Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

POTENSI BAHAYA RUANG KELAS P-105


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA ITS

Anggota Kelompok :

1. Pernando Pratama 02311740000010


2. Ismi Roichatul Jannah 02311740000019
3. Yohana Putri Prakoso 02311740000034
4. Aulia Nadila 023117400000124

Dosen Pengampu :

Alfan Purnomo, S.T., M.T.

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER


SURABAYA
2020
A. Latar Belakang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan hal mutlak yang harus dilakukan pada dunia kerja
oleh semua orang yang terlibat dalam suatu kegiatan di tempat kerja (pemberi, pelaksana, penyelia dan
self employeed). Hal ini dikarenakan bekerja merupakan kebutuhan untuk mencukupi penghidupan,
namun dalam pelaksanaannya suatu pekerjaan harus terhindar dari potensi bahaya (hazard dan risk
factor) yang mungkin akan mengancam diri pekerja seperti cedera atau gangguan kesehatan[ CITATION
Evr12 \l 1033 ]. Keselamatan dan Kesehatan Kerja banyak menyita perhatian berbagai organisasi dan
pengusaha dikarenakan permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja mencakup permasalahan
kemanusiaan, biaya dan manfaat ekonomi, aspek hukum serta pertanggungjawaban citra organisasi itu
sendiri[ CITATION Gab14 \l 1033 ] . Kompleksnya permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
diakibatkan potensi bahaya dan resiko di tempat kerja yang lahir dari penggunaan alat yang tidak tepat,
perilaku hidup tidak sehat, kondisi pekerjaan yang tidak ergonomic, serta buruknya lingkungan kerja
yang kemudian melahirkan budaya kerja yang tidak kondusif bagi keselamatan dan kesehatan kerja.
Angka keselamatan dan kesehatan kerja dunia cukup memprihatinkan. Menurut laporan ILO,
setiap tahun terdapat 250 juta kecelakaan kerja dan lebih 160 juta diantaranya menjadi sakit karena
bahaya di tempat kerja. Terlebih lagi 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat
kerja[ CITATION Int13 \l 1033 ]. Sementara di Indonesia terdapat 157.313 kasus kecelakaan kerja yang
terjadi sepanjang 2018 mulai dari kategori ringan hingga fatal. Kasus ini meningkat sejumlah 123 ribu
kasus dari tahun tahun 2017. Selain itu untuk kesehatan kerja, 26,74% penduduk yang bekerja di
Indonesia mempunyai keluhan kesehatan dimana sektor industri yang memiliki persentasi pekerja
dengan keluhan kesehatan terbesar adalah pertanian dengan 29,27% yang diikuti sektor industri
pertambangan dan pengolahan yang masing-masing menyumbang 23,52% dan 24,84%[ CITATION
Kem16 \l 1033 ]. Tingginya angka kecelakaan kerja dan keluhan kesehatan pekerja di Indonesia
diakibatkankan kurangnya kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan pekerjaan.
Pemerintah melalui Kementerian Tenaga Kerja telah menerbitkan UU RI No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja dan UU No. 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagai upaya
peningkatan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja.
Namun pada kenyataannya, elemen pekerja sering mengabaikan persyaratan dan peraturan-
peraturan dalam K3. Hal ini disebabkan adanya faktor kepentingan untuk dapat mengabaikan peraturan
K3 tersebut. Seperti misalnya pada perusahaan konstruksi, dimana proyek yang dilaksanakan
mengabaikan faktor non-vital K3 sebagai bentuk usaha menghindari economic cost yang dapat
merugikan perusahaan. Selain itu, ruang kerja di sebuah tempat kerja terkadang didesain tidak
memenuhi standar yang telah ditentukan.
Maka dari itu, pada project ini. Penulis akan melakukan identifikasi terhadap potensi bahaya dan
resiko kecelakaan yang mungkin terjadi pada Ruang Kelas P-105 Departemen Teknik Fisika ITS.

B. Gambaran Umum
Ruang P-105 adalah salah satu ruang kelas tempat kegiatan belajar mengajar di Departemen
Teknik Fisika ITS. Ruang P-105 memiliki kapasitas hingga 70 orang, karena kapasitasnya yang lebih
besar daripada ruang lainnya, ruang P-105 juga sering digunakan untuk kegiatan kemahasiswaan.
Terdapat 1 proyektor, 2 papan tulis, dan 4 Air Conditioner. Namun, hanya 1 AC yang bisa digunakan.
(Gambaran Umum Ruang Kelas P-105)

C. Analisa Potensi Bahaya

RA Resiko
Bahaya ρ D ρx LR- Penanggulangan
D MR
Mengganti kabel
atau menutup
kabel dengan
1 3 3 LR isolator
Kabel terkelupas, berpotensi terjadinya
shorting arus listrik

3 3 9 MR
Membuat fix
wiring untuk kabel
proyektor

Kabel proyektor tidak diwiring dengan baik,


sehingga bisa membuat orang yang lewat
tersandung

2 2 4 LR

Mengganti kursi

Terdapat penyangga kursi yang terbuat dari


besi sehingga membuat sakit orang yang
duduk
Papan tulis di
pasang dengan
4 3 12 HR
benar
menggunakan

Papan tulis tidak dipasang dengan benar,


sehingga bisa saja jatuh sewaktu-waktu dan
menimpa orang yang di dekatnya

1 5 5 MR
Memperbaiki
wiring kabel agar
menempel lagi
pada langit-langit
Wiring kabel hampir lepas, sehingga bisa
membahayakan jika lepas sewaktu-waktu dan
ikut menjatuhkan alat-alat elektronik di
sekitarnya
4 3 12 HR

Membersihkan
ruang kelas agar
tidak berdebu

Jendela berdebu sehingga dapat menimbulkan


alergi ataupun penyakit pernapasan

Membersihkan AC
secara berkala
4 3 12 HR serta memperbaiki
Hanya satu AC yang dapat berfungsi, AC yang lain
sehingga keadaan ruang kelas sangat panas. sehingga ruangan
Selain itu, AC tidak pernah dibersihkan tdak panas
sehingga banyak debu dan dapat
menimbulkan penyakit pernapasan

1 3 3 LR Merapikan wiring
kabel supaya lebih
rapi

Wiring kabel yang terlalu banyak dan tidak


rapi, dapat menimbulkan shorting arus listrik
2 3 6 MR

Memperbaiki kursi

Terdapat kursi yang kakinya sudah keropos


dan juga sambungan kayu yang hampir lepas,
sehingga membahayakan pengguna apabila
tiba-tiba jatuh

Mengganti kursi
atau menambahkan
pijakan pada kursi

2 2 4 LR

Kursi tidak memenuhi standar, tempat duduk


dan tempat menulis tidak terdapat kemiringan,
beberapa kursi juga tidak memiliki pijakan,
sehingga membuat pengguna lebih cepat
lelah, jika digunakan secara terus menerus
dapat menyebabkan penyakit serius

Keterangan :

 Nilai ρ = Probability

1 Belum terjadi
2 Jarang terjadi
3 Kadang terjadi
4 Sering terjadi
5 Terjadi terus menerus

 Nilai D = Dampak

1 Tanpa luka Tidak sakit


2 Diobati denga P3K Sakit ringan
3 Berobat jalan Sakit sedang
4 Rawat inap Sakit berat
5 Meninggal Cacat tetap
dunia/Tidak dapat
bekerja kembali

 Nilai Kelas Resiko

ρxD Kategori
1-4 LR = Low Risk
5-10 MR = Medium Risk
11-25 HR = High Risk
DAFTAR PUSTAKA

[1] Evryanti, "2012," Universitas Indonesia, Depok, Kajian Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Petugas Kesehatan dan Petugas Kebersihan Klinik X Tahun 2012.

[2] G. E. M. Soputan, "Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Studi Kasus Pada
Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar," Jurnal Ilmiah Media Engineering, vol. IV, no. 4, pp.
229-238, 2014.

[3] International Labour Organization, Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Saran untuk Produktivitas,
Jakarta: International Labour Office, 2013.

[4] Kementerian Kesehatan RI, "Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI: Keselamatan
dan Kesehatan Kerja," Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, 2016.

Anda mungkin juga menyukai