Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH MEKANISASI PERTANIAN

MESIN PENGOLAHAN PANGAN

OLEH
KELAS : G
KELOMPOK :
1. LIZA INDRIANI 1850402001111
2. LU’AILI ADDINA ZUHRI 185040200111172
3. SHAFIRA IZZA ANNISA 1850402001111
4. NISA’UN NAFIAH 1850402001111
5. HANIF AZHARI 1850402001111

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Makanan atau bahan pangan yang tidak dikonsumsi secara langsung dapat
membuat bahan tersebut rusak. Semua bahan mentah merupakan komoditas yang
mudah rusak, sejak dipanen, bahan pangan mentah akan mengalami kerusakan
melalui serangkaian reaksi biokimiawi. Kecepatan kerusakan sangat bervariasi, dapat
terjadi secara cepat hingga relatif lambat. Satu faktor utama kerusakan bahan pangan
adalah kandungan air. Bahan mentah dengan kandungan air yang tinggi dapat
mengalami kerusakan dalam beberapa hari saja, misalnya sayur-sayuran dan buah-
buahan. Sementara itu, biji-bijian kering yang hanya mengandung air tidak terlalu
banyak dapat disimpan hingga satu tahun pada kondisi yang benar.

Pengolahan hasil pertanian di samping untuk mendapatkan cita rasa yang enak,
kenampakan yang menarik dan juga ditujukan untuk usaha pengawetan. Pengawetan
tersebut dapat melalui proses pengolahan bahan pangan. Selama pengolahan bahan
pangan akan mengalami perubahan-perubahan baik secara fisik, kimiawi maupun
biokimiawi dengan adanya beberapa perlakuan. Pengawetan makanan dapat
dilakukan dengan beberapa teknologi. Teknologi yang digunakan dapat berupa
teknologi sederhana maupun teknologi yang canggih. Pengawetan makanan
merupakan upaya untuk menahan atau memperlambat laju respirasi maupun laju
perkembangan mikroorganisme yang ada pada makanan. Agar makanan dapat
disimpan lebih lama dan tidak cepat rusak. Mesin pengolahan pangan merupakan alat
untuk mengolah yang dapat berupa pengeringan, pendinginan, pemanasan,
pengemasan, pengalengan, dan lainnya.

Oleh karena itu, kegiatan pengolahan tersebut harus dikenali sebagai dasar
terjadinya cproses sehingga apa yang terjadi selama pengolahan dapat dikendalikan
untuk mencapai produk dengan karakteristik yang diinginkan Dengan demikian
mahasiswa dapat memahami suatu metode atau cara pengolahan bahan pangan untuk
menghasilkan produk yang menarik dan enak rasanya, awet. Untuk itu, dalam proses
pengolahan bahan pangan, baik di tingat rumah tangga maupun di industri adalah
melakukan optimisasi proses pengolahan untuk menghasilkan produk olahan

1.2 Tujuan
 Untuk mengetahui definisi pengolahan pangan berupa pengeringan,
pendinginan, pemanasan, pengemasan, dan pengalengan
 Untuk mengetahui tujuan pengolahan pangan berupa pengeringan ,
pendinginan, pemanasan, pengemasan, dan pengalengan.
 Untuk mengetahui mesin pengolahan pangan berupa pengeringan ,
pendinginan, pemanasan, pengemasan, dan pengalengan
BAB 2
PEMBAHASAN

Pengolahan pangan merupakan kumpulan metode atau teknik yang digunakan


untuk mengubag bahan pangan mentah menjadi seuatu produk tertentu dengan tujuan
tertentu. Pengolahan pangan dapat dilakukan secara sederhana yang dilakukan oleh
manusia. maupun dengan mesin teknologi tinggi yang dilakukan oleh industry
pengolahan pangan. pengolahan pangan dapat berupa pengeringan , pendinginan,
pemanasan, pengemasan, dan pengalengan dan lain lain.

Menurut Palupi dkk (2007) Pada prinsipnya pengolahan pangan dilakukan dengan tujuan:
1. untuk pengawetan, pengemasan dan penyimpanan produk pangan (misalnya
pengalengan)
2. untuk mengubah menjadi produk yang diinginkan (misalnya pemanggangan)
3. untuk mempersiapkan bahan pangan agar siap dihidangkan.

2.1 Pengeringan
Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau
mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian
besar air yang di kandung melalui penggunaan energy panas (Winarno,
1993). Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai 53%
sehingga mikroorganisme tidak dapat tumbuh lagi di dalamya.
a. Keuntungan pengeringan adalah bahan menjadi lebih awet dan volume
bahan menjadi lebih kecil sehingga mempermudah dan menghemat
ruang pengangkutan dan pengepakan, berat bahan juga menjadi
berkurang sehingga memudahkan transport.
b. Pengeringan juga mempunyai beberapa kerugian yaitu sifat asal bahan
yang di keringkan dapat berubah, misalnya bentuknya, sifat-sifat fisik
penurunan mutu dan sebagainya. Factor-faktor yang mempengaruhi
pengeringan terutama adalah luas permukaan benda, suhu pengeringan,
aliran udara, tekanan uap di udara, dan waktu pengeringan
contoh bahan pangan yang melalui proses pengeringan adalah tembakau,
kopi, the, dan biji-bijian.

2.2 pendinginan
2.3 pemanasan,
2.4 pengemasan,
2.5 pengalengan
BAB 3
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Palupi NS, FR Zakaria dan E Prangdimurti. 2007. Pengaruh Pengolahan terhadap Nilai Gizi
Pangan. Modul e-Learning ENBP, Departemen Ilmu & Teknologi Pangan-Fateta-IPB 2007

Anda mungkin juga menyukai