Anda di halaman 1dari 11

Pasteurella sp.

1. Pengecatan Gram

(Markey, 2013)
Pada pengecatan Gram akan nampak koloni berukuran kecil dan tercat
berwarna kemerahan (Gram negatif) sel berbentuk coccobacillus. (Markey, 2013)
2. Pengecatan Giemsa

(Sinha, et al., 2018)


Pada pengecatan Giemsa, Pasteurella akan menampakkan sifat bipolar, Gram
negatif berbentuk coccobacillus (Sinha, et al., 2018)
3. Media Isolasi
a. Plat Agar Darah

Pasteurella pada PAD (Markey, 2013)


Plat agar darah berfungsi untuk menumbuhkan berbagai bakteri fastidious dan
melihat kemampuan hemolisisnya. Ada tiga tiper hemolisis, yaitu α-hemolisis,
β-hemolisis dan γ-hemolisis. Β-hemolisis adalah destruksi sempurna dari
eritrosit, akan menghasilkan zona terang di sekeliling koloni pada PAD. Α-
hemolisis merupakan destruksi parsial dari eritrosit, akan membentuk zona
berwarna kehuijauan di sekeliling koloni pada PAD. Sedangkan pada γ-
hemolisis tidak terjadi hemolisis, sehingga tidak didapati adanya perubahan
warna di sekeliling koloni. (Leboffe, 2011)
b. McConkey Agar

Pasteurella pada MCA (Markey, 2013)


MacConkey Agar merupakan media selektif yang di dalamnya
mengandung laktosa, bile salt, crystal violet, dan neutral red. Bile salt dan
crystal violet akan menghambat pertumbuhan beberapa bakteri Gram positif.
Neutral red berperan sebagai indicator pH, asam yang dihasilkan oleh bakteri
lactose fermenter akan terakumulasi dan merubah warna neutral red pad media
menjadi kemerahan. (Leboffe, 2011)
4. Uji Biokemis
a. Uji Fermentasi Karbohidrat

(Leboffe, 2011)
Uji fermentasi karbohidrat bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri
dalam memfermentasi karbohidrat tertentu sebagai sumber energi. Dalam
media untuk uji fermentasi gula-gula, terdapat karbohidrat jenis tertentu
sebagai sumber gula, dan indicator pH berupa phenol red yang akan
mendeteksi perubahan pH pada media akibat aktivitas fermentasi gula oleh
bakteri. Pada bakteri yang mampu memfermentasi karbohidrat dalam media,
akan merubah warna indicator phenol red menjadi kekuningan. (Leboffe,
2011)
b. Uji Indole

Uji indole (Cappuccino and Welsh, 2018)


Uji Indole adalah uji yang dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri
untuk mengubah tryptophane menjadi indole menggunakan enzim
tryptophanase. Indole pada media dapat dideteksi menggunakan reagen
Kovac’s. apabila dalam media terdapat indole yang dihasilkan dari
metabolisme tryptophane oleh bakteri yang mampu menghasilkan
tryptophanase, maka setelah ditambahkan reagen Kovac’s akan terbentuk
warna merah pada permukaan media. (Cappuccino and Welsh, 2018)
c. Urease

Uji Urease (Leboffe, 2010)


Uji urease digunakan untuk membedakan bakteri berdasarkan
kemampuannya mereduksi urea menggunakan enzim urease. Dalam media
terkandung pepton sebagai sumber protein, glukosa sebagai sumber
karbohidrat, potassium phosphate sebagai buffer yang akan menetraslisir basa
yang dihasilkan dari metabolisme pepton, phenol red sebagai indicator pH
yang akan berubah warna menjadi pink pada pH di atas 8,4, dan urea yang
akan dihidrolisis oleh bakteri urease positif menggunakan enzim urease
menjadi NH3 dan CO2. Akumulasi NH3 akibat hidrolisis urea akan merubah pH
menjadi basa, sehingga akan merubah warna indicator pH menjadi pink.
(Leboffe, 2010)
d. Oksidase

(Leboffe, 2010)
Uji oksidase dilakukan untuk membedakan kemampuan bakteri dalam
menghasilkan enzim respirasi cytochrome c oxidase. Uji dilakukan dengan
menambahkan tetramethyl-p-phenylenediamine pada kolini bakteri. Apabila
bakteri mampu menghasilkan cytochrome c oxidase, maka tetramethyl-p-
phenylenediamineakan dioksidasi dan berubah menjadi warna ungu (Leboffe,
2010)
e. KOH

(Naik, et al., 2018)


Uji KOH dilakukan dengan cara mengambil biakan bakteri
menggunakan usa, kemudian dicampurkan dengan KOH 3% di atas gelas
objek lalu diaduk. Apabila ketika usa diangkat nampak masa viscous yang
menggantung antara KOH dan usa, maka bakteri tersebut adalh Gram negatif
hal ini terjadi karena dalam pengaruh basa kuat, dinding sel bakteri Gram
negatif yang kaya lipid akan rusak, sehingga menghasilkan masa viscous
(Naik, et al., 2018)
(Markey, 2013)

Clostridium sp.

1. Pengecatan Spora

(Leboffe, 2010)
Pengecatan spora dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri dalam
menghasilkan spora dan melihat di mana letak spora pada sel bakteri. Pengecatan
dilakukan dengan metode schaeffer-fulton. Pertama-tama biakan bakteri diusapkan di
atas gelas objek lalu dipanaskan untuk fiksasi dan menstimulasi pembentukan spora.
Kemudian biakan di atas gelas objek diberi malachite green lalu dipanaskan agar
malachite green masuk hingga ke spora. Malachite green adalah pewarna yang larut
air, sehingga malachite green pada sel vegetative akan dengan mudah larut saat
decoloration. Kemudian biakan diberi safranin sehingga sel vegetative akan nampak
berwarna merah dan spora akan nampak berwarna hijau. Spora pada bakteri dapat
terletak pada ujung (terminal), tengah (central) dan subterminal (Leboffe, 2010)
2. Media isolasi
a. Reinforced Clostridial Agar

Clostridium pada RCA (Osman, et al., 2013)


Reinforced Clostridial Agar merupakan media yang digunakan untuk
isolasi Colostridium dan berbagai bakteri anaerob lain. Dalam media ini
mengandung beef extract, yeast extract, dan pepton sebagai sumber protein,
glukosa sebagai sumber karbohidrat, dan L-Cystein untuk mereduksi O2
sehingga media dalam keadaan anaerob (Atlas, 2010)
b. Kaldu Hati Tarozzi
3. Uji Biokimia
a. Litmus milk

Litmus milk merupakan media yang di dalamnya mengandung susu skim


sebagai sumber laktosa dan kasein, dan azolitmin sebagai indicator pH. Reaksi
dasar yang ada pada media ini adalah fermentasi laktosa, reduksi litmus,
koagulasi kasein dan hidrolisis kasein. Kombinasi dari empat reaksi tersebut
akan menghasilkan hasil yang bervariasi yang dapat digunakan untuk
diferensiasi bakteri. Fermentasi laktosa akan menghasilkan asam yang akan
merubah warna litmus dari biru menjadi pink, akumulasi asam akan membuat
kasein terpresipitasi membentuk acid clott, reduksi litmus akan merubah
warna litmus menjadi putih. Beberapa bakteri mampu mengkoagulasi kasein
membentuk curd. Adapun berbagai hasil dari uji litmus dapat dilihat pada table
berikut. (Leboffe, 2011)

b. Indole

Uji indole (Cappuccino and Welsh, 2018)


Uji Indole adalah uji yang dilakukan untuk melihat kemampuan bakteri
untuk mengubah tryptophane menjadi indole menggunakan enzim
tryptophanase. Indole pada media dapat dideteksi menggunakan reagen
Kovac’s. apabila dalam media terdapat indole yang dihasilkan dari
metabolisme tryptophane oleh bakteri yang mampu menghasilkan
tryptophanase, maka setelah ditambahkan reagen Kovac’s akan terbentuk
warna merah pada permukaan media. (Cappuccino and Welsh, 2018)
c. Urease

Uji Urease (Leboffe, 2010)


Uji urease digunakan untuk membedakan bakteri berdasarkan
kemampuannya mereduksi urea menggunakan enzim urease. Dalam media
terkandung pepton sebagai sumber protein, glukosa sebagai sumber
karbohidrat, potassium phosphate sebagai buffer yang akan menetraslisir basa
yang dihasilkan dari metabolisme pepton, phenol red sebagai indicator pH
yang akan berubah warna menjadi pink pada pH di atas 8,4, dan urea yang
akan dihidrolisis oleh bakteri urease positif menggunakan enzim urease
menjadi NH3 dan CO2. Akumulasi NH3 akibat hidrolisis urea akan merubah pH
menjadi basa, sehingga akan merubah warna indicator pH menjadi pink.
(Leboffe, 2010)
d. Gelatinase

(leboffe, 2011)
Uji gelatinase adalah uji untuk melihat kemampuan bakteri dalam
menghasilkan gelatinase akan menghidrolisis gelatin pada media. (Leboffe,
2011) Uji ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri pada media yang
mengandung gelatin. Apabila bakteri mampu menghasilkan gelatin, maka
gelatin pada media akan mencair, sedangkan pada bakteri yang tidak
menghasilkan gelatin, media akan tetap padat (Ekpenyong, et al., 2016)
e. Uji motilitas

(Leboffe, 2011)
Uji motilitas dilakukan menggunakan media semisolid. Media ini
mengandung agar dengan konsentrasi rendah, antara 0,4%-1,5%. Uji
dilakukan dengan menusukkan biakan ke dalam agar. Apabila bakteri motil,
maka pertumbuhan koloni akan menyebar dari bekas tusukan, jika bakteri
tidak motil, maka pertumbuhan koloni hanya terpusat di bekas tusukan
(Leboffe, 2011)
f. Uji fermentasi karbohidrat

(Leboffe, 2011)
Uji fermentasi karbohidrat bertujuan untuk melihat kemampuan bakteri
dalam memfermentasi karbohidrat tertentu sebagai sumber energi. Dalam
media untuk uji fermentasi gula-gula, terdapat karbohidrat jenis tertentu
sebagai sumber gula, dan indicator pH berupa phenol red yang akan
mendeteksi perubahan pH pada media akibat aktivitas fermentasi gula oleh
bakteri. Pada bakteri yang mampu memfermentasi karbohidrat dalam media,
akan merubah warna indicator phenol red menjadi kekuningan. (Leboffe,
2011)

(Markey, 2013)

Mycobacterium sp.

1. Pengecatan tahan asam

(Markey, 2013)
Pengecatan tahan asam pada Mycobacterium menggunakan metode Ziehl
Nielsen (ZN). Pada pengecatan ZN, Mycobacterium akan nampak berbentuk batang
dan berwarna kemerahan yang menunjukkan bahwa Mycobacterium merupakan
bakteri tahan asam (Markey, 2013)
2. Media Isolasi
a. Loweinstein Jensen Agar

(Markey, 2013)
Media Loweinstein Jensen Agar merupakan media selektif untuk
menumbuhkan Mycobacterium. Media ini merupakan media berbasis telur
yang akan mensupport pertumbuhan Mycobacterium (Markey,2013). Dalam
media Loweinstein Jensen terkandung glycerol yang diperlukan
Mycobacterium untuk tumbuh. Malachite green sebagai agen selektif untuk
menghambat pertumbuhan bakteri selain Mycobacterium (Atlas, 2010)
(Markey, 2013)

Anda mungkin juga menyukai