Anda di halaman 1dari 55

KONFIDENSIAL

TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT Lampiran Kep Danjen Kopassus


KOMANDO PASUKAN KHUSUS Nomor Kep / 46 / VII / 2009
Tanggal 22 Juli 2009

SURVIVAL

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum. Belajar dari pengalaman prajurit-prajurit yang terpisah/ tersesat dari


induk pasukan didalam suatu kegiatan operasi militer membuktikan bahwa masalah
survival tidaklah dapat dianggap remeh. Dengan mengetahui cara-cara bertindak dalam
survival maka akan dapat diatasi kesulitan-kesulitan, bahaya-bahaya yang selalu
mengancam jiwa dan raga didalam keadaan yang serba darurat, sehingga yang
tersesat/terpisah akan dapat bergabung dengan induk pasukan atau melanjutkan
tugasnya. Survival adalah suatu usaha dalam keadaan darurat dimana setiap prajurit
harus mampu mempertahankan diri terhadap ancaman dari lingkungannya agar dapat
terus mempertahankan hidup dan melanjutkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
Keadaan-keadaan darurat itu misalnya :

a. Tidak adanya persediaan makanan, sehingga terpaksa harus hidup dengan


bahan makanan yang tersedia di alam bebas.
b. Adanya jenis-jenis medan yang berat misalnya : Hutan/Rimba belantara,
Rawa, Sungai, Laut bebas dsb.
c. Tersesat atau terpisah dari induk pasukan.
d. Terbatasnya perlengkapan yang dimiliki.

Kemampuan dan kemauan untuk terus mempertahankan hidup adalah merupakan faktor
yang utama dalam survival.

2. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Sebagai pedoman gumil/pelatih dalam prosese belajar


mengajar tentang Survival.
2

KONFIDENSIAL
b. Tujuan. Agar serdik memahami dan mampu menyesuaikan dengan
keadaan sekitarnya (melaksanakan survival).

3. Ruang Lingkup.

a. Pendahuluan.
b. Pedoman umum.
c. Survival di darat.
d. Survival di laut.
e. Evaluasi.
f. Penutup.

BAB II
PEDOMAN UMUM

4. Delapan Tindakan Survival. Dalam survival baik kelompok maupun perorangan


akan ketegangan emosi yang berupa ketakutan, kesepian, tertekan dan putusasa.
Adanya gejala-gejala tersebut diatas disebabkan oleh keadaan luka, menderita, perasaan
sakit, kelelahan, kelaparan atau kehausan. Bila tidak siap secara mental dan fisik
untuk mengatasi segala kesulitan dan keadaan yang terjelek yang dihadapi, maka
kemungkinan untuk terus hidup kecil sekali. Tekanan-tekanan, perasaan/emosi tersebut
diatas dapat dikurangi bila mampu mengendalikan diri dengan cara memperhatikan
kunci/pedoman yang terkandung didalam susunan huruf-huruf S-U-R-V-I-V-A-L.
Penyusunan kunci/pedoman sesuai urutan huruf survival dibuat hanya untuk
memudahkan mengingatnya dan bukan merupakan arti yang sebenarnya dari survival.

a. Huruf pertama “S “ berarti. Sadarilah dengan sungguh-sungguh tentang


situasi yang sedang dihadapi, menyadari kondisi dirinya sendiri, daerah dan
musuh.
1) Diri sendiri. Berdo’a dan berharaplah agar keadaan menjadi baik,
tetap bersedia pula untuk menghadapi keadaan yang paling jelek (buruk).
Ingatlah kembali pelajaran survival dan periksalah apakah itu bisa dikerjakan
atau tidak, insyafilah bahwa keadaan demikian pernah dialami, hanya
bedanya dahulu dalam latihan dan sekarang dalam keadaan yang
3

sebenarnya. Dengan jalan demikian kemungkinan untuk berhasilnya


survival bertambah besar dan adanya kepercayaan diri. Segera mencari
tempat yang aman dan nyaman setelah itu mulailah berfikir dengan tenang
dan buatlah rencana. Rasa ketakutan perlu dikurangi dan kepercaya-
an diri perlu ditambah, berfikirlah dengan tenang sampai diketahui dimana
berada dan kemana tujuan yang akan ditempuh.
2) Daerah. Sebagian dari ketakutan berasal dari perasaan pada saat
berada di daerah yang asing, karena itu cobalah mencari keterangan
dengan jalan mengenal bentuk daerah (medan), mengetahui arah dengan
kompas, matahari, bintang atau dari keterangan yang telah diberikan.
3) Musuh. Perhatikan tempat dan kebiasaan musuh, buatlah rencana
pada hasil penyelidikan itu. Ingatlah “Kita harus tahu dimana musuh berada,
tetapi musuh tidak boleh tahu dimana kita berada”.

b. Huruf kedua “U” berati. Untung rugi tergantung pada ketenangan


1) Jangan terlalu cepat pindah atau bergerak. Itu akan membuat diri
kurang hati-hati. Resiko yang tidak perlu akan berakhir seperti orang-
orang yang ter-sebut dibawah ini.
a) Saya lupa segala sesuatu yang telah dipelajari, dan saya
berjalan tanpa rencana. Saya coba berjalan dimalam hari,
tetapi saya melukai diri saya sendiri, karena tertumbuk pagar dan
pohon. Sebagai ganti dari bertiarap dan menghindari lawan, saya
justru menembaki mereka dengan senapanku dan pada detik
berikutnya saya tertangkap.
b) Saya menjadi sangat tidak sabar. Saya telah merencanakan
untuk menanti hingga malam, tetapi saya tidak dapat. Saya
tinggalkan parit pada petang hari dan berjalan hingga tertangkap.

2) Janganlah kehilangan keuletan dan semangat untuk tetap hidup, hal


itu akan menyebabkan pikiran terhenti. Bila sesuatu merangsang,
berhentilah. Tariklah nafas dalam-dalam lepaskan perlahan-lahan dan
istirahat sejenak, setelah tenang mulailah bekerja kembali.
3) Hadapilah kenyataan bahwa bahaya itu memang ada percobaan
untuk menghindarkan diri justru menambah bahaya. Janganlah bertindak
sebagai prajurit yang tertangkap seperti anak kecil karena ia berfikir tentang
tertangkap memang sudah sepantasnya, karena saya belum dewasa
4

c. Huruf ketiga “R” berarti. Rasa takut dan panik harus dikuasai.
1) Perasaan takut itu biasa (normal) dan dapat menimbulkan tenaga
tambahan. Berjalanlah untuk mengenal alasan mengapa merasa takut dan
cobalah menguasai perasaan takut tersebut, jangan sebaliknya.
Perhatikan situasi baik-baik, apakah perasaan takut itu memang beralasan
atau tidak. Harus disadari bahwa banyak sekali perasaan takut yang tidak
semestinya dan tidak beralasan.
2) Bila terluka dan merasa sakit, sangatlah sukar untuk menguasai
perasaan takut ata cemas. Penderitaan kadang-kadang merubah perasaan
takut menjadi panik dan menyebabkan seorang bertindak tanpa berpikir.
3) Panik dapat pula disebabkan karena kesunyian dan akan mengarah
kepada perasaan putus asa, kadang-kadang timbul perasaan untuk bunuh
diri dan tidak ambil pusing (tidak perduli) apakah akan tertangkap atau
menyerahkan diri. Bila tanda- tandanya tersebut disadari, maka akan dapat
menolong untuk menguasai rasa kepanikan tersebut.
4) Merencanakan untuk melarikan diri dapat mempengaruhi pikiran,
carilah dan perhatikan sesuatu sekalipun soal-soal yang remeh.
Umpamanya seekor binatang kecil sedang berusaha melepaskan diri dari
jerat, bantulah melepaskannya. Berdo’a membaca kitab suci atau
melakukan upacara keagamaan yang dapat menenangkan pikiran, paling
tidak berpikir dan bertindak hati-hati untuk menyelamatkan diri.

d. Huruf keempat “V” berarti. Vakum berarti kekosongan, isilah segera.


1) Kerjakanlah sesuatu untuk menguasai situasi. Pikiran apa yang
diperlukan, ambil persediaan yang ada kerjakan sesuatu untuk mengisi
kekosongan.
2) Belajarlah untuk membiasakan diri dalam keadaan baru yang terjelek
dan mampu untuk mengatasinya. Jangan takut untuk mencoba makanan
asing.

e. Huruf kelima “I” berarti. Ingatlah tempat, dimana kita berada sekarang ini.
Janganlah mengerjakan sesuatu pekerjaan yang canggung, umpamanya
menirukan sesuatu nyanyian dalam daerah musuh yang baru dikenal. Musuh
yang kebetulan mendengar akan segera mengenal kelainan itu, lebih-lebih bila
mereka mempunyai tekanan suara (aksen) yang sangat berlainan.
5

f. Huruf keenam “V” berarti, Vive (vivere) atau hidup.


1) Harapan dan rencana untuk melepaskan diri dari bencana,
mengurangi ketakutan dan membuat kesempatan untuk tetap hidup menjadi
bertambah besar.
2) Peliharalah kesehatan dan kekuatan tubuh. Penyakit atau luka
dapat mengurangi banyak sekali kesempatan untuk berhasilnya survival.
3) Lapar dan kedinginan menjadikan seseorang tak menghiraukan apa-
apa lagi yang memperbesar kemungkinan dapat tertangkap musuh dengan
mengetahui hal ini, maka lebih berhati-hatilah dan sadarilah bahwa
semangat yang rendah adalah hasil dari kondisi badan (fisik) dan bukan
karena bahaya.

g. Huruf ketujuh “A” berarti. Adat istiadat setempat patut ditiru, sesuaikan
dengan keadaan tempat. Seseorang yang berlainan agama segera ketahuan
tingkah lakunya bila orang itu melakukan upacara keagamaan di tempat yang
berlainan agamanya.

h. Huruf kedelapan “L” berarti. Latihlah diri dan belajarlah selalu. Jaminan
yang terbaik untuk meyakinkan diri akan berhasilnya tindakan ialah mengetahui
teknik survival, sehingga lama kelamaan menjadi biasa. Kemudian kemungkinan
untuk dapat berbuat sebaik-baiknya karena akan menyelamatkan jiwa (hidup).
Bersungguh-sungguhlah dan selalu cari tambahan pengetahuan untuk berhasilnya
survival.

5. Tindakan Kelompok. Bagaimana cara bertindak dalam survival. Secara


perorangan, maka demikian juga pada survival kelompok/satuan. Kelompok seperti unit/
tim yang bekerja dan mempunyai pimpinan yang bertanggung jawab akan lebih berhasil
dalam survival. Apabila hal-hal berikut diperhitungkan, kesempatan untuk kembali ke
lingkungan pasukan kawan akan bertambah besar. Susunlah kegiatan kelompok sbb :

a. Aturlah kegiatan-kegiatan survival kelompok/satuan.


b. Tunjuk satu orang pimpinan.
c. Pupuk perasaan saling membutuhkan dalam kelompok/satuan.
d. Dalam situasi bagaimanapun, pimpinan harus membuat suatu keputusan
dengan segera dan tepat.
6

6. Sikap Terhadap Penduduk Setempat. Umumnya di daerah-daerah terpencil


ada penduduknya. Penduduk ini terdiri dari kelompok suku-suku yang tinggal di daerah
yang tidak terlibat langsung pertempuran, biasanya tidak mempunyai rasa permusuhan.
Dalam rangka pendekatan perlu tetap waspada, dari penduduk ini diharapkan banyak
keterangan-keterangan yang bisa didapat karena mereka banyak mengetahui tentang
kota-kota/desa disekitarnya, sumber-sumber air, makanan dan tempat-tempat terlindung.
Hati-hatilah jangan menghin mereka, mungkin mereka akan dapat menolong,rebut simpati
dari penduduk setempat, ikutilah petunjuk dibawah ini :

a. Biarkan penduduk mengadakan kontak lebih dahulu.


b. Perhatikan perasaan/tindakan ingin bersahabat, sopan santun dan
kesabaran.
c. Perlakukan penduduk setempat seperti perlakuan terhadap diri sendiri.
d. Hormati adat istiadat mereka.
e. Hormati milik pribadi mereka terutama kaum wanitanya.
f. Belajarlah dari mereka tentang pertukaran kayu, cara mendapatkan air dan
makanan. Mintalah petunjuk-petunjuk tentang daerah yang berbahaya.
g. Hindarilah pergaulan yang terlalu rapat, tanpa menyinggung yang
bersangkutan.
h. Tinggalkan penduduk dengan kesan baik, mungkin teman-teman yang lain
membutuhkan pertolongan mereka.

7. Evaluasi.

a. Sebutkan kegiatan kelompok dalam survival..!


b. Jelaskan bagaimana cara merebut simpati penduduk..!

BAB III
TEKNIK SURVIVAL DI DARAT

8. Survival di Darat. Untuk memahami teknik survival di darat hendaknya


menentukan kedudukan, navigasi, bagaimana cara berlindung, cara mendapatkan air dan
makanan, cara mem-buat api dan memasak, menghidari bahaya-bahaya yang mungkin
timbul dan sebagainya. Dengan mengetahui hal-hal tersebut diatas diharapkan bahwa
kesulitan-kesulitan survival di darat dapat diatasi.
7

9. Sifat-Sifat Medan di Indonesia.

a. Dibeberapa tempat di Indonesia (Sumatra,Kalimantan,Sulawesi, dan Irian


Jaya) masih terdapat rimba-rimba dan rawa-rawa yang belum terjamah oleh
manusia. Disitu masih terdapat pohon-pohon raksasa dengan usia dari 50–300
tahun dengan garis tengah 6–10 m. Pohon-pohon raksasa tersebut sedemikian
besarnya (tingginya bisa sampai 60–90 m), sehingga memerlukan 15–20 orang
berpegangan satu dengan yangb lain untuk dapat memeluknya. Hutan-hutan
dengan pohon-pohon raksasa demikian dinamakan hutan primer. Karena
padatnya dan tertutupnya oleh daun-daun dan cabang-cabang pohon, maka
pohon-pohon di bawah pohon raksasa tidak pernah menembus ketebalan daun-
daun dan dahan-dahannya karena kemajuan usaha-usaha perhutanan dan
pertanian, maka hutan primer ini makin lama makin habis. Penduduk, Petugas
dan Buruh pertanian/perhutanan sedikit demi sedikit mulai membuka hutan dan
menebang pohon-pohon besar tersebut, maka hutan-hutan primer ini berubah
menjadi hutan sekunder. Hutan-hutan sekunder ini (undergrowth) tumbuh-
tumbuhannya lebih rapat dan merupakan daerah margasatwa seperti binatang-
binatang jenis reptil, binatang buas dan masih banyak lagi, sedangkan di atas
pohon berdiam berpuluh-puluh jenis kera dan beberapa jenis burung. Hutan-
hutan tropis, apakah berwujud hutan primer atau sekunder tetapi merupakan
hutan-hutan yang sangat sulit untuk dilintasi atau dilalui, apalagi untuk hidup di
dalamnya.

b. Ditinjau secara umum, alam Indonesia memberikan gambaran-gambaran


sbb :
1) Daerah pantai penuh dengan pohon-pohon kelapa.
2) Daerah hutan mangrope (kayu bakar) yang pada umumnya tumbuh di
rawa-rawa laut.
3) Daerah peralihan dari rawa laut ke rawa sungai, letaknya lebih tinggi
dari rawa laut, penuh dengan pohon/jenis kapok dan lain-lain, biasanya
dinamakan tanah/rimba alas.
4) Daerah rawa sungai/danau, penuh dengan pohon-pohon sejenis
nipah, aren, sagu dan lain sebagainya. Sering terdapat tumbuh-
tumbuhan semacam gelagah disebut rawa alang-alang.
5) Daerah peralihan dari rawa ke dataran rendah.
6) Daerah dataran rendah.
8

7) Daerah dataran tinggi.


8) Daerah perbukitan tinggi (daerah bergunung).

Batas-batas mulai atau berakhirnya dari daerah-daerah tersebut tidak selamanya


nampak secara jelas. Ada kalanya rawa-rawa sungai menjorok jauh sampai
ke pantai. Sering terjadi hutan sudah mulai tumbuh di pinggiran laut, dimana
tebing-tebing tinggi dan curam menjulang keatas dari permukaan laut seolah-olah
merupakan tembok benteng yang tinggi dan tidak dapat ditaklukan dengan mudah
(Rongkob, Pacitan, Kema, Painan dsb).

c. Klasifikasi medan.
1) Dataran tinggi (higland), adalah daerah-daerah dataran yang letaknya
lebih dari 400 m di atas permukaan laut.
2) Dataran rendah (lowland), adalah daerah-daerah yang letaknya
kurang dari 400 m diatas permukaan laut.
3) Geger (punggung) gunung, adalah daerah tinggi yang menghubung-
kan antara bukit dengan bukit atau gunung dengan gunung lainnya.
4) Lembah adalah sebagian medan yang merupakan dataran yang
terkurung atau dikelilingi oleh bukit-bukit, gunung-gunung atau punggung
bukit/gunung (valley).
5) Hutan firest adalah bagian medan yang ditumbuhi pohon-pohon yang
rendah maupun tinggi, biasanya hutan dapat dilalui oleh orang karena sudah
pernah dibuka/diexploitasi oleh manusia.
6) Hutan-hutan jati, karet, kina, kayu manis, cengkeh, sagu, nipah, aren,
bambu, rotan dll adalah jenis hutan yang ada di Indonesia.
7) Rimba (jungle) adalah hutan yang sukar atau sama sekali tidak dapat
dilalui oleh manusia dengan cara berjalan atau bergerak biasa dan bebas.
8) Perkebunan (estates) adalah daerah-daerah atau bagian-bagian
medan yang ditanami pohon-pohon/tanaman tertentu secara teratur dan
terpelihara dimana hasilnya dikemudian diperdagangkan.

9) Rawa-rawa adalah bagian medan datar yang digenangi air laut,


sungai atau danau. Dan terdapat 3 macam rawa-rawa :
a) Rawa-rawa sungai.
b) Rawa-rawa danau.
c) Rawa-rawa laut.
9

10. Menentukan Kedudukan dan Navigasi.

a. Dengan kompas dan peta. Sesuai dengan petunjuk penggunaan kompas


dan peta (ilmu edan).

b. Dengan pertolongan jarum jahit. Usahakan sebatang jarum jahit


mengapung di air dengan jalan melumasi dengan minyak senjata/minyak binatang
atau ditusukan ke dalam gabus (kayu yang mengapung), ujung jarum yang runcing
akan menunjukkan arah utara magnetis.

c. Dengan pertolongan matahari (siang hari).


1) Carilah tongkat kayu/ranting lurus yang panjangnya  1 m selanjutnya
kerjakan sbb :
a) Tancapkan tongkat kayu tersebut tegak lurus di atas
permukaan tanah sedemikian rupa matahari mempunyai bayangan.
b) Berdirikan tanda pada ujung dari pada bayangan tongkat
tersebut dengan batu kecil, tunggu beberapa saat sehingga
bayangan berpindah  20-30 cm atau selama  10-15 menit.
c) Berdirilah tanda pada ujung bayangan tongkat tersebut kedua
kalinya.
d) Gambarlah ruang garis lurus melalui batu kecil yang pertama
ke batu kecil kedua lewat satu kaki.
e) Berdirilah dengan ibu jari kaki kiri pada batu kecil yang
pertama dan ibu jari kaki kanan pada ujung garis yang digambar.
f) Dengan demikian maka arah yang dihadapi adalah utara
sebenarnya.
10

2) Dengan cara Plumb Bob. Tancapkan sebuah tongkat/ranting


panjangnya 1 m, condongkan ke tanah. Pada ujung tongkatdigantungkan
batu yang diikat dengan seutas tali hampir menyinggung permukaan dari
tongkat di bawah batu pada tanah merupakan pusat lingkaran (titik-A) yang
dibuat melalui titik-B yang merupakan ujung bayang-bayang tongkat),
setelah menunggu beberapa waktu bayangan ujung tongkat akan memotong
(terletak) pada garis lingkaran pada titik-C, tarik sebuah garis lurus melalui
titik-a memotong garis-C sama panjang. Garis ini menunjukkan arah utara
sebenarnya.

d. Dengan jarum jam.


1) Bila matahari berada di sebelah utara (Maret s/d Sept), tunjukkan
angka 12 pada arah matahari. Jarak antara jarum pendek dan angka 12
tadi dibagi dua dan arah itu menunjukkan arah utara.
2) Bila matahari di selatan, tunjukkanlah arah jarum pendek sesuai
matahari. Jarak antara jarum pendek dengan angka 12 tadi dibagi dua arah
tersebut adalah arah selatan.
3) Kalau hari berawan letakkan sepotong kayu kecil tegak lurus diatas
sumbu jam, sehingga bayangan kayu jatuh berimpitan dengan jarum
pendek. Garis tengah antara bayangan dan angka 12 adalah arah utara
sebenarnya sudut.

Gambar-2. 11 12
Menentukan arah dengan U
12
10

pertolongan matahari dan 9 ● 3

jam tangan. 9 ● 3
6

e. Dengan pertolongan Bintang.


1) Bintang utara menunjukkan arah utara sebenarnya.
Bintang ini dapat dilihat dari belahan bumi sebelah utara khatulistiwa dan
selalu tepat sepanjang tahun. Untuk mencari bintang utara carilah dulu
bintang biduk (Bintang beruang besar). Dua bintang pada ujung mangkuk
disebut penunjuk (Pinters). Lihat arah air dituangkan dari siuk air (Driver)
dalam garis lurus dari penunjuk-penunjuk itu ( 5 kali jarak antara penunjuk
11

itu) terdapat bintang utara. Rasi Cassiopcia dapat juga digunakan untuk
mencari bintang utara, kelompok lima bintang yang terang ini mempunyai
huruf “M”. Bintang utara terletak pada garis lurus yang menghubungkan
dua bintang pada kaki tengah kiri dan Cassiopcia juga berotasi perlahan-
lahan mengelilingi bintang utara dan kedudukannya ialah pada sisi yang
hampir bertentangan dengan kedudukan bintang biduk. Karena
kedudukannya ini Rasi Cassiopcia merupakan penolong petunjuk yang
berguna apabila bintang biduk sudah tenggelam. Bagi tempat-tempat
sepanjang khatulistiwa bintang utara berada tepat pada cakrawala. Bagi
tempat-tempat sepanjang khatulistiwa, dimana bintang utara nampak tinggi
diatas cakarawala, maka titik utara ditentukan dengan jalan menarik garis
dari bintang utara tegak lurus ke cakrawala.
2) Orion/Blantik dengan pertolongan bintang ini dapat diketahui arah
timur dan barat, karena bintang ini terbit di sebelah timur dan terbenam di
sebelah barat dan selalu bergerak sepanjang khatulistiwa.
3) Jalan susu. Bintang ini terdiri dari kumpulan bintik-bintik bintang
kecil yang membentuk garis putih dan selalu membujur dari selatan ke utara
agak miring. Kumpulan bintik-bintik bintang kecil yang lebih padat menunjuk
ke selatan, sedang yang lebih jarang menunjuk ke utara (agak miring).
4) Rasi bintang Pari/Layang-Layang. Di sebelah selatan khatulistiwa,
rasi bintang pari dapat membantu menentukan arah selatan. Rasi bintang
pari ini merupakan kelompok empat bintang berbentuk salib yang agak
miring. Dua bintang yang membentuk poros memanjang disebut Bintang
Penunjuk (Pointer) dari kaki salib perpanjang garisnya 5 kali panjang kaki
salib tersebut, dari titik khayal pada ujung garis tadi tarik garis tegak lurus ke
cakrawala. Titik potongnya pada cakrawala itulah titik selatan.
12

11. Pemilihan Tempat dan Cara Pembuatan Perlindungan.

a. Pemilihan tempat perlindungan.


1) Berusaha membuat tempat perlindungan disuatu titik ketinggian atau
tempat yang letaknya lebih tinggi dari medan di sekitarnya. Jauhkanlah
tempat perlindungan itu dari nyamuk atau gas tanah, tanahnya harus kering.
2) Jangan memilih tempat di bawah pohon yang ada dahan/ cabang-
cabang mati atau lapuk. Jangan berteduh di abwah pohon kelapa atau di
bawah pohon durian yang buahnya mulai masak.
3) Hutan-hutan rimba di daerah pegunungan biasanya dingin sekali
pada waktu malam hari. Buatlah perlindungan terhadap angin.
4) Hindarkan sungai-sungai yang kering, dalam waktu sekejap banjir
besar mungkin timbul dan tidak diketahui sebelumnya karena hujan lebat
jatuh pada beberapa puluh kilometer dibagian hulu sungai.
5) Jika ingin beristirahat (berkemah) pada waktu siang dan berjalan
pada waktu malam, maka tempat-tempat yang sangat baik adalah di tepi-
tepi sungai yang kering, teduh dan ada mata air.

b. Jenis Perkemahan.
1) Perkemahan sementara (Temporer). Didalam hutan terdapat cukup
bahan-bahan untuk membuat perkemahan sementara maupun untuk
penggunaan jangka waktu lama. Untuk perkemahan sementara cukup
membuat suatu atap miring, dibawah mana diletakkan kayu-kayu bulat atau
belahan-belahan bambu guna dijadikan tempat tidur. Untuk menutup atas
dapat digunakan layar ponco atau daun yang terdapat di hutan-hutan.
13

2) Perkemahan semi permanen. Jika berniat untuk menetap lebih lama


sedikit, maka dapat dibuat semacam gubug yang biasa dibuat oleh rakyat
adalah dengan dinding-dinding dan pintu untuk keluar masuk.
3) Perkemahan darurat. Perkemahan darurat dibuat dari beberapa
potong kayu atau bambu, diikat dengan tali-tali rotan. Atap dengan daun-
daun kering dapat digunakan untuk tempat tidur. Penutup atas dapat
menggunakan daun-daun yang terdapat di hutan.
4) Apabila di daerah tersebut banyak binatang buas berkeliaran, maka
perkemahan dapat dibuat agak tinggi dengan mencari pohon-pohon hidup
sebagai tiang-tiang kemah. Ketinggian minimal 3 meter sudah cukup
sebagai perlindungan terhadap binatang-binatang buas.

5) Jenis perkemahan lainnya.


a) Apabila berada di daerah yang berbukit batu, maka lobang-
lobang batu atau gua-gua sangat baik untuk dijadikan tempat
berkemah. Lobang-lobang batu atau gua-gua tersebut biasanya
dihuni oleh beratus-ratus kelelawar yang juga merupakan sumber
makanan. Bersihkan gua tersebut dengan menggunakan obor api
yang besar untuk mengusir dan membunuh kelelawar. Akan ada 2
keuntungan yang diperoleh.
(1) Mempunyai tempat perlindungan yang baik.
(2) Dapat mengumpulkan bahan makanan.

b) Bila berada di sekitar sungai, dimana tidak dapat dibuat


perkemahan karena penuh dengan rawa-rawa atau tanah yang
berlumpur, maka perkemahan dapat dibuat di atas sungai. Terlebih
dahulu buatlah rakit dan kemudian di atas rakit tersebut dibangun
gubug. Dengan tali-tali rotan yang panjang dan kuat ikatkan tali itu
pada tepi sungai. Apabila arus sungai tidak deras, maka pada
waktu menjelang malam rakit dapat di tengahkan sedikit, sehingga
tidak ada binatang-binatang buas dari darat yang dapat naik ke atas
rakit.

c. Teknik tidur di pohon.


14

1) Menentukan medan. Sebelum menentukan pohon yang akan


dipakai, terlebih dahulu tentukan medan (daerah) yang akan dipergunakan,
medan tersbut harus memenuhi antara lain syarat-syarat taktis, mempunyai
banyak pohon-pohon serta aman dari gangguan binatang buas.

2) Menentukan pohon.
a) Cari pohon yang bercabang kuat dan berdaun lebat.
b) Cari pohon yang aman dari gangguan binatang buas.
c) Tentukan pohon yang tidak terganggu oleh adanya pasang
surut.

3) Membuat Para.
a) Tinggi para 4-7 m.
b) Dibuat secara tersamar.
c) Siapkan tali untuk pengikatan badan waktu tidur.
d) Dari para harus mempunyai padangan yang luas untuk
melakukan orientasi sekelilingnya.

12. Pemeliharaan Kesehatan. Dengan memelihara kondisi rohani maupun jasmani


setiap prajurit akan tetap kuat dan mampu tinggal hidup di hutan rimba dan rawa,
meskipun sebenarnya dalam kondisi yang idealpun hal-hal tersebut diatas agak sulit
dilaksanakan, namun dengan berpedoman pada petunjuk-petunjuk di bawah ini
kesehatan jasmani maupun rohani akan tetap terpelihara.
15

a. Pemeliharaan Mental (Rohani). Moril yang tinggi dan ketahanan yang baik
terhadap gangguan-gangguan emosi, memungkinkan untuk berhasilnya survival
jagalah agar jangan sampai mempengaruhi pikiran. Berlakulah tenang dan
coba berpikir tentang persoalan yang sedang dihadapi. Waktu cukup banyak,
karena itu bertindaklah dengan tenang.

b. Tindakan penjagaan dan pencegahan gangguan fisik, hindarilah diri dari


penyakit dan luka. Kekebalan yang telah diperoleh dapat melindungi terhadap
beberapa penyakit cacar, typus, cholera dan lain-lain. Sedangkan penyakit-
penyakit seperti mencret, kedinginan dan malaria belum ada pengebalnya.
Usahakan mencegah itu dengan jalan menjaga agar bibit penyakit tidak masuk ke
dalam tubuh. Usaha-usaha berikut dapat menolong dalam memelihara kesehatan:
1) Jagalah kebersihan.
a) Kebersihan badan adalah faktor utama untuk mencegah
penyakit. Mandi dengan memakai sabun adalah hal yang utama, bila
ini tidak mengkin usahakan agar tangan selalu bersih dan cucilah
muka dan kaki paling sedikit sekali sehari.
b) Jagalah agar pakaian selalu bersih terutama pakaian dalam
dan kaos kaki harus selalu bersih dan kering.
c) Sikatlah gigi setiap hari, bila tidak ada pasta gigi pakailah air
garam, abu, arang dll.

2) Pencegahan penyakit saluran makanan. Mencret, keracunan


makan dan penyakit saluran makanan yang lain merupakan penyakit yang
paling umum. Bila tidak merupakan penyakit yang berat, usahakanlah
pencegahannya sbb:
a) Bersihkan badan terutama tangan, jangan memasukan jari
tangan ke mulut, hindari memegang makanan dengan tangan kotor.
b) Bersihkan air minum dengan menambahkan tablet pemurni
atau memasaknya sampai mendidih.
c) Bila tidak merasa pasti makan itu tidak beracun cicipilah sedikit
di bibir. Bila terasa tidak enak atau merangsang, jangan dimakan.
d) Masaklah semua makanan terutama daging, pakailah garam
yang banyak bila keadaan memungkinkan.
16

e) Masaklah semua air terutama air itu telah disterilkan dengan


jalan lain. Bila tidak ada alat untuk mendidihkan, ambilah air dari
tengah-tengah alirannya, jangan mengambil air dari dekat rumpun
bambu karena mungkin telah dikotori oleh tikus.
f) Jangan makan jamur, kecuali bila diketahui dengan pasti
bahwa jamur tersebut dapat dimakan.
g) Bila terjadi muntah atau mencret, hentikan makanan yang
keras, minum sedikit-sedikit secara teratur bila telah biasa kembali
mulailah dengan makanan padat, kalau ada makanlah garam untuk
menghindari kekurangan garam dalam tubuh karena mencret
tersebut.

3) Pencegahan terhadap kesulitan yang ditimbulkan oleh panas.


Dalam daerah panas (Tropika) hindari penyinaran langsung matahari,
karena dapat menimbulkan sengatan matahari. Penyakit ringan yang
disebabkan karena sengatan matahari dapat diobati dengan minum
secukupnya dan mengganti garam yang hilang terbawa oleh penyakit.

4) Pencegahan terhadap kesulitan-kesulitan karena kedinginan.


a) Dalam daerah dingin, usahakan untuk menghangatkan badan
dengan segala cara. Usahakan agar badan, tangan dan kaki
tetap tertutup dan jagalah agar kaos kaki tetap kering.
b) Pembekuan bagian badan merupakan bahaya yang bisa
menimpa setiap prajurit di daerah yang dingin, yang lebih panas,
panaskan bagian tubuh yang membeku tadi di air yang panasnya 32-
40 derajat C, tempatkan atau diamkan bagian yang beku tadi, jangan
mengurut atau menggosok bagian tubuh yang beku dengan salju / es.

5) Perlindungan terhadap insektisida penyakit dan binatang reptili


Insektisida yang umum seperti lalat, nyamuk, kutu biasanya membawa bibit
penyakit seperti demam, typus, disentri malaria. Segala kemungkinan
harus disiapkan untuk meng-hindarkan kontaminasi makanan harus
dipergunakan untuk menghindari insekta lainnya. Insekta biasanya
menghindari tanah yang terbuka, lihatlah dahulu sebelum meletakan tangan
atau kaki diatas kayu atau tanah. Lintah, pacet, kutu, nyamuk, lebah
17

sangat sukar dihindari tetapi hanyalah merupakan pengganggu saja, tidak


membahayakan. Pakailah pengusir/pencegah insekta. Bila mengambil
lintah yang melekat jangn ditarik saja, karena dapat menyebabkan luka yang
mungkin menimbulkan infeksi, pakailah ujung rokok yang nyala, tembakau,
pencegah insekta atau garam, jangan pencabut kutu dengan jalan ditarik
karena kepalanya bisa tetap tinggal melekat dan menyebabkan infeksi.
Obatilah luka gigitan sebab kalau tidak ada kemungkinan jadi infeksi dan
biasanya diikuti dengan terjadinya borok. Reftilia sering terlihat tetapi
sedikit sekali yang agresif, bila dibiarkan tidak mengganggu, scorpion
(kalajengking), kaki seribu, laba-laba dan serangga lain dapat dihindari
dengan jalan membersihkan tempat berbaring, tempat duduk atau tempat
beristirahat.

6) Pemeliharaan kaki.
a) Jangan memakai kaos kaki yang kotor atau berkeringat. Bila
tidak punya yang bersih, cucilah apa yang dipakai.
b) Pakaian sepatu yang cocok. Keringkan sepatu yang basah
dan semirlah agat tidak melecetkan kaki. Lecet kaki berbahaya
karena dapat menyebabkan infeksi yang mematikan. Apabila kaki
lecet, keluarkan cairan-nya dengan mempergunakan pisau atau
jarum yang steril, kemudian pakailah pembalut yang bersih untuk
mencegah kulit tergeser sebelum luka itu sembuh.

c. Pertolongan pertama dalam survival. Penyakit dan penderitaan erat sekali


hubungannya dengan berhasil atau tidaknya survival, kemungkinan obat-obatan
yang cukup dan maupun perawat-perawat yang terlatih tidak ada. Situasi bisa
memburuk apabila terjadi salah merawat diri sendiri atau kawan,oleh karena itu
ikutilah petunjuk-petunjuk berikut ini:
18

1) Kejutan (shock) karena luka, gejala-gejalanya : pucat, gemetar,


berkeringat, haus dan dapat diikuti dengan kesulitan lain. Makin besar luka,
makin hebat shock yang ditimbulkan. Bila pingsan, baringkanlah penderita
terelentang di tempat yang teduh dan terlindung dari angin dengan kepala
dimiringkan. Tinggikan bagian badan yang terluka, jagalah panas badannya,
hindari panas yang berlebihan. Bila sipenderita sadar, berilah minuman yang
hangat, jaga badan tetap hangat dan istirahatlah sedikitnya 24 jam.
2) Pendarahan. Hentikan pendarahan secepat mungkin dengan
mempergunakan cara-cara sbb : Bila mempunyai pembalut, cepat buka
dan pasangkan langsung pada luka dengan tangan
atau langsung diikatkan. Kalau pen-darahan terjadi di
lengan atau kaki dan pendarahan terjadi terus menerus,
tinggikan daerah yang terluka dan tekan terus. Bila
diduga ada tulang yang patah, lengan atau kaki jangan
diangkat. Bila pendarahan berlangsung terus setelah
ditekan atau dibalut atau kaki dan tangan telah
ditinggikan, gunakan tekanan jari pada titik tekan yang
tertentu.

Titik tekan bila pendarahan di bawah siku dan lutut. Gunakan pengikat
kencang apabila tidak dapat menguasai perdarahan dengan jalan menekan
dan mengangkat bagian yang luka. Bilamana hal inipun gagal, gunakan
pengikat kuat (torniquete). Pemasangan harus diantara luka dan jantung.
Bila terjadi pemotong-an lengan, kaki, tempatkan pengikat kuat pada dekat
ujung terluka diatas siku atau lutut. Kalau tidak perlu benar jangan
mempergunakan pengikat kuat.
3) Patah tulang. Rawatlah penderita yang patah tulang dengan hati-hati
untuk menghidari kerusakan lebih lanjut. Bila tulang patah diikuti dengan
luka atau sobek, sobeklah pakaiannya dan obatilah lukanya sebelum dibilai
kemudian bilailah penderita tadi sebelum dipindahkan.
19

4) Keseleo. Ikat/balut dan istirahatkan. Kompreslah selama 24 jam


pertama dengan air dingin, kemudian dilanjutkan dengan air hangat. Bila
perlu menggunakan anggota badan yang keseleo tadi, balutlah dulu dengan
kuat, anggota badan yang keseleo dapat digunakan selama masih belum
terasa sakit benar.
5) Gegar otak. Retakan dan kerusakan-kerusakan lainnya di kepala
bisa diketahui bila terjadi pingsan, pendarahan dari hidung atau telinga, pupil
mata tidak sama atau tidak bereaksi. Tanda-tanda diatas biasanya diikuti
oleh sakit kepala dan muntah. Jagalah sipenderita tetap panas dan kering
rawatlah hati-hati.
6) Terbakar. Terbakar karena matahari sering kali di alami, lindungilah
pen-derita dari penyinaran lebih lanjut dan tutuplah daerah yang terbakar
tadi dengan salep bakar atau penggantinya yang terbuat dari gosokan kulit
kayu yang mengan-dung lemak dan tutuplah dengan kain. Jangan
memindahkan pembalut kecuali bila perlu sekali, berilah penderita minum air
yang banyak dan istirahat.

7) Keracunan dan mengatasinya. Racun adalah zat-zat yang dapat


merugikan badan, masuknya ke dalam tubuh dapat melalui mulut atau kulit.
a) Racun yang melalui mulut.
(1) Contoh racun melalui mulut :
(a) Makanan busuk (racun botulinus).
(b) Jamur yang beracun.
(c) Ketela yang beracun.
(d) Salah makan/minum obat yang bersifat racun,
dsb.

(2) Akibat dari makan racun tersebut dapat muntah-


muntah, mencret-mencret, kejang-kejang, lumpuh dan mati.

(3) Cara mengatasi.


(a) Taraf pertama bila belum lebih dari 1 jam
setelah makan.
i. Muntahkanlah makanan tersebut dengan me-
masukkan jari dan menyentuh dinding belakang
tenggorokan.
20

ii. Dapat juga diusahakan mencairkan dan me-


ngikat racun tersebut dengan minum susu
sebanyak-banyaknya, minum telah kental dan
makanlah makanan seperti daun jambu, sawo
mentah, dll.
(b) Bila lebih dari 1 jam biasanya racun sudah masuk
ke dalam usus. Cara mengatasinya usahakan mencuci
usus.
Catatan: Racun berasal dari tumbuhan bila dimakan
binatang, dapat mematikan binatang yang memakan-
nya, tetapi daging binatang bisa dimakan. Racun lain
misal warangan (Arsen), bila dimakan dapat mematikan
sedangkan daging binatangnya tidak boleh dimakan.

b) Racun yang melalui kulit. Gigitan binatang beracun/ berbisa


seperti ular, kalajengking, dsb dapat menimbulkan keracunan.
Pada gigitan ular berbisa, dua buah luka bekas tusukan gigi bisa
menjadi hitam pada umumnya lebih besar dan lebih nyata, letaknya di
sebelah muka daratan luka gigi biasa. Bila setelah 15 menit mulut
tidak terasa kering, kepala pusing atau denyutan sakit dimuka, maka
gigitan itu tidak berbisa.

Selencosmia
Ular belang (Bungarus) Ular haje (Kobra) Ular laut (Hydrus platurus) Ular hijau (Lachesis gramineus) javanensis
(laba-laba)

Dipsadomorphus Kalajengking Cylindrophis rutus Naya tripudius


dendrophilus (ular cabe) sputatrix
21

d. Jenis-jenis penyakit daerah topis. Penyakit-penyakit yang umum terdapat


didaerah tropis ialah :
1) Malaria, disebabkab oleh nyamuk Anopheles.
2) Dysentrie, disebabkan oleh baksil Dysentrie.
3) Cholera Eltor, disebabkab oleh kuman cholera.
4) Influenza, tanda-tandanya hampir sama dengan penyakit malaria.
5) Demam Typus.
6) Demam berdarah.

13. Makanan dan Air. Rimba rawa Indonesia menyimpan banyak sekali bahan-bahan
makanan yang berupa tumbuh-tumbuhan maupun binatang. Persoalannya ialah dimana
dan bagaimana mendapatkannya, yang mana tidak boleh dimakan dan bagaimana cara
memasaknya. Disini akan dijelaskan khusus tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang
terdapat di hutan-hutan dan rawa-rawa juga binatang-binatang termasuk ikan.

a. Tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan.


1) Tumbuh-tumbuhan rawa laut.
a) Api-Api (Avicenia Alba).
b) Tanjan (Rhisphore Mucronata).
c) Jeruk Rawa (Merope Angulata, “Wild” Swingle)
d) Pidada (Sonneratia Aovata, Backer).
e) Druju (Acanthus Illcifolius).
f) Nipah, Kiwel, Daon (Nypa Friticans, Wurmb).
g) Mata Kancil (Arsita Humilis,
Vahl).
h) Gebang/Langkap.
22

Catatan : Berhati-hatilah terhadap sejenis pohon bakau yakni bakau putih.


Getahnya dapat merusak kulit dan bila kena mata dapat menjadi buta.

2) Tumbuh-tumbuhan pesisir / pantai.


a) Kelapa (Cocos Nucifer).
b) Ketapang (Terminalia Catappia)
c) Buah Puteri.
d) Pohon Buri (sejenis Palm).
e) Tumbuhan tapak kambing (Ipomoea pes-caprae).
f) Bluntas (Plucea Indicia, Less).
g) Bambu (Bambuasa Vulgaris).
h) Bermacam-macam paku (Pakis).
i) Bermacam-macam Talas (Colocasia (esculenta).
23

j) Suek (Amorphohallus campanulatus).


k) Bermacam-macam Jamur.

3) Tumbuhan rawa sungai.


a) Nipah (Nypa Fruticans, Wurmb).
b) Sagu (Metroxylon Sagu).
c) Aren (Arenga Pinnata).
d) Selada air (Nasturitium Officinade).
e) Rotan (Calammus Javensis).
f) Rotan besar (Plectocomia Slogate).
24

4) Tumbuhan-tumbuhan rimba sekunder. Karena pada umumnya


rimba-rimba sekunder dahulu kala merupakan rimba-rimba primer yang
dibuka oleh penduduk, kemudian digunakan sebagai ladang-ladang oleh
jawatan kehutanan atau perkebun-an dibiarkan lagi, maka sering terdapat
tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan yang dapat dimakan.
a) Melinjo, Tangkil.
b) Keluwek, Pangi.
c) Sukun (Gomu/Nangka/Cempedak).
d) Bermacam-macam jenis durian.
e) Petai dan Jengkol (Parkia speciosa, Hassk).
25

f) Jambu Kelutuk.
g) Jambu Monyet.
h) Sagu (Metroxylon Sagu).
i) Aren (Arenga Pinnata).
j) Tayapa, Gadung.
k) Rotan (Calammus Javensis).
l) Bermacam-macam Paku (Pakis).
m) Bermacam-macam Talas (Colocasis esculenta).
n) Pisang Monyet (Musa Acucimata, Colla).
o) Karet (Hevia Brasillliensis).
p) Searit (sejenis rumput).
q) Sejenis nanas/Lidah Buaya).
r) Daun Suji.
s) Antanan besar dan kecil.
t) Gelagah.
u) Rasamala.
v) Buah Negeri/Siuh/Areuy Paksi.
w) Klanting/Panggang.
x) Pohpohan.
y) Putat.
z) Tempoh/Gerowong.
aa) Daun Bihun, Begonia.
bb) Catok Ayam.
cc) Lo/Gondang.
dd) Pandan Hutan/Jaksi.
ee) Sintrong.
ff) Saliara.
gg) Arben.
hh) Cariwuh.
ii) Tespong.
jj) Jotang.
kk) Seladah air.
ll) Harendong.
mm) Keji/Keundeu.
nn) Bayam merah.
26

oo) Bayam duri.


pp) Ganyong.
qq) Gewor/Tali said.
rr) Ketul.
ss) Jonge.
tt) Bolostrok.
uu) Andong alas/hanjuang.
vv) Tapak doro/paku rame.
ww) Sanggugu.
xx) Areuy beureuman.
yy) Macam-macam bambu.
zz) Sarangan/Saninten.
aaa) Pinus.
bbb) Permut
ccc) Ilat.
ddd) Cantigi.
eee) Kintogo.
fff) Daun Puteri.
ggg) Paku Harupat.
hhh) Cecendet/Ceplukan.
iii) Bingbin.
jjj) Daun urat.
kkk) Balekaca.
lll) Honje.
mmm) Pinding.
nnn) Jamur kuping.
ooo) Rendong rambat.
ppp) Cakar laut.
qqq) Leunca.
rrr) Takokak.
sss) Songkok.
ttt) Terong kori.
uuu) Lempung, Rayana.
vvv) Jawer hayam.
www) Paku-pakuan.
27
28
29
30
31
32
33

5) Tumbuh-tumbuhan daerah pegunungan. Tumbuh di daerah


pegunungan adalah pada prinsipnya sama dengan apa yang diterangkan
untuk hutn sekunder. Di daerah pegunungan banyak terdapat hutan-
hutan pinus yang mengandung banyak minyak terpentin. Kayu pinus
sangat baik untuk kayu bakar, biji buah yang putih seperti kenari dapat
dimakan mentah.

6) Buah-buahan tropika lainnya yang dapat dimakan tanpa dimasak.


a) Langsep.
b) Mangga.
c) Kapulasan.
d) Manggis.
e) Advokat.
f) Delima.
g) Jambu air.
h) Buah nona.
i) Jamblang.
j) Kenari.
k) Nanas.
l) Kedondong.
m) Namu-namu.
n) Tomi-tomi.
o) Sirsak.
34
35

b. Binatang-binatang yang bisa dimakan.


1) Macam binatang, pada umumnya hampir semua binatang yang
berjalan, merayap, terbang dan berenang di air dapat dimakan termasuk
beberapa jenis insektisida, terkecuali beberapa jenis yang beracun/berbisa.
Binatang-binatang yang terdapat di rimba-rimba harus ditangkap,
ditembak atau dengan cara lain untuk memperoleh dagingnya.
Hutan-hutan rimba dan rawa-rawa merupakan gudang makanan dan hanya
tinggal memilih binatang yang mana yang kebetulan muncul untuk dijadikan
makanan antara lain jenisnya adalah sbb :
a) Di rawa-rawa : Buaya, biyawak, kera-kera, ular, kodok hijau,
kepiting, kerang pasir, kerang batu dll.
b) Di hutan rimba : Gajah, harimau, badak, tapir, babi hutan, kera,
rusa atau menjangan, tikus, ayam alas dll.
c) Di sungai-sungai : Buaya, ular, biawak, kodok hijau, semua
jenis bebek dll.
d) Di daerah pegunungan sama dengan di hutan rimba.

2) Pengolahan.
a) Semua binatang buas darat yang berkaki empat yang berkuku
tebal harus dikuliti atau rambutnya dibakar.
Cara membedahnya tidak berbeda dengan apa yang biasa dilakukan
jika memotong kambing atau babi.
b) Semua reptilia yang berkaki empat dan berkulit belakang keras
agar bagian perutnya berada di atas sehingga mudah untuk
membuka perutnya serta memotong dagingnya.
c) Semua jenis reptilia harus dikuliti terlebih dahulu mulai dari
belakang kepalanya.

3) Cara-cara menangkap binatang.


a) Binatang di air.
(1) Dengan kail.
(2) Dengan tombak/sumpit.
(3) Dengan membuat perangkap.
(a) Igi (bubu).
36

(b) Sero (air dalam & air dangkal).


(c) Pukat-pukat buton.

b) Binatang di darat. Yang langsung mematikan.


(1) Jerat pengikat.
(2) Jerat lompat.
(3) Perangkap menusuk.
(4) Jerat memukul.

Yang tidak langsung mematikan.


(1) Jerat pengikat.
(2) Perangkap kurunga.
(3) Perangkap getah.
(4) Perangkap jaring.
37
38

c. Air. Kebutuhan akan air terasa sekali teristimewa di daerah panas,


diman tubuh banyak sekali mengeluarkan keringat. Sedangkan di daerah dingin
badan memerlukan sedikitnya 2 liter air setiap harinya. Makin sedikit jumlah air
yang didapat makin menurun efisiensinya kerja, bila air sukar didapat aturlah agar
39

dapat air minum sedikit mungkin. Dalam keadaan bagaimanapun janganlah minum
air kencing. Zat sisa yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan sakit,
sedapat mungkin bersihkan dan sterilkan air yang akan diminum, apabila tidak
dapat menemukan air di atas tanah, maka galilah sampai mencapai lapisan air
dalam tanah. Letakan lapisan air tanah ini tergantung pada letak medan dan
macam tanahnya.
1) Tanah batu. Carilah mata air atau air mancur.
Tanah kapur lebih banyak mata airnya, karena kapur mudah dilarutkan,
sehingga mudah dibentuk saluran air dan karena permukaan tanah mudah
dilalui air.
2) Tanah yang gempur. Biasanya mudah dijumpai pada tanah gempur
dibandingkan dengan pada tanah batu, terdapat di sebelah atau dari
permukaan air tanang termasuk pula sungai, kolam yang tergenang di
daerah gempur.
3) Daerah sepanjang pantai rawa dan rawa laut. Jangan sekali-kali
minum air laut, karena kadar garamnya melebihi kadar garam dari cairan
tubuh, sehingga air tubuh akan dikeluarkan untuk mengimbangi kadar garam
air laut tadi, air laut dapat pula merusak ginjal.
4) Di padang pasir atau di tanah tandus. Perhatikan petunjuk (indikator)
air bila berada di padang pasir atau daerah tandus. Beberapa tanda
terdapatnya sumber air adalah arah terbang burung tertentu, letak tumbuh-
tumbuhan dan jalur jejak binatang yang menyempit.
5) Di pegunungan. Galilah daerah bekas aliran sungai, biasanya
terdapat air di bawah tanah atau di bawah batu-batuan.

6) Air dari tumbuhan. Bila tidak berhasil mendapatkan air dari tanah
atau sungai atau bila tidak ada waktu untuk membersihkan air yang kotor,
maka carilah air dari tumbuh-tumbuhan. Air yang jernih dan rasanya manis
biasanya mudah didapat dari tumbuh-tumbuhan. Dalam keadaan darurat
air bisa didapat dari sember-sumber sbb :
a) Jaringan tumbuhan.
b) Liana (rotan).
c) Palmae.

7) Tumbuhan yang menampung/mengandung air.


40

a) Pada ruas-ruas bambu.


b) Macam-macam tumbuhan yang berkelopak daun lebar.
c) Lumut.
d) Bonggol pisang yang dilubangi/dibuat sumur.

8) Air berlumpur tergenang dan kotor. Untuk menjernihkan air lumpur,


biarkan kira-kira 12 jam atau saring dengan pasir dalam bubung bambu yang
penuangannya 1 meter, sementara bambu tersebut ditutup dengan rumput
atau ijuk agar pasir tertahan. Didihkan air yang kotor tersebut dan
bubuhi arang agar hilang bau yang tidak enak.
9) Air pengembunan udara. Dapat digunakan selembar plastik, panas
matahari dapat menaikan temperatur udara dan tanah di bawah plastik,
hingga udara menjadi jenuh. Uap air akan mengembun pada plastik bagian
bawah dan menetes pada tempat yang disiapkan. Pada malam hari akan
terjadi pengembunan pada bagian luar plastik, sehingga untuk menampung
air hasil pengembunan di luar perlu dibuat lobang kecil pada ujung dasar
plastik.

14. Cara Membuat Api dan Masak.

a. Cara membuat Api. Berhasilnya survival antara lain tergantung pada


kemampuan membuat api. Api dibutuhkan untuk pemanasan, pengeringan, tanda
isyarat, memasak makanan, mendidihkan air dsb. Karena itu sebaiknya dapat
membuat api dalam segala cuaca, untuk itu bawalah selalu korek api dalam tempat
yang kedap air (tahan air).
1) Penyala, bahan bakar dan tempatnya.
a) Pakai barang-barang yang mudah terbakar untuk menyalakan
apai permulaan seperti kayu-kayu yang kecil, potongan kayu yang
kering, buah-buah pinus, kulit kayu palmae, daun rumput kering,
41

lumut kerak dan lain-lain. Potong-potong kayu yang kering itu


sebelum menyalakan api, bahan yang paling baik adalah balok yang
telah lapuk, kayu dan bensin dapat dipakai sebagai penyala.
Meskipun bagian kayu pinus yang bergetah kering dapat mudah
menyala dengan segera, taruhlah bahan-bahan tadi di dalam
tumpukan balok.
b) Pakailah batang kayu dan dahan-dahan yang kering, sebagai
bahan dasar, bagian dalam batang kayu dapat merupakan bahan
bakar (kayu bakar) yang kering dalam cuaca yang basah. Dalam
daerah yang tidak berkayu, carilah rumput, kotoran binatang yang
kering, lemak binatang dsb. Bila berada di tempat-tempat yang jauh
dari pesawat, pakailah bensin dan minyak pelumas sebagai bahan
bakar. Hampir semua tumbuhan dapat dipakai sebagai kayu bakar,
tetapi jangan membakar kayu tumbuhan yang mengandung racun,
yang merangsang kulit.
c) Tempatkan api baik-baik untuk menghindarkan kebakaran
hutan. Bila api harus dibuat di tempat yang basah atau salju, maka
buatlah alasnya dari kayu atau batu, lindungi api itu dari angin dengan
jalan memberi perlindungan.
d) Pelihara api itu baik-baik, pakailah batang kayu yang hijau atau
kayu yang batangnya lapuk agar api awet, tutupi dengan abu di
atasnya ditutupi dengan selapis tanah yang tipis. Ingatlah
memelihara bara api lebih baik dari pada membuat api baru.

2) Membuat api tanpa korek api. Untuk persiapan membuatnya


sediakanlah dahulu penyala yang kering betul sebelum membuat api tanpa
korek api. Setelah disediakan, lindungilah penyala ini dari angin atau
kelembaban, penyala yang baik antara lain jerami padi, cabikan kain, daun
palem kering, kulit kayu yang dicabik-cabik halus, bubuk kayu yang dibuat
oleh serangga yang biasanya dijumpai di bawah batang kayu yang mati.
a) Membuat api dengan pertolongan sinar matahari, lensa
kamera, lensa cembung dari teropong, lensa telescope atau lensa
senter dapat dipakai untuk menyatukan cahaya matahari dapat
menyala yang telah disediakan.
42

b) Membuat api dari batu api dan baja. Cara ini adalah yang
terbaik untuk menyalakan penyala bila tidak punya korek api.
Dekatkan penyala pada batu api dan goreskan bajanya hingga keluar
percikan api yang dapat mengenai penyala. Kipasi atau tiuplah
apabila telah terbakar.

c) Membuat api dengan gesekan kayu. Membuat api dengan


gesekan kayu adalah cara yang sukar, gunakanlah cara ini bila tidak
ada cara lain antara lain :
(1) Dengan Busur dan Gurdi.
(2) Dengan gesekan bambu dengan bambu.
(3) Dengan gesekan batu dengan batu.
43

b. Cara Memasak. Cara memasak dengan menggunakan bambu (bumbung),


jika membawa/mempunyai panci, wajan atau periuk maka tidak sukar lagi untuk
memasak makanan atau air di dalam hutan. Akan tetapi apabila tidak punya
dan tidak boleh menggunakan topi baja untuk memasak, maka cara memasak
adalah sbb :
1) Memasak dengan menggunakan bambu atau bubung.
2) Memasak di dalam lobang.

15. Ancaman-Ancaman dalam Survival. Disamping binatang-binatang buas yang


mem-bahayakan, penyakit adalah musuh yang terbesar di dalam perjuangan untuk hidup
di dalam rimba dan rawa-rawa. Sekalipun tidak perlu mengetahui semua ancaman-
ancaman penyakit, namun harus diketahui bahwa ancaman-ancaman penyakit itu pasti
ada. Penyebab-penyebab dan cara-cara menghindarkannya harus diketahui,
kebanyakan penyakit di dalam hutan rimba dan rawa-rawa disebabkan oleh tumbuh-
tumbuhan dan parasit-parasit yang kecil yang menembus manusia, berkembang biak di
dalamnya serta mengakibatkan penyakit-penyakit yang tidak diinginkan. Jika sudah
diketahui sebab-sebabnya/gejala-gejala maka cara menghindari dan mengatasinya maka
akan lebih mudah.

a. Binatang-binatang yang membahayakan.


1) Binatang besar di daerah topis .
2) Binatang-binatang kecil (insekta).

b. Tumbuh-tumbuhan yang membahayakan.


1) Getah dari pohon bakau putih.
2) Getah dari pohon rengas.
3) Getah dari tumbuhan eretton.
4) Getah sirih berwarna.
5) Getah dari kulit biji jambu monyet.
6) Getah dari kayu urip.
7) Getah dari buah aren mentah.

16. Cara Mencari Hubungan. Dalam keadaan yang amat darurat, dimana hubungan
dengan induk pasukan terputus, berusaha mencari kontak dengan jalan sbb :
44

a. Api (baik dari sinarnya maupun asapnya).


b. Lampu.
c. Kain warna.
d. Kaca atau benda-benda yang mengkilat.
e. Lain-lain (membuat huruf/angka yang besar di pasir atau menebang bersih
hutan seluas 5 x 5 meter).

17. Evaluasi.

a. Sebutkan binatang yang membahayakan.. !


b. Sebutkan tumbuh-tumbuhan yang membahayakan..!
c. Jelaskan cara mendapatkan api selai dari korek api..!

BAB IV
TEKNIK SURVIVAL DI LAUT

18. Umum. Survival di lautan terbuka didasarkan atas suatu anggapan bahwa
dapat menyelamatkan diri dari bahaya ancaman laut, apabila kapal laut yang ditumpangi
tenggelam atau kapal terbang terpaksa melakukan pendaratan darurat di atas laut.
Karena Indonesia sebagian besar terdiri atas lautan, soal lautan benar-benar harus
dikenal agar dapat dijadikan kawan. Apabila sudah memiliki alat-alat pertolongan yang
modern dan lengkap, hal tersebut tidaklah menjadi persoalan yang besar akan tetapi
anggapan yang diambil dalam survival ini adalah bahwa keadaan yang dihadapi sangat
darurat. Laut-laut Indonesia harus dikenal dan diketahui ciri-ciri, sifat-sifat dan
bahayanya yang tersimpan di dalamnya serta harapan-harapan yang diberikan untuk
menolong diri.
19. Sifat-Sifat Laut Indonesia.

a. Arus laut. Laut Indonesia terletak diantara samudra Pasifik dan samudra
Indonesia. Samudra ini dibawah pengaruh arus equator (selatan & utara), bila
bulan Januari akan terdapat arus laut yang mengalir dari laut cina selatan masuk
ke laut jawa dan selat makasar pecah menjadi dua yaitu ke utara dan ke timur.
Yang ke timur terus melalui laut flores, banda, laut arafuru menuju ke lautan pasifik.
45

Pada bulan Juli terjadi sebaliknya, arus-arus equator tersebut bersuhu panas dan
terjadi karena angin dari timur laut dan tenggara.

b. Pasang surut. Selain arus laut, juga dikenal perobahan ketinggian


permukaan air laut, yang disebut pasang dan surut. Tidak perlu dijelaskan disini
mengenai segi-segi ilmiah, hanyalah dapat dijelaskan bahwa pasang surut air laut
adalah diakibatkan daya tarik matahari dan bulan. Pasang surut ini terjadi dua
kali didalam waktu kira-kira 24 jam 50 menit, jadi saling bergantian pada kira-kira
12 jam dan 25 menit.

c. Angin darat dan angin laut. Angin darat dan angin laut penting untuk
mengetahui arah daratan. Pemanasan dan pendinginan tidak sama rata di laut
dan di darat waktu siang dan malam, hal ini mengakibatkan angin darat dan angin
laut. Angin laut dari negara-negara tropis termasuk Indonesia, angin ini
merupakan angin periodik. Pada siang hari dapat dirasakan tiupan angin dari laut
(sejuk) dan pada waktu malam hari di laut dapat dirasakan tiupan angin darat
(hangat).

20. Alat-Alat Pengangkutan di Laut. Tiap-tiap alat dan benda yang mengapung
berguna untuk alat pengangkutan laut.

a. Sehelai papan.
b. Sebuah drum kosong.
c. Sebatang kayu.
d. Sebuah peti kosong.
e. Kepingan-kepingan perahu.
f. Sebuah rakit.
g. Sebuah pelampung.
h. Buah kelapa (bila lebih dari 1 diikat menjadi rakit).
21. Menentukan Kedudukan dan Navigasi. Yang dimaksud navigasi di laut
adalah menentukan arah kedudukan di lautan terbuka, hal ini lebih mudah dari pada di
hutan belukar. Pada siang hari matahari terbit menjadi pedoman, pada malam hari ada
bintang.

22. Makan dan Air.


46

a. Makanan.
1) Ikan.
2) Tumbuhan-tumbuhan laut.

b. Air.
1) Sumber air.
a) Air laut (tidak boleh diminum).
b) Air hujan.

2) Disiplin air.
a) Minum sedikit-sedikit dengan interval 1 jam.
b) Jangan minum air kencing.
c) Apabila kekurangan air, hanya untuk membasahi bibir dan
kerongkongan, sebelum menelan air itu supaya kumur dahulu.

23. Tanda-tanda adanya daratan.

a. Awan petunjuk.
1) Awan dan pantulan cahaya yang jelas di udara merupakan petunjuk
yang nyata tentang adanya daratan. Awan yang kecil biasanya terdapat
di atas pulau karang atau mungkin pula di atas daratan pulau karang di
bawah permukaan air. Awan tetap atau garis awan sering terlihat disekitar
puncak gunung atau pulau yang bergunung atau pantai.
2) Petunjuk lain tentang adanya daratan adalah petir (kilat) atau
pantulan cahaya. Kilat di daerah tertentu pada waktu dinihari
menunjukkan adanya daerah yang bergunung /pegunungan.

b. Suara petunjuk. Suara dari daratan mungkin berasal dari kicauan burung-
burung laut yang terus menerus dari arah yang tertentu, kapal atau pelampung
atau suara-suara lain dari daerah yang didiami manusia.
c. Petunjuk-petunjuk daratan yang lain.
1) Bertambahnya burung di udara dan serangga-serangga menunjukkan
adanya daratan yang dekat.
2) Rumput laut, biasanya terdapat di air yang dangkal dapat pula
menunjukkan adanya daratan yang dekat.
47

3) Daratan dapat pula ditunjukkan oleh adanya bau yang dibawa angin.
Fakta-fakta ini sangat penting bila berlayar di laut dalam kabut yang tebal
atau dimalam hari.
4) Penambahan jumlah kayu terapung juga menunjukkan adanya
daratan yang dekat.

24. Ancaman-ancaman dalam survival di laut.

a. Stamina mental. Moril yang tinggi serta daya tahan yang besar adalah
sangat penting untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam survival di laut terbuka.
Apabila hal-hal tersebut diatas ditambah dengan pengetahuan dan pengalaman
yang luas, maka kesulitan-kesulitan yang dijumpai dapat diperkecil.
Usahakanlah jangan membiarkan pikiran yang tidak-tidak. Istirahatlah di atas
rakit, di dalam perahu atau sampan, waktu cukup banyak percayalah pada Tuhan
YME.

b. Jasmani.
1) Jika terlalu lama terapung-apung di laut, badan mudah diserang
penyakit, kemasukan angin laut, sebagai akibat dari badan atau kaki yang
sudah lama terendam dalam air laut, sehingga urat-urat darah menyempit
dan peredaran darah terganggu.
2) Terendam di air laut yang berkadar garam tinggi ditambah dengan
panas terik matahari bisa mengakibatkan kulit pecah-pecah dan bernanah
lalu menjadi luka-luka yang berbahaya.
3) Mabuk laut, muntah-muntah juga merupakan gangguan fisik akibat
lama terapung di laut.
4) Mata sakit karena terus menerus melihat pemandangan yang
mengkilat dicampur dengan hawa laut yang mengandung garam, maka akan
menderita karena dihadapkan terus menerus kepada keadaan sekeliling
yang sama.
5) Jangan kaget bilamana air kencing berwarna kemerah-merahan, ini
akibat dari makanan dan minuman yang tidak teratur dan tidak baik.

c. Binatang/Ikan-Ikan yang berbahaya.


1) Ikan Hiu.
48

2) Ikan Kabo.
3) Ikan Sotong raksasa (Octopus, Gurita).
4) Ikan Pari.

Catatan :
1) Usahakan jangan sampai ada luka di badan, sehingga ikan hiu bisa
mencium darah.
2) Jauhkan diri dari tempat pertarungan ikan besar.
3) Jauhi rombongan ikan layar yang sedang berlalu.

25. Cara mencari hubungan. Dalam keadaan yang amat darurat, dimana hubungan
dengan induk pasukan terputus, berusaha mencari kontak dengan jalan sbb :

a. Api. Api akan menarik perhatian baik oleh sinarnya pada malam hari,
maupun asapnya di siang hari.

b. Lampu. Lampu senter adalah alat yang baik untuk perhubungan lebih-lebih
apabila dapat menguasai tanda-tanda Morse.

c. Kain Warna. Pilihlah warna yang berlainan dengan warna-warna


sekelilingnya.

d. Kaca atau benda-benda yang mengkilat.


49
50
51
52

Daftar tumbuhan yang beracun


53
54

26. Evaluasi.

a. Sebutkan cara mencari hubungan apabila terputus dengan induk pasukan..!


b. Sebutkan alat pengangkut dilaut selain kapal/perahu..!

BAB V
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
(Bukan naskah ujian)

27. Evaluasi akhir pelajaran.

a. Jelaskan pengertian survival..!


b. Jelaskan sikap yang baik terhadap penduduk setempat..!
c. Jelaskan tehnik menentukan kedudukan dan navigasi..!
KONFIDENSIAL
55

d. Jelaskan tehnik menentukan pohon untuk tempat tidur dipohon..!

BAB VI
PENUTUP

28. Penutup. Demikian naskah Sekolah sementara tentang survival dibuat untuk
kepentingan pendidikan dan latihan di Pusdikpassus.

KONFIDENSIAL

Anda mungkin juga menyukai