Anda di halaman 1dari 130

NADIEM BICARA SOAL TAIPAN KAKAP

KAMPUS MERDEKA / DI SKANDAL JIWASRAYA

CARA PEMERINTAH MENANGANI WABAH COVID-19 MEMBUAT


PUBLIK PANIK. KOORDINASI PRESIDEN JOKO WI DODO DAN
MENTER! KESEHATAN TERAWAN BELEPOTAN.

I 1111 I� 1 if11i1i
9-15 MARET 2020
RP 45.000
1AWWlEM10 CO
M,\j,\LA! BEmA MI NGGUA,
1SS� 0116 4173 9 770126 427302
Sepak bola perempuan
sudah marak di Indonesia
sejak 1970
majalah.tempo.co
2 mins read

• PSSI akan menggelar Liga 1 Putri 2020 pada April mendatang

• Kompetisi sepak bola perempuan nasional pertama kali diadakan pada 2019

P
ERSATUAN Sepak Bola Seluruh Indonesia atau PSSI
berencana menggelar kompetisi sepak bola perempuan
nasional atau Liga 1 Putri 2020 pada April mendatang. Tahun
lalu, PSSI menggelar Liga 1 Putri sejak Oktober hingga Desember,
yang diikuti sepuluh tim. Persib Bandung menjadi juara pertama
setelah mengalahkan Tira Persikabo Bogor di ajang tersebut.

Meski liga perempuan baru pertama kali digelar pada 2019, sepak
bola perempuan sejatinya sudah jamak di masyarakat Indonesia.
Majalah Tempo edisi 28 April 1979 memuat laporan berjudul “Wanita
Kita juga Asyik Menendang”, yang mengulas mengenai maraknya
sepak bola perempuan di sejumlah daerah dan tantangan yang
dihadapi beberapa kesebelasan tersebut kala itu.

Kesebelasan perempuan sedang menjamur di berbagai kota besar.


Mereka timbul silih berganti. Setidaknya ada delapan kesebelasan
putri yang menonjol, yaitu Buana Putri di Jakarta, Putri Priangan di
Bandung, Putri Mataram di Yogyakarta, Puni Saburai di Lampung,
Putri Srikandi di Semarang, Putri Setia dan Putri Sakti di Surabaya,
serta Putri Pardedetex di Medan. Adalah Putri Priangan yang tertua,
lahir pada 1969 dan masih terus bertahan.

Kemampuan kesebelasan perempuan menggiring dan menendang bola


juga tidak kalah oleh kesebelasan pria. Sayang, ruang bertanding
mereka tidak seluas kesebelasan pria. Belum ada liga sepak bola putri
tingkat nasional. Pertandingan hanya berskala lokal, paling banter
tingkat provinsi. Itu juga pada saat tertentu, terutama pada perayaan
Hari Kartini setiap April.

Misalnya di Yogyakarta. Pada pekan kedua April 1979 digelar


Turnamen Hari Kartini yang diikuti 14 dari 30 klub sepak bola
perempuan di kota tersebut. Sejumlah kota lain juga menggelar
pertandingan yang sama. Ajaran RA Kartini tentang emansipasi
memang tidak menganjurkan perempuan ikut main sepak bola.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan tersebut menjadi
semacam rutinitas tahunan.

Pengelolaan klub sepak bola perempuan tidak mudah. J. Hutapea, pria


yang pernah mendirikan klub sepak bola wanita di Medan,
mengetahui betul kesulitannya. “Soalnya karena ada yang sudah
berumah tangga, pindah ke lain kota,” katanya.

Di Medan, beberapa klub cewek tadinya muncul berkaitan dengan


promosi siaran radio niaga masing-masing. Ketika siaran niaganya
lenyap, hilang pula klubnya. Maka tinggallah Putri Pardedetex All
Stars saja di Medan. Ini pun tidak begitu giat sekarang. “Karena tak
ada lawan bertanding,” ujar Johny Pardede, 24 tahun, pengelola Putri
Pardedetex.

Di Surabaya, Putri Sakti mencari lawan sampai Banyuwangi dan


Blitar. Masalah lain, “Anggota kami jika sudah pacaran, apalagi
kawin, tak mau lagi ikut latihan,” kata Mitra Surya, 35 tahun, pelatih
kesebelasan ini, mengeluh.

Di Tasikmalaya lebih rumit. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


Tasikmalaya mesti bersidang dulu untuk membicarakan boleh atau
tidaknya pertandingan sepak bola perempuan di kotanya. Banten,
Cianjur, dan Ciamis bahkan melarang pertandingan sepak bola
perempuan.

Meski begitu, sepak bola perempuan diam-diam juga bisa


mendatangkan bisnis. Sekali dipanggil bertanding, misalnya, Buana
Putri di Jakarta menetapkan fee Rp 200 ribu. Itu belum termasuk
biaya akomodasi, transportasi, serta uang saku pemain. Berbagai
pertandingannya telah banyak menyedot penonton. Begitu pula
kesebelasan Putri Priangan di Bandung. “Memang sudah
menguntungkan penyelenggara,” ujar Aat Thohir, pemimpin Putri
Priangan. “Tapi belum dirasakan keuntungannya secara komersial.”

Ada juga di antara klub wanita itu yang melawat ke luar negeri. Putri
Priangan pernah mengikuti Pesta Sukan di Malaysia. Buana Putri
menjadi anggota Asian Ladies Football Confederation dan pernah ikut
kompetisi internasional di Taiwan. “Ada harapan Desember nanti
kami diundang bertanding di India,” kata Sudono, anggota pengurus
Buana Putri.

Lantas, bagaimana dengan sikap PSSI? PSSI sudah tahu potensi besar
tersebut dan bermaksud membentuk Galanita, semacam Galatama
yang khusus perempuan. Namun itu masih sebatas gagasan.

Artikel lengkap terdapat dalam Tempo edisi 1 Agustus


1987. Dapatkan arsip digitalnya di:

https://majalah.tempo.co/edisi/1885/1979-04-28

Sepak Bola Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia | PSSI



Blunder Tangani Corona
majalah.tempo.co
2 mins read

M
enteri Kesehatan Terawan tidak menangani krisis wabah
Covid-19 dengan baik. Kepanikan publik seharusnya bisa
diantisipasi.

Blunder Tangani Corona

ADA perbedaan besar antara percaya diri dan gegabah. Cara Menteri
Kesehatan Terawan Agus Putranto menangani wabah virus corona
terbaru di negeri ini lebih tepat disebut sembrono ketimbang
merefleksikan kepercayaan diri pemerintah Indonesia.

Kesembronoan itu, misalnya, tampak dari berbagai pernyataan publik


oleh Terawan yang cenderung meremehkan cepatnya penyebaran
virus flu yang bisa mematikan penderitanya ini. Dia berkali-kali
menyarankan masyarakat berdoa agar tidak terkena Covid-19. Dia
bahkan sempat meminta orang beramai-ramai melakukan salat
istigasah agar Indonesia bebas corona.
Sebagian kalangan mungkin bisa menerima jika gaya berkomunikasi
Terawan itu didesain hanya untuk konsumsi khalayak ramai, misalnya
demi menenangkan warga agar tak panik. Masalahnya, banyak yang
mengeluhkan, gaya serupa dia terapkan di dalam Kementerian
Kesehatan. Protokol standar dalam penanganan krisis sama sekali
diabaikan.

Menteri Terawan tidak melibatkan rumah sakit yang kompeten,


lembaga penelitian yang relevan, dan dinas kesehatan di berbagai
provinsi untuk bersama-sama menangani ancaman epidemi ini. Dia
bahkan tidak rutin berkoordinasi dengan organisasi kesehatan dunia
seperti WHO agar penyebaran virus corona di Indonesia bisa dipantau
secara global.

Puncaknya, ketika dua warga Depok, Jawa Barat, positif terjangkit


corona, pemerintah kelabakan. Sejumlah informasi menyebutkan
Presiden Jokowi tidak mendapat laporan langsung dari Terawan. Sang
menteri bahkan tak hadir dalam rapat khusus membahas krisis ini di
kementeriannya sendiri.

Tak hanya itu. Kacaunya koordinasi juga terlihat ketika Pemerintah


Kota Depok diminta staf Menteri Kesehatan tidak menyebarkan
informasi tentang dua pasien Covid-19. Belakangan kabar itu justru
diumumkan sendiri oleh Presiden ke khalayak.

Indonesia seharusnya lebih sigap menghadapi krisis seperti wabah


Covid-19 ini. Kita punya pengalaman ketika menangani wabah
sindrom pernapasan akut parah (SARS) dan flu burung beberapa
waktu lalu. Protokol krisis dalam penanganan kejadian luar biasa
semacam ini juga sudah tersedia.

Memang kita bukan satu-satunya negara yang tergagap-gagap


menghadapi wabah penyakit ini. Pemerintah Cina semula juga
dikritik karena tak transparan melaporkan perkembangan
penyebaran virus ini kepada warganya dan dunia internasional.
Pemerintah Jepang dipersalahkan karena mengisolasi hampir 4.000
penumpang kapal pesiar Diamond Princess di pelabuhan, yang justru
menyebabkan penyebaran wabah itu lebih fatal. Gaya komunikasi
Presiden Amerika Serikat Donald Trump soal virus ini juga dicerca.
Namun itu bukan alasan untuk memaklumi kekurangan pemerintah
kita.

Menteri Terawan sebenarnya punya banyak waktu untuk bersiap.


Ketika wabah ini pertama kali merebak pada awal Januari lalu di
Tiongkok, langkah-langkah antisipasi seharusnya diambil. Apalagi
pakar kesehatan Harvard University sudah memperingatkan
Indonesia, sejak pertengahan Februari lalu, soal lemahnya prosedur
deteksi penyebaran virus corona di pos-pos perlintasan untuk warga
Indonesia yang baru pulang dari Wuhan.

Sayangnya, semua itu dijawab Terawan dengan gaya menyepelekan,


yang membuat publik makin waswas. Latar belakangnya sebagai
jenderal militer dan kompetensinya yang minim soal kesehatan
masyarakat bisa jadi membuat dia tak mampu memahami apa yang
seharusnya dilakukan.

Kepanikan publik yang sempat muncul setelah pengumuman Presiden


Jokowi awal pekan lalu seharusnya tidak terjadi jika sejak awal
pemerintah tidak ngeyel dan tak menganggap enteng wabah ini. Fakta
bahwa angka kematian akibat virus ini rendah dan puluhan ribu
orang sudah sembuh bukan alasan pembenaran untuk tidak bertindak
cepat tanggap.

Stimulus ekonomi yang diluncurkan pemerintah bersama Bank


Indonesia tentu perlu disambut baik, tapi daya dongkraknya pasti
terbatas jika tak dibarengi strategi mitigasi di bidang kesehatan
publik. Pada fase kritis ini, tak ada gunanya mendorong orang
berlibur meski harga tiket dibuat murah.

Kepercayaan publik bisa kembali jika strategi pemerintah dalam


penanganan wabah ini diperbaiki. Penunjukan juru bicara khusus
untuk isu corona menandakan upaya koreksi sudah mulai dilakukan.
Menteri Terawan bisa membantu dengan mengurangi blunder yang
tak perlu dan berfokus mendeteksi warga yang rentan terkena
dampak virus, membatasi penyebaran wabah, serta menyembuhkan
mereka yang sakit. Kalau itu tak dia lakukan, Presiden perlu
mempertimbangkan figur yang lebih tepat di kursi Menteri
Kesehatan.


Patgulipat Audit Jiwasraya
majalah.tempo.co
2 mins read

I
nvestasi Jiwasraya sempat tersangkut repo saham perusahaan
Grup Bakrie. BPK tidak boleh menutupi hasil audit investigasi.

Patgulipat Audit Jiwasraya

PEMERINTAH harus menuntaskan penyelesaian kasus PT Asuransi


Jiwasraya baik dari sisi hukum maupun penyelamatan perusahaan
negara tersebut. Untuk dua perkara itu, peran Badan Pemeriksa
Keuangan sangat penting: menghitung kerugian negara, menunjuk
siapa saja yang diduga terlibat, dan hasil auditnya akan menjadi
acuan penyelamatan Jiwasraya. Jika dua hal yang pertama tidak
sesuai dengan kenyataan, upaya penyelamatan bisa gagal.

Proses penyelesaian kasus Jiwasraya tidak bisa dilihat sepotong demi


sepotong. Penggarongan Jiwasraya merentang jauh ke masa lalu,
bukan hanya menyangkut soal dana JS Saving Plan, produk investasi
berbalut asuransi yang memiliki tunggakan klaim Rp 12,4 triliun.
Kasus ini bisa dilacak hingga periode 2004-2006 ketika Jiwasraya
secara serampangan membeli repo saham Grup Bakrie senilai Rp 3
triliun tanpa didahului analisis investasi.

Dalam proses audit investigasi Jiwasraya, pemeriksa BPK menemukan


transaksi repo saham tersebut. Saat itu, Bakrie menggadaikan
sahamnya kepada Jiwasraya untuk memperoleh dana segar. Awalnya
Jiwasraya hanya mengempit saham Bakrie & Brothers pada 2006.
Belakangan, Jiwasraya juga tercatat mengoleksi saham anak usaha
Grup Bakrie lainnya, seperti Bakrie Development, Darma Henwa,
Bumi Resources, Bakrie Telecom, dan Capitalinc Investment.

Celakanya, pada saat jatuh tempo, kelompok usaha Bakrie tidak


menebus saham yang mereka gadaikan. Masalah muncul ketika
kinerja semua saham yang digadaikan bertumbangan pada saat
bersamaan. Jiwasraya terpaksa mengoleksi saham gorengan tersebut.
Baru belakangan investasi dalam bentuk repo saham itu dibungkus
dalam produk reksa dana penyertaan terbatas.

Sayangnya, informasi yang diterima Tempo memperlihatkan ada


indikasi bahwa pimpinan BPK terbelah dalam proses audit. Ada
petinggi BPK yang menginginkan kasus investasi di anak-anak usaha
milik keluarga Bakrie dimasukkan sebagai obyek investigasi.
Sebaliknya, dua petinggi BPK yang lain justru meminta periode audit
dibatasi hanya pada 2016-2019. Artinya, kejadian sebelum masa itu
diabaikan.

Hal itu mengingatkan kita pada hasil pemeriksaan investigatif kasus


korupsi Hambalang tahap II pada Agustus 2013. Ketika itu, ada dua
versi hasil audit. Versi pertama menunjukkan ada 15 nama anggota
Dewan Perwakilan Rakyat yang diduga terlibat. Tapi, pada versi yang
dilaporkan ke DPR, nama-nama tersebut raib. Dua lembaga negara itu
kompak menyatakan bahwa hanya ada satu versi, yakni versi tanpa
nama. Belakangan, dalam dakwaan atas Andi Zulkarnain
Mallarangeng di sidang korupsi Hambalang pada April 2017, muncul
dua nama anggota DPR yang juga pernah disebut dalam hasil audit
BPK 2013.

Audit Jiwasraya tak boleh mengulang kejadian konyol tersebut. BPK


harus mengaudit Jiwasraya secara tuntas agar hasilnya bisa
digunakan Kejaksaan Agung untuk mengungkap semua pelaku dan
bisa digunakan pemerintah dalam proses penyelamatan Jiwasraya.
Tanpa itu, akan ada penggarong yang lolos, kerugian negara tak
kembali, dan pemerintah terpaksa melakukan bailout menggunakan
uang negara.
Kita perlu mengingat kasus Bank Century. Proses audit yang cacat dan
penyelamatan oleh Bank Indonesia yang tidak tuntas mengharuskan
pemerintah melakukan bailout terhadap Bank Century dengan dana
Rp 7,9 triliun. Bank Mutiara (nama baru Century) akhirnya dijual rugi
pada harga Rp 4,45 triliun. Bukan tidak mungkin hal yang sama
terjadi pada Jiwasraya.

Jika proses di Kejaksaan Agung dan BPK tidak transparan dan tak
memuaskan, ada jalan terakhir, yakni Dewan Perwakilan Rakyat perlu
membentuk panitia khusus hak angket untuk mengawal proses
hukum skandal ini. Memang, mengingat kejadian di masa lalu,
pembentukan panitia angket bukanlah jaminan atau solusi ideal
untuk menyelesaikan prahara Jiwasraya. Di tengah tarik-menarik
antarpartai, kehadiran panitia khusus hak angket juga bisa tergelincir
ke dalam proses transaksional.


Kejaksaan Agung | Jaksa
Agung
majalah.tempo.co
1 min read

I
NILAH saatnya Jaksa Agung St. Burhanuddin membuktikan
janjinya “membinasakan” jaksa yang terbukti nakal dan menjadi
mafia kasus. Di mejanya, sejak satu bulan lalu, sudah ada
laporan dugaan pemerasan oleh dua anak buahnya terhadap salah
seorang tersangka yang perkaranya tengah ditangani kejaksaan, Roni
Wijaya. Burhanuddin harus segera memerintahkan Jaksa Agung Muda
Pengawasan menindaklanjuti laporan tersebut.

Tersangka dugaan tindak pidana pencucian uang dengan pidana asal


perpajakan itu melaporkan kepada Jaksa Agung dugaan pemerasan
pada Februari 2020. Dalam laporan itu, tersangka mengaku diperas
ratusan juta rupiah oleh dua jaksa yang menangani perkaranya sejak
Agustus 2019 hingga Januari 2020. Ia mengaku diminta membayar
biaya hotel, tiket pesawat, dan seperangkat produk kesehatan. Ada
juga permintaan uang tunai ratusan juta. Jaksa itu menjanjikan
penundaan atau pembatalan pemeriksaan tersangka untuk
kepentingan pelimpahan perkara.

Jaksa Agung seharusnya segera menindaklanjuti laporan Roni, yang


menganggap perkaranya sejak awal prematur. Penyidikan kasus ini
ditangani Direktorat Jenderal Pajak sejak Mei 2018. Tapi tim pajak
sudah menangkap pemilik sekaligus Direktur Operasional PT Dutasari
Citra Laras itu lima bulan sebelumnya dengan dalih sandera badan
(gijzeling) atas tunggakan pajak senilai Rp 3,8 miliar. Empat hari
berselang, Roni membayar sebagian utang pajak yang ditagihkan
dengan nominal setara dengan porsi saham miliknya. Sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-03/PJ/2018, pengutang
pajak yang disandera dapat dipertimbangkan untuk dilepaskan dari
tahanan negara jika telah membayar utangnya sesuai dengan porsi
kepemilikan saham. Namun Roni tetap ditahan hingga akhirnya
dibebaskan setelah kantor pajak kelar melelang aset perusahaan pada
Februari 2018.

Belakangan, penyidik pajak kembali menjerat Roni dengan sangkaan


manipulasi pajak Dutasari dan tindak pidana pencucian uang. Saat
itu, Roni berstatus whistleblower atau peniup pluit dalam kasus
dugaan korupsi proyek Wisma Atlet Hambalang, Bogor, yang menjerat
Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat. Pada saat ini pula
pemerasan diduga dilakukan jaksa. Tak mau lagi meladeni
permintaan duit, Roni akhirnya ditangkap setelah berkas perkaranya
dinyatakan lengkap oleh kejaksaan pada Februari lalu. Sangat
disesalkan, Komisi Pemberantasan Korupsi yang menangani perkara
Hambalang sama sekali tidak bereaksi atas penangkapan saksi
pentingnya itu.

Undang-Undang Perlindungan Saksi dan Korban sudah jelas mengatur


bahwa pembocor kasus berhak mendapat perlindungan hukum atau
setidaknya tak bisa dijerat pidana sampai kasus yang dibongkarnya
memiliki putusan berkekuatan hukum tetap. Selama proses
penyidikan, tersangka juga tidak didampingi penasihat hukum. Ini
bertentangan dengan ketentuan Pasal 54 Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana, yang mengatur bahwa tersangka berhak
mendapat pendampingan dari penasihat hukum.

Jika semua laporan Roni itu terbukti, tentu tidak ada alasan bagi
Jaksa Agung untuk melanjutkan kasus ini ke pengadilan. Ia bisa
mengembalikan kasus tersebut ke penyidik pajak. Adapun Direktorat
Jenderal Pajak mesti memeriksa tim penyidik yang menangani kasus
Roni. Harus ada sanksi jika ternyata benar terjadi kesalahan prosedur
dan penyalahgunaan wewenang. Jaksa Agung juga mesti bergegas
menindak jaksa-jaksa nakal agar penegakan hukum di negeri ini tidak
kian bobrok.


Merdeka Siap Kerja
majalah.tempo.co
2 mins read

K
ampus harus menjadi pusat diskursus publik yang terbebas
dari kepentingan politik pemerintah. Tak boleh hanya
menjadi semata institusi penyedia tenaga kerja.

Merdeka Siap Kerja

• Gagasan Menteri Nadiem Makarim soal Kampus Merdeka harus dihentikan jika

hanya menjadikan mahasiswa buruh industri.

• Kampus Merdeka harus dikembalikan kepada namanya: kebebasan akademis

dan pemberi kritik.

• Tanpa kebijakan Kampus Merdeka pun, universitas harus bebas dari segala

kepentingan.

DARI namanya, Kampus Merdeka yang digagas Menteri Pendidikan


dan Kebudayaan Nadiem Makarim terdengar seperti kampus dengan
kebebasan penuh di bidang akademis. Setelah Presiden Joko Widodo
merekrut banyak aktivis masyarakat sipil menjadi pembantunya di
Istana Negara, kampus memang diharapkan menjadi penyeimbang
dan pengkritik di luar sistem.

Tapi jangan cepat-cepat bergede rasa. Yang dimaksud Mas Menteri


bukan itu. Kampus Merdeka versi Nadiem adalah kampus yang
membolehkan mahasiswanya mengambil mata kuliah di luar jurusan.
Juga membuka kesempatan kepada mahasiswa untuk magang tiga
semester dan bertukar studi di luar negeri. Kampus juga akan
dimerdekakan dalam mengatur tetek-bengek akreditasi dan badan
hukum. Kata Nadiem, selama ini mahasiswa hanya dilatih berenang
dengan satu gaya. Dalam Kampus Merdeka, mereka diceburkan ke
laut, dilatih berbagai macam keahlian supaya bisa bertahan.

Jika yang diinginkan bekas Direktur Utama Gojek itu adalah


memperkuat hubungan kampus dengan industri dan menyiapkan
mahasiswa untuk siap kerja, Kampus Merdeka bukan istilah yang
tepat. Semestinya pakailah terminologi Kampus Industri atau Kampus
Link and Match saja.

Lebih dari persoalan istilah, Nadiem tampaknya telah salah kaprah.


Setelah sekian lama kampus hanya disibukkan oleh persoalan
administrasi, Nadiem seharusnya mengembalikan universitas sebagai
kawah untuk menggodok pelbagai diskursus publik. Kampus
hendaknya kembali menjadi ilham bagi gerakan masyarakat sipil.
Penyediaan tenaga kerja siap pakai cukup dilakukan sekolah vokasi
yang sigap menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri.

Telah lama dikeluhkan: suara universitas hilang seiring dengan


okupasi politik yang menggeret para dosen ke dalam pemerintahan.
Ketika Komisi Pemberantasan Korupsi dilemahkan, betapapun
mahasiswa turun ke jalan, nyaris tak ada suara serentak kampus-
kampus untuk menentang upaya jahat itu. Kampus juga tak bersuara
keras terhadap omnibus law cipta lapangan kerja—upaya pemerintah
untuk memberangus hak-hak masyarakat sipil demi kepentingan
investasi. Sejumlah kampus diketahui mengurungkan niat menggelar
diskusi omnibus law setelah “diingatkan” aparat agar tak macam-
macam.

Karena itu, “Kampus Merdeka” Menteri Nadiem semestinya mula-


mula ditujukan untuk membebaskan kampus dari okupasi pemerintah
demi tujuan politik dan meredam kritik. Pemerintah harus
membebaskan perguruan tinggi dalam berkreasi, berpikir, serta
melahirkan konsep dan strategi untuk kemaslahatan publik—tanpa
pretensi membela kepentingan politik tertentu.
Kebebasan akademis adalah keniscayaan dalam demokrasi.
Kekuasaan, betapapun pemimpinnya terlihat santun dan peduli
kepada rakyat, akan cenderung korup. Kekuasaan yang absolut
melahirkan korupsi yang absolut pula. Karena itu, kekuasaan perlu
dikontrol masyarakat sipil, termasuk kampus. Sejarah perubahan
Indonesia adalah sejarah gerakan anak muda yang lahir dari kampus
dan masyarakat sipil.

Jika benar hendak membuat kampus merdeka, Nadiem mesti


mengembalikan esensi kata “merdeka” pada kebebasan akademis dan
kontrol sosial. Ia harus membiarkan kampus mengkritik kebijakan
pemerintah dan menentang pelbagai upaya mengerdilkan kampus.
Tanpa itu semua, kampus hanya akan menjadi penyedia tenaga kerja
bagi pabrik dan industri—sebuah institusi yang dingin, kopong, dan
miskin gagasan.


Istana dikabarkan gerah
terhadap Menteri Kesehatan.
majalah.tempo.co
6 mins read

Petugas Dinas Kesehatan melakukan sterilisasi dan


evakuasi tukang kebun rumah yang penghuninya terjangkit
virus corona di Depok, Jawa Barat, 2 Maret 2020. ANTARA
FOTO/Asprilla Dwi Adha/ama

• Sempat disorot dunia, pemerintah akhirnya mengumumkan kasus pertama virus

corona.

• Badan Kesehatan Dunia sempat mempertanyakan kesiapan dan keterbukaan

pemerintah Indonesia.

• Presiden Jokowi menyindir pernyataan kontroversial Menteri Kesehatan.

“PECAH telur” kasus corona di Indonesia akhirnya disampaikan


Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka pada Senin, 2 Maret lalu.
Bersama Menteri Kesehatan, Jokowi mengumumkan dua pasien, ibu
dan anak, yang terkena virus corona. Keduanya diduga terpapar dari
warga negara Jepang yang positif terkena corona dan sempat ke
Indonesia pada pertengahan Februari lalu.

Jokowi mengklaim pendeteksian terhadap dua pasien itu merupakan


hasil penelusuran pemerintah setelah mendapat informasi bahwa
warga Jepang itu singgah ke Indonesia. “Tim dari Indonesia langsung
menelusuri,” kata Presiden. Seusai jumpa pers, Menteri Kesehatan
Terawan pun mengatakan proses pelacakan sudah dilakukan. “Sedang
ditelusuri ketemu siapa saja,” ujarnya.

Pernyataan Jokowi dan Terawan tersebut mengagetkan sejumlah


pejabat di Kementerian Kesehatan, yang pagi itu menggelar rapat
mendadak. Dua pejabat kementerian ini bercerita, agenda rapat yang
seharusnya juga dihadiri Terawan itu membahas dua pasien yang
terpapar Corona Virus Disease 19 atau Covid-19. Mereka masih
membahas rencana mitigasi setelah kasus itu diumumkan kepada
publik. Mereka juga mendiskusikan rencana pelacakan terhadap
orang-orang yang sempat berkontak fisik dengan dua korban. Tapi
tiba-tiba saja kabar itu sudah diumumkan kepada publik.

Keterangan pemerintah juga berbeda dengan keterangan pasien yang


merupakan warga Depok, Jawa Barat, itu. Melalui siaran pers, pasien
itu mengatakan dialah yang memberi tahu dokter di Rumah Sakit
Mitra Keluarga Depok soal pertemuannya dengan warga negara
Jepang yang terinfeksi corona. Informasi ini disampaikannya pada
Jumat, 28 Februari lalu, setelah mendapat telepon dari temannya di
Malaysia yang mengabarkan warga negara Jepang itu dinyatakan
positif corona dua hari sebelumnya.

Pengecekan suhu badan siswa sebagai upaya deteksi penyebaran virus Corona atau
Covid-19 di Sekolah Tunas Global, Depok, Jawa Barat, Selasa, 3 Maret 2020. ANTARA
FOTO/Sigid Kurniawan
Saat itu, perempuan 31 tahun tersebut baru satu hari dirawat di Mitra
Keluarga.”Demi keamanan dan kesehatan nasional, saya informasikan
kepada dokter,” ujarnya. Barulah pada Ahad, 1 Maret lalu, perempuan
itu dan ibunya dipindahkan ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti
Saroso, Jakarta.

Malam itu, Sekretaris Daerah Kota Depok Hardiono juga sudah


mengetahui ihwal dua warganya yang terpapar virus corona. Namun,
melalui pesan WhatsApp, dia diminta Staf Khusus Menteri Kesehatan
Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan Alexander Kaliaga
Ginting tak memberitahukan kejadian itu kepada siapa pun.
Tujuannya adalah mencegah kegaduhan di masyarakat.

Alexander membenarkan soal permintaannya tersebut. Menurut


purnawirawan brigadir jenderal yang juga dokter paru di Rumah
Sakit Mitra Keluarga Depok ini, malam itu pemeriksaan terhadap
pasien suspek corona belum tuntas sehingga tak patut dipublikasikan.
“Itu rahasia kedokteran dan orang yang berstatus dalam pengawasan
tak boleh dibuka datanya,” katanya. Alexander menyatakan instruksi
untuk tak membocorkan kabar itu bukan berasal dari Terawan,
melainkan inisiatifnya. “Tak ada hubungan dengan jabatan staf
khusus.”

Pengumuman resmi oleh pemerintah itu tak mengejutkan perwakilan


Badan Kesehatan Dunia atau WHO di Indonesia, Navaratnasamy
Paranietharan. Melalui siaran pers, Paranietharan mengatakan
pengumuman itu bisa membuat mereka mengantisipasi lebih banyak
kasus pada masa mendatang. “Kini kondisi ini sudah nyata, sehingga
sangat penting bagi kami untuk memastikan semua kegiatan yang
telah direncanakan bisa diimplementasikan secara cepat,” ujarnya.

Pemerintah kembali mengumumkan dua pasien positif corona pada


Jumat, 6 Maret lalu. Juru bicara penanganan wabah virus corona,
Achmad Yurianto, mengatakan keduanya diduga melakukan kontak
dekat dengan dua pasien sebelumnya. Hingga Jumat, 6 Maret lalu,
pemerintah telah memeriksa 450 orang. Sejumlah pihak mendesak
pemerintah memeriksa lebih banyak orang yang berkontak dengan
pasien positif corona. Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman,
Amin Soebandrio, mengatakan pasien positif corona ada kemungkinan
sudah menulari orang lain.

•••
SEBELUM Jokowi mengumumkan kasus pertama corona, muncul
berbagai keraguan terhadap kemampuan Indonesia mendeteksi
keberadaan virus yang muncul pertama kali di Wuhan, Provinsi
Hubei, Cina, itu. Sejumlah peneliti Harvard University, Amerika
Serikat, memprediksi setidaknya sudah ada lima kasus positif corona
di Indonesia pada pertengahan Februari lalu. Kesimpulan itu didapat
dari perhitungan matematis berdasarkan penerbangan langsung dari
Wuhan ke negara lain. Keraguan juga disampaikan Perdana Menteri
Australia Scott Morrison. Ia menyebutkan wilayah Indonesia yang
luas membuat upaya pencegahan lebih sulit.

Dari dalam negeri, keraguan mendeteksi corona disampaikan Wakil


Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekuler
Eijkman, Herawati Sudoyo, sehari sebelum Presiden mengumumkan
kasus anyar. Menurut dia, tidak semua lembaga penelitian di
Indonesia memiliki kemampuan mendeteksi penyebaran Covid-19. Ia
juga mengkritik pemerintah karena tidak banyak melibatkan
universitas dan lembaga penelitian yang memiliki kemampuan
tersebut.
Respons pemerintah terhadap wabah corona juga mendapat sorotan
Badan Kesehatan Dunia. Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono
mengatakan, dalam pertemuan rutin dengan pejabat perwakilan
WHO, pernah ada pertanyaan tentang kemampuan dan keterbukaan
Indonesia dalam kasus corona. Menurut Anung, delegasi itu menilai
jumlah orang yang diperiksa dalam kaitan dengan corona tak
sebanding dengan populasi penduduk. “Kok, kalian bisa sedikit begitu
yang diperiksa,” kata Anung menirukan keraguan yang muncul dalam
rapat.

Hal lain yang dipersoalkan adalah data pemantauan flu yang


dipublikasikan Kementerian Kesehatan. Seorang pejabat Kementerian
mengatakan sebenarnya sudah ada data Sentinel Influenza Like
Illness (ILI). Ini adalah matriks untuk memantau orang yang
mengalami gejala terjangkit corona seperti demam, batuk, dan sesak
napas. Menurut dia, WHO meminta data tersebut rutin diunggah di
situs yang bisa diakses publik.

Namun, cuma bertahan dua hari, data Sentinel ILI itu tak pernah
diperbarui lagi. Dalam Sentinel ILI terbaru yang terbit pada Februari
2020, tak tercantum Indonesia sebagai negara yang rutin melaporkan
kasus flu di wilayahnya. Menjawab hal itu, Anung mengatakan telah
mengikuti standar WHO dalam memantau kesehatan seseorang ketika
menghadapi kasus penyakit menular.
Dua petinggi pemerintahan dan organisasi internasional yang
mengetahui dinamika di antara para menteri soal penanganan corona
bercerita bahwa Kementerian Luar Negeri sebenarnya berniat
melakukan pembelaan diplomatik. Namun Kementerian Luar Negeri
tak memperoleh penjelasan yang memadai dari Kementerian
Kesehatan untuk menjawab keraguan komunitas internasional.

Di tengah keraguan itu, Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari


Marsudi menemui Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom di Jenewa,
Swiss. Pertemuan itu diadakan di sela-sela pertemuan sidang hak
asasi manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa pada 25 Februari lalu.
Seorang pejabat yang mengetahui isi pertemuan itu mengatakan
Retno sempat menceritakan soal kesulitan pemerintah mendapatkan
pemutakhiran data dari Kementerian Kesehatan sendiri.

Dimintai tanggapan soal pertemuan itu, Retno bercerita bahwa dia


berdiskusi dengan Adhanom tentang perkembangan wabah corona
secara global. “Beliau mantan Menteri Luar Negeri Ethiopia dan
teman baik saya,” ujarnya melalui pesan WhatsApp pada Sabtu, 7
Maret lalu. Retno juga mengaku membahas rencana evakuasi warga
Indonesia di sejumlah episentrum Covid-19. Setelah bertemu dengan
Retno, Adhanom mengingatkan agar tak ada negara yang jemawa
meski belum ada kasus corona di wilayahnya. "Tidak boleh ada negara
yang berasumsi mereka tidak akan memiliki kasus Covid-19. Itu
adalah kesalahan fatal," kata Adhanom.

•••

SEBELUM kasus pertama diumumkan, Istana sesungguhnya sudah


gusar terhadap cara Kementerian Kesehatan menjawab keraguan
tentang kehadiran corona. Dua pejabat di Kementerian Kesehatan dan
Istana mengatakan Presiden sempat mempertanyakan informasi
terbaru terkait dengan corona di Indonesia dan protokol
penanganannya. Kegusaran Presiden membuat Istana sampai
merancang sendiri sejumlah protokol untuk menghadapi Covid-19.
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto
menyampaikan konferensi pers terkait dengan virus corona di Istana Merdeka,
Jakarta, Senin (2/3/2020). TEMPO/M. Taufan Rengganis

Setebal 31 halaman, panduan itu memuat antara lain langkah-langkah


jika seseorang mengalami gejala terjangkit corona serta kewajiban
petugas dalam menjaga perbatasan. Masih dalam protokol yang sama,
Istana meminta para pejabat di tingkat pusat dan daerah
menyampaikan narasi bahwa corona bisa disembuhkan dan
pemerintah sanggup menangani wabah tersebut.

Kegusaran juga muncul setelah Presiden mengumumkan kasus


corona. Penyebabnya adalah pernyataan Terawan yang meminta
masyarakat berdoa dan mendirikan salat istigasah untuk menangkal
corona. Mantan Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot
Soebroto itu juga yang pertama kali membeberkan lokasi tinggal dua
pasien corona, yang membuat rumah mereka diberi garis polisi.

Menyadari komentar pembantunya membuat gaduh, Jokowi


mengadakan rapat internal sehari setelah mengumumkan kasus
corona pada Selasa, 3 Maret lalu, di Istana Negara. Sejumlah indikator
di media sosial disorot dalam rapat itu, yang hasilnya sentimen
masyarakat justru negatif alias menjadi panik dalam menanggapi
pernyataan Terawan. Seorang pejabat yang mengetahui isi rapat itu
mengatakan Jokowi sempat menyindir gaya komunikasi Terawan
dalam merespons corona.

Jokowi meminta ada juru bicara khusus dalam menangani virus


corona. Presiden meminta figur yang dipilih harus berasal dari
Kementerian Kesehatan dan bisa berkomunikasi secara sederhana
dalam menyampaikan persoalan. Pilihan Jokowi lantas jatuh pada
Achmad Yurianto, yang kebetulan menjabat Kepala Pusat Krisis
Kesehatan.

Terawan belum bisa dimintai tanggapan tentang kegusaran Istana


soal penanganan corona. Ia tak menanggapi permintaan wawancara
Tempo. Namun, seusai rapat dengan Presiden hari itu, Menteri
Terawan berjanji mendukung anak buahnya yang ditunjuk menjadi
juru bicara. “Saya support terus beliau di bidang data sehingga terjadi
efisiensi,” ujar Terawan.

Nyatanya, persoalan komunikasi tetap terjadi. Meminta masyarakat


tak panik, Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Rabu, 4 Maret lalu,
menyebutkan pemerintah akan menerapkan sertifikasi bebas corona.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko juga mengatakan warga negara
Korea Selatan, Iran, Italia, dan Jepang wajib membawa sertifikat
kesehatan bebas corona jika ingin masuk ke Indonesia. Namun
Achmad Yurianto menyatakan sertifikat itu tidak diperlukan. “Tidak
perlu, tidak ada gunanya surat keterangan bebas virus corona,”
tuturnya.

RAYMUNDUS RIKANG, BUDIARTI UTAMI PUTRI, CAESAR


AKBAR, FRISKI RIANA, ADE RIDWAN (DEPOK)

Panjang Nalar Melawan
Sampar
majalah.tempo.co
5 mins read

W
abah akibat virus corona sudah menyebar ke lebih dari
80 negara dalam tempo dua bulan. Keterbukaan
informasi dan respons cepat dari pemerintah dapat
membantu masyarakat menghadapi krisis penyakit menular.

Petugas menyemprotkan disinfektan ke kendaraan umum


di kota Teheran, WANA (West Asia News Agency)/Nazanin
Tabatabaee via REUTERS

• Warga Korea Selatan menjaga dirinya sendiri untuk mencegah penyebaran virus

corona.

• Penanganan krisis penyakit menular membutuhkan dukungan informasi yang

jelas.

• Iran dinilai terlambat menangani wabah dan dituding menutup-nutupi krisis.


SUDAH lebih dari sebulan Oh Jeong-mi tak keluar dari rumahnya di
Chilgok, Provinsi Kyoungsangbukdo, di tenggara Seoul, Korea Selatan.
Perempuan 59 tahun itu sengaja mengisolasi dirinya sendiri sejak
kabar sampar Covid-19, penyakit menular akibat virus corona,
merebak pertengahan Januari lalu. Dia tahu penyakit itu dapat
berakibat fatal pada orang paruh baya dengan penyakit diabetes dan
asma. “Saya menderita asma kronis selama 20 tahun,” kata Oh kepada
Tempo pada Kamis, 5 Maret lalu.

Oh sebenarnya tak siap mengurung diri di rumahnya dalam waktu


lama. Tapi dia sadar berada di dalam kelompok yang rentan tertular.
Tinggal di rumah adalah upayanya menghindari risiko epidemi. Tak
ada lagi kegiatan berbelanja, berolahraga, dan bertemu dengan orang
lain. Kebutuhan harian Oh dipasok anak-anaknya. “Terkadang tanpa
bertemu untuk menghindari kontak fisik,” ujarnya.

Kyoungsangbukdo adalah daerah dengan kasus Covid-19 terbanyak


kedua di Korea Selatan. Jumlahnya mencapai 861 kasus. Kejadian
terbesar ada di tetangganya, Kota Daegu, yang mencapai 4.327 kasus.
Menurut Badan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, ada lebih dari
6.000 warga Korea Selatan yang positif tertular Covid-19 dan 40 di
antaranya meninggal. Otoritas Korea Selatan menetapkan status
krisis penyakit menular di level tertinggi sejak 23 Februari lalu.

Sejak terdeteksi pertama kali di Kota Wuhan, Cina, pada akhir


Desember 2019, wabah Covid-19 menyebar ke lebih dari 80 negara.
Sekitar 100 ribu orang dilaporkan terjangkit virus ini dan lebih dari
3.400 di antaranya meninggal. Korea Selatan menjadi salah satu
negara yang paling parah dilanda Covid-19, dengan 2.113 kasus.

Penyebaran Covid-19 di Korea Selatan melejit setelah kasus penularan


di antara anggota jemaat gereja Shinchonji di Daegu. Pasien yang
dikenal sebagai nomor 31 diduga menjadi penyebar utama (super
spreader) virus corona. Perempuan 61 tahun itu diketahui menderita
demam pada 10 Februari, tapi masih sempat menghadiri empat
kebaktian di gereja bersama ratusan anggota jemaat lain. Hingga
pekan lalu, sudah lebih dari 190 ribu anggota jemaat gereja
Shinchonji diperiksa.

Epidemi itu membuat pemerintah Korea Selatan menggenjot


kapasitas dan sumber daya untuk menangani sampar ini. Dana lebih
dari US$ 9,8 miliar (Rp 139,6 triliun) atau sekitar 21 persen dari
anggaran tahun ini dialokasikan khusus untuk menangani wabah dan
dampaknya. Hingga saat ini, sudah 88 orang yang dinyatakan bebas
dari karantina Covid-19 setelah menjalani perawatan di rumah sakit
selama dua pekan.
Respons cepat pemerintah menangani wabah Covid-19 juga
membantu penduduk Singapura menghadapi krisis. Memang sempat
terjadi kehebohan dan aksi memborong produk ketika pemerintah
menyatakan status krisis wabah pada awal Februari lalu. “Itu di hari
pertama saja. Selanjutnya tidak ada. Singapura lebih tenang karena
informasi soal wabah terpampang di mana-mana,” ujar Jaka Setia,
warga Indonesia yang menetap di Singapura, pada Rabu, 4 Maret lalu.

Ada 130 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi di Singapura dan 48 di


antaranya ditangani di rumah sakit. Hasil studi Harvard University
pada Februari lalu menyebutkan Singapura memiliki metode deteksi
dan penanganan wabah terbaik. Laporan itu menyatakan, jika negara-
negara lain memiliki kemampuan seperti Singapura, jumlah kasus
yang ketahuan bisa lebih banyak dan cepat ditangani.

•••

Wabah Covid-19 membuat kehidupan di Iran berubah drastis.


Kemacetan lalu lintas lenyap di Teheran. Sekolah, universitas, dan
teater ditutup. Arena kegiatan publik dan pusat belanja lengang. Iran
menjadi negara kedua dengan angka kematian tertinggi akibat Covid-
19. Penyakit itu sudah menjangkiti lebih dari 3.500 orang dan
membunuh 107 jiwa. “Sudah menjangkau hampir semua provinsi
kita,” kata Presiden Hassan Rouhani seperti dilaporkan Channel News
Asia pada Rabu, 4 Maret lalu.

Kemampuan Iran menangani wabah itu dipertanyakan sejak Covid-19


terdeteksi di Kota Qom pada 19 Februari lalu. Otoritas Iran dinilai
lambat menerapkan karantina di kawasan yang terinfeksi. Dalam
pekan pertama saja, ada lebih dari dua lusin penduduk yang tertular.
Iran bergejolak. Namun pemerintah Iran, seperti dilaporkan South
China Morning Post, malah mengaitkan wabah ini dengan konspirasi
asing.

Kondisi Iran malah memburuk. Apalagi setelah beberapa pejabatnya


terjangkit wabah. Wakil Menteri Kesehatan Iraj Harirchi serta Wakil
Presiden Bidang Perempuan dan Keluarga Masoumeh Ebtekar
dinyatakan positif terinfeksi. Mirmohammadi, anggota dewan
penasehat pemimpin Iran, Ayatullah Ali Khamenei, meninggal akibat
Covid-19 pada Senin, 2 Maret lalu. Setidaknya ada 20 pejabat dan
anggota parlemen yang dilaporkan tertular Covid-19.

Iran menjadi pusat penyebaran Covid-19 di Timur Tengah.


Pemerintah Iran mengklaim telah berusaha keras mengendalikan
wabah itu. Jalan-jalan disemprot disinfektan. Produksi masker dan
detergen juga digenjot. Lebih dari 300 ribu relawan dilatih untuk
mencari kasus Covid-19 yang mungkin tak terdeteksi dari rumah ke
rumah. Lebih dari 54 ribu tahanan, seperti dilaporkan CNN,
dibebaskan sementara untuk memperkecil risiko penularan di
penjara-penjara yang sesak.

Iran diprediksi kewalahan melawan Covid-19. Rumah sakit kebanjiran


korban virus corona dan tak sanggup lagi menerima pasien baru.
Dokter Behrouz Kalidari dari Isfahan mengatakan setidaknya 12 ribu
orang sudah terjangkit Covid-19. Kalidari menuding pemerintah
berusaha menutupi krisis karena alasan politis dan ekonomi. “Kita
bisa menangani masalah di Hamedan, Zanjan, Arak, Mashhad, bahkan
Isfahan jika bertindak cepat,” katanya seperti dilaporkan The
Guardian.

Wabah Covid-19 juga menyebar ke Eropa. Italia menjadi negara di


Eropa yang paling menderita dengan lebih dari 3.800 orang tertular
dan 107 di antaranya meninggal. Untuk mencegah penularan lebih
besar, sejak Kamis, 5 Maret lalu, pemerintah Italia merilis imbauan
bagi warganya untuk menjaga jarak setidaknya satu meter satu sama
lain, membatasi kunjungan ke rumah jompo, dan meminta orang
berusia lanjut tidak bepergian kecuali dalam kondisi darurat.

Warga antre untuk mendapatkan masker di sebuah pusat belanja di Seoul, 28


Februari 2020. REUTERS/Kim Hong-Ji 5 Maret 2020.

Mereka yang baru kembali dari Italia pun terkena imbasnya. Natalia
Tureay, warga Indonesia yang tinggal di Tournai, Belgia, pulang dari
liburan di Roma pada akhir Februari lalu. Sudah menjadi kebiasaan di
Belgia untuk mencium pipi kala berjumpa dengan karib kerabat.
Namun beberapa kawan Natalia ternyata menghindarinya. “Mungkin
karena mereka tahu saya baru kembali dari Italia,” ujar perempuan
Sukabumi yang tengah menjalani pendidikan sebagai pengajar anak
usia dini itu.

Natalia langsung berkonsultasi dengan dokter lewat telepon. Dia


membeberkan seluruh kondisi kesehatan tubuh dan riwayat
perjalanan selama dua pekan sebelumnya. Dokter menyatakan Natalia
tidak memiliki gejala atau indikasi terjangkit virus corona. “Tapi saya
mengerti bahwa orang tetap harus waspada,” ucapnya.

Maria DiCancio, warga Italia yang bekerja sebagai anggota staf rumah
sakit pemerintah di Brussels, mengatakan ada sejumlah pasien
terjangkit virus corona yang dirawat di tempat kerjanya. Namun tak
ada kehebohan. DiCancio tidak merasa cemas terhadap kondisi
penanganan penyakit menular di Belgia. Setelah bekerja, DiCancio
bahkan menjemput dua anaknya di sekolah tanpa mengenakan
masker. “Tapi, membaca begitu banyak jumlah kematian di Italia
akibat Covid-19, saya lebih khawatir terhadap keluarga di sana,”
ujarnya.

Renjani Sari, warga Indonesia yang tinggal di Regio Antwerp,


mengatakan warga Belgia cenderung tenang menghadapi krisis.
Ketika kabar Covid-19 merebak pertama kali di Cina awal Januari lalu,
media lokal sudah mengulas soal peluang penyakit itu masuk ke
Belgia. Pasalnya, populasi turis asing terbesar di Eropa berasal dari
Cina. “Tidak bisa bilang Belgia bakal aman dari virus corona,” kata
Renjani. “Wacana penanganan wabah sudah dibangun sejak Januari.”

Dua bulan setelah wabah Covid-19 merebak, kegiatan warga Belgia


tetap berjalan seperti biasa. Tak ada kehebohan warga lokal
mengenakan masker di jalan-jalan. Transportasi kereta, yang menjadi
andalan untuk bepergian ke seantero negeri dan Eropa, pun tetap
sibuk. Pemerintah Belgia menyediakan klinik dengan dokter dan
paramedis di setiap terminal dan bandar udara. Namun pengawasan
transportasi ke arah Prancis selatan dan Italia utara lebih ketat,
“Karena tergolong zona rawan,” tutur Renjani.

Belgia sudah terlihat siap sejak awal menghadapi risiko penyebaran


penyakit tersebut. Sejumlah orang yang terjangkit biasanya
dikarantina dulu di rumah masing-masing. Setidaknya ada 109 kasus
Covid-19 yang terkonfirmasi di Belgia. Adapun identitas para pasien
Covid-19 dilindungi ketat untuk menjaga privasi mereka. “Identitas
orang yang baru diduga terjangkit saja tak pernah dibuka. Sekadar
inisial nama pun tak ada,” kata Renjani.

GABRIEL WAHYU TITIYOGA, SEULKI LEE (SEOUL),


ASMAYANI KUSRINI (BRUSSELS)

Pemerintah mengecek
riwayat kesehatan di pintu
perlintasan luar negeri.
Pengukur suhu tubuh tak
lagi efektif.
majalah.tempo.co
4 mins read

Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Bandara


Soetta melakukan pemantauan suhu tubuh para
penumpang pesawat yang tiba di Terminal 3 Bandara
Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, 3 Maret 2020.
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal

• Pemerintah memberlakukan kartu kewaspadaan kesehatan di gerbang

internasional.

• Tak semua pengunjung dari luar negeri mengisi kartu tersebut.


• Di sejumlah daerah, terjadi perbedaan pemeriksaan kesehatan.

L
IMA belas petugas kesehatan Pelabuhan Tanjung Emas,
Semarang, berlayar menggunakan kapal cepat pada Kamis
pagi, 5 Maret lalu. Mendekati kapal pesiar Viking Sun, yang
berbendera Norwegia, sekitar dua kilometer dari bibir dermaga,
lajunya melambat. Setelah kapal cepat itu bersandar, para petugas
kesehatan bergegas masuk ke Viking Sun.

Membawa alat pengecek suhu badan atau thermal gun dan peralatan
kesehatan lain, para petugas itu mengecek satu per satu pelancong
dan awak kapal yang berjumlah 1.190 orang tersebut. Selama dua
setengah jam memeriksa, petugas tidak menemukan satu orang pun
yang terpapar Corona Virus Disease atau Covid-19. “Tapi ada dua
orang yang sakit jantung dan perlu membeli obat,” ujar Direktur
Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian
Kesehatan Anung Sugihantono kepada Tempo, Jumat, 6 Maret lalu.

Melalui telepon, Anung mengingatkan para petugas itu bahwa tugas


mereka bukan memberi penumpang izin turun ke Semarang.
Sebelumnya, kapal yang berlayar dari Darwin, Australia, ini ditolak
berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, dengan alasan ada
penumpang yang diduga terjangkit corona. Menurut Anung, jika satu
orang saja ada yang positif, kapal itu akan diisolasi seperti kapal
pesiar Diamond Princess di Yokohama, Jepang. Petugas kesehatan
yang mengecek itu pun akan ditugasi menemani mereka jika
karantina diberlakukan.

Mendapat laporan dari tim kesehatan, Pemerintah Kota Semarang


akhirnya mengambil keputusan melarang para penumpang Viking Sun
turun dan berwisata di Jawa Tengah. “Hanya diperbolehkan
memasukkan logistik,” ujar Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Acara penyambutan para turis di terminal kedatangan pun bubar.
Sekitar 30 bus yang awalnya akan membawa para turis berwisata di
Jawa Tengah meninggalkan pelabuhan tanpa penumpang.

Sempat terkatung-katung di laut, Viking Sun akhirnya berlabuh


menjelang tenggelamnya matahari. Dengan kawalan penuh, tiga truk
kontainer yang membawa logistik menurunkan muatan untuk
dipindahkan ke Viking Sun. Satu mobil ambulans juga berada di dekat
kapal pesiar itu. Rupanya, satu penumpang yang sakit jantung harus
keluar dari kapal.

Penumpang itu dibawa petugas dari Dinas Kesehatan Kota Semarang


ke Rumah Sakit Columbia Asia. Namun proses evakuasi itu menjadi
sorotan karena petugas mengenakan pakaian pelindung tubuh untuk
menghadapi penyakit yang tidak menular. “Petugas kesehatan saja
masih tidak benar, apalagi masyarakat,” ujar Kepala Kantor
Kesehatan Pelabuhan Semarang Ariyanti.

Sekretaris Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Kementerian Kesehatan sekaligus juru bicara pemerintah untuk kasus
corona, Achmad Yurianto, menuturkan di semua tempat perlintasan di
Indonesia dilakukan pengawasan dan tes suhu badan. Tujuannya
untuk meminimalkan penyebaran virus yang pada Sabtu, 7 Maret lalu,
telah menjangkiti hampir 90 negara itu. Namun, kata Yurianto, kini
pengecekan suhu tubuh tidak cukup efektif karena penyebaran virus
sudah masuk gelombang kedua dan berbeda dengan saat pertama kali
penyebaran itu muncul di Wuhan, Cina.

Sejumlah petugas berjaga saat kapal pesiar Viking Sun berbendera Norwegia yang
mengangkut sekitar 1.200 penumpang bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas
Semarang, Jawa Tengah, Kamis (5/3/2020). ANTARA FOTO/Aji Styawan

Saat gelombang pertama, penyebaran virus corona terjadi dalam


masa inkubasi 2-14 hari. Penderita mengalami gejala demam, batuk,
dan sesak. Sedangkan pada gelombang kedua, gejala awal seperti
peningkatan suhu tubuh kerap tak terpantau. “Ini yang ke mana-
mana lolos dari pemeriksaan suhu tubuh,” ujar Yurianto. Karena itu,
menurut Yurianto, pemerintah mengeluarkan kartu kewaspadaan
kesehatan yang diberikan di bandar udara dan pelabuhan.

Tempo, yang tiba di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta pada 21


Februari lalu setelah terbang menggunakan Qatar Airways dari
Belanda, melihat petugas bandara masih kebingungan membagikan
kartu kewaspadaan kesehatan. Bahkan ada penumpang, yang duduk
di samping Tempo saat di pesawat, tidak mengisi kartu kewaspadaan
kesehatan dan langsung melenggang ke luar bandara. Hingga Sabtu, 7
Maret lalu, 128 orang di Belanda positif terkena corona dan satu
orang meninggal.
Juga, saat wartawan Tempo Philipus Parera kembali dari Jepang pada
29 Februari lalu, tidak ada pemeriksaan lebih lanjut setelah kartu
kewaspadaan diserahkan ke petugas. Selama dua pekan, Philipus
berkunjung ke empat kota di Jepang, yaitu Tokyo, Kobe, Osaka, dan
Kyoto. Di Jepang, sudah ada lebih dari 420 kasus corona dan 6 orang
meninggal.

Di Bandara Internasional Lombok, beberapa kali Tempo menemukan


tidak ada petugas yang berjaga di alat pemantau suhu tubuh. Kepala
Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Barat Nurhadini Eka mengatakan
pemantauan itu bisa dilakukan dari ruang kontrol. Adapun di Bandara
Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, meski penumpang dari luar
negeri mengisi kartu kewaspadaan kesehatan, tak ada pengetatan
pemeriksaan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali Ketut Suarjaya
mengatakan alat pengukur suhu tubuh sudah cukup untuk melakukan
pemantauan. “Alat kami sudah standar Badan Kesehatan Dunia,”
ujarnya.

Di sejumlah pelabuhan di Nusa Tenggara Barat, terjadi perbedaan


pemeriksaan terhadap wisatawan yang datang dengan kapal cepat
dan feri. Di Pelabuhan Penyeberangan Lembar, Lombok Barat,
misalnya, wisatawan yang datang dengan feri tidak menjalani
pemeriksaan suhu tubuh. Sedangkan di Pelabuhan Bangsal Pemenang,
Lombok Utara, suhu tubuh turis asing dan domestik diukur dengan
thermal gun.

Menanggapi perbedaan tersebut, Kepala Karantina Kesehatan Kelas II


Mataram, I Wayan Diantika, mengatakan wisatawan asing di
Pelabuhan Lembar tidak diperiksa karena mereka sudah diperiksa
saat masuk Indonesia. “Kalau ada penumpang yang sakit, baru kami
periksa,” ujarnya.

Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan untuk


memberlakukan perlakuan khusus bagi penumpang pesawat yang
datang dari Iran, Italia, dan Korea Selatan. Wendo Asrul Rose,
Direktur PT Angkasa Pura I, mengatakan mereka yang datang dari
tiga negara itu wajib menyertakan surat bukti tanda sehat dari negara
keberangkatan. “Kalau tidak, tak diperbolehkan masuk,” ujarnya.

Terhitung sejak 6 Februari hingga 6 Maret lalu, Direktorat Jenderal


Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia juga menolak
masuk 118 warga negara asing ke Indonesia. Direktur Lalu Lintas
Keimigrasian Cucu Koswala mengatakan penolakan itu dilakukan
karena warga negara asing tersebut ada yang menetap lebih dari 14
hari di Cina. Ada pula yang suhu tubuhnya mencapai 38 derajat
Celsius.
Dalam Pantauan Radar
Covid-19
majalah.tempo.co
4 mins read

P
etugas kesehatan memantau orang yang baru tiba dari negara
terjangkit Covid-19. Pemeriksaan virus dilakukan bukan untuk
mengobati pasien.

Tim medis melakukan penanganan terhadap seorang


pasien saat simulasi penanganan pasien virus Corona di
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar, Bali, Rabu
(12/2/2020). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/ama.

• Kementerian Kesehatan membagi tiga kelompok orang berkaitan dengan Covid-

19.

• Petugas Puskesmas wajib memantau warganya yang baru pulang dari negara

yang terjangkit Covid-19.

• Menteri Kesehatan yang diberi wewenang mengumumkan.


SRIANAH duduk di ranjang sambil memijat kakinya di ruang
perawatan Mawar, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah,
Denpasar. Sudah sepekan perempuan 70 tahun itu mondok di rumah
sakit rujukan penanganan Covid-19 tersebut. “Tiga hari pertama, dia
dimasukkan ke ruang isolasi,” kata Ramadhan, tetangga Srianah yang
menemaninya di rumah sakit, Kamis, 6 Maret lalu.

Dokter memasukkan Srianah sebagai pasien dalam pengawasan


Covid-19, penyakit akibat virus SARS-CoV-2. Ia dipantau karena
mengalami demam beberapa hari sepulang umrah, 22 Februari lalu.
Suhu tubuhnya 38 derajat Celsius. Pesawat yang membawanya dari
Arab Saudi pun singgah di Singapura, yang sejak pertengahan Januari
lalu mengumumkan ada warganya terjangkit Covid-19. Rumah sakit
swasta yang semula merawat Srianah langsung merujuknya ke RSUP
Sanglah.

Awalnya sampel darah Srianah diambil. Petugas kesehatan lalu


melakukan swab alias mengambil spesimen lendir pada saluran
hidung bagian belakang dan saluran mulut bagian belakang. Dari
hasil pemantauan kondisi tubuh, pengecekan darah, dan pengujian
spesimennya, dokter menyimpulkan Srianah tak terkena Covid-19.

Ia lalu dipindahkan ke ruang perawatan umum dan boleh dijenguk.


“Mungkin demamnya karena cuaca. Di sana sedang dingin, sampai
sini panas,” ujar Ramadhan. Srianah, kata dia, sebelumnya memiliki
riwayat gangguan paru karena tuberkulosis, penyakit jantung, dan
diabetes. Ia juga mengalami stres lantaran pesawatnya terguncang
turbulensi. Setelah beberapa hari dirawat, kondisinya membaik.

Sementara Srianah dirawat di rumah sakit, ML, mahasiswa yang


kuliah di Wuhan, Cina, sedang berlibur di Bali. Ia sempat dikarantina
14 hari di Natuna, Kepulauan Riau, Februari lalu. Ibunya, Siti Romlah,
mengatakan, setelah ML pulang dari Natuna, petugas pusat kesehatan
masyarakat mendatangi rumahnya satu kali untuk mengecek kondisi
putranya itu. Sampai saat ini, kondisinya sehat. “Tak ada keluhan,”
ujar warga Kecamatan Randuagung, Lumajang, Jawa Timur, itu.

Isma Nur Fadilah, mahasiswi yang kuliah di Provinsi Jiangsu, Cina,


yang pulang awal Februari lalu, juga didatangi petugas puskesmas.
Mereka berkunjung beberapa kali untuk memantau kondisi
kesehatannya selama 14 hari, waktu yang awalnya diyakini sebagai
masa inkubasi SARS-CoV-2.

Sebelumnya, ketika baru tiba di kampung halamannya, ia langsung


diperiksa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Haryoto, Lumajang. “Suhu
tubuh dan tensi darah saya diukur,” kata warga Kecamatan
Sumbersuko, Lumajang, itu. Ia mengaku sehat.
Isma Nur Fadilah di rumahnya, di Kabupaten Lumajang. TEMPO/David Priyasidharta

Kementerian Kesehatan membagi tiga kelompok orang terkait dengan


Covid-19, yakni orang dalam pemantauan, pasien dalam pengawasan,
dan suspect alias orang yang diduga menderita Covid-19. Orang dalam
pemantauan adalah semua orang yang masuk ke Indonesia, baik
warga negara Indonesia maupun orang asing, yang datang dari
negara yang diyakini telah terjadi penularan Covid-19 dari manusia
ke manusia, seperti Cina, Korea Selatan, Jepang, Iran, Italia,
Singapura, dan Malaysia. “Petugas kesehatan akan mengawasi dan
mengantisipasi jika mereka sakit,” ujar juru bicara pemerintah untuk
penanganan wabah Covid-19, Achmad Yurianto, Kamis, 5 Maret lalu.
Isma dan ML masuk kategori ini.

Jika orang dalam pemantauan ini sakit yang gejalanya mengarah ke


Covid-19, seperti influenza sedang sampai berat, batuk, pilek, demam,
dan gangguan pernapasan, statusnya berubah menjadi pasien dalam
pengawasan. Pasien tersebut akan diisolasi dan diambil tindakan
swab. Srianah masuk kelompok ini.

Menurut Yuri, kalau pasien dalam pengawasan ini kemudian


diketahui punya riwayat kontak dengan orang lain yang terkonfirmasi
positif Covid-19, statusnya dinaikkan menjadi terduga alias suspect.
Tindakan swab harus diambil untuk memastikan apakah ia membawa
SARS-CoV-2. “Pemeriksaan virus ini bukan untuk mengobati pasien,
tapi untuk menentukan apakah dia berpotensi menjadi sumber
penularan atau tidak,” ucapnya. Sampai Jumat, 6 Maret lalu,
pemerintah mengumumkan ada empat pasien positif Covid-19 di
Indonesia.

Kepala Puskesmas Tunjung, Kecamatan Randuagung, Lumajang,


Tanti, mengatakan mereka diwajibkan memantau warganya yang
baru pulang dari negara yang diyakini terjadi penularan Covid-19
selama 14 hari. Februari lalu, ada dua mahasiswa yang pulang dari
Wuhan. “Perawat kami telah berkunjung ke rumah kedua orang ini,”
katanya.

Perawat mengukur suhu tubuh dan tensi darah serta mengecek nadi
dua orang tersebut. Mereka juga menanyakan keluhan yang mungkin
dirasakan. Setelah lewat dua pekan, kondisi dua mahasiswa tersebut
masih fit.

Menurut Direktur Utama RSUP Sanglah, I Wayan Sudana, sampai


Jumat, 6 Maret lalu, pihaknya menangani 30 pasien dalam
pengawasan Covid-19. Semuanya menjalani swab. “Dua puluh lima
hasil labnya negatif dan lima sedang menunggu hasil,” tuturnya.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono mengatakan, sebelum
dilakukan swab, pasien biasanya akan diambil darahnya untuk
melihat adakah infeksi yang disebabkan oleh virus yang menjangkiti
badannya. “Apakah limfosit atau leukositnya turun atau tidak,”
ujarnya.

Bila jumlah dua sel darah putih tersebut tak normal, petugas
kesehatan baru melakukan swab dengan mengusap dinding bagian
belakang hidung atau dinding bagian belakang mulut, tempat
menempelnya virus SARS-CoV-2. Sapuan itu dilakukan dengan alat
yang berbentuk seperti cotton bud panjang yang ujungnya terbuat
dari dakron.

Sampel tersebut akan diproses oleh Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan di laboratorium dengan polymerase chain
reaction (PCR) untuk menggandakan materi genetik virus itu. Lalu
diberi reagent alias pereaksi kimia untuk memastikan ada-tidaknya
SARS-CoV-2. Sekali pengujian memakan waktu sekitar empat jam.
Pengujian tersebut akan dilakukan berulang kali dengan beberapa
PCR yang berbeda untuk mendapatkan hasil meyakinkan. Maka paling
tidak dibutuhkan waktu satu hari pengujian. “Hasilnya positif
ataupun negatif, tetap kami ulang,” kata Yuri.

Kalau pengujian berkali-kali itu menunjukkan hasil positif,


pemerintah akan memberitahukan temuan tersebut kepada
masyarakat. Yuri mengatakan, karena Covid-19 adalah wabah yang
sedang menjangkiti di dunia, berdasarkan Undang-Undang Wabah
Penyakit Menular, Menteri Kesehatan diberi wewenang
mengumumkan temuan, termasuk status pasien kasus 1 dan pasien
kasus 2 dari Depok, Jawa Barat.

Namun ketika Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto


memberitahukan kepada Presiden Joko Widodo bahwa sudah ada
pasien yang positif terkena Covid-19, Jokowi mengambil alih
pengumuman tersebut. “Tapi, sebelum Presiden mengumumkan,
pasiennya sudah diberi tahu bahwa ia positif,” ujar Yuri.

Direktur Utama Rumah Sakit Penanganan Infeksi Prof. Dr. Sulianti


Saroso, Mohammad Syahril, memberikan keterangan berbeda.
Menurutnya, pihak rumah sakit tak memberi tahu kedua pasien
sebelum Jokowi mengumumkannya. Syahril menegaskan kebijakan itu
sudah sesuai dengan peraturan khusus wabah.

•••

BEBERAPA daerah menyiapkan ruang isolasi di sejumlah rumah sakit


untuk menangani pasien Covid-19. Pemerintah Jawa Barat, misalnya,
mengklaim menyiapkan 52 rumah sakit. Tapi Gubernur Jawa Barat
Ridwan Kamil mengakui sebagian besar belum memenuhi standar
ruang isolasi untuk pasien corona. “Misalnya, belum semuanya
memiliki ventilator,” katanya.

Ketua Harian Crisis Center Covid-19 Jawa Barat Setiawan


Wangsaatmaja mengatakan kelengkapan alat pelindung diri bagi para
petugas kesehatan juga belum terpenuhi. Padahal mereka lebih
rentan terinfeksi.

Persoalan serupa dialami Rumah Sakit Umum Daerah Nusa Tenggara


Barat. Wakil Direktur Bidang Pelayanan I Nyoman Kusuma Wijaya
mengatakan ketersediaan alat pelindung diri hanya bisa memenuhi
kebutuhan satu bulan ke depan, dengan asumsi tidak ada
penambahan pasien.

Menurut Achmad Yurianto, tak semua rumah sakit yang menjadi


tempat rujukan Covid-19 memiliki fasilitas seperti ventilator. Yang
paling utama adalah mereka punya ruangan isolasi. “Seperti pasien
kasus 1 dan kasus 2, mereka tak membutuhkan ventilator.”

NUR ALFIYAH, MADE ARGAWA (BALI), DAVID


PRIYASIDHARTA (LUMAJANG), ANWAR SISWADI, AHMAD
FIKRI (BANDUNG), ABDUL LATIEF APRIAMAN
(LOMBOK)

Cerita dari Sebaru
majalah.tempo.co
4 mins read

S
alah seorang awak kapal pesiar World Dream yang menjalani
observasi Covid-19 di Pulau Sebaru Kecil rutin merekam
kegiatan harian mereka. Menjadi medium untuk mengabari
keluarga dan masyarakat.

Foto aerial WNI ABK Diamond Princess setibanya di Pulau


Sebaru Kecil untuk diobservasi di Kepulauan Seribu,
Jakarta, 5 Maret 2020. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho
Gumay

• Arif Dian Saputra hampir setiap hari membuat vlog untuk menceritakan

pengalamannya bersama puluhan awak World Dream yang diobservasi di Sebaru

Kecil.

• Sejumlah awak kapal World Dream khawatir terhadap penggabungan observasi

dengan awak Diamond Princess di pulau yang sama.


• Sebaru Kecil, pulau di gugusan Kepulauan Seribu, dipilih menjadi lokasi

observasi setelah Natuna.

DENGAN mulut dan hidung tertutup masker, Arif Dian Saputra


menyapa para penonton videonya. “Selamat sore, semuanya. Ketemu
lagi dengan Arif dari Santai Wae TV. Hari ini kita kedatangan tamu....”
Dalam video yang diunggah di YouTube pada Kamis, 5 Maret lalu, itu,
Arif mengabarkan kedatangan awak kapal Diamond Princess di Pulau
Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Arif, 24 tahun, adalah salah seorang awak kapal World Dream yang
menjalani observasi di Pulau Sebaru Kecil sejak akhir Februari lalu
bersama 187 koleganya. Bak jurnalis televisi, Arif mereportase segala
aktivitasnya bersama awak kapal World Dream lainnya selama
menjalani observasi di pulau seluas 16,6 hektare tersebut. Lewat
video-video pendek yang direkam melalui telepon selulernya, Arif
bercerita tentang apa yang dia lihat dan alami selama masa observasi.

Setiap hari, Arif berkeliling kamar, area sekitar tempat observasi, dan
tepi pantai. Ia menyisir kegiatan kawan-kawannya, baik pagi, siang,
maupun sore. Suatu kali, ia merekam kegiatan senam bersama
personel Tentara Nasional Indonesia di pagi hari. Di waktu lain, ia
menyorot beragam aktivitas santai kawannya, dari bermain bulu
tangkis dan tenis meja sampai berkaraoke. “Saya merekam apa saja.
Waktunya juga bebas, he-he-he...,” ujar Arif kepada Tempo, Kamis, 5
Maret lalu.

Arif ngevlog sejak Oktober 2018. Kerja di kapal pesiar dan kunjungan
ke banyak tempat dia manfaatkan untuk konten vlognya. Ia kemudian
mengunggah video kegiatan sehari-hari sebagai awak kapal itu di
YouTube. Sejak Februari lalu, konten vlognya berisi segala hal tentang
wabah Covid-19, termasuk pengalamannya sebagai salah seorang
yang harus ikut observasi.

Arif terdorong merekam aktivitas selama observasi karena muncul


pro-kontra dan tanggapan miring warganet seputar pemulangan
warga negara Indonesia dari negara yang terkena dampak virus
corona. Lewat vlognya, Arif bisa mengabarkan kepada keluarga
koleganya mengenai segala kegiatan mereka, baik selama dalam
perjalanan dari Hong Kong maupun setelah berada di Pulau Sebaru
Kecil.

Ketika berada di darat, ia dan kawan-kawannya butuh waktu


penyesuaian setelah puluhan hari berada di atas kapal dan menjalani
deretan pemeriksaan rutin. “Air sempat tak lancar, AC tak dingin,”
ucap Arif, yang mengapresiasi TNI dan pemerintah dalam
menyediakan kebutuhan mereka, seperti fasilitas olahraga dan
hiburan serta dapur dan bahan masakan bila para awak kapal ingin
masak sendiri.

Hal yang sama dirasakan awak World Dream lainnya. Mutia—bukan


nama sebenarnya—selain mengeluh soal air dan penyejuk udara di
hari-hari pertama, merasa kecewa karena masih harus diasingkan ke
sebuah pulau begitu tiba di Indonesia. “Selama 21 hari di kapal, kami
enggak ada kontak sama orang luar. Tidak ada yang dinyatakan punya
simtom, semua sehat. Pas dijemput di sini, harus mulai lagi 14 hari
observasi,” tuturnya.

Ia membandingkan proses pemeriksaan yang dilakukan beberapa


negara yang menangani kawannya sesama awak kapal World Dream
dengan pengalamannya saat di Indonesia. Menurut dia, salah seorang
koleganya asal Filipina tak boleh keluar dari kamar tiga hari dua
malam di kapal. Setelah dinyatakan negatif pada hari ketiga, ia
diperbolehkan pulang dan menjalani karantina di rumah selama 14
hari. “Katanya standar WHO. Cuma, kok, berbeda dan tidak sesuai
harapan. Tapi ya semuanya harus dijalani. Kami tidak punya pilihan.”

Sejumlah awak World Dream kecewa saat mendapat kabar bahwa


awak kapal Diamond Princess bakal menjalani observasi di pulau
yang sama. Tempat observasinya hanya berjarak beberapa meter dari
tempat observasi awal World Dream. “Ini yang kami khawatirkan. Di
sana jelas ditemukan ada yang positif dan itu bisa menular kepada
yang lain. Belum lagi, masak, pembatasnya hanya garis polisi dan
bentangan plastik hitam,” ujar Mutia.

Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu Laksamana Madya Yudo


Margono menganggap wajar kalau awak World Dream khawatir.
Setiap hari, kata dia, tim yang bertugas di Pulau Sebaru Kecil kerap
memberikan penyuluhan dan edukasi tentang virus corona. Pihaknya
selalu mendengarkan keluhan dan melakukan perbaikan. “AC tidak
dingin benar karena sudah lama, ya. Tapi segera kami ganti semua.
Sekarang sudah adem.”

Adapun Kepala Pusat Krisis Kementerian Kesehatan Budi Sylvana


menyebutkan penularan Covid-19 berdasarkan droplet alias percikan
bersin atau batuk seseorang yang positif terjangkit. “Makanya ada
fasilitas olahraga. TNI mengadakan aktivitas fisik setiap pagi, itu
penting. Obat yang sesungguhnya adalah olahraga. Fisik kuat, virus
segan masuk ke badan,” tutur Budi.

•••

Sejumlah 188 awak kapal World Dream, yang terdiri atas 172 laki-laki
dan 16 perempuan, tiba di Pulau Sebaru Kecil pada 28 Februari lalu.
Sedangkan 68 awak Diamond Princess mulai menghuni pulau
tersebut pada Kamis, 5 Maret lalu. Setelah sempat dikarantina di
Hong Kong pada 5-9 Februari lalu, sebelum sampai di perairan
Indonesia, kapal pesiar itu terombang-ambing di perairan
internasional karena ditolak masuk ke beberapa negara lantaran
laporan bahwa ada penumpang yang diduga terpapar Covid-19.
Mereka kemudian dijemput kapal Bantu Rumah Sakit KRI dr Soeharso
di perairan Selat Durian, Kepulauan Riau, pada 26 Februari lalu dan
dibawa ke Pulau Sebaru kecil.

Adapun awak Diamond Princess dijemput menggunakan pesawat


terbang dari Yokohama, Jepang. Mereka tiba di Bandar Udara
Kertajati, Jawa Barat, pada Ahad, 1 Maret lalu. Dari Kertajati, mereka
menuju dermaga Indramayu dan kemudian diangkut dengan KRI dr
Soeharso menuju Pulau Sebaru Kecil. Mereka tiba di perairan pulau
itu sehari kemudian. Selama empat hari, para penumpang
diobservasi di atas kapal tersebut, seperti menjalani pemeriksaan
fisik dan tes polymerase chain reaction (PCR). Tes PCR juga sempat
dilakukan tim medis di Jepang. Mereka dipindahkan ke pulau
menggunakan kapal pendaratan (landing craft utility) pada Kamis, 5
Maret lalu.

Seharusnya mereka dipindahkan ke Pulau Sebaru Kecil sehari


sebelumnya, tapi terhalang angin dan gelombang tinggi. Dari 69
awak, akhirnya hanya 68 orang yang turun ke pulau. “Ada satu orang
yang tidak turun karena masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan
dan akan dibawa ke rumah sakit di Jakarta,” tutur Budi Sylvana di
dermaga Pulau Lipan, Kamis, 5 Maret lalu.

Sri Lestari, istri awak Diamond Princess, Adi Candra, berkisah bahwa
dia sempat putus kontak dengan suaminya selama masa observasi di
KRI dr Soeharso. “Ponselnya mati,” tutur Sri, 45 tahun, kepada
Tempo, Jumat, 6 Maret lalu.

Sri merasa lega karena suaminya sudah berada di Indonesia. Ia sudah


mendapat kabar dari suaminya, yang dikarantina di Jepang pada 4
Februari lalu. Pihak kantor agen tempat Adi bekerja juga
menghubungi Sri dan menjelaskan kondisi yang dihadapi Adi. “Sejak
di Jepang, komunikasi kami lancar. Mas Adi selalu telepon, video call,
mengabarkan kondisinya,” ujar Sri. Komunikasi yang lancar ditambah
informasi dari Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar RI di
Tokyo membuatnya tenang. Terlebih setelah suaminya dinyatakan
negatif Covid-19.

Lewat video terbarunya, Arif menunjukkan aktivitas awak Diamond


Princess begitu tiba di Pulau Sebaru Kecil. Tampak mereka berbaris,
lalu satu per satu memasuki tenda besar berwarna hijau. Apa yang
dialami Arif dan kawan-kawan itu sama persis dengan yang dijalani
awak World Dream saat pertama kali memasuki Pulau Sebaru Kecil.
Petugas memberikan piyama baru untuk tiap orang.

Arif mengakhiri laporannya saat para petugas berbenah setelah


melakukan disinfeksi.

AISHA SHAIDRA

Paceklik Akibat Covid
majalah.tempo.co
4 mins read

S
ejumlah industri dalam negeri terpuruk karena mewabahnya
Covid-19. Sebagian karyawan mulai diistirahatkan.

Wisatawan menikmati pemandangan di Tanah Lot,


Tabanan, Bali, 16 Februari 2020. ANTARA FOTO/Nyoman
Hendra Wibowo

• Sektor pariwisata mengalami penurunan akibat wabah virus corona.

• Sejumlah industri pun bersiaga menghadapi kelangkaan barang impor dari Cina.

• Gubernur Bank Indonesia memperkirakan kondisi akan benar-benar pulih dalam

enam bulan.

AREA parkir kawasan wisata Pura Tanah Lot, Tabanan, Bali, terlihat
lengang pada Rabu, 4 Maret lalu. Hanya ada segelintir mobil di situ.
Padahal biasanya mobil dan minibus berdempet rapat. Toko-toko
suvenir yang menjual topi, baju, dan tas juga minim pembeli.
“Belakangan ini memang lagi sepi,” kata manajer pengelola obyek
wisata Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana.

Anyep-nya wisatawan yang berkunjung ke Tanah Lot itu, menurut


Adnyana, lantaran merebaknya wabah Coronavirus Disease 2019 atau
Covid-19, yang terdeteksi pertama kali di Wuhan, Cina, pada
Desember 2019. Hingga Sabtu pagi, 7 Maret lalu, hampir 100 ribu
kasus terkonfirmasi dan 3.400 orang meninggal. Sebanyak 80 ribu
kasus terjadi di daratan Cina.

Pemerintah menutup sementara penerbangan dari dan ke Cina mulai


5 Februari dan melarang masuk pendatang asal Negeri Panda.
Belakangan, corona menyebar ke hampir 90 negara. Pemerintah pun
membatasi pendatang dari sejumlah kota di Iran, Italia, dan Korea
Selatan mulai Ahad, 8 Maret.

Menurunnya jumlah wisatawan turut mempengaruhi okupansi hotel.


General Manager Hotel Infinity8 Bali, Nusa Dua, Muhsin Anwar,
mengatakan, setelah virus corona merebak, penginapannya
kehilangan sekitar 25 persen turis, yang biasanya berasal dari Cina.
Meski demikian, pelancong asal Amerika dan Eropa masih ada yang
menginap di sana. “Tapi slow,” ujarnya.

Kondisi serupa terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat, yang


mencoba bangkit setelah gempa menggetarkan kawasan itu pada
pertengahan 2019. Jumlah turis tak meningkat pesat. Di pelabuhan
penyeberangan Senggigi, Lombok Barat, pada Kamis siang, 5 Maret
lalu, tak ada aktivitas bongkar-muat penumpang. “Paceklik sudah,”
kata Bukran, pengelola Koperasi Jasa Wisata Senggigi. Biasanya dalam
sehari bisa 10-15 boat melayani tamu yang akan menyeberang ke tiga
pantai andalan: Gili Air, Gili Meno, dan Gili Trawangan. Belakangan,
hanya ada empat kapal per hari.

Di Bangka Belitung, bisnis hotel dan pariwisata juga loyo. Wakil


Bupati Belitung Isyak Meirobie mengatakan kunjungan wisatawan,
baik lokal maupun mancanegara, anjlok 15-25 persen. Pemilik agen
wisata Putera Belitung Tour, Robi Saputra, mengatakan sejumlah
pelancong menunda perjalanannya karena sempat muncul isu di
Bangka ada pasien terjangkit Covid-19. Padahal kabar itu tidak
terbukti benar. “Mereka menunda sampai April,” ujarnya.
Pedagang menata tumpukan karung bawang putih dari China di Pasar Induk Kramat
Jati, Jakarta, 6 Februari 2020. TEMPO/Tony Hartawan

Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia Pauline Suharno


mengatakan kondisi ini membuat agen wisata mesti mengencangkan
ikat pinggang. Sebab, pemasukan tak sebanding dengan biaya
operasional. Menurut Pauline, sejak awal Maret lalu, sejumlah
perusahaan travel telah merumahkan karyawannya selama sebulan ke
depan. Mereka juga meniadakan shift malam atau lembur. Pada Sabtu,
kantor pun tutup.

Sepinya peminat tur terlihat di kantor agen wisata Dwidayatour di


Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Kamis, 5 Maret lalu. Padahal
biasanya, menurut seorang salesman yang ditemui Tempo, kantor itu
hampir selalu ramai. Menurut dia, banyak pula pelancong yang
membatalkan rencana perjalanan. Akibatnya, perusahaan mesti
mengembalikan sejumlah uang pembayaran.

Di tengah tersungkurnya sektor pariwisata, pemerintah berencana


menggelontorkan duit Rp 298,5 miliar untuk mendongkrak sektor
wisata. Sekitar Rp 73 miliar bakal digunakan Kementerian Pariwisata
untuk menggandeng sejumlah influencer atau pemengaruh asing di
media sosial yang bisa mempromosikan Indonesia. Sisanya akan
digunakan sebagai insentif maskapai dan agen travel, promosi, serta
kegiatan pariwisata.

Namun rencana itu menuai kritik. Stimulus itu dikhawatirkan bakal


membuka pintu penularan corona. Pemerintah menunda sebagian
rencana itu, yaitu anggaran untuk pemengaruh dan stimulus
wisatawan asing. “Sementara ditunda,” ujar Menteri Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio.

Bukan hanya sektor pariwisata, sektor seperti otomotif juga sedikit-


banyak terkena dampak penyebaran corona. Manajer
Marketing PT Isuzu Astra Motor Indonesia Attias Asril mengatakan
ditutupnya pintu masuk dari dan ke Cina berpotensi menghambat
proses produksi. Sebab, sejumlah komponen yang dipasok supplier
masih diimpor dari Cina. “Tapi kami masih punya stok,” ujarnya.
Hanya, Attias khawatir, apabila kondisi ini berkepanjangan, proses
produksi bisa benar-benar terganggu. Perusahaannya pun berancang-
ancang mencari penyuplai alternatif.

Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota


Motor Manufacturing Indonesia Bob Azam mewaspadai pula
kelangkaan komponen asal Cina. Meski pasokan sejauh ini belum
terganggu, Bob berharap persoalan itu bisa segera rampung. “Status
kami sekarang waspada. Kami tak bisa memastikan jika lewat dari
April.”

Pasokan kebutuhan pokok dalam negeri pun berpotensi terganggu.


Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia Adhi
S. Lukman mengatakan impor bahan baku makanan banyak berasal
dari Cina. Ia mencontohkan, tahun lalu, impor produk hortikultura
dari Cina, seperti bawang putih, cabai, dan kentang, mencapai US$ 1,5
miliar. Sedangkan impor pangan olahan senilai US$ 795 juta.

Seretnya impor produk pertanian dari Cina juga membuat harga


bawang putih melambung. Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin
Limpo, hal itu terjadi karena panic buying. “Ada kepanikan publik.
Distributornya mengurangi jatah ke pasar karena takut tidak ada lagi
impor masuk,” kata Syahrul. Ia mengklaim pasokan bawang putih
masih aman. Kementerian Pertanian memiliki stok hingga 120 ribu
ton.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprediksi kondisi ini akan


seperti kurva berbentuk “V”. Artinya, keterpurukan ini hanya
berlangsung sementara. Perry memperkirakan bulan depan kondisi
ekonomi berangsur membaik seiring dengan mulai meredanya
wabah. “Paling buruk dalam perkiraan kami selama dua bulan,
Februari-Maret. April mulai ada perbaikan meskipun belum pulih,”
ujarnya. Menurut dia, situasi baru benar-benar pulih dalam enam
bulan.

Sejumlah stimulus sudah disiapkan pemerintah agar perekonomian


bergeliat, dari insentif kemudahan izin ekspor dan impor hingga
pemangkasan bea impor. Menteri Koordinator Perekonomian
Airlangga Hartanto mengatakan pemerintah akan mengucurkan dana
stimulan Rp 10 triliun guna mengantisipasi dampak corona terhadap
perekonomian.

DEVY ERNIS, MUHAMMAD HERDARTYO, MAHARDIKA,


ABDUL LATIEF APRIAMAN (LOMBOK), MADE ARGAWA
(BALI), SERVIO (BANGKA BELITUNG)


Achmad Yurianto: Kita Tidak
Kebal Corona
majalah.tempo.co
4 mins read

J
uru bicara penanganan corona, Achmad Yurianto, menjelaskan
soal pencegahan dan penanganan kasus corona di Indonesia,
termasuk tentang penggunaan thermal scanner yang tidak cukup
efektif.

Achmad Yurianto. TEMPO/Subekti

TAK sampai satu pekan, pemerintah Indonesia mengidentifikasi


empat orang yang positif terjangkit virus corona. Pada Jumat, 6 Maret
lalu, juru bicara penanganan wabah virus corona, Achmad Yurianto,
mengatakan dua kasus baru terkait dengan pasien kasus 1 dan 2,
perempuan 31 tahun dan ibunya, 64 tahun, di Depok, Jawa Barat.

Sebelumnya, sejumlah pihak sempat ragu terhadap pemerintah


Indonesia karena belum ada kasus positif corona hingga akhir
Februari lalu. Padahal wabah yang bermula di Kota Wuhan, Provinsi
Hubei, Cina, pada Desember 2019, itu telah menyebar ke hampir 90
negara dan menewaskan 3.400 orang hingga Sabtu pagi, 7 Maret lalu.
“Banyak yang kecewa karena enggak positif. Tapi, begitu positif,
kecewa lagi, kenapa ada yang positif,” kata Yurianto, yang
juga Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian
Penyakit Kementerian Kesehatan.

Kepada tim Tempo di kantornya di Kementerian Kesehatan, Jakarta,


Kamis, 5 Maret lalu, Yurianto menjelaskan soal penyebaran corona
dan penanggulangannya.

Mengapa Presiden Joko Widodo yang mengumumkan


langsung kasus pertama virus corona?

Sebenarnya Menteri Kesehatan melaporkannya ke Presiden (Senin


pagi, 2 Maret 2020). Kasarnya begini, “Pak Presiden, ini ada wabah,
aku izin ngomong, ya.” Tapi, karena kemudian ini pandemi, mengenai
sekian banyak negara, ibaratnya, “Sudah, Pak Menteri duduk di sini,
aku saja yang ngomong.” Artinya, masalah ini diambil alih negara.
Masalah ini bukan lagi hanya urusan Menteri Kesehatan. Itu pesan
Pak Jokowi.

Tapi situasinya seolah-olah sangat genting. Padahal saat


itu baru ada dua kasus.
Pandemi itu bukan pada jumlah orang, tapi pada sekian banyak
negara yang terinfeksi. Demam berdarah dengue di Sikka, Nusa
Tenggara Timur, misalnya, korbannya ratusan, tapi tetap saja
statusnya kejadian luar biasa. Ini karena dampaknya enggak kemana-
mana, hanya di situ.

Benarkah dua pasien asal Depok mengetahui terinfeksi


corona karena pengumuman Presiden di televisi?
Presiden ngomong begitu kan dalam konteks wabah, bahwa terjadi
pandemi. Undang-Undang tentang Wabah Penyakit Menular
mengatakan otoritas yang boleh menyatakan wabah adalah Menteri
Kesehatan. Kalau kejadian luar biasa itu kepala daerah, bupati, wali
kota. Lagi pula Presiden tidak menyebut nama. Kan, beliau tahu
etikanya.

Jadi pasien 1 dan 2 sudah tahu sebelum Presiden


mengumumkan?
Pasien diberi tahu dokter penanggung jawab yang wajib
menyampaikan diagnosis pada Ahad, 1 Maret 2020. Itu hak pasien.
Tapi itu menjadi rahasia medis. Dengan memberitahukan hal itu,
sebenarnya tujuannya satu, supaya dia menyadari bahwa dia
berpotensi menularkan virus. Karena itu, dia tidak ingin kontak
dengan orang lain atau ingin dibesuk. Kan, diisolasi.

Berapa banyak orang yang berpotensi tertular pasien 1?


Sekitar 50 orang dan bukan hanya orang Indonesia. Dari penelusuran
kontak, kami awalnya mendapatkan lima orang, ketemu alamatnya,
dan kami datangi. Lima orang ini kami periksa dan dinyatakan
sebagai suspek. Semuanya kami masukkan ke Rumah Sakit Sulianti
Saroso. Satu orang di antaranya warga negara Kolombia.

Hasil penelusuran lanjutan seperti apa?


Beberapa hari lalu, kami dihubungi sepuluh orang temannya (pasien
1). Mereka khawatir sakit. Waktu itu, mereka bilang enggak sakit.
Tapi saya meminta mereka ke rumah sakit. Kasus ini kami sebut
sebagai kluster Jakarta.

Apa kendala dalam memetakan orang-orang selain


mereka?
Satu per satu kami tanya siapa lagi yang ada di ruangan itu. Terus
kami kejar. Namanya tracing ya begitu. Beda dengan naik pesawat
yang ada manifesnya, duduknya nomor berapa, gampang. Ini kan
enggak ada.

Apakah kasus 1 dan 2 di Depok di luar perkiraan


pemerintah?
Kami dari dulu tak pernah mengatakan kita kebal. Masalahnya adalah
kapan. Dulu kan ada yang mengatakan ras Melayu itu tidak terinfeksi.
Tapi, buktinya, anak buah kapal kita di Diamond Princess kan orang
Melayu, positif juga. Asisten rumah tangga kita yang di Singapura
kena juga. Kena ya kena aja.

Ketika wabah corona merebak, pemerintah menyetop


penerbangan langsung dari dan ke Cina. Tapi kasus
pertama justru terinfeksi dari orang Jepang.
Pertengahan Desember tahun lalu, terjadi penularan dari orang ke
orang di Wuhan. Ini disebut sebagai first wave, gelombang besar-
besaran pergerakan penyakit dari Wuhan, dari Hubei, ke seluruh
daratan Cina. Sejak saat itu, WHO (Badan Kesehatan Dunia) bekerja
sama dengan pemerintah Cina dan memutuskan Wuhan di-lockdown
sehingga virus tidak menyebar. Otomatis semua penerbangan tutup.
Namun, sebelum Wuhan ditutup, sebagian orang sudah ada yang
keluar karena mau mudik Imlek. Ketika di Cina mulai terjadi
penurunan jumlah kasus, muncul fenomena baru, tiba-tiba meledak di
luar Cina. Diawali dengan Korea Selatan, Jepang, Iran, Italia, dan
negara lain. Inilah second wave, orang-orang dengan gejala ringan
yang membuatnya cepat menyebarkan virus.

Sejauh mana sensor panas di bandar udara dan pelabuhan


bisa mendeteksinya?
Second wave ini menyebabkan standar yang selama ini kita pakai
tidak lagi cukup efektif. Thermal scanner mengukur orang yang panas.
Lha ini yang second wave banyak orang yang enggak panas. Lewat
jadinya. Tapi kemudian kita mulai memperkuat prosedur dengan
penggunaan health alert card (kartu riwayat perjalanan). Ini
diterapkan sejak meledaknya kasus di Daegu, Korea Selatan. Kami
menjalankan manual WHO.

Bagaimana dengan kasus orang Jepang yang menginfeksi


pasien 1?
Dia datang hanya untuk pesta dansa pada 14 Februari lalu, terus balik
lagi (ke Malaysia). Orang Jepang ini sekarang dirawat di rumah sakit
Malaysia dengan covid positif. Dalam kasus lain, ada turis Jepang dan
keluarganya yang datang ke Bali pada 15-19 Februari lalu. Dia
sebelumnya minum obat, jadi badannya enggak panas, enggak batuk,
tapi di dalam tubuhnya ada virus. Setelah dia pulang ke Tokyo,
tanggal 22 Februari dia sakit. Begitu diperiksa, positif. Orang-orang
yang pernah berinteraksi dengannya kami sebut kluster Bali. Dari
penelusuran, ada sebelas orang dan semua negatif.

Seberapa siap petugas dan fasilitas kesehatan di daerah


dalam mencegah penyebaran virus corona?
Ada 132 rumah sakit yang sudah kami tunjuk di seluruh Indonesia.
Pencegahan dan pengendalian penyakit ini juga menjadi peran
pemerintah daerah. Masalahnya, disparitas antardaerah terlalu lebar.

Seperti apa disparitasnya?


Saya terpaksa mengintervensi salah satu kabupaten karena ada orang
dalam pemantauan yang di-reject dinas kesehatan. Orang itu
sebelumnya diobservasi di Natuna. Penolakan itu diketahui Ikatan
Dokter Indonesia setempat. Mereka berantem, akhirnya melapor ke
saya. Ternyata memang di dinas itu enggak ada dokter. Akhirnya, saya
menjelaskan ke masyarakat lewat radio karena terjadi kegelisahan.

Pemerintah sempat dikritik karena dianggap kurang


transparan dalam menginformasikan penanganan virus
corona. Bagaimana tanggapan Anda?
Banyak yang kecewa karena kita (sebelumnya) enggak kunjung
positif. Begitu positif, kecewa lagi, kenapa ada yang positif. Bagi saya,
enggak jadi masalah. Setiap hari kan saya menyampaikan angka
kasus dan distribusi provinsinya.
Bakrie Dirunut, Audit
Terbelah
majalah.tempo.co
7 mins read

T
im audit Badan Pemeriksa Keuangan menemukan indikasi
investasi bermasalah PT Asuransi Jiwasraya di saham Grup
Bakrie. Terancam tak masuk hasil pemeriksaan.

Kantor Jiwasraya cabang Rawamangun, Jakarta./


Tempo/Tony Hartawan

• Audit BPK dan penyidikan Kejaksaan Agung dalam kasus Jiwasraya segera

rampung.

• Auditor menemukan jejak transaksi di saham-saham Grup Bakrie.

• Anggota BPK bersilang pendapat soal temuan baru tim pemeriksa.


DALAM kasus PT Asuransi Jiwasraya (Persero), Kejaksaan Agung dan
Badan Pemeriksa Keuangan seperti berjalan di dua marga yang
bersisian. Keduanya berjanji bertemu di ujung simpang yang sama,
mencocokkan hasil penyidikan dan audit penghitungan kerugian
negara kasus dugaan pembobolan dana investasi di perusahaan
asuransi jiwa tertua di Indonesia tersebut. “Begitu BPK umumkan
(hasil auditnya), misalnya Senin atau Selasa, kami langsung tahap
satu (berkas diserahkan ke penuntut umum). Selisih sehari,” kata
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Ali Mukartono di Gedung
Bundar, kompleks Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis, 5 Maret lalu.

Malam itu, Ali ke luar gedung mendahului tiga tersangka kasus


Jiwasraya yang sedang diperiksa tim penyidik Kejaksaan. Mereka
yang melakoni pemeriksaan lanjutan sejak siang itu adalah mantan
Direktur Utama Jiwasraya Hendrisman Rahim; bos PT Hanson
International Tbk, Benny Tjokrosaputro; dan pemilik sejumlah
perusahaan yang terafiliasi dengan kasus ini, Heru Hidayat. Bila tidak
ada uzur, hasil audit yang dinanti Kejaksaan itu akan dirilis pekan ini.

Ketua BPK Agung Firman Sampurna bersama Jaksa Agung Burhanuddin (kanan),
Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono (kiri) saat keterangan pers terkait pemeriksaan
Asuransi Jiwasraya di Kantor Pusat BPK RI, Jakarta, 8 Januari lalu./ TEMPO/Hilman
Fathurrahman W

BPK memang sedang menghitung kerugian negara dalam perkara ini.


Pada akhir Januari lalu, ketika mengumumkan dimulainya audit,
Ketua BPK Agung Firman Sampurna menjanjikan pemeriksaan
rampung dalam dua bulan.

Sumber Tempo yang mengetahui detail pelaksanaan audit ini


mengungkapkan bahwa tim auditor telah menyusun sejumlah temuan
penting dalam kasus Jiwasraya. Namun temuan-temuan penting
itulah yang ditengarai menjadi pemicu perdebatan di dapur lembaga
auditor negara. Dua kubu di antara sembilan anggota BPK berbalah
tentang perlu-tidaknya menyelisik dugaan kerugian negara dalam
transaksi gadai saham (repurchase agreement/repo) yang melibatkan
sejumlah perusahaan di Grup Bakrie, kelompok usaha milik keluarga
Aburizal Bakrie.

Kejaksaan sebetulnya sudah menyinggung adanya investasi Jiwasraya


di salah satu perusahaan afiliasi Grup Bakrie di Jiwasraya. Tak
menyebutkan detail, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan
Agung Hari Setiyono hanya mengungkapkan bahwa investasi tersebut
dilakukan pada perusahaan pertambangan batu bara. “Karena
berbentuk perseroan terbatas, penanganannya harus jeli,” ucap Hari
pada Senin, 24 Februari lalu.

•••

MUNCULNYA kelompok usaha Bakrie di pusaran kasus ini menambah


panjang deretan emiten yang ditengarai ikut mengaramkan keuangan
Jiwasraya hingga perusahaan itu gagal membayar klaim senilai 16,7
triliun. Sebagian besar utang jatuh tempo ini berasal dari JS Saving
Plan—produk tabungan investasi dengan jaminan return dan proteksi
asuransi—yang dananya diduga ditanamkan secara sembrono ke pasar
modal.

Selama ini, sejak kasus Jiwasraya menggelinding pada akhir 2018,


hanya dua afiliasi kelompok usaha yang disebut-sebut terlibat. Saham
perusahaan milik tersangka Heru Hidayat, seperti PT Trada Alam
Minera Tbk (TRAM) dan PT Inti Agri Resources Tbk (IIKP), misalnya,
diboyong direksi lama Jiwasraya tanpa analisis risiko yang memadai.
Begitu pula saham MYRX, kode emiten Hanson International milik
tersangka Benny Tjokrosaputro. Ternyata, audit BPK mendapati
investasi Jiwasraya juga nyangkut di Grup Bakrie dengan nilai
nominal tak kalah banyak.

Tiga sumber auditor dan penegak hukum yang mengetahui detail


pemeriksaan kasus ini mengungkapkan, investasi Jiwasraya
tersangkut di sedikitnya sepuluh perusahaan kelompok Bakrie.
Sebagian besar harga saham perusahaan-perusahaan tersebut kini
hanya Rp 50 per lembar. Dikenal sebagai saham “gocapan”, portofolio
seperti ini biasanya hanya laku di pasar negosiasi, bukan pasar
terbuka.

Jejak saham kelompok Bakrie di Jiwasraya rupanya sudah ada jauh


sejak sedekade lebih ke belakang. Warisan direksi lama ini diduga
diolah lagi oleh Hendrisman Rahim dan Harry Prasetyo, duet Direktur
Utama dan Direktur Keuangan Jiwasraya pada 2008-2018 yang kini
menjadi tersangka. Tiga sumber tadi menjelaskan, tapak kelompok
Bakrie terekam ketika pemeriksaan masuk ke reksa dana-reksa dana
milik Jiwasraya.

Selama ini, kode emiten kelompok usaha Bakrie memang tak muncul
dalam koleksi saham Jiwasraya. Rupanya, saham-saham tersebut
tertutup sebagai underlying asset. Maksudnya, Jiwasraya selama ini
berinvestasi di sejumlah reksa dana penyertaan terbatas (RDPT). Nah,
sejumlah produk RDPT itulah yang mengoleksi efek-efek terafiliasi
Grup Bakrie.

Lobi kantor PT Bakrie & Brothers Tbk. TEMPO/Arif Fadillah

Pemeriksaan tim audit menemukan transaksi ini bermula dari repo


saham pada 2004-2006. Pada masa itu, kelompok Bakrie memang
tercatat banyak mengejar pendanaan dengan menggadaikan
sahamnya lewat sejumlah perusahaan sekuritas, yang kemudian
mencari investor melalui instrumen penyertaan terbatas.
Pemeriksaan sementara menemukan investasi Jiwasraya
lewat repo saham-saham kelompok Bakrie mencapai Rp 3 triliun
lebih.

Rupanya, kelompok Bakrie tidak pernah menebus repo tersebut.


Seorang pelaku pasar modal membeberkan beberapa reksa dana
koleksi Jiwasraya yang menyimpan saham Bakrie, yakni Pan Arcadia
Dana Saham Bertumbuh, Pan Arcadia Dana Saham Syariah, Pinnacle
Dana Prima, Pool Advista Kapital Optima, Pool Advista Kapital
Syariah, dan Treasure Fund Super Maxxi. Sampai kini, seperti yang
tertera di situs resmi PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), reksa dana
penyertaan terbatas Pinnacle Dana Prima masih menggenggam 2,89
persen saham perseroan. Data rincian investasi Jiwasraya yang
diperoleh Tempo dari pasar modal menunjukkan, hingga Desember
2019, Pinnacle Dana Prima merupakan salah satu reksa dana yang
dikoleksi Jiwasraya dengan nilai perolehan mencapai Rp 1,817 triliun.

Dokumen yang diperoleh Tempo menunjukkan sejumlah RDPT itu


mengantongi saham lain yang terafiliasi dengan Bakrie, seperti PT
Bumi Resources Minerals Tbk (BMRS), PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL),
PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Darma Henwa (DEWA) Tbk.
Ada pula saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Graha
Andrasenta Propertindo Tbk (JGLE), PT Bakrie Sumatra Plantations
Tbk (UNSP), PT Capitalinc Investment Tbk (MTFN), dan PT Visi Media
Asia Tbk (VIVA).

Dengan metode mark-to-market—mengalikan harga pasar dan jumlah


lembar efek—nilai saham perusahaan-perusahaan tersebut yang
dikuasai Jiwasraya hanya Rp 1,06 triliun. Padahal temuan awal audit
BPK, kata sumber tadi, menunjukkan indikasi Jiwasraya
“membelinya” dengan harga tiga kali lebih mahal. Besarnya selisih
harga beli dan nilai pasar sekarang, plus kecilnya peluang menjual
lagi saham-saham tersebut, dianggap sebagai kerugian. Auditor juga
menduga repo saham ini tak ubahnya transaksi-transaksi investasi
Jiwasraya lainnya yang belakangan terungkap telah menerabas
ketentuan otoritas pengawas pasar modal.

Dimintai klarifikasi mengenai repo saham di Jiwasraya, Nirwan


Bakrie, adik Aburizal Bakrie yang juga salah satu pengendali Grup
Bakrie, tidak menjawab pertanyaan yang diajukan Tempo melalui
nomor pribadinya. Begitu pula Christofer A. Uktolseja, Sekretaris
Korporat BNBR.

Tempo mengirimkan pertanyaan serupa kepada Bobby Gafur S. Umar,


Direktur Utama BNBR pada 2002-2008 dan 2010-2019. Namun
Bobby, yang kini menjabat komisaris perseroan, meminta Tempo
meminta klarifikasi masalah ini kepada direksi. “Saya sekarang bukan
Dirut BNBR lagi,” ucap Bobby. “Selaku perusahaan terbuka,
manajemen kan tidak pegang sahamnya sendiri.”

Sejak Mei 2019, Bobby digantikan oleh Anindya Novyan Bakrie.


Namun nakhoda baru BNBR yang juga putra sulung Aburizal ini
hingga Sabtu sore, 7 Maret lalu, tak merespons panggilan dan pesan
pendek dari Tempo. Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko
setali tiga uang.

•••

TEMUAN awal Badan Pemeriksa Keuangan mendapati dugaan peran


Heru Hidayat untuk memoles saham Grup Bakrie agar repo yang tak
tertebus tampak menghasilkan cuan. Awalnya, Heru mencuci repo
Bakrie dengan kontrak pengelolaan dana lewat TFI JS Extra milik PT
Treasure Fund Investama, manajer investasi yang terafiliasi dengan
Heru. Sebagai balasan, Jiwasraya akan menyalurkan pendapatan
premi dari produk saving plan ke investasi yang terafiliasi dengan
Heru dengan iming-iming imbal hasil cukup tinggi. Pada Januari lalu,
direksi TFI turut diperiksa oleh penyidik Kejaksaan Agung.

Sumber Tempo mengungkapkan, tim pemeriksa BPK sedianya akan


mendalami jejak repo saham yang terafiliasi dengan Grup Bakrie
tersebut. Apalagi surat tugas pemeriksaan yang mereka kantongi
adalah surat untuk memeriksa Jiwasraya selama 2008-2018. Namun,
belakangan, Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono, yang disokong
Ketua BPK Agung Firman Sampurna, meminta pemeriksaan
dipercepat. “Artinya, jejak Bakrie diabaikan dulu,” tutur satu di antara
dua sumber auditor ini.

Dari sinilah dapur BPK memanas. Tubuh lembaga pemeriksa itu


makin menggelegak ketika pemeriksaan belum juga menemukan
keterlibatan langsung Benny Tjokrosaputro, yang sudah ditetapkan
sebagai tersangka dan ditahan oleh Kejaksaan Agung. Ketika
Jiwasraya membeli saham MYRX pada 2015, Benny tengah
menggadaikan sahamnya ke Heru Hidayat dengan perbandingan 1 : 5.
Maksudnya, Benny meminjam Rp 150 miliar dengan jaminan saham
MYRX senilai Rp 750 miliar.

Heru belakangan menjual MYRX ke Jiwasraya melalui sejumlah reksa


dana. Operator penjualan ini adalah Joko Hartono Tirto, Direktur PT
Maxima Integra, orang kepercayaan Heru yang juga telah ditetapkan
sebagai tersangka.

Dimintai klarifikasi soal repo saham MYRX kepada Heru, Benny tidak
menjawab banyak. Dari balik jeruji mobil tahanan, sesaat sebelum
meninggalkan Kejaksaan Agung, Kamis malam, 5 Maret lalu, Benny
menyatakan repo saham MYRX ke Heru sudah lunas. “Yang jelas,
(Jiwasraya) beli (MYRX) bukan dari saya,” ucapnya.

Sedangkan Heru, ketika dicegat siang sebelum pemeriksaan pada hari


yang sama, tidak menjawab soal repo dan transaksi MYRX ke
Jiwasraya tersebut. “Oh, nanti saja kalau itu.” Dimintai klarifikasi
ulang mengenai hal yang sama seusai pemeriksaan, Heru tetap tidak
mau menjawab.

Temuan minor tentang keterlibatan Benny dalam kasus Jiwasraya


membuat Kejaksaan Agung gelisah. Pada Jumat, 28 Februari lalu,
Kejaksaan memanggil wakil penanggung jawab tim audit BPK untuk
kasus Jiwasraya. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus Ali
Mukartono membantah kabar bahwa itu panggilan pemeriksaan.
“Kalau diklarifikasi, iya, hasil auditnya seperti apa. Tapi kalau
diperiksa buat apa? Itu bukan urusan Kejaksaan. Itu urusan BPK.”
Sementara itu, di lingkup internal BPK, wakil penanggung jawab tim
audit ini dituding menghalang-halangi penyidikan lantaran meminta
masa pemeriksaan diperpanjang sehingga transaksi repo saham
Bakrie bisa turut diinvestigasi.

Dua perusahaan batu bara yang disita Kejaksaan Agung lantaran diduga terafiliasi
dengan tersangka kasus Asuransi Jiwasraya, Heru Hidayat/Koran Tempo

Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono, yang dihubungi lewat aplikasi
Telegram, tidak menjawab permintaan klarifikasi Tempo. Namun
Ketua BPK Agung Firman Sampurna membantah adanya upaya
menutupi temuan atau membatasi cakupan audit.

Menurut Agung, kasus Jiwasraya adalah perkara kompleks yang


melibatkan banyak pihak sehingga dibutuhkan waktu yang memadai
untuk mengungkapnya secara utuh. Dalam audit penghitungan
kerugian negara (PKN), kata putra politikus Partai Golkar, Kahar
Muzakir, ini, yang diungkap adalah indikasi pidana yang sudah
dideteksi Kejaksaan Agung. “Ada baiknya tidak melontarkan tuduhan
atau melemahkan proses penegakan hukum oleh Kejaksaan yang
didukung audit BPK,” ujar Agung lewat pesan pendek, Kamis, 6 Maret
lalu. “Audit PKN terkait dengan penegakan hukum dan menghambat
prosesnya berarti menghalang-halangi penegakan hukum.”

Kendati wakil penanggung jawab audit telah dikeluarkan dari tim,


perbalahan tetap tak bisa dielakkan. Keributan besar terjadi ketika
tim audit memaparkan hasil pemeriksaannya dalam sidang badan
yang dihadiri enam anggota BPK. Dua anggota dengan latar belakang
politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Isma Yatun dan
Daniel Lumban Tobing, meminta tim mendalami peran kelompok
usaha Bakrie. Sedangkan Agung dan Agus berkukuh hasil audit PKN
harus segera dirilis. Agung dan Agus berkeras menyatakan
keterlibatan pihak lain dirunut dalam audit investigasi yang
waktunya lebih panjang.

BPK berencana menggelar sidang badan untuk memutuskan nasib


laporan tim audit pada Senin, 9 Maret. Sidang itu yang akan
menentukan apakah hasil pemeriksaan hanya mencantumkan peran
para tersangka yang telah ditetapkan Kejaksaan Agung atau turut
mengungkap dugaan keterlibatan aktor lain dalam perkara ini.

KHAIRUL ANAM, RETNO SULISTYOWATI



Opsi penyelamatan lewat
pembentukan holding
asuransi dan penyertaan
modal negara mengemuka.
majalah.tempo.co
3 mins read

• Kepastian pembayaran utang klaim Jiwasraya menunggu hasil rapat di parlemen

akhir bulan ini.

• Rencana pembayaran bergantung pada opsi penyelamatan yang disepakati

pemerintah dan DPR.

B
ULAN ini semestinya menjadi waktu yang paling
menentukan bagi nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero).
Kementerian Badan Usaha Milik Negara menjanjikan
Jiwasraya membayar tunggakan klaim pemegang polis yang nilainya
hampir mencapai Rp 17 triliun setidaknya mulai akhir Maret 2020.

Namun komitmen yang disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir


seusai rapat Panitia Kerja (Panja) Komisi Investasi dan Industri
Dewan Perwakilan Rakyat untuk penanganan kasus Jiwasraya pada
akhir Januari lalu itu ternyata bukan tanpa syarat. Senin, 2 Maret
lalu, anggota staf khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga,
menyatakan kepastian pembayaran tunggakan memerlukan
menunggu persetujuan DPR terhadap skema penyehatan Jiwasraya.
Dia memastikan dana untuk membayar kewajiban tersebut telah
tersedia. “Tapi nanti menunggu sidang ketiga Panja Jiwasraya,” kata
Arya.

Panja Jiwasraya bentukan Komisi Investasi memang menjadwalkan


rapat gabungan bersama Komisi Hukum dan Komisi Keuangan seusai
masa reses DPR pada 22 Maret mendatang. Pada Selasa, 25 Februari
lalu, Ketua Panja Jiwasraya Aria Bima mengungkapkan, rapat itu akan
dipimpin salah satu pemimpin DPR.

Komisi Hukum ikut serta lantaran persoalan Jiwasraya telah masuk


ranah penyidikan Kejaksaan Agung. Sedangkan Komisi Keuangan
diperlukan karena skema penyelamatan perusahaan asuransi jiwa
tertua di Indonesia tersebut juga meliputi opsi pembentukan holding
BUMN asuransi dan penyertaan modal negara (PMN).

Munculnya skema penyelamatan lewat PMN itu pula yang agaknya


tak akan rampung dibahas dalam waktu singkat. Sebab, kondisi
keuangan negara tengah kembang-kempis akibat lesunya kinerja
penerimaan. Pada sisi lain, rencana pemerintah mengucurkan duit
kepada Jiwasraya bakal sensitif memicu reaksi negatif dari publik
lantaran buruknya neraca keuangan perseroan yang diduga akibat
korupsi. “APBN defisit, harus ngutang lagi. Eh, sekarang malah mau
ngasih PMN ke Jiwasraya. BUMN lain banyak yang butuh PMN,” ujar
anggota Panja Jiwasraya, Amin A.K., Kamis, 5 Maret lalu.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan


tidak ada alokasi PMN untuk Jiwasraya dalam Undang-Undang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2020. Ia menegaskan, bila
Kementerian Keuangan sebagai ultimate shareholder akan
mengintervensi, rencana tersebut bakal tertuang dalam APBN. “Kalau
itu masuknya di 2021, nanti pasti akan kami sampaikan kepada
Komisi XI, Komisi VI, dan untuk penegakan hukumnya di Komisi III
DPR,” ucapnya, Rabu, 26 Februari lalu.

Menurut Sri, saat ini masalah Jiwasraya secara korporasi ditangani


Kementerian BUMN. Sedangkan Kementerian Keuangan tengah
melakukan stock taking atau penghitungan atas kewajiban, aset, dan
ekuitas perusahaan. “Kami nanti melihat proposal yang sifatnya lebih
final,” tuturnya.

•••

SKEMA penyelamatan Jiwasraya mengemuka dalam rapat Panita


Kerja Jiwasraya Dewan Perwakilan Rakyat. Setelah Menteri Erick
Thohir pada akhir Januari lalu, giliran Wakil Menteri BUMN Kartika
Wirjoatmodjo yang menyampaikan sejumlah rencana atas masalah
Jiwasraya dalam rapat, Selasa, 25 Februari lalu. Seperti yang sudah-
sudah, persamuhan di Senayan ini berlangsung tertutup. “Pemerintah
hanya memaparkan,” kata Amin A.K., yang juga Ketua Kelompok
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera di Komisi Investasi DPR.

Pemerintah, Amin menuturkan, mengusung tiga alternatif skema


pembayaran polis dan penyelamatan Jiwasraya. Suntikan dana oleh
pemegang saham alias bailin menjadi pilihan pertama. Dua opsi lain
berupa bailout atau dana talangan pemerintah dan pembubaran
perusahaan (likuidasi).

Dokumen paparan Kementerian BUMN menunjukkan setiap opsi


tersebut memiliki sejumlah pertimbangan, termasuk soal risiko yang
bakal muncul. Pembayaran polis pada skema bailin, misalnya, dapat
dilakukan secara penuh atau sebagian. Namun pembayaran sebagian
dianggap berisiko menimbulkan gugatan hukum.

Kendati begitu, skema bailin dianggap paling optimal lantaran


memenuhi aspek hukum, sosial, dan politik. Sebab, hingga kini belum
ada peraturan, baik dari Otoritas Jasa Keuangan maupun Komite
Stabilitas Sistem Keuangan, untuk mem-bailout perusahaan asuransi.
Sedangkan opsi likuidasi dinilai bakal memicu dampak sosial dan
politik yang signifikan.

Dalam skema penyelamatan ini, Kementerian BUMN juga menyiapkan


penggabungan BUMN di sektor asuransi. Perusahaan sekuritas PT
Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) disiapkan sebagai
induk usaha (holding). Lewat induk usaha ini, kelak beberapa aksi
penyelamatan Jiwasraya dilakukan. Jiwasraya, misalnya, akan
menjual aset propertinya kepada Bahana. Hasil transaksi ini bakal
dipakai untuk membayar seluruh kewajiban pada 2020.

Holding ini juga dirancang mendirikan anak perusahaan yang akan


menampung aset-aset bagus milik Jiwasraya berupa portofolio
tradisional, termasuk liabilitas retail dan korporasi serta aset lain
yang tak berlikuiditas tinggi senilai Rp 31 triliun. Dengan ekuitas
ditaksir tak lebih dari Rp 12 triliun, anak usaha baru di holding ini
membutuhkan tambahan dana agar memenuhi rasio solvabilitas
perusahaan asuransi (risk-based capital/RBC). Dari sinilah
perhitungan penyertaan modal negara sekitar Rp 15 triliun bermula.
Dana ini akan disuntikkan secara tunai dan nontunai melalui holding
Bahana.

Adapun Jiwasraya tetap memegang portofolio Saving Plan—produk


tabungan investasi yang belakangan bermasalah—dan aset-aset
dengan likuiditas tinggi yang nantinya dilikuidasi untuk membayar
utang klaim. Uang tunai untuk Jiwasraya diharapkan juga datang dari
investor strategis yang akan mengambil alih kepemilikan perseroan di
PT Jiwasraya Putra. Pada akhir 2019, Kementerian BUMN sempat
menargetkan divestasi anak perusahaan Jiwasraya yang baru
dibentuk tahun lalu tersebut bisa mendatangkan dana segar senilai
Rp 3 triliun.

Arya Sinulingga menegaskan, pembentukan subholding sebenarnya


telah direncanakan lama. Selama ini, kata dia, perusahaan asuransi
milik negara banyak berinvestasi. “Dan salah satu yang membuat
jatuhnya Jiwasraya adalah investasi,” ucapnya. “Makanya kami bikin
subholding untuk mengontrol investasi.”

Anggota Komisi Keuangan DPR, Andreas Eddy Susetyo, menyerahkan


kepada pemerintah soal opsi terbaik menyelamatkan Jiwasraya untuk
dikaji. Namun, senada dengan Menteri Sri Mulyani, rencana kucuran
PMN harus melalui mekanisme penganggaran yang mungkin
diusulkan lewat Rancangan APBN 2021. Jauh sebelum itu, menurut
dia, “Yang utama, pemerintah harus sepakat dulu: Kementerian
Keuangan dan Kementerian BUMN.”

RETNO SULISTYOWATI, HENDARTYO HANGGI, CAESAR


AKBAR, ANTARA


Kejaksaan Agung
membeberkan praktek
goreng saham Benny Tjokro
dan Heru Hidayat.
majalah.tempo.co
4 mins read

• Jiwasraya membeli saham perusahaan Benny Tjokro meski laporan keuangan

perusahaan tersebut jeblok.

• Jiwasraya juga menggelontorkan duit Rp 6 triliun untuk berinvestasi di

perusahaan budi daya ikan arwana milik Heru Hidayat.

M
ENGENAKAN rompi tahanan Kejaksaan Agung bercorak
merah muda, Benny Tjokrosaputro tiba di lantai tujuh
Gedung Arsip Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta, Selasa
pagi, 25 Februari lalu. Selama dua jam, tersangka kasus korupsi dan
pencucian uang dalam investasi PT Asuransi Jiwasraya itu menjalani
pemeriksaan. Pada hari itu, Direktur Utama PT Hanson International
Tbk tersebut juga diperhadapkan dengan lima orang lain.

Di sela-sela pemeriksaan audit investigasi oleh BPK, Benny


menyempatkan diri menulis surat yang isinya mempertanyakan
persoalan Jiwasraya yang seolah-olah hanya dibebankan kepada dia
dan Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Tbk Heru Hidayat.
“Apakah masuk akal komentar direksi Jiwasraya bahwa 97 emiten
semua terafiliasi BT (Benny Tjokrosaputro) dan HH (Heru Hidayat)
doang?” kata Benny. Menurut dia, saham Hanson yang dibeli
Jiwasraya hanya 2 persen dari total saham emiten yang diborong
perusahaan pelat merah itu.

Surat Benny merujuk pada pernyataan Direktur Utama PT Jiwasraya


saat ini, Hexana Tri Sasongko, dan Direktur Penyidikan Jaksa Agung
Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Febrie
Adriansyah mengenai angka kerugian negara akibat penempatan
investasi Jiwasraya. Menurut Febrie, nilainya mencapai Rp 17 triliun
sejak 2008 hingga 2018. “Tapi angka riil di BPK akan berkembang
terus,” ujarnya.

Audit investigasi Jiwasraya tersebut digelar atas permintaan


Kejaksaan Agung. Gedung Bundar —sebutan untuk kantor Jampidsus—
mengusut kasus ini sejak akhir Desember 2019 atas laporan Menteri
Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno dua bulan sebelumnya.
Berdasarkan analisis tim Kementerian BUMN, portofolio investasi
saham Jiwasraya mempunyai risiko yang cukup tinggi, mengalami
penurunan nilai yang drastis, dan tidak likuid.

Setelah satu bulan penyelidikan, Kejaksaan Agung menetapkan enam


tersangka sekaligus menahan mereka pada 14 Januari lalu. Tersangka
selain Benny adalah Komisaris Utama PT Trada Alam Minera Heru
Hidayat; mantan Direktur Keuangan PT Asuransi Jiwasraya, Harry
Prasetyo; eks Direktur Utama Asuransi Jiwasraya, Hendrisman
Rahim; bekas Kepala Divisi Investasi dan Keuangan Asuransi
Jiwasraya, Syahmirwan; dan Direktur PT Maxima Integra Joko
Hartono Tirto. Maxima Integra merupakan perusahaan milik Heru.

Presiden Komisaris PT Trada Alam Minera Tbk (TRAM) Heru Hidayatusai menjalani
pemeriksaan di gedung Jampidsus Kejaksaan Agung, Jakarta, 14 Januari lalu./
ANTARA/Dhemas Reviyanto

Kejaksaan yakin para tersangka bersekongkol untuk mengeruk duit


Jiwasraya. Hasil pemeriksaan terhadap 114 saksi dan penggeledahan
di 16 lokasi, ucap Febrie, menunjukkan adanya praktik “goreng”
saham alias mengerek nilai saham suatu emiten lebih tinggi. Febrie
mencontohkan pembelian saham Hanson dengan kode emiten MYRX
seharga Rp 400-an miliar dalam 15 kali transaksi selama Juli-
Desember 2015.

Awalnya, Benny melakukan repurchase agreement atau repo saham


MYRX kepada Heru Hidayat pada 2015. Gadai saham ini dibuat
dengan skema 1 : 5. Artinya, jika Benny meminjam dana Rp 150
miliar, jaminannya senilai Rp 750 miliar. Saham yang dijaminkan
Benny itu kemudian ditransaksikan Heru ke Jiwasraya, tentu setahu
Benny. Heru juga menjual saham yang digadaikan Benny ke
perusahaan lain.

Semua transaksi saham ini diurus Joko Hartono Tirto, tangan kanan
Heru, melalui PT Trimegah Sekuritas. Dalam penjualan saham MYRX
ini, Benny menggunakan nama Hendra Brata dan P.O. Saleh sebagai
nomine—nama yang tertera dalam dokumen. Setelah penjualan saham
ke Jiwasraya dan perusahaan lain sukses, Benny mengantongi Rp 150
miliar dan Rp 600 miliar sisanya diserahkan kepada Heru sesuai
dengan skema awal 1 : 5.

Dalam transaksi itu, Kejaksaan Agung menduga Jiwasraya, Heru, dan


Benny bermain mata. Sebab, pembelian saham dilakukan meskipun
laporan keuangan Hanson buruk. Dalam dokumen yang diperoleh
Tempo disebutkan bahwa Heru dan Benny mendekati Geng Juanda—
sebutan untuk direksi Jiwasraya—sejak 2013. Saat itu, ada pertemuan
antara Benny, Heru, dan Harry Prasetyo di kantor Jiwasraya di Jalan
Juanda, Jakarta Pusat. Dalam anjangsana itu, Benny diperkenalkan
kepada Harry oleh AD, bos Trimegah Sekuritas. “Kalau-kalau ada
dagangan yang nanti ditawarkan,” tutur AD seperti tertulis dalam
dokumen.

Dalam berdagang saham, Benny dibantu puluhan broker. Salah


satunya Trimegah. Dia juga mempunyai 23 nomine, orang-orang yang
namanya ia pinjam untuk bertransaksi. Benny pun memiliki sekitar
100 perusahaan. Untuk mengendalikan semuanya, ia mempunyai tim
“saham” yang beranggotakan lima orang. Saat akan bertransaksi,
Benny memberikan seluruh instruksi.

Hal serupa dilakukan Heru di perusahaannya. Seorang narasumber


yang mengetahui praktik goreng saham Heru dan Benny mengatakan
keduanya bisa “membuang” Rp 100 miliar melalui nomine untuk
mengatrol harga saham. Untuk membujuk direksi Jiwasraya agar
menempatkan sahamnya di perusahaan mereka, Benny dan Heru
memberikan upah transaksi. Kejaksaan menemukan adanya upah
transaksi kepada para pejabat Jiwasraya senilai Rp 57 miliar.

Sebelum menjual saham yang digadaikan Benny, Heru melego sero


perusahaannya ke Jiwasraya. Heru, yang awalnya mendirikan
perusahaan produsen plastik PT Plastpack Enthylindo Prima dan PT
Inti Indah Karya Plasindo, mengubah haluan bisnisnya dengan terjun
ke budi daya ikan arwana. Pada 2014, dia menjual 165 juta saham PT
Inti Indah ke Jiwasraya senilai Rp 551,1 miliar. Kemudian Jiwasraya
berinvestasi lagi di PT Inti Indah melalui reksa dana saham sebesar
Rp 6 triliun. Harga saham PT Inti Indah kini tinggal Rp 50 per lembar.

Jiwasraya kembali menggelontorkan Rp 680 miliar untuk PT Hanson.


Transaksi itu berupa pembelian medium-term note alias surat utang
jangka menengah selama 2015-Desember 2018. Pembelian surat
utang perusahaan properti yang menggarap Perumahan Citra Maja
Raya ini dilakukan melalui broker.

Benny, melalui manajer investasinya, juga menjual saham


perusahaannya yang lain, PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO),
kepada Jiwasraya pada Mei 2019. Transaksi ini dilangsungkan melalui
reksa dana saham sebanyak 2,6 miliar lembar dengan harga Rp 139
per lembar atau total senilai Rp 361 miliar. Kejaksaan telah menyita
aset Benny di RIMO berupa 93 kamar apartemen mewah South Hills
di Jalan Denpasar, Jakarta Selatan. Harga per unit apartemen ini Rp 3-
5 miliar.

Penyitaan aset Benny di RIMO ini menyeret Bank Mayapada. Penyidik


sempat memanggil pegawai Bank Mayapada untuk diperiksa pada 12
Februari lalu. Menurut tiga orang yang mengetahui pemeriksaan ini,
bangunan lama di kompleks apartemen South Hill awalnya milik Bank
Mayapada. Pemilik Mayapada, Dato Sri Tahir, kemudian meminta
Benny mengelola bangunan dan tanah tersebut dengan memberikan
pinjaman lunak. Benny, yang juga dikenal sebagai pemain properti
ulung, lalu membeli tanah tambahan dan membangun apartemen
lewat bendera salah satu perusahaannya, PT Rimo. Selain meminjami
Benny, Tahir diduga memberikan pinjaman kepada Heru.

Saat dimintai konfirmasi mengenai utang-piutang tersebut, Tahir tak


membantah. Tapi ia tak bisa memastikan pinjaman itu terkait dengan
bangunan dan tanah yang kini menjadi apartemen South Hill. “Saya
tidak tahu sampai detailnya,” ujar Tahir.

Kuasa hukum Benny, Aditya Santoso, mengatakan repo saham


kliennya sudah lunas pada 2016. “Surat utang jangka menengah juga
sudah selesai pada 2016. Kami ada bukti-buktinya,” ucap Aditya.
Menurut dia, investasi Jiwasraya di perusahaan Benny tinggal Rp
300-an miliar.

Adapun kuasa hukum Heru Hidayat, Soesilo Ariwibowo, memprotes


Kejaksaan Agung karena pasal korupsi dan pencucian uang digunakan
dalam pengusutan kasus ini. “Kalau katanya ada penggorengan saham
dan lainnya, seharusnya diusut dengan Undang-Undang Pasar Modal,”
katanya.
Gubernur Bank Indonesia
Perry Warjiyo/Tempo/Tony
Hartawan
majalah.tempo.co
9 mins read

• Wabah virus corona telah merugikan perekonomian Indonesia triliunan rupiah

karena capital outflow hingga berkurangnya turis asing.

• Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan dampak terberat wabah

Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia terjadi pada Februari dan Maret 2020.

• Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan

mengeluarkan sederet kebijakan untuk menangkis efek negatif wabah virus

corona.

B
ANK Indonesia segera mengambil langkah mitigasi begitu
wabah virus corona merebak di puluhan negara. Pada hari
yang sama ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan
kasus pertama positif virus corona di Indonesia, Senin, 2 Maret lalu,
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengumumkan lima
kebijakan baru untuk mengantisipasi dampak ekonomi akibat wabah
virus corona atau Covid-19. “Kami ingin memberikan confidence
kepada pasar bahwa kami akan menstabilkan pasar keuangan dan
akan terus menjaga stabilitas nilai tukar,” kata Perry dalam
wawancara khusus dengan Tempo di kantornya, Rabu, 4 Maret lalu.

Perry, 61 tahun, tak memungkiri wabah Covid-19 telah berimplikasi


buruk terhadap perekonomian domestik sepanjang Februari-Maret
2020. Hal ini ditandai antara lain oleh terjadinya arus modal asing
keluar (capital outflow), yang sempat memberikan tekanan pada nilai
tukar rupiah. Industri pariwisata menjadi salah satu sektor yang
terpukul dengan potensi kehilangan pendapatan diperkirakan
mencapai US$ 1,34 miliar atau setara dengan Rp 19,1 triliun.

Ia memperkirakan kondisi tersebut bakal perlahan membaik dalam


enam bulan mendatang. Apalagi kegiatan ekonomi dan masyarakat di
Cina—negara episentrum penyebaran virus corona—kembali bergeliat
setelah angka pertambahan kasus infeksi SARS-CoV-2 di sana
menunjukkan tren menurun. “Aktivitas di sejumlah pelabuhan juga
meningkat. Korporasi-korporasi di sana juga mulai buka dan
melakukan ekspor-impor,” ujar Perry.

Wabah Covid-19 bukan situasi krisis pertama yang dihadapi Perry


sejak menggantikan Agus Martowardojo pada Mei 2018. Sepanjang
tahun lalu, misalnya, ia berjibaku dengan Kementerian Keuangan dan
Otoritas Jasa Keuangan menghadapi dampak perang dagang antara
Amerika Serikat dan Cina.

Kepada Tempo, Perry menjelaskan langkah antisipasi bank sentral,


pemerintah, dan OJK dalam meredam dampak negatif wabah Covid-19
terhadap perekonomian Indonesia. Ia juga membeberkan cetak biru
sistem pembayaran digital yang ditargetkan rampung pada 2025.

Bagaimana dampak wabah virus corona terhadap


perekonomian Indonesia?

Dampak pertama yang sudah terasa adalah di pasar keuangan,


termasuk terjadi capital outflow dan tekanan terhadap nilai tukar
rupiah. Maka perlu dilakukan langkah-langkah stabilisasi di pasar
keuangan, apakah obligasi, saham, nilai tukar. Pengaruh selanjutnya
adalah terhadap pariwisata, bukan hanya turis dari Cina, yang tahun
lalu sekitar 2,1 juta, tapi juga dari negara lain. Kami menghitung
seperti apa dampak yang terjadi kalau setahun ada 2,4 juta turis
asing.
Seperti apa hasilnya?

Penilaian kami menunjukkan dampak virus corona akan seperti V-


shape curve. Paling buruk dalam perkiraan kami selama dua bulan,
Februari sampai Maret. Kemudian April mulai ada perbaikan,
meskipun belum pulih. Perkiraan pulihnya sekitar enam bulan. Itu
skenario assessment kami seperti Hong Kong saat dilanda wabah
SARS pada 2002-2003. Dalam hitungan nilai kami, dengan skenario
V-shape tadi, dampak terhadap ekspor pariwisata itu penurunan
devisanya adalah US$ 1,34 miliar.

Bagaimana dengan sektor perdagangan?

Dampak terhadap ekspor menurun sekitar US$ 0,3 miliar. Impornya


turun US$ 0,7 miliar.

Sejauh mana mempengaruhi investasi?

Kami memperkirakan terjadi penundaan realisasi investasi.


Dampaknya sebesar US$ 0,4 miliar. Itu semua adalah dampak
langsung.

Apa dampak tidak langsungnya?

Melalui penurunan pertumbuhan Cina dan dunia terhadap ekonomi


Indonesia. Ekonomi Cina akan turun tahun ini dari semula kami
perkirakan bisa tumbuh 6 persen menjadi 5,6 persen. Angka ini
menjadi patokan kami dalam menyusun skenario V-shape tadi. Ini
sejalan dengan assessment dari lembaga-lembaga internasional,
seperti Dana Moneter Internasional, sehingga ekonomi dunia turun
0,2 persen dari semula 3,1 persen.

Bagaimana dampaknya pada pertumbuhan ekonomi


Indonesia?

Dari dampak langsung dan tidak langsung tadi, pertumbuhan


ekonomi Indonesia kami revisi ke bawah secara keseluruhan sebesar
0,1 persen. Semula kami perkirakan 5,1-5,5 persen, menjadi 5-5,4
persen.

Sejauh mana wabah virus corona dari Cina mempengaruhi


perekonomian global?

Secara keseluruhan, kami melihat dampak virus di Cina sudah


mencapai puncaknya dan kini agak menurun. Aktivitas ekonominya
pun mulai meningkat. Kami melihat sejumlah indikator, seperti
pembelian batu bara yang sudah meningkat. Tapi memang belum
pulih. Aktivitas di sejumlah pelabuhan juga meningkat. Korporasi-
korporasi di sana juga mulai buka dan melakukan ekspor-impor.
Mobilitas orang di Cina pun sudah meningkat. Ini terlihat dari
meningkatnya angka polusi di sana.
Sejak kapan hal itu terjadi?

Akhir Januari lalu. Nah, yang sekarang menjadi isu kan dampak
penularannya ke negara-negara maju. Di beberapa negara Asia sudah
terjadi dan mulai ada penanganan. Sedangkan di negara-negara maju
mulai pekan lalu kasusnya bertambah, seperti di Amerika dan Eropa.
Para investor global melihat hal ini dan menunggu respons kebijakan
negara-negara maju tersebut. Seperti apa reaksi bank sentralnya,
kementerian keuangannya, dan pemerintahnya.

Itu alasan kenapa sempat terjadi peningkatan


ketidakpastian di pasar keuangan global?

Ini terefleksi ke sejumlah indikator, yaitu yang terkait dengan premi


risiko, bagaimana investor melihat risiko berinvestasi. Bukan hanya
di negara berkembang, termasuk Indonesia, tapi juga di negara maju.
Salah satu indikator yang bisa kami lihat adalah indeks volatilitas
saham di Chicago, yang disebut VIX, meningkat dari sebelumnya 20
ke 40. Di Indonesia, salah satu indikator risikonya adalah credit
default swap (CDS) spread. Sebelum ada virus corona, CDS spread di
Indonesia rendah sepanjang sejarah, yaitu 59,6 menjadi 97. Seluruh
investor global merasa tidak ada kepastian. Bahkan sejumlah pihak
mungkin panik, sehingga ada kecenderungan menjual aset saat
risikonya dinilai tinggi.

Gubernur BI Perry Warjiyo (kiri) memberikan keterangan pers terkait penanganan


dampak virus corona terhadap sektor ekonomi Indonesia di kompleks Istana
Kepresidenan, Jakarta, Senin, 2 Maret 2020./ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Jadi investor bertindak irasional?

Iya. Mereka menjual dulu kepemilikan asetnya, apakah itu obligasi


atau saham. Jual dulu, lalu ditaruh dalam bentuk cash atau beli emas.
Terjadi capital outflow di berbagai negara, termasuk Indonesia, yang
kemudian memberikan tekanan pada nilai tukar, termasuk rupiah.
Berapa banyak arus modal asing keluar dari Indonesia?

Kami lihat datanya selama Februari sampai 27 Februari terjadi capital


outflow secara netto totalnya Rp 30,8 triliun. Dari obligasi
pemerintah atau SBN (Surat Berharga Negara) sebesar Rp 26,2
triliun, di saham Rp 4,1 triliun. Ini yang membuat pekan lalu
memberikan tekanan pada pasar keuangan, termasuk di Indonesia.

Apa saja kebijakan yang telah diambil Bank Indonesia


untuk mengantisipasi dampak wabah Covid-19?

Sejak Februari lalu, kami sudah merespons dengan menurunkan suku


bunga 25 basis point menjadi 4,75 persen. Kami tambah likuiditas,
kami mempermudah pembiayaan perbankan, termasuk
memperhitungkan pendanaan dan pembiayaan dari cabang-cabang
bank dari Indonesia di luar negeri yang kami masukkan dalam rasio
intermediasi perbankan. Kami percepat sistem pembayaran untuk
elektronifikasi bantuan sosial dan transaksi pemerintah daerah untuk
mendorong pariwisata. Kami juga mempercepat kegiatan seminar
atau pertemuan yang lain di taraf nasional ataupun internasional
yang kami jadwalkan pada semester kedua untuk dimajukan. Ada
sekitar sepuluh agenda untuk bisa mendorong pariwisata di dalam
negeri.

Bagaimana dengan lima kebijakan baru yang dikeluarkan


pekan lalu?

Melalui lima langkah kebijakan Bank Indonesia yang baru, kami ingin
memberikan confidence kepada pasar bahwa kami akan menstabilkan
pasar keuangan serta meningkatkan intensitas intervensi di pasar
valas ataupun pembelian SBN dari pasar sekunder. Bank Indonesia
berada di pasar dan akan terus menjaga stabilitas nilai tukar. Sampai
akhir pekan lalu, kami sudah membeli Rp 103 triliun SBN dari pasar
sekunder, Rp 80 triliun di antaranya dijual oleh investor asing sejak
merebaknya virus corona. Pasar kembali menguat dan stabil, supply-
demand di pasar valas aktif, sehingga nilai tukar rupiah bergerak
menguat dan stabil.

Bagaimana upaya menggenjot aktivitas ekspor-impor?

Kami menurunkan giro wajib minimum (GWM) valas sebesar 4


persen. Ini akan menambah likuiditas valas di perbankan US$ 3,2
miliar serta mendukung stabilisasi di pasar keuangan, termasuk di
pasar valas. Kami sudah menurunkan GWM rupiah sebesar 50 basis
point kepada bank-bank yang menyediakan pembiayaan ekspor-
impor. Ini setara dengan Rp 22 triliun tambahan likuiditas kepada
perbankan untuk mendorong pembiayaan ekspor-impor dalam
kegiatan perdagangan, supaya bisa membantu para pengusaha
ekspor-impor menghadapi masa-masa seperti ini. Kami juga
memperluas underlying untuk lindung nilai (hedging) para investor
asing supaya non-deliverable forward (NDF)-nya tidak di luar negeri,
tapi di dalam negeri.

Investor sektor apa saja yang paling khawatir terhadap


kondisi ekonomi sekarang?

Tentu saja para pengusaha yang ekspor-impor langsung ke Cina. Ada


batu bara, termasuk timah dan baja yang di Morowali, Sulawesi
Tengah. Yang impor juga banyak, seperti benang untuk tekstil dan
produk-produk kimia. Sejumlah eksportir belum bisa mengekspor
karena perusahaan di Cina masih tutup. Tapi sekarang sudah mulai
buka. Operasional pelabuhan juga mulai meningkat. Kami mendapat
informasi bahwa belum ada pembatalan pesanan. Setelah dua bulan,
tentu ekspor mulai jalan lagi.

PERRY WARJIYO

• Tempat dan Tanggal Lahir: Sukoharjo, Jawa Tengah, 25


Februari 1959

• Pendidikan: Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (1982),


Master Ekonomi Moneter dan Internasional Iowa State University,
Amerika Serikat (1989); Doktor Ekonomi Moneter dan Internasional
Iowa State University (1991)

• Karier: Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank


Indonesia (2005-2007); Direktur Eksekutif South East Asia Voting
Group IMF (2007-2009); Direktur Eksekutif Departemen Riset
Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI (2009-2012); Asisten Gubernur BI
untuk Kebijakan Moneter, Makroprudensial, dan Internasional (2012-
2013); Deputi Gubernur BI (2013-Mei 2018); Gubernur BI (2018-
sekarang)

Anda pernah menyebutkan bahwa ketika pasar bersikap


irasional, kita harus bold dan preemtif. Apa maksudnya?

Dalam kondisi seperti ini, investor masih terus menunggu. Apakah


The Fed (bank sentral Amerika Serikat) menurunkan suku bunga
acuan, apakah negara-negara G-7 mengeluarkan kebijakan tertentu.
Ini penuh ketidakpastian dan terus kami pantau. Dalam kondisi
berisiko tinggi seperti itu, ada kecenderungan investor global akan
irasional. Mereka sudah tak lagi memperhitungkan berapa imbal hasil
atau risiko, yang penting jual aset dulu. Tapi kami memantau apakah
mereka betul-betul hengkang, artinya jual aset lalu lari ke luar
negeri.

Apa yang terjadi?

Kami memantau rekening para investor asing di perbankan dalam


negeri yang disebut rekening vostro. Mereka ternyata masih menaruh
hasil penjualan SBN dan saham di rekening vostro. Artinya, ini reaksi
jangka pendek. Mereka menunggu, nanti beli lagi kalau sudah ada
kejelasan. Terbukti dua hari ini sudah mulai terjadi pembelian SBN
oleh investor asing, meskipun jumlahnya belum besar. Ini setelah
kami mengeluarkan lima kebijakan pada Senin pekan lalu (2 Maret
2020) dan pasarnya stabil.

Bank sentral Amerika telah memangkas suku bunga acuan


sebesar 50 basis point. Bagaimana pengaruhnya terhadap
Indonesia?

The Fed memang telah menurunkan, tapi kenapa indeks Dow Jones
kok masih turun, SNB (Bank Nasional Swiss) masih turun. Karena
pasar melihat, kok hanya bank sentral. Kan, masalahnya tidak bisa
diatasi hanya oleh bank sentral. Fed fund rate turun 50 basis point itu
gede, lho. Biasanya hanya diturunkan 25 poin. Tapi pasar belum yakin
karena menunggu kebijakan fiskalnya seperti apa.

Bagaimana koordinasi kebijakan antara Bank Indonesia,


pemerintah, dan OJK?

Menteri Keuangan sudah mengumumkan sejumlah stimulus fiskal,


seperti kenaikan bantuan sosial, perumahan murah, diskon tiket
pesawat ataupun agen travel untuk mendorong pariwisata. OJK
mengeluarkan ketentuan tentang klasifikasi money credit yang
semula tiga pilar, termasuk memperhitungkan prospek bisnis dalam
jangka pendek. Sepanjang debitor membayar, itu pilar satu saja,
klasifikasi kreditnya tidak akan memburuk.

•••

Bagaimana perkembangan cetak biru pembayaran digital?

Saya merumuskan sistem pembayaran digital sejak November 2018.


Digitalisasi sistem pembayaran untuk mengintegrasikan ekonomi
keuangan digital khususnya retail secara end-to-end. Dari usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM); pasar tradisional, tersambung
ke pedagang, fintech, perbankan digital, hingga di rekeningnya BI
melalui sistem kliring. Targetnya rampung pada 2025. Tujuan
utamanya bukan hanya inklusi keuangan, tapi juga inklusi ekonomi.

Apa saja langkah yang perlu dilakukan untuk


mewujudkannya?

Mentransformasi dan mendigitalisasi bank. Ini yang kami sebut


konsep open banking. Sekarang bank-bank berlomba menawarkan
kemudahan, membuka rekening bisa melalui aplikasi di ponsel. Lalu
untuk sistem pembayaran kan sekarang tidak hanya dilayani bank,
tapi ada fintech atau lembaga keuangan nonbank. Fintech harus
tersambung dengan bank sehingga tidak terjadi praktik shadow
banking seperti di Cina.

Bagaimana caranya?

Ada sistem integrasi melalui standardisasi yang disebut application


programming interface (API). Kalau kita lakukan standardisasi, sistem
pembayaran, uang elektronik, atau fasilitas lain dalam fintech akan
tersambung dengan bank digital. Kami juga mewajibkan penggunaan
QRIS (kode respons cepat standar Indonesia). Semua fintech, bank,
dan merchant yang menggunakan barcode dua dimensi QR harus
memakai QRIS. Jika tidak, akan kami tutup.

Berapa jumlah pengguna QRIS sejauh ini?

Sekarang hampir 3 juta merchant yang menggunakannya dan akan


terus tumbuh. QRIS ini target utamanya di pasar tradisional, UMKM.
Jumlah UMKM 60-an juta di seluruh Indonesia. Makanya UMKM terus
kami dorong supaya menggunakan QRIS. Nanti akan ada QRIS yang
disediakan BRI, BCA, LinkAja, OVO, Dana, Gopay. Tiap bank dan
fintech kan menawarkan jasa pembayaran. Mereka berlomba-lomba
dalam layanan, memberikan yang murah tapi enggak pakai kode
sendiri-sendiri. Jadi yang disasar layanan, fee, dan volume, bukan
ngekepin data.

(QRIS berlaku secara nasional mulai 1 Januari 2020 guna memberikan


masa transisi persiapan bagi penyelenggara jasa sistem pembayaran.
Peluncuran QRIS menjadi salah satu implementasi visi Sistem
Pembayaran Indonesia 2025, yang dicanangkan pada Mei 2019.)

Bagaimana integrasi pembayaran digital ini membantu


masyarakat di daerah yang belum terjangkau perbankan?

Inklusi keuangan lebih efektif dengan sistem pembayaran digital


daripada melalui rekening. Ada lebih dari 30 juta penerima manfaat
Program Keluarga Harapan dan bantuan pangan nontunai. Dulu
disambungkan ke perbankan dengan pembuatan rekening. Tapi begitu
menggunakan elektronifikasi lebih mudah. Daya jangkau fintech
terbilang tinggi karena sebetulnya penggunaan ponsel jauh lebih
besar jumlahnya.

Apakah perbankan tidak dirugikan oleh konsep integrasi


digital dengan fintech?

Fintech enggak bisa berkembang tanpa bank. Bank enggak bisa


berkembang tanpa fintech. Jangkauan bank tidak bisa sangat remote
dan retail, sehingga bank akan mendapatkan keuntungan dengan
fintech. Fintech lebih gesit untuk masuk ke kampung-kampung. Jadi di
antara bank yang paling cepat, ya bank yang selama ini sudah masuk
kampung, yaitu BRI. Adapun bank yang retail, ya BCA. Mereka
mengakui enggak mungkin jalan sendiri tanpa fintech.

Bagaimana Bank Indonesia memastikan pembentukan


ekosistem tanpa tunai ini tetap aman dan adil bagi pemain
lokal?

Semua pelaku asing yang ingin melakukan bisnis di Indonesia harus


ikut aturan. Salah satunya melakukan kerja sama dengan pelaku
domestik. Contohnya kerja sama antara Bank CIMB Niaga dan WeChat
Pay. Kalau semua UMKM menggunakan QRIS, berarti kode asing tak
bisa masuk.


Main Perkara Dua Adhyaksa
majalah.tempo.co
5 mins read

D
ua jaksa diduga memeras salah seorang saksi kasus korupsi
wisma atlet Hambalang. Kejaksaan Agung belum
menjatuhkan sanksi meski buktinya terang-benderang.

Roni Wijaya bersaksi dalam sidang Anas Urbaningrum,


tahun 2014./foto: merdeka.com/dwi narwoko

• Saksi kunci kasus korupsi wisma atlet Hambalang diduga diperas jaksa.

• Bukti pemerasan berupa kuitansi pembelian kaus kesehatan, tiket pesawat, dan

sewa kamar hotel.

• Direktorat Pajak dan Kejaksaan Agung melanjutkan proses hukum meski

perkaranya janggal.

DENGAN wajah muram, Erda tergesa-gesa memasuki gedung Komisi


Pemberantasan Korupsi pada Jumat, 6 Maret lalu. Ia berniat menemui
petugas di bagian pengaduan masyarakat. “Saya ingin menanyakan
tindak lanjut laporan kejanggalan proses hukum terhadap suami saya,
termasuk soal dugaan pemerasan,” ujarnya, Jumat, 6 Maret lalu.

Suara Erda, istri tersangka kasus pidana pajak Roni Wijaya, meledak-
ledak. Pengacaranya, Muhammad Syahputra Sandiyudha, yang
mendampingi Erda ke KPK, kemudian menjelaskan ulah dua jaksa
yang telah menguras harta kliennya. Kedua jaksa itu ditengarai
memanfaatkan perkara dugaan pelanggaran pajak yang menjerat
suaminya untuk memeras. Erda sudah menyerahkan duit sekitar Rp
70 juta.

Jaksa berinisial M dan SP memegang kasus Roni sejak perkara itu


diusut Direktorat Jenderal Pajak. Sehari-hari M mengepalai
subdirektorat di bawah Jaksa Agung Muda Pidana Khusus. Adapun SP
adalah jaksa yang pernah menangani korupsi dana swakelola banjir
Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat.

Menurut Sandiyudha, kejanggalan perkara kliennya sudah dialami


sejak berkas masih di tangan penyidik pajak. Setiap kali menanyakan
progres penyidikan, Erda dan Roni selalu diarahkan menemui M atau
SP. Oleh SP, Erda diminta membayar tagihan belanjaan kedua jaksa
itu. Erda juga dimintai Rp 200 juta jika ingin berkas perkara tak
segera dilimpahkan ke kejaksaan.

Erda memiliki seluruh bukti pemerasan tersebut. Sandiyudha


menunjukkan tagihan pembelian kaus kesehatan Easecox atas nama
M sebesar Rp 21 juta. Lalu tagihan lain atas nama SP sebesar Rp 40
juta. Seluruh tagihan itu ia bayar pada 4 November 2019 lewat
rekening Bank Negara Indonesia. Erda juga mengantongi bukti
pembelian tiket pesawat rute Makassar untuk SP dan sewa kamar
hotel atas nama M.

Menurut Sandiyudha, pembayaran itu merupakan syarat yang


diajukan kedua jaksa tersebut jika ingin berkas penyidikan terhadap
suami Erda yang sedianya dilimpahkan ke pengadilan pada Agustus
2019 ditunda hingga Februari 2020. Tak semua permintaan datang
langsung dari mereka. Sejumlah permintaan disampaikan lewat
perantara orang kepercayaan kedua jaksa itu. “Berkas itu memang
akhirnya ditunda,” kata Sandiyudha.

Tak puas atas apa yang sudah diperoleh, mereka kembali meminta
duit. Pada awal Januari 2020, jaksa M dan SP kembali menawari
penundaan pelimpahan berkas Roni hingga Agustus 2020 jika Erda
bersedia membayar Rp 200 juta. Tawaran itu ditolak Erda setelah ia
berkonsultasi dengan petugas KPK. “Ini namanya pemerasan,” ucap
Sandiyudha.
Bukti pembayaran pakaian kesehatan atas nama jaksa berinisial SP./Istimewa

Setelah permintaannya ditolak, M dan SP mengebut penyelesaian


berkas perkara. Dokumen penyidikan Direktorat Jenderal Pajak
dinyatakan lengkap alias P-21. Roni seketika jadi target buruan seusai
pelimpahan berkas pada 4 Februari lalu. Sepekan setelahnya, jaksa
meminta bantuan polisi untuk menangkap Roni. Bekas Direktur
Operasional PT Dutasari Citra Laras itu kini diterungku dalam rumah
tahanan Cipinang, Jakarta.

Kejanggalan proses hukum tersebut dilaporkan Roni ke KPK pada


Januari lalu. Selain mengadukan pemerasan, Erda mempersoalkan
bukti yang dipakai untuk menjerat suaminya. Bukti tersebut
bermasalah karena pernah diuji pengadilan dalam perkara korupsi
wisma atlet Hambalang yang menyeret Mahfud Suroso, kolega Roni di
PT Dutasari Citra Laras. Di perusahaan yang mendapatkan subkontrak
di proyek Hambalang tersebut, Mahfud menjabat direktur utama.

Selain ke KPK, Erda melaporkan pemerasan itu kepada Jaksa Agung.


Tapi penyelesaian pengaduan tersebut tak kunjung ada kejelasan.
Alih-alih mendapat tanggapan, Roni malah ditahan. Penahanan
tersebut dilakukan sepekan setelah tim kuasa hukum bersurat kepada
Jaksa Agung. “Suami saya itu saksi KPK. Kenapa malah
dikriminalisasi?” kata Sandiyudha.

Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Hari Setiyono


membenarkan adanya laporan tersebut. Menurut dia, Jaksa Agung
Muda Pengawasan tengah memeriksa dugaan pelanggaran kedua
jaksa. Kejaksaan juga merombak komposisi tim jaksa yang menangani
kasus Roni. M dan SP tak lagi memegang perkara itu. “Sejauh ini
belum ada kesimpulan yang menyatakan keduanya bersalah,” ujarnya.

Menurut Hari, pemeriksaan terhadap keduanya tidak menghentikan


proses hukum terhadap Roni. Apalagi berkas perkara itu sudah
dinyatakan lengkap. Saat ini, kata dia, tim jaksa tengah menyiapkan
surat tuntutan agar perkara segera dilimpahkan ke pengadilan.
“Dakwaan akan dibuat secara berlapis terkait dengan indikasi pidana
pajak dan tindak pidana pencucian uang,” tutur Hari.

•••

PEMERASAN terhadap Erda dan Roni Wijaya berawal dari penyidikan


kasus pajak yang diusut Direktorat Jenderal Pajak sejak pertengahan
2019. Direktorat Pajak sedianya ingin menagih pertanggungjawaban
PT Dutasari Citra Laras dalam proyek Hambalang lewat pidana pajak.
Perusahaan itu tak lagi aktif setelah terbelit kasus korupsi. Karena
itu, Direktorat Pajak mengejar pertanggungjawaban para pemilik
saham.

Dalam akta perusahaan disebutkan pemilik perusahaan terdiri atas


empat nominee. Di situ tercantum nama Mahfud Suroso sebagai
direktur utama. Mahfud juga memiliki 2.200 lembar saham atau
setara dengan 40 persen komposisi saham. Tiga nama lain memiliki
porsi saham masing-masing 20 persen. Mereka adalah Roni Wijaya,
PT MSONS Capital, dan Athiyyah Laila, istri bekas Ketua Umum Partai
Demokrat, Anas Urbaningrum.

Melalui pengacaranya yang lain, Haris Azhar, Roni menyatakan heran


karena penyidikan kasus itu hanya menyorot dirinya. Menurut dia,
pertanggungjawaban semestinya ditanggung renteng keempat
nominee sesuai dengan porsi kepemilikan saham. Kejanggalan itu
sudah terlihat pada 2017 ketika Direktorat Pajak memintanya
membayar tagihan sebesar Rp 3,8 miliar dengan alasan melaksanakan
putusan pengadilan dalam kasus Mahfud Suroso.

Roni memprotes keputusan itu. Menurut dia, tanggung jawabnya atas


beban itu hanya sebesar Rp 777 juta atau setara dengan 20 persen
kepemilikan saham. Tapi dalih itu tidak dipedulikan Ditjen Pajak.
Yang terjadi setelahnya justru Roni ditahan pada Desember 2019 dan
baru bisa bebas setelah Direktorat Pajak melelang ruko milik PT
Dutasari di Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Nyatanya, ganti rugi itu tak membuat Roni lepas dari ancaman
pidana. Penyidikan Ditjen Pajak kembali bergulir pada 2019.
Alasannya, untuk menjerat pemegang saham PT Dutasari lewat
pidana pajak dan pencucian uang. Lagi-lagi yang diincar hanya Roni.
Barang bukti yang digunakan untuk menjerat Roni sama dengan
barang bukti yang dipakai buat menjerat Mahfud Suroso.

Kepala Subdirektorat Bantuan Hukum Kementerian Keuangan Sigit


Danang Joyo membantah tuduhan hanya membidik Roni. Menurut dia,
mekanisme gijzeling atau ganti rugi hanya berlaku untuk perkara
yang sudah memiliki kekuatan hukum tetap. Adapun pidana pajak
yang menjerat Roni menggunakan pintu masuk yang berbeda.
“Barang bukti yang diuji sebelumnya hanya untuk tindak pidana
korupsi, bukan pidana pajak,” kata Sigit.

Menurut Sigit, pidana pajak bisa dilepaskan dari perkara korupsi


yang tengah ditangani KPK. Persoalan seputar penyidikan itu, dia
melanjutkan, sudah dijawab kementerian saat meladeni gugatan
praperadilan Roni di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Hakim
menolak gugatan tersebut. “Materi yang diperkarakan bukan soal
prosedur penyidikan, tapi sudah masuk pokok perkara,” ujarnya.

Dalam perkara korupsi Hambalang, pengadilan menghukum Mahfud


enam tahun penjara dan denda Rp 600 juta. Ia terbukti
memerintahkan bawahannya membuat faktur fiktif. Di sini muncul
kejanggalan. Berbeda dengan putusan pengadilan, keterangan saksi
dalam perkara yang diusut Ditjen Pajak menyatakan faktur itu dibuat
atas perintah Roni. “Mengapa fakta sidang mereka abaikan?” ucap
Haris Azhar.

Haris Azhar/TEMPO/STR Magang/Yovita Amalia

Haris menilai proses hukum terhadap kliennya dipaksakan. Sebab,


Roni adalah saksi dalam perlindungan Komisi Pemberantasan Korupsi
serta Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban. Pemidanaan terhadap
kliennya bisa berdampak pada lunturnya kepercayaan publik
terhadap sistem perlindungan saksi. “Kuat dugaan, proses hukum ini
dipesan orang yang dirugikan oleh kesaksian klien saya,” ujarnya.

Komisioner Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban, Susilaningtias,


mengatakan lembaganya pernah menyurati Ditjen Pajak untuk
menanyakan perkara Roni. Surat itu dibuat atas permintaan Roni dan
telah dikonsultasikan kepada KPK. “Intinya kami meminta Ditjen
Pajak mempertimbangkan kontribusi tersangka dalam mengungkap
kasus Hambalang,” tuturnya.

Surat yang dikirimkan KPK kepada Jaksa Agung pada 20 Agustus 2019
menguatkan keterangan Haris dan Susi. Surat tersebut mengingatkan
Jaksa Agung mengenai nota kesepakatan sejumlah lembaga penegak
hukum lain terkait dengan penanganan perkara. Dalam poin pertama
surat itu disebutkan Roni adalah saksi dalam perkara korupsi yang
masih ditangani KPK.

Juru bicara KPK, Ali Fikri, membenarkan kabar bahwa Roni pernah
mendapat perlindungan KPK. Meski begitu, kata dia, KPK
menghormati proses yang berjalan di Ditjen Pajak dan Kejaksaan.
“Kewenangan kami hanya menangani perkara korupsi. Jika ada
lembaga lain yang menyidik lewat jalur lain, itu kewenangan
mereka,” ujarnya.

RIKY FERDIANTO, LINDA TRIANITA


Laju Mas Menteri di Ujung
Sudirman
majalah.tempo.co
5 mins read

N
adiem Makarim merancang rencana perubahan sistem
pendidikan sebelum dilantik sebagai menteri. Dipengaruhi
pengalamannya di Gojek.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar


Makarim di gedung Kementerian Pendidikan, Jakarta, 24
Januari 2020. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

• Setelah dilantik, Nadiem Makarim langsung bergerak mengubah sistem

pendidikan.

• Nadiem dibantu sejumlah orang seperti pendiri sekolah Cikal, Najelaa Shihab.

• Nama Nadiem masuk daftar calon menteri berbulan-bulan sebelum kabinet

terbentuk.
SEJAK Nadiem Anwar Makarim menjadi Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada 23 Oktober tahun lalu, para pejabat di lembaga itu
kerap pulang larut malam. Pelaksana tugas Direktur Pembelajaran
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Paristiyanti Nurwardani,
mengatakan mereka kerap menggelar diskusi hingga larut malam
terkait dengan perubahan sistem pendidikan tinggi.

Menjelang akhir 2019, mereka makin sering meminta masukan dari


berbagai pihak, seperti mantan pejabat Kementerian, pakar
pendidikan, dosen, dan para rektor. Diskusi kian intensif saat
penggodokan peraturan menteri yang berisi perubahan tersebut.
“Kami sering berdiskusi hingga pukul dua pagi,” kata Paristiyanti
kepada Tempo di kantornya, Selasa, 10 Februari lalu.

Paristiyanti menjadi anggota tim Kementerian yang menggodok


aturan tersebut. Anggota lain di antaranya anggota staf khusus
Menteri Pendidikan, Pramoda Dei Sudarmo; anggota staf ahli bidang
hukum yang juga mantan Kepala Biro Hukum Komisi Pemberantasan
Korupsi, Chatarina Muliana Girsang; dan pelaksana tugas Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam. Ketua Dewan Pertimbangan
Forum Rektor Indonesia Asep Saefuddin membenarkan hadir dalam
sejumlah diskusi yang digagas Kementerian Pendidikan pada
November 2019 dan awal Januari lalu.

Nadiem Makarim akhirnya mengumumkan perubahan tersebut pada


24 Januari lalu. Ada empat kebijakan dalam program bernama
“Kampus Merdeka” itu, yakni otonomi kampus berakreditasi A dan B
untuk membuka program studi baru; akreditasi otomatis dan
sukarela; serta kemudahan perubahan perguruan tinggi badan
layanan umum dan satuan kerja menjadi perguruan tinggi negeri
badan hukum. Kementerian juga memberikan hak bagi mahasiswa
untuk mengambil sistem kredit semester di luar program studinya
dan magang selama tiga semester.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nizam,


mengatakan magang tiga semester bisa dilakukan dengan berbagai
cara. Misalnya mengambil mata kuliah di program studi lain atau
magang di sektor industri. Menurut dia, lembaganya sedang
menjajaki kerja sama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara
untuk memfasilitasi mahasiswa. Targetnya 50 ribu mahasiswa bisa
magang di berbagai perusahaan pelat merah tiap tahun. “Mahasiswa
juga bisa membuat proyek rintisan,” ujarnya.
Nadiem Makarim setelah dilantik sebagai menteri di Istana Merdeka, Oktober 2019.
Kemendikbud

Alternatif lain magang selama tiga semester adalah pertukaran


pelajar di dalam dan luar negeri. Pertukaran itu, kata Nizam, akan
dikonversi ke satuan kredit semester. Kementerian Pendidikan bakal
mendorong kampus-kampus dalam negeri membuat program ini.
Menurut Nizam, selain untuk meningkatkan kompetensi, program
tersebut membuat mahasiswa bisa mengenal karakter daerah lain.

Dalam wawancara khusus dengan Tempo pada Jumat, 28 Februari


lalu, Nadiem mengatakan pembahasan perubahan sistem pendidikan
tinggi tak henti diwarnai perdebatan. Asep Saefuddin, yang juga
Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, membenarkan pernyataan
Nadiem. Asep, misalnya, khawatir sistem pertukaran pelajar hanya
diikuti kampus elite dan berpotensi menggagalkan pemerataan
kualitas pendidikan. Ia meminta agar program itu melibatkan kampus
di luar Jawa, terutama dari Indonesia timur. “Kalau tidak, kampus
yang peringkatnya kurang baik bisa makin tertinggal,” ujarnya.

Nadiem menyatakan perubahan itu bertujuan mendorong kampus


menciptakan mahasiswa yang kreatif, inovatif, dan sukses. Menurut
dia, pendidikan di kampus selama ini hanya mengajari mahasiswa
“berenang di kolam” dengan satu gaya sesuai dengan disiplin
keilmuannya. Padahal, kata dia, dunia kerja yang akan dijalani
mahasiswa seperti Selat Sunda. “Mahasiswa sekali-sekali mesti
dicemplungin ke laut,” ucapnya.

•••

RENCANA mengubah sistem pendidikan muncul tak lama setelah


Nadiem Makarim dilantik sebagai menteri. Pelaksana tugas Direktur
Pembelajaran, Paristiyanti Nurwardani, mengatakan, dalam
pertemuan dengan para pejabat di kementerian tersebut tak lama
seusai pelantikannya, Nadiem menceritakan pengalamannya
memimpin perusahaan rintisan atau start-up Gojek. Saat itu, Nadiem
menilai lulusan perguruan tinggi yang meraih nilai tinggi kerap tak
terbuka dengan gagasan baru.
Sedangkan lulusan yang terbiasa berorganisasi dan berlatar belakang
aktivis mahasiswa cenderung berpikir lebih kritis. “Mereka terbiasa
berdebat untuk mencari solusi,” kata Paristiyanti. Nadiem tak
menyanggah pernyataan tersebut. Ia pun mengakui pengalamannya di
Gojek itu menjadi salah satu faktor mengubah sistem pendidikan.

Perubahan sistem pendidikan tinggi merupakan kelanjutan dari


perubahan sistem pendidikan dasar. Bertajuk “Merdeka Belajar”,
program yang diumumkan pada Desember 2019 tersebut terdiri atas
empat hal, yakni penggantian ujian nasional dengan sistem asesmen
mulai 2021, ujian sekolah berstandar nasional diselenggarakan
sendiri oleh sekolah, dan penyederhanaan rencana pelaksanaan
pembelajaran. Nadiem juga mengubah sistem penerimaan siswa baru,
yaitu 50 persen zonasi, jalur afirmasi minimal 15 persen, jalur
perpindahan maksimal 5 persen, dan jalur prestasi hingga 30 persen.

Pendidikan di kampus selama ini hanya mengajari


mahasiswa “berenang di kolam” dengan satu gaya sesuai
dengan disiplin keilmuannya. Padahal, kata dia, dunia
kerja yang akan dijalani mahasiswa seperti Selat Sunda.
“Mahasiswa sekali-sekali mesti dicemplungin ke laut.”

Sejumlah pejabat di Kementerian Pendidikan yang ditemui Tempo


mengatakan perubahan sistem pendidikan dasar tersebut dilakukan
Nadiem dengan berdiskusi intensif bersama pendiri sekolah Cinta
Keluarga (Cikal), Najelaa Shihab. Merdeka Belajar juga diambil dari
program yang diterapkan di sekolah tersebut dan diajarkan di
Kampus Guru Cikal. Di sekolah Cikal, misalnya, kelulusan tidak hanya
ditentukan oleh ujian tertulis, tapi juga tugas akhir, seperti
menggelar pameran dengan tema tertentu. Najelaa, yang juga
anggota Dewan Pakar Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan,
membenarkan diajak berdiskusi untuk mengubah sistem pendidikan.

Sama seperti Kampus Merdeka, penyusunan Merdeka Belajar melalui


proses diskusi yang melibatkan pakar dan praktisi pendidikan.
Seorang pejabat di Kementerian Pendidikan mengatakan, dalam
diskusi tersebut, sejumlah peserta dari lingkup internal dan eksternal
sempat menolak penghapusan ujian nasional karena berpotensi
membuat penilaian kelulusan menjadi kehilangan arah. Nadiem
akhirnya tetap menghapus ujian nasional.

Keputusan tersebut menuai polemik. Mantan wakil presiden Jusuf


Kalla mengatakan ujian nasional penting sebagai bagian dari proses
pembelajaran. “Jangan menciptakan generasi muda yang lembek,”
ujar Kalla pada Desember 2019. Anggota Badan Standar Nasional
Pendidikan, Doni Koesoema, mengatakan lembaganya tak diajak
bicara mengenai penghapusan ujian nasional. Dia sendiri
berpendapat ujian nasional tetap diperlukan. “Namun basisnya tak
lagi mata pelajaran,” katanya.

Nadiem tak berubah pikiran. Dia menilai ujian nasional menjadi


penjara bagi guru dan murid, yaitu proses pembelajaran diarahkan
sebagai persiapan ujian nasional. Menurut dia, ujian nasional tak bisa
menjadi acuan untuk mengukur prestasi murid. “Tidak mungkin
pilihan ganda digunakan untuk mengukur prestasi siswa. Yang boleh
mengukur kinerja siswa ya guru,” ucapnya.

•••

RENCANA Nadiem Makarim mengubah sistem pendidikan di negeri


ini dirancang sebelum dia menjadi menteri. Menurut tiga orang yang
mengetahui proses penyusunan kabinet, Nadiem sudah mengetahui
bakal memimpin Kementerian Pendidikan beberapa bulan sebelum
pelantikannya. Seorang koleganya menuturkan, peraih gelar master of
business administration dari Harvard Business School ini kerap
mengajak diskusi orang-orang dekatnya dan mulai membaca buku
tentang sistem pendidikan.

Namun Nadiem menampik jika disebut ditunjuk menjadi menteri


beberapa bulan sebelum kabinet baru terbentuk. “Mungkin saya
pernah mendengar rumor bakal menjadi menteri, tapi enggak pernah
dengar soal Menteri Pendidikan,” katanya. Nadiem bercerita, suatu
ketika Presiden Joko Widodo memanggilnya ke Istana Merdeka dan
memintanya menjadi menteri. Menurut dia, Jokowi mengatakan bakal
menempatkannya di kementerian yang berhubungan dengan
pembangunan sumber daya manusia. Soal posisi Menteri Pendidikan,
“Itu satu-satunya posisi yang saya enggak bisa bilang ‘No’.”
Pada usia 35 tahun, Nadiem menjadi menteri termuda di Kabinet
Indonesia Maju. Setelah berkantor di gedung Kementerian Pendidikan
di ujung Jalan Sudirman, Jakarta, dia langsung ngebut. Berdiskusi
dengan Najeela Shihab, Nadiem--yang biasa dipanggil “Mas Menteri”-
-berpikir menggabungkan kembali Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sebelumnya, urusan pendidikan tinggi berada di bawah Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Najelaa pun mengatakan
seharusnya sistem pengajaran terintegrasi dari tingkat dasar hingga
pendidikan tinggi. Usul ini disetujui Presiden Jokowi.

Tak hanya merekrut Najelaa, Nadiem juga menarik sejumlah orang


yang pernah bekerja dengannya. Misalnya Pramoda Dei Sudarmo,
yang pernah sama-sama bekerja di McKinsey & Company. Dia kini
menjabat anggota staf khusus bidang kompetensi dan manajemen.
Nadiem juga mengajak Jurist Tan, eks Chief Operating Officer Gojek
pada awal berdiri. Lulusan Harvard ini kini menjadi anggota staf
khusus Nadiem bidang pemerintahan. “Saya dapat referensi dari
orang yang saya percaya, kemudian saya interview dan evaluasi,” ujar
Nadiem.

WAYAN AGUS PURNOMO, DEVY ERNIS, HUSSEIN ABRI


DONGORAN

Reformasi Pendidikan Butuh
10-15 Tahun
majalah.tempo.co
3 mins read

D
alam wawancara khusus dengan Tempo, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nadiem Makarim menjelaskan berbagai
kebijakannya yang penuh kontroversi, seperti penghapusan
ujian nasional dan magang mahasiswa.

Nadiem Makarim. TEMPO/M. Taufan Rengganis

BERBAGAI kebijakan baru di dunia edukasi dibikin oleh Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Ia, misalnya,
mengganti ujian nasional mulai 2021 dengan ujian kompetensi.
Mantan Chief Executive Officer Gojek ini juga memberi kebebasan
mahasiswa untuk magang selama tiga semester. Sejumlah pihak pun
mengkritik kebijakan Nadiem tersebut karena dianggap hanya
mempersiapkan mahasiswa untuk bekerja di sektor industri.
Kepada tim Tempo di ruang kerjanya pada Jumat, 28 Februari lalu,
peraih bachelor of arts Brown University dan master of business
administration dari Harvard Business School ini memberikan
berbagai penjelasan soal kebijakannya.

Apa alasan Anda mengeluarkan kebijakan Kampus


Merdeka?
Filosofi Kampus Merdeka itu mahasiswa tidak bisa mencapai
mimpinya kalau tidak punya otonomi untuk memilih. Mau jadi
spesialis, peneliti, atau pengajar? Kami menantang perguruan tinggi
untuk mencetak calon pemimpin masa depan yang paling kreatif,
inovatif, dan sukses. Tapi bagaimana mau mencetaknya kalau
institusi dan pengajar tidak punya kemampuan dan tidak
diperbolehkan untuk berinovasi.

Contohnya?
Saat akreditasi kampus, tidak ada yang mengajar. Semua harus
mengumpulkan dokumentasi untuk membuktikan dia kerja. Sekolah
juga begitu, laporan, keuangan, dan lainnya. Pembelajaran diabaikan
karena lebih sibuk urusan administrasi. Kami berupaya menciptakan
sistem untuk memastikan guru, dosen, dan institusi berfokus bekerja.
Kami juga memerdekakan kampus dari pemerintah dalam hal
akreditasi dan perguruan tinggi negeri badan hukum.

Apa dampak Kampus Merdeka untuk mahasiswa?


Kampus dimerdekakan, belum tentu mahasiswanya merdeka. Selama
ini mahasiswa dilatih hanya satu gaya dan satu disiplin di satu kolam
renang. Sekali-sekali perlu dicemplungin ke laut. Mahasiswa harus
dilatih berbagai macam skill supaya bisa bertahan. Jadi kami memberi
hak mahasiswa untuk belajar di luar jurusannya sampai tiga
semester, dua semester bisa di luar kampus. Bukan untuk
menyambung industri saja, tapi untuk memastikan mereka tidak
tenggelam.

Anda ingin mahasiswa juga memahami dunia kerja?


Mata kuliah yang relevan bukan untuk pekerjaan, tapi untuk hidup itu
paling tinggi jumlahnya 30 persen. Sisanya, aktivitas organisasi
kemahasiswaan dan lainnya. Saya tidak puas dengan angka itu.
Seharusnya aktivitas kurikulum jauh lebih relevan untuk hidup. Saya
tidak bisa mengubahnya dalam lima tahun ini hanya melalui kampus.
Cara tercepatnya, langsung belajar di laut. Paling tidak, sudah dikasih
ban pelampung karena belum kerja beneran, masih magang.

Anda dikritik karena dianggap hanya mempersiapkan


mahasiswa untuk bekerja di bidang industri, bukan
penelitian ataupun akademikus.
Yang menjadi akademikus dari lulusan S-1 itu kecil, single digit.
Kebanyakan mau kerja di luar kampus atau berdampak ke negara.
Sekarang kami sediakan cara lebih cepat untuk menentukan
minatnya. Tiga semester magang itu mahasiswa boleh mengikuti
proyek penelitian, misalnya ke Papua atau pertukaran pelajar ke luar
negeri. Magang itu tidak hanya ke perusahaan, tapi juga bisa ke
lembaga swadaya masyarakat. Bahkan kami ada proyek mengajar
selama satu semester di sekolah.

Apa hambatan menjalankan Kampus Merdeka?


Masih ada yang memprotes, terutama yang belajar di luar jurusan
selama tiga semester. Saya memberikan animo kepada universitas, ini
waktunya berubah. Mau bagaimana, itu terserah. Tapi harus
membebaskan mahasiswanya. Memang butuh waktu bertahun-tahun.

Apa mungkin transformasi pendidikan selesai saat Anda


menjadi menteri?
Kalau ada yang mengharapkan saya mereformasi pendidikan dalam
lima tahun, itu tidak mungkin. Ada 50 juta siswa, 300 ribu sekolah, 2
juta guru. Untuk mau berubah secara fundamental itu butuh waktu
minimal 10-15 tahun. Harapan saya adalah menciptakan perubahan
yang tidak bisa diputarbalikkan dan ada rasio perubahan 15-20
persen. Untuk apa sajalah, 10-15 persen guru, sekolah, daerah, atau
hal lain yang menjaga kesinambungan. Misalnya penggunaan
teknologi dan penyederhanaan aturan yang saat ini cukup ribet
melalui revisi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.

Sebenarnya apa ekspektasi Anda begitu menjabat menteri?


Tidak terlalu tinggi. Membereskan organisasi saja dalam 100 hari
belum tentu selesai. Saat saya masuk, ada dua kementerian digabung.
Biasanya kalau dua kementerian digabung butuh dua tahun. Kami
menyelesaikan struktur organisasi bulan lalu (Januari). Apa yang
sudah dilakukan selama 100 hari ini melebihi ekspektasi saya. Ada
berbagai macam kebijakan yang bisa diambil segera. Jadi 100 hari itu
bukan merombak sistem edukasi, tapi melepaskan sekat-sekat yang
menghambat, membuat sinyal perubahan. Misalnya ujian nasional
jadi ujian kompetensi. Asesmen kompetensi lagi disusun untuk 2021,
tapi keputusannya sudah terjadi.

Kenapa Anda memilih penghapusan ujian nasional sebagai


kebijakan paling awal?
Tanpa lepas dari penjara UN (ujian nasional), mayoritas guru dan
sekolah mengajar siswanya untuk persiapan UN. Sesuai dengan
undang-undang, UN itu bukan untuk mengukur prestasi siswa. Tidak
mungkin pilihan ganda untuk mengukur prestasi siswa. Yang boleh
mengukur kinerja siswa ya guru. Setelah saya berdebat dengan
banyak orang, sudah jelas kita perlu ukuran per sekolah. Setelah itu,
saya ambil keputusan UN harus diganti.

Merdeka Belajar sudah ada, kenapa tidak ada Merdeka


Seragam?
Itu ide bagus. Duit seragam itu besar sekali. Seragam itu ada baiknya,
menandakan semua rata dan sama. Soal ekonomi itu sensitif, nanti
ada yang anak lebih mampu akan terlihat gimana. Mending kita
bolehkan asal warna, bukan dibebasin, tapi dibuat kode saja. Biar
tidak menimbulkan main-main juga, harus beli dan jadi proyekan.

Belakangan ini anak-anak kerap terlibat aksi intoleransi.


Apa solusi Anda?
Kami akan membentuk Pusat Penguatan Karakter di bawah
sekretariat jenderal. Intoleransi, termakan hoax, bullying terjadi
karena tidak adanya penanaman moral dan pendirian karakter kuat.
Melalui Pusat Penguatan Karakter, kami akan membuat berbagai
macam konten yang didistribusikan melalui media massa. Sasarannya
langsung ke orang tua dan murid. Kami membangun proses filtering
dalam Pusat Penguatan Karakter. Tentu ada berbagai macam aktivitas
di sekolah juga, dari PAUD (pendidikan anak usia dini) sampai tingkat
tinggi.

Pendidikan karakter itu bukannya harus terinternalisasi


dalam berbagai hal, termasuk kurikulum?
Memang. Tapi sekolah cuma menyentuh anaknya. Kalau saya enggak
menyentuh orang tuanya, anaknya enggak berubah pas balik ke
rumah. Kita tidak bisa menunggu untuk mengubah kurikulum atau
satu guru berubah. Jadi harus ada penguatan karakter.


Bersih-bersih Virus Corona
majalah.tempo.co
1 min read

B
erikut ini perangkat teknologi yang paling dicari orang untuk
memeriksa gejala penyakit, mendeteksi adanya bibit penyakit,
dan membersihkan tangan atau benda.

Termometer Inframerah

Masker dan cairan pembersih tangan laku keras di pasar sejak


merebaknya wabah Covid-19. Hingga Rabu, 4 Maret lalu, virus SARS-
CoV-2—nama resmi virus penyebab Covid-19—telah menginfeksi
93.160 orang di 81 negara dan 2 kapal pesiar dengan jumlah kematian
mencapai 3.198 jiwa. Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam panduan
untuk perlindungan dasarnya menyarankan orang sering mencuci
tangan dengan air dan sabun atau cairan alkohol.

Berikut ini perangkat teknologi yang paling dicari orang untuk


memeriksa gejala penyakit, mendeteksi adanya bibit penyakit, dan
membersihkan tangan atau benda.
Termometer Inframerah

Alat pengukur suhu tubuh inframerah digital The Lasergrip 800 dari
Etekcity dipilih oleh majalah digital Gear Hungry sebagai Best Choice.
Alat ini dapat mengukur temperatur obyek dari -50 derajat Celsius
hingga 750 derajat Celsius. Agar pengukurannya akurat, jarak antara
benda dan alat ini harus sekitar 36 sentimeter, hasilnya akan muncul
dalam 0,8 detik.

Harga: Rp 367 ribu

Tongkat Anti-kuman

Tongkat Cleanwave Portable Sanitizing Wand dari Verilux ini dapat


membersihkan permukaan barang dari virus, bakteri, jamur, bau, dan
alergen. Barang-barang tersebut antara lain telepon seluler,
pengendali jarak jauh, mainan, keran, dan papan tik. Cleanwave tak
menggunakan bahan kimia, melainkan teknologi sinar ultraviolet-C.
Berdimensi 26,39 x 3,81 sentimeter, alat ini bisa masuk tas.

Harga: Rp 2,12 juta

Pencuci Tangan Otomatis


Pencuci Tangan Otomatis

Mesin pencuci tangan otomatis Scrubzone ini dapat menghemat


penggunaan air hingga 40 persen. Orang tak perlu menyentuh apa
pun, hanya memasukkan tangan ke lubang selama 15 detik, tangan
akan bersih dari kuman dengan disinfektan sinar ultraviolet. Sebagai
perbandingan, jika biaya cuci tangan 50 karyawan memakai air,
sabun, dan handuk dalam setahun sebesar Rp 84 juta, dengan
Scrubzone cuma Rp 38 juta. Alat ini bisa dipesan
ke frits@scrubzone.co.za.

Harga: -

Termometer Tempel
Alat pengukur suhu tubuh Thermo dari Withings ini merupakan
termometer untuk pembuluh darah arteri temporal di kepala.
Tempelkan alat ini ke bagian kepala, tunggu sampai terdengar bunyi
beep dua kali, maka hasil pengukuran akan ditampilkan. Dapat
menyimpan pengukuran hingga delapan orang sekaligus. Hasil
pengukuran dapat dikirimkan ke aplikasi di ponsel pintar.

Harga: Rp 1,57 juta


Masjid Jemaah Ahmadiyah
Disegel Lagi
majalah.tempo.co
3 mins read

R
ingkasan berita sepekan.

Jemaah Ahmadiyah Parakansalak, Sukabumi, mengadukan


penyegelan masjid ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia,
Jakarta, 2 Maret 2020. TEMPO/Rosseno Aji

• Komnas HAM meminta segel masjid jemaah Ahmadiyah di Sukabumi dibuka.

• Kejaksaan kembalikan berkas pelanggaran kasus HAM berat Paniai.

• Jokowi akan tunjuk pemimpin ibu kota baru.

JEMAAH Ahmadiyah mengadu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia


soal penyegelan Masjid Al Furqon di Kecamatan Parakansalak,
Sukabumi, Jawa Barat, pada pertengahan Februari lalu. Komnas HAM
pun meminta pemerintah daerah setempat membuka kembali masjid
tersebut. “Kami minta segel dibuka sehingga teman-teman bisa
memperbaiki masjid dan menyiapkan Ramadan,” kata anggota
Komnas HAM, Bekal Ulung Hapsara, di kantornya, Senin, 2 Maret
lalu.

Komnas HAM bakal meminta keterangan Camat Parakansalak,


komandan rayon militer setempat, serta Bupati dan Kepala Kepolisian
Resor Sukabumi. Bekal menilai kejadian berulang yang menimpa
jemaah Ahmadiyah menunjukkan negara lemah dalam melindungi
warganya. Dia juga menuding negara melalui aparatnya ikut
mengurangi hak beribadah masyarakat.

Ketua Komite Hukum Jemaat Ahmadiyah Indonesia Fitria Sumarni


mengatakan laporan kepada Komnas HAM adalah untuk
menambahkan informasi mengenai kejadian serupa pada 2015.
Peristiwa ini bermula dari perbaikan masjid yang dibakar massa 12
tahun silam pada 18 Februari lalu. Sehari kemudian, polisi datang dan
meminta renovasi dihentikan. Hari berikutnya, Musyawarah
Pimpinan Kecamatan Parakansalak menutup tiga pintu masjid dengan
tripleks.

Ketua Jemaat Ahmadiyah Indonesia Parakansalak Asep Saefudin


mengaku sudah berulang kali meminta kepada aparat agar difasilitasi
dengan mereka yang menolak perbaikan masjid. Namun permintaan
itu diabaikan pemerintah setempat.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan


pemerintah daerah akan mengikuti perkembangan kasus ini lebih
dulu. Dia menyebutkan ada kemungkinan pihaknya memanggil pihak
yang berkonflik. “Saya bisa hadir di sana, memanggil dua kelompok
tersebut,” ujarnya.
TEMPO/Imam Sukamto

Kejaksaan Kembalikan Berkas Paniai

KEJAKSAAN Agung akan mengembalikan berkas kasus Paniai kepada


Komisi Nasional Hak Asasi Manusia. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana
Khusus Ali Mukartono mengatakan berkas tersebut dikembalikan
lantaran masih ada sejumlah kekurangan. “Kekurangannya apa saja
sedang disusun tim kejaksaan,” ujar Ali pada Jumat, 6 Maret lalu.

Komnas HAM menyerahkan berkas penyelidikan pelanggaran hak


asasi manusia berat kasus Paniai ke Kejaksaan Agung pada 11
Februari lalu. Peristiwa Paniai terjadi pada 7-8 Desember 2014,
bermula dari penganiayaan oleh personel Tentara Nasional Indonesia
terhadap warga Enarotali, Kabupaten Paniai, Papua, yang menegur
tentara yang melintas tanpa menyalakan lampu mobil. Sehari
kemudian, masyarakat mendatangi Kepolisian Sektor Paniai dan
komando rayon militer untuk meminta penjelasan. Terjadi kerusuhan
yang dibalas dengan tembakan oleh aparat. Lima warga sipil tewas.

Anggota Komnas HAM, Choirul Anam, berharap kejaksaan bisa


membawa kasus tersebut ke pengadilan hak asasi. “Presiden sendiri
yang berjanji kasus itu akan dituntaskan.”

Kekerasan terhadap Perempuan Meningkat

KOMISI Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan mencatat


terjadi kenaikan jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan pada
2019. Sepanjang tahun lalu, terjadi 431.471 kasus atau meningkat 6
persen dari tahun sebelumnya sebanyak 406.178 kasus.

Menurut Komisioner Komnas Perempuan Mariana Amiruddin, selama


12 tahun terakhir, kekerasan terhadap perempuan meningkat hampir
800 persen. “Kondisi perempuan di Indonesia jauh dari rasa aman,”
ujar Mariana pada Jumat, 6 Maret lalu.

Kekerasan terhadap anak pun meningkat 65 persen dari sebelumnya


571 kasus pada 2018 menjadi 1.417. Begitu pula kasus kekerasan
seksual terhadap perempuan disabilitas meningkat 47 persen.
“Mayoritas pelaku tidak teridentifikasi,” kata komisioner lain, Bahrul
Fuad.

Kode Etik Baru KPK

KOMISI Pemberantasan Korupsi bakal memiliki kode etik baru.


Nantinya para pemimpin dan pegawai KPK diperbolehkan berbagai
informasi, pengetahuan, dan data dengan lembaga lain. Aturan ini
tidak berlaku untuk data dan informasi yang bersifat rahasia. “Kami
cantumkan dasar baru, yaitu sinergi,” ujar Ketua Dewan Pengawas
KPK Tumpak Hatorangan Panggabean, Kamis, 5 Maret lalu.

Tumpak mengatakan tujuan sinergi itu untuk meningkatkan


efektivitas pemberantasan korupsi. Ia menyangkal jika data disebut
merupakan kompromi dalam penanganan perkara. Menurut Tumpak,
kode etik itu juga merupakan penyesuaian dari undang-undang KPK
yang baru.

Dewan Pengawas telah mengajukan kode etik ini kepada pimpinan


KPK agar berlaku di lingkup internal lembaga antirasuah. Peneliti
dari Indonesia Corruption Watch, Kurnia Ramadhana, mengatakan
seharusnya kode etik itu juga mengatur batas waktu penanganan
pelanggaran etik.
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi rencana ibu kota baru di Sepaku, Penajam
Paser Utara, Kalimantan Timur, 17 Desember 2019. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho
Gumay

Calon Pemimpin Ibu Kota Baru

PRESIDEN Joko Widodo mengatakan akan meneken peraturan


mengenai Badan Otorita Ibu Kota Baru di Penajam Paser Utara-Kutai
Kartanegara, Kalimantan Timur. Lembaga itu nantinya akan dipimpin
seorang pejabat setingkat menteri. “Kandidatnya ada banyak,” ujar
Jokowi, Senin, 2 Maret lalu.

Menurut Jokowi, calon kepala badan otorita itu adalah Menteri Riset
dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, Komisaris Utama PT
Pertamina Basuki Tjahaja Purnama, Direktur Utama PT Wijaya Karya
Tumiyana, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. “Akan
segera diputuskan,” kata Jokowi.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa


menuturkan, badan otorita bertugas mengawal persiapan,
pembangunan, hingga pemindahan ibu kota dari Jakarta. Badan
otorita juga bakal diberi kewenangan mengelola tanah dan lahan,
proses pembangunan, hingga kerja sama dengan pihak lain.


Tak Ada Harapan Stimulus
majalah.tempo.co
2 mins read

Tak Ada Harapan Stimulus

M
AKIN jelas, kesehatan pasar finansial global sekarang
sepenuhnya bergantung pada infus stimulus dari bank
sentral. Naik-turunnya harga saham yang begitu tajam di
Wall Street mencerminkan ketergantungan itu. Bahkan bukan lagi
sekadar ketergantungan, mungkin itu sudah sampai pada tingkat
kecanduan.

Pada akhir Februari lalu, menghitung dampak wabah Covid-19, harga


saham bertumbangan. Rontoknya bursa hanya bisa tertahan oleh
adanya pernyataan dari berbagai bank sentral di seluruh dunia bahwa
mereka akan menyuntikkan stimulus untuk menyelamatkan pasar.
Rabu, 4 Maret lalu, sehari setelah The Federal Reserve benar-benar
menurunkan bunga rujukannya setengah persen, pasar langsung larut
dalam eforia. Indeks S&P 500 naik 4,2 persen dalam sehari saja.
Seperti halnya pemakai narkotik yang sudah kecanduan, pasar
ternyata memerlukan stimulus lebih besar. Itu terlihat ketika Kamis,
5 Maret lalu, harga saham rontok lagi. S&P 500 terpangkas 3,4 persen
dalam sehari. Penurunan bunga setengah persen rupanya tak cukup
karena ancaman datangnya resesi kian nyata. Itu tecermin dari
penurunan tajam yield obligasi jangka panjang pemerintah Amerika
Serikat pada hari itu. Imbal hasil obligasi Amerika berjangka 10 tahun
sempat terperosok ke rekor terendah, yakni 0,897 persen.
Merosotnya yield obligasi jangka panjang merupakan cermin masa
depan ekonomi yang suram, tercekik datangnya resesi.

Kesimpulannya: stimulus bank sentral mungkin sudah sampai pada


batas maksimal. Jika ekonomi riil memang benar-benar terpukul
sedemikian parah, harga saham pada akhirnya harus mencerminkan
kondisi ini. Stimulus bunga rendah ataupun pasokan likuiditas dari
bank sentral hanya akan menjadi pupur—bisa membuat cantik, tapi
juga mudah luntur.

Kondisi yang sama menimpa Indonesia. Di pasar finansial, naik-


turunnya rupiah dan harga saham masih bergantung sepenuhnya
pada sentimen di pasar global. Dampak penurunan bunga The Fed,
Selasa, 3 Maret lalu, juga cuma bertahan sehari. Ketika Wall Street
terpukul karena jatuhnya imbal hasil obligasi jangka panjang, rupiah
dan indeks harga saham gabungan pun ikut terperosok lagi.

Persoalan lebih pelik justru ada pada sektor riil. Sudah terbukti,
penurunan bunga acuan Bank Indonesia tidak bisa langsung berefek
pada penurunan suku bunga pinjaman. Industri perbankan kini malah
harus bersiap mengatasi melonjaknya kredit bermasalah. Sia-sia pula
jika pemerintah mendorong-dorong penurunan bunga melalui
pernyataan pejabat.

Pemerintah juga tidak berada pada posisi kuat untuk menyuntikkan


stimulus dari anggaran negara. Kemampuan keuangan pemerintah
justru melemah tahun ini. Defisit penerimaan pajak, yang tahun lalu
mencapai Rp 241,1 triliun, bisa dipastikan akan jauh melebar.
Penerimaan pemerintah dari jatah minyak bumi pun bakal merosot
karena harga minyak dunia ikut terpukul wabah. Jumat, 6 Maret lalu,
harga minyak Brent patokan di pasar internasional terpuruk ke US$
49,32 per barel, jauh di bawah patokan harga minyak dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2020 yang sebesar US$ 63
per barel.

Walhasil, defisit anggaran tahun ini akan menjadi persoalan serius


jika pemerintah tak berhati-hati. Belum lagi masalah utang badan
usaha milik negara yang terus melembung gendut. Memaksakan diri
membangun dalam skala raksasa, apalagi menggunakan utang, dalam
situasi seperti sekarang jelas hanya akan membawa malapetaka.

Memaksakan aturan omnibus yang sangat kontroversial untuk


memudahkan gerak ekonomi juga bukan langkah tepat. Masih ada
pilihan kebijakan yang dapat segera diambil untuk mendorong
aktivitas ekonomi secara riil. Misalnya, pemerintah membabat
berbagai aktivitas berbau rente yang membebani ekonomi. Contoh
lain: kemudahan ekspor-impor yang sudah diterapkan juga efektif
membantu perputaran roda ekonomi. Sepatutnya, ketika ekonomi
sedang terancam sakit, pemerintah mengalah memberikan
kelonggaran kepada dunia usaha.


Muhyiddin Yassin dilantik
sebagai Perdana Menteri
Malaysia.
majalah.tempo.co
4 mins read

• Pakatan Harapan meminta sidang pemungutan suara dukungan terhadap

Muhyiddin.

• Menandai kembalinya UMNO setelah kalah dalam pemilihan umum 2018.

T
AN Sri Muhyiddin Yassin sadar pemilihannya sebagai
perdana menteri menuai kontroversi. “Saya tahu ada orang
yang marah kepada saya. Seperti sudah bisa diduga,
beberapa orang menyebut saya pengkhianat,” kata Muhyiddin dalam
pidato pertamanya di depan publik yang disiarkan stasiun televisi
nasional Malaysia, Selasa, 3 Maret lalu. “Hati nurani saya jelas bahwa
saya di sini untuk menyelamatkan negara dari krisis yang
berkepanjangan.”

Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Abdullah Ri’ayatuddin Al-


Mustafa Billah Shah melantik Presiden Partai Pribumi Bersatu
Malaysia itu sebagai perdana menteri menggantikan Mahathir
Mohamad, Ahad, 1 Maret lalu. “Beri saya kesempatan menggunakan
40 tahun pengalaman saya dalam politik dan pemerintahan untuk
mengarahkan Malaysia ke kejayaan,” ucap Muhyiddin, yang kini
memimpin pemerintahan koalisi Perikatan Nasional bersama
Organisasi Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam Se-Malaysia
(PAS).

Tudingan pengkhianatan disampaikan Mahathir Mohamad, mantan


perdana menteri yang juga pemimpin Partai Bersatu. Kisah bermula
dari peristiwa 23 Februari lalu, saat Partai Bersatu memutuskan
keluar dari koalisi pemerintahan Pakatan Harapan. Partai ini,
bersama Wakil Ketua Partai Keadilan Rakyat (PKR) Azmin Ali,
bertemu dengan anggota parlemen oposisi di Hotel Sheraton Petaling
Jaya dan menggagas pembentukan koalisi Perikatan Nasional.

Petinggi Pakatan Harapan menilai pertemuan Sheraton itu sebagai


pengkhianatan tingkat tinggi oleh petinggi PKR dan Partai Bersatu.
Keluarnya Partai Bersatu, yang memiliki 66 suara di parlemen, dan
PKR kubu Azmin dengan 11 suara membuat pemerintahan koalisi
Pakatan Harapan cuma didukung 92 suara, kurang dari mayoritas
sederhana 112 suara. Manuver Partai Bersatu dan Azmin itu praktis
mengakhiri pemerintahan Pakatan, yang belum genap berusia dua
tahun.

Muhyiddin dipilih dengan keyakinan dia akan mendapat suara


mayoritas di Dewan Rakyat, parlemen negeri itu. Menurut Sekretaris
Jenderal PAS Datuk Takiyuddin Hassan, Muhyiddin mendapat
dukungan 114 dari 222 anggota parlemen. Pakatan Harapan
mempertanyakan klaim itu. Pakatan, yang awalnya mendukung
Anwar Ibrahim tapi kemudian berbalik menyokong Mahathir, juga
mengklaim memiliki dukungan 114 suara.

Menurut Mustafa Izzuddin, akademikus dan analis politik negeri jiran


itu, Yang di-Pertuan Agong menunjuk Muhyiddin dengan keyakinan
dia memiliki lebih banyak dukungan dari anggota parlemen daripada
Mahathir atau Anwar. “Yang di-Pertuan Agong mungkin juga merasa
bahwa dia perlu bergerak cepat karena ada masalah mendesak yang
dihadapi negara yang membutuhkan pemerintah yang efektif untuk
mengatasinya,” tuturnya.
Hari pertama Muhyiddin Yassin sebagai Perdana Menteri Malaysia di Kantor
Perdana Menteri di Putrajaya, 2 Maret 2020. REUTERS/Malaysia Information
Department/Nizam Zanil

Keputusan Raja itu tak mengakhiri drama politik Malaysia. Mahathir


dan Pakatan akan mengajukan permintaan pemungutan suara
dukungan terhadap Muhyiddin dalam sidang pertama Dewan Rakyat,
yang awalnya direncanakan digelar pada 8 Maret. “Kami akan
mengajukan mosi tidak percaya terhadap Muhyiddin,” ujar Sekretaris
Jenderal Pakatan Harapan yang juga Sekretaris Jenderal PKR,
Saifuddin Nasution Ismail, kepada Tempo, Kamis, 5 Maret lalu.

Pakatan dan Mahathir harus bersabar untuk menantang Muhyiddin


karena jadwal sidang diundurkan menjadi 18 Mei. Penundaan itu,
kata Kantor Perdana Menteri, bertujuan memberikan waktu yang
cukup kepada kabinet untuk memahami tugas-tugas kementerian dan
departemen masing-masing.

Saifuddin menyebut pengunduran ini sebagai taktik mengulur-ulur


waktu yang merupakan buntut dari kesulitan menyusun kabinet, yang
harus mengakomodasi semua partai pendukung. “Pada saat yang
sama, dia akan menggunakan waktu ini untuk menggunakan taktik
‘carrot and stick’ terhadap anggota parlemen, yang tujuannya
membuat kocar-kacir dukungan dan kekompakan Pakatan Harapan,”
ujarnya.

Menurut Mustafa, jika Muhyiddin tak lolos dalam sidang pemungutan


suara dukungan di Dewan Rakyat, hal itu akan membuka pintu bagi
Pakatan Harapan untuk membentuk pemerintahan baru lagi.
“Muhyiddin mungkin hanya akan menunda sampai dia bisa mendapat
mayoritas suara sehingga dapat menghindari atau menahan mosi
tidak percaya,” tuturnya.

Naiknya Muhyiddin ini memicu kekhawatiran akan kembalinya


UMNO, partai yang berkuasa di Malaysia lebih dari 60 tahun, ke
panggung politik utama Malaysia. Kelangsungan pengusutan kasus
korupsi yang menyeret petinggi UMNO, termasuk mantan perdana
menteri dan eks Presiden UMNO, Najib Razak, juga menjadi tanda
tanya. Pakar politik Awang Azman Awang Pawi dari Institute of Malay
Studies menilai kekhawatiran itu beralasan. Menurut Azman,
pengangkatan Muhyiddin pasti akan “mengembalikan politik UMNO...
ke politik arus utama”.

Langkah Muhyiddin, yang membawa Partai Bersatu keluar dari koalisi


Pakatan Harapan, tak sepenuhnya mengejutkan. Seperti disampaikan
Saifuddin, sebagian besar kader Partai Bersatu memang orang UMNO.
Muhyiddin, yang lahir pada 15 Mei 1947 di Muar, juga meniti karier
panjang politiknya di UMNO, partai yang didirikan Onn Jaafar pada 11
Mei 1946.

Setahun setelah meraih gelar sarjana studi ekonomi dan Melayu di


Universiti Malaya pada 1970, Muhyiddin bergabung dengan UMNO. Ia
menjadi anggota UMNO Pagoh selama lima tahun sebelum terpilih
sebagai Kepala Pemuda dan Sekretaris Divisi Pagoh UMNO pada 1976.

Pada usia 31 tahun, ia memenangi kursi parlemen dari daerah


pemilihan Pagoh dalam pemilihan umum 1978. Muhyiddin
mempertahankan kursi dari daerah pemilihan ini, sebuah kota yang
tenang di Johor utara, selama delapan periode. Menurut Channel
News Asia, Muhyiddin dikenal masyarakat sekitar sebagai “orang kuat
Pagoh” dan mengawasi pengembangan pusat pendidikan senilai 1
miliar ringgit di kota itu.

Muhyiddin juga punya karier panjang dalam pemerintahan. Pada


1982, dia terpilih menjadi Wakil Menteri Wilayah Federal dan Ketua
Pemuda Johor UMNO serta bergabung dengan Komite Eksekutif
Pemuda UMNO. Setahun kemudian, ia menjadi Wakil Menteri
Perdagangan dan Industri.
Pada 1984, ia menjadi Ketua UMNO Pagoh, mengalahkan mantan
Menteri Besar Johor, Tan Sri Othman Saat. Dua tahun kemudian,
Muhyiddin memenangi kursi legislatif Negara Bagian Bukit
Serampang dan menjadi Menteri Besar Johor. Dia juga menjadi ketua
badan penghubung UMNO Johor saat itu. Pada 1990, ia memasuki
masa jabatan keduanya sebagai Menteri Besar Johor, tapi tidak
beruntung dalam pemilihan Wakil Presiden UMNO karena kalah oleh
Anwar Ibrahim. Tiga tahun kemudian, barulah Muhyiddin terpilih
sebagai Wakil Presiden UMNO.

Muhyiddin mendapat pos di berbagai kabinet pemerintahan. Dia


pernah menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga serta Menteri Dalam
Negeri di kabinet Mahathir Mohamad serta Menteri Pertanian di
kabinet Abdullah Ahmad Badawi. Di kabinet Najib Razak, dia pernah
menjabat Menteri Pendidikan dan Wakil Perdana Menteri.

Pada 2010, ia menyatakan, “Saya pertama-tama Melayu.” Pernyataan


ini merupakan tanggapan terhadap pemimpin Partai Aksi Demokratik
(DAP) Lim Kit Siang yang menantangnya menyatakan ia lebih dulu
menjadi “orang Melayu” atau “orang Malaysia”. Namun Muhyiddin
menambahkan bahwa dia tentu masih “orang Malaysia”. Pernyataan
ini memicu kontroversi karena ia dianggap mendahulukan Melayu
ketimbang Malaysia.

Muhyiddin memegang jabatannya sampai 2015, ketika dia akhirnya


dicopot dari posisi Wakil Perdana Menteri Malaysia karena
mempertanyakan keterlibatan Najib Razak dalam skandal korupsi
1Malaysia Development Berhad. Dia juga kerap secara terbuka
mengkritik pemerintah Najib, sikap yang kemudian membuatnya
didepak dari UMNO bersama putra Mahathir, Datuk Mukhriz
Mahathir.

Muhyiddin kemudian bergabung dengan Mahathir, yang juga


meninggalkan UMNO pada waktu yang sama, untuk membentuk
Partai Pribumi Bersatu Malaysia pada 6 September 2016. Partai itu
lalu bergabung dengan PKR, Amanah, dan DAP dalam koalisi Pakatan
Harapan. Koalisi ini menang dalam pemilihan umum 2018 dan
membentuk pemerintahan. Tapi koalisi tersebut bubar karena Partai
Bersatu memilih keluar dan kembali bergandengan tangan dengan
UMNO.

ABDUL MANAN (REUTER, CAN, MALAY MAIL, SCMP,


STRAITS TIMES )

Tulang Logam Rasa Lokal
majalah.tempo.co
1 min read

• Kebutuhan implan tulang di Indonesia tinggi, tapi sebagian besar produk yang

beredar adalah hasil impor.

• Dosen ITS Surabaya memodifikasi struktur mikro logam untuk membuat

material implan tulang yang kokoh.

• Kekuatan implan tulang lokal ini sudah setara dengan produk impor dari Eropa.

S
EBAGIAN besar implan tulang yang beredar di Indonesia
adalah produk impor. Kualitas produk implan yang diproduksi
di dalam negeri masih tertinggal dibanding material impor
yang dibuat di Eropa dan Amerika. “Impor implan tulang di Indonesia
mencapai 95 persen,” kata dosen Departemen Teknik Mesin Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Fahmi Mubarok.

Kebanyakan produk implan lokal, menurut Fahmi, sudah


menggunakan standar industri. Dia dan timnya lalu mengembangkan
material implan mengacu pada American Standard Testing and
Material (ASTM), yang menjadi patokan produksi untuk memenuhi
kebutuhan implan lokal. “Komposisi kimia, isi, dan kekuatannya
sesuai dengan standar medis ASTM,” ujar Fahmi pada Sabtu, 29
Februari lalu.

Penelitian yang dilakukan tim di Laboratorium Metalurgi ITS itu


mengkaji implan bermaterial logam yang dapat digunakan dalam
dunia medis. Menurut Fahmi, kebutuhan implan tulang di Indonesia
meningkat karena banyaknya kecelakaan lalu lintas dan korbannya
mengalami patah tulang. Adapun tulang buatan yang dikembangkan
dalam riset ini adalah tipe implan sementara.

Penelitian yang juga melibatkan para mahasiswa itu menggunakan


metode thermal-cycling. Metode ini berfokus pada pengaruh variasi
suhu yang bisa meningkatkan kualitas material implan. Dengan
proses ini, struktur mikro material bisa dimodifikasi sehingga
kekuatan implan makin tangguh.

Fahmi dan timnya bekerja sama dengan PT Pelopor Teknologi


Implantindo, Mojokerto, Jawa Timur, untuk memproduksi implan
berbahan stainless steel. Proses pembuatan implan tulang dilakukan
sejak 2018 di fasilitas pengecoran material perusahaan. Sebelum
dipakai, implan tersebut melewati tiga tahap pengujian, tes praklinis,
dan tes klinis. Jika semuanya lolos, tim akan meminta izin
Kementerian Kesehatan untuk mengedarkannya.

Tulang logam tersebut membantu pasien yang selama ini


menggunakan implan impor dengan harga mahal. Harganya
dibanderol sekitar Rp 1 juta per unit. Tim juga membuat jenis implan
sementara, yang lebih banyak dipakai. Operasi pemasangan implan di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo, Surabaya, saja bisa
mencapai 30 kali dalam sepekan. “Implan permanen lebih jarang,
dalam setahun kadang-kadang 7-10 kali saja,” kata Fahmi.

Tahun lalu Fahmi dan koleganya juga menggagas pembuatan implan


permanen yang bersih dari nikel. Pasalnya, implan baja nirkarat saat
ini masih mengandung nikel, yang membuat penggunanya mengalami
iritasi dan gatal ketika bersinggungan dengan peralatan berbahan
sama.

Fahmi mengatakan sudah ada lembaga donor yang bersedia


membiayai produksi implan permanen tersebut. Kelebihan implan
permanen ialah bisa dipakai sampai lebih dari 10 tahun, jauh lebih
lama daripada implan temporer yang hanya 2 tahun. “Ini di Indonesia
belum ada, tapi target kami 2020 ini harus sudah produksi,” ujarnya.

120 Tahun Tjamboek
Berdoeri
majalah.tempo.co
11 mins read

P
eringatan 120 tahun kelahiran jurnalis legendaris asal Malang,
Jawa Timur, Kwee Thiam Tjing alias "Tjamboek Berdoeri”
dirayakan pada pada 23 Februari 2020 lalu dengan sebuah
perjalanan napak tilas di kota kelahirannya. Dia adalah saksi sejarah
berbagai momentum penting bangsa kita.

Kwee Thiam Tjing alias Tjamboek Berdoeri./Buku


Indonesia Dalem Api Dan Bara

KWEE Thiam Tjing, jurnalis keturunan Cina yang tumbuh dan tinggal
di Malang, Jawa Timur, mempunyai beberapa nama pena sebagai
penulis lepas di sejumlah media. Di antaranya Tjamboek Berdoeri,
merek sabun Alutoi, juga Tangan Majit, yang dipakainya sesuai
dengan kebutuhan.
Thiam Tjing, yang lahir pada 9 Februari 1900, adalah saksi yang
mencatat tragedi pembantaian puluhan orang Cina di Mergosono
serta pembumihangusan Malang pasca-Agresi Militer I Belanda pada
Juli 1947. Ratusan—ada yang menyebutkan ribuan—bangunan di kota
itu diluluhlantakkan kelompok revolusioner agar tak jatuh ke tangan
Belanda.

Thiam Tjing menuliskan reportasenya dengan “basah” dalam buku


Indonesia dalem Api dan Bara serta artikel yang dimuat sejumlah
surat kabar lokal. Saat sudah sepuh, Thiam Tjing lewat nama samaran
Tjamboek Berdoeri berani mengungkap nama pembunuh yang
menurutnya bertanggung jawab dalam tragedi Mergosono.

Titik-titik penting Malang yang ditulis Thiam Tjing kembali ditelusuri


dalam tur “Napak Tilas 120 Tahun Kwee Thiam Tjing alias Tjamboek
Berdoeri” pada 23 Februari 2020.

***

DENGAN sepeda, Kwee Thiam Tjing, 47 tahun, memboncengkan


bibinya. Dua arek ini keluyuran, sementara Malang pada saat itu, 21
Juli 1947, tengah membara. Dari rumah mereka di bagian selatan
Malang, Thiam Tjing mengayuh sepeda hingga ke pusat kota, tepatnya
ke Balai Kota, yang berhadapan dengan Taman Jan Pieterszoon (Jan
Pieterszoon Coenplein). Kawasan yang dibangun Belanda pada 1922
setelah Malang menjadi kotamadya (gemeente) itu vital karena
merupakan pusat pemerintahan. Di sekitarnya terdapat gedung
Hogere Burgerschool yang sekarang menjadi sekolah menengah atas
negeri, kediaman panglima militer, Hotel Splendid, dan kantor Dinas
Topografi.

Mereka memutari Alun-alun Bundar, yang kini disebut warga


Bundaran Tugu. Berseliweran begitu, nyali Thiam Tjing sebenarnya
tak tebal-tebal amat. Apalagi yang terbakar di depan matanya adalah
bangunan sebesar Balai Kota. Begitu pula bibinya, yang waswas
terkena ledakan dan pecahan kaca dari gedung. Namun rasa
penasaran mendorong Thiam Tjing menerabas huru-hara. Dia pergi
setelah ikut mengamankan sanaknya ke area pecinan di dekat
Kelenteng Eng An Kiong. Namun keingintahuan dan kenekatannyalah
yang membuat reportasenya sebagai jurnalis begitu “basah” dan
mendalam. “Mereka menjadi saksi pembumihangusan Malang,” kata
sejarawan Pusat Studi Budaya dan Laman Batas Universitas
Brawijaya, F.X. Domini B.B. Hera, yang biasa disapa Sisco, di Malang,
akhir Februari lalu.
Kelompok revolusioner memakai taktik bumi hangus ketika kalah
dalam serangan besar-besaran tentara Belanda pada Juli 1947.
Instruksi itu diteken Panglima Divisi VII/Untung Suropati Jenderal
Mayor Imam Soedja’i. Api kemudian melahap sejumlah bangunan
monumental di Malang. Salah satunya Balai Kota. Pertimbangannya,
marka tanah Kota Malang itu adalah simbol supremasi politik sipil.
Sisco menduga bangunan itu dihancurkan sebagai penanda bahwa
gedung pemerintahan tak boleh jatuh ke tangan Belanda. Gedung
Balai Kota baru dibangun kembali pada 1952 dan diresmikan Presiden
Sukarno tahun berikutnya.

Kwee Thiam Tjing bersama pacar yang kemudian menjadi istrinya, Nie Hiang Nio, di
depan Gedung Societeit, Jalan Buring, Malang, 1930-an./ Buku Indonesia Dalem Api
Dan Bara

Lebih dari 70 tahun berlalu, lanskap Malang tak betul-betul berubah.


Setidaknya tak berbeda jauh dengan yang dituliskan Thiam Tjing
dalam bukunya, Indonesia dalem Api dan Bara, dan kumpulan
reportasenya dalam Menjadi Tjamboek Berdoeri. Dalam dua buku itu,
Thiam Tjing, wartawan lepas sejumlah surat kabar, mencatatkan
semua peristiwa yang dia lihat dan alami langsung. Bahasanya legit.
Ia runtut bertutur, tenang, kadang jenaka, dan meretas jarak sehingga
obyektif. Termasuk saat ia menuliskan peristiwa pembakaran Balai
Kota dan kondisi Malang dalam tragedi Mergosono, yang kemudian
disusuri lagi dalam tur “Napak Tilas 120 Tahun Kwee Thiam Tjing
alias Tjamboek Berdoeri” di Malang, 23 Februari 2020.

Hajatan Komunitas Bambu yang dipandu Sisco itu ingin melihat lagi
proses revolusi Indonesia, termasuk praktik pembumihangusan
Malang lewat lensa mata Kwee Thiam Tjing alias Tjamboek Berdoeri.
“Ini penting agar kita bisa menjaga memori soal dekolonialisasi, juga
menggali lagi apa yang mungkin tercecer dan belum diketahui banyak
orang,” ujarnya. Selama tur, Sisco dan sejarawan Komunitas Bambu,
JJ Rizal, menuturkan relevansi tiap lokasi yang disambangi baik
dengan Tjamboek Berdoeri maupun kondisi Malang sebelum dan
sesudah kemerdekaan.
Balai Kota menjadi destinasi pertama karena merupakan pusat kota,
dan di sinilah kita bisa menangkap pemandangan hilir-mudik warga
kota dengan leluasa. Dari balkon lantai kedua Balai Kota, kita juga
bisa menikmati siluet Gunung Arjuna di kejauhan serta deretan pohon
rimbun yang ditanam lebih dari seabad lalu. Dari Balai Kota, tur yang
diikuti belasan orang dari beragam latar belakang profesi ini
menyambangi Wisma Tumapel, Plaza Sarinah Malang, Kelenteng Eng
An Kiong, Rumah Sakit Panti Nirmala, Cor Jesu, dan Hotel Shalimar.

Penduduk etnis Tionghoa dipaksa pindah ke daerah Blimbing, Malang, oleh TNI,
sekitar 1947-1948./ Buku Indonesia Dalem Api Dan Bara

Sebagian tur dilakoni dengan berjalan kaki karena jarak satu titik
dengan yang lain relatif dekat, kadang menumpang mobil angkutan
kota. Namun, karena hanya sehari, sejak pagi hingga sore, tur
melewatkan sejumlah lokasi penting yang beberapa kali muncul
dalam buku Thiam Tjing. Misalnya rumah pertamanya di Jalan
Sulawesi (Celebestraat), rumah keduanya di Blimbing yang kini
menjadi Hotel Megawati, Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru,
Museum Brawijaya, juga makam Tentara Republik Indonesia Pelajar
(TRIP).

Di Museum Brawijaya, tersimpan tank AM Track yang ditunggangi


serdadu Belanda dalam Agresi Militer. “TRIP berhasil membunuh
pengemudi dan merampas tank ini,” tutur pemandu museum, Hasan
Bukhori, saat ditemui pada akhir Februari lalu. Sejarawan Universitas
Negeri Malang, M. Dwi Cahyono, menjelaskan bahwa pertempuran
terjadi di sepanjang Jalan Salak. Sebanyak 35 prajurit TRIP gugur
dihantam meriam dan granat musuh. Jenazah para prajurit itu
dimakamkan dalam satu liang lahad di kompleks pemakaman TRIP.
Namun bagian itu tak ditulis Thiam Tjing. Sisco menduga
penyebabnya adalah Thiam Tjing tak bisa menjangkau wilayah
pertempuran atau ia berfokus pada keselamatan keluarganya.

Pengumpul naskah sekaligus editor buku Menjadi Tjamboek Berdoeri,


Arief W. Djati, menganggap napak tilas titik-titik utama kehidupan
Thiam Tjing penting sebagai refleksi perjalanan revolusi negeri ini.
Terlebih sebagai jurnalis, Thiam Tjing gigih menyusuri banyak tempat
dan menjadi tangan pertama yang menuliskan tragedi pembantaian
puluhan orang Tionghoa di Mergosono. “Setelah dia ‘berteriak’, baru
organisasi Tionghoa pada masanya merespons,” ucapnya.

Sampul buku Menjadi Tjamboek Berdoeri, Memoar Kwee Thiam Tjing./KITLV

Arief menganggap kelihaian serta ketajaman Thiam Tjing dalam


menulis terasah oleh jam terbang. Bapak seorang putri itu juga punya
trik “jembatan keledai” yang bisa memantik ingatan lamanya dalam
menuliskan satu peristiwa. Adapun keberanian Thiam Tjing, Arief
melanjutkan, pada masa itu bisa dibilang susah ditandingi. “Dia
nekat, walau beberapa kali masuk bui karena tersandung delik pers
dan terkena banyak dakwaan,” ujar Arief, yang tengah menyusun
buku biografi Kwee Thiam Tjing.

Penjara tak menumpulkan sikap kritis Thiam Tjing. Ia bahkan makin


vokal ketika menulis untuk harian Indonesia Raya milik Mochtar
Lubis dengan nama samaran. Selain Tjamboek Berdoeri, ada belasan
nama pena yang dipakai Thiam Tjing, yang sempat sepuluh tahun
tinggal di Malaysia. Di antaranya Indonesier, yang ia pakai saat
menulis soal Aceh; Tangan Mayit, yang ia gunakan untuk mengungkap
rahasia keluarga; juga merek sabun ketika itu, Alutoi.

•••

WISMA Tumapel, yang dulu bernama Hotel Splendid, menjadi


persinggahan kedua tur Tjamboek Berdoeri. Hotel bergengsi pada
masanya ini berada di sebelah barat Balai Kota dan bisa digapai
dengan berjalan kaki dari Alun-alun Bundar. Begitu tiba di kawasan
yang kini dikelola Universitas Negeri Malang itu, kita akan sulit
mencium jejak kedahsyatan masa lalu Wisma Tumapel. Bangunan ini
terlihat sedang dalam perbaikan dengan bekas semen di lantai dan
cat temboknya yang baru. Bahkan kosen dan daun jendelanya yang
berbahan kayu solid tampak gres. Garis usianya pun kabur oleh
lapisan ubin dan plafon anyar.

Rekonstruksi bangunan berumur 94 tahun ini disayangkan Sisco.


“Untuk sebuah bangunan bersejarah, renovasi Wisma Tumapel
semestinya tidak sampai mengubah fisik,” tuturnya. Dalam perbaikan
ini, Wisma Tumapel pun mendapat tambahan ornamen, seperti
kubah, serta kaca jendela baru. Sementara dulu berwarna-wani, kaca
jendelanya kini hanya polos transparan.

Wisma Tumapel menjadi destinasi kedua tur karena, di tengah


kecamuk perang, Kwee Thiam Tjing dan bibinya melewati ruas Jalan
Tumapel dengan bersepeda. Keduanya sempat menengok ke arah
bangunan ini sembari ngebut menggowes sepeda meninggalkan pusat
kota. Ketika itu, Hotel Splendid bernama Hotel Negara. Hotel itu
dibangun pada masa penjajahan Belanda dan terbagi menjadi dua.
Yang pertama masih menjadi Hotel Splendid hingga kini. Sedangkan
bagian kedua beberapa kali beralih fungsi, termasuk menjadi kantor
pemerintahan Kota Malang pada 1944.

Satu dekade setelahnya, Wisma Tumapel menjadi tempat tinggal


dosen Universitas Airlangga sampai kemudian difungsikan sebagai
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Malang yang
diresmikan Menteri Pendidikan ketika itu, Mohammad Yamin. Yamin
adalah kerabat Sutan Adam Bachtiar, rektor pertama IKIP Malang.
Walau bangunan tersebut terus beralih fungsi, hingga kini warga
setempat masih menyebut daerah sekitarnya Splendid.

Sisa kejayaan Wisma Tumapel baru terendus bila kita sejenak


berdiam di lorong lantai dua bangunan tersebut. Suara bising
kendaraan bermotor di luar pagar digantikan bunyi aliran air kali
yang menenangkan. Dan, bila melongok ke bawah, kita tak cuma bisa
menjumpai bantaran Sungai Brantas, tapi juga pepohonan lebat yang
menyejukkan. Kamar-kamar di area ini dulu menyandang gengsi
berbeda karena pengunjung mendapat suguhan audio dan visual
sekaligus. “Bentang bunyi di sini memang istimewa, tak bisa
ditemukan di hotel besar lain di Malang,” kata Sisco.

Pada awal beroperasi, Hotel Splendid dipimpin pebisnis hotel Belanda


bernama Christian Mulie. Di bawah Mulie, Hotel Splendid menjadi
tempat favorit untuk pertemuan asosiasi pengusaha, seperti pebisnis
gula dan tembakau. Banyak juga yang datang dan menginap di sana
untuk berlibur. Terlebih Malang punya bentang alam elok yang
membuatnya dijuluki Paris van East Java. Tarif menginap di kamar-
kamar berfasilitas mewah Hotel Splendid berkisar 5-9 gulden.
Adapun tarif parkir garasi mobil di sana setengah gulden. “Tergolong
mahal pada zamannya,” ujar Sisco. Namun, sayangnya, garasi itu
dihancurkan dalam perbaikan yang berlangsung sejak 2016. Kini,
Universitas Negeri Malang sedang menjajaki kerja sama dengan
manajemen Hotel Ubud untuk pengelolaan gedung berbasis warisan
budaya.

•••

MALANG pada 1940-an disibukkan oleh urusan skala nasional. Pada


November 1946, kota ini menjadi tuan rumah kongres kedua Partai
Sosialis Indonesia. Pada 1947, giliran kongres Badan Pekerja Komite
Nasional Indonesia Pusat berlangsung di Societeit Concordia, tempat
nongkrong dan dansa-dansi yang kini menjadi Plaza Sarinah. Kongres
itu memutuskan sikap Indonesia terhadap Perjanjian Linggajati. Pada
tahun yang sama, di Malang digelar kongres pertama Sentral
Organisasi Karyawan Seluruh Indonesia dan kongres kedua Persatuan
Wartawan Indonesia, yang menunjuk Usmar Ismail sebagai ketua.

Dengan adanya sekian banyak kegiatan, otomatis banyak tokoh


penting keluar-masuk Malang pada masa itu. “Arus mobilitas entah
sipil, politik, militer, intensif sekali,” ucap Sisco. Namun derap itu
mendadak terhenti ketika Belanda berhasrat menduduki sejumlah
titik di Indonesia. Kebanyakan daerah itu adalah kota pelabuhan,
seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, juga Cirebon. Di antara titik-
titik tersebut, Malang, yang dulu ibu kota Karesidenan Pasuruan,
adalah satu-satunya daerah pedalaman yang diincar Belanda. Salah
satu alasannya, kota ini menjadi jalur penting distribusi sejumlah
komoditas, seperti kopi dan tembakau. Hal ini pula yang membuat
Malang punya banyak stasiun kereta api.

Hotel Splendid Malang, 1920./ kltv

Setelah itu, ruang publik di Malang seperti menjadi ajang


pertarungan wacana. Ketika Belanda menguasai Malang, pohon
beringin di alun-alun ditebang untuk digantikan dengan jalur trem. Di
dekat sana juga didirikan tugu bertulisan nama-nama orang Belanda
yang tewas dalam perebutan kekuasaan di Malang. Saat Indonesia
kembali berkuasa, tugu itu dihancurkan. Kontestasi ruang juga terjadi
di Taman Chairil Anwar di Kayutangan. Pada masa Belanda, taman itu
disulap dengan pajangan foto Ratu Wilhelmina untuk merayakan
ulang tahunnya. “Ini seperti simbol penaklukan kolonial atas rakyat,”
kata Sisco. Kwee Thiam Tjing juga menuliskan soal ini dalam buku
Indonesia dalem Api dan Bara.

Pertarungan ruang antara gerilyawan dan Belanda juga berlangsung


di Biara Ursulin dan kompleks sekolah Cor Jesu. Petang itu, dari
rumahnya, Thiam Tjing melihat asap kelabu menyembul dari arah Cor
Jesu, yang disebutnya zusterschool atau asrama perempuan. “Dia
langsung teringat neneknya yang tinggal di sekitar situ,” kata Kepala
SMA Katolik Cor Jesu, Agatha Ariantini, saat ditemui di kantornya,
akhir bulan lalu.

Keesokan harinya, Thiam Tjing mengayuh sepeda ke sekolah Cor Jesu.


Ia menyaksikan dan mencatat bagaimana bangunan gagah itu luluh-
lantak. Saja ke Tjelaket (nama daerah Biara Ursulin dan Cor Jesu)
menjambangi Mama Tjang saja. Neneknja jang tinggal dengan saja
poenja Tjik (bibi). Sesampainja di sana ternjata doegaan saja tidak
keliru karena Zusterschool jang besar itu terbakar habis (halaman 328
Indonesia dalem Api dan Bara).

Wisma Tumapel yang dulunya adalah bagian dari Hotel Splendid Malang, 23
Februari lalu./Tempo/Isma Savitri

Sebelum kampus Cor Jesu ditelan api, pemimpin suster ketika itu,
Laurence Luther, mendapati kompleksnya ditandai dengan cat merah
oleh gerilyawan TRIP. Tanda itu ibarat penanda bara akan menyala di
sana, sebagai bagian dari perlawanan terhadap Belanda. Menurut
Agatha, tanda cat merah itu pada akhirnya menyelamatkan para
suster biara, juga siswa sekolah yang berlokasi di Jalan Jaksa Agung
Suprapto tersebut. “Tidak ada korban luka ataupun jiwa karena
semua sudah menyelamatkan diri sebelum sebagian besar area ini
rata dengan tanah,” tuturnya.
Namun peristiwa itu sangat memukul Laurence Luther dan para
biarawati yang sejak 1900 menginisiasi biara dan kapel di kompleks
tersebut. Setelah peristiwa pembakaran, yang tersisa hanya kapel
yang masih gagah hingga kini. Bangunan yang dirancang Westmaas
dari Surabaya itu segera dibangun kembali pada 1951 karena pada
zamannya menjadi pusat pendidikan di Malang. Kaidah interior dan
arsitektur yang sebelumnya digunakan diterapkan kembali. Di
antaranya ornamen berbentuk busur di jendela yang menyimbolkan
persembahan kepada Tuhan. Ubin lama pun sebagian masih
digunakan. Sebagian kecil hilang dalam proses renovasi.

Yang menukil perhatian peserta tur Tjamboek Berdoeri adalah bekas


noda di lantai lorong lobi kampus Cor Jesu. Agatha mengatakan,
sampai sekarang, tak ada penjelasan sahih tentang warna merah tua
kecokelatan di lantai tersebut. “Ada yang bilang itu bekas jilatan api,
tapi ada juga yang berspekulasi noda itu sebagai darah,” katanya.

Gedung Rumah Sakit Panti Nirmala, dulunya RS Tiong Hwa Ie Sha, di Malang, Jawa
Timur, 23 Februari lalu./Tempo/Isma Savitri

Tak hanya sekolah dan tempat ibadah, rumah sakit pun turut
dibumihanguskan kelompok revolusioner. Dalam buku Indonesia
dalem Api dan Bara, Thiam Tjing menuliskan bagaimana Rumah Sakit
Tiong Hwa Ie Sia, yang kini bernama Panti Nirmala, bergelut dengan
api. Ketua Umum Yayasan RS Panti Nirmala Himawan Loekito
menyebutkan Thiam Tjing, yang bersepeda ke arah Kota Lama,
melihat rumah sakit tersebut dibumihanguskan. Begitu pun rumah
keluarga Cina di sebelahnya. Lewat tikoengan jang mendjoeroes ke
Kidoel Pasar, kembali saja lihat ada tiga rumah Tionghoa mendjadi
oempannja api, sedangkan pabrik beras di sampingnja djoega djadi
koerban. Saja heran kenapa rumah itu pada dibakar, tapi saja tidak
pikir apa-apa (halaman 329 Indonesia dalem Api dan Bara).

RS Tiong Hwa Ie Sia ikut berperan pada masa revolusi karena


menampung para pengungsi, terutama keluarga Cina, yang menjadi
korban pertempuran Surabaya. Begitu pun dalam tragedi Mergosono,
RS ini menampung perempuan, anak-anak, juga bayi. Sedangkan para
lelaki Cina di Malang diangkut ke Mergosono serta Gadang, dan tak
pernah kembali. Keberadaan para perempuan dan anak-anak
pengungsi ini juga dikisahkan Thiam Tjing dalam Indonesia dalem Api
dan Bara. Ia menyebutkan sebagian dari mereka sempat tinggal di
rumahnya, sebelum kemudian didakwa menjadi mata-mata Belanda
dan dihabisi dalam tragedi berkode pembunuhan “Sate Cino”.

Bagian ini dituturkan Thiam Tjing dengan bahasa yang tegang


sekaligus pilu. Katanya, ketika itu, jalanan lengang. Tak ada satu pun
orang yang dijumpainya. Sesampai di dekat pintu rel kereta api,
Thiam Tjing kaget. Sebab, kawasan itu disterilkan dengan kawat
berduri. Seantero jalanan Mergosono dan Kebalen Wetan penuh
pemuda yang membawa senjata di tangan: bambu runcing, granat,
juga senapan. Tapi saja tida mempoenjain rasa takoet, bole djadi sebab
tida pikirkan itoe. Kerna perhatian saja meloloe ditoedjoehkan pada
orang-orang Tionghoa jang katanja dibawa oleh pemoeda-pemoeda
(halaman 330-331 Indonesia dalem Api dan Bara).

Eksterior kampus Cor Jesu dan Biara Ursulin di Malang, 23 Februari


lalu./Tempo/Isma Savitri

Himawan menjelaskan, RS Panti Nirmala sudah didaftarkan sebagai


bangunan cagar budaya, tapi hingga kini belum disetujui. Setelah
peristiwa bumi hangus, RS ini mengalami perubahan luas dan
bangunan. Namun bangunan lamanya masih dipertahankan dan
ornamennya, seperti ukiran inisial nama RS di kaca pintu,
diduplikasi. “Bangunan lama yang ada di bagian belakang RS ini tidak
kami bongkar,” ujarnya.

Sekitar 5 kilometer dari RS Panti Nirmala, berdiri The Shalimar


Boutique Hotel di Jalan Cerme, kawasan elite Malang. Hotel yang
didominasi warna putih ini sejak 1930-an menjadi tempat kongko-
kongko bergengsi di Malang dan kerap disambangi pengunjung dari
beragam latar belakang etnis, berbeda dengan Societeit Concordia,
yang sempat keras melarang pribumi menginjakkan kaki di sana.
Menurut Sisco, Hotel Shalimar bisa jadi jauh dari sentimen rasisme
karena sempat menjadi markas organisasi Freemason. Karena itu,
wajar bila Thiam Tjing dan istrinya pun mengakses tempat bergaya
arsitektur Nieuwe Bouwen ini dan bergaul dengan kawan-kawan
mereka di sana.

Namun, terlepas dari keterbukaan Hotel Shalimar, Thiam Tjing


dikenal sebagai sosok yang senang bergaul dan supel. Dia seorang
kosmopolit yang mudah membaur karena menguasai banyak bahasa,
seperti Jerman dan Belanda. Thiam Tjing juga lantang bersuara
tentang ketidakadilan yang dialami orang Cina kala itu, tapi pada saat
yang sama tetap kritis terhadap kalangan tersebut. Saking luwesnya
pergaulan Thiam Tjing, dia selalu lolos dari ancaman dalam tiga
zaman kekuasaan: Belanda, Jepang, dan warga kotanya sendiri. Pada
zaman Belanda, Thiam Tjing bahkan sempat menjadi sersan. Hal itu
bukan bentuk pembelaannya terhadap pemerintah kolonial, tapi ia
ingin membekali diri dengan kemampuan militer. Jurnalis yang wafat
pada akhir Mei 1974 ini memilih menjadi orang bebas.

ISMA SAVITRI, EKO WIDIANTO



Dalang Tragedi Mergosono
majalah.tempo.co
2 mins read

D
i surat kabar, Kwee Thiam Tjing alias Tjamboek Berdoeri
mengungkap nama orang yang dianggapnya bertanggung
jawab dalam pembantaian puluhan orang Cina di Mergosono,
Malang, Jawa Timur, pada Juli 1947.

Pemakaman massal korban pembantaian Mergosono di


Malang, Juli 1947./National Archives, CC0

KWEE Thiam Tjing alias Tjamboek Berdoeri membutuhkan lebih dari


20 tahun untuk akhirnya blakblakan membocorkan nama dalang
tragedi Mergosono, 31 Juli 1947. Dalam peristiwa nahas itu,
sedikitnya 30 orang keturunan Cina yang tinggal di Kota Malang,
Jawa Timur, dibunuh kelompok revolusioner. Foto yang beredar
memampang mayat-mayat korban di bekas pabrik pembuatan mi di
Mergosono. Sebelum dibunuh, mereka meregang nyawa dengan
disiksa hebat, disiram bensin, kemudian dibakar. Mereka dihabisi
karena dituduh sebagai “anjing NICA” alias mata-mata Belanda dalam
Agresi Militer I.

Di tengah kecamuk itu, Thiam Tjing wira-wiri di kotanya dengan


bersepeda. Ia keluar setelah terkejut mendapati rumahnya sunyi. Ia
semula mengira rumahnya disatroni maling, tapi ternyata tak ada
sedikit pun barangnya yang hilang. Dari tukang kebunnya, ia
mengetahui keluarganya sudah digeret para pemuda gerilyawan ke
Rumah Sakit Tiong Hwa Ie Sia—sekarang RS Panti Nirmala—di
Kebalen Wetan. Thiam Tjing lalu menggenjot sepedanya dan
mendapati jalanan di dekat RS telah disekat palang-palang.

Dalam buku Menjadi Tjamboek Berdoeri (2010) yang disunting Ben


Anderson dan Arief W. Djati, Thiam Tjing menyingkap nama
pembunuh dalam tragedi Mergosono, yakni seorang tentara bernama
Pramoe. Nama itu berkali-kali disebut pada halaman 183-184 dengan
deskripsi terang mengenai perannya dalam pembantaian. “Saja
ketemu Pramoe jang tadinja ada djuga mendjadi anggota stadswacht
Malang, malah masih masuk brigade saja. Kantara sekali Pramoe yang
mendjadi kepala orang2 itu,” ujar Thiam Tjing.

Buku Puji Widhi Bhakti Pertiwi/National Archives, CC0

Tulisan itu dimuat dalam harian Indonesia Raya milik wartawan


Mochtar Lubis. Menurut Arief W. Djati, Thiam Tjing bertemu dengan
Mochtar pada 1970-an, setelah sempat sepuluh tahun tinggal di
Malaysia. Selama menetap di negeri jiran, Thiam Tjing vakum
menulis. Harian Indonesia Raya sendiri menyediakan slot halaman
untuk Thiam Tjing ketika media lain tak lagi punya rubrik yang cocok
untuknya. “Redaktur pelaksana Indonesia Raya, Jafar Assegaf,
menyebut Thiam Tjing sebagai jurnalis tua yang tetap berapi-api.
Tulisannya juga sangat rapi,” kata Arief.

Thiam Tjing berani menceploskan nama Pramoe dalam tulisannya,


menurut dugaan sejarawan Pusat Studi Budaya dan Laman Batas
Universitas Brawijaya, F.X. Domini B.B. Hera, karena sang jurnalis
ingin melepaskan beban pada masa senjanya. Tulisan soal Pramoe
dimuat harian Indonesia Raya antara 1971 dan 1972, sekitar dua
tahun sebelum Thiam Tjing meninggal pada usia 74 tahun. Alasan
lain: Mochtar Lubis dan Thiam Tjing sama-sama vokal dan nekat.
Adapun Pramoe menemui ajal karena ditembak Belanda tak lama
setelah masa revolusi.

Dalam buku tentang pembumihangusan Malang yang ditulisnya pada


1947, Thiam Tjing masih menyimpan identitas dalang tragedi
Mergosono. Ia menyebut Pramoe dengan nama Djamino Djaliteng,
yang merujuk pada karakter perusuh durjana. Pada masa itu, Thiam
Tjing belum membocorkan identitas Pramoe karena sejumlah
pertimbangan. Di antaranya keduanya sama-sama mendapat
gemblengen militer, bahkan tergabung dalam brigade yang sama.

Ravando Lie, penulis buku 90 Tahun RS Panti Nirmala (Tiong Hwa Ie


Sia), Sejarah, Peranan, dan Perjuangan, berkata lain. Ia menyebutkan
komandan laskar eksekutor pembantaian Mergosono adalah Prawiro.
Hal itu didasari laporan Chung Hua Tsung Hui Malang. Ihwal
perbedaan ini, Arief lebih condong mempercayai pengakuan Thiam
Tjing. “Sebab, Thiam Tjing kenal langsung pembunuhnya, satu
brigade, dan pastinya, yang dibunuh adalah sanak familinya. Jadi tak
mungkin dia sampai lupa nama pembunuh di Mergosono,” tutur Arief.

ISMA SAVITRI

Anda mungkin juga menyukai