PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Program P2-Diare yaitu program pelayanan di Puskesmas untuk
pengendalian penyebaran dan dampak penyakit diare melalui upaya
pencegahan dan meningkatkan kualitas pelayanan serta meningkatkan
jangkauan Program P2-Diare. Program P2-Diare merupakan upaya
kesehatan meliputi kegiatan penemuan dan pengobatan penderita diare.
Pertemuan lintas sektor dan program terkait sistem kewaspadaan dini,
penanggulangan KLB, pemantapan logistik dan monitoring/evaluasi.
Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan
masyarakat di Negara berkembang seperti di Indonesia. Hal ini dapat
dilihat dengan morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei
morbiditas yang dilakukan oleh subdit Diare, Departemen Kesehatan dari
tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 memperlihatkan kecenderungan
insiden naik. Pada tahun 2012 angka kesakitan diare pada balita 900 per
1.000 balita, tahun 2013 insiden diare pada balita sebesar 6,7% (kisaran
provinsi 3.3%). tahun 2015 terjadi KLB diare dengan jumlah penderita
1.213 orang dan kematian 30 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) =
2,47% (DEPKES RI 2015).
Jumlah penderita diare yang ditangani di Jawa Barat tahun 2016
sebanyak 1.032.284 orang, atau 80,69% dari target sasaran sebesar 10% X
270/1000 penduduk, akan tetapi angka penemuan diare di
Kabupaten/Kota menunjukkan perbedaan yang ekstrim antar
Kabupaten/Kota, dengan besaran antara 0,06%-227,52%, batas terendah
Kabupaten Sebang 0,065 dan batas tertinggi Kota Cirebon 227,52%,
sedangkan Kabupaten Sukabumi 56.62% ini menunjukkan bahwa
penentuan target sasaran penemuan diare 10% dari 270/1000 tidak bisa di
tentukan, akan tetapi besaran masalah diare dapat dilihat, walaupun
demikian tidak menutup kemungkinan untuk daerah yang cakupannya
rendah diakibatkan oleh surveilan kasus diare yang kurang baik. (Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Barat Tahun 2016).
Berdasarkan data informasi profil kesehatan Indonesia tahun 2017
dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare di seluruh Indonesia adalah sekitar
1
7 juta, dan paling banyak terjadi di Provinsi Jawa Barat dengan 1,2 juta
kasus.
Namun pada hasil Riskesdas tahun 2018 menunjukkan Prevalensi
penyakit menular seperti diare pada balita mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2013 dari 18,5% menjadi
12,3%.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat merupakan
sarana kesehatan yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Sesuai fungsinya, petugas puskesmas melaksanakan pengawasan dan
pengendalian kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga dan lingkungannya
secara mandiri dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat.
UPTD Puskesmas Pabuaran merupakan bagian dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi. Sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat,
puskesmas telah berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Kecamatan Pabuaran yaitu antara lain dengan melaksanakan Program P2-
Diare. Program ini dilaksanakan oleh satu orang perawat yang merupakan
pemegang Program P2-Diare yang dibantu oleh instansi terkait.
2
VISI - MISI, MOTTO dan TATA NILAI PUSKESMAS
Tata nilai yang di anut sebagai acuan dan menjadi budaya dalam
melaksanakan pekerjaan oleh seluruh karyawan dari puncak pimpinan
hingga pelaksana di Puskesmas Pabuaran adalah “A S R I“ yang
merupakan akronim dari:
BUDAYA KERJA 5R :
3
1. Ringkas : Singkirkan/ buang yang tidak diperlukan
2. Rapi : Letakan segala sesuatu sesuai tempat dan fungsinya sejak
awal dan ketika akan di tinggalkan
3. Resik : Bersihkan meja kerja dan sekitarnya dari kotoran/
sampah
4. Rawat : Pertahankan kerapihan dan kebersihan meja kerja dan
seputarnya
5. Rajin : Jadikan kerapihan dan kebersihan sebagai sebuah
kebiasaan dan budaya di tempat kerja.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare, bersama
lintas program dan lintas sektor terkait.
2. Tujuan Khusus
a. Tercapainya penurunan angka kesakitan di wilayah kerja Puskesmas
Pabuaran
b. Terlaksananya tatalaksana diare sesuai standar
c. Diketahuinya situasi epidemiologi dan besarnya masalah penyakit
diare dimasyarakat, sehingga dapat dibuat perencanaan dalam
pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya di semua
jenjang pelayanan
d. Tersusunnya rencana kegiatan pengendalian penyakit diare di
Kecamatan Pabuaran meliputi target, kebutuhan logistik dan
pengelolaannya.
D. MANFAAT
1. Bagi Intansi Kesehatan