Anda di halaman 1dari 4

IV.

Pembahasan

1. Hari Kedua
Sampel feses diinokulasi pada media BHIB (brain heart infusion broth),
setelah diinkubasi terjadi kekeruhan pada media yang menandakan
adanya pertumbuhan bakteri. Dari kekeruhan tersebut dilakukan
pewarnaan gram dan hasil pewarnaan ditemukan bakteri berbentuk basil
/batang yang bersifat gram negatif.
2. Hari Ketiga
Dari media BHIB (brain heart infusion broth) dilakukan penanaman
pada media BAP (blood agar plate), VRBA (violet red bile agar),
EMBA (eosin methylen blue agar) dan Mac Conkey. Setelsh
diinkubasi, pada media EMBA (eosin methylen blue agar) dan Mac
Conkey terdapat ciri-ciri koloni yang tidak menyerupai warna koloni
yang dihasilkan Escherichia Coli. Pada media BAP (blood agar plate)
koloni terlihat berwarna abu-abu, bentuknya bulat sedang, keping,
smooth dan haemolitytis. Pada media VRBA (violet red bile agar)
koloni terlihat berwarna merah ungu, bentuknya bulat sedang,
cembung, smooth, dan dikelilingi zona warna merah ungu. Kemudian,
koloni bakteri pada kedua media dilakukan pewarnaan gram dan setelah
dilakukan pengamatan dibawah mikroskop ditemukan bakteri
ditemukan bakteri berbentuk basil/cocobasil.
3. Hari Keempat
Dari media BAP (brain heart infusion broth) dan VRBA (violet red bile
agar) dilakukan inokulasi pada media TSIA (triple sugar iron agar).
Setelah diinkubasi lerengnya berwarna merah (alkali) dan dasarnya
pada media berwarna kuning (acid) ini menunjukkan bahwa bakteri
mampu memfermentasikan ketiga gula-gula dalam media TSIA (triple
sugar iron agar) yaitu glukosa, laktosa, dan manitol sehingga
menghasilkan asam yang membuat media berwarna kuning. Tidak
terdapat endapan hitam pada media menandakan bahwa bakteri tidak
memiliki enzim desulfurase. Enzim tersebut digunakan untuk
menghidrolisis asam amino dengan gugus samping –SH sehingga akan
menghasilkan H2S yang bereaksi dengan FeSO4 dan membentuk
endapan hitam FeS. Pada media terdapat ruang kosong atau udara yang
menandakan bahwa bakteri mampu menghasilkan gas. Kemudian,
koloni bakteri pada kedua media dilakukan peawrnaan gram dan setelah
dilakukan pengamatan dibawah mikroskop ditemukan bakteri
berbentuk basil/batang (monobasil).
4. Hari Kelima
Setelah dilakukan penanaman atau inokulasi pada media pemupuk,
selektif, deferensial, selanjutnya dilakukan uji biokimia. Uji pertama
yaitu hasil uji gula-gula, dimana hasil positif didapatkan pada glukosa,
laktosa, maltosa dan manitol engan adanya perubahan warna indikator
yang terdapat dalam media ini yaitu dari biru menjadi kuning.
Perubahan warna tersebut disebabkan karena bakteri yang tumbuh
didalamnya mampu memfermentasikan gula-gula tersebut berupa
produk asam. Uji kedua yaitu uji IMVIC antara lain mencakup
inokulasi pada urea, SIM (sulfur indol motility), simon citrat, methyl
red, voges proskauer. Pada media urea hasil yang didapat ialah karena
tidak terjadi perubahan warna disebabkan karena bahan atau alat yang
digunakan untuk membuat media kurang steril. Pada mdia SIM (sulfur
indol motility) S (sulfur) : bakteri tidak menghasilkan sulfur pada
media. Hal ini ditandai dengan tidak terbentuknya endapan hitam pada
media, karena bakteri tidak mampu mendesulfurasi cysteine yang
terkandung dalam medium ini. I (indol): reaksi indol hanya bisa dilihat
ketika pertumbuhan bakteri pada media ini ditambahkan dengan reagen
covac’s. Indol dikatakan positif jika terdapat cincin merah pada
permukaannya warna merah dihasilkan pada resindol yang merupakan
hasil reaksi dari asam amino tryptopan menjadi indol dengan
penambahan covac’s. Bakteri yang menghasilkan indol menandakan
bakteri tersebut menggunakan asam amino tryptopan sebagai sumber
karbon. Pada hasil pengamatan hasilnya positif karena terbentuk cicin
merah. M (motility): pergerakan bakteri dapat dilihat pada media ini
berupa berkas putih disekitar tusukan. Adanya pergerakan ini bisa
dilihat karema media SIM merupakan media semi solid. Pada hasil
pengamatan diperoleh motility positif pada sampel. Selajutnya pada
media simon citrat pada media BAP (blood agar plate) hasil yang
didapatkan negatif pada sampel sebab tidak terjadi perubahan warna
pada media yakni dari hijau ke biru. Ini disebabkan bakteri tidak
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon untuk metabolisme.
Sedangkan pada media VRBA (violet red bile agar) hasil yang didapat
positif pada sampel sebab terjadi perubahan warna. Kemudian
dilakukan tes methyl red setelah ditambahkan dengan indikator methyl
red, media berubah menjadi merah (+) pada sampel. Berarti terjadi
fermentasi asam campuran yaitu asam laktat, asam asetat dan asam
format oleh bakteri. Pada tes voges proskauer, setelah penambahan
KOH dan alfa naphtol 5% warna media tetap tidak berubah (-) pada
sampel. Ini disebabkan bakteri tidak memfermentasikan butanadiol.
V. Kesimpulan
Dari hasi pemeriksaan yang diperoleh dari identifikasi bakteri pada sampel
feses tidak ditemukan bakteri Escherichia Coli melainkan 100% bakteri lain pada
tabel uji biokomia. Karena pada media TSIA (triple sugar iron agar) lerengnya
bersifat alkali dari media BAP (blood agar plate).
Pada media VRBA (violet red bile agar) ditemukan bakteri Citobacter
Freundii denag kecocokan 100% karena hasil yang ditunjukkan sama dengan tabel
biokimia.

Makassar, 13 Oktober 2019

Afriani Bahtiar
DAFTAR PUSTAKA

Gaani, A. 2003. Metode Diagnostik Bakteriologi II. Makassar: Balai


Laboratorium Kesehatan.
Jawetz, dkk. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Salemba Medika.
Karsinah, dkk. 1994. Batang Negatif Gram dalam Buku Ajar Mikrobiologi
Kedokteran. Jakarta: Bina Aksara.

Anda mungkin juga menyukai