Anda di halaman 1dari 6

NAMA : RAGA CIPTA PRAKASIH

NIM : 19161016
MATERI : (3) Organisasi Sosial, Sistem Kekerabatan serta Pelaksanaan
Pendidikan

A. Organisasi Sosial
Definisi Organisasi Sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Dan
sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi
sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

Budiono mengemukakan bahwa organisasi sosial yaitu kesatuan orang yang tersusun
secara teratur berdasarkan pembagian tugas-tugas tertentu kepada anggotanya
sedagkan Budi Haharjo mengemukakan bahwa organisasi sosial yaitu suatu kesatuan
orang-orang yang memiliki struktur serta pembagian kerja yang jelas sebagai akibat
adanya hubungan sosial di dalam kehidupan masyarakat.
Selain itu, Richard Scott berpendapat bahwa organisasi merupakan suatu kolektivitas
yang disengaja & dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang didasarkan pada
asas kelangsungan dan Stoner berpendapat bahwa organisasi ialah suatu pola
hubungan melalui orang atau sekelompok orang di bawah pengarahan manajer untuk
mengejar tujuan Bersama serta Kochler mengemukakan bahwa organisasi merupakan
sebuah sistem terstruktur yang mengkoordinasikan usaha tertentu oleh suatu
kelompok orang untuk mencapai tujuan.
Unsur-Unsur Organisasi Sosial

 Suatu kumpulan individu, yaitu adanya individu sebagai anggota kelompok


organisasi sosial.
 Interaksi sosial, yaitu adanya interaksi para anggotanya. Interaksi dalam
organisasi pada umumnya berbentuk kerja sama. Konflik eksis namun tidak
dimanifestasikan.
 Sebuah lembaga sosial, yaitu aspek-aspek kehidupan sosial yang mengalami
institusionalisasi. Dan organisasi sosial pasti menyentuk aspek tertentu yang
dirumuskan dalam tujuannya.
 Suatu peran sosial, yaitu peran yang di mainkan oleh anggota organisasi sesuai
posisi dalam struktur organisasi atau fungsinya.
 Sebuah kelas sosial, yaitu klasifikasi individu atau kelompok dalam organisasi
secara hierarkis. Jumlah kelompok elit biasanya lebih sedikit dibanding
anggotanya.
 Suatu tujuan organisasi, yaitu tujuan bersama, bukan tujuan individual, yang
hendak dicapai oleh para anggotanya melalui pembagian kerja dan kerja sama.
Ciri-Ciri Organisasi Sosial

 Adanya formalitas, menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada


peraturan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan,
strategi, dan yang lainnya
 Kemudian hierarkhi, menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan
wewenang yang berbentuk piramida.
 Dengan besarnya dan Kompleksnya, memiliki banyak anggota sehingga
hubungan sosial antar anggota tidak langsung (impersonal)
 Rumusan batas-batas operasionalnya (organisasi) jelas
 Memiliki identitas yang jelas.
 Keanggotaan formal, status dan peran.

Contoh-Contoh Organisasi Sosial


Negara
Negara barangkali adalah contoh social organization yang besar. Anggotanya terdiri
dari kumpulan individu. Juga para elit yang disebut pemerintah bekerja untuk
menyelenggarakan negara. Rakyat banyak menjadi anggota yang berkontribusi
sekaligus dilayani. Suatu tindakan individu baik yang berperan sebagai pemerintah atau
rakyat jelata diatur oleh regulasi yang disepakati bersama. Kita bisa sebutkan di sini,
misalnya, undang-undang atau peraturan pemerintah. Sebuah negara memiliki tujuan
yang bisa di sarikan dari dasar ideologinya. Contohnya, tujuan di dirikannya Bangsa
Indonesia adalah menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Partai politik
Adanya parpol menjadi salah satu kendaraan politik yang bisa di tunggangi individu
tertentu untuk mencapai kekuasaan politik. Dengan sekilas saja kita sudah bisa pahami
bahwa parpol adalah organisasi politik. Oleh karenanya bisa pula di sebut sebagai
organisasi sosial. Suatu landasan legal rasional di dirikannya parpol membuat statusnya
sebagai organisasi sosial yang formal. Partai politik ilegal bukanlah partai politik.

Organisasi Kemasyarakatan
Organisasi kemasyarakatan biasa disingkat ormas. Tidak semua ormas melakukan
sweeping. Dan tak sedikit ormas yang di dirikan untuk menyelenggarakan donor darah.
Ormas secara tipikal lahir dari bawah. Dengan bermula dari kesadaran masyarakat
untuk berkumpul dan membentuk visi bersama. Semua aktivitas ormas yang selalu
terorganisir menyiratkan statusnya sebagai organisasi sosial. Dan terdapat ribuan
ormas yang secara legal atau ilegal berdiri di Indonesia. Misalkan Nahdlatul Ulama dan
Muhammadiyah adalah dua ormas besar yang bergerak di bidang ke agamaan.
Keluarga
Keluarga bisa di lihat sebagai sebuah organisasi sosal. Di dalam keluarga ada status dan
peran yang di mainkan oleh para anggotanya. Sebuah keluarga juga memiliki tujuan,
misalnya, sakinah, mawadah dan warrohmah. Ada unsur-unsur lainnya juga terpenuhi
dalam keluarga sehingga layak disebut sebagai organisasi sosial.

Demikianlah ulasan singkat mengenai Pengertian Organisasi Sosial Menurut Para Ahli
yang telah mimin rangkum untuk kalian semua. Mimin harap dengan tulisan yang
sederhana ini dapat menginformasi dan juga bermanfaat bagi para pembacanya, aamiin.

B. Sistem Kekerabatan

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial.Setiap
suku di indonesia memilki sistem kekerabatan yang berbeda- beda. Meyer Fortes
mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan
untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Meyer
Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat
dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang
bersangkutan.

Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki
hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah,
ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam
kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang
jumlahnya relatif kecil hingga besar.

Kelompok kekerabatan

Kelompok kekerabatan meliputi orang-orang yang mempunyai orangtua lakilaki


bersama, atau yang percaya bahwa mereka adalah keturunan dari seorang orangtua
lakilaki bersama menurut perhitungan garis patrilineal (kebapakan), sementara
dibeberapa suku seperti minangkabau menganut sistem kekerabatan Matrilineal
(Keibuan) dimana garis keturunan didasarkan dari garis keturunan orangtua
perempuan atau ibu.

Suatu kelompok adalah kesatuan individu yang diikat oleh sekurang- kurangnnya 6
unsur, yaitu:

a. Sisitem norma- norma yang mengatur tingkah laku warga kelompok,


b. Rasa kepribadian kelompok yang disadari semua warganya.
c. Interaksi yang itensif antar warga kelompok,
d. Sistem hak dan kewajiban yang mengatur interaksi antarwarga kelompok,
e. Pemimpin yang mengatur kegiatan- kegiatan kelompok, dan
f. Sistem hak dan kewajiban terhadap harta produktif, harta konsumtif, atau harta
pusaka tertentu. Dengan demikian hubungan kekerabatan merupakan unsur
pengikat bagi suatu kelompok kekerabatan.

Perlu ditekankan, kelompok kekerabatan yang struktur keanggotaannya terdiri atas


manusia dan masyarakat sehingga dapat terjadi kedinamisan hubungan diantaranya
sehingga menyebabkan dalam beberapa kasus tidak semua kelompok kekerabatan
mempunyai 6 unsur tersebut.

Dalam penelitiannya, Murdok membedakan kelompok kekerabatan berdasarkan fungsi-


fungsi sosialnya menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Kelompok kekerabatan berkorporasi, biasanya mempunyai ke- 6 unsur


tersebut.istilah "berkorporasi" umumnya menyangkut unsur 6 tersebut yaitu adanya
hak bersama atas sejumlah harta.
b. Kelompok kekerabatan kadangkala, yang sering kali tidak memiliki unsur 6 tersebut,
terdiri dari banyak anggota, sehingga interaksi yang terus- menerus dan itensif tidak
mungkin lagi, tetapi hanya berkumpul kadang- kadang saja.
c. Kelompok kekerabatan menurut adat, biasanya ridak memiliki unsur pada yang ke
4,5 dan 6 bahkan 3. Kelompok- kelompok ini bentuknya sudah sedemikian besar,
sehingga warganya seringkali sudah tidak mengenal. Rasa kebribadian sering kali
juga di tentukan oleh tanda- tanda adat tersebut. Kelompok- kelompok kekerabatan
yang termasuk golongan pertama adalah kindred daan keluarga luas, sedang
golongan ke dua termasuk deme, keluarga ambilineal kecil, keluarga ambilineal
besar, klen kecil, klen besar, frati, dan paroh masyarakat.

Jenis Keluarga Kekerabatan

Menurut Kindret, sistem kekerabatan adalah berkumpulnya orang-orang saling


membntu dan melkukan kegiatan- kegiatan bersama saudara, sepupu, kerabat isteri,
kerabat yang lebih tua dan muda. Di mulai dari seorang warga yang memprakkarsai
suatu kegiatan. Dan biasanya hubungan kekerabatan ini di manfaatkan untuk
memperlancar bisnis seseorang.

Dalam keberlanjutan hubungannya, jenis keluarga terbagi menjadi 2 jenis yaitu


keluarga luas (extended family) dan keluarga kecil (nuclear family). Keluarga luas yakni,
kekerabatan ini terdiri dari lebih dari satu keluarga inti sementara itu, nuclear Family
hanya terdiri atas Orangtua dan anak-anaknya, yang dapat menjadi bagian tak
terpisahkan dari extended family atau merupakan sebuah keluarga yang berdiri sendiri
secara mandiri.

Di daerah pedesaan, warga keluarga luas umumnya masih tinggal berdekatan, dan
seringkali bahkan masih tinggal bersama- sama dalam satu rumah. Kelompok
kekerabatan berupa keluarga luas biasanya di kepalai oleh anggota pria yang tertua.
Dalam berbagai masyarakat di sunia, ikatan keluarga luas sedemikian eratnya, sehingga
mereka tidak hanya tinggal bersama dalam satu rumah besar, tetapi juga merupakan
satu rumah tangga dan berbuat seakan-akan mereka merupakan satu keluarga inti yang
besar. Terdapat 4 jenis extended family, yaitu:

a. Keluarga ambilineal kecil yakni, terjadi apabila suatu keluarga luas membentuk
suatu kepribdian yang khas, yang di sadari oleh para warga. Kelompok ambilinel
kecil biasanya terdiri dari sekitar 25- 30 jiwa sehingga mereka masih saling
mengenal dan mengetahui hubungan kekerabatan masing- masing.
b. Klen kecil yakni, kelompok kekerabatan yang terdiri dari beberapa kelluarga luas
keturunan dari satu leluhur. Ikatan kekerabatan berdasarkan hubungan melalui
garis keturunan pria saja(patrilineal), atau melalui garis keturunan
wanita(matrilineal), jumlahnya sekitar 50-70 orang biasanya mereka masih saling
mengenal dan bergaul dan biasanya masih tinggal satu desa.
c. Klen besar yakni, kelompok kekerabatan yang terdiri dari semua keturunan dari
seorang leluhur, yang diperhitungkan dari garis keturunan pria atau wanita, sosok
leluhur yang menurunkan para warga klen besr berpuluh- puluh generasi yang
lampau itu sudah tidak jelas lagi, dan seringkali sudah di anggap keramat. Jumlah
yang sangat besr menyebabkan mereka sudah tidak mengenal kerabat- kerabat yang
hubungan kekerabatannya jauh.
d. Frati yakni, gabungan antara patrilineal maupun matrilineal, dan dari kelompok klen
setempat (bisa klen kecil, tetapi bisa juga bagian dari klen besar). Namun jumlah
anggota dari kelompok keluarga hasil penggabungannya tidak selalu merata.

C. Pelaksanaan Pendidikan
Sebagai salah satu agen transmisi budaya, keluarga baik keluarga besar maupun
keluarga kecil berperan besar dalam proses pendidikan anggota keluarga lainnya.
Penanaman landasan moral dan budaya dalam pembiasaan sikap keseharian
memberikan kelompok kekerabatan sebagai sumber utama proses pendidikan dasar
kehidupan bagi anggotanya. Dalam prosesnya, pendidikan dalam lingkungan keluarga
memberikan pemahaman sosial mendasar yang mengajarkan nilai-nilai pokok
kehidupan seperti perilaku kesopanan, adab kesantunan serta dasar-dasar kehidupan
keagamaan.

Dalam kasus di suku minangkabau, umum seorang anak dibesarkan dalam sebuah
keluarga besar dikarenakan asas “anak dipangku kemenakan dibimbing” keluarga
minangkabau secara bersama membesarkan seorang anak baik yang memposisikan diri
sebagai anak kandung maupun anak keponakan. Anak keponakan dalam hal ini adalah
anak dari saudara perempuan kandung yang juga menjadi tanggung jawab paman-
pamannya untuk dibesarkan dan disekolahkan serta dipenuhi kebutuhannya sama
seperti seorang ayah memenuhi kebutuhan anak kandungnya.

Hal ini berakibat pada rendahnya angka putus sekolah di kalangan masyarakat
minangkabau yang masih mengadopsi sistem kekerabatan keluarga besar (ekstended
family). Namun tak jarang, meskipun memiliki latar belakang matrilineal dengan sistem
kekerabatan luar dalam benyak kasus dapat ditemukan sistem keluarga kecil dalam
kesukuan minangkabau. Keadaan ini merupakan akibat dari modernisasi serta faktor
ekonomi yang terkadang berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat.

Modernisasi mempengaruhi pola pikir dan cakupan pergaulan masyarakat


minangkabau terutama yang berkembang diwilayah rantau yang terpengaruh dan
terpapar sistem kekerabatan budaya lain sehingga mengurangi peran dan fungsi
keluarga besar (extended family) dalam proses sosialisasi dan pendidikan dasar
kebudayaan anggota keluarganya.

Selain itu, faktor lokasi tempat tinggal yang telah jauh dari “Rumah Gadang” sebagai
pusat dari perkembangan keluarga besar tak jarang menyebabkan nilai budaya
keluarga besar tergantikan oleh keluarga inti.

Faktor ekonomi juga memberikan dampak besar dalam eksistensi extended family. Tak
jarang seorang paman kesulitan untuk memenuhi kebutuhan keluarga initinya alih-alih
memenuhi kebutuhan keluarga besarnya sehingga perannya mengalami degradasi dan
terkadang hanya menyisakan peran-peran adat saja terutama dalam proses upacara
adat seperti pernikahan, kesukuan, hingga kematian.

Anda mungkin juga menyukai