Anda di halaman 1dari 6

NAMA : HASBANNUR

NIM : 1711042016
KELAS : A2 PENDIDIKAN MATEMATIKA 2017

SKALA PENGUKURAN

A. Pengertian Skala Pengukuran


Kata skala cenderung didapat dari data sikap, skala pengukuran, atau skala penilaian.
Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai contoh, misalnya
timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur berat emas, dibuat dengan skala mg dan
akan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg. Meteran sebagai instrumen
untuk mengukur panjang dibuat dengan skala mm, dan akan menghasilkan data kuantutatif
panjang dengan satuan mm.
Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen
tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien dan
komunikatif. Misalnya berat emas 19 gram, berat besi 100 kg, IQ seseorang 150. Selanjutnya
dalam pengukuran sikap, sikap sekelompok orang akan diketahui termasuk gradasi mana dari
suatu skala sikap.
Pengukuran adalah penetapan atau pemberian angka terhadap objek atau fenomena
menurut aturan tertentu (Stevens, 1951). Angka merupakan arti kuantitatif dari pengukuran,
dapat memberikan indikator tertentu kepada sifat objek yang diteliti.Contohnya adalah jika
indikator nilai mata kuliah B diberikan untuk mahasiswa yang mendapat nilai 60 – 75, dan A
untuk mahasiswa yang berhasil mendapatkan nilai > 75.
B. Jenis-jenis Skala Pengukuran
 Skala nominal adalah pengelompokan kejadian atau fenomena ke dalam kelas-kelas
atau kategori sehingga yang masuk dalam satu kategori atau kelas adalah sama dalam
hal atribut atau sifatnya. kala pengukuran nominal digunakan untuk
mengklasifikasikan obyek, individual atau kelompok. Sebagai contoh pengklasifikasi
jenis kelamin, agama, pekerjaan, dan area geografis. Dalam mengidentifikasi hal-hal
diatas digunakan angka-angka sebagai symbol. Contohnya : jenis kelamin rsponden,
laki-laki = 1, dan wanita = 2.
 Skala Ordinal diterapkan dengan beranggapan bahwa nilai suatu data dapat
diurutkan berdasarkan tingkat atribut atau sifat yang dimiliki, oleh variabel yang ada
pada unit pengamatan. Skala ordinal merupakan skala yang memberikan perbedaan
antara satu jenis data dengan jenis data lainnya. Skala pengukuran yang meyatakan
kategori sekaligus melakukan rangking terhadap kategori. Contoh skala ordinal adalah
ranking individu dalam kelas berdasarkan hasil tes mereka. Skor siswa dapat diurut
dari mulai dari yang pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya sampai pada skor yang
terendah seperti berikut ini.
Daftar Nilai Tes dan Pemberian Ranking dalam Skala Ordinal
No. urut Nama Siswa Nilai Tes Matematika Ranking
1 Andi 98 I
2 Beni 95 II
3 Candra 88 III
4 Evan 85 IV
5 Fandi 80 V
6 Fanda 79 VI
7 Gandi 75 VII
8 Handoko 73 VIII
9 Indah 70 IX
10 Jaynar 67 X

 Skala interval menunjukkan tingkatan karakter individu dalam satu variabel,


mendeskripsikan perbedaan jarak antara titik-titik angka tertentu dengan interval yang
sama untuk setiap angka karena menggunakan unit pengukuran yang konsisten. Skala
interval merupakan skala yang mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh
skala nominal dan skala ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa
adanya interval yang tetap atau yang diidentikkan dengan bilangan rill. Oleh karena
itu, angka dalam data interval dapat dioperasikan dengan operasi hitungan, namun
demikian dalam data interval tidak memiliki angka nol mutlak. Selain membedakan
hasil pengukuran skala interval juga menunjukkan tinggi rendah, besar kecil, dan
sejenisnya. Misalkan rentangan nilai pengukuran mata pelajaran matematika 0-100,
siswa swbanyak 10 orang, mendapat nilai dengan table berikut.

Skor Tugas Pekerjaan Rumah Matematika.


No. Nama Siswa Skor
1 Andi 100
2 Beni 60
3 Candra 75
4 Endang 70
5 Feny 65
6 Henny 49
7 Karina 79
8 Maman 94
9 Nur 68
10 Oman 86

Skor Tugas Pekerjaan Rumah Matematika


No. Kelas Interval Frekuensi
1 91-100 2
2 81-90 2
3 71-80 2
4 61-70 2
5 51-60 1
6 41-50 1
 Skala Rasio merupakan jenis pengukuran yang paling halus karena memiliki ciri-ciri
yang tidak dimiliki oleh skala-skala lain. Skala ini juga menunjukkan adanya
tingkatan atribut variabel, yakni dengan membandingkan nilainya. Contoh skala rasio
seperti pengukuran terhadap besarnya gaji pegawai atau karyawan, pengukuran
panjang benda, pengukuran berat benda, pengukuran inteligensi. Misalkan gaji nol
suatu pegawai berarti mereka tidak menerima uang sedikit pun.
C. Bentuk-bentuk Skala Pengukuran
1. Skala Likert
Skala Likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
pendidikan.
Dengan Skala Likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun
item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari sangat
positif sampai sangat negative. Pertanyaan positif diberi skor: 5,4,3,2, dan 1,
pertanyaan negative diberi skor 1,2,3,4, dan 5 atau -2,-1,0,1, dan 2. Bentuk jawaban
skala Likert adalah: sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Beberapa petunjuk untuk menyusun skala Likert yaitu:
o Tentukan objek yang dituju kemudian tetapkan variable yang akan diukur
dengan skala tersebut.
o Lakukan analisis variable tersebut menjadi beberapa subvariabel aau dimensi
variable lalu kembangkan indicator setiap dimensi tersebut.
o Dari setiap indicator, tentukan ruang lingkup pernyataan sikap yang berkenan
dengan aspek kognisi, afeksi, dan konasi terhadap objek sikap.
o Susunlah pernyataan untuk masing-masing aspek tersebut dalam dua kategori
yaitu pernyataan positif dan pernyataan negative secara seimbang banyaknya.
2. Skala Guttman
Skala Guttman adalah skala yang menginginkan tipe jawaban tegas, seperti
jawaban benar-salah, ya-tidak, pernah-tidak pernah, positif-negatif, tinggi-rendah,
baik-buruk dan seterusnya. Pada skala ini hanya dua interval yaitu setuju tidak setuju.
Selain dapat dibuat pertanyaan pilihan ganda dapat dibuat dalam bentuk daftar check
list.
Contoh:
1) Saya tidak dapat menyelesaikan soal matematika secara lengkap
Setuju
Tidak
2) Seandainya di sekolah tidak ada pelajaran matematika alangka senangnya
Setuju
Tidak
3) Saya kurang bergairah mempelajari matamtika
Setuju
Tidak
4) Setiap pelajaran matematika dikelas saya selalu was-was
Setuju
Tidak
5) Saya kesulitan dalam mengerjakan soal matematika di depan kelas
Setuju
Tidak
3. Semantik defferensial
Skala sematik differensial dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan
untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist,
tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban “sangat positifnya”
terletak di bagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif” terletak di
bagian kiri garis, atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval, dan
biasanya skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang
dipunyai oleh seseorang.
Contoh: Nilai gaya kepemimpinan Kepala Sekolah
Bersahabat     5        4        3        2        1        Tidak bersahabat
Tepat janji      5        4        3        2        1        Lupa janji
Bersaudara     5        4        3        2        1        Memusuhi
Memberi pujian       5        4        3        2        1        Mencela
Mempercayai           5        4        3        2        1        Mendominasi
Responden yang memberi penilaian dengan angka 5, berarti persepsi
responden terhadap Kepala Sekolah itu sangat positif, sedang bila memberi
jawaban pada angka 3, berarti netral, dan memberi jawaban pada angka 1, maka
persepsi responden terhadap Kepala Sekolah sangat negatif.
4. Skala Thurstone
Skala thurstone adalah skala yang disusun dengan memilih butir yang berbentuk
skala interval dimana setiap butir memiliki kunci skor dan jika diurut kunci skor
menghasilkan nilai yang berjarak sama. Skala Thurstone dilihat dari bentuk
tampilan mirip dengan skala Likert. Perbedaannya, bila skala Likert menilai sikap
dengan cara menanyakan responden untuk menunjukkan tingkat atau derajat
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS)
melalui pernyataan atau pertanyaan kepada responden untuk kemudian mereka
memilih di antara pernyataan atau pertanyaan mana yang paling mendekati
kecocokan jawaban dengan pilihan sikap mereka, skala Thurstone menilai sikap
dengan cara merepresentasikan statemen tentang topik yang disusun dari yang
tidak favorit, netral, dan sangat tidak disenangi. Responden dalam hal ini
dianjurkan untuk memilih pernyataan item yang hampir mendekati atau cocok
dengan pilihan sikap mereka. Pada skala Thurstone  interval yang panjangnya
samamemiliki
intensitas  kekuatan  yang  sama,  sedangkan  pada  skala  likert   tidak perlu sama.
Skala Thurstone tidak terlalu banyak digunakan sebagai instrumen di
bidang pendidikan karena model ini mempunyai beberapa kelemahan yang di
antaranya seperti berikut :
 Memerlukan terlalu banyak pekerjaan untuk membuat skala.
 Nilai pada skala yang telah dibuat memungkinkan pada skor sama mempunyai
sikap berbeda.
 Nilai yang dibuat dipengaruhi oleh sikap para juri atau penilai.
 Memerlukan tim penilai yang objektif.
5. Rating Scale
Rating scale yaitu ata-data skala yang diperoleh melalui tiga macam skala
yang dikemukakan di atas adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan. Berbeda
dengan rating scale, data yang diperoleh adalah data kuantitatif (angka) yang
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Seperti halnya skala lainnya,
dalam rating scale responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif  yang
telah disediakan. Rating scale lebih fleksibel, tidak saja untuk mengukur sikap
tetapi dapat juga digunakan untuk mengukur persepsi responden terhadap
fenomena lingkungan, seperti skala untuk mengukur status sosial, ekonomi,
pengetahuan, kemampuan, dan lain-lain. Dalam rating scale, yang paling penting
adalah kemampuan menterjemahkan alternatif jawaban yang dipilih responden.
Misalnya responden memilih jawaban angka 2, tetapi angka 2 oleh orang tertentu
belum tentu sama dengan angka 2 bagi orang lain yang juga memiliki jawaban
angka 2.
Contoh:
Seberapa baik ruang kelas di sekolah C?
Berilah jawaban dengan angka:
4    Bila tata ruang itu sangat baik
3    Bila tata ruang itu cukup baik
2    Bila tata ruang itu kurang baik
1 Bila tata ruang itu sangat tidak baik

Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan


keadaan yang sebenarnya.

No. Pernyataan tentang tata ruang kelas Interval jawaban


Item

1. Penataan meja murid dan guru 4     3     2     1


sehingga komunikasi lancar
Pencahayaan alam tiap ruang
2. 4     3     2     1
Kebersihan ruangan
3. 4     3     2     1

DAFTAR PUSTAKA
Hamzah, Ali. 2014. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
http://kaptenunismuh.blogspot.com/2013/01/skala-pengukuran.html
http://www.courshero.com/file/34604873/PENGERTIAN-FUNGSI-SKALA-PENGUKURAN-
TEKNIK-PENGEMBANGAN-INSTRUMENdocx/

Anda mungkin juga menyukai