SURVIVAL
BAB I
PENDAHULUAN
Kemampuan dan kemauan untuk terus mempertahankan hidup adalah merupakan faktor
yang utama dalam survival.
KONFIDENSIAL
b. Tujuan. Agar serdik memahami dan mampu menyesuaikan dengan
keadaan sekitarnya (melaksanakan survival).
3. Ruang Lingkup.
a. Pendahuluan.
b. Pedoman umum.
c. Survival di darat.
d. Survival di laut.
e. Evaluasi.
f. Penutup.
BAB II
PEDOMAN UMUM
c. Huruf ketiga “R” berarti. Rasa takut dan panik harus dikuasai.
1) Perasaan takut itu biasa (normal) dan dapat menimbulkan tenaga
tambahan. Berjalanlah untuk mengenal alasan mengapa merasa takut dan
cobalah menguasai perasaan takut tersebut, jangan sebaliknya.
Perhatikan situasi baik-baik, apakah perasaan takut itu memang beralasan
atau tidak. Harus disadari bahwa banyak sekali perasaan takut yang tidak
semestinya dan tidak beralasan.
2) Bila terluka dan merasa sakit, sangatlah sukar untuk menguasai
perasaan takut ata cemas. Penderitaan kadang-kadang merubah perasaan
takut menjadi panik dan menyebabkan seorang bertindak tanpa berpikir.
3) Panik dapat pula disebabkan karena kesunyian dan akan mengarah
kepada perasaan putus asa, kadang-kadang timbul perasaan untuk bunuh
diri dan tidak ambil pusing (tidak perduli) apakah akan tertangkap atau
menyerahkan diri. Bila tanda- tandanya tersebut disadari, maka akan dapat
menolong untuk menguasai rasa kepanikan tersebut.
4) Merencanakan untuk melarikan diri dapat mempengaruhi pikiran,
carilah dan perhatikan sesuatu sekalipun soal-soal yang remeh.
Umpamanya seekor binatang kecil sedang berusaha melepaskan diri dari
jerat, bantulah melepaskannya. Berdo’a membaca kitab suci atau
melakukan upacara keagamaan yang dapat menenangkan pikiran, paling
tidak berpikir dan bertindak hati-hati untuk menyelamatkan diri.
e. Huruf kelima “I” berarti. Ingatlah tempat, dimana kita berada sekarang ini.
Janganlah mengerjakan sesuatu pekerjaan yang canggung, umpamanya
menirukan sesuatu nyanyian dalam daerah musuh yang baru dikenal. Musuh
yang kebetulan mendengar akan segera mengenal kelainan itu, lebih-lebih bila
mereka mempunyai tekanan suara (aksen) yang sangat berlainan.
5
g. Huruf ketujuh “A” berarti. Adat istiadat setempat patut ditiru, sesuaikan
dengan keadaan tempat. Seseorang yang berlainan agama segera ketahuan
tingkah lakunya bila orang itu melakukan upacara keagamaan di tempat yang
berlainan agamanya.
h. Huruf kedelapan “L” berarti. Latihlah diri dan belajarlah selalu. Jaminan
yang terbaik untuk meyakinkan diri akan berhasilnya tindakan ialah mengetahui
teknik survival, sehingga lama kelamaan menjadi biasa. Kemudian kemungkinan
untuk dapat berbuat sebaik-baiknya karena akan menyelamatkan jiwa (hidup).
Bersungguh-sungguhlah dan selalu cari tambahan pengetahuan untuk berhasilnya
survival.
7. Evaluasi.
BAB III
TEKNIK SURVIVAL DI DARAT
c. Klasifikasi medan.
1) Dataran tinggi (higland), adalah daerah-daerah dataran yang letaknya
lebih dari 400 m di atas permukaan laut.
2) Dataran rendah (lowland), adalah daerah-daerah yang letaknya
kurang dari 400 m diatas permukaan laut.
3) Geger (punggung) gunung, adalah daerah tinggi yang menghubung-
kan antara bukit dengan bukit atau gunung dengan gunung lainnya.
4) Lembah adalah sebagian medan yang merupakan dataran yang
terkurung atau dikelilingi oleh bukit-bukit, gunung-gunung atau punggung
bukit/gunung (valley).
5) Hutan firest adalah bagian medan yang ditumbuhi pohon-pohon yang
rendah maupun tinggi, biasanya hutan dapat dilalui oleh orang karena sudah
pernah dibuka/diexploitasi oleh manusia.
6) Hutan-hutan jati, karet, kina, kayu manis, cengkeh, sagu, nipah, aren,
bambu, rotan dll adalah jenis hutan yang ada di Indonesia.
7) Rimba (jungle) adalah hutan yang sukar atau sama sekali tidak dapat
dilalui oleh manusia dengan cara berjalan atau bergerak biasa dan bebas.
8) Perkebunan (estates) adalah daerah-daerah atau bagian-bagian
medan yang ditanami pohon-pohon/tanaman tertentu secara teratur dan
terpelihara dimana hasilnya dikemudian diperdagangkan.
Gambar-2. 11 12
Menentukan arah dengan U
12
10
jam tangan. 9 ● 3
6
itu) terdapat bintang utara. Rasi Cassiopcia dapat juga digunakan untuk
mencari bintang utara, kelompok lima bintang yang terang ini mempunyai
huruf “M”. Bintang utara terletak pada garis lurus yang menghubungkan
dua bintang pada kaki tengah kiri dan Cassiopcia juga berotasi perlahan-
lahan mengelilingi bintang utara dan kedudukannya ialah pada sisi yang
hampir bertentangan dengan kedudukan bintang biduk. Karena
kedudukannya ini Rasi Cassiopcia merupakan penolong petunjuk yang
berguna apabila bintang biduk sudah tenggelam. Bagi tempat-tempat
sepanjang khatulistiwa bintang utara berada tepat pada cakrawala. Bagi
tempat-tempat sepanjang khatulistiwa, dimana bintang utara nampak tinggi
diatas cakarawala, maka titik utara ditentukan dengan jalan menarik garis
dari bintang utara tegak lurus ke cakrawala.
2) Orion/Blantik dengan pertolongan bintang ini dapat diketahui arah
timur dan barat, karena bintang ini terbit di sebelah timur dan terbenam di
sebelah barat dan selalu bergerak sepanjang khatulistiwa.
3) Jalan susu. Bintang ini terdiri dari kumpulan bintik-bintik bintang
kecil yang membentuk garis putih dan selalu membujur dari selatan ke utara
agak miring. Kumpulan bintik-bintik bintang kecil yang lebih padat menunjuk
ke selatan, sedang yang lebih jarang menunjuk ke utara (agak miring).
4) Rasi bintang Pari/Layang-Layang. Di sebelah selatan khatulistiwa,
rasi bintang pari dapat membantu menentukan arah selatan. Rasi bintang
pari ini merupakan kelompok empat bintang berbentuk salib yang agak
miring. Dua bintang yang membentuk poros memanjang disebut Bintang
Penunjuk (Pointer) dari kaki salib perpanjang garisnya 5 kali panjang kaki
salib tersebut, dari titik khayal pada ujung garis tadi tarik garis tegak lurus ke
cakrawala. Titik potongnya pada cakrawala itulah titik selatan.
12
b. Jenis Perkemahan.
1) Perkemahan sementara (Temporer). Didalam hutan terdapat cukup
bahan-bahan untuk membuat perkemahan sementara maupun untuk
penggunaan jangka waktu lama. Untuk perkemahan sementara cukup
membuat suatu atap miring, dibawah mana diletakkan kayu-kayu bulat atau
belahan-belahan bambu guna dijadikan tempat tidur. Untuk menutup atas
dapat digunakan layar ponco atau daun yang terdapat di hutan-hutan.
13
2) Menentukan pohon.
a) Cari pohon yang bercabang kuat dan berdaun lebat.
b) Cari pohon yang aman dari gangguan binatang buas.
c) Tentukan pohon yang tidak terganggu oleh adanya pasang
surut.
3) Membuat Para.
a) Tinggi para 4-7 m.
b) Dibuat secara tersamar.
c) Siapkan tali untuk pengikatan badan waktu tidur.
d) Dari para harus mempunyai padangan yang luas untuk
melakukan orientasi sekelilingnya.
a. Pemeliharaan Mental (Rohani). Moril yang tinggi dan ketahanan yang baik
terhadap gangguan-gangguan emosi, memungkinkan untuk berhasilnya survival
jagalah agar jangan sampai mempengaruhi pikiran. Berlakulah tenang dan
coba berpikir tentang persoalan yang sedang dihadapi. Waktu cukup banyak,
karena itu bertindaklah dengan tenang.
6) Pemeliharaan kaki.
a) Jangan memakai kaos kaki yang kotor atau berkeringat. Bila
tidak punya yang bersih, cucilah apa yang dipakai.
b) Pakaian sepatu yang cocok. Keringkan sepatu yang basah
dan semirlah agat tidak melecetkan kaki. Lecet kaki berbahaya
karena dapat menyebabkan infeksi yang mematikan. Apabila kaki
lecet, keluarkan cairan-nya dengan mempergunakan pisau atau
jarum yang steril, kemudian pakailah pembalut yang bersih untuk
mencegah kulit tergeser sebelum luka itu sembuh.
Titik tekan bila pendarahan di bawah siku dan lutut. Gunakan pengikat
kencang apabila tidak dapat menguasai perdarahan dengan jalan menekan
dan mengangkat bagian yang luka. Bilamana hal inipun gagal, gunakan
pengikat kuat (torniquete). Pemasangan harus diantara luka dan jantung.
Bila terjadi pemotong-an lengan, kaki, tempatkan pengikat kuat pada dekat
ujung terluka diatas siku atau lutut. Kalau tidak perlu benar jangan
mempergunakan pengikat kuat.
3) Patah tulang. Rawatlah penderita yang patah tulang dengan hati-hati
untuk menghidari kerusakan lebih lanjut. Bila tulang patah diikuti dengan
luka atau sobek, sobeklah pakaiannya dan obatilah lukanya sebelum dibilai
kemudian bilailah penderita tadi sebelum dipindahkan.
19
Selencosmia
Ular belang (Bungarus) Ular haje (Kobra) Ular laut (Hydrus platurus) Ular hijau (Lachesis gramineus) javanensis
(laba-laba)
13. Makanan dan Air. Rimba rawa Indonesia menyimpan banyak sekali bahan-bahan
makanan yang berupa tumbuh-tumbuhan maupun binatang. Persoalannya ialah dimana
dan bagaimana mendapatkannya, yang mana tidak boleh dimakan dan bagaimana cara
memasaknya. Disini akan dijelaskan khusus tanaman dan tumbuh-tumbuhan yang
terdapat di hutan-hutan dan rawa-rawa juga binatang-binatang termasuk ikan.
f) Jambu Kelutuk.
g) Jambu Monyet.
h) Sagu (Metroxylon Sagu).
i) Aren (Arenga Pinnata).
j) Tayapa, Gadung.
k) Rotan (Calammus Javensis).
l) Bermacam-macam Paku (Pakis).
m) Bermacam-macam Talas (Colocasis esculenta).
n) Pisang Monyet (Musa Acucimata, Colla).
o) Karet (Hevia Brasillliensis).
p) Searit (sejenis rumput).
q) Sejenis nanas/Lidah Buaya).
r) Daun Suji.
s) Antanan besar dan kecil.
t) Gelagah.
u) Rasamala.
v) Buah Negeri/Siuh/Areuy Paksi.
w) Klanting/Panggang.
x) Pohpohan.
y) Putat.
z) Tempoh/Gerowong.
aa) Daun Bihun, Begonia.
bb) Catok Ayam.
cc) Lo/Gondang.
dd) Pandan Hutan/Jaksi.
ee) Sintrong.
ff) Saliara.
gg) Arben.
hh) Cariwuh.
ii) Tespong.
jj) Jotang.
kk) Seladah air.
ll) Harendong.
mm) Keji/Keundeu.
nn) Bayam merah.
26
2) Pengolahan.
a) Semua binatang buas darat yang berkaki empat yang berkuku
tebal harus dikuliti atau rambutnya dibakar.
Cara membedahnya tidak berbeda dengan apa yang biasa dilakukan
jika memotong kambing atau babi.
b) Semua reptilia yang berkaki empat dan berkulit belakang keras
agar bagian perutnya berada di atas sehingga mudah untuk
membuka perutnya serta memotong dagingnya.
c) Semua jenis reptilia harus dikuliti terlebih dahulu mulai dari
belakang kepalanya.
dapat air minum sedikit mungkin. Dalam keadaan bagaimanapun janganlah minum
air kencing. Zat sisa yang terkandung di dalamnya dapat menyebabkan sakit,
sedapat mungkin bersihkan dan sterilkan air yang akan diminum, apabila tidak
dapat menemukan air di atas tanah, maka galilah sampai mencapai lapisan air
dalam tanah. Letakan lapisan air tanah ini tergantung pada letak medan dan
macam tanahnya.
1) Tanah batu. Carilah mata air atau air mancur.
Tanah kapur lebih banyak mata airnya, karena kapur mudah dilarutkan,
sehingga mudah dibentuk saluran air dan karena permukaan tanah mudah
dilalui air.
2) Tanah yang gempur. Biasanya mudah dijumpai pada tanah gempur
dibandingkan dengan pada tanah batu, terdapat di sebelah atau dari
permukaan air tanang termasuk pula sungai, kolam yang tergenang di
daerah gempur.
3) Daerah sepanjang pantai rawa dan rawa laut. Jangan sekali-kali
minum air laut, karena kadar garamnya melebihi kadar garam dari cairan
tubuh, sehingga air tubuh akan dikeluarkan untuk mengimbangi kadar garam
air laut tadi, air laut dapat pula merusak ginjal.
4) Di padang pasir atau di tanah tandus. Perhatikan petunjuk (indikator)
air bila berada di padang pasir atau daerah tandus. Beberapa tanda
terdapatnya sumber air adalah arah terbang burung tertentu, letak tumbuh-
tumbuhan dan jalur jejak binatang yang menyempit.
5) Di pegunungan. Galilah daerah bekas aliran sungai, biasanya
terdapat air di bawah tanah atau di bawah batu-batuan.
6) Air dari tumbuhan. Bila tidak berhasil mendapatkan air dari tanah
atau sungai atau bila tidak ada waktu untuk membersihkan air yang kotor,
maka carilah air dari tumbuh-tumbuhan. Air yang jernih dan rasanya manis
biasanya mudah didapat dari tumbuh-tumbuhan. Dalam keadaan darurat
air bisa didapat dari sember-sumber sbb :
a) Jaringan tumbuhan.
b) Liana (rotan).
c) Palmae.
b) Membuat api dari batu api dan baja. Cara ini adalah yang
terbaik untuk menyalakan penyala bila tidak punya korek api.
Dekatkan penyala pada batu api dan goreskan bajanya hingga keluar
percikan api yang dapat mengenai penyala. Kipasi atau tiuplah
apabila telah terbakar.
16. Cara Mencari Hubungan. Dalam keadaan yang amat darurat, dimana hubungan
dengan induk pasukan terputus, berusaha mencari kontak dengan jalan sbb :
44
17. Evaluasi.
BAB IV
TEKNIK SURVIVAL DI LAUT
18. Umum. Survival di lautan terbuka didasarkan atas suatu anggapan bahwa
dapat menyelamatkan diri dari bahaya ancaman laut, apabila kapal laut yang ditumpangi
tenggelam atau kapal terbang terpaksa melakukan pendaratan darurat di atas laut.
Karena Indonesia sebagian besar terdiri atas lautan, soal lautan benar-benar harus
dikenal agar dapat dijadikan kawan. Apabila sudah memiliki alat-alat pertolongan yang
modern dan lengkap, hal tersebut tidaklah menjadi persoalan yang besar akan tetapi
anggapan yang diambil dalam survival ini adalah bahwa keadaan yang dihadapi sangat
darurat. Laut-laut Indonesia harus dikenal dan diketahui ciri-ciri, sifat-sifat dan
bahayanya yang tersimpan di dalamnya serta harapan-harapan yang diberikan untuk
menolong diri.
19. Sifat-Sifat Laut Indonesia.
a. Arus laut. Laut Indonesia terletak diantara samudra Pasifik dan samudra
Indonesia. Samudra ini dibawah pengaruh arus equator (selatan & utara), bila
bulan Januari akan terdapat arus laut yang mengalir dari laut cina selatan masuk
ke laut jawa dan selat makasar pecah menjadi dua yaitu ke utara dan ke timur.
Yang ke timur terus melalui laut flores, banda, laut arafuru menuju ke lautan pasifik.
45
Pada bulan Juli terjadi sebaliknya, arus-arus equator tersebut bersuhu panas dan
terjadi karena angin dari timur laut dan tenggara.
c. Angin darat dan angin laut. Angin darat dan angin laut penting untuk
mengetahui arah daratan. Pemanasan dan pendinginan tidak sama rata di laut
dan di darat waktu siang dan malam, hal ini mengakibatkan angin darat dan angin
laut. Angin laut dari negara-negara tropis termasuk Indonesia, angin ini
merupakan angin periodik. Pada siang hari dapat dirasakan tiupan angin dari laut
(sejuk) dan pada waktu malam hari di laut dapat dirasakan tiupan angin darat
(hangat).
20. Alat-Alat Pengangkutan di Laut. Tiap-tiap alat dan benda yang mengapung
berguna untuk alat pengangkutan laut.
a. Sehelai papan.
b. Sebuah drum kosong.
c. Sebatang kayu.
d. Sebuah peti kosong.
e. Kepingan-kepingan perahu.
f. Sebuah rakit.
g. Sebuah pelampung.
h. Buah kelapa (bila lebih dari 1 diikat menjadi rakit).
21. Menentukan Kedudukan dan Navigasi. Yang dimaksud navigasi di laut
adalah menentukan arah kedudukan di lautan terbuka, hal ini lebih mudah dari pada di
hutan belukar. Pada siang hari matahari terbit menjadi pedoman, pada malam hari ada
bintang.
a. Makanan.
1) Ikan.
2) Tumbuhan-tumbuhan laut.
b. Air.
1) Sumber air.
a) Air laut (tidak boleh diminum).
b) Air hujan.
2) Disiplin air.
a) Minum sedikit-sedikit dengan interval 1 jam.
b) Jangan minum air kencing.
c) Apabila kekurangan air, hanya untuk membasahi bibir dan
kerongkongan, sebelum menelan air itu supaya kumur dahulu.
a. Awan petunjuk.
1) Awan dan pantulan cahaya yang jelas di udara merupakan petunjuk
yang nyata tentang adanya daratan. Awan yang kecil biasanya terdapat
di atas pulau karang atau mungkin pula di atas daratan pulau karang di
bawah permukaan air. Awan tetap atau garis awan sering terlihat disekitar
puncak gunung atau pulau yang bergunung atau pantai.
2) Petunjuk lain tentang adanya daratan adalah petir (kilat) atau
pantulan cahaya. Kilat di daerah tertentu pada waktu dinihari
menunjukkan adanya daerah yang bergunung /pegunungan.
b. Suara petunjuk. Suara dari daratan mungkin berasal dari kicauan burung-
burung laut yang terus menerus dari arah yang tertentu, kapal atau pelampung
atau suara-suara lain dari daerah yang didiami manusia.
c. Petunjuk-petunjuk daratan yang lain.
1) Bertambahnya burung di udara dan serangga-serangga menunjukkan
adanya daratan yang dekat.
2) Rumput laut, biasanya terdapat di air yang dangkal dapat pula
menunjukkan adanya daratan yang dekat.
47
3) Daratan dapat pula ditunjukkan oleh adanya bau yang dibawa angin.
Fakta-fakta ini sangat penting bila berlayar di laut dalam kabut yang tebal
atau dimalam hari.
4) Penambahan jumlah kayu terapung juga menunjukkan adanya
daratan yang dekat.
a. Stamina mental. Moril yang tinggi serta daya tahan yang besar adalah
sangat penting untuk mengatasi kesulitan-kesulitan dalam survival di laut terbuka.
Apabila hal-hal tersebut diatas ditambah dengan pengetahuan dan pengalaman
yang luas, maka kesulitan-kesulitan yang dijumpai dapat diperkecil.
Usahakanlah jangan membiarkan pikiran yang tidak-tidak. Istirahatlah di atas
rakit, di dalam perahu atau sampan, waktu cukup banyak percayalah pada Tuhan
YME.
b. Jasmani.
1) Jika terlalu lama terapung-apung di laut, badan mudah diserang
penyakit, kemasukan angin laut, sebagai akibat dari badan atau kaki yang
sudah lama terendam dalam air laut, sehingga urat-urat darah menyempit
dan peredaran darah terganggu.
2) Terendam di air laut yang berkadar garam tinggi ditambah dengan
panas terik matahari bisa mengakibatkan kulit pecah-pecah dan bernanah
lalu menjadi luka-luka yang berbahaya.
3) Mabuk laut, muntah-muntah juga merupakan gangguan fisik akibat
lama terapung di laut.
4) Mata sakit karena terus menerus melihat pemandangan yang
mengkilat dicampur dengan hawa laut yang mengandung garam, maka akan
menderita karena dihadapkan terus menerus kepada keadaan sekeliling
yang sama.
5) Jangan kaget bilamana air kencing berwarna kemerah-merahan, ini
akibat dari makanan dan minuman yang tidak teratur dan tidak baik.
2) Ikan Kabo.
3) Ikan Sotong raksasa (Octopus, Gurita).
4) Ikan Pari.
Catatan :
1) Usahakan jangan sampai ada luka di badan, sehingga ikan hiu bisa
mencium darah.
2) Jauhkan diri dari tempat pertarungan ikan besar.
3) Jauhi rombongan ikan layar yang sedang berlalu.
25. Cara mencari hubungan. Dalam keadaan yang amat darurat, dimana hubungan
dengan induk pasukan terputus, berusaha mencari kontak dengan jalan sbb :
a. Api. Api akan menarik perhatian baik oleh sinarnya pada malam hari,
maupun asapnya di siang hari.
b. Lampu. Lampu senter adalah alat yang baik untuk perhubungan lebih-lebih
apabila dapat menguasai tanda-tanda Morse.
26. Evaluasi.
BAB V
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
(Bukan naskah ujian)
BAB VI
PENUTUP
28. Penutup. Demikian naskah Sekolah sementara tentang survival dibuat untuk
kepentingan pendidikan dan latihan di Pusdikpassus.
KONFIDENSIAL