Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR MAMMAE

I. KONSEP TEORI

A. PENGERTIAN
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari
parenkim, stroma, areola dan papilla mammae. Juall,Lynda,Carpenito
Moyet. (2003)
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang
mengganggu pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di
mammae (Sylvia,2004)
Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat
terjadi pada suatu sel / jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh
secara liar dan tidak bisa dikontrol (Dr.Iskandar, 2007)

B. ETIOLOGI
Menurut  Dr.Iskandar (2007)  ada  beberapa  faktor  resiko  yang 
telah  teridentifikasi, yaitu :
1. Jenis kelamin : wanita  lebih  beresiko  menderita  tumor  payudara 
dibandingkan  dengan  pria.
2. Riwayat keluarga : Wanita  yang  memiliki  keluarga  tingkat  satu 
penderita  tumor  payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk
menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
4. Faktor usia
5. Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
6. Faktor hormonal : Kadar  hormon  yang  tinggi  selama  masa 
reproduktif,  terutama  jika  tidak diselingi  oleh  perubahan  hormon 
akibat  kehamilan,  dapat  meningkatkan resiko terjadinya tumor
payudara.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral : Pemakaian  kontrasepsi  oral  dapat 
meningkatkan  resiko  tumor  payudara. Penggunaan  pada  usia 
kurang  dari  20  tahun  beresiko  lebih  tinggi dibandingkan dengan
penggunaan pada usia lebih tua.
10. Makanan yang berkarsinogen

C. PATOFISIOLOGI

Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan


ciri proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti
pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal sel kanker akan
menggangu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sel ke organ-organ yang
jauh. Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel
yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok
sel ganas diantara sel normal. Proses jangka panjang terjadinya kanker ada
4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 – 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-
tahun sampai dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu 5 – 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa
ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn
akhirnya juga di payudara.
3. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui
membran sel ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa.
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain.
D. MANIFESTASI KLINIS

1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam,


dibawah ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
2. Nyeri di daerah massa
3. Perubahan bentuk dan besar payudara, adanya lekukan ke dalam,
tarikan dan refraksi pada areola mammae
4. Edema (keriput seperti kulit jeruk)
5. Pengelupasan papilla mammae
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,
7. Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan
encer padahal ibu tidak sedang hamil / menyusui.
8. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium :
a) Morfologi sel darah
b) Laju endap darah
c) Tes faal hati
d) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma
e) Pemeriksaan sitologik : Pemeriksaan pada penilaian cairan yang
keluar spontan dari putting payudara, cairan kista atau cairan yang
keluar dari ekskoriasi
2. Tes Diagnostik
a) Ultrasonografi
Untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk menentukan adanya kista, kadang-
kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
b) Mammografi
memperlihatkan struktur internal payudara,dapat mendeteksi tumor
yang terjadi pada tahap awal
c) Aspirasi
Pengaliran kista dan untuk mendapat preparat dan sediaan
pemeriksaan sitologik.
d) Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau
ganas, dengan cara pengambilan massa.

F. PENATALAKSANAAN
1. Pembedahan/operasi

Pembedahan dilakukan untuk mengangkat sebagian atau

seluruh payudara yang terserang kanker payudara. Tindakan

pembedahan kanker payudara dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu:

a) Masektomi radikal (lumpektomi), yaitu operasi pengangkatan

sebagian dari payudara

b) Masektomi total (masetomi), yaitu operasi pengangkatan seluruh

payudara saja, tetapi bukan kelenjer di ketiak.

c) Modified Mastektomi radikal, yaitu operasi pengangkatan seluruh

payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan

tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.

2. Radioterapi

Radiologi yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena

kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan

membunuh sel kanker yang masih terisisa di payudara..tindakan ini

mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan
berkurang, warna kulit disekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan

leukosit cendrung menurun sebagai akibat dari radiasi.

3. Kemoterapi

Kemoterapi merupakan proses pemberian obat-obatan anti

kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infuse yang

bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target

pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar ke bagian

tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual

dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang

diberikan pada saat kemoterapi.

4. Terapi hormonal

Pertumbuhan kanker payudara bergantung pada suplai hormone

estrogen, oleh karena itu tindakan mengurangi pembentukan hormone

dapat menghambat laju perkembangan sel kanker, terapi hormonal

disebut juga dengan therapi anti estrogen karena system kerjanya

menghambat atau menghentikan kemampuan hormone estrogen yang

ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.

II. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Nama, umur, suku/bangsa, status perkawinan, agama, pendidikan,


pekerjaan, alamat, tanggal masuk rs, tanggal pengkajian
2. Riwayat keluhan utama meliputi
Adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.

3. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya


benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.

4. Riwayat kesehatan dahulu

Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada


mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian
dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovarium atau kanker serviks.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada


kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.

6. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala: normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat


dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian
posterior.

b) Rambut: biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu


berminyak.
c) Mata: biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.

d) Telinga: normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-


tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

e) Hidung: bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.

f) Mulut: mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

g) Leher: biasanya terjadi pembesaran KGB.

h) Dada: adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,


ulserasi atau tanda-tanda radang.

i) Hepar: biasanya tidak ada pembesaran hepar.

j) Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

7. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon

a) Persepsi dan Manajemen : Biasanya klien tidak langsung


memeriksakan benjolan yang terasa pada payudaranya kerumah sakit
karena menganggap itu hanya benjolan biasa.

b) Nutrisi – Metabolik : Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan


mengalami anoreksia, muntah dan terjadi penurunan berat badan,
klien juga ada riwayat mengkonsumsi makanan mengandung MSG.

c) Eliminasi ; Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan


mengalami melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan
konstipasi.
d) Aktivitas dan Latihan : Anoreksia dan muntah dapat membuat pola
aktivitas dan lathan klien terganggu karena terjadi kelemahan dan
nyeri.

e) Kognitif dan Persepsi : Biasanya klien akan mengalami pusing pasca


bedah sehingga kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik
maupun motorik.

f) Istirahat dan Tidur : Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur


karena nyeri.

g) Persepsi dan Konsep Diri : Payudara merupakan alat vital bagi


wanita. Kelainan atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien
tidak percaya diri, malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita
normal.

h) Peran dan Hubungan : Biasanya pada sebagian besar klien akan


mengalami gangguan dalam melakukan perannya dalam berinteraksi
social.

i) Reproduksi dan Seksual : Biasanya aka nada gangguan seksualitas


klien dan perubahan pada tingkat kepuasan.

j) Koping dan Toleransi Stres: Biasanya klien akan mengalami stress


yang berlebihan, denial dan keputus asaan.

k) Nilai dan Keyakinan : Diperlukan pendekatan agama supaya klien


menerima kondisinya dengan lapang dada
B. ANALISA DATA

N0 DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1. Batasan karakteristik: Genetik, gang hormonal; Nyeri
estrogen, makanan
- Perubahan selera makan
berkarsinogen, dll
- Perubahan tekanan darah,
Reseptor meningkat estradikal
frekuensi pernafasan dan
jantung Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal
- Mengekpresikan prilaku
(gelisah, merengek, Maligna
menangis, mendesah dan Tumor mamae
waspada)
pembedahan
- Masker wajah (meringis,
mata kurang terputusnya jaringan
bercahaya/tetap pada satu Stimulasi saraf nyeri
fokus)
Sensasi nyeri ke SSP
- Prilaku terjaga melindungi
lokasi nyeri Hipotalamus
- Indikasi nyeri yang dapat
Saraf motorik
diatasi
Nyeri dipersepsikan
- Perubahan posisi yang
dapat diamati Nyeri
- Melaporkan nyeri
secaraverbal
- Gangguan pola tidur
2. Batasan karakteristik : Genetik, gang hormonal; Kerusakan integritas
estrogen, makanan kulit
- Kerusakan lapisan kulit
berkarsinogen, dll
- Gangguan permukaan
Reseptor meningkat estradikal
kulit
- Invasi struktur tubuh Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal

Maligna

Tumor mamae

Sel-sel tumor menekan jaringan


sekitar

konsistensi

Mamae bengkak

Masa tumor mendesak ke jar.


luar

Perfusi jar. terganggu

Ulkus

Kerusakan integritas kulit

3. Batasan karakteristik : Genetik, gang hormonal; Intoleransi aktivitas


estrogen, makanan
‐ Respon tekanan darah dan
berkarsinogen, dll
jantung abnormal terhadap
Reseptor meningkat
aktifitas
‐ Ketidaknyamanan setelah Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal
beraktifitas
‐ Dipsnea setelah Maligna
beraktifitas Tumor mamae
‐ Menyatakan merasa letih
Sel-sel tumor menekan jaringan
dan merasa lemas sekitar

Penekanan serabut saraf

Stimulasi saraf nyeri

Sensasi nyeri ke SSP

Hipotalamus

Saraf motorik

Nyeri dipersepsikan

Nyeri menjalar pada lengan

Ketidakmampuan mobilisasi
lengan dr tubuh

Intoleransi aktifitas

4. Batasan karakteristik : Genetik, gang hormonal; ansietas


estrogen, makanan
‐ Mengekpresikan
berkarsinogen, dll
kekhawatiran karena
Reseptor meningkat estradikal
perubahan dalam
peristiwa hidup Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal
‐ Gelisah
‐ Insomnia Maligna

‐ Kontak mata buruk Tumor mamae


‐ Mengintai, tampak
Hospitalisasi
waspada, ketakutan, wajah
Krisis situasi
tegang
Stress psikologi
‐ Tremor, suara bergetar,
Perasaan takut, kawatir
anoreksia
‐ Peningkatan nadi, Ansietas
peningkatan nafas, pupil
melebar
‐ Anoreksia, mual, diare,
‐ Gangguan tidur
5. Batasan karakteristik: Genetik, gang hormonal; Resiko infeksi
estrogen, makanan
- Penyakit kronis
berkarsinogen, dll
- Pertahanan tubuh primer
Reseptor meningkat estradikal
yang tidak adekuat (mis.
Integritas kulit tidak utuh, Pertumbuhan sel-sel epitel
payudara yg abnormal
jaringan yang mengalami
trauma, status cairan Maligna
tubuh) Tumor mamae
- Pertahanan tubuh
Pembedahan
sekunder yang tidak
adekuat (mis. Penurunan Adanya luka terbuka
hemoglobin, leokopeni, Terpajan bakteri
penurunan respon
Kemerahan
inflamasi)
- Peningkatan pemajanan Resiko infeksi
lingkungan oleh pathogen
- Prosedur invasive
- Pengetahuan yang tidak
cukup untuk menghindari
pemajanan pathogen
- Malnutrisi
- Ketuban pecah dini atau
memanjang
- Trauma dan kerusakan
kerusakan jaringan

C. MASALAH KEPERAWATAN
1. Nyeri
2. Kerusakan integritas kulit
3. Intoleransi aktivitas
4. Ansietas
5. Resiko infeksi

D. PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Nyeri
2. Kerusakan integritas kulit
3. Intoleransi aktivitas
4. Ansietas
5. Resiko infeksi
E. DIAGNOSE KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d agen cidera fisik
2. Kerusakan integritas kulit b/d penurunan sirkulasi
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan umum
4. Ansietas b/d status kesehatan
5. Resiko infeksi

1. NCP (Nurse Care Planing)

N Masalah Rencana tindakan


0 keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi
(NIC)
1. Nyeri NOC : NIC :
- Pain Level, Pain

Batasan - Pain control, Management


- Comfort level - k
karakteristik:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ajian nyeri
- Perubahan selera
makan diharapkan nyeri dapat berkurang secara
- Perubahan dengan kriteria hasil: komprehensif

tekanan darah, N kriteria hasil Sblm ssd (lokasi,


o karakteristik,
frekuensi
1. Mampu 1 4 durasi,
pernafasan dan mengontrol nyeri frekuensi,
jantung (penyebab nyeri, kualitas dan
- Mengekpresikan mampu faktor
prilaku (gelisah, menggunakan presipitasi)
merengek, tehnik - K
menangis, nonfarmakologi aji tipe dan
mendesah dan untuk mengurangi sumber nyeri
nyeri) untuk
waspada)
2. Melaporkan nyeri 1 4
- Masker wajah menentukan
berkurang, mampu
(meringis, mata intervensi
mengenali nyeri
- A
kurang (skala, intensitas,
jarkan teknik
bercahaya/tetap frekuensi dan
non
pada satu fokus) tanda nyeri),
farmakologi
- Prilaku terjaga Menyatakan rasa
tarik nafas
nyaman setelah
melindungi dalam
nyeri berkurang
lokasi nyeri 3. Tanda vital dalam 1 4 - O
- Indikasi nyeri rentang normal bservasi reaksi
yang dapat TD:100/60-120/80 nonverbal dari
diatasi mmHg ketidaknyaman

- Perubahan posisi RR: 16-20 x/menit an

yang dapat N: 60-100 x/menit - B


T: 36-37,5° C erikan
diamati
analgetik
- Melaporkan
Indikator : untuk
nyeri secara 1. Tidak menunjukkan mengurangi
verbal 2. Jarang menunjukkan nyeri
- Gangguan pola 3. Kadang menunjukkan - T
tidur 4. Sering menunjukkan ingkatkan
5. Selalu menunjukkan istirahat
Faktor yang
berhubungan : Analgesic
Administration
Agen cidera (mis,
- T
biologis, zat kimia,
entukan lokasi,
fisik, psikologis)
karakteristik,
kualitas, dan
derajat nyeri
sebelum
pemberian
obat
- C
ek instruksi
dokter tentang
jenis obat,
dosis, dan
frekuensi
- C
ek riwayat
alergi
- M
onitor vital
sign sebelum
dan sesudah
pemberian
analgesik
pertama kali
2. Kerusakan NOC: NIC :
integritas kulit Tissue Integrity: Skin and Mucous - Anjurka

Batasan Membranes n pasien untuk


Setelah dilakukan tindakan keperawatan menggunakan
karakteristik :
diharapkan kulit klien dapat normal pakaian yang
- Kerusakan
dengan kriteria hasil: longgar
lapisan kulit
- Gangguan N kriteria hasil Sblm ssd - Jaga
permukaan kulit o kebersihan
1. Integritas kulit 1 4 kulit agar tetap
- Invasi struktur
yang baik bisa bersih dan
tubuh
dipertahankan kering
(sensasi, - Mobilisa
Faktor yang elastisitas, si pasien (ubah
brhubungan : temperatur, posisi pasien)
Eksternal : hidrasi, setiap dua jam
- Zat kimia pigmentasi) sekali
2. Tidak ada luka/lesi 1 4
- Usia yang - Monitor
pada kulit, Perfusi
ekstrem kulit akan
jaringan baik
- Kelembapan 3. Menunjukkan 1 4 adanya
- Hipertermia pemahaman dalam kemerahan

- Hipotermia proses perbaikan - Monitor


kulit dan aktivitas dan
- Faktor mekanik
mencegah mobilisasi
(mis.gaya
terjadinya sedera pasien
gunting, tekanan,
berulang
pengekangan)
Mampu
- Medikasi Indikator :
- Imobilisasi fisik 1. Tidak menunjukkan
- Radiasi 2. Jarang menunjukkan

Internal: 3. Kadang menunjukkan

- Perubahan status 4. Sering menunjukkan


5. Selalu menunjukan
cairan
- Perubahan
pigmentasi
- Perubahan turgor
- Kondisi
ketidakseimbang
an nutrisi
- Penurunan
imunologis
- Penurunan
sirkulasi
- Gangguan
sensasi
- Tonjolan kulit

3. Intoleransi NOC :
NIC
aktivitas ‐ Energy conservation
‐ Self Care : ADLs Energy

Batasan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Management


diharapkan klien dapat beraktifitas ‐ Observa
karakteristik :
secara mandiri dengan kriteria hasil: si adanya
‐ Respon tekanan
No kriteria hasil Sblm ssd pembatasan
darah dan 1. Berpartisipasi 1 4 klien dalam
jantung abnormal dalam aktivitas melakukan
terhadap aktifitas fisik tanpa aktivitas
‐ Ketidaknyamana disertai ‐ Kaji
n setelah peningkatan
adanya factor
tekanan darah,
beraktifitas yang
nadi dan RR
‐ Dipsnea setelah menyebabkan
2. Mampu 1 4
beraktifitas kelelahan
melakukan
‐ Monitor
‐ Menyatakan aktivitas sehari
nutrisi dan
merasa letih dan hari (ADLs)
sumber energi
merasa lemas secara mandiri
Indikator : yang adekuat
1. Tidak menunjukkan ‐ Monitor
Faktor yang
2. Jarang menunjukkan pola tidur dan
berhubungan: 3. Kadang menunjukkan lamanya
Psikologis: 4. Sering menunjukkan tidur/istirahat
Ansietas, gaya 5. Selalu menunjukan pasien
hidup
membosankan, Activity
depresi, stress Therapy
- Fisiologis: ‐ Bantu klien

anemia, status untuk

penyakit, mengidentifika
si aktivitas
peningkatan
yang mampu
kelelahan fisik,
dilakukan
malnutrisi
‐ Bantu untuk
mendpatkan
alat bantuan
aktivitas
seperti kursi
roda, krek
- Bantu
pasien/keluarg
a untuk
mengidentifika
si kekurangan
dalam
beraktivitas
4. Ancietas NOC : NIC :
Batasan ‐ Anxiety control Anxiety

karakteristik : Setelah dilakukan tindakan keperawatan Reduction


diharapkan kecemasan dapat diatasi (penurunan
‐ Mengekpresikan
dengan kriteria hasil: kecemasan)
kekhawatiran
N kriteria hasil Sblm ssd ‐ Gunakan
karena perubahan
o pendekatan
dalam peristiwa 1. Klien mampu 1 4 yang
hidup mengidentifikasi menenangkan
‐ Gelisah dan ‐ Identifik
‐ Insomnia mengungkapkan
asi tingkat
gejala cemas dan
‐ Kontak mata kecemasan
mampu
buruk ‐ Temani
mengontrol cemas
pasien untuk
‐ Mengintai, 2. Vital sign dalam 1 4 memberikan

tampak waspada, batas normal : keamanan dan

ketakutan, wajah TD:100/60-120/80 mengurangi


mmHg takut
tegang
RR: 16-20 x/menit ‐ Berikan
‐ Tremor, suara
N: 60-100 x/menit informasi
bergetar,
T: 36-37,5° C faktual
anoreksia 3. Postur tubuh, 1 4
mengenai
‐ Peningkatan ekspresi wajah,
diagnosis,
nadi, bahasa tubuh dan
tindakan
tingkat aktivitas
peningkatan prognosis
menunjukkan
nafas, pupil ‐ Dorong
berkurangnya
melebar keluarga untuk
kecemasan
‐ Anoreksia, mual, menemani
Indikator :
klien
diare, 1. Tidak menunjukkan
‐ Kolabor
‐ Gangguan 2. Jarang menunjukkan
3. Kadang menunjukkan asi pemberian
tidursi,
obat untuk
4. Sering menunjukkan
5. Selalu menunjukkan mengurangi
Faktor yang kecemasan
berhubungan:
status kesehatan,
status fungsi,
peran, penyalah
gunaan zat,
penularan
penyakit, ancaman
kematian, status
ekonomi,
lingkungan
5. Resiko infeksi NOC NIC
- Immune Status Infection

Batasan - Knowledge : Infection control Control


karakteristik: - Risk control (Kontrol
- Penyakit kronis Setelah dilakukan tindakn keperawatan infeksi)

- Pertahanan tubuh diharapkan tidak ada resiko infeksi - Bersihka


dengan kriteria hasil : n lingkungan
primer yang
setelah
tidak adekuat
N kriteria hasil Sbl ss dipakai pasien
(mis. Integritas
o m d lain
kulit tidak utuh, 1. Klien bebas dari 1 4 - Cuci
jaringan yang tanda dan gejala tangan setiap
mengalami infeksi sebelum dan
2. Mendeskripsikan 1 4
trauma, status sesudah
proses penularan
cairan tubuh) tindakan
penyakit, factor
- Pertahanan tubuh kperawtan
yang
sekunder yang - Gunakan
mempengaruhi
tidak adekuat sabun
penularan serta
antimikrobia
(mis. Penurunan penatalaksanaannya
untuk cuci
hemoglobin, ,
3. Menunjukkan 1 4 tangan
leokopeni,
kemampuan untuk - Gunakan
penurunan
mencegah baju, sarung
respon inflamasi) tangan
timbulnya infeksi
- Peningkatan dan sebagai alat
pemajanan Jumlah leukosit pelindung
lingkungan oleh dalam batas normal - Pertahan
pathogen Indikator : kan
1. Tidak menunjukkan lingkungan
- Prosedur
2. Jarang menunjukkan aseptik
invasive
3. Kadang menunjukkan selama
- Pengetahuan
4. Sering menunjukkan pemasangan
yang tidak cukup
5. Selalu menunjukkan alat
untuk
- Tingktka
menghindari
n intake
pemajanan nutrisi
pathogen - Berikan
- Malnutrisi terapi
- Ketuban pecah antibiotik bila

dini atau perlu

memanjang
Infection
Trauma dan
Protection
kerusakan
(proteksi
kerusakan jaringan
terhadap
infeksi)
- Monitor
tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan
lokal
- Monitor
kerentanan
terhadap
infeksi
- Batasi
pengunjung
- Berikan
perawatan
kulit pada
area epidema
- Inspeksi
kulit dan
membran
mukosa
terhadap
kemerahan,
panas,
drainase
- Ispeksi
kondisi luka /
insisi bedah
- Dorong
masukkan
nutrisi yang
cukup
- Dorong
masukan
cairan
- Dorong
istirahat
- Instruksi
kan pasien
untuk minum
antibiotik
sesuai resep
- Ajarkan
pasien dan
keluarga
tanda dan
gejala infeksi
- Ajarkan
cara
menghindari
infeksi
- Laporka
n kecurigaan
infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta


Juall,Lynda,Carpenito Moyet. (2003).Buku Saku Diagnosis Keperawatan edisi
10.Jakarta:EGC

Junaedi, Iskandar dr., (2007) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

Price, Sylvia Anderson, (2004)

Anda mungkin juga menyukai