Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting untuk dipelajari oleh semua kalangan.
Oleh sebab itu, pendidikan Nasional Indonesia menjadikan pendidikan kewarganegaraan
sebagai pelajaran pokok dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah.
Kedua, sebagai matakuliah di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan
disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru. Keempat,
sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedoman
Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah dikelola
oleh Pemerintah sebagau satuan crash program. Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam
bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait serta kewarganegaraan merupakan
hal yang sangat penting di dalam suatu Negara. Tanpa status kewarganegaraan seorang
warga Negara tidak akan di akui oleh sebuah Negara. Dan dalam makalah ini penulis akan
menjelaskan tentang pendidikan kewarganegaraan serta pendidikan kewarganegaraan serta
pendidikan kewarganegaraan sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian.
Diundangkannya Undang-Undang No.2 Tahun 1989 (UU No.2/1989) tentang system
Pebdidikan Nasional, pasal 39 ayat (2), mengamanatkan bahwa isi kurikulum setiap jalur dan
jenjang pendidikan wajb memuat Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan. Pada waktu itu, di perguruan tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan
diwujudkan salah satunya dengan mata kuliah Pendidikan Kewiraan yang diimplementasikan
sejak berlakunya UU No.2/1989 sampai berakhirnya pemerintahan Orde Baru. Eksistensi
Pendidikan Kewarganegaraan kembali dikuatkan dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003
(UU No.20/2003) yang menggantikan UU No.2/1989. Pasal 37 ayat (2) UU No.20 Tahun
2003 menyebutkan: Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat Pendidikan Agama,
Pendidikan Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Namun sejak terbitnya Undang-
Undang No.12 Thaun 2012 tentang Perguruan Tinggi, maka Kurikulum Pendidikan Tinggi
wajib memuat Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan dan
Bahasa Indonesia.
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan berawal dari istilah “Civic Education”
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan Kewargaan dan akhirnya
menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Istilah “Pendidikan Kewargaan” diwakili oleh Azra
dan Tim ICCE (Indonesia Center for Civic Education) dari Universitas Islam Negeri Jakarta,
sebagai pengembang Civic Education pertama di perguruan tinggi. Penggunaan istilah
”Pendidikan Kewarganegaraan” diwakili oleh Winaputa dkk dari Tim CICED (Center
Indonesia for Civic Education), Tim ICCE (2005: 6) .
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajiban untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (Depdiknas, 2006:49).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan visi dan misi pendidikan kewarganegaraan?
2. Jelaskan tujuan pendidikan kewarganegaraan?
3. Bagaimana karakteristik seseorang sebagai warga Negara yang berbangsa dan bernegara?
4. Bagaimana seorang apoteker sebagai warga Negara yang berkepribadian?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Untuk mengetahui visi dan misi pendidikan kewarganegaraan.
3. Untuk mengetahu tujuan dari pendidikan kewarganegaraan.
4. Untuk mengetahui bagaimana seseorang berkarakter sebagai warga Negara yang
berbangsa dan bernegara.
5. Untuk mengetahui bagaimana seorang apoteker yang sebagai warga Negara yang
berkepribadian.

Anda mungkin juga menyukai