari,
seminggu sekali, dua minggu sekali, bahkan satu bulan sekali tergantung
kebutuhannya.
f. Payment method (metode pembayaran)

2.8 Kerangka Pemikiran

Pesatnya Perkembangan industri penerbangan didukung dengan


perkembangan teknologi informasi yaitu internet. Sekarang, semakin banyak
masyarakat yang berpergian melalui jalur udara, menjadi kesempatan bagi
industri penerbangan untuk mendapatkan pelanggan. Penjualan tiket pesawat
merupakan salah satu cara yang digunakan oleh penyedia jasa agen tiket
untuk memudahkan calon penumpang pesawat dalam mendapatkan tiket
pesawat. Dulu, masyarakat yang ingin membeli tiket pesawat harus
membelinya melalui agen perjalanan ataupun pergi langsung ke bandara dan
hal tersebut dirasa kurang efisien dilakukan pada masa sekarang yang sudah
mengenal kemajuan teknologi.

Dengan adanya perkembangan teknologi pada era globalisasi saat ini


segala sesuatu yang dikerjakan selalu efesien dengan adanya perkembangan
teknologi yang menyasar pada bidang travel agent saat ini sangat
memudahkan konsumen yang selalu menggunakan pesawat sebagai moda
transportasi nya sangat terbantu tanpa harus keluar rumah selain itu dapat
menghemat waktu dan tindak perlu jauh jauh pergi kebandara atau ke agent
travel biasanya karena semuanya sudah bisa dilakukan secara online.
24

Selain keuntungan bagi konsumen dengan perkembangan teknologi pada


saat ini bagi perusahaan E-commerce pun banyak mendapatkan keuntungan
dengan semakin pesatnya pengguna internet di Indonesia khusus nya bagi
perusahaan travel agent online seperti Traveloka, Tiket.com, pegi pegi.com
dll hal ini merupakan ladang keuntungan bagi mereka dalam memasarkan
produk produk nya khusus nya penjualan tiket pesawat.

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam segi layanan yang
berkaitan dengan internet diantara nya kualitas pelayanan secara elektronik
selain itu perusahaan harus menggencarkan iklan ke media sosial karena
banyak nya pengguna media sosial yang ada di Indonesia perusahaan dapat
menarik konsumen untuk melakukan pembelian di platform perusahaan
dalam hal ini perusaah E-commerce.

Hubungan antara Kepercayaan terhadap keputusan pembelian Menurut


(Barnes, dalam Sri Nawangsari 2017) Kepecayaan adalah keyakinan bahwa
seseorang akan menemukan apa yang diinginkan pada mitra pertukaran.
Kepercayaan melibatkan kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu
karena keyakinan bahwa mitranya akan memberikan apa yang ia harapkan
dan suatu harapan yang umumnya dimiliki seseorang bahwa kata, janji atau
pernyataan orang lain dapat dipercaya. Dalam peneliian ( Sri Nawangsari
2017) mengatakan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian.

Definisi E-service quality Menurut Chase dalam Hanif Danang Prasetyo,


Dinalestari Purbawati (2016) mengatakan bahwa e-service quality
merupakan pelayanan yang diberikan kepada konsumen jaringan internet
sebagai perluasan dari kemampuan suatu situs untuk memfasilitasi kegiatan
belanja, pembelian, dan distribusi secara efektif dan efisien.

Berdasarkan hasil penelitian oleh Hanif Danang Prasetyo, Dinalestari


Purbawati (2016) didapatkan hasil bahwa variabel kualitas layanan
25

elektronik atau electronic serviece quality memiliki pengaruh positif dan


signifikan terhadap keputusan pembelian.

Iklan merupakan cara yang berbiaya efektif dalam menyampaikan


pesan,untuk membangun persepsi merek atau untuk mendidik orang (kotler
dalam Taat Kuspriyono 2018-62).

Bedasarkan hasil penelitian ( Taat Kuspriyanto 2018) dengan penelitian


nya yang berjudul Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian
Apartemen Meikarta mengatakan bahwa iklan memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel keputusan pembelian.

Berdasarkan uraian dan hasil penjelasan diatas, kerangka pikir penelitian


tentang pengaruh Kepercayaan, E-service quality, iklan terhadap Keputusan
Pembelian tiket pesawat pada online Agent Travel Tiket.com di Kota
Bandung adalah sebagai berikut :

Kepercayaan
(X1)

H1

Electronic service quality Keputusan Pembelian


(X2) (Y)
H2

H3

Iklan
(X3)

H4
26

Gambar 2.1
Paradigma penelitian
2.9 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2017:64), Hipotesis merupakan jawaban sementara


terhadap rumusan penelitian, di mana masalah penelitian telah dinyatakan
dalam bentuk kalimat pertanyaan. masalah penelitian Dikatakan sementara,
karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum
didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan kerangka pemikiran dan model gambar tersebut, maka penulis


menyimpulkan hipotesisnya sebagai berikut:

H1 : Terdapat pengaruh positif atau signifikan kepercayaan terhadap


keputusan pembelian tiket pesawat pada online Agent Travel Tiket.com
Di Kota Bandung

H2 : Terdapat pengaruh positif atau signifikan E-service quality terhadap


keputusan pembelian tiket pesawat pada Agent Travel Tiket.com Di
Kota Bandung.

H3 : Terdapat pengaruh positif atau signifikan iklan terhadap keputusan


pembelian tiket pesawat pada Agent Travel Tiket.com Di Kota Bandung

H4 : Terdapat pengaruh positif atau signifikan kepercayaan, E-service


quality dan iklan terhadap keputusan pembelian Tiket Pesawat ppada
Agent Travel Tiket.com Di Bandung baik secara parsial maupun
simultan.

2.10 Penelitian Terdahulu


27

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

Tahu Masalah
No Peneliti Hasil/Temuan Variabel Yang Terkait
n Penelitian
Dari hasil penelitian
tersebut menyatakan
bahwa variabel
Agustinus
Untuk mengetahaui kepercayaan,kemudah
Mulyadi
pengaruh an dan kualitas
 Kepercayaan
kepercayaan,kemu informasi secara
, Dian Eka  Kemudahan
1 2018 dahan dan kualitas simultan memilki
,&  Kualitas informasi
informasi terhadap pengaruh secara
 Keputusan pembelian
keputusan signifikan baik secara
Welly
pembelian langsung maupun
Nailis3
tidak langsung
terhadap minat
keputusan pembelian.
2 2017 DINO Untuk mengetahui Dari hasil penelitian
ACHRIZ analisis pengaruh ini  Kepercayaam
A ILHAM Kepercayaan,terha kepercayaan,keamana  Keamanan
dap keputusan n dan kualitas  Kualitas pelayanan
pembelian , pelayanan
keamanan dan berpengaruh positif  Keputusan pembelian
kualitas pelayanan terhadap keputusan
terhadap keputusan pembelian. Kemudian
pembelian melalui berdasarkan hasil uji
situs online store F, hasil penelitian
LAZADA sebagai menunjukkan bahwa
Ecommerce Keprcayaan,keamanan
28

,dan kualitas
pelayanan secara
terpacaya di
simultan
indonesia.
mempengaruhi
keputusan pembelian.
Ni Wayan
Nonik Dari hasil penelitian
Untuk mengetahui
Ismayanti ini menunjukkan
pengaruh
bahwa Kepercayaan
Kepercayaan dan  Kepercayaan
I Wayan dan Electronic service
3 2015 Electronic service  Electronic service quality
Suardana quality
quality terhadap  Keputusan pembelian
Berpengaruh
keputusan
I Made signifikan terhadap
pembelian
Kusuma keputusan pembelian.
Negara
Untuk mengetahui Dari hasil penelitian
pengaruh Media menyatakan bahwa
Sosial, E-Service Media Sosial, E-  Media Sosial
4 2018 Abdul Quality dan Harga Service Quality dan  Electronic service quality
Wahid terhadap keputusan Harga berpengaruh  Keputusan pembelian
Muslim konsumen untuk signifikan terhadap
berbelanja keputusan pembelian
Untuk mengetahui
pengaruh Iklan Dari hasil penelitian
Terhadap mengemukaakan
Taat  Iklan
5 2018 Keputusan bahwa variabel iklan
Kuspriyono  Keputusan pembelian
Pembelian berpengaruh terhadap
Apartemen keputusan pembelian
Meikarta
29
30

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan instrumen


penelitian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Penulis pun menggunakan
serangkaian uji asumsi klasik dalam penelitian ini. Sedangkan untuk teknik
analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, analisis korelasi
berganda dan analisis koefisien determinasi.

Menurut Sugiyono (2017:7), metode kuantitatif dinamakan metode


tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah
mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode
positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai
metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga
disebut discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
31

Dalam penelitian mengenai pengaruh kepercayaan, E-service quality,


dan iklan terhadap keputusan pembelian didapatkan dengan metode survei,
dimana menggunakan kuesioner sebagai data utama penelitian.

3.2 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

Dalam sebuah penelitian diperlukan variabel penelitian dan


operasionalisasi variabel sebagai kunci utama agar penelitian dapat
terlaksana.

3.2.1 Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (2017:38), variabel penelitian adalah suatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengukuran
terhadap keberadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen
penelitian. Setelah itu peneliti akan melanjutkan analisis untuk mencari
pengaruh suatu variabel dengan variabel lain.

Menurut Sugiyono (2017:39), berdasarkan hubungan satu variabel


dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian
ini dapat dibedakan menjadi:

1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,
antecedent. Dalam bahas Indonesia sering disebut sebagai variabel
bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Maka yang menjadi variabel independen (bebas) dalam
penelitian ini adalah:
a. Kepercayaan (X1)
b. E-service quality (X2)
c. Iklan (X3)
2. Variabel Dependen
32

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,


konsekuen. Dalam bahas Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Maka yang menjadi
variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah keputusan
pembelian (Y).

3.2.2 Operasionalisasi Variabel


Tabel 3.1

Opresionalisasi Variabel

Variabel Konsep/Definisi Dimensi Indikator


Menurut - Menurut (Kim et al, dalam
(Moorman Oktari,shahnaz)
dalam oktari , 1. Jaminan kepuasan.
shahaz 2018:14)
mendefinisikan 2. Perhatian.
kepercayaan
(trust) sebagai 3.Keterus-terangan
kesediaan
(willingness)
Kepercayaa individu untuk
n (Trust) menggantungkan
(X1) dirinya pada
pihak lain yang
terlibat dalam
pertukaran
karena individu
mempunyai
keyakinan
(confidence)
kepada pihak
lain.
33

(Santos daalam - Indikator E-Service Quality


Cemal Zehira, menurut ( Ho & Lee dalam
Elif Narcikarab Cemal Zehira ,Elif Narcıkarab

2016:430 E- 2016:430)

Service Quality 1. information

can be described qualit

as entire 2. Security

customer 3. Easy to use

perceptions or 4. Availability
5. Responsiveness
evaluations of
6. delivery fulfillment
electronic
service
experience of the
Electronic
online
service
marketplace.
quality
(X2)
Artinya Kualitas
E-Layanan dapat
digambarkan
sebagai persepsi
pelanggan
keseluruhan
atau evaluasi
layanan
elektronik
pengalaman
pasar online

Iklan Menurut Menurut Moriarty (Dita Puspita Sari,


(X3) (Moriarty, 2016:79)
Mitchell, Wells See or
Hear 1. Eksposur.
34

dalam Dita 2. Selection and Attention


Puspita sari, 3. Interest and Relevance
2016:23)iklan 4. Awareness
adalah bentuk
1. Wants
komunikasi Feel
2. Liking.
berbayar yang
1. Need
menggunakan
2. Differentiation
media massa dan
3. Recall
media
interaktif untuk
menjangkau
audiensi yang
luas dalam
rangka
Understan
menghubungkan
d
sponsor yang
jelas dengan
pembeli
(audiensi
sasaran) dan
memberikan
informasi
tentang produk
(barang, jasa,
dan gagasan).
1.Symbolism
Connect 2. Conditioned learning
3. Transformation
Belive 1.belive and credibility
Act 1.buy
Keputusan Keputusan - Menurut Kotler dan Keller
Pembelian pembelian (2016:187)
(Y) adalah seleksi 1. Product choice
35

terhadap dua 2. Brand choice


pilihan alternatif 3. Dealer choice
atau lebih 4. Purchase amount
konsumen pada 5. Purchase timing
pembelian. 6. Payment method
(Schiffman dan
Kanuk dalam
Pinassang dan
Rahardjo,
2017:2)

3.3 Populasi dan Sampel

Dalam melakukan penelitian ini, diperlukan populasi dan sampel


untuk menentukan banyaknya jumlah responden.

3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2017:80), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian
tiket pesawat pada agent travel Tiket.com di kota Bandung. Jumlah populasi
untuk penelitian ini tidak terhingga karena jumlah individunya tidak
diketahui dengan pasti.

3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014) “dengan menghitung ukuran sampel yang
dilakukan dengan menggunakan teknik Isaac Michael. Untuk menentukan
sampel menggunakan rumus sebagai berikut”.
(Z ¿¿ a /2)2 P . q
n= ¿
e2

Sumber: Menurut Sugiyono (2014)


36

Keterangan :

n = sampel

P = proporsi populasi

q=1–P

Z = tingkat kepercayaan

e = margin of error

α = 1 – tingkat signifikan

Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui dengan pasti


individunya. Proporsi pembelian ulang sebesar 0,5 dengan tingkat
signifikan sebesar 95% dan margin of error sebesar 5%.

α = 1 – 0,95

α/2 = 0,05/2 = 0,025

Z = 1 – 0,025 = 0,975 (dari distribusi normal 0,99)

p = 0,5

q = 1 – 0,5 = 0,5

e = 0,05

Sehingga untuk mengetahui minimum jumlah sampel yang harus


diambil adalah sebagai berikut.

(Z ¿¿ a /2)2 Pxq
n= ¿
e2

(0,99)2 0,5 . 0,5


n=
(0,05)2

0,245
n=
0,0025
37

n=98 dibulatkan menjadi 100

Berdasarkan perhitungan diatas sampel yang menjadi responden


dalam penelitian ini disesuaikan menjadi sebanyak 100 responden.
Perhitungan ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data dan
untuk hasil pengujian yang lebih baik. Sampel yang diambil berdasarkan
teknik simple random sampling. Dimana penulis memberikan peluang yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu sendiri.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2017:224) Teknik pengumpulan data merupakan


langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Dalam memperhatikan variabel, maka
data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi
dua jenis, yaitu:

4.4.1 Sumber Primer (data primer)

Menurut Sugiyono (2017:137) sumber primer adalah sumber data


yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data ini diperoleh
melalui kuesioner dan wawancara terstruktur berupa identitas responden.
Pendapat respondes mengenai kepercayaan, E-service quality, dan iklan
terhadap keputusan pembelian Tiket pesawat tiket.com di kota Bandung.
Semua informasi atau indikator ditanyakan kepada responden merupakan
pengakuan, pendapat, sikap, atau persepsi.

1. Teknik Wawancara
Menurut Sugiyono (2017:231) wawancara merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
2. Teknik Pengamatan/Observasi
Menurut Sugiyono (2017:145), observasi merupakan suatu proses
kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
38

psikhologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses


pengamatan dan ingatan.
3. Teknik Kuesioner
Menurut Sugiyono (2017:142), kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.
4.4.2 Sumber Sekunder (data sekunder)

Menurut Sugiyono (2017:137) sumber sekunder merupakan sumber


yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya
lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder diperoleh dengan cara
membaca dokumen yang ada hubungannya dengan masalah yang akan
diteliti dalam penyusunan skripsi. Selain itu, data diperoleh dari sumber-
sumber tertulis yang ada di objek penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Untuk menganalisis data dari sebuah penelitian, maka data tersebut


perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Selanjutnya hasil yang
reliabel, bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda (Sugiyono,
2017:121).

3.5.1 Uji Validitas


Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,
2017:121).
39

Uji validitas ini dimaksud untuk menentukan apakah kuesioner yang


digunakan dalam penelitian ini benar-benar dapat mengukur atribut yang
dimaksud. Dengan menggunakan prosedur seleksi item dengan cara menguji
karakteristik masing-masing yang menjadi bagian uji yang bersangkutan,
item-item yang tidak memenuhi syarat tidak dapat digunakan menjadi
bagian uji.

Untuk menguji validitas alat ukur atau instrumen penelitian maka


digunakan rumus koefisien korelasi product Momen Person sebagai berikut
(Riduwan, 2014:110).

n ∑ XY −( ∑ X ) (∑Y )
r hitung= 2 2 2
√ {n ∑ X −( ∑ X ) } {n∑Y −( ∑ Y ) 2 }
Keterangan:
r = Koefisien validitas butir pernyataan/pertanyaan yang dicari
∑X = Jumlah skor item
∑Y = Jumlah skor total (seluruh item)
n = Banyaknya data kaidah keputusannya adalah :
 jika rhitung > rtabel, maka valid.
 Jika rhitung < rtabel, maka tidak valid.

3.5.2 Uji Reliabilitas


Menurut Sugiyono (2017:121), instrumen yang reliabel adalah
instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama.

Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah kuesioner


dapat diberikan ukuran yang konsisten atau tidak. Reliabilitas adalah indeks
yang menunjukan sejauh mana suatu pengukuran tanpa bisa (bebas
kesalahan) dan karena itu meninjau pengukuran yang konsisten waktu dan
lintas beragam item dalam instrumen. Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah
kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik
(Sekaran, 2009:309).
40

Untuk menguji reliabilitas atau keandalan alat ukur atas instrumen


dalam penelitian ini digunakan koefisien alpa cronbanch. Berikut koefisien
alpa Cronbach ditunjukkan dengan rumus (Riduwan, 2014:125).

k Σsⅈ 2
r= [ ][k−1
1− 2
st ]
Keterangan:

r : Nilai reliabilitas

Si2 : Varian masing-masing item

St2 : Varian skor total responden

K : Jumlah item yang uji

∑ : Jumlah semua item yang diuji

Adapun dasar-dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan


berdasarkan probabilitas yaitu:

a. Jika r hitung ≥ r tabel, maka item-item kuesioner adalah reliabel.


b. Jika r hitung ≤ r tabel, maka item-item kuesioner adalah tidak reliabel.

4.6 Uji Asumsi Klasik

Pengukuran asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini


meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokdisitas dan uji
autokolerasi.

4.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk apakah dalam model regresi, variabel


penggangu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016:154).
Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara analisis, yaitu:

1. Analisis Grafik
Grafik Normality Probability Plat, ketentuan yang digunakan adalah:
41

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah


garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
2. Analisis Statistik
a. Uji Kolmogrov Smirnov, dalam uji ini pedoman yang digunakan
dalam pengambilan keputusan yaitu:
1) Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal
2) Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal.
Hipotesis yang digunakan:
1) H0 : data residual berdistribusi normal
2) H1 : data residual tidak berdistribusi normal
b. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai
kurtoris dan skewness dari residual.
1) Jikan nilai Z hitung > Z tabel, maka distribusi tidak normal
2) Jika nilai Z hitung < Z tabel, maka berdistribusi normal
4.6.2 Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independent (Ghozali,
2016:103). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model regresi adalah sebagai berikut:

1. Nilai R2 yang dihitung oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat
tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak
yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen.
2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen.
3. Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai toleransi dan lawanya (2)
variance inflanation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap
variabel independen manakah yang di jelaskan oleh variabel
independen lainya. Berikut
42

Rumus Variance Inflanation Factor (VIF):

VIF = 1 / Tolerance

Nilai cut-off yang umum di pakai untuk menunjukan adanya


multikolineraitas adalah nilai Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF
≥10. Jika nilai Tolerance dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka dapat
dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.

4.6.3 Uji Heteroskedastisitas


Uji heterokdisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidak samaan Variance dari residual atau pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2016:134).

Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidaknya heterokdisitas


adalah dengan melihat pola tertentu pada grafik scatterplot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZFRED dengan residualnya
SRESID. Apabila grafik yang ditunjukkan dengan titik-titik membentuk
suatu pola tertentu yang teratur, maka mengindikasi tidak terjadi
heterokdisitas.

Dasar analisis yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya


heterokdisitas dengan melihat kurava heterokdisitas, antara lain.

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasi telah terjadi heterokdisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan
di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokdisitas.
4.6.4 Uji Autokorelasi
Uji autokolerasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana
variabel dependen tidak berkolerasi dengan dirinya sendiri. Panduan
mengenai angka D-W untuk mendeteksi auto korelasi dapat diambil patokan
43

yaituangka D- W di bawah -2 berarti ada autokolerasi positif, angka D-W di


antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokolerasi, angka D-W di atas +2
berarti ada auto korelasi negatif (Singgih, 2014:243).
4.6.5 Uji Linieritas
Menurut Ghozali, (2016:159) “Uji linieritas digunakan untuk melihat
apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak.” Apakah
fungsi yang digunakan dalam suatu empiris sebaiknya berbentuk linier,
kuadrat atau kubik. Dengan uji linieritas akan diperoleh informasi apakah
model empiris sebaiknya linier, kuadrat, atau kubik. Untuk menguji asumsi
linieritas penulis menggunakan uji Langrange Multiplier dengan bantuan
software SPSS 20.

4.7 Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2017:53), definisi analisis deskriptif adalah


sebagai berikut: “Suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri,
bukan variabel independen, karena kalau variabel independen selalu
dipasangkan dengan variabel dependen)”.
Dalam analisis ini dilakukan pembahasan mengenai:
1. Merek )
2. Pemasaran online (electronic word of mouth)
3. Pengambilan keputusan pembelian
Untuk menilai X dan Y maka analisis yang digunakan berdasarkan
rata-rata (mean) dari masing-masing variabel. Nilai rata-rata ini didapatkan
dengan menjumlahkan data keseluruhan dalam setiap variabel, kemudian
dibagi dengan jumlah responden. Rumus Mean (rata-rata) yang dikutip dari
Sugiyono (2017:49) adalah sebagai berikut:
∑ Xi
Me=
n
44

Keterangan:
Me = Mean (Rata-rata)
∑ = Sigma (Jumlah)
Xi = Nilai X ke i sampai ke n
n = Jumlah Individu
Persamaan rata-rata (mean) di atas merupakan teknik penjelasan
kelompok didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rata-rata
ini didapat dengan menjumlahkan data seluruh individu dalam kelompok
itu, kemudian dibagi dengan jumlah individu yang ada pada kelompok
tersebut.

4.8 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian akan dilakukan teknik analisis data berupa analisis


regresi linier berganda, analisis korelasi berganda dan analisis koefisien
determinasi.

3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan antara
dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antar variabel
dependen dengan varaibael independen. Variabel dependen diasumsikan
random/ stokastik, sedangkan variabel independen diasumsikan memiliki
nilai tetap (Ghozali, 2016:93).

Dapat dikatakan bahwa analisis regresi linier berganda dapat


dilakukan jika terdapat minimal 2 variabel. Dalam penelitian ini terdapat
satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian dan 3 variabel
independen yaitu brand awareness, brand loyalty, dan electronic word of
mouth. Persamaan regresi linier berganda pada penelitian ini adalah:

Y =β0 +β1X1+ β2X2 + β3X3 +e

Keterangan:
45

Y : Variabel dependen

β0 : konstan atau nilai Y pada suatu variabel independen sama dengan 0

β1 : koefisien regresi berganda atau varaibel bebas X 1 terhadap varaibel


terikat Y,

bila X2, X3

β2 : koefisien regresi berganda atau varaibel bebas X 2 terhadap varaibel


terikat Y,

X2. X3

β3 : koefisien regresi berganda atau varaibel bebas X£ terhadap varaibel


terikat Y,

bila X1. X2

X1 : brand awareness

X2 : brand loyalty

X3 : electronic word of mouth

3.8.2 Analisis Korelasi Berganda


Analisis kolerasi berganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai
pengaruh dua varibel bebas atau lebih terhadap varaibel terkait untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal
antar dua varaiabel bebas atau lebih dengan satu variabel dependen
(Riduwan, 2014:154). Nilai koefisien paling sedikit -1 dan paling besar 1.
Maka jika r = koefisien korelasi, maka nilai r dapat dinyatakan sebagai
berikut:

-1 ≤ r ≤ 1

Keterangan:

Bila r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati1 hubungan


sangat
46

kuat dan positif)

Bila r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1


hubungan sangat

kuat dan negatif)

Bila r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

Rumus dan kolerasi berganda adalah:

Ry (1,23) = b1∑X1Y+ b2∑X2Y +b3∑X3y


∑y2

Dimana:

Ry(1,2,3) : Koefisien Kolerasi

X1 : variabel independen brand awareness

X2 : variabel independen brand loyalty

X3 : variabel independen electronic word of mouth

Y : variabel dependen keputusan pembelian

Tabel 3.2
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tinggkat Hubungan


0,00 – 0,199 Sangat Lemah
0,20 – 0,399 Lemah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2017:184)

3.8.3 Analisis Koefisien Determinasi (R2)


47

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh


kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah aturan nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel-
variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen hampir memberikan semua informasi yang
dibutuhkan untuk memperdiksi variasi variabel dependen (Ghozali,
2016:95).

Koefisien determinasi digunakan untuk menguji goodness-fit dari


model regresi. Selain itu juga akan dihitung pula berapa besar pengaruh
faktor-faktor di luar varaibel X yang ikut mempengaruhi terhadap variabel
Y uji koefisien determinasi ini menggunakan rumus.

Kd = R2 x 100%
Nilai Kd tidak pernah negatif dan paling besar sama dengan satu. Dengan
demikian berlaku rumus 0 ≤ Kd ≤ 1. Koefisien determinasi ini dinyatakan
dalam persen sehingga hasilnya perlu di kalikan 100%.

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, berkaitan dengan ada
tidaknya dan berapa besar pengaruh yang signifikan antar variabel
independen dengan variabel dependen. Tingkat signifikan digunakan untuk
menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak.

3.9 Rancangan Pengujian Hipotesis


Pengujian ini peneliti melakukan uji hipotesis yang berkaitan dengan
pengaruh yang didapat oleh variabel bebas atau variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y). Penelitian ini, penguji yang dilakukan
adalah hipotesis 0 (H0) yang mengartikan tidak terdapatnya hubungan antar
variabel bebas terhadap variabel terikat, dan hipotesis alternatif (Ha) yang
menunjukkan adanya pengaruh antar variabel bebas terhadap variabel terikat
(Ha) yang menunjukkan adanya pengaruh antar variabel bebas terhadap
variabel terikat dan Ha merupakan merupakan hipotesis yang diajukan oleh
penulis.
48

3.9.1 Uji Parsial (T)


Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2016:97). Rumus hipotesis parsial yang
akan diuji adalah sebagai berikut:

Hipotesis: brand awareness, brand loyalty dan electronic word of


mouth terhadap keputusan pembelian secara parsial.
1. H01 : β1≤ 0 brand awareness, brand loyalty dan electronic word of
mouth tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara
parsial.
2. Ha1 : β1≥0 brand awareness, brand loyalty dan electronic word of
mouth berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian secara parsial.

Langkah-langkah analisis dalam pengujian hipotesis terhadap koefisien


regresi adalah sebagai berikut:

1. Perumusan Hipotesis
H0 : β1 ≤ 0

β2≤ 0

Ha : β1 ≥0

β2≥0

2. Penentuan nilai kritis, nilai kritis dalam pengujian hipotesis terdapat


koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi
normal dengan memperlihatkan tingkat signifikansi (α) dan banyaknya
sampel yang digunakan.
3. Nilai hitung (t) masing-masing koefisien regresi dapat diketahui dari
hasil perhitungan komputer. Dengan menggunakan tingkat signifikansi
5% dan degree of freedom (df) untuk menguji pengaruh df= n-k-1,
49

dapat di lihat dari nilai t tabel untuk pengujian satu pihak, selanjutnya
ditetapkan nilai t hitung rumus dari uji t (Ghozali, 2016:53) yaitu:

t= √r n−2
√1−r 2
Keterangan:

r = koefisien kolerasi

n = jumlah data

Uji t hasil perhitungan dibandingkan dengan t tabel dengan kriteria


sebagai berikut:

1. H0 diterima, jika t hitung ≤ (t tabel atau probabilitas >α). Nilai


hitung statistik uji t hitung berada di daerah penerimaan H0
2. H0 ditolak, jika t hitung ≥ (t tabel atau probabilitas < α). Nilai hitung
statistik uji t hitung berada di daerah penerimaan H0
4. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan nilai letak hitung t
masing-masing koefisien regresi X1 dan X2 pada kurva normal yang
digunakan pada penelitian nilai kritis, keputusan dalam pengujian dapat
juga dilakukan dengan nilai probabilitas yang di peroleh. Nilai
probabilitas setiap kefisien regresi dibandingkan dengan tingkat
signifikansi (α) yang digunakan.
5. Kesimpulan dalam hal ini, hipotesis dalam penelitian ini dapat
dinyatakan bahwa variabel independen (X) berpengaruh positif
terhadap variabel dependen (Y) atau dapat juga dinyatakan (X) tidak
berpengaruh positif terhadap (Y).
3.9.2 Uji Simultan (F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016:99).

Rumus hipotesis simultan yang akan diuji adalah sebagai berikut:

1. H02: β1≤β2≤ 0 brand awareness, brand loyalty dan electronic word of


mouth
50

secara simultan t tidak berpengaruh positif terhadap keputusan


pembelian.
2. H03: β1≥β2≥0 β1≤β2≤ 0 brand awareness, brand loyalty dan electronic
word of
mouth secara simultan t berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian.

Langkah -langkah dengan menggunakan uji F adalah sebagai berikut:

1. Perumusan Hipotesis
H0: variasi nilai variabel dependen tidak dapat dijelaskan oleh semua
variabel
independen.
Ha: variasi nilai variabel dependen dapat dijelaskan oleh semua variabel
independen.
2. Nilai kritis dalam distribusi F dengan tingkat siginifikan (α) 5% dan
degree of Fredoom (D.F.)

3. Nilai hitung F dengan rumus:


R2
K −1
(−R2 ) (n−K )
Keterangan:
R2 : koefisien determinasi gabungan
K : Jumlah variabel independen
n : jumlah sampel
4. Tentukan keputusan apakah nilai hitung F berada pada posisi daerah
penerimaan atau daerah penolakan.
Uji F hasil perhitungan dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria
a. H0 di terima jika nilai signifikansi >α atau F hitung < F tabel
b. H0 di tolak jika nilai signifikan < α atau F hitung > F tabel
51

5. Kesimpulan jika keputusan menolak H0 dan menerima Ha, variasi nilai


variabel dependen dapat dijelaskan oleh semua variabel independen.
3.10 Penetapan Tingkat Signifikansi

Signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasi dengan


kesalahan tertentu (Sugiyono, 2016:201). Tingkat signifikan yang
ditetapkan untuk penelitian ini sebesar (α= 5%) atau 0,05. Hal ini berarti
nilai cukup untuk menguji hubungan antar varibel yang ada dalam
penelitian ini. Tingkat signifikansi 0,05 memiliki arti kemungkinan besar
dari hasil penarikan simpulan mempunyai probabilitas 95% atau toleransi
kesalahan 5%.

3.11 Penarikan Kesimpulan


Dalam penarikan kesimpulan mengenai penelitian ini, penulis menarik
kesimpulan berdasarkan analisis dan pengujian hipotesis yang telah
dilakukan dalam penelitian ini. Dari hipotesis-hipotesis tersebut akan ditarik
kesimpulan apakah variabel-variabel secara simultan maupun parsial
berpengaruh secara positif atau tidak terhadap variabel dependen.

Anda mungkin juga menyukai