Laporan Praktikum Paru Paru
Laporan Praktikum Paru Paru
KAPASITAS PARU-PARU
XI IPA 1
Erwin Andrian T/8
Fadel Muhammad G/10
M Aris Furqon/24
Rudolf Fernando/35
Samatha Adisty Ekasiwi/37
1. Tujuan :
Siswa memahami kapasitas paru-paru dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
1. Ember Besar
2. Djrigen Air
3. Selang Kecil
4. Air Secukupnya
5. Spidol
3. Cara Kerja :
1. Buat tanda pengukuran dengan cara berikut:
Masukkan air sebanyak 500cc, kemudian tutup Djrigen, balikkan, dan
tandai bagian yang rata dengan air sesuai ukuran (500cc) (gunakan
spidol) lakukan secara berturut-turut hingga kurang lebih 6000cc
2. Setelah tanda yang menunjukkan volume air sudah siap, isi ember dengan
air, secukupnya
3. Tempatkan Djrigen (secara terbalik) di dalamnya, hingga terisi air
4. Masukkan selang dan, praktek siap dimulai
5. Tiup selang sesuai dengan kriteria, yaitu, untuk Udara Pernapasan Biasa
(sesudah menghirup nafas secara maksimal, kita hembuskan secara
normal), untuk udara pernapasan suplementer (sesudah menghembuskan
Udara Pernapasan Biasa, hembuskan lagi udara yang tersisa sekuat-
kuatnya),
6. Udara yang kita tiup akan mendesak air keluar dan volume udara dapat
diukur dengan menghitung selisih dari tinggi air yang ada
7. Catat dan bandingkan percobaan anatara 2 atau 3 orang teman.
4. Dasar Teori
a. Volume Paru-paru
Volume paru-paru kurang lebih adalah sekitar 5000cc. Volume udara pernapasan
dapat bervariasi tergantung besar kecilnya paru-paru, kekuatan bernapas, dan cara
bernapas. Pada pernapasan biasa orang dewasa, udara yang keluar-masuk sekitar
500cc, udara ini disebut sebagai Udara Pernapasan Biasa atau udara basal
maupun udara tidal. Setelah kita menghembuskan napas biasa, kita masih dapat
menghembuskan lagi udara dengan kuat. Udara yang masih dapat kita keluarkan
tersebut merupakan udara suplementer atau udara cadangan, volumenya sekitar
1500cc. Di dalam paru-paru, masih terdapat sisa udara yang tidak lagi dapat
dikeluarkan, volumenya sekitar 1000cc, yaitu udara residu. Berikut adalah volume
udara pernapasan yang dapat diukur menggunakan alat sederhana:
a. Udara Pernapasan Biasa adalah udara yang dapat keluar masuk dalam
saluran pernapasan sebesar 500cc.
b. Udara suplementer adalah udara yang dapat dihembuskan lagi dari paru-
paru secara maksimum sebesar 1500cc.
c. Udara Pernapasan ditambah Udara Suplementer ditambah udara residu
adalah Kapasitas Vital Paru-paru yang besarnya sekitar 3500cc.
5. Data Percobaan
Percobaan dilakukan pada 2 orang siswa yang berbeda, yaitu Erwin dan Fadel,
dari percobaan tersebut didapatkan data sebagai berikut:
6. Pembahasan
Saat Erwin menghembuskan udara dari dalam mulut dengan biasa, udara yang
masuk ke dalam djrigen melalui selang tersebut menggantikan air yang ada di
dalamnya, dan di dalam djrigen nampak ukurannya sekitar 500cc, kemudian
kami melakukan pengetesan kedua, yaitu udara suplementer. Erwin
menghembuskan nafasnya sekuat mungkin, dan volume udara yang terukur
adalah sekitar 1500cc. Untuk kali kedua, pengetesan ditujukan pada Fadel.
Setelah mengirup udara secara maksimum, Fadel menghembuskan udara secara
biasa melalui selang, lalu didapatkan volume sekitar 500cc, lalu Fadel
melanjutkan lagi percobaan pada Udara Suplementer, saat itu didapatkan pula
udara sebesar 1500cc. Bila kedua hasil percobaan dirata-rata, maka akan
diperoleh Volume Udara Pernapasan Biasa sebesar 500cc dan Volume udara
Suplementer sebesar 1500cc.
7. Kesimpulan
Dari dasar teori dan hasil percobaan yang kami lakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa volume Udara Pernapasan Biasa manusia pada umumnya
adalah sebesar 500cc, sementara volume Udara Suplementernya sekitar 1500cc.
LAPORAN PRAKTEK BIOLOGI
PEMBUKTIAN PERNAPASAN HEWAN
XI IPA 1
1. Tujuan
Siswa dapat membuktikan bahwa hewan bernapas membutuhkan oksigen.
1. Spirometer
2. Larutan Eosin
3. Kristal KOH/NaOH
4. Jangkrik
5. Kapas/Penyekat
3. Cara Kerja
1. Masukkan kristal KOH ataupun NaOH ke dalam spirometer, kemudian
masukkan kapas sebagai sekat
2. Lakukan perbandingan dengan memasukkan jangkrik ke dalam botol,
untuk kloter pertama 2 ekor jangkrik, untuk pembadingnya 5 ekor jangkrik
Keterangan:
Saat jangkrik bernapas, maka Oksigen yang ada di dalam botol akan
berkurang dan berkurang, digantikan Karbondioksida. Karbondioksida tersebut
lalu diserap oleh KOH atau NaOH, karena udara di dalam botol telah berkurang,
maka tekanan udara di dalamnya menurun, kemudian udara dari luar akan masuk
ke dalam botol, saat udara masuk ke dalam botol, maka larutan eosin akan
berjalan kearah dalam botol, di situlah peranan dari eosin yang menganalogikan
udara dari luar yang masuk ke dalam botol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jangkrik pun membutuhkan Oksigen untuk bernapas.
5. Tabel Pengamatan
7. Kesimpulan
Pada percobaan yang dilakukan pada dua jangkrik menunjukkan pergerakan
dari larutan Eosin yang cukup lambat karena jumlah oksigen yang diperlukan
lebih sedikit sehingga penurunan tekanan udara lebih lama lain halnya dengan
percobaan yang dilakukan dengan menggunakan lima ekor jangkrik, kebutuhan
oksigennya lebih banyak sehingga penurunan tekanan udara lebih cepat dan
pergerakkan larutan Eosin menjadi lebih cepat dibandingkan dengan percobaan
yang menggunakan dua jangkrik.