Anda di halaman 1dari 3

4.

Kelompok dan Perkumpulan

Suatu kelompok atau group juga merupakan suatu masyarakat karena memenuhi syarat-
syaratnya, dengan adanya sistem interaksi antara para anggota, dengan adanya adat-istiadat serta
sistem norma yang mengatur interaksi itu, dengan adanya kontinuitas, serta dengan adanya rasa
identitas yang mempersatukan semua anggota tadi. Namun, selain ketiga ciri tadi, suatu kesatuan
manusia yang disebut kelompok juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan sistem
pimpinan, dan selalu tampak sebagai kesatuan dari individu-individu pada masa-masa yang
secara berulang berkumpul dan kemudian bubar lagi.

Kedua ciri khas tersebut sebenarnya juga dimiliki oleh kesatuan manusia yang paling
besar masa kini, yaitu negara. Namun, istilah kelompok tidak dikenakan pada negara. Tidak
pernah orang bicara tentang “ kelompok Indonesia” apabila yang dimaksud adalah negara
Republik Indonesia. Kota dan desa yang mempunyai organisasi dan sistem pimpinan tidak bisa
disebut kelompok. Karena kelompok itu selalu lebih kecil dari suatu negara.

Mengenai sifat organisasi dan sitem pimpinannya ada paling sedikit dua macam
organisasi. Pertama, yaitu organisasi yang tidak dibentuk dengan sengaja, tetapi telah terbentuk
karena ikatan alamiah dan ikatan keturunan yang mengikat warganya dengan adat-istiadat dan
sistem norma yang sejak dulu telah tumbuh dengan tidak disengaja. Kedua, organisasi yang
dibentuk dengan sengaja sehingga aturan-aturan dan sistem norma yang mengikat anggotanya
juga disusun dengan sengaja.

Kelompok yang berdasarkan organisasi yang disebut pertama, misalnya marga Tarigan,
dalam buku-buku pelajaran antropologi dan sosiologi dalam bahasa inggris sering disebut group
atau juga primary group. Sistem organisasi nya sering disebut informal organization. Kelompok
yang berdasarkan organisasi yang disebut kedua, seperti PSIM atau Gerakan Subud, dalam buku-
buku pelajaran antropologi dan sosiologi dalam bahasa inggris sering disebut association. Sistem
organisasinya sering disebut formal organization.

Dalam bahasa Indonesia yang mempunyai arti lebih jelas untuk menyebut kedua macam
kelompok dan organisasi tadi. Association sebaiknya diterjemahkan dengan istilah
“Perkumpulan’’. Dasar organisasinya adalah “organisasi buatan”. Group diterjemahkan dengan
istilah “Kelompok”, atau bila perlu kita dapat juga memakai istilah yang digunakan Cooley,
“Kelompok Primer”. Dasar organisasinya adalah “Organisasi Adat”.

Suatu kelompok primer dengan organisasi adat, biasanya mempunyai sistem pimpinan
yang berbeda sifatnya daripada suatu perkumpulan dengan organisasi buatan. Pimpinan
kelompok lebih berlandaskan kewibawaan dan karisma, sedangkan hubungan dengan warga
kelompok yang dipimpin berdasarkan hubungan asas perorangan. Sebaliknya, pimpinan
perkumpulan biasanya lebih berlandaskan wewenang dan hukum, sedangkan hubungan dengan
anggota kelompok yang dipimpin lebih berlandaskan hubungan anonim dan asas guna.

Akhirnya, walaupun “kelompok” maupun “perkumpulan” memiliki keempat syarat


pengikat dasar dari suatu masyarakat, yaitu prasarana untuk interaksi, kontinuitas, sistem norma,
dan identitas sosial, namun hanya kelompoklah yang dapat disebut sebagai masyarakat.
Terutama dalam bahasa sehari-hari kita masih sering mendengar orang berbicara tentang
masyarakat marga Tarigan, masyarakat Tihingan, tetapi tidak pernah kita dengar misalnya orang
berbicara tentang masyarakat PSIM atau masyarakat Gerakan Suhub.
5. Beragam Kelompok dan Perkumpulan

Jumlah kelompok dan perkumpulan dalam suatu masyarakat sudah tentu sangat banyak.
Makin besar dan kompleks sifat masyarakat itu, maka makin banyak juga jumlah kelompok dan
perkumpulan yang ada didalamnya. Perkumpulan merupakan kesatuan manusia yang
berdasarkan asas guna. Sudah selayaknya bila kita coba untuk mengadakan klasifikasi
berdasarkan guna dari kelompok atau perkumpulan yang bersangkutan.

Perkumpulan dapat dikelaskan berdasarkan prinsip guna dan keperluannya atau


fungsinya. Dengan, demikian ada perkumpulan-perkumpulan yang gunanya untuk keperluan
mencari nafkah, untuk melaksanakan suatu mata pencarian hidup atau memproduksi barang,
intinya untuk keperluan ekonomi. Perkumpulan-perkumpulan semacam itu misalnya suatu
perkumpulan dagang, suatu koperasi, suatu perseroan, suatu perusahaan dan sebagainya.

Ada perkumpulan-perkumpulan yang berdasarkan keperluan manusia untuk memajukan


pendidikan dalam masyarakat seperti suatu yayasan pendidikan atau kelompok studi, suatu
perkumpulan pemberantasan buta huruf dan sebagainya. Ada perkumpulan untuk memajukan
ilmu pengetahuan seperti Himpunan Indonesia Untuk Pengembangan Ilmu-ilmu Sosial, atau
organisasi-organisasi profesi yang sekaligus juga bertujuan memajukan ilmu dan profesi
bersangkutan, seperti Ikatan Dokter Indonesia.

Ada perkumpulan yang berdasarkan keperluan untuk memajukan kesenian, seperti


perkumpulan Mitra Budaya, perkumpulan seni tari Krida Beksa Wirama, band musik pop Koes
Plus, perkumpulan kesusasteraan, aliran-aliran seni lukis dan sebagainya. Ada perkumpulan yang
bertujuan melaksanakan aktivitas-aktivitas keagamaan, seperti organisasi gereja, organisasi-
organisasi penyiaran agama, sekte, gerakan-gerakan kebatinan, gerakan-gerakan ratu adil dan
sebagainya.

Ada pula perkumpulan yang berdasarkan keperluan manusia untuk aktivitas politik,
seperti partai politik, organisasi buruh, dan banyak organisasi lain yang dapat digunakan manusia
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan politik. Masih banyak macam perkumpulan lain yang
tidak perlu disebutkan semuanya satu demi satu. Perkumpulan-perkumpulan tersebut tadi dapat
dianggap sebagai beberapa contoh diantara berpuluh macam perkumpulan lain yang mungkin
ada dalam suatu masyarakat yang kompleks.

6. Ikhtisar mengenai Beragam Wujud Kesatuan Manusia

Agar menjadi lebih jelas, maka beragam wujud kesatuan manusia terurai tadi beserta
istilah-istilahnya yang hingga sekarang masih tetap merupakan suatu masalah yang belum
mantap diantara para ahli antropologi maupun sosiologi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
bahwa dalam sistem istilah yang digunakan buku ini, istilah “masyarakat” dipakai untuk
menyebut dua wujud kesatuan manusia, yaitu “komunitas” (yang menekankan pada aspek lokasi
hidup dan wilayah) dan konsep “kelompok” (yang menekankan pada aspek organisasi dan
pimpinan dari suatu kesatuan manusia).

Adapun tiga wujud kesatuan manusia (yaitu “kerumunan”, “kategori sosial”, dan
“golongan sosial”) tidak dapat disebut “masyarakat”. Hal itu karena ketiganya tidak memenuhi
ketiga unsur yang merupakan syarat konsep “masyarakat”. Sedangkan, “perkumpulan” lazimnya
juga tidak disebut demikian, walaupun memenuhi syarat.
7. Interaksi Antarindividu dalam Masyarakt

Konsep interaksi itu penting karena tiap masyarakat merupakan suatu kesatuan dari
individu yang satu dengan lain berada dalam hubungan berinteraksi yang berpola mantap.
Interaksi itu terjadi bila seorang individu dalam masyarakat berbuat sedemikian rupa sehinggga
menimbulkan suatu respons atau reaksi dari individu-individu lain.

Anda mungkin juga menyukai