Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Perusahaan


1.1.1 Profil Perusahaan
Usaha ini di dirikan sejak tahun 1999 dengan nama Rumah Mode factory outlet. Rumah
Mode merupakan usaha ritel yang menjual pakaian dengan konsep factory outlet yang cukup
dikenal dan sebagai salah satu yang terbaik di Bandung dan sekitarnya. Factory outlet yang tetap
mempertahankan rumah sebagai ikon Rumah Mode di Jalan Setiabudi Bandung ini membuat
pengunjung tidak semata seperti pergi ke toko untuk berbelanja pakaian, tetapi sekaligus bisa
menikmati suasana rumah dengan pekarangan dan taman yang luas. Bahkan, juga tersedia arena
bermain untuk anak-anak. Konsep pelayanan inilah yang menjadi ciri khas dari usaha ritel
tersebut, sudah dipastikan banyak orang yang mengetahui tempat berbelanja seperti ini selain
dari pelayanan yang di berikan produk-produknya juga telah banyak menghiasi majalah-majalah
(sumber: http://factoryoutletbdg-rumahmode.blogspot.com) .
Penggagas usaha Rumah Mode factory outlet adalah Bapak Hario Aldi Adhisaputra
bermula dari suatu hobby dan berbekal talenta yang dimilikinya, ditambah dengan pendidikan
formal di bidang desain lulusan Tata Whidi Budiharjo School of Design di Bandung dan School
of Design di Singapura. Tujuan pendirian usaha ini adalah untuk menyediakan pakaian, selain
barang-barang sisa eksport yang ditawarkan Rumah Mode juga merupakan butik pakaian untuk
pria dan wanita yang murah dengan mengutamakan pelayanan dan kenyamanan berbelanja pagi
para pelanggannya.

Gambar 1.1
Logo Perusahaan
Sumber : http://factoryoutletbdg-rumahmode.blogspot.com
Rumah Mode mulai mengembangkan sistem seperti “one stop shopping” dimana untuk
memenuhi kebutuhan lain selain hanya berbelanja pakaian saja, Rumah Mode juga sangat
mengoptimalkan dalam segi pelayanan yang diberikan kepada pelanggan pada saat berbelanja
dengan cara menambahkan fasilitas-fasilitas baru seperti :

1) Kolam air mancur


2) Interior dengan nuansa tradisional
3) Coffe shop
4) taman dan kolam
5) Pijat reflexiology
6) Cafe/tempat makan
7) tempat bermain anak

Semua ini disediakan untuk memanjakan pelanggan dan digedung baru ini juga dijadikan
tempat kerja para karyawan untuk memproduksi pakaian desain Rumah Mode. Rumah Mode
tidak memiliki outlet/cabang lain di Indonesia ataupun Negara lainnya. Rumah Mode hanya ada
di Jl. Setiabudi Bandung yang digagas oleh Bapak Hario Aldi Adhisaputra (sumber:
http://factoryoutletbdg-rumahmode.blogspot.com)

1.1.2 Visi dan Misi


Adapun Visi dan Misi yang dibuat oleh Rumah Mode sebagai landasan kerja bagi para
pegawainya, yaitu :
a) Visi yang direncanakan oleh Rumah Mode yaitu menjadi factory outlet dan butik dengan
kualitas terbaik dengan harga yang wajar sehingga dapat memuaskan lapisan masyarakat
yang lebih luas.
b) Misi Rumah Mode adalah memberikan kesejahteraan yang cukup kepada semua pihak
yang berkepentingan dengan usaha factory outlet dan butik.

1.1.3 Struktur Organisasi

Rumah Mode memiliki struktur organisasi yaitu Board of director sebagai jabatan
tertinggi disini. Berikut ini Gambar 1.1 menggambarkan struktur organisasi dari Rumah Mode
yaitu :
Gambar 1.2
Struktur Organisasi Rumah Mode Factory Outlet
Sumber : http://factoryoutletbdg-rumahmode.blogspot.com

Keterangan :
1. Board of Director
2. Managing Director
3. Business Development Director
4. Corporate Secretary
5. Internal Audit
6. Senior Operational Manager
7. Production Manager
8. Quality Assurance Manager
9. Showroom Service Manager
10. Marketing and Sales Manager
11. General Affair Manager
12. Human Resource Manager
13. Accounting and Finance manager
14. Staff Pola
15. Staff Jahit
16. Staff Gaun
17. Staff Payet

1.2 Latar Belakang


Factory Outlet atau FO mulai hadir di tengah masyarakat pada tahun 1995 oleh seorang
pengusaha asal Bandung yaitu Perry Tistanto. Ia bergerak di bidang penjualan pakaian dan
mempopulerkan suatu konsep baru yaitu pakaian bermerk dunia dengan harga yang jauh lebih
murah.“We cut the price but not quality” yang menjadi tagline-nya menjanjikan konsumen akan
kualitas produk yang baik meskipun harga murah. Produk-produk yang sudah mempunyai merk
yang mendunia dengan harga yang selangit melalui konsep factory outlet dan ditawarkan dengan
harga yang lebih rendah. Alasan mengapa factory outlet mampu memberikan harga yang lebih
murah adalah karena dalam hal pemerolehan produk, factory outlet mengambil barang konsumsi
langsung dari pabrik. Banyak yang mengistilahkan hal ini sebagai barang sisa ekspor atau reject
yang tidak lolos dalam seleksi quality control (pemeriksaan kualitas) suatu perusahaan (sumber:
www.banguninspirasi.com) .
Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 1995 di kota Bandung, factory outlet semakin
berkembang dan merambah ke kota-kota besar lainnya di Indonesia seperti Jakarta, Tangerang,
Surabaya, Bali dan Makassar. Di kota Bandung sendiri, melalui sebuah situs promosi dan
panduan wisata kota Bandung terdapat lebih dari 85 factory outlet yang direkomendasikan untuk
dikunjungi. Produk-produk yang ditawarkan pun mengalami perkembangan, bukan hanya
pakaian, namun juga sepatu, tas juga aksesoris. Dari tahun ke tahun, terdapat peningkatan jumlah
factory outlet yang mengindikasikan bahwa peluang bisnis ini tidak pernah sepi peminat
ditengah persaingan yang ketat (sumber: www.banguninspirasi.com).
Munculnya fenomena factory outlet yang kian menjamur mengindikasikan bahwa konsep
produk busana bermerk dengan harga murah yang diusung menjadi daya tarik sendiri bagi
masyarakat. Dengan adanya fenomena ini tentu akan semakin banyak pembisnis melakukan
bisnis ini. Agar mampu bersaing dengan factory outlet yang lainnya harus memerlukan beberapa
strategi dan konsep pemasaran yang dapat membangkitkan emosi dari para konsumennya
misalkan dengan memperhatikan kenyamanan konsumen pada saat berbelanja. Tidak banyak
factory outlet memperdulikan desain lingkungan toko yang menarik dan memberikan kesan bagi
konsumen (sumber: www.banguninspirasi.com).
Selain Harga, Kualitas dan pelayanan yang menjadi bahan pertimbangan pada saat ini
yaitu atmospher (suasana) menjadi salah satu faktor penting bagi seorang konsumen dalam
memilih tempat untuk berbelanja. Suasana yang nyaman akan menjadi bahan pertimbangan
sendiri bagi konsumen sebelum memutuskan untuk datang atau mengunjungi toko tertentu.
Bahkan tidak sedikit konsumen yang ingin berbelanja ke tempat tersebut karena alasan menyukai
atmosphere (suasana) tempat tersebut (sumber: www.banguninspirasi.com) .
Rumah Mode juga melakukan beberapa inovasi untuk menarik konsumennya agar
melakukan kunjungan berulang kali. Salah satu cara inovasi yang dilakukan Rumah Mode ini
adalah penciptaan suasana atau Store atmosphere dengan menciptakan interior dengan nuansa
tradisional, adanya kolam dan air mancur, tata letak dan fasilitas lain yang mendukung,
pencahayaan yang cukup dan masih banyak yang lainnya. Keseluruhan itu guna untuk
menciptakan kenyamanan di dalam Rumah Mode agar konsumen merasa nyaman saat
berkunjung (sumber: www.banguninspirasi.com).
Store atmosphere merupakan kegiatan merancang lingkungan pembelian dalam suatu
toko dengan menentukan karakteristik fisik toko tersebut melalui pengaturan dan pemilihan dan
aktivitas barang dagangan, lingkungan pembelian yang terbentuk pada akhirnya akan
menciptakan image dari toko, menimbulkan kesan yang menarik dan menyenangkan bagi
konsumen dan mempengaruhi emosi konsumen saat melakukan pembelian. Elemen-elemen
Store atmosphere yaitu exterior (papan nama, bangunan luar, dst), general interior (kebersihan
toko, penerangan, keramahan pegawai toko, dst), store layout (pengaturan jarak, pengelompokan
barang, dst), point of purchase display (poster/gambar yang tergantung, display pada hari-hari
khusus, dst). Melalui penciptaan Store atmosphere yang baik maka diharapkan konsumen akan
tertarik dan terdorong untuk melakukan pembelian atau hanya sekedar berkunjung ke Rumah
Mode (sumber: www.banguninspirasi.com).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin mengetahui sejauh mana penerapan Store
atmosphere yang diciptakan Rumah mode. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Analisis Store atmosphere Factory Outlet Rumah Mode Bandung
Pada Tahun 2015”.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan identifikasi penelitian di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan Store atmosphere yang ada di Rumah Mode factory outlet Bandung
tahun 2015?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
mengenai :
1. Mengetahui pengetahuan tentang Store atmosphere yang telah diterapkan di Rumah Mode
factory outlet
1.5 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis.
Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan/wawasan mengenai bidang
pemasaran terutama yang berkenaan dengan konsep pemasaran store atmosphee sehingga
dapat mengaplikasikannya di dalam perkuliahan dan dunia pekerjaan, serta untuk
menyusun Laporan Tugas Akhir yang wajib ditempuh penulis sebagai mahasiswi Telkom
University bagi peneliti.
2. Bagi Perusahaan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan saran dalam aspek praktis (guna
laksana) yaitu untuk memberikan masukan bagi factory outlet Rumah Mode untuk
dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan strategi Store atmosphere
yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
3. Bagi Telkom University.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam perkembangan ilmu di bidang
Manajemen Pemasaran untuk menggali pendekatan-pendekatan baru dalam aspek strategi
pemasaran yang menyangkut strategi Store atmosphere dalam Bauran Pemasaran. Dan juga
bisa dijadikan proses pembelajaran didalam kelas untuk bahan pertimbangan dalam
mengembangkan strategi belajar mengajar guna meningkatkan kualitas di masa yang akan
datang melalui relevansi materi pembelajaran sesuai dengan tuntutan dunia pekerjaan

4. Bagi pembaca.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan dan sekaligus
untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai
pengaruh Store atmosphere mengingat masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian yang belum terungkap dalam penelitian ini.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan dalam penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran umum
mengenai penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN

Bab ini merupakan penjelasan secara umum, ringkas, dan padat yang menggambarkan
dengan tepat mengenai gambaran umum dari objek penelitian, latar belakang penelitian,
perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab Ini mengemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian kepustakaan
yang terkait dengan topik dan variabel penelitian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan
kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. Kajian Kepustakaan harus mencakup teori‐
teori mengenai Store atmosphere dan loyalitas yang sudah baku dalam buku teks, maupun
temuan-temuan terbaru yang ditulis dalam Jurnal Yang terpercaya. Hasil Kajian tersebut
kemudian digunakan untuk menguraikan kerangka pemikiran. Karena itu, bab ini akan
meliputi uraian tentang rangkuman teori, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian dari
Store atmosphere.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab Ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat menjawab atau menjelaskan masalah
penelitian, meliputi uraian tentang jenis penelitian, variabel operasional, tahapan
penelitian, populasi dan sampel pengumpulan data, uji validitas dan realibilitas, dan
teknik analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian dan pembahasannya harus diuraikan secara kronologis dan sistimatis
sesuai dengan perumusan masalah serta tujuan penelitian. Sistimatika Pembahasan ini
akan lebih tampak jelas luas cakupan, batas dan benang merahnya apabila disajikan
dalam sub‐judul tersendiri seperti hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab V ini menjelaskan penafsiran dan pemaknaan penulis terhadap hasil
observasi yang disajikan dalam bentuk kesimpulan. Kesimpulan tersebut
merupakan jawaban dari perumusan masalah dan adanya saran atau solusi dari
kesimpulan dan berhubungan dengan deskripsi atau eksplorasi dari observasi.

Anda mungkin juga menyukai