1 Digital
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
2 Elektronika Digital
Sebagai contoh:
Suatu bilangan desimal 13210 = 1 x 102 + 3 x 101 + 2 x 100
= 100 + 30 + 2
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
4 Elektronika Digital
Contoh:
Solusi:
53/2 = 26 sisa 1 LSB
26/2 = 13 sisa 0
13/2 = 6 sisa 1
6/2 = 3 sisa 0
3/2 = 1 sisa 1
1/2 = 0 sisa 1 MSB
Sehingga bilangan desimal 5310 = 53D = 1101012
Biner ke Desimal:
Solusi:
110012 = 11001B = 1 x 24 + 1 x 23 + 0 x 22 + 0 x 21 + 1 x 20
FMIPA Univrsitas Negeri Semarang
Dasar-dasar Elektronika Digital 5
= 16D + 8D + 0D + 0D +1D
= 25D
Hexadesimal ke Desimal:
Solusi
Desimal ke Hexadesimal:
Solusi:
Hexadesimal ke Biner:
Solusi:
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
6 Elektronika Digital
516 = 01012
C16 = 11002 LSB
Sehingga 2A5C16 = 0010 1010 0101 11002
Biner ke Hexadesimal:
Solusi:
Desimal ke BCD
Pada beberapa aplikasi sering kali lebih sesuai apabila setiap
digit bilangan desimal diubah menjadi 4 digit bilangan biner.
Hasilnya sering disebut Binary Code Decimal (BCD) atau sering
dikenal sebagai 8421BCD.
Contoh:
Solusi:
17510 = 1 7 5
Contoh:
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
8 Elektronika Digital
Soal:
Simbol:
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
10 Elektronika Digital
1.3.2. Gerbang OR
Simbul:
Simbul:
FMIPA Univrsitas Negeri Semarang
Dasar-dasar Elektronika Digital 11
Simbul:
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
12 Elektronika Digital
Simbol:
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
14 Elektronika Digital
Soal:
Aturan operasi OR, AND dan NOT pada dua tingkat logika 0
dan 1 dapat dirangkum sebagai berikut:
OR AND NOT
0+0=0 0.0=0
0 1
0+1=1 0.1=0
1+0=1 1.0=0
1 0
1+1=1 1.1=1
1) A . 0 = 0
2) A . 1 = A
3) A . A = A
4) A . A 0
5) A + 0 = A
6) A + 1 = 1
7) A + A = A
8) A A 1
9) A + B = B + A (komutatif OR)
15) A + AB = A
16) A A B A B
AB A B
Teorema de Morgan ini tidak hanya berlaku untuk dua
variabel selain A dan B masing-masing terdiri dari lebih dari satu
variabel tetapi operasi OR dan AND dapat diteruskan pada
variabel berikutnya, seperti:
(A B C D .. ) A B C D ..
(A B C D .. ) A B C D ..
1.4.3. Membangun Gerbang dari Gerbang Lain.
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
20 Elektronika Digital
FAB
FAB
F A.B
FAB
FAB
Gambar 1-11. Membangun OR dari NOR
F A.B
F AB
F AB A B
AB A B
AB . A B
F AB A B
AB A B
AB A B
F = ABC
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
22 Elektronika Digital
F ABC
AB . C
AB C
AB . C
AB . C
Gambar 1-17. Gerbang AND 3 masukan dari
AB . C
NAND 2 masukan.
F ABC
(AB). C
Contoh:
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
24 Elektronika Digital
Y A . B. C A . B. C A . B. C A . B. C
Atau dapat dituliskan dalam bentuk Minterm sebagai berikut
Y = m(0,3,6,7)
Gambar rangkaian:
Y A . B. C A . B. C A . B. C A . B. C
Y A . B. C A . B. C A . B. (C C)
Y A . B. C A . B. C A . B
Y A . B A . B. C A . B. C
F AB AB
Atau dapat dituliskan dalam bentuk Minterm sebagai berikut
Y = m(1,2)
Keterangan:
A, B = input
C, S = output
S = Sum
C = Carry
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
26 Elektronika Digital
Persamaan HA menjadi:
C = AB adalah pers. AND gate
Contoh :
Contoh:
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
28 Elektronika Digital
Jadi,
f(A,B,C) = ∑ (1,2,5,7) = π(0,3,4,6)
atau,
f(A,B,C) = m1 + m2 + m5 + m7 = M0.M3.M4.M6
F = AB + AC + BC
F (A B).( A C)
Persamaan diatas dapat diimplementasikan dengan
menggunakan beberapa jenis gate seperti pada Gambar 1-22.
Contoh:
d = don’t care
U T R S RS
U T (R S )
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
34 Elektronika Digital
Soal:
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
36 Elektronika Digital
1.5.4. TTL
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
38 Elektronika Digital
1.5.5. CMOS
Keluarga logika lain yang banyak digunakan pada IC SSI dan
MSI adalah logika CMOS. Logika CMOS menggunakan transistor
MOSFET, biasanya dari tipe enhancement mode, yang
komplementer. Satu transistor menggunakan enhancement yang
lain p-channel. Gambar 1-31 menunjukkan inverter CMOS.
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
42 Elektronika Digital
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
44 Elektronika Digital
Sebagai contoh:
CD 4001 adalah quad two-input NOR.
CD 4011 adalah quad two-input NAND
CD 4049 adalah hex-inverter.
Soal:
1.6. Flip-Flop
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
46 Elektronika Digital
1.6.1. Latch
Gambar 1-34. (a) Rangkaian Latch RS, (b) Simbul Latch RS.
pada diagram timing pada Gambar 1-35(b). Bila pada suatu saat
saklar S (set) terhubung dengan tanah walau hanya sekejap,
keluaran Q akan menjadi L sehingga lanpu LED akan nenyala,
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
48 Elektronika Digital
(a) (b)
Gambar 1-35. (a) Rangkaian Latch RS (b) Diagram timing
(a) (b)
Gambar 1-37. (a) Gated RS Latch (b) Simbul RS Latch
1.6.2 Flip-flop JK
(a) (b)
Gambar 1-40. (a) Flip-flop JK (level triggered), (b) Simbul flip-flop
JK.
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
52 Elektronika Digital
Dari Tabel 1-20 tampak bahwa bila kedua masukan ada pada
keadaan L maka keluaran akan berubah keadaan setiap kali CK
menjadi H. Agar jelas ini dilukiskan dengan diagram timing
(Gambar 1-41).
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
54 Elektronika Digital
Rangkuman
Pada kegiatan belajar ini Anda telah belajar tentang apa yang
dimaksud dengan isyarat digital dan isyarat analog. Isyarat digital
hanya mempnyai dua nilai tegangan, biasanya satu nilai dekat 5V
(logika H) dan yang lain dekat 0 V (logika L).
Jenis lain yang juga banyak digunakan untuk alih data antara
komputer dan alat-alat luar kcmputer adalah latch D dan flip-flop
D. Selain itu kita dapat membuat agar flip-flop bekerja sebagai
suatu flip-flop T (Toggle). Dengan flip-flop J-K kita dapat membuat
lebih banyak ragam alat lagi, karena kita ada dua masukan
dibandingkan dengan flip-flop D yang hanya mepunyai satu
masukan.
Soal
Soal:
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
58 Elektronika Digital
Daftar Pustaka
susilosumarto@mail.unnes.ac.id
60 Elektronika Digital