Anda di halaman 1dari 22

PENGESAHAN

Nomor :188/MI-AW/VII/2019

Setelah mempertimbangkan masukan Yayasan Pendidikan Islam Awaluddin Desa Pal IX Kecamatan
Sungai Kakap kabupaten Kubu Raya ditetapkan berlaku terhitung mulai tanggal 2 Juli 2019.

Kurikulum MIS Awaluddin Sungai Bemban ini sebagai dasar acuan operasional pelaksanaan kurikulum
pendidikan pada MIS Awaluddin Sungai Bemban dan pada akhir tahun pelajaran, pelaksanaan kurikulum
ini akan dievaluasi dan/atau ditinjau ulang yang hasilnya akan digunakan untuk penyusunan dan
penetapan KTSP untuk tahun pelajaran berikutnya.

Ditetapkan : Pal IX

Tanggal : 2 Juli 2019

Mengetahui,

Pengawas Madrasah Kepala Madrasah,

Hj. Hairianti, S.Ag.,M.Pd. NI’MATURROHMAH, S.Pd.I


NIP. 19671005 199703 2 001

Mengetahui,

Kepala Kantor Kementerian Agama Kubu Raya

Kasi Pendis

H.M. AGUS SAFWAN, M.Si.


NIP. 197208121998031005

i
MIS. AWALUDDIN
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah swt. Serta shalawat dan salam untuk Nabi
Muhammad saw, Tim Penyusun Kurikulum MIS Awaluddin Sungai Bemban dapat menyelesaikan
penyusunan kurikulum untuk digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan dalam
menentukan berbagai kebijakan dan kegiatan belajar mengajar, agar terencana, terarah, dan tepat tujuan
yang akan dicapai khususnya dalam mengantarkan perserta didik menjadi insan yang berprestasi,
berkualitas, berkepribadian Islami atas dasar Iman dan Taqwa kepada Allah swt sebagai bekal hidup dan
bekal membangun negeri tercinta Indonesia.

Dalam penyusunan Kurikulum MIS Awaluddin Sungai Bemban ini kami berupaya semaksimal
mungkin menyajikan konsep, perangkat, serta strategi yang ideal, namun karena berbagai keterbatasan
yang ada pada kami kekurangan dan kesalahan tidak bisa kami hindari.

Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan serta bimbingan demi terselesaikannya
Kurikulum 2013 ini, kami ucapkan terimakasih.

Pal IX, 2 Juli 2019

Kepala Madrasah,

NI’MATURROHMAH, S.Pd.I

ii
MIS. AWALUDDIN
TIM PENYUSUN DAN PENGEMBANG KTSP

MIS AWALUDDIN SUNGAI BEMBAN KECAMATAN SUNGAI KAKAP

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Pembina : 1. Kepala Kantor Kementerian Agama Kubu Raya

2. Kasi Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kubu Raya

3. Pengawas Madrasah Kubu raya

4. Yayasan Pendidikan Islam Awluddin

Penanggung Jawab : NI’MATURROHMAH, S.Pd.I (Kepala MIS Awaluddin)

Ketua : NI’MATURROHMAH, S.Pd.I

Sekretaris : Atih Wianti, S.Pd.I

Anggota :

1. Sumarni
2. Heni Kusmiati, S.Pd.I
3. Siti Khumairoh, S.Pd.I
4. Ahmad, S.Pd
5. Ratna Sari, S.Pd.I
6. Satienah
7. Hj, Sri Widawati, S.Pd
8. Lita Mardiana, S.Si
9. Marnati, S,Pd,I
10. Husiman, S.Hi
11. A. Zealani, S.Pd.I
12. Samhaji, S.Pd.I
13. Rahmawati
14. H. Hamdi, A.Ma.Pd

Ditetapkan di : Pal IX

Tanggal : 2 Juli 2019

Kepala Madrasah

NI’MATURROHMAH, S.Pd.I

iii
MIS. AWALUDDIN
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………………………………...
B. Tujuan Pengembangan Kurikulum…………………………………………………….
C. Prinsip Pengembangan ………………………………………………………………..
D. Pengertian ……………………………………………………………………………..

BAB II TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan Dasar-Dasar……………………………………………………….


B. Visi MI Awaluddin sungai bemban………………………………………………..
C. Misi MI Awaluddin sungai bemban.………………………………………………
D. Tujuan MI Awaluddin sungai bemban.……………………………………………
E. Dasar…………………………………………………………………………………..
F. Pengertian……………………………………………………………………………...

BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum……………………………………………………………………
B. Muatan Kurikulum MI Awaluddin...……………………………………………...
1. Mata Pelajaran…………………………………………………………………
2. Muatan Lokal…………………………………………………………………..
3. Kegitan Pengembangan Diri…………………………………………………...
4. Beban Belajar………………………………………………………………….
5. Ketentuan Belajar……………………………………………………………...
6. Kenaikan Kelas………………………………………………………………...
7. Kelulusan……………………………………………………………………….
8. Penentuan Kelulusan…………………………………………………………...
9. Pendidikan Kecakapan Hidup………………………………………………….
10. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global…………………………..

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN

A. Permulaan Tahun Pembelajaran……………………………………………………….


B. Waktu Belajar………………………………………………………………………….
Libur
C.
Sekolah…………………………………………………………………………..
D. Jadwal Kegiatan………………………………………………………………………..

iv
MIS. AWALUDDIN
BAB I

PENDAHAULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke desentralisasi
mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek pendidikan, termasuk
kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum madrasah ibtidaiyah pun menjadi perhatian dan
pemikiran-pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan-perubahan kebijakan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua
jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah
apa yang dinamakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang


disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan
Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar
kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.

Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta
didik untuk : (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar
untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara
efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan (e) belajar untuk
membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.

Kewenangan madrasah dalam menyusun kurikulum memungkinkan madrasah


menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan siswa, keadaan sekolah, dan kondisi daerah. Dengan
demikian, daerah dan atau madrasah memiliki cukup kewenangan untuk merancang dan
menentukan hal-hal yang akan diajarkan, pengelolaan pengalaman belajar, cara mengajar, dan
menilai keberhasilan belajar mengajar.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MIS Awaluddin Sungai Bemban dikembangkan


sebagai perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh
tim penyusun yang terdiri dari kepala madrasah, guru, dan komite madrasah di bawah bimbingan
dan koordinasi Kementerian Agama Kubu Raya.

Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan menjadi kenyataan
apabila teraksana di lapangan dalam proses pembelajaran yang baik. Pembelajaran, baik di kelas
maupun di luar kelas, hendaknya berlangsung secara efektif yang mampu membangkitkan
aktivitas dan kreativitas anak. Dalam hal ini para pelaksana kurikulumlah (baca: guru) yang akan
1
MIS AWALUDDIN
membumikan kurikulum ini dalam proses pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak, sehingga anak
betah di madrasah. Atas dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di madrasah ibtidaiyah
dasar hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas
anak, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan mengasyikkan. Dengan spirit seperti
itulah kurikulum ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggaraan pembelajaran di
MIS AWALUDDIN Sungai Bemban Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.

B. Tujuan Pengembangan KTSP

Tujuan pengembangan KTSP ini adalah sebagai acuan bagi penyelenggara pendidikan
dalam hal ini Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah di MIS Awaluddin dalam rangka
mewujudkan tujuan pendidikan, baik tujuan pendidikan nasional, tujuan pendidikan dasar, dan
tujuan madrasah serta memberikan arahan yang jelas dalam pelaksanaan program-program
pendidikan di madrasah/sekolah. Selain itu tujuan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk :
1. Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Belajar untuk memahami dan menghayati
3. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif
4. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain
5. Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif,
efektif dan menyenangka

C. Prinsip Pengembangan dan Acuan KTSP

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut :

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan Peserta Didik dan
Lingkungannya.

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi


sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut, pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan. Oleh karena peserta didik memiliki posisi sentral, maka kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah: kurikulum disusun untuk
melayani kebutuhan peserta didik dan tidak boleh memberatkan peserta didik. Kurikulum
dirancang semata-mata untuk kepentingan memaksimalkan potensi peserta didik. Menambah
jam pelajaran tidak boleh terlalu banyak sehingga memberatkan peserta didik yang
dampaknya peserta didik tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan lain.
Kurikulum juga harus merencanakan layanan konseling untuk membantu perkembangan
peserta didik secara terprogram agar peserta didik dapat tumbuh kembang secara maksimal
sesuai dengan perkembangan kejiwaannya.

2
MIS AWALUDDIN
2. Beragam dan Terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender.
Kurikulum disusun agar memungkinkan pengembangan keragaman potensi, minat,
kecerdasan intelektual, emosional, spritual, dan kinestetik peserta didik secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya.

Keragaman berimplikasi pada keluwesan kurikulum. Analisis keragaman peserta didik


dari segi kemampuan, minat, dan bakat, perlu dilakukan untuk merancang model
pembelajaran yang sesuai, jenis pengembangan diri yang beragam, serta program remedial
yang sesuai. Selain itu, keragaman juga berkaitan dengan kekhasan dan kebutuhan yang
berbeda tiap daerah sehingga kurikulum perlu disesuaikan dengan hasil analisis potensi
kawasan. Ciri khas karakteristik jenis pendidikan perlu dipertimbangkan dalam merancang
struktur dan muatan kurikulum. Demikian juga karakteristik satuan pendidikan yang berbeda
perlu menyusun struktur dan muatan kurikulum yang relatif beragam disesuaikan dengan
karakteristik yang dimiliki.

Selanjutnya, makna terpadu berkaitan dengan rancangan kurikulum harus meliputi


substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara
terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna. Selain itu,
keterpaduan juga berkaitan dengan keterpaduan program yang mendukung pelaksanaan
kurikulum yang dilaksanakan oleh madrasah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni


Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni berkembang secara dinamis. Artinya, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Isi / muatan kurikulum dapat dipertanggung-jawabkan dan
relevan dengan perkembangan iptek dan seni. Rancangan pembelajaran mengacu pada
perkembangan ilmu belajar yang mutakhir. Bimbingan konseling dimaksimalkan dengan
mengacu pada perkembangan ilmu yang relevan. Isi kurikulum juga harus berkaitan dengan
perkembangan teknologi. Misalnya, memasukkan mata pelajaran TIK dalam struktur dan
muatan kurikulum. Menggunakan internet sebagai sumber belajar. Menggunakan model
belajar dengan membiasakan peserta didik mengenal teknologi sehingga peserta didik siap
bersentuhan dengan teknologi. Implikasinya, terus diupayakan perbaikan isi dan cara
implementasi kurikulum dengan perkembangan iptek dan seni. Kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

4. Relevan Dengan Kebutuhan Kehidupan (Dunia Kerja dan Masa Depan)

Kurikulum harus memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki
dunia kerja sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan kebutuhan dunia kerja,
khususnya bagi mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pengembangan
3
MIS AWALUDDIN
kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan. Pada tataran perencanaan, prinsip ini
berkaitan dengan pelibatan pemangku kebijakan dalam penyusunan kurikulum, analisis
konteks kebutuhan daerah, dan analisis life skill untuk dimasukkan pada rancangan
kurikulum. Pengintegrasian kecakapan hidup perlu dirancang karena akan diperlukan peserta
didik dalam kehidupan mereka.

Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh-kembangnya pribadi peserta


didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup, oleh sebab itu
kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia
kerja. Hal ini sangat penting untuk membekali peserta didik yang tidak dapat melanjutkan
kejenjang yang lebih tinggi.

5. Menyeluruh Dan Berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian


keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan
antarsemua jenjang pendidikan. Aplikasi prinsip ini pada tataran pengembangan KTSP
(dokumen 1), mencerminkan kesinambungan antar-kelas dan cakupan secara menyeluruh
muatan wajib, muatan lokal, maupun pengembangan diri. Pada tataran pengembangan
silabus, pemetaan KD mencerminkan kesinambungan dan kekomprehensifan cakupan
kompetensi. Misanya, perlu dirancang pemetaan yang dapat menunjukkan bahwa isi
kompetensi dasar yang dikembangkan berisi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
ditekankan pada tiap-tiap KD. Menyeluruh juga berarti isi kurikulum menyiapkan manusia
Indonesia secara utuh.

6. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan


peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara
unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan

informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu


berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. Keterkaitan unsur pendidikan
formal di madrasah dan informal di asrama. Semuanya dilakukan untuk membentuk manusia
seutuhnya. Berbagai kegiatan perlu dirancang agar peserta didik senang belajar dan
termotivasi untuk beajar sepanjang hayat. Isi kurikulum merancang kegiatan yang
menyiapkan peserta didik akan menjadi pembelajar sepanjang hayat. Misalnya, merangsang
budaya baca, merangsang motivasi untuk terus belajar dengan cara merancang model-model
pembelajaran yang bisa membuat peserta didik senang belajar sehingga dia akan mempunyai
keinginan belajar terus sepanjang hayatnya (Muatan khusus yang bisa berdampak untuk
membentuk pembelajar sepanjang hayat, misalnya muatan khusus wajib baca).

4
MIS AWALUDDIN
7. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan


kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan
sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan
keragaman karakteristik lingkungan. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan
daerah. Kondisi tersebut harus diimbangi dengan isi kurikulum yang membentuk kesadaran
peserta didik sebagai warga negara dalam kerangka NKRI.

Kepentingan pusat diwakili oleh struktur kurikulum minimal, Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar minimal yang telah diatur pusat. Untuk itu, pengembangan yang
berorientasi pada karakteristik daerah dan kekhasan satuan pendidikan tidak boleh
mengorbankan standar minimal yang telah ditetapkan oleh pusat. Madrasah bisa
menambahkan hal lain secara seimbang untuk kepentingan daerah / kekhasan karakteristik
jenis pendidikan. Misalnya, penambahan jam

pelajaran agama di madrasah yang berbasis agama tidak boleh mengorbankan jam
minimal yang telah ditetapkan.

8. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas
satuan pendidikan. Karakteristik satuan pendidikan memiliki harapan, kondisi madrasah,
kondisi peserta didik, dan ciri khas yang membedakan dengan satuan pendidikan satu dengan
yang lain. Sesuai dengan prinsip ini, madrasah dengan visi tertentu dapat mengembangkan
struktur dan muatan kurikulum yang sesuai. Misalnya, madrasah merupakan lembaga
pendidikan Islam yang juga berfungsi sebagai lembaga pengembangan dakwah dan lembaga
pemberdayaan masyarakat. Sebagai lembaga pendidikan Islam, madrasah tidak hanya
diarahkan pada kegiatan penggalian ilmu pengetahuan semata, tetapi juga menjadi wahana
“pelatihan” untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan pada tataran realitas. Selain itu,
pendidikan di madrasah tidak hanya mengarah pada keunggulan akademis (academic
excellence), tetapi justru menegaskan pada orientasi pembentukan karakter (character
building) yang berasaskan pada prinsip akhlaq al-karimah. Sebagai lembaga pengembangan
dakwah, madrasah dengan sendirinya menjadi salah satu guru syiar agama dan penyebaran
ajaran agama sekaligus tampil sebagai komponen penting dari gerakan amar ma’ruf nahi
munkar.

Sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat, madrasah berperan dalam pengembangan


masyarakat sekitar terutama terkait dengan masalah keagamaan maupun pemberdayaan sektor
nonkeagamaan. Ini justru menjadi ciri madrasah karena ia lebih merupakan pendidikan
berbasis masyarakat (community based education). Dengan demikian salah satu komponen
penting dari sistem madrasah adalah peran aktifnya dalam pemberdayaan masyarakat sekitar

5
MIS AWALUDDIN
dan sebaliknya peran aktif masyarakat dalam pengembangan madrasah sangat penting juga
(mutual support).

9. Peningkatan Iman dan Takwa serta Akhlak Mulia

Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian
peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan semua mata pelajaran
dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak

mulia. Demikian juga program pengembangan diri di madrasah/ madrasah dapat diisi
dengan kegiatan peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.

10. Mengembangkan Toleransi terhadap Perbedaan

Isi dan muatan kurikulum harus bisa mengembangkan sikap toleransi terhadap
perbedaan yang ada. Perbedaan itu dapat berupa perbedaan agama, ras, suku/budaya, aliran,
jenis kelamin dan sebagainya. Muatan kurikulum harus dirancang agar dapat
mengembangkan toleransi dan kerukunan umat beragama, toleran terhadap perbedaan ras,
suku/budaya, aliran, jenis kelamin, dan sebagainya. Hal ini sesuai dengan kondisi Indonesia
yang memang majemuk dalam berbagai hal. Rancangan pengembangan nilai-nilai tersebut
dapat melalui pengintegrasian kecakapan hidup terutama keterampilan sosial ke dalam mata
pelajaran. Pengembangan diri juga dapat dirancang untuk melahirkan pribadi-pribadi yang
memiliki toleransi yang tinggi terhadap perbedaan serta dapat hidup bersama dalam berbagai
perbedaan.

11. Dinamika Perkembangan Global

Kurikulum harus dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing secara global dan
dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain. Kurikulum perlu merancang struktur dan isi
yang membekali peserta didik dapat bersaing di dunia internasional dan mampu
berdampingan dengan bangsa lain. Kurikulum harus terus dievaluasi untuk selalu disesuaikan
dengan perkembangan global.

12. Persatuan Nasional dan Nilai-nilai Kebangsaan

Meskipun daerah diberi kewenangan mengatur, semua muatan kurikulum hendaknya


dirancang agar berdampak pada terwujudnya persatuan nasional dan nilai kebangsaan.
Madrasah di bawah yayasan keagamaan tidak boleh merancang muatan kurikulum yang
menanamkan fanatisme daerah atau fanatisme aliran sehingga merusak nilai-nilai kebangsaan.
Pengembangan diri yang dirancang juga mengacu pada nilai-nilai kebangsaan dan
patriotisme. Misalnya: upacara, PASKIBRA, peringatan hari-hari besar nasional, dan
sebagainya

13. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

Kurikulum dimulai dari yang paling dekat. Analisis konteks sosial budaya masyarakat
penting dilakukan agar madrasah mengetahui harapan masyarakat

sekitar, nilai-nilai yang dianut dan juga keadaan sosial ekonomi. Dengan diketahuinya
konteks sosial, madrasah dapat merancang kurikulum yang tepat. Misalnya, jika rata-rata

6
MIS AWALUDDIN
peserta didik berasal dari keluarga miskin, perlu dibekali pembelajaran yang membuat dia
mandiri dengan keterampilan yang relevan.

14. Kesetaraan Jender

Kurikulum yang dikembangkan memberi akses, mendorong partisipasi, memberi


perlakuan yang menggambarkan kesetaraan, dan memberikan manfaat yang ama bagi peserta
didik. Dalam hal ini diharapkan struktur dan muatan isi kurikulum tidak stereotipe
(memberi label-label khusus). Misalnya, mulok untuk menjahit perempuan, mulok
elektronika hanya untuk laki-laki). Demikian juga bahan ajar yang dikembangkan dari tiap-
tiap mata pelajaran hendaknya dapat menanamkan persepsi kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan. Misalnya, tidak menanamkan persepsi bahwa laki-laki layak menduduki jabatan
tertentu, sedangkan wanita hanya cocok menduduki jabatan tertentu. Kurikulum dianggap
memiliki kesetaraan jender jika tidak memberi stereotipe perempuan atau laki-laki.
Pengelolaan mulok perlu membuka akses bahwa semua jenis mulok dapat dipilih oleh anak
laki-laki dan perempuan

7
MIS AWALUDDIN
BAB II

TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan Dasar


Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. VISI MI Awaluddin
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat cepat, era informasi, dan berbuahnya kesadaran masyarakat dan orang
tua terhadap pendidikan memicu madrasah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu.
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Sungai Bemban Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten
Kubu Raya memiliki citra moral yang menggambarkan profil madrasah yang diinginkan di
masa datang yang diwujudkan Visi madrasah sebagai berikut:
Visi Madrasah Ibtidaiyah Awaluddin Kabupaten Kubu Raya.
“MENJADIKAN MADRASAH UNGGUL, BERPRESTASI, BERKUALITAS
BERDASARKAN IMTAQ DAN IPTEK”
MISI:
1. Menyiapkan sumber daya insani yang berakhlakul karimah.
2. Melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Membangun dan menbentuk citra madrasah terhindar dari dekadensi moral.
4. Mengembangkan bakat dan minat siswa yang berbudaya islami.
5. Menjalin kerjasama yang harmonis antara warga sekolah dan lingkungan masyarakat.

C. Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Awaluddin


1. Mengamalkan agama islam sebagai hasil proses pembelajaran dan kegiatan
pengembangan diri.
2. Meraih prestasi akademik dan non akademik.
3. Dapat mencerdaskan peserta didik dan guru sehingga menjadi madrasah yang unggul dan
diminati masyarakat.
4. Menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta seni sebagai bekal untuk
melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi.
5. Menjadi madrasah sebagai pelopor dan penggerak di lingkungan masyarakat.
6. Melaksanakan manajemen partisipatif dan transparansi dalam pengelolaan madrasah.
7. Melaksanakan efesiensi pembiayaan pendidikan.
8. Melaksanakan pengembangan perangkat penilaian pembelajaran dengan tertib.

8
MIS AWALUDDIN
BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Awaluddin Kabupaten Kubu Raya disusun dengan
berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar mata pelajaran dengan ketentuan sebagai
berikut:

a. Struktur kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Awaluddin Kabupaten Kubu Raya memuat


delapan mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.
b. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS merupakn “IPA terpadu” dan “IPS terpadu”
c. Pembelajaran pada kelas II, III, V dan VI dilaksanakan melalui pendekatan KTSP 2006
sedangkan pada kelas I dan IV dilaksanakan melalui pendekatan Kurikulum 2013
d. Alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit
e. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 36 minggu.

Kelas dan Alokasi Waktu

Komponen IV, V,
I II III
dan VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama Islam

a. Al-Qur'an-Hadis 2 2 2 2

b. Akidah-Akhlak 2 2 2 2

c. Fikih 2 2 2 2

d. SejarahKebudayaan Islam 2 2

2. PendidikanKewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5

4. Bahasa Arab 2 2 2 2

5. Matematika 5 5 5 5

6. IlmuPengetahuanAlam 2 2 3 4

7. IlmuPengetahuanSosial 2 2 3 3

8. SeniBudayadanKeterampilan 1 1 2 4

9. PendidikanJasmani, Olahraga,
2 2 2 4
danKesehatan

B. MuatanLokal *) 1 2 2 2

C. PengembanganDiri **) 2 2 2 2**)

Jumlah 31 31 33 39

9
MIS AWALUDDIN
Keterangan:

1. Pembelajaran pada kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada
kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
2. *Kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas
dan potensi daerah, yang ditentukan oleh satuan pendidikan (madrasah).
3. **) Bukan mata pelajaran tetapi harus diasuh oleh guru dengan tujuan memberikan
kesempatan peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat,
minat, dan kondisi satuan pendidikan (madrasah).

B. Muatan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Awaluddin


Muatan kurikulum meliputi dua belas (12) mata pelajaran ditambah muatan lokal dan
pengembangan diri
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran di Madrasah Ibtidaiyah Awaluddin terdiri dari dua belas (12) mata
pelajaran yaitu:
a. Mata Pelajaran Agama
 Qur’an Hadis
 Aqidah Akhlak
 Fiqih
 Sejarah Kebudayaan Islam
 Bahasa Arab
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Ilmu Pengetahuan Sosial
d. Bahasa Indonesia
e. Ilmu Pengetahuan Alam
f. Matematika
g. Penjaskes
h. Seni Budayan dan Keterampilan

Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada peserta didik, guru sebagai fasilitator
mendorong peserta didik agar mampu belajar secara aktif, baik fisik maupun mental.Selain
itu, dalam pencapaian kompetensi pada masing-masing mata pelajaran diberikan secara
kontekstualdengan memperhatikan pengembangan keinginan dari berbagai aspek kehidupan.

2. Muatan Lokal
Letak geografi Madrasah Ibtidaiyah Awaluddin Kabupaten Kubu Raya yang berada
dikawasan perbatasan kota akan banyak memberikan warna terhadap proses
pembelajaran di Kelas. Oleh karena itu program muatan lokal yang dipilih adalah yang
berkaitan dengan kondisi dilingkungan sekitar sekolah, yaitu mengutamakan Bahasa
Inggris dan Hafal Juz ‘Amma.
3. Kegiatan pengembangan diri
Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang ditujukan
untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat dilingkungan sekitarnya, dan
persoalan kebangsaan.
10
MIS AWALUDDIN
Sekolah memfasilitasi kegiatan pengembangan diri seperti berikut ini. pengembangan diri
meliputi kegiatan terpogram dan tidak terpogram. Kegiatan terpogram direncanakan secara
khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya.
Kegiatan tidak terpogram dilaksanakan secara langsung oleh pendidik dan tenaga
kependidikan di sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik.

a. Kegiatan pengembangan diri secara terpogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus


dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual,
kelompok atau klasikal.
Kegiatan terpogram teridiri atas komonen
1) Pelayanan konseling, meliputi pengembangan:
a. Kehidupan pribadi;
b. Kemampuan sosial;
c. Kemampuan belajar;
d. Wawasan dan perencanaan karir;
2) Ekstra kurikuler meliputi kegiatan
a. Kepramukaan
b. Baca Tulis Al-Qur’an
c. Kesenian berciri has Islami
d. Kaligrafi Arab
b. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terpogram dapat dilaksanakan sebagai berikut:
1) Program pembiasan, mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan karakter peserta
didik yang dilakukan secara rutin, spontan, keteladanan.

RUTIN SPONTAN KETELADANAN


Upacara bendera Membiasakan siswa/i Berpakaian rapi
Senam Memberi salam, Memberi pujian
Sholat Duha Membuang sampah Tepat waktu
berjamaah pada tempatnya, Hidup sederhana
musyawarah

2) Pembiasaan ini dilaksanakan sepanjang waktu belajar sekolah. Seluruh guru


ditugaskan untuk membina program pembiasaan yang telah ditetapkan oleh sekolah.
3) Penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif, potensi, ekspresi, prilaku,
dan kondisi psikologis peserta didik merupakan fortofolio yang digunakan untuk
penilaian.
4. Beban belajar
Sekolah menetapkan beban belajar peserta didik sebagai berikut.
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera
dalam struktur kurikulum.
b. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan mandiri tidak terstruktur 40% dar
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.

11
MIS AWALUDDIN
c. Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka serta dengan dua jam
kegiatan-kegiatan praktik disekolah atau jam praktik diluar sekolah.
5. Ketuntasan belajar
KRETERIA KETENTUAN BELAJAR (MINIMAL) MADRASAH

IBTIDAIYAH AWALUDDIN TAHUN PELAJARAN

2019/2020

Kriteria Ketuntasan Minimal


NO KOMPONEN
Angka Huruf
A Mata pelajaran
1. Pendidikan Agama
 Qur’an Hadis 75 Tujuh lima
 Aqidah Akhlak 75 Tujuh lima

 Fiqih 75 Tujuh lima

 Sejarah Kebudayaan 70 Tujuh puluh

Islami
 Bahasa Arab 75 Tujuh lima
75 Tujuh lima
2. Pendidikan
Kewarganegaraan
74 Tujuh empat
3. Bahasa Indonesia
70 Tujuh puluh
4. Matematika
63 Tujuh empat
5. Ilmu Pengetahuan Alam
70 Tujuh puluh
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
78 Tujuh delapan
7. Seni Budaya dan
Prakarya
79 Tujuh sembilan
8. Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan
B
Muatan Lokal
70 Tujuh puluh
1. Bahasa Inggris
70 Tujuh puluh
2. Hafal juz ‘Amma
70 Tujuh puluh
3. Baca Tulis Al-Qur’an
70 Tujuh puluh
4. Kaligrafi Arab
C
Pengembangan diri

6. Kenaikan kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas
diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait
a. Ktiteria kenaikan kelas
1. Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas/PR, nilai tes
tengah semester dan nilai tes akhir di jumlahkan untuk mencari nilai rata-rata

12
MIS AWALUDDIN
setiap siswa dalam satu mata pelajaran, yang disesuaikan dengan kriteria
ketuntasan belajar (KKM) di Madrasah Ibtidaiyah Awaluddin Sungai Bemban Pal
IX Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya.
2. Siswa dinyatakan naik kelas setelah menyelesaikan seluruh program pembelajaran
pada dua semester di kelas yang diikuti.
3. Tidak terdapat nilai di bawah KKM
4. Memiliki nilai minimal “baik” untuk aspek kepribadian pada semester yang
diikuti.
b. Penentuan kenaikan kelas
1. Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan
guru dengan mempertimbangkan SKB sikap/ penilaian/ budi pekerti dan
kehadiran siswa yang bersangkutan.
2. Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya di tulis naik kelas.
3. Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang dikelasnya.

7. Kelulusan
Sesuai denga ketentuan PP 19/2005 pasal 72 ayat (1), peseta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan pada program pembelajaran:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran:
1. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
2. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
3. Lulus ujian sekolah/ujian nasional sesuai dengan peraturan menteri pendidikan
nasional yang berlaku.

8. Penentuan kelulusan
a. Kriteria kelulusan
Hasil ujian di tuangkan kedalam blangko daftar nilai ujian hasil ujian dimanfaatkan
sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk menentukan kelulusan dengan kriteria
sebagai berikut:
1. Memiliki rapor kelas VI
2. Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai seluruh mata pelajaran yang
diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 6,00
b. Penentuan kelulusan
1. Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan guru
dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai ujian sekolah, sikap/prilaku/budi
pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria kelulusan.
2. Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah, dan rapor sampai dengan semester 2
kelas VI sekolah dasar
3. Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang dikelas terkhir.
13
MIS AWALUDDIN
Sekolah menargetkan agar angka ketuntasan belajar tersebut semakin meningkat
setiap tahunnya. Oleh karena itu, setiap warga sekolah untuk lebih bekerja keras lagi
agar mutu pendidikan sekolah dapat meningkat dari tahun ke tahun.

9. Pendidikan kecakapan hidup


Pendidikan kecakapan hidup yang diterapkan oleh sekolah merupakan bagian integrasi
dari pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Dengan demikian, materi kecakapan hidup
akan diperoleh peserta didik melalui kegiatan pembelajaran sehari-hari yang diemban
oleh mata pelajaran bersangkutan.

10. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global


Program pendidikan lokal yang dikembangkan di Madrasah Ibtidaiyah Awaluddin
Kabupaten Kubu Raya dengan mempehatikan kebutuhan daya saing global adalah
mengembangkan budi daya pertanian, agro industri, dan keterampilan jasa.

PROGRAM PENDIDIKAN LOKAL DAN GLOBAL

MADRASAH IBTIDAIYAH AWALUDDIN

KELAS MATERI
I S/D III Budi pekerti tatakrama dan sopan santun
Bahasa Arab
a. Melafalkan kosa kata dengan baik dan benar
b. Mampu berkomunikasi menggunakan bahasa Arab/Inggris
IV S/D VI dengan benar
Hafal Juz ‘Amma
a. Hafal Surah-surah pendek
b. Hafal keseluruhan Juz ‘Amma.

14
MIS AWALUDDIN
BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Pengaturan waktu untuk kegiatan pemblejaran peserta didik selama satu tahun Pelajaran
adalah sebagai berikut :

A. Permulaan Tahun Pelajaran


Permulaan tahun pembelajaran dimulai pada hari Senin minggu ketiga bulan Juli, atau
apabila hari tersebut merupakan hari libur, maka permulaan tahun pelajaran dimulai pada
hari berikutnya yang bukan hari libur.

Hari-hari pertama masuk sekolah berlangsung selama 3 (tiga) hari dengan pengaturan
sebagai berikut :

- kelas 1 melaksanakan Masa Orientasi Sekolah (MOS)


- kelas 2-6 melaksanakan kegiatan kebersihan kelas, lingkungan
sekolah/madrasah.
B. Waktu Belajar

Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran semester 1
(satu) dan semester 2 (dua).

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 (lima) hari, yaitu :

Hari Waktu Belajar


Senin 07,00 – 12,10

Selasa 07,00 – 12,10

Rabu 07,00 – 12,10

Kamis 07,00 – 12,10

Jum’at 07,00 – 11,00

Sabtu 07,00 – 11,00

Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar
ditetapkan sebanyak 37 minggu untuk setiap tahun pelajaran.

A. Kegiatan Tengah Semester


Kegiatan tengah semester direncanakan selama 6 (enam) hari. Kegiatan tengah semester akan
diisi oleh peserta didik untuk kegiatan ulangan Tengah Semester (UTS)

a. Libur Madrasah
Hari libur madrasah adalah hari yang ditetapkan oleh madrasah, pemerintah pusat, provinsi,
dan kabupaten/ kota untuk tidak diadakan proses pembelajaran di sekolah/madrasah.

Penentuan hari libur memperhatikan ketentuan berikut ini :

15
MIS AWALUDDIN
1. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/ atau Menteri Agama dalam hal yang
terkait dengan hari raya keagamaan.
2. Peraturan Pemerintah Pusat/ Provinsi/ Kabupaten/ Kota dalam hal penentuan hari libur
umum/ nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan.
Madrasah mengambil kebijakan hari libur sebagai berikut ini:

1. Libur Awal Puasa


2. Libur Semester 1
3. Libur Semester 2
Hari libur yang ditentukan oleh Peraturan Pemerintah Pusat antara lain :

1. Tahun Baru
2. Idul Adha
3. Tahun Baru Imlek
4. Tahun Baru Hijriah
5. Hari Raya Nyepi
6. Maulid Nabi Muhammad SAW
7. Wafat Isa Al Masih
8. Hari Raya Waisak
9. Kenaikan Isa Al Masih
10. Hari Kemerdekaan RI
11. Isra Miraj Nabi Muhammad
12. Idul Fitri dan Cuti Bersama
13. Hari Raya Natal

b. Jadwal Kegiatan
Rencana Kegiatan Madrasah Tahun Pelajaran 2019/2020 adalah sebagaimana tertera pada
tabel berikut ini :

No. Uraian Kegiatan Tanggal


1. Hari Pertama Masuk Madrasah 17 Juli 2019

2. Libur menyambut Idul Fitri 1439 H 15 – 17 Mei 2019

3. HUT RI ke 72 17 Agustus 2019

4. Libur Idul Adha 1438 H 1 – 4 September 2019

5. Ulangan Tengah Semester Ganjil (UTS) 2 – 9 Oktober 2019

6. Libur Tahun Baru Islam 1439 H 21 September 2019

7. Ulangan Akhir Semester Ganjil 4 – 12 Desember 2019

8. Penyerahan Raport Semester Ganjil 16 Desember 2019

9. Libur Semester Ganjil 18 Des 2019 – 2 Jan 2019

10. Libur Maulid Nabi Muhammad saw 1 Desember 2019

11. Hari pertama Semester Genap 2 Januari 2019

16
MIS AWALUDDIN
12. Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) 8 Januari 2019

13. Libur Nasional Imlek 16 Februari 2019

14. Ulangan Tengah Semester Genap (UTS) 1 – 8 Maret 2019

15. Libur Nyepi 18 Maret 2019

16. Libur Nasional Wafat Isa Almasih 30 Maret 2019

17. Perkiraan UMI 2 – 5 April 2019

18. Perkiraan US SD/MI 7 – 9 Mei 2019

19. Libur Nasional Isa Al Masih 10 Mei 2019

20. Libur Nasional Isra Mi’raj 13 April 2019

21. Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) 21Mei – 5 Juni 2019

22. Penyerahan Raport Semester Genap 9 Juni 2019

23. Libur Semester Genap 11 – 30 Juni 2019

17
MIS AWALUDDIN
BAB VI

PENUTUP
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan. Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013, MIS
Awaluddin Sungai Bemban Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kubu Raya menyusun
dokumen 1 Kurikulum madrasah sebagai pedoman operasional pelaksanaan pendidikan.
Dokumen 1 Kurikulum MIS Awaluddin Sungai Bemban Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap
Kubu Raya disusun sesuai dengan landasan filosofis dan peraturan dalam Kurikulum 2013.
Kurikulum MIS Awaluddin Sungai Bemban Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kubu Raya
juga disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan lingkungan MIS Awaluddin Sungai Bemban
Desa Pal IX pada khususnya dan Kecamatan Sungai Kakap pada umumnya dan kekhasan
madrasah.

Dengan adanya kurikulum yang dibuat oleh Madrasah ini, maka diharapkan terdapat
pedoman operasional yang jelas bagi seluruh warga madrasah dan pihak terkait sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan secara optimal. Pada kesempatan yang indah ini kami ingin
menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada tim pengembang
kurikulum MIS Awaluddin Sungai Bemban Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kubu Raya
yang telah bekerja keras mereview Dokumen 1 Kurikulum MIS Awaluddin Sungai Bemban
Desa Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kubu Raya Tahun Pelajaran 2019/2020 ini dan semua
pihak yang telah membantu. Semoga amal bhaktinya diterima oleh Allah SWT sebagai amalan
shalihan maqbulan. Amin.

Kami menyadari dalam penyusunan dokumen 1 MIS Awaluddin Sungai Bemban Desa
Pal IX Kecamatan Sungai Kakap Kubu Rayaini masih sangat jauh dari harapan, oleh karena itu
kami mohon saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaannya. Akhirnya
kami berharap semoga dokumen 1 MIS Awaluddin Sungai Bemban Desa Pal IX Kecamatan
Sungai Kakap Kubu Raya ini dapat bermakna dan dapat memberikan manfaat bagi pelaksanaan
dan peningkatan mutu pembelajaran di madrsah kami, amin, yaa Rabbal Alamiin.

Kepala Madrasah,

NI’MATURROHMAH, S.Pd.I

18
MIS AWALUDDIN

Anda mungkin juga menyukai