283-Article Text-480-1-10-20181016 PDF
283-Article Text-480-1-10-20181016 PDF
2) (2017)
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Daerah
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/jaladri/
Email 1: azizah.akhwat@gmail.com
Abstact
29
Nur’azijah at et,. Karakteristik Tokoh Dan Nilai Pendidikan pada Wawacan Aladin Suntingan Rany Febriani
Untuk Bahan Ajar Berbasis Karakter Di Tingkat SMA/SMK/MA (Siti Nur’azizah, Rany Febriani)
30
guru bilangan yaitu pupuh sinom, bilangan seperti 10-e, 8-a, 8-i, 12-a.
pupuh kinanti, pupuh dangdanggula, Kesalahan yang terjadi pada pupuh
pupuh pangkur, pupuh durma, pupuh ladrang terdapat pada baris pertama
balakbak, pupuh asmarandana, pupuh yang ditulis 12-i, guru lagu pada baris
ladrang, dan pupuh mijil. Aturan ke-2 8i, serta pada baris ke-3 8a.
penulisan pupuh sinom yaitu 8-a, 8-i, Pupuh mijil memiliki pola guru lagu
8-a, 8-i, 7-i, 8-u, 7-a, 8-i dan 12-a. dan guru bilangan seperti 10-i, 6-o,
kesalahan yang terdapat dalam 10-e, 10-i, 6-i, 6-u. Kesalahan pada
penulisan pupuh sinom umumnya pupuh mijil adalah pada baris ke-1
terdapat pada kesalahan dalam guru tertulis 11-i, baris ke-3 9-e, dan baris
bilangan ganjil yang digenapkan ke-4 8-i.
seperti 7-i dan 7-a yang menjadi 8-i 8) Dari kesalahan-kesalahan diatas
serta 8-a. Aturan penulisan guru lagu umumnya penulis keliru dalam guru
dan guru bilangan pupuh kinanti yaitu bilangan pada setiap barisnya yang
8-u, 8-i, 8-a, 8-i, 8-a, dan 8-i. Di dalam semestinya ganjil akan tetapi ditulis
penulisan pupuh kinanti terdapat genap. Ini menandakan bahwa
kesalahan dalam penulisan guru lagu pengarang dalam Wawacan Aladin
dan guru bilangan umumnya pada memiliki aturan sendiri dalam
penulisan guru lagu pada bait ke-4 penulisan guru lagu dan guru bilangan.
setiap pupuh menjadi 8-e. Pupuh 9) Hasil penelitian struktur formal
dangdanggula memiliki guru lagu dan Wawacan Aladin dilihat dari karakter
guru wilangan seperti 10-i, 10-a, 8-é/o, pupuh yaitu pupuh sinom
7-u, 8-i, 8-a, 6-u, 8-a, 12-i, 7-a. menggambarkan kegembiraan, pupuh
kesalahan penulisan pada pedoman kinanti menggambarkan penantian,
penulisan pupuh dangdanggula yaitu pupuh dangdanggula menggambarkan
pada baris ke-4 guru bilangannya kegelisahan, pupuh pangkur
adalah 8-u, semestinya adalah 7-u, menggambarkan keagungan, pupuh
sedangkan baris ke-5 guru durma menggambarkan peperangan,
bilangannya 10-i seharusnya 9-i, baris pupuh magatru menggambarkan
ke-6 tertulis tertulis 8-a. Pupuh keagungan, pupuh balakbak
pangkur memiliki guru lagu serta guru menggambarkan kebingungan, pupuh
bilangan 8-a, 11-i, 8-u, 8-a, 12-u, 8-a, pucung menggambarkan humor,
dan 8-i. Kesalahan yang terjadi ada pupuh asmarandana menggambarkan
pada baris ke-2 yaitu memiliki guru kasih sayang, pupuh ladrang
bilangan 12-i, sedangkan baris ke-4 menggambarkan kekecewaan, pupuh
tertulis 8-a. Pupuh durma memiliki mijil menggambarkan humor, pupuh
guru lagu dan guru bilangan seperti wirangrong menggabarkan kesialan.
12-a, 7-i, 6-a, 7-a, 8-i, 5-a, 8-i. 10) Struktur formal Wawacan Aladin
Kesalahan terjadi ada pada baris ke-2 dilihat dari sasmita pupuh, terdapat 12
yang ditulis 8-i, baris ke-3 yang ditulis sasmita yaitu: 1) nganti, antian
8-a, baris ke-4 ditulis 8-a, dan baris menggambarkan akan gantinya pupuh
ke-7 ditulis 8-i. Pupuh balakbak kinanti, 2) manis menggambarkan
memiliki guru lagu dan bilangan akan gantinya pupuh dangdanggula, 3)
seperti 15-e, 15-e, 15-e. Kesalahan pungkur dan mundur menggambarkan
pada penulisan barisnya adalah akan gantinya pupuh pangkur. 4)
memiliki guru bilangan yang mundur menggambarkan gantinya
berjumlah 16-e pada setiap barisnya. pupuh durma. 5) pegat, megat dan
Pupuh asmarandana memiliki guru kapegat menggambarkan gantinya
lagu dan guru bilangan seperti 8-i, 8-a, pupuh magatru. 6) marakbak dan
8-o, 8-a, 7-a, 8-u, 8-a. Kesalahan pada barakbak menggambarkan gantinya
penulisan terdapat pada baris ke-5 pupuh balakbak. 7) marucung dan
yang ditulis 8-a. Pupuh ladrang mucung menggambarkan gantinya
memiliki pola guru lagu dan guru pupuh pucung. 8) kasmaran
35 Jaladri, Volume 3, No. 2, Oktober 2017, pp. 29-39
Analisis struktur umum Wawacan Aladin tambahan yang diceritakan sebagai orang
menurut Kuswari (2007: 71-72) terdiri dari ketiga yaitu Ki Mustapa, Rama Nyi Lodaya.
Manggalasastra/Alofon, Isi, dan Selebihnya adalah tokoh-tokoh tambahan yang
Panutup/Kolofon. Wawacan Aladin pun melengkapi jalannya cerita.
dibangun oleh ketiga struktur umum tersebut, Berdasarkan peran tokoh-tokoh dalam
Maggalasastra sebagai pembuka sebelum perkembangan alur dalam Wawacan Aladin
cerita dimulai berupa tulisan terdapat tokoh protagonis dan tokoh antagonis.
bismillahirahmanirahim, merendahkan diri, Tokoh protagonis yaitu Aladin, Bapa Aladin,
permintaan maaf, serta manfaat wawacan. Isi Indung Aladin, Ratna Kandung, Raja Duriyah.
berupa cerita dari awal hingga akhir. Sedangkan tokoh antagonis yaitu Dulpakar,
Sedangkan kolofon berupa penutup dari Raden Sungking, Empat Raja, dan Lodaya.
penulis secara langsung mengenai keterangan Berdasarkan perwatakan terdapat
cerita berakhir, keterangan tamat, permintaan tokoh biasa dan tokoh bulat. Tokoh biasa atau
maaf atas penulisan yang kurang jelas disertai tokoh yang memiliki satu kualitas pribadi yang
waktu penulisan. sifatnya monoton dalam Wawacan Aladin
yaitu Bapa Aladin, Indung Aladin, Patih
Analisis Struktur Wawacan Aladin Surandil, Ratna Kandung, dan Raden
Analisis struktur Wawacan Aladin terdiri Sungking. Sedangakan tokoh bulat yaitu
dari analisis struktur formal dan struktur Aladin, Raja Duriyah, Lodaya dan Empat
naratif Wawacan Aladin. Raja.
Berdasarkan berkembang atau
. tidaknya tokoh dalam cerita terdapat tokoh
statis dan tokoh berkembang. Tokoh statis
Analisis Karakteristik Tokoh dalam dalam Wawacan Aladin yaitu Bapa dan
Wawacan Aladin Indung Aladin, Patih Surandil, Ratna
Analisis karakteristik tokoh dalam Kandung, Raden Sungking, Badega Putri,
Wawacan Aladin menurut Nurgiyantoro Mardefa dan Saroja. Sedangkan tokoh yang
(2013: 259-277) berdasarkan pada 1) peran termasuk berkembang adalah Abdul Pakar,
dan pentingnya tokoh dalam cerita fiksi (tokoh Raja Duriyah, Lodaya, dan Empat Raja.
utama dan tokoh tambahan), 2) peran tokoh- Berdasarkan kemungkinan tokoh
tokoh dalam perkembangan alur (tokoh cerita yang timbul merupakan sekelompok
protagonis dan tokoh antagonis), 3) manusia dalam kehidupan nyata yaitu tokoh
perwatakan (tokoh biasa dan tokoh bulat), 4) tipikal dan tokoh netral. Tokoh tipikal atau
berkembang atau tidaknya tokoh dalam cerita tokoh yang hanya ada dalam imajinasi
(tokoh statis dan tokoh berkembang), 5) pengarang yaitu dalam Wawacan Aladin
kemungkinan tokoh cerita yang timbul digambarkan oleh Patih Surandil. Sedangkan
merupakan sekelompok manusia dalam tokoh netral atau yang hidup di dunia nyata
kehidupan nyata (tokoh tipikal dan tokoh yaitu Indung Bapa Aladin.
nétral).
Berdasarkan peran dan pentingnya Analisis Nilai Pendidikan pada Wawacan
tokoh dalam Wawacan Aladin terdapat tokoh Aladin
utama pertama yaitu Aladin, sedangkan tokoh Nilai Pendidikan pada Wawacan Aladin
utama kedua yaitu Abdul Pakar dan Patih menggunakan analisis Asmani meliputi nilai
Surandil. Tokoh tambahan yang terdapat pendidikan karakter yang jumlahnya terdiri
kaitannya langsung dengan tokoh utama yaitu dari 77 aspek, diantaranya: 1) nilai pendidikan
Ratna Kandung, Bapa Aladin, Indung Aladin, karakter pada Allah SWT dibangun oleh 3
Raja Duriyah. Tokoh tambahan kedua yang aspek yaitu Percaya pada Allah SWT, rajin
memunculkan persoalan inti yaitu Raden berdo’a, dan rajin mengaji, 2) nilai pendidikan
Sungking, Empat Raja, Nyi Lodaya. Tokoh karakter pada dirinya, diantaranya: (1) karakter
tambahan yang muncul serta tidak ada jujur dibangun oleh 5 aspek yaitu jujur pada
kaitanya dengan tokoh utama secara langsung seluruh orang, jujur pada sikap dan
yaitu Patih Keswara, Badega Putri, Nyi perbuatannnya sendiri, jujur pada isi hatinya,
Mardefa, Saroja, Mayang Cinde. Tokoh jujur meskipun pahit, jujur si setiap waktu (2)
37 Jaladri, Volume 3, No. 2, Oktober 2017, pp. 29-39
Struktur naratif Wawacan Aladin (3,9%), (8) Karakter rasa ingin tahu 5 aspek
terdiri dari: 1) alur ceritanya campuran dan (6,5%), (9) cinta ilmu 2 aspek (2,6%), 3) Nilai
terdapat 5 episode; 2) motif cerita terdiri dari Pendidikan Karakter pada Sesama,
lima motif (wasiat, perjalanan, jimat/pusaka, diantaranya: (1) sadar pada hak dan kewajiban
pernikahan, dan mimpi); 3) tokoh cerita terdiri 19 aspek (24,7%), (2) taat pada aturan sosial 4
dari tokoh protagonis dan antagonis; 4) Latar aspek (5,2%), (3) menghargai prestasi dan
cerita dalam Wawacan Aladin terbagi ke hasil karya 3 aspek (3,9%), (4) santun 5 aspek
dalam tiga latar, yaitu latar tempat (di dalam (6,5%), dan (5) demokratis 3 aspek (3,9%), 4)
lingkungan kerajaan terdiri dari empat latar Nilai Pendidikan pada Bangsanya yaitu
dan di luar lingkungan kerajaan terdiri dari toleransi 2 aspek (2,6%).
tiga latar), latar waktu (waktu lamanya terdiri Wawacan Aladin bisa digunakan
dari lima waktu, dan waktu kejadiannya untuk bahan ajar alternatif untuk siswa di
terdiri dari tiga belas waktu), dan latar sosial tingkat SMA/SMK/MA. karena wawacan
terdiri dari enam latar. merupakan cerita yang menarik dan tentu jelas
Analisis Karakteristik dalam Wawacan jalan ceritanya. Bahasa yang digunakan dalam
Aladin terdiri dari: 1) peran dan tulisannya termasuk mudah dimengerti.
pentingnya tokoh dalam cerita fiksi (tokoh Adapun beberapa kosakata yang tidak
utama yaitu Aladindan tokoh tambahan yaitu dimengerti merupakan pengetahuan untuk
Rarna Kandung), 2) peran tokoh-tokoh dalam pembendaharaan kosa kata Sunda untuk
perkembangan alur (tokoh protagonis yaitu siswanya. Cerita ini bisa merangsang daya
Aladin, Bapa Aladin, Indung Aladin, Ratna imajinasi siswa untuk menambah pengetahuan
Kandung, Raja Duriyah dan tokoh antagonis mengenai karya sastra lama. Bahan Ajar
yaitu Dulpakar, Raden Sungking, Empat Raja, Wawacan Aladin meliputi analisis,
dan Lodaya), 3) perwatakan (tokoh biasa yaitu idéntifikasi, terhadap unsur dan kaidah-kaidah
Bapa Aladin, Indung Aladin, Patih Surandil, wawacan
Ratna Kandung, dan Raden Sungking dan
tokoh bulat yaitu Aladin, Raja Duriyah,
REFERENSI
Lodaya dan Empat Raja), 4) berkembang atau
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian
tidaknya tokoh dalam cerita (tokoh statis yaitu
Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran
Bapa dan Indung Aladin, Patih Surandil, Ratna
Bahasa Berbasis Pendidikan
Kandung, Raden Sungking, Badega Putri,
Karakter. Bandung: PT Refika
Mardefa dan Saroja dan tokoh berkembang
Aditama.
yaitu Abdul Pakar, Raja Duriyah, Lodaya, dan
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran Membaca
Empat Raja), 5) kemungkinan tokoh cerita
Berbasis Pendidikan Karakter.
yang timbul merupakan sekelompok manusia
Bandung: PT Refika Aditama.
dalam kehidupan nyata (tokoh tipikal yaitu
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur
Patih Surandil dan tokoh nétral yaitu Indung
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Bapa Aladin ).
Aminudin. 2010. Pengantar Apresiasi Karya
Nilai Pendidikan pada Wawacan Aladin
Sastra. Bandung: Sinar Baru
menggunakan analisis Asmani meliputi nilai
Algesindo.
pendidikan karakter yang jumlahnya terdiri
Christomy, T. 2003. Wawacan Sama’un: Edisi
dari 77 aspek, diantaranya: 1) nilai pendidikan
Teks dan Analisis Struktur. Jakarta:
karakter pada Allah SWT dibangun oleh 3
Djambatan.
aspek (3,9%), 2) nilai pendidikan karakter
Darsa, Undang Ahmad. Kodekologi Sunda.
pada dirinya, diantaranya: (1) karakter jujur
Bandung: Lembaga Penelitian
dibangun oleh 5 aspek (6,5%), (2) Karakter
Universitas Padjajaran.
tanggung jawab dibangun oleh 9 aspek
Danadibrata, R.A. 2006. Kamus Basa Sunda.
(11,7%), (3) karakter disiplin diwangun oleh
Bandung: PT Kiblat Buku Utama.
satu aspek (1,3%), (4) Karakter kerja keras
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. 2013.
dibangun oleh 4 aspek (5,2%), (5) karakter
Kurikulum Tingkat Daerah Muatan
percaya diri dibangun oleh 6 aspék (7,8%), (6)
Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan
karakter logis jeung kritis dibangun oleh 3
Sastra Sunda untuk
aspek (3,9%), (7) Karakter mandiri 3 aspek
39 Jaladri, Volume 3, No. 2, Oktober 2017, pp. 29-39