Anda di halaman 1dari 20

BAB III

HASIL PENGKAJIAN

A. Pengkajian Rumah Sakit


Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun sejak tahun 1976 menempati
lahan yang sangat sempit yaitu seluas 1,1 ha dengan luas bangunan sekitar 8800
m2 dan jumlah tempat tidur sebanyak 168 TT. Pada tahun 2005 Pemerintah
Kabupaten Cirebon menyediakan tanah seluas 4,5 ha di ruas jalan pantura di desa
Kebonturi Kecamatan Arjawinangun (saat ini status tanah milik Pemkab Cirebon
sudah dengan sertifikasi) sehingga pada tahun 2008 mulai dilakukan
pembangunan dilokasi yang baru dengan membangun Gedung Pelayanan Rawat
Jalan dengan biaya sebesar sekitar 9 M bersumber dari APBDII Kabupaten
Cirebon.

1. Sejarah Rumah sakit


RSUD Arjawinangun dibangun secara bertahap, berawal dari Puskesmas
Arjawinangun dengan tempat perawatan sejak tahun 1970. Pada tanggal 20 Juni
1979 berdasarkan SK Bupati NO 032.2/VI/1979 ditetapkan menjadi RSUD
Arjawinangun kelas D dengan 45 Tempat Tidur (TT), berdasarkan SK Menkes RI
tanggal 23 Oktober 1994 No 1183/Menkes/SK/X/ 94 ditetapkan sebagai RSU
Pemerintah Kelas D.
Sesuai SK Menkes RI No 110/Menkes/SK/I/95 ditetapkan sebagai RSU
Kelas C dan pada tahun 1996 ditindaklanjuti dengan Perda Kabupaten Cirebon No
4 Tahun 1996 tentang Pembentukan RSUD Kelas C. Pada tahun 2001 status
RSUD rjawinangun berubah menjadi Badan berdasarkan Perda Kabupaten
Cirebon tanggal 30 Nopember 2001 No 64 tahun 2001 sehingga terjadi perubahan
nomenklatur rumah sakit menjadi RSUD Arjawinangun. Sejalan dengan
diterbitkannya PP no 41 tahun 2007 tentang SOTK Pemerintah Daerah yang harus
dilaksanakan, maka Pemerintah Kabupaten Cirebon menerbitkan Perda No 5

32
tahun 2009 tanggal 25 Juni 2009 tentang SOTK baru Pemerintah Kabupaten
Cirebon dan perangkatnya.
Berdasarkan Peraturan daerah no 5 tahun 2009 tersebut nomenklatur RS
Arjawinangun berubah menjadi RSUD Arjawinangun. Berdasarkan Keputusan
Menteri Kesehatan No. HK. 03 .05/I/7873/2010 tentang Penetapan Kelas Rumah
Sakit Umum Daerah Arjawinangun Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat,
RSUD Arjawinangun sebagai rumah sakit kelas C naik menjadi kelas B,
kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan daerah kabupaten Cirebon No.12
Tahun 2011 tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten.
Rumah Sakit Arjawinangun Kabupaten Cirebon, dalam pasal 5
menetapkan bahwa RSUD Arjawinangun adalah kelas B Non Pendidikan. Pada
tanggal 26 Juli 2011 dilakukan pembahasan tupoksi RSUD Arjawinangun 2011
dan pada tanggal 2 November 2011 dilaksanakan pelantikan Struktur Manajemen
RSUD Arjawinangun Kelas serta pada tanggal 18 Juli 2012 diresmikan oleh
Bupati sebagai rumah sakit Kelas B, pada tahun 2015 telah diresmikan ruang
perawatan jiwa sehingga RSUD Arjawinangun menjadi rumah sakit pemerintah
daerah yang mengintegrasikan perawatan jiwa dengan perawatan fisik.

2. Profil Rumah Sakit


Hasil wawancara dengan kepala bidang keperawatan didapatkan visi misi
RSUD Arjawinangun
a. Visi Rumah Sakit
“Rumah Sakit yang Modern, Terpercaya dan Menyenangkan”
Modern: masa kini, terbaru atau mutakhir. Modern juga bisa berarti sikap
atau cara berpikir serta cara bertindak sesuai dengan tuntutan zaman.
Terpercaya: yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau
kelebihan seseorang atau sesuatu (bahwa akan dapat memenuhi harapannya dsb)
kpd diri sendiri ataupun pelanggan.
Menyenangkan: menjadikan senang; membuat bersuka hati,
membangkitkan rasa senang hati; memuaskan menarik (hati), merasa senang
(puas dsb) akan; menyukai.
b. Misi Rumah Sakit
1) Memberikan pelayanan kesehatan individu yang berkualitas yang
terstandar dan santun
2) Mengembangkan Kompetensi SDM secara berkesinambungan
diseluruh unit layanan
3) Membangun gedung rumah sakit yang atraktif dan fungsional
4) Melengkapi Peralatan Medis yang Canggih dan Memadai
5) Mengembangkan sistem-sistem yang mendukung Operasionalisasi RS
yang mengutamakan kepentingan pelanggan
6) Berperan aktif dalam menurunkan AKI dan AKB dalam rangka
meningkatkan IPM dikabupaten Cirebon

c. Moto Rumah Sakit


TERBAIK (Tanggap, Empati, Ramah, Bersih, Amanah, Ikhlas, dam
Kompeten)

d. Struktur Organisasi RS
e. Sumber Daya Manusia
a) Jumlah dokter RSUD Arjawinangun
Tabel 3.1
Jumlah Dokter Umun dan Spesialis
Di RSUD Arjawinangun Cirebon

NO Kualifikasi Purna Paruh Jumlah


Waktu Waktu
( org ) ( org )
1 Dokter Umum 21 21
2 Dokter Sp. Penyakit dalam 3 3
3 Dokter Sp. OG 4 4
4 Dokter Sp. Anak 4 4
5 Dokter Sp. Bedah 3 3
6 Dokter Sp. Radiologi 2 2
7 Dokter Sp. Anestesi 3 3
8 Dokter Sp. Patologi Klinik 1 1
9 Dokter Sp. Mata 2 2
10 Dokter Sp. THT 1 1
11 Dokter Sp. Jiwa 1 1
12 Dokter Sp. Paru 1 1
13 Dokter Sp. Syaraf 1 1
14 Dokter Sp. RM 1 1
15 Dokter Sp. Ortopedi 1 1
16 Dokter Sp. Bedah Syaraf 1 1
17 Dokter Sp. Jantung 1 1

18 Dokter Sp. KK 2 2

19 Dokter Gigi 2 2
20 Dokter Sp. Bedah Mulut 0 0
21 Dokter Sp. Urologi 1 1
22 Drg.Spesialis Orthodonty 1 1
23 Drg.Spesialis Kedokteran Gigi Anak 1 1
24 Drg.Spesialis Konservasi 1 1

JUMLAH 58 1 59

b) Jumlah Perawat di RSUD Arjawinangun


Tabel 3.3
Jumlah Perawat dan Bidan
Di RSUD Arjawinangun Cirebon
No Tenaga Keperawatan/Kebidanan Jumlah ( orang )
1 S1 Keperawatan Ners 52
2 D3 Keperawatan 280
JUMLAH 332

B. Pengkajian Ruangan Imam Bonjol

Ruang keperawatan Imam bonjol merupakan salah satu ruangan yang


berada di RSUD arjawinangun sama seperti ruang keperawatan umumnya ruang
imam bonjol diperuntukan untuk pasien bedah, yang terdiri dari 13 kamar rawat
inap dan terdapat 48 bed.

1. Pengelolaan Unit
a. Karakteristik Ruang Imam Bonjol
1) Struktur Organisasi
a) Struktur Ruangan Iman Bonjol
STRUKTUR ORGANISASI RUANG IMAM BONJOL
RSUD ARJAWINANGUN KABUPATEN CIREBON
KEPALA INSTALASI RAWAT INAP
Dr. H. Rosidi

KEPALA RUANGAN
Vivi Shofiyah, S.Kep.,Ners

Administrasi
Khaerudin

Ketua Tim 1 Ketua Tim 2


Warjo, S.Kep. Ners Dada Mahmudah Amd. Kep

PERAWAT PELAKSANA PERAWAT PELAKSANA


Fine Nurchozimah, Amd.Kep Mutmainah Amd.Kep
Baharia Yuniarti, Amd. Kep Ely Sunaely S.Kep.,Ners
Srihayati Amd.Kep
Koko Widiyanto, Amd. Kep
M. Iqbal Himawan Amd.Kep
Tuti Amd.Kep
Irwanto Amd.Kep
Hendra Herdiansyah, S.Kep.,Ners Eni Nuryati Amd.Kep
Umi Salma Amd.Kep Satri Amd.Kep
Nono Rustiyono Amd.Kep Fairuz Abadi Amd.Kep
Fanny Erlis Amd.Kep Widiyawati Amd.Kep
Tarwadi Amd.Kep Baetu Ridwan Amd.Kep
Nur Inayah Amd.Kep Usman Asadullah S.Kep.,Ners
Ade Riyanto Amd.Kep  
 
R. Dokter

Laki-Laki
Spul Hook
Perempuan

R. Kepala Ruangan
R. OPRA Nurstation U
R. Diskusi R. Isolasi LORONG
Dapur

K.09/T2
K.10/T2
K.12/T2
K.11/T2

K.01/T1 K.02/T1 K.03 K.04/T1 K.05/T1 K.06/T1 K.07/T1 K.08/T1

Tangga

R. Nurse
Kepala Station
Ruangan

Isolas POLI
R.
i Tindaka R.
n Dokter

R. CUT NYAK DIEN


b. Karakteristik Perawat
1) Karakteristik Perawat Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3.1
Data Jumlah Perawat di Ruang Imam Bonjol RSUD Arjawinangun
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 11
2 Perempuan 14
Total 25
Analisis : Berdasarkan tabel 3.1 diperoleh jumlah perawat diruang imam bonjol yaitu
sebanyak 11 perawat laki-laki, dan 14 perawat perempuan.
2) Karakteristik perawat berdasarkan Pendidikan

Tabel 3.2
Kualifikasi pendidikan formal tenaga keperawatan
Di Ruang Imam Bonjol RSUD Arjawinangun
No Tingkat pendidikan Jumlah Persentase
1 Ners 5 20 %
2 DIII 20 80 %
Total 25 100 %
Sumber :Data ruang Imam bonjol 2019
Analisis: Berdasarkan tabel 3.2 menunjukan tenaga keperawatan di ruang
Imam Bonjol sebagian besar berpendidikan D3 Keperawatan (Vokasional) dengan
persentasi sebesar 80%.
3) Karakteristik Perawat Berdasarkan Pelatihan PPI dan
Perawatan Luka Modern
Tabel 3.3
Pelatihan PPI dan Perawatan Luka Modern
Di RSUD Arjawinangun
No Jenis pelatihan Iya Tidak %
1 Pelatihan PPI 2 23 8
2 Pelatihan Perawatan Luka Modern 1 24 4
Berdasarkan tabel 3.3 perawat ruang Imam Bonjol yang mengikuti pelatihan
PPI sebanyak 2 orang atau 8%. dan yang mengikuti perawatan luka modern
sebanyak 1 orang atau 4%

c. Karakteristik Pasien
1) Karakteristik Pasien Masuk di Ruang Imam Bonjol

Grafi 3.4
Data Jumlah Pasien Masuk di Ruang Imam Bonjol
Dari Bulan Januari-Desember 2019 RSUD Arjawinangun
250

200

150

100

50

Sumber: Data pasien dari bulan Januari-Desemeber 2019

Berdasarkan grafik 3.4 pasien masuk dalam 1 tahun di ruang rawat imam bonjol
berjumlah 2395 pasien dengan rata rata perbulan 199 pasien.
2) Karakteristik berdasarkan pasien Keluar

Grafik 3.5
Data Jumlah Pasien Keluar di Ruang Imam Bonjol
Dari Bulan Januari-Desember 2019 RSUD Arjawinangun
250

200

150

100

50

Sumber: Data pasien dari bulan Januari-Desemeber 2019


Berdasarkan grafik 3.5 pasien keluar dalam 1 tahun di ruang rawat imam
bonjol berjumlah 2390 pasien dengan rata rata perbulan 199 pasien.
3) Berdasarkan Pasien Lama Rawat Inap
Grafik 3.6
Data Jumlah Pasien Lama Rawat di Ruang Imam Bonjol
Dari Bulan Januari-Desember 2019 RSUD Arjawinangun
1200

1000

800

600

400

200

Sumber: Data pasien dari bulan Januari-Desemeber 2019

Berdasarkan grafik 3.6 pasien lama rawat dalam 1 tahun di ruang rawat imam
bonjol berjumlah 1.0361 hari dengan rata-rata perbulan 863 hari.
Tabel 3.4
Kepatuhan 5 Momen Cuci Tangan Perawat
Ruang Imam Bonjol RSUD Arjawinangun Cirebon
No 5 Momen Cuci Tangan %
1 Sebelum kontak Dengan Pasien 28,4
2 Sebelum Melakukan Tindakan Aseptik 41,2
3 Setelah kontak Denga Pasien 68,4
4 Setelah Terkena Cairan Tubuh Pasien 86,8
5 Setelah Kontak Dengan Lingkungan Pasien 21,6
Rata-Rata 48,48
Berdasarkan Tabel 3.4 dari hasil observasi selama 24 jam / 3 Shift didapatkan
hasil dari 10 tindakan perawat imam bonjol dengan sampel 25 perawat yang
mematuhi 5 momen cuci tangan dengan rata-rata sebanyak 48,48 %
Tabel 3.5
Tindakan Manajemen Nyeri Perawat Terhadap Pasien
No Tindakan %
1 Manajemen Nyeri 8
Berdasarkan Tabel 3.4 didapatkan dari hasil observasi selam 3 hari dari
tanggal 19 sampai dengan 22 Januari 2020 perawat dalam melakukan tindakan
manajemen nyeri sebanyak 8%
4) BOR
Tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit dapat
dilihat dari persentasi BOR (Bod Occupaion Rate). Berdasarkan data yang diperoleh
dari ruang Imam Bonjol diperoleh hasil perhitungan BOR berdasarkan data selama 1
tahun terakhir yaitu dari bulan Januari-Desember 2019 dengan jumlah tempat tidur 48
adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7
Distribusi Nilai BOR Di Ruang Imam Bonjol
RSUD Arjawinangun Pada Januari-Desember 2019

Bulan Jumlah Hari Perawatan BOR(%)


Januari 995 66.87%
Februari 914 68.01%
Maret 1062 71.37%
April 992 68.99%
Mei 998 67.07%
Juni 929 64.51%
Juli 1049 70.50%
Agustus 1036 69.62%
September 1006 69.85%
Oktober 1085 72.92%
November 1017 70.63%
Desember 1040 69.89%
Jumlah 12.123
Rata – Rata 69.20%
Sumber: Data bulan Januari-Desember 2019

Analisis: Berdasarkan tabel 3.7 diperoleh rata-rata nilai BOR pada 1 tahun
terakhir yaitu dari bulan Januri-Desember 2019 sebesar 69.20%, Menurut DEPKES
RI (2005) menyebutkan bahwa BOR yang ideal adalah antara 60-85%, jadi dapat
disimpulkan bahwa BOR di ruangan Imam Bonjol masuk dalam kategori baik.

5) LOS (Length of Stay)


LOS adalah rata-rata lama hari rawat setiap pasien. Lama waktu rawat yang
baik maksimum 12 hari, standar Nasional untuk RSU dalam satu tahun adalah 7-10
hari. Berdasarkan hasil data pada bulan Januari-Desember 2019 didapatkan data
sebagai berikut :

Tabel 3.8
Distribusi Nilai LOS Di Ruang Imam Bonjol
RSUD Arjawinangun Pada Januari-Desember 2019

Bulan Lama Rawat Jumlah Pasien Keluar LOS (Hari)


Januari 910 202 4.50
Februari 691 209 3.31
Maret 921 210 4.39
April 805 182 4.42
Mei 645 172 3.75
Juni 787 158 4.98
Juli 983 205 4.90
Agustus 952 215 4.43
September 911 204 4.47
Oktober 962 212 4.54
November 943 235 4.01
Desember 851 186 4.59
Jumlah 10.361 2.390 4.34 hari
Sumber: Data bulan Januari-Desember 2019

Analisis : Berdasarkan tabel 3.8 hasil data pada bulan Januari-Desember 2019
didapatkan data lama rawat 10.361 dengan jumlah pasien keluar 2.390 sehingga LOS
yang didapatkan 3 hari.

6) TOI (Turn Over Interval)


Selang waktu antara pemakaian tempat tidur, rata-rata suatu tempat tidur
kosong atau waktu antara satu tempat tidur ditinggalkan oleh pasien sampai dengan
diisi lagi. Standarnya 1-3 hari untuk RSU dalam satu tahun. Ruang Imam Bonjol
memiliki 48 tempat tidur, berdasarkan data bulan Januari-Desember 2017 didapatkan
bahwa:
Tabel 3.9
Distribusi Nilai TOI Di Ruang Imam Bonjol
RSUD Arjawinangun Pada Januari-Desember 2019

Bulan Hari Jumlah Pasien Keluar TOI (Hari)


Perawatan
Januari 995 202 2.44
Februari 914 209 2.06
Maret 1062 210 2.03
April 992 182 2.46
Mei 998 172 2.85
Juni 929 158 3.23
Juli 1049 205 2.14
Agustus 1036 215 2.10
September 1006 204 2.13
Oktober 1085 212 1.90
November 1017 235 1.80
Desember 1040 186 2.41
Jumlah 12.123 2.390 2.26 Hari
Sumber: Data bulan Januari-Desember 2019

Analisis : Berdasarkan hasil data pada bulan Januari-Desember 2019


didapatkan hari perawatan 12.123 hari dengan jumlah pasien keluar 2.390 sehingga
TOI yang didapatkan 2 hari.

7) BTO (Bed Turn Over)


Frekuensi pemakaian tempat tidur, standarnya pemakaian tempat tidur dalam
1 priodeberapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Ideal
dalam satu tahun, satu tmpat tidur rata rata dipakai 40-50 kali (Depks RI 2005).
Ruang Imam Bonjol memiliki 48 tempat tidur, berdasarkan data bulan Januari-
Desember 2019 didapatkan bahwa:
Tabel 3.10
Distribusi Nilai BTO Di Ruang Imam Bonjol
RSUD Arjawinangun Pada Januari-Desember 2019

Bulan Jumlah Pasien Keluar BTO


Januari 202 4.21
Februari 209 4.35
Maret 210 4.38
April 182 3.79
Mei 172 3.58
Juni 158 3.29
Juli 205 4.27
Agustus 215 4.48
September 204 4.25
Oktober 212 4.42
November 235 4.90
Desember 186 3.88
Jumlah 2.390 49.79
Sumber: Data bulan Januari-Desember 2019

Analisis : Berdasarkan hasil data pada bulan Januari-Desember 2019


didapatkan jumlah pasien keluar 2.390 sehingga BTO yang didapatkan 50 kali. Data
ini sesuai dengan standar Depkes RI 2005.

8) NDR (Net Death Rate)


Angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap 1000 penderita keluar,
standar ideal yang ditetapkan Depkes yaitu <25 per mil (Dekes RI 2005).
Berdasarkan data bulan Januari-Desember 2019 didapatkan bahwa:

Tabel 3.11
Distribusi Nilai NDR Di Ruang Imam Bonjol
RSUD Arjawinangun Pada Januari-Desember 2019
Bulan Jumlah Pasien Jumlah Pasien NDR (%)
Meninggal Keluar
Januari 5 202 24.75
Februari 3 209 14.35
Maret 2 210 9.52
April 1 182 5.49
Mei 0 172 0.00
Juni 1 158 6.33
Juli 3 205 14.63
Agustus 4 215 18.60
September 0 204 0.00
Oktober 4 212 18.87
November 4 235 17.02
Desember 1 186 5.38
Jumlah 28 2.390 1.17
Sumber: Data bulan Januari-Desember 2019

Analisis: Berdasarkan hasil data pada bulan Januari-Desember 2019


didapatkan jumlah pasien meninggal > 48 jam adalah 28 dan jumlah pasien keluar
2.390 sehingga NDR yang didapatkan 1.17%.
9) GDR (Gross Death Rate)
GDR adalah angka kematian kasar untuk tiap-tiap seribu penderita keluar baik
hidup atau mati. Berdasarkan data bulan Januari-Desember 2019 didapatkan bahwa:

Tabel 3.12
Distribusi Nilai GDR Di Ruang Imam Bonjol
RSUD Arjawinangun Pada Januari-Desember 2019

Jumlah Pasien Jumlah Pasien


Bulan GDR (%)
Meninggal Keluar
Januari 6 202 29.70%
Februari 4 209 19.14%
Maret 2 210 9.52%
April 2 182 10.99%
Mei 3 172 17.44%
Juni 1 158 6.33%
Juli 3 205 14.43%
Agustus 6 215 27.91%
September 3 204 14.71%
Jumlah Pasien Jumlah Pasien
Bulan GDR (%)
Meninggal Keluar
Oktober 4 212 18.87%
November 8 235 34.04%
Desember 3 186 16.13%
Jumlah 45 2.390 1.88%
Sumber: Data bulan Januari-Desember 2019

Analisis : Berdasarkan hasil data pada bulan Januari-Desember 2019


didapatkan jumlah pasien meninggal 45 pasien dan jumlah pasien keluar 2.390
sehingga GDR yang didapatkan 1.88%.
d. Material

Tabel 3.13
Daftar Alat Kesehatan Ruang Imam Bonjol tanggal 20-23 Februari 2017
RSUD Arjawinangun Tahun 2018
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Kurang Ket.
Baik Rusak
Baik
A. Alat Kesehatan
1 Bak Instrumen 13 1 12
2 Bengkok 10 10 -
3 Spuit - - - Tidak ada
4 Bed side monitor - - - Tidak ada
5 Brangkar 2 2 -
6 Gunting perban 2 2 -
7 Gliserin spuit - - - Tidak ada
8 Infuse pump - - - Tidak ada
9 Irigator set - - - Tidak ada
10 Korsi roda 2 2 -
11 Lampu sorot tindakan 1 1 -
12 Lampu emergency - - - Tidak ada
13 Light case - - - Tidak ada
14 Lampu baca rongent 1 1 -
15 Nebulizer 2 2 -
16 Oksigen sentral - - - Tidak ada
17 Oksimetry 3 2 1
18 Pen light 1 1 -
19 Pispot - - - Tidak ada
20 Pinset anatomis 28 24 4
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Kurang Ket.
Baik Rusak
Baik
21 Pinset sirurgis 11 10 1
22 Reflek hummer 1 1 -
23 Standar Waskom - - - Tidak ada
double
24 Set angkat jahitan - - - Tidak ada
25 Set ganti balutan - - - Tidak ada
Set aspirasi sumsum - - - Tidak ada
26 tulang belakang
27 Spigmomanometer - - - Tidak ada
28 Spirometry - - - Tidak ada
29 Sucsion fortable 1 1 -
30 Sucsion sentral - - - Tidak ada
31 Standar infus 47 47 -
Set resusitasi 2 1 1
32 deawasa/anak
33 Standar infus mobile 5 5 -
Stetoskop dewasa 6 6 -
34
35 Stetoskop anak - - - Tidak ada
36 Syringe pump 1 1 -
Tempat tidur pasien 48 48 -
37 (manual)
Tempat tidur pasien - - - Tidak ada
38 elektrik
39 Tensimeter dewasa 1 1 -
40 Thermometer digital 2 2 -
Thermometer sensor 1 1
41 infared
Timbangan berat 1 1 -
42 badan dewasa
Timbangan berat - - - Tidak ada
43 badan anak
44 Tongue spatel 1 1
45 Troli emergency 1 1 -
Troli tindakan 4 4 -
46 instrument
Troli tabung oksigen 2 2 -
47 besar
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Kurang Ket.
Baik Rusak
Baik
48 Tabung oksigen kecil 1 1 -
49 Troli dan alat EKG 1 1 -
50 Tourniquet 3 3 -
51 Thoracic drainage - - - Tidak ada
52 Skerm - - - Tidak ada
53 Urinal pot - - - Tidak ada
54 Vein stabileizer 1 1 -
55 Set cuci rambut - - - Tidak ada
56 Set memandikan - - - Tidak ada
57 Set GV 14 14
58 Sterilisator - - - Tidak ada
59 Vasculuminafar - - - Tidak ada
B. Sarana pendukung1
1 AC ½ PK 1 1 -
2 AC 1 PK 1 1 -
3 AC 2 PK 8 2 6
4 APAR 2 2 -
5 Lemari Arsip 2 2 -
6 Lemari Alkes 1 1 -
7 Loker Obat 1 1 -
8 Loker Perawat 1 1 -
9 Computer 1 1 -
10 Kulkas Obat 1 1 -
11 Kursi Perawat 6 6 -
12 Kursi Kayu - - - Tidak ada
Kursi Penunggu 37 37 -
13 Pasien
14 Kursi Bundar Tinggi 9 9 -
15 Kursi Kayu Panjang - - - Tidak ada
16 Kipas Angin Tornado 1 1 -
17 Kipas Angin Dinding 23 23 -
18 Kabinet - - - Tidak ada
19 Meja Kayu 2 2 -
20 Meja Makan Pasien - - - Tidak ada
21 Printer 1 1 -
22 Televisi 1 1 -
23 Telephone 3 3 -
Kondisi
No Nama Barang Jumlah Kurang Ket.
Baik Rusak
Baik
24 Kursi Penunggu - - - Tidak ada
Pasien Ada Sandaran
Sumber: Data Bulan Januari – Desember 2019
Analisis: Berdasarkan tabel 3.13 alat-alat kesehatan dalam keadaaan kurang
baik namun hasil dari observasi selama dua hari tanggal 20-23 Januari 2020 alat yang
di gunakan untuk set ganti balutan belum memadai. Selain itu, dalam perawatan alat
setelah pakai seperti nirbeken dan alat-alat habis pakai disimpan di tempatnya, dan
ruang tempat penyimpanan alat terpelihara dengan baik. Penyimpanan spuit habis
pakai di simpan di tempat sampah yang khusus spuit, sedangkan benda tajam dan
jarum masuk ke safety box, serta pembuangan sampah medis dan nonmedis sudah
menggunakan tempat yang sesuai dengan jenis sampah di ruang Imam Bonjol.
Pada hasil observasi ruang Imam Bonjol tidak sepenuhnya memiliki sarana
pendukung sendiri untuk memenuhi kebutuhan dan pelayanan kesehatan pada pasien
seperti mesin EKG yang dimiliki ruangan hanya satu. Untuk sarana pendukung
lainnya seperti kipas angin dinding yang dimilki oleh ruang Imam Bonjol sejumlah
23 yang berfungsi dengan baik dan yang menggunakan AC

1) Inventaris Linen
Berdasarkan hasil observasi, linen yang digunakan di Ruang Imam Bonjol
sudah tersentral, stock hanya kurang dari kebutuhan ruangan untuk setiap harinya.
Linen dalam keadaan baik semua, proses suplai linen langsung diperoleh dari sentral
laundry RSUD Arjawinangun. Ruang Imam Bonjol hanya memiliki 39 linen
sedangkan tempat tidur di ruangan berjumlah 48 tempat tidur sehingga dapat
dikatakan jumlah linen kurang dalam ruangan.
Analisis: berdasarkan observasi dan wawancara ke 14 pasien pada tanggal
20-23 Januari 2020 didapatkan data bahwa linen diganti ketika sudah dalam keadaan
kotor dan ketika terkena cairan tubuh pasien, berdasarkan wawancara dengan
perawat, perawat mengatakan linen diganti 1 hari sekali. Kebersihan untuk pasien
harus dijaga kebersihannya untuk mengurangi terjadinya infeksi dan mencegah
lamanya rawat inap. Perawatan tempat tidur pasien merupakan hal yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan rasa nyaman pasien selama dirawat di rumah sakit
sehingga kebutuhan pasien terpenuhi. Ruang tempat penyimpanan linen tertata
dengan rapih namun dalam keadaan pintu lemari terbuka.

2. Pengelolaan asuhan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai