Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PENYAJIAN DATA
1. PENDAHULUAN
Ada dua cara penyajian data yang sering dipakai ialah : tabel atau daftar dan grafik
atau diagram.
Macam – macam daftar yang dikenal :
a. daftar baris kolom,
b. daftar kontingensi,
c. daftar distribusi frekuensi.

Dagram yang akan diuraikan di sini adalah :


a. diagram batang,
b. diagram garis,
c. diagram lambang attu diagram simbul,
d. diagram pastel dan diagram lingkaran,
e. diagram peta atau kartogram,
f. diagram pencar atau diagram titik.

2. BEBERAPA CONTOH DAFTAR STATISTIK


Skema garis besar untuk sebuah tabel, dengan nama nama bagiannya adalah seperti di
bawah ini :

Judul daftar

Judul Kolom

Sel
Sel
Badan daftar
Judul Baris
Sel

Catatan

Judul daftar, ditulis di tengah tengah bagian teratas, dalam beberapa baris, semuanya
dengan huruf besar. Secara singkat dan jelas dicantumkan meliputi : apa, macam atau
klasifikasi, dimana, bila, dan satuan atau unit data yang digunakan.

Judul kolom, ditulis dengan singkat dan jelas, bisa dalam beberapa baris. Usahakan
jangan melakukan pemutusan kata. Demikian halnya dengan judul baris. Sel daftar
adalahtempat nilai nilai data dituliskan. Dikiri bawah daftar terdapat bagian untuk catatan
catatan yang perlu atau biasa diberikan. Dalam bagian ini juga terdapat kalimat :
Sumber: . yang menjelaskan dari mana data itu dikutip. Jika kalimat ini tidak terdapat
biasanya dianggap bahwa pelapor sendiri telah mengumpulkan data itu.
Hal hal berikut sering pula diperhatikan ketika pembuatan sebuah tabel atau daftar :
a. Nama nama sebaiknya disusun sesuai dengan abjad
b. Waktu disusun secara berturut turut secara kronologis, misalnya : 1960, 1961, . . . ,1970.
c. Kategori dicatat menurut kebiasaan, misalnya: laki laki dulu baru perempuan, besar dulu
baru kecil, untung dulu baru rugi, dan sebagainya.
Contoh: Luas daerah daerah baguian Indonesia, dalam km persegi adalah sebagai berikut
( data dari Statistical Pocketbook of Indonesia 1960 )
Jawa dan Madura dibagi menjadi 5 daerah, ialah :
Jakarta 560, Jawa Barat 46.317, Jawa Tengah 34.206, Yogyakarta 3.169 dan jawa
Timur termasuk Madura seluas 47.922. Sumatera meliputi daerah daerah Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, dan Sumatera Selatan. Luas keenam
daerah itu masing masing adalah 55.392 ; 70.787; 49.778; 44.924; 94.562 dan
158.163. Kalimantan dibagi menjadi 4 bagian daerah ialah ; Barat, Selatan, Tengah
dan Timur dan luasnya berturut turut : 146.760 ; 37.660; 152.600 dan 202.440.
Seluruh Kalimantan luasnya adalah 539.460 km persegi. Sulawesi dengan
kepulauan di sekelilingnya mempunyai luas 189.035 km persegi, sedangkan
kepulauan Maluku 74.505. Kepulauan Nusa Tenggara di bagi menjadi tiga daerah
bagian yakni : Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengn luas
masing masing : 5.561; 20.177 dan 47.876 km persegi
Data diatas, yang disajikan secara naskah, sukar untuk dilihatdan dipelajari dengan
cepat. Jika disajikan dengan daftar, akan lain halnya . sebagai contoh adalah :
DAFTAR II (1)
LUAS DAERAH INDONESIA DALAM KM PERSEGI
Tahun 1962

DAERAH LUAS
Jakarta 560
Jawa barat 46.317
Jawa Tengah 34.206
Yogyakarta 3.169
Jawa Timur x) 47.922
Jakarta dan Madura 132.174
Aceh 55.392
Sumatera Utara 70.787
Sumatera Barat 49.778
Jambi 44.924
Riau 94.562
Sumatera Selatan 158.163
Sumatera 473.606
Kalimantan Barat 146. 760
Kalimantan Selatan 37.660
Kalimantan Tengah 152.600
Kalimantan Timur 202.440
Kalimantan 539.460
Sulawesi 189.035
Maluku 74.505
Bali 5.561
Nusa tenggara Barat 20.177
Nusa Tenggara Timur 47.876
Nusa Tenggara Timur 73.614
Irian Jaya 412.781
Seluruh Indonesia 1.895.175
Sumber : Statistical Pocketbook of Indonesia 1962
Catatan : x) termasuk Madura

Perhatikan Daftar II (2), Daftar II (3), Daftar II (4) berikut ini.

DAFTAR II (2)
PEMBELIAN BARANG BARANG OLEH JAWATAN A
DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH
1965 – 1967

Tahun Jumlah Barang


A B
Barang Harga
Banyak Harga Banyak Harga
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1965 19.1 315.8 8.3 234.4 10.8 81.4
1966 22.1 388.3 12.7 307.8 9.4 80.5
1967 24.0 382.4 11.0 290.4 13.0 92.0
Jumlah 66.5 1086.5 32.0 832.6 33.2 253.9
Catatan : Data Karangan

Kolom (2) dan (3), untuk jumlah, bisa ditempatkan pada kolom terakhir sesudah
kolom harga untuk barang B.
Data dalam daftar di atas bisa juga disajikan dalam daftar berikut:

DAFTAR II (3)
PEMBELIAN BARANG BARANG OLEH JAWATAN A
DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH
1965 – 1967

Barang 1965 1966 1967


Banyak Harga Banyak Harga Banyak Harga
A 8.3 234.4 12.7 307.8 11.0 290.4
B 10.8 81.4 9.4 80.5 13.0 92.0
Jumlah 19.1 351.8 22.1 388.3 24.0 382.4
Catatan : Data Karangan
Metode daftar lain untuk data dalam tabel tadi adalah sebagai berikut :

DAFTAR II (4)
PEMBELIAN BARANG BARANG OLEH JWATAN A
MENURUT BANYAK DAN HARGANYA
1965 – 1967

BARAN BANYAK BARANG HARGA


G ( RIBUAN UNIT ) (JUTAAN RUPIAH)
1965 1966 1967 Jumlah 1965 1966 1967 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
A 8.3 12.7 11.0 32.0 234.4 307.8 290.4 832.6
B 10.8 9.4 13.0 33.2 81.4 80.5 92.0 235.9
Jumlah 19.1 22.1 24.0 65.2 315.8 388.3 382.4 1.086.5
Catatan: Data karangan

Kolom jumlah, yakni kolom kolom (5) dan (9) berturut turut bisa ditempatkan sebelum
kolom kolom (2) dan (6). Kalau daftar yang harus dibuat berisikan tiga factor atau lebih yang
semuanya harus dijelaskan oleh data yang nantinya terdapat di dalam sel daftar, maka
pembuatan daftar tidaklah selalu mudah dapat dilaksanakan.
Untuk dapat yang menjelaskan keadaan pegawai di Jawatan A ditinjau dari factor factor:
jenis kelamin, pendidikan, dan pengalaman kerja, misalnya dapat dibuat daftar sebagai berikut :

DAFTAR II (5)
KEADAAN PEGAWAI DI JAWATAN A
MENURUT JENIS KELAMIN, PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN
Tahun 1980

Pendidikan dan Pengalaman Jenis Kelamin Jumlah


Laki laki Perempuan
SD Kurang dari 5 thn 15 7 22
5–9 22 14 36
10 – 19 19 17 36
20 tahun dan lebih 24 23 47
Jumlah 80 61 141
SLTP Kurang dari 5 thn 18 19 37
5–9 23 12 35
10 – 19 19 30 49
20 tahun dan lebih 32 24 56
Jumlah 92 85 177
SLTA Kurang dari 5 thn 17 14 31
5–9 16 22 38
10 – 19 7 5 12
20 tahun dan lebih 6 3 9
Jumlah 46 44 90
Jumlah Keseluruhan 218 190 408
Dalam daftar diatas tampak bahwa, jika diambil data 15, maka data ini menyatakan
bahwa ada 15 laki laki yang berpendidikan SD dan mempunyai pengalaman kerja kurang dari 5
tahun. Jadi data 15 ini telah menjeladkan ketiga buah factor yang ada dalam daftar.
Untuk data yang terdiri atas dua factor atau dua variabel, factor yang satu terdiri atas b
kategori dan lainnya terdiri atas k kategori dapat dibuat daftar kontingensi berukuran b x k
dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom. Bentuk yang sering dipakai dapat dilihat
berikut ini.

DAFTAR II (6)
BANYAK SEKOLAH DI DAERAH A
MENURUT TINGKAT SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN
Tahun 1970

Tingkat Sekolah
Jenis Kelamin SD SLTP SLTA JUMLAH

Laki Laki 4.758 2.795 1.459 9.012


Perempuan 4.032 2.116 1.256 7.404
Jumlah 8.790 4.911 2.715 16.416

Catatan : Data Karangan

Data kontingensi diatas adalah merupakan kontigensi 2 x 3 karena terdiri atas 2 baris dan
3 kolom.
Model lain misalnya daftar kontingensi 4 x 4, dapat dilihat dalam Daftar II (7).

DAFTAR II (7)
HASIL UJIAN MATEMATIKA DAN STATISTIKA
UNTUK 107 MAHASISWA

Nilai
Metematika 50 – 59 60 – 69 70 – 79 80 – 89 Jumlah
Nilai
Statistik
60 – 69 12 7 10 2 31
70 – 79 8 10 5 7 30
80 – 89 10 8 3 3 24
90 – 99 5 3 12 2 22
Jumlah 35 28 30 14 107

Jika data kuantitatif di buat menjadi beberapa kelompok, maka akan diperoleh daftar
distribusi frekuensi. Sebuah contoh adalah seperti dalam Daftar II(8).

DAFTAR II (8)
UMUR MAHASISWA UNIV. X
DALAM TAHUN
( AKHIR TAHUN 1970 )

UMUR BANYAK
MAHASISWA
17 – 20 1.172
21 – 24 2.758
25 – 28 2.976
29 – 32 997
33 – 36 205
Jumlah 8.108
Catatan : Data Karangan

Kolom kedua, yakni banyaknya mahasiswa, sering di singkat dengan f yang berarti
frekuensi dan menyatakan berapa mahasiswa yang umurnya tertulis pada kolom pertama.

3. DIAGRAM BATANG
Penyajian data dalam gambar akan lebih menjelaskan lagi persoalan secara visual.
Pertama akan diuraikan pokok dasar pembuatan diagram batang. Data yang variabelnya
berbentuk kategori atau atribut sangat tepat disajikan dalam diagram batang. Untuk
menggambar diagram batang di perlukan sumbu datar dan sumbu tegak yang berpotongan tegak
lurus. Sumbu datar di bagi menjadi beberapa skala bagian yang sama; demikian dengan sumbu
tegaknya. Skala pada sumbu tegak dengan skala pada sumbu datar tidak perlu sama. Kalau
diagram dibuat tegak, maka sumbu datar dipakai untuk menyatakan atribut dan waktu. Sebuah
contoh adalah sebagai berikut :
Letak batang yang satu dengan yang lainya harus terpisah dan lebarnya digambarkan
serasi digambarkan serasi dengan keadaan tempat diagram. Diatas batang boleh juga nilai
kuantum data dituliskan.
DAFTAR II (9)
BANYAK MURID DI DAERAH A
MENURUT TINGKAT SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN
Tahun 1970
TINGKAT BANYAK MURID JUMLAH
SEKOLAH LAKI - LAKI PEREMPUAN
SD 875 687 1.562
SMP 512 507 1.019
ST 347 85 432
SMA 476 342 818
SMEA 316 427 743
JUMLAH 2.526 2.048 4.574
Catatan : data karangan
Jika hanya melihat jumlah murid tanpa perincian jenis kelamin (Diagram batang
tunggal)

BANYAK MURID DI DAERAH A


MENURUT TINGKAT SEKOLAH
1800
1600 1562
1400
BANYAK MURID

1200
1019
1000
818
800 743
600 432
400
200
0
SD SMP ST SMA SMEA
TINGKAT SEKOLAH

Jika memperhatikan jumlah murid dan perincian jenis kelamin (Diagram batang dua
komponen)
1000
900
800
700

BANYAK MURID
600
500
400 LAKI - LAKI
300 PEREMPUAN
200
100
0
SD SMP ST SMA SMEA
TIGKAT SEKOLAH

4. DIAGRAM GARIS
Penyajian data dalam garis akan menggambarkan keadaan yang terus – menerus atau
berkesinambungan, misalnya produksi minyak tiap tahun, jumlah penduduk tiap tahun,kedaaan
temperature,yang dibuat dalam Diagram garis.
Contoh : penggunaan barang di jawatan pada tabel berikut :

DAFTAR II (11)
PENGGUNAAN BARANG A DI JAWATAN B
(DALAM SATUAN)
1971 – 1980

TAHUN BARANG YANG DIGUNAKAN


1971 376
1972 524
1973 412
1974 310
1975 268
1976 476
1977 316
1978 556
1979 585
1980 434
DIAGRAM GARIS DATA TABEL

PENGGUNAAN BARANG A DI JAWATAN B


700
600
500
Banyak barang

400
300
200
100
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tahun

Beberapa keadaan yang digambarkan oleh Diagram Garis :


(A) Keadaan yang bertambah secara konstan
(B) Keadaan yang bertambah dengan pertambahan yang menaik
(C) Keadaan yang bertambah dengan pertambahan yang menurun
(D) Keadaan yang menurun dengan penurunan yangtidak tetap

A B

C D

5. DIAGRAM LINGKARAN ATAU PASTEL


Untuk membuat diagram lingkaran, gambarkanlah sebuah lingkaran, lalu di bagi bagi
menjadi beberapa sector.Tiap sector melukiskan kategori data yang terlebih dahulu diubah kedalam
derajat .
Contoh : diagram lingkaran dan pastel data table berikut !
BIAYA TIAP BULAN DI DAERAH A
(DALAM %)

KEPERLUAN BIAYA
UNTUK (%)
POS A 28
POS B 18
POS C 14
POS D 22
POS E 10
POS F 8
JUMLAH 100

Tiap nilai data diubah dalam derajat


28
 Pos A= ×360 °=100.8 ° ● Pos D = 79.2º
100

18
 Pos B = ×360 °=64.8 ° ● Pos E = 36 º
100

14
 Pos C = ×360 °=50.4 ° ● Pos F = 28.8º
100

Gambar diagram lingkaran

8%

10% 28%
POS A
POS B
POS C
22% POS D
POS E
POS F
18%

14%

Gambar diagram pastel


10% 8% 28%

POS A
POS B
POS C
22% POS D
POS E
14% 18% POS F

6. DIAGRAM LAMBANG
Sering dipakai untuk mendapatkan gambaran kasaran sesuatu hal dan sebagia alat visual
bagi orang awam . sangat menarik dilihat lebih – lebih jika symbol yang digunakan cukup baik
dan menarik
Contoh : untuk melukiskan pegawai dipelbagai jabatan,diagram simbolnya dapat dilihat
sebagai berikut !

JAWATAN Jumlah Pegawai


A ☺☺☺☺☺☺☺ 73
B ☺☺☺☺☺☺☺☺☺ 85
C ☺☺☺☺☺☺ 58
D ☺☺☺☺☺☺ 60

7. DIAGRAM PETA
Diagram ini juga dinamakan kartogram ,dalam pembuatannya digunakan peta geografis
tempat data terjadi.Dengan demikian diagram ini melukiskan keadaan dihubungkan dengan
tempat kejadiaanya. Salah satu contoh yang sudah terkenal ialah jika kita membuka peta bumi
diamana terdapat pula peta daerah atau pula serta mencantumkan gambar – gambar pohon
kelapa,jagung,kuda,sapi,gunung berapi dan lain – lain

8. DIAGRAM PENCAR
Untuk kumpulan data yang terdiri atas dua variable dengan nilai kuantitatif,diagramnya
dapat dibuat dalam system koordinat dan gambarnya akan berupa kumpulan titik – titik yang
terpencar . karenanya dinamakan diagram pencar .
Contoh : berdasarkan Tabel II(9)
Diagram Pencar Data tunggal (hanya memperhatikan jumlah murid)

1800
1600
1400
Banyak murid

1200
1000
800
600
400
200
0
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Tingkat sekolah
JAWABAN SOAL HALAMAN 39-44

1. Hasil sampling ataupun sensus perlu disajikan dalam daftar atau diagram agar tersusun rapi
sehingga tampak teratur, mudah dibaca, mudah dipahami, dan dimengerti sedemikian rupa.
2. Skema umum, disertai nama-nama bagiannya :

Judul Kolom

Sel
Sel
Badan daftar
Judul Baris
Sel

3. Keterangan yang dapat diperoleh dari:


 judul daftar adalah apa macam atau klasifikasi, di mana atau unit data yang digunakan.
 catatan adalah tentang keterangan mengenai symbol suatu kategori atau hal-hal apa saja
yang bersifat khusus.
 badan daftar adalah tentang nilai-nilai atau isi data yang dibahas.
4. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat daftar
 Nama sebaiknya disusun teratur menurut abjad
 Waktu yang digunakan disusun secara kronologis
 Kategori yang digunakan dibuat berdasarkan kebiasaan
5. Daftar kontingensi m X n sama dengan n X m karena daftar ini digunakan untuk data yang
mengandung dua factor atau dua variable yakni baris dan kolom saja, jadi tergantung pada cara
kita menentukan mana yang menunjuk pada baris dan mana yang menunjuk pada kolom.
6. skema sebuah daftar baris kolom untuk menyajikan data tentang ijazah yang diberikan(sarjana
muda dan sarjana menurut jenis kelamin pria dan wanita) oleh tiap fakultas 5 universitas.Banyak
fakultas di tiap universitas tidak perlu sama.
7. Gaji terendah sekelompok pegawai Rp.5.100,00 dan gaji tertinggi Rp.10.750,00.Buatlah skema
daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas 6 baris (disebut pula 6 kelas interval)
DAFTAR GAJI PEGAWAI

Besar gaji (Rp) Jumlah


5.100-6.041 5
6.042-6.984 11
6.985-7.927 3
7.928-8.870 8
8.871-9.813 13
9.814-10.750 6
8. Lihat daftar II(6). Buatlah daftar sedemikian rupa sekaligus tetapi sekrang dilengkapi dengan
banyak murid dalam keadaan relative(dalam ℅). Lalu jawablah pertanyaan berikut:
a. ℅ murid perempuan = 7.404 x 100℅ = 45.1℅
b. ℅ murid SD = 8.790 x 100℅ =53,5℅
℅ murid SLTP =4.911 x 100℅ =29.9℅
℅ murid SMA =2.715 x 100℅ =16.5℅
c. ℅ murid laki-laki SLTA =
9. Lihat daftar II(7). Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
a. Siswa yang memiliki nilai statistika lebih dari 79 ada 46 orang
b. Siswa yang memiliki milai statistika tidak kurang dari 80 ada 46 orang
c. Siswa yang nilai statistika tidak kurang dari 80 dan matematikanya tidak lebih dari 69 ada 18
orang.
10. Lihat daftar II(8). Dengan melakukan interpolasi, tentukan ada berapa mahasiswa yang umurnya
paling muda 25 tahun dan paling tua 30 tahun.
11. Lihat daftar II (6) diagram yang cocok untuk data tersebut.(bisa lebih dari satu macam diagram)

DIAGRAM BANYAK MURID SEKOLAH DI DAERAH A


MENURUT TINGKAT SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN
TAHUN 1970

5000
4500
4000
3500
3000
2500 Laki-laki
2000 Perempuan
1500
1000
500
0
SD SLTP SLTA

12. Perhatikan kembali daftar yang sudah dibuat dalam soal 11.Buatlah diagramnya yang cocok
untuk itu
SUHU MAKSIMUM DAN MINIMUM DI BEBERAPA KOTA DI INDONESI MENURUT DEPARTEMEN
PERHUBUNGAN, DIREKTORAT PERHUBUNGAN UDARA

35

30

25

20

15 suhu max( ̊C)


suhu min( ̊C)
10 rata-rata( ̊C)

0
ta g g ta aya n g g in n o k g r g n
kar dun aran kar b eda dan ban as apa nad ana dan pasa pan bo
Ja an em gya ura M Pa lem jarm likp Ma onti pan en Ku Am
B S Yo S Pa Ban Ba P U. D

Anda mungkin juga menyukai