Anda di halaman 1dari 4

Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan, dan pemberian

informasi obat. Berdasarkan hasil pengamatan, Apotek Satrio telah


melakukan dispensing sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek.
Tahapan dispensing obat dilakukan setelah pengkajian resep dan
pembayaran atas resep. Dispensing diawali dengan penyiapan obat yang
meliputi penyiapan obat racikan maupun non racikan, pemberian etiket
putih (obat oral) atau biru (obat luar), pewadahan dan menuliskan
salinan resep apabila ada obat yang tidak tersedia atau pasien
menginginkan obat tidak ditebus seluruhnya. Ditambah lagi, jika pasien
meminta kuitansi pembayaran maka kuitansi akan dibuatkan oleh
petugas farmasi. Untuk proses penyiapan obat nonracikan maksimal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


49

selama 15 menit sedangkan untuk penyiapan racikan maksimal 30


menit. Pada penyiapan resep racikan dilakukan di meja racik yang
dilengkapi dengan peralatan meracik sediaan puyer, kapsul, krim dan
rekonstitusi suspensi kering. Namun meja racik yang tersedia tidak
terlalu besar sehingga membatasi dalam penyiapan puyer. Alat
pelindung diri yang digunakan ketika meracik seperti masker, sarung
tangan dan apron juga masih belum tersedia Disamping itu, form etiket
putih (obat oral) atau biru (obat luar) yang tersedia untuk penandaan
masih sederhana dimana tidak terdapat baris untuk penulisan tanggal
etiket, nama pasien dan aturan pakai. Untuk form salinan resep,
kuitansi, etiket putih (obat oral) atau biru (obat luar) dapat dilihat pada
lampiran.
Berikutnya adalah verifikasi akhir penyiapan obat oleh Apoteker
dengan melakukan double check untuk menghindari kekeliruan dan
kesalahan pengambilan obat. Pada double check dilakukan pemeriksaan
kesesuaian hasil penyiapan obat dengan resep yang meliputi nama
pasien, nama, bentuk, kekuatan, jumlah, tanggal kadaluarsa dan aturan
pakai obat serta memeriksa kesesuaian salinan resep dengan resep asli.
Penyiapan dan penyerahan obat di Apotek Satrio dilakukan oleh
petugas yang berbeda. Pada saat penyerahan, Apoteker terlebih dahulu
melakukan konfirmasi identitas pasien kemudian dilanjutkan dengan
penyerahan obat yang disertai pemberian informasi obat yang meliputi
nama obat, bentuk, jumlah, indikasi, aturan pakai, tanggal kadaluarsa
dan petunjuk penyimpanan.
Hasil pengamatan selama PKPA, Apotek Satrio beberapa kali
menyerahkan sekaligus resep obat dengan permintaan iter. Berdasarkan
Peraturan BPOM No. 4 Tahun 2018 bahwa resep obat dengan
permintaan iter dilarang diserahkan sekaligus.
Selain melayani dispensing atas resep, Apotek Satrio juga
melakukan Dispensing obat non resep atau pelayanan swamedikasi.
Apoteker akan merekomendasikan obat bebas atau obat bebas terbatas
yang sesuai dengan kondisi dan keluhan pasien.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


50

3.3.3 Pelayanan Informasi Obat


Pelayanan informasi obat di Apotek Satrio telah diterapkan yakni
dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pasien secara lisan
maupun tulisan baik dengan tatap muka langsung ataupun melalui
telepon. Informasi obat yang diberikan meliputi ketersediaan obat,
harga obat, obat yang dibutuhkan untuk keluhan tertentu, cara
pemberian obat, dan cara penyimpanan obat. PIO lainnya adalah
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa yang
sedang menjalani praktek profesi.
Akan tetapi, kegiatan PIO di Apotek Satrio masih belum
terdokumentasi karena kegiatan di Apotek yang begitu padat.

3.3.4 Konseling
Kegiatan ini telah dilakukan namun masih terbatas pada beberapa
pasien, konseling belum dapat dilakukan ke semua pasien yang
memenuhi syarat untuk mendapatkan pelayanan tersebut. Kurangnya
kesediaan pasien atau keluarga pasien meluangkan waktu untuk
konseling dan belum tersedianya fasilitas yang mendukung seperti
ruang konseling, dan kartu catatan pengobatan (medical record)
menjadi kendala bagi terlaksananya konseling. Kegiatan konseling ini
dilakukan saat dispensing dimana juga berdampingan dengan kegiatan
PIO, yang pada akhirnya tidak terdokumentasi.

3.3.5 Pelayanan Kefarmasian di Rumah (Home Pharmacy Care)


Kegiatan kefarmasian di rumah atau home pharmacy care di
Apotek Satrio belum bisa terlaksana karena keterbatasan sumber daya
manusia dan waktu. Apabila Home Pharmacy Care ini bisa berjalan,
Apoteker sesungguhnya dapat mengidentifikasi kepatuhan pasien
selama pengobatan terutama bagi pasien yang mendapatkan resep
psikofarmaka mengingat ketidakpatuhan pada pasien tersebut dapat
menyebabkan efek rebound.

3.3.6 Pemantauan Terapi Obat (PTO)


Pemantauan terapi obat di Apotek Satrio belum dilaksanakan
karena keterbatasan akses riwayat penggunaan obat dan belum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta


51

tersedianya catatan pengobatan (medical record) yang


dimiliki oleh Apotek sehingga sulit untuk mengidentifikasi
masalah terkait obat (drug related problem).

3.3.7 Monitoring Efek Samping Obat (MESO)


Kegiatan monitoring efek samping obat di Apotek Satrio belum berjalan karena kurangnya
informasi kejadian efek samping yang dilaporkan oleh pasien

Anda mungkin juga menyukai