Anda di halaman 1dari 10

Sigmund Freud (1856-1939)

Sigmund Freud (lahir di Freiberg, 6 Mei 1856 – meninggal di London, 23 September 1939 pada umur 83
tahun), beliau adalah seorang Austria keturunan Yahudi dan pendiri aliran psikoanalisis dalam bidang
ilmu psikologi. Menurut Freud, kehidupan jiwa memiliki tiga tingkatan kesadaran, yakni sadar
(conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar (unconscious). Konsep dari teori Freud yang paling
terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain
itu, dia juga memberikan pernyataan bahwa perilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas (eros)
yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.

Pengalaman seksual dari ibu seperti menyusui. Selanjutnya mengalami perkembangannya atau
tersublimasi, hingga memunculkan berbagai perilaku lain yang disesuaikan dengan aturan norma
masyarakat atau norma ayah. Setelah kolega kerjanya yang bernama Alferd Adler mengungkapkan
adanya insting mati di dalam diri manusia, walaupun Freud pada awalnya menolak pernyataan Adler
tersebut dengan menyangkalnya habis-habisan. Pada akhirnya Freud menyejajarkan atau tidak
menunggalkan insting seksual saja yang ada di dalam diri manusia, tetapi disandingkan dengan insting
mati (Thanatos). Walaupun begitu, dia tidak pernah menyinggung bahwa sebetulnya asal teori tersebut
mulanya dikemukakan oleh Adler.

Freud tertarik dan belajar hipnotis di Prancis, lalu menggunakannya untuk membantu penderita
penyakit mental. Freud kemudian meninggalkan hipnotis setelah ia berhasil menggunakan metode baru
untuk menyembuhkan penderita tekanan Psikologis yaitu asosiasi bebas dan analisis mimpi. Dasar
terciptanya metode tersebut adalah dari konsep alam bawah sadar, asosiasi bebas adalah metode yang
digunakan untuk mengungkap masalah-masalah yang ditekan oleh diri seseorang tetapi terus
mendorong keluar secara tidak disadari sehingga menimbulkan permasalahan. Sedangkan Analisis
Mimpi, digunakan oleh Freud dari pemahamannya bahwa mimpi merupakan pesan alam bawah sadar
yang abstrak terhadap alam sadar, pesan-pesan ini berisi keinginan, ketakutan dan berbagai macam
aktivitas emosi lain, hingga aktivitas emosi yang sama sekali tidak disadari. Sehingga metode Analisis
Mimpi dapat digunakan untuk mengungkap pesan bawah sadar atau permasalahan terpendam, baik
berupa hasrat, ketakutan, kekhawatiran, kemarahan yang tidak disadari karena ditekan oleh seseorang.
Ketika hal masalah-masalah alam bawah sadar ini telah berhasil diungkap, penyelesaian selanjutnya
akan lebih mudah untuk diselesaikan.

Hal-hal ini dilakukan untuk mengembangkan sesuatu yang kini dikenal sebagai "obat dengan berbicara".
Hal-hal ini menjadi unsur inti psikoanalisis. Freud terutama tertarik pada kondisi yang dulu disebut
histeria dan sekarang disebut sindrom konversi.

Teori-teori Freud serta caranya mengobati pasien menimbulkan kontroversi di Wina abad kesembilan
belas dan masih diperdebatkan sengit hingga sekarang. Gagasan Freud biasanya dibahas dan dianalisis
sebagai karya sastra, filsafat, dan budaya umum, selain sebagai debat yang berketerusan sebagai risalah
ilmiah dan kedokteran ini.
Freud merupakan tokoh menonjol terkait dengan pendapat-pendapatnya di bidang psikologi. Banyak
istilah-istilahnya yang digunakan oleh umum, misalnya: ego, super ego, dan kompleks Oedipus.

Freud memulai semuanya dengan istilah Psikoanalisis (1896). Istilah ini menggambarkan berbagai teori
dan tehniknya untuk mencari dan menyembuhkan masalah mental pasien.

Freud tidak hanya tertarik pada gangguan mental : dia menghabiskan masa hidupnya mencoba
menghasilkan satu set teori untuk menjelaskan semua tingkah laku manusia. Dia tidak pernah berhasil
mewujudkan keinginannya untuk membuat satu teori besar tersebut. Lebih mudah menggunakan teori
yang berlainan namun saling berkaitan.

Teori – Teori Sigmund Freud


1. Keadaan Kesadaraan/Pra sadar / Ketidaksadaran Jiwa

• Kesadaran (1/7 bagian atas), kesadaran yang kita miliki ketika kita terjaga

• Pra sadar (batas), mencakup mimpi, “kesalahan ucap”, dan lain-lain.

• Ketidaksadaran (unconscious) (6/7 bagian) : mencakup keinginan dan kecemasan

2. Libido

• “libido” saat ini sering digunakan untuk menyatakan “dorongan seks”, tetapi hal ini sebenarnya
merupakan penyimpangan atau paling tidak penyederhanaan dari apa yang dimaksudkan oleh
Freud.

• Libido adalah energi bawaan sejak lahir yang kita miliki yang memotivasi dan membuat kita
mampu bertahan hidup – kegiatan seksual merupakan salah satu bentuknya.

• Freud menggunakan model mesin uap untuk menggambarkan hal ini. Uap air : Libido.

• Tingkat libido ( energi) bawaan kita adalah aspek inti kepribadian kita. Sebagian orang lahir
dengan tingkat libido lebih dari orang lain. Cara kita menggunakan energi tersebut tergantung
pada kepribadian kita (keinginan dan kebutuhan) dan kegiatan kita (pekerjaan, hobi, minat)

3. Struktur Kepribadian (Id, Ego, Super ego)

• Pikiran kita terdiri atas tiga bagian, masing-masing memiliki motif dan perkembangannya
sendiri-sendiri. Akan tetapi, biasanya ketiga bagian tersebut bergabung untuk membantu kita
bertahan hidup.

• Id adalah yang paling pertama berkembang. Id ada sejak lahir dan sendirian selama dua tahun.
Id bekerja dengan menggunakan prinsip kesenangan. Bayi mencari kesenangan (minum, makan,
kehangatan, kenyamanan) dan menghindari ketidaksenangan (seperti lapar, basah, dan dingin).
Id. Bersifat egois dan menginginkan pemuasan segera.

• Ego berkembang saat kita berusia dua tahun dan bekerja dengan menggunakan prinsip
kenyataan. Untuk bertahan hidup, kita harus realistis dan merencanakan masa depan kita. Oleh
karena itu, id tidak selalu dapat berjalan sesuai keinginanya, ego sering harus menahannya. (Id
berasal dari bahasa latin – Freud menggunakan bahasa Jerman”das es” yang diterjemahkan
menjadi Id). Ego tidak selalu menghambat id. Seseorang kadang melepaskan idnya dan
bersenag-senang. Kalau tidak id akan menjadi frustrasi dan mencari jalan sendiri di tempat dan
waktu yang salah. Ego bagaimanapun juga masih tetap egois, melindungi dirinya dari kerugian.

• Superego mulai berkembang saat kita berusia tiga tahun (dipengaruhi oleh orangtua), dan
kemudian secara bertahap berkembang selama masa kanak-kanak, dan menjadi benar-benar
matang saat puber.

• Super berarti di atas – melihat ke bawah dan mengawasi pertentangan id – ego.

• Superego adalah kata hati atau penjaga moral yang menghentikan kita dari berbuat kesalahan,
terutama dalam pengertian menjadi antisocial. Sementara id dan ego bersifat mementingkan
diri sendiri, maka superego mempertimbangkan orang lain. Pada tingkah laku criminal : ada
kemungkinan superegonya tidak berkembang seutuhnya. Hal ini dapat menjelskan kenapa ada
orang yang tidak menunjukkan rasa bersalah atau sesal atas kejahatannya.

4 Tahpa perkembangan Psikoseksual

• Freud menjabarkan bahwa ada lima tingkatan yang kita lalui :

– Oral (0 – 2 tahun)

– Anal ( 2 – 3 tahun)

– Phalik ( 3 – 6 tahun)

– Laten (6 – 11 tahun)

– Genital ( 11+ tahun)

• Tingkat Oral (0 – 2 tahun)

• Mulut adalah sumber utama kenikmatan, untuk bertahan hidup: bayi mampu menyusu dengan
sendirinya. Melalui kepuasan oral, bayi memperoleh kepribadian yang optimis dan rasa percaya.

• Apabila kurang dalam rangsangan oral (misalnya disapih terlalu dini) kepribadiannya akan
menjadi pesimistik, tidak percaya, suka mengejek atau agresif. Tertahan pada fase ini dinamakan
fiksasi oral.

• Tingkat Anal (2-3 tahun)

• Fokus kenikmatan pada fase ini berganti ke anus, membantu anak untuk menjadi sadar dengan
masalh buang air besar dan cara menggendalikannya, membantu latihan buang air besar – pergi
ke toilet pada waktu dan tempat yang tepat. Orang tua harus menumbuhkan rasa keteraturan
dan kebersihan. Dengan menentukan sendiri waktu yang tepat untuk buang air besar, berarti
anak menggambil langkah yang penting dan membentuk kemandirian, menumbuhkan rasa
percaya diri dan menumbuhkan perasaan mengenai kapan harus “melepaskan sesuatu”.
Namun, terlalu ketat dalam memaksa anak untuk pergi ke toilet atau tentang pengaturan buang
air dan kebersihan, dapat menimbulkan masalah kepribadian – tergantung bagaimana reaksi
anak
• Contoh fiksasi anal

• Memaksa anak pergi ke toilet dapat menyebabkan anak menjadi segan untuk melepaskan
apapun. Anak tersebut menjadi orang yang menimbun sesuatu atau pelit – masalah klasik
retensi anal !

• Sama juga, terlau mementingkan “keteraturan” dapat menyebabkan keobsesifan dalam


menepati waktu atau menjadi tipe orang yang selalu telat. Terlalu menekankan kebersihan
dapat menjadikan kepribadian obsesif, selalu memperhatikan kebersihan dan kerapihan. Atau
menjadi pemberontak, menjadi seseorang yang selalu tidak rapi

• Tingkat Phallic (3 – 6 tahun)

• Anak-anak mulai menyadari alat kelaminnya (bermain dengan alat kelaminnya) dan perbedaan
jenis kelamin. Akibatnya ada perbedaan perkembangan antara anak laki-laki dan anak
perempuan.

– Setiap anak laki-laki secara tidak disadari, menempuh urutan langkah sebagai berikut :

– Berkembangnya keinginan yang kuat terhadap ibunya.

– Mengetahui adanya ikatan yang dekat di antara kedua orangtuanya (tidur bersama)

– Menjadi semburu terhadap ayahnya dan membenciny

– Takut kepada ayah, yang mungkin mengetahui perasaanya yang sebenarnya

– Takut mendapat hukuman yang paling berat untuk anak laki-laki “dikebiri”

– Penyelesaian akhir dari oidipus kompleks muncul ketika anak berangsur-angsur menjadi
“normal”. Anak laki-lakimerasa mirip dengan , atau, menjadi seperti ayahnya. Hal ini
menyelesaikan masalahnya karena dengan menjadi seperti ayahnya berarti ayahnya
menyukainya sehingga tidak akan menghukumnya dan ibunya akhirnya menyukainya.

• Identifikasi menjadikan si anak meniru semua sikap, keyakinan moral (perkembangan superego)
dan peran jenis kelamin dari ayahnya.

• Karena ibunya juga sama, anak perempuan akhirnya beridentifikasi terhadap ibu, meniru moral
dan peran ibunya. (Hal ini sering tidak jelas!!)

5. Mekanisme pertahanan diri

• Ada cara-cara untuk melindungi diri kita dari hal-hal yang tidak menyenangkan secara tidak
sadar. Dalam skala kecil, hal tersebut membantu kita bertahan hidup setiap hari. Akan tetapi,
apabila digunakan berlebihan dapat menyebabkan masalah.

• Represi : menekankan hal-hal yang tidak diinginkan ke dalam ketidaksadaran dan


menyimpannya di sana

• Hal ini dimaksudkan untuk menghindari diri dari mengingat hal-hal yang tidak menyenangkan
atau yang kita takuti, atau keinginan yang menimbulkan rasa bersalah dalam diri kita. Represi
yang berlebihan menimbulkan kelelahan. Diperlukan energi (libido) untuk menyembunyikan
pikiran yang tidak disadari tersebut. Tugas Psikoanalisis adalah menelusuri trauma yang
menimbulkanmasalah, membantu pasien menyadari dan menghadapinya.

• Regresi berarti kembali ke fase sebelumnya. Manusia secara wajar selalu mencari keadaan yang
memberikan kenyamanan, terutama bila sedang stress. Menghisap jari jempol, pensil, permen,
rokok, minum dan lain-lain adalah bentuk regresi oral

• Fiksasi behenti tetap pada fasenya , tidak maju atau mundur. Fiksasi dilakukan karena orang
tidak berani melangkah maju karena takut bahaya yang menghadapinya.

• Displacement berarti mengalihkan energi (libido) ke kegiatan lain. Hal ini sering disebabkan
karena kita tidak dapat atau tidak mau melakukan sesuatu. Contoh ; apabila sesuatu
menyebabkan kita frustrasi atau seseorang menjengkelkan kita, kita kemudian akan
mengalihkannya kepada orang lain.

• Sublimasi adalah nama lain dari dispalacement yang lebih “sehat” mengatasi stress atau
kemarahan dengan melakukan olahraga, berkebun dan lain-lain.

• Proyeksi adalah mekanisme yang melemparkan kelemahan-kelemahan , kegagalan, dan impian-


impian yang terdapat pada diri sendiri kepada orang lain. Proyeksi sering dilakukan untuk
menghindari atau mengurangi kecemasan atau neuritik. Misalnya orang yang bejat mengatakan
bahwa masyarakat sekarang mengalami kebobrokan moral.

• Rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan diri dengan tujuan menutupi kegagalan dan
kekurangan dengan jalan mengemukakan alasan-alasan mengenai perbuatan yang dilakukan,
agar perbuatan itu dapat dibenarkan oleh orang lain. Alasan – alasan tersebut nampak “rasionil”
namun sebenarnya tidak cocok dengan motif sebenarnya. Mislnya seseorang tidak dapat
pekerjaan walau sudah mencari kemudian dia mengatakan bahwa pekerjaan tersebut kurang
cocok dengan bakatnya. Rasionalisasi sangat penting artinya karena dengan rasionalisasi
individu dapat mempertahankan harga dirinya dan keyakinan dirinya (self respect dan self
confident. Rasionalisasi memberikan perlindungan terhadap kegagalan atau kecemasan. Namun
bila berlebihan akan berbahaya karena individu tidak lagi menerima tangungjawab atas
kegagalan dan dapat menjuruskan kea rah kebohongan atau delusi.

Teknik yang dipakai oleh freud

• Pada awalnya freud melakukan hipnotis. Kemudian dia melakukan asosiasi bebas dan analisis
mimpi.

ANNA FREUD

Anna Freud mulai mengadakan perubahan dalam usahanya melakukan psikoanalisis kepada anak.
Secara bertahap dia merubah teori ego, dari ego sebagai jokiyang takbersaya dari id sebagai kudanya
sebagaimana yang dikemukakan oleh Freud, menjadi joki intelektual yang mampu memilih jalan terbaik
untuk dilewati. Teorinya dapat diringkas dalam tiga konsep pokok, sebagai berikut:

a. Psikoterapi Anak
1) Terapi berhubungan: Kekaguman dan kepercayaan

Tekhnik psikoanalisis sebagai asosiasi bebas, interprestasi mimpi, dan analisis transferensi tidak dapat
dikenakan begitu saja kepada anak-anak. Prosedurnya harus dimodifikasi atau digabung dengan tekhnik
yang lebih langsung, agar dapat langsung membantu anak berjuang untuk tumbh, masak, berubah, dan
menguasai realitas didalam dan diluar dirinya. Disini, Anna Freud belajar pentingnya persiapan yang
panjang yang dirancang untuk mendapatkan analisis sebagai orang yang penting, dapat dipercaya,
sungguh-sungguh, sangat dibutuhkan dalam kehidupan anak saat ini. Dengan menggabungkan
kekaguman dan kepercayaan, anak dapat menerima analisis sebagai guru yang khusus, seorang ahli
dalam pengetahuan mengenai diri dan sebagai teman melawan serangan dunia luar yang tidak
terpahami.

2) Melampaui konflik strutukral: Bahaya perkembangan

Kelenturan anak dan perkembangan menuju kemasakan yang berkelanjutan, memaksa analisis anak
memfokuskan diri bukan pada simpton neurotic yang tampak sekarang, tetapi lebih kepada tujuan agar
berfngsi sehat pada masa yang akan dating. Menurutnya, kristalisasi sindrom neurotic hanya bagian
kecil dari masalah anak-anak. Gangguan perkembangan, ancaman kecemasan berkelanjutan fisik
maupun psikis harus lebuh banyak diperhatikan. Bahkan kalau simpotom neurotic jelas-jelas muncul
pada tingkah laku anak, indicator patologi yang serius itu mempunyai dinamika dan makna yang
berbeda dengan gejala yang salam pada orang dewasa.

Anna Freud mengembangkan system diagnosis yang mementingkan pembentukan kepribadian dalam
tahap-tahap perkembangannya dan ancaman-ancaman serius terhadap penyelesaian perkembangan
kepribadian, serta memperkecil peluang hal-hal yang mengganggu integritas anak. Dampaknya, Anna
keluar dari konsep klasik neurosis dan salah sesuai perang yang tidak disadari antara ide, ego dan super
ego. Anak mengalami gangguan yang berkenaan dengan kerentanan alami dalam usaha
mengembangkan diri.

3) Asesmen Metapsikologi

Persiapan untuk psikoterapi anak cukup panjang, begitu pula pengumpulan data dan asesemen juga
membutuhkan waktu yang panjang. Agar semua data dapat terangkum dengan baik, Anna Freud
memakai profil metapsikologi, semacam penuntun yang mengorganisasi informasi dalam kategorisasi
yang kompherensif. Anna mengemukakan dengan memakai profil asasemen metapsikologi dapat
diperoleh sekurang-kurangnya tiga keuntungan:

a) Profil metapsikologi memberi arahan yang kongkrit dan seragam, data apa saja yang sekurang-
kurangnya harus diungkapkan dari klien. Terapis tidak perlu lagi memakai “intuisi” untuk menetapkan
data apa yang signifikan.

b) Profil itu mengharuskan terapis untuk mengintegrasikan hasil obserfasi dengan data sejarah
kehidupan klien menjadi gambaran yang utuh bagaimana kepribadian anak berfungsi dan berkembang.

c) Profil metapsikologi membutuhkan kecanggihan penerapan teori perkembangan psikoanalitik, teori


dorongan, dan teori ego, untuk memperoleh memperoleh makna “metapsikologi” dan data hasil
observasi. dengan kata lain, profil memakai konsep-konsep psikoanalisis, mengintegrasikan teori-teori
yang ada untuk memperoleh peta psikologi.
4) Pentingnya realisasi social

Tidak seperti orang dewasa, anak lebih tergantung dan lebih mudah dipengaruhi oleh realitas eksternal
saat itu. Psikoanalisis anak harus siap menerima proposisi bahwa ketergantungan kliennya kepada orang
tuanya, konflik klien itu dengan saudara-saudaranya, hubungannya dengan guru dan otoritas lainnya
yang terjadi saat itu tercermin dalam gangguan yang mereka alami. Gangguan neurotic pada orang
dewasa, umumnya bersifat internal dan sumbernya ada pada masa lalu atau konflik yang belum
terselesaikan lagi. Pada anak, suatu simpom bisa disebabkan oleh peristiwa yang baru saja terjadi.

b. Garis Perkembangan (Developmental Lines)

Interaksi antara id dengan ego, dimulai dari dominasi id untuk memperoleh kepuasan secara bertahap
akan bergeser ke ego, untuk pada akhirnya ego dapat menguasai realitas internal maupun eksternal.
Interaksi itu oleh Anna Freud disebut garis perkembangan, suatu urutan tahap-tahap kematangan anak
dari ketergantungan menjadi mandiri, dari irasional menjadi rasional, dari hubungan yang pasif dengan
realita menjadi aktif. Garis-garis perkembangan menunjukan usaha ego untuk mampu menghadapi
situasi hidup, tanpa harus menarik diri dan tanpa memakai mekanisme enam garis perkembangan,
masing-masing bergerak dari dominan id menuju realitas ego:

1) Dari ketergantungan menjadi percaya diri

a) Ketergantungan biologis kepada ibu, tidak mengenal bahwa dirinya terpisah dengan orang lain.

b) Membutuhkan hubungan yang memuaskan, ibu dianggap sebagai pemuas dari luar.

c) Tahap objek-tetap, gambaran ibu tetap ada, walaupun dia tidak hadir.

d) Pre-odipus, tahap memeluk, ditandai dengan mendominasi obyek yang disukai.

e) Fase odipus-falis, ditandai dorongan memiliki orang tua lain jenis dan bersaing dengan orang tua
sejenis.

f) Fase laten dengan menurunnya kebutuhan hubungan yang memuaskan dengan obyek yang dicintai.

g) Fase pre adolesan, kembalinya kebutuhan hubungan yang memuaskan dengan obyek yang dicintai.

h) Fase adolasen, berjuang untuk mandiri, memutuskan cinta dengan orang tua, kebutuhan kepuasan
seksual.

2) Dari menghisap menjadi makan makanan keras

a) Disusui teratur sesuai jadwal atau kalau membutuhkan.

b) Disiplin dari botol atau susu ibu, mengalami kesulitan makan makanan baru

c) Peralihan dari disuapi menjadi makan sendiri, makan masih identic dengan ibu

d) Makan sendiri, berbeda pendapat dengan ibu menganai banyaknya makanan.

e) Seksual infantile membentuk sikap terhadap makanan: fantasi takut gemuk atau hamil melalui
mulut.

f) Senang makan, memiliki kebiasaan makan yang ditentukan sendiri.


3) Dari ngompol dan gobrok menjadi dapat mengontrol urinasi / defakasi

a) Bebas membuang kotoran tubuh

b) Fase anal, menolak control orang lain dalam hal pembuangan kotoran, perang kemauan latihan
kebersihan.

c) Identifikasi dengan aturan orang tua, mengontrol sendiri pembuangan kotoran. Minat kebersihan
dan keteraturan didasarkan pada keteraturan anal.

d) Kepedulian dengan kebersihan, tanpa tekanan orang tua, ego dan super ego mengontrol dorongan
anal secara otonom.

4) Dari tidak bertanggung jawab menjadi bertanggung jawab mengatur tubuh

a) Agresi diubah dari kepada diri sendiri menjadi kepada dunia luar.

b) Ego semakin memahami prinsip sebab-akibat, meredakan keinginan yang berbahaya, mengenali
bahaya eksternal seperti api, ketinggian, dan air

c) Sukarela menerima aturan kesehatan, menolak makanan yang tidak sehat, kebersihan tubuh,
melatih kebugaran tubuh.

5) Dari egosentrik menjadi kerjasama

a) Mementingkan diri sendiri, naskistik, anak kecil lain tidak ada, atau dipandang sebagai pengganggu
dan saingan memperoleh cinta orang tua.

b) Anak kecil didekatnya dipandang sebagai benda mati, atau mainan yang dapat diperlakukan kasar
tanpa tanggung jawab.

c) Anak kecil didekatnya dianggap sebagai teman untuk mengerjakan sesuatu lamanya kerjasama
tergantung kepada tuntutan tugas.

d) Teman dipandang patner sederajat, memiliki kemauan sendiri, mereka dapat dihormati, ditakuti,
dijadikan saingan, dicintai, dibenci, atau ditiru. Membutuhkan sahabat sejati.

6) Dari tubuh menjadi mainan, dan dari bermainan menjadi bekerja

a) Permainan bayi adalah perasaan tubuh, kepekaan jari, kulit, dan mulut tidak dibedakan antara
tubuh sendiri dengan tubuh ibu.

b) Sensasi tubuh dipindah ke obyek yang lembut seperti beruang mainan atau sarung bantal.

c) Memeluk obyek yang lembut, menyayangi barang yang lembut obyek benda mati.

d) Puas menyelesaikan suatu kegiatan, dan puas mencapai prestasi sesuatu.

e) Permainan sekolah untk bekerja melalui hobi, lamunan, dan olah raga. Anak dapat menahan implus
dirinya.

c. Menakisme Pertahanan
Anna Freud memperluas defense mechasm. Sigmund Freud mengajukan 7deference (identifikasi,
displasemen, repsesi, projeksi, reaksi formasi, fiksi, dan regresi), yang ditambah Anna Freud dengan
isolation, ascetis, ascetism, denial, sublimation, undoing, introjuction, turning again the self
sublimation / displacement. Anna juga meneliti hubungan antara tingkat perkembangan dengan pilihan
defense, dan dialah parker pertama yang memandang berbagai defense sebagai fungsi penyesuaian diri
yang normal, dipakai anak untuk menyesuaikan diri dengan dunia luar.

ERIK H. ERIKSON (PSIKOANALITIK KONTEMPORER )

Struktur Kepribadian menurut Erik H. Erikson antara lain:

Ego kreatif

Ad

Erikson menggambarkan adanya sejumlah kualitas yang dimiliki Ego, yang tidak ada pada psikoanalisis
Freud, yakni kepervayaan dan penghargaan, otonomi dan kemauan, kerajinan dan kopetensi, identitas
dan kesetiaan, keakraban dan cinta, generativitas dan pemeliharaan, serta integritas. Ego semacam itu
disebut juga ego-kreatif, ego yang dapat menemukan pemecahan kreatif atas masalah baru pada setiap
kehidupan.

Ego Otonomi Fungsional

Teori ego dari erikson yang dapat dipandang sebagai pengembangan dari teori perkembangan seksual-
infantil dari Freud, mendapat pengakuan yang luas sebagai teori yang khas, berkat pandangannya
bahwa perkembangan kepribadian mengikuti prinsip epigenetik.

Pengaruh Masyarakat

Walau kapasitas yang dibawa sejak lahir penting dalam perkembangan kepribadian, bagian terbesar Ego
muncul dan dibentuk oleh masyarakat, Erikson lebih mementingkan faktor sosial dan historikal-
kebalikan dengan freud yang pandangannya sebagian besar biologikal. Bagi Erkson Ego muncul bersama
kelahiran sebagai potensi, yang harus ditegakkan didalam lingkungan kultual. Masyarakat yang berbeda,
dengan perbedaan kebiasaan cara mengasuh anak cenderung membentuk kepribadian yang sesuai
dengan kebutuhan dan nilai-nilai budayanya. Misalnya, suku Sioux yang menyusui bayinya sampai usia
4-5 tahun, akan membentuk kepribadian yang oleh Freud dinamakan “kepribadian oral”. suku Sioux
menilai tinggi kedermawaan dan menurut Erikson layanan pemberian air susu ibu yang tak terbatas
menjadi sifat kedermawaan. Sebaliknya, suku Yurok sangat keras mengatur defakasi dan urinasi bayi,
pengaruh yang cenderung mengembangkan “ kepribadian anal”.

Anda mungkin juga menyukai