Anda di halaman 1dari 28

URGENSI KLAUSULA RAHASIA DAGANG DALAM

KONTRAK KERJA ANTARA KARYAWAN


DENGAN PERUSAHAAN
(Studi Pada Kentucky Fried Chicken Kota Pekanbaru)

JURNAL

Oleh :
AHMAD IRFAN
177011144/M.Kn

MAGISTER KENOTARIATAN
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019
Urgensi Klausula Rahasia Dagang Dalam Kontrak Kerja Antara
Karyawan Dengan Perusahaan (Studi Pada Kentucky Fried
Chicken Kota Pekanbaru)

AHMAD IRFAN

ABSTRACT
A trade secret owner has to keep important information confidential from other
parties that can harm his importance. The Law on Trade Secrets explains that the
owners of trade secrets have managed to keep their trade secrets if they have
taken decent and proper steps, as such a company that has standard procedures
based on general practices applicable in other places and or written in internal
provisions of the company. The research discusses about the contract of Kentucky
Fried Chicken and their employee named Mr. X written in form of an employment
contract dated August 18, 2018, stating that “Employees are obliged to keep the
confidentiality of the managerial system and restaurant managerial methods
obtained during their years of service in the company and after their contract is
terminated”. In practice, Mr. X, as a former employee of Kentucky Fried Chicken,
has now established his own business named RG Fried Chicken on Jalan
Diponegoro in Pekanbaru.

Keywords: Trade Secrets, Settlement of Dispute over Trade Secrets.


I. Pendahuluan
Rahasia dagang saat ini sudah merupakan salah satu bentuk investasi yang
sangat mahal disamping bentuk inventasi lainnya yang harus dipertahankan semua
pihak sehingga tidak disalahgunakan demi kepentingan pihak lain melalui suatu
mekanisme persaingan tidak jujur. Akibat dari kenyataan ini maka perlindungan
atas Rahasia Dagang akan menjadi salah satu faktor penentu dalam menarik
investor asing untuk masuk ke Indonesia, dan faktor untuk frekuensi perdagangan
internasional itu sendiri. Untuk melindungi Rahasia Dagangnya para investor juga
berkepentingan terhadap suatu bentuk usaha penanam modal asing yang
didalamnya tidak terlibat unsur luar perusahaan itu.
Perlindungan Rahasia Dagang juga semakin penting jika dikaitkan dengan
hubungan antar perusahaan dan karyawannya, keberadaan Penanaman Modal
Asing yang melibatkan unsur luar perusahaan saat ini sudah dimungkinkan di
Indonesia dengan kebijakan pemerintah yang menyatakan dibolehkannya bentuk
Penanaman Modal Asing 100% saham. Dalam suatu Perseroan Terbatas sangat
penting artinya, terutama apabila bidang usaha Perseroan Terbatas tersebut
melibatkan Hak Atas Kekayaan Intelektual termasuk Paten dan Rahasia Dagang. 1
Perlindungan hukum berlaku bagi Hak Kekayaan Intelektual yang sudah
terdaftar dan dibuktikan dengan sertifikat pendaftarannya, perlindungan hukum
berlangsung selama jangka waktu yang ditentukan menurut bidang dan
klasifikasinya. Apabila orang ingin menikmati manfaat ekonomi dari Hak Atas
Kekayaan Intelektual orang lain, dia wajib memperoleh izin dari orang yang
berhak.
Oleh karena itu, perlindungan hukum terhadap Rahasia dagang ini
merupakan suatu syarat mutlak dan menjadi faktor yang sangat esensial terutama
untuk mencegah persaingan usaha tidak sehat dari pelaku bisnis lainnya yang
memiliki perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang sejenis, terlebih-
lebih jika dikaitkan dengan globalisasi perdagangan. Jadi dengan adanya
perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang maka akan melahirkan bentuk

1
Komar Kantaatmaja, Undang - Undang Perseroan Terbatas 1995 dan Implikasinya
Terhadap Penanaman Modal Asing, Balai Pustaka, Bandung, 1995, Hal. 1

1
persaingan dagang yang jujur diantara pelaku bisnis dan menjadi komoditas yang
sangat berharga karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. 2 Selain itu
perlindungan hukum ini menjadi salah satu aktor penentu dalam menarik investor
asing untuk menanamkan modalnya di Indoneseia.
Kontrak kerja adalah suatu perjanjian yang dibuat secara lisan dan atau
tulisan antara pekerja dan pemberi kerja, baik dalam waktu tertentu maupun
waktu tidak tertentu, dimana dalam kontrak tersebut berisi syarat-syarat kerja serta
hak dan kewajiban setiap pihak. Dalam hal ini kontrak Kentucky Fried Chicken
dan karyawannya atas nama Tuan X dibuat secara tertulis yang dituangkan dalam
kontrak perjanjian kerja pada tanggal 18 Agustus 2018. Dalam suatu kontrak kerja
sama terdapat beberapa hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh
karyawan, dalam hal ini kewajiban tersebut bukan hanya dilakukan pada saat
karyawan sedang melakukan pekerjaan disuatu perusahaan tertentu. Sesuai
dengan kewajiban yang tertera pada perjanjian kerja antara Kentucky Fried
Chicken dengan Tuan X tersebut pada Pasal 8 ayat 7 yang menyatakan bahwa :
“Pekerja berkewajiban untuk merahasiakan sistem manajemen dan cara-cara
pengelolaan restoran yang didapat selama bekerja pada perusahaan dan sesudah
perjanjian ini berakhir.”3
Pasal ini menunjukan bahwa karyawan yang bekerja pada perusahaan
Kentucky Fried Chicken harus merahasiakan sistem manajemen dan cara - cara
pengolaan restoran, tidak hanya dilakukan pada saat menjadi karyawan tetapi juga
pada saat karyawan tersebut tidak lagi bekerja diperusahaan tersebut. Pada
prakteknya Tuan X adalah selaku mantan karyawan dari perusahaan Kentucky
Fried Chicken, saat ini Tuan X telah mendirikan usaha dagangnya yaitu RG Fried
Chicken yang beralamat dikota Pekanbaru di Jalan Diponogoro, sebelumnya Tuan
X bekerja di perusahaan Kentucky Fried Chicken selama 15 tahun. Setahun
kemudian Tuan X mengundurkan diri dari perusahaan Kentucky Fried Chicken
tersebut dan memulai usaha barunya tersebut ditahun selanjutnya.

2
Ibid, Hal. 3
3
Pasal 8 ayat 7 PERJANJIAN KERJA NO. 0028 /HR MDN-KFC/PKWT-
1PGA/VIII/2018.

2
Tuan X dalam mendirikan usaha barunya yaitu dibidang yang sama dengan
bidang usaha diperusahaan yang sebelumnya ia bekerja, usaha yang ia lakukan ini
bergerak dalam bidang kuliner yaitu ayam goreng, dalam perkembangannya ayam
goreng yang menjadi usaha utamanya tersebut memiliki ciri khas yang serupa
dengan ciri khas yang dimiliki oleh perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya,
mulai dari tekstur dan rasa yang sama. Tindakan yang dilakukan oleh Tuan X
dipandang telah melanggar kesepakatan yang ada didalam kontrak kerja antara ia
dengan perusahaan Kentucky Fried Chicken dan juga melanggar ketentuan
undang-undang rahasia dagang.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan
permasalahan pokok sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan ketentuan rahasia dagang dalam Kontrak Kerja
Kentucky Fried Chicken antara pekerja dengan perusahaan dikota
Pekanbaru?
2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum dalam hubungan kerja antara
Kentucky Fried Chicken Cabang Kota Pekanbaru dengan pekerjanya?
3. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh Kentucky Fried Chicken Cabang
Kota Pekanbaru atas adanya indikasi pelanggaran Rahasia Dagang yang
dilakukan kontrak oleh mantan pekerjanya?
Dengan adanya perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan
yang hendak dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Penerapan Undang-Undang Rahasia Dagang dalam
kontrak kerja antara karyawan dengan perusahaan Kentucky Fried
Chicken dikota Pekanbaru.
2. Untuk mengetahui bentuk perlindungan hukum dalam hubungan kerja
antara karyawan dengan perusahaan Kentucky Fried Chicken dikota
Pekanbaru.
3. Untuk mengetahui upaya Pemilik Rahasia Dagang dalam mempertahankan
eksistensi rahasia dagangnya untuk mengatasi persaingan usaha tidak sehat
yang dilakukan oleh mantan pekerjanya.

3
II. Metode Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas dan tujuan dari penelitian
ini maka jenis penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis normatif yang
bersifat deskriptif analitis, sumber data yang digunakan antara lain :
a. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan - bahan hukum atau dokumen yang
mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang berupa bahan
pustaka yang berisikan peraturan perundang-undangan, yang antara lain
terdiri dari :
1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.
2. Undang-undang No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
3. Undang-undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
4. Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
5. Peraturan perundangan lain yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan
mengenai bahan hukum primer yang berupa buku, hasil - hasil penelitian
dan atau karya ilmiah tentang yang terkait dengan objek penelitian ini.
c. Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk dan
penjelasan terhadap bahan hukum premier dan sekunder seperti kamus
umum, kamus umum, ensiklopedia, dan lain sebagainya.

III. Hasil Penelitian dan Pembahasan


A. Rahasia Dagang Dalam Kontrak Kerja Di Kentucky Fried Chicken
Sebagai pemegang hak waralaba tunggal untuk merek Kentucky Fried
Chicken di Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk, didirikan oleh Keluarga
Gelael pada 1978. Pada 1979, Perseroan mendapatkan akuisisi waralaba dengan
pembukaan gerai pertama pada bulan Oktober di Jalan Melawai di Jakarta.
Pembukaan gerai pertama terbukti sukses dan diikuti dengan pembukaan
geraigerai selanjutnya di Jakarta dan ekspansi hingga ke sejumlah kota besar
lainnya di Indonesia antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar,
dan Manado. Sukses membangun merek ini, menanamkan Kentucky Fried

4
Chicken dalam benak konsumennya sebagai merek waralaba cepat saji yang
terkenal dan dominan di Indonesia.
Produk - produk utama Perseroan, Colonel's Original Recipe dan Hot &
Crispy, tetap menjadi produk ayam goreng paling disukai di antara semua merek
restoran cepat saji di seluruh Indonesia, yang konsisten dinilai sebagai ayam
goreng paling enak versi berbagai survei konsumen di Indonesia.
Salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas
perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan. Kualitas pelayanan merupakan sebuah usaha dalam memenuhi segala
kebutuhan dan keinginan konsumen serta bisa memenuhi harapan-harapan
konsumen sehingga mereka bertahan. Kualitas pelayanan merupakan sebagai
penilaian pelanggan atas keunggulanatau keistimewaan suatu produk atau layanan
secara menyeluruh. Kualitas pelayanan adalah salah satu komponen yang perlu
diwujudkan oleh perusahaan, karena memiliki pengaruh mendatangkan konsumen
baru dan dapat mengurangi kemungkinan pelanggan lama untuk berpindah
keperusahaan lain.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan yang dimaksud dengan rahasia
dagang yaitu, rahasia adalah sesuatu yang sengaja disembunyikan supaya tidak
diketahui orang lain, sedangkan dagang artinya pekerjaan yang berhubungan
dengan menjual dan membeli barang untuk memperoleh keuntungan.Rahasia
dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum dibidang teknologi dan
atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiannya oleh pemilik rahasia dagang. 4 Suatu rahasia dagang akan
mendapatkan perlindungan apabila informasi tersebut bersifat :5
a) Bersifat rahasia
b) Mempunyai nilai ekonomi
c) Informasi dianggap dijaga kerahasiaannya.

4
Ermansyah Djaja, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, Hal.
362
5
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, PT Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2014, Hal. 354

5
Aset yang berwujud dan aset tidak berwujud kaitannya dengan rahasia
dagang juga memberikan hak bagi pemiliknya untuk melarang pihak lain untuk
memanfaatkannya atau menggunakan rahasia dagang tersebut. Karena
penggunaan tanpa hak atau tanpa ijin merupakan tindakan yang tergolong buruk
karena adanya unsur tidak beritikad baik yang dapat merugikan pemilik.
Berikut juga untuk memberikan informasi atau tindakan pengungkapan oleh
pihak lain karena hal tersebut berbahaya bagi rahasia dagang itu sendiri karena
jika diketahui oleh masyarakat umum maka berakibat hilangnya perlindungan
rahasia dagang. Namun, apabila kebocoran diketahui oleh kompetitor maka
berakibat pada pemanfaatan tanpa hak atas suatu rahasia dagang dan
mengakibatkan persaingan curang. Hal yang demikian jelas merupakan kerugian
yang tidak dikehendaki oleh pemilik rahasia dagang. Untuk pihak lain yang
menginginkan memanfaatkan rahasia dagang milik orang lain dengan itikad baik
maka dapat dengan mekakukan lisensi yang tentunya atas kesepakatan dengan
pemilik rahasia dagang yang sesuai dengan undang - undang.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk melindunginya adalah
dengan membuat perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja namun tanggung
jawab untuk menjaga rahasia dagang tidak dipikul oleh semua pekerja karena
pada dasarnya mereka tidak mengetahui kerahasiaan itu.
Pasal 1 angka 1 dalam UU No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang
mencantumkan bahwa Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang teknologi dan atau bisnis, mempunyai nilai ekonomis karena
berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik rahasia
dagang.
Pemilik rahasia dagang/perusahaan sangat wajib melindungi informasinya
yang bersifat rahasia dan memiliki nilai ekonomis, dimana pemilik tersebut harus
mempunyai pula upaya dalam menyampaikan informasinya kepada pekerja atau
buruh. Kewajiban untuk menjaga kerahasiaan yang timbul karena adanya
hubungan hukum antara satu pihak dengan pihak lain. Salah satu hubungan yang

6
sering memunculkan kewajiban menjaga rahasia dagang perusahaan adalah
hubungan antara majikan dan pegawai.6
Prinsip kerahasiaan diantaranya menyangkut hal - hal yang berkaitan
dengan rahasia perusahaan serta rahasia jabatan dari setiap pegawai dan pihak
yang terafiliasi dengan perusahaan. Rahasia perusahaan mengandung pengertian
yakni segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan produksi, metode/cara
pembuatan produk dan hal - hal lain dari perusahaan yang menurut kelaziman
dunia usaha tidak boleh secara terbuka diungkapkan kepada masyarakat, secara
ringkasnya rahasia perusahaan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
keterangan mengenai kegiatan suatu perusahaan yang bisa memberikan
keuntungan kepada perusahaan. Adapun mengenai pengertian yang menurut
kelaziman wajib dirahasikan oleh perusahaan yaitu seluruh data dan informasi
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan proses produksi. 7
Selama ini rahasia dagang di Indonesia masih memiliki kelemahan yang
salah satunya berhubungan dengan karyawan. Pelanggaran rahasia dagang yang
terjadi karena karyawan membocorkan atau menggunakan hak rahasia dagang
secara tanpa hak. Perlindungan hukum yang berkaitan dengan karyawan tidak di
atur dalam Undang-Undang Rahasia Dagang Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang. Undang-Undang Rahasia Dagang hanya mengatur mengenai
pemberian hak rahasia dagang yang dapat menghindari adanya persaingan curang
dan pelanggaran rahasia dagang. Hubungan hukum antara pekerja dengan
perusahaan merupakan suatu hubungan kerja yang merupakan realisasi dari
adanya suatu perjanjian kerja. Perjanjian kerja merupakan unsur utama lahirnya
hubungan kerja.
Dengan adanya hubungan kerja akan timbul hak dan kewajiban antara
perusahaan dan pekerja. Hak dan kewajiban harus diatur secara jelas melalui
peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan, dan/atau
perjanjian kerja bersama agar ada kepastian bagi kedua belah pihak untuk

6
Tim Lidsney BA dkk, 2002, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Penghantar, PT Alumni,
Hal. 252
7
Muhammad Djumbana, Asas – Asas Hukum Perbankan Indonesia, PT Citra Aditya
Bakti, 2008, Hal. 202

7
tercapainya hubungan kerja yang serasi dan harmonis antara perusahaan dan
pekerja. Pasal 1 angka 15 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
disebutkan bahwa : “Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan
pekerja/ buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan,
upah, dan perintah.8
Perjanjian merupakan bukti tertulis tersebut menjadikan dasar yang kuat
adanya pemberian hak dan dapat sebagai upaya perlindungan dan mencegah
terjadiya pelanggaran hak rahasia dagang. Perjanjian sebagai dasar adanya
hubungan antar pemilik hak dan pihak ketiga penerima hak rahasia dagang.
Sebenarnya, hubungan pemilik hak rahasia dagang tidak hanya terbatas pada
penerima lisensi namun juga dengan karyawan. Hubungan dengan karyawan
sering kali luput dari perlindungan dan menyebabkan banyak terjadi pelanggaran
rahasia dagang. Karyawan merupakan faktor utama dalam sebuah usaha, dimana
karyawan merupakan penggerak perusahaan yang harus mendapat kepastian
hukum serta kesejahteraan. Karyawan yang berperan langsung dalam penggunaan
rahasia dagang memiliki banyak celah secara tanpa hak menggunakan hak rahasia
dagang. Setiap kali karyawan yang berperan dalam menjaga rahasia dagang
berhenti dari pekerjaan maka tanpa adanya hubungan kerja yang mengikat secara
jelas dan kuat, rahasia dagang dapat dikhawatirkan akan hilang. Sanksi perdata
maupun sanksi pidana yang ada juga seakan tidak menjadi penting karena
karyawan sering kali tidak paham akan adanya rahasia dagang pada pekerjaan
yang mereka geluti. Aturan rahasia dagang Indonesia tidak mengatur secara
khusus mengenai perlindungan karyawan, sehingga menjadikan salah satu
kelemahan aturan rahasia dagang yang dapat menimbulkan permasalahan hukum.
Terbukti dari adanya kasus pelanggaran rahasia dagang yang terjadi di Indonesia
melibatkan karyawan.
Didalam perjanjian kontrak kerja telah dinyatakan dengan tegas bahwa
mengenai kewajiban untuk merahasiakan rahasia dagang telah diatur dalam
kontrak kerja Pasal 8 Hak dan Kewajiban Pekerja nomor 7 yaitu “Pekerja

8
Diakses pada hari Jum’at tanggal 5 April 2019 jam 15.30 WIB Rizky Amalia: Non-
Competition Clause Dalam Perjanjian Kerja

8
berkewajiban untuk merahasiakan sistem manajemen dan cara-cara pengelolaan
restoran yang didapat selama bekerja pada perusahaan dan sesudah perjanjian ini
berakhir.” Menurut hasil wawancara saya dengan Jerry Mareti S.I.Kom selaku
staff senior HRD penerapan dari pasal 8 Point didalam perjanjian kontrak kerja
beliau menyatakan bahwa setiap karyawan yang menandatangani kontrak kerja,
karyawan tersebut dianggap telah menyetujui aturan yang ada didalam perjanjian
kontrak kerja tersebut, pada kenyataannya karyawan tersebut telah melanggar
perjanjian kontrak kerja dengan berwirausaha mandiri berdasarkan ilmu dan tata
cara yang ia dapatkan selama bekerja di perusahaan tersebut, secara jelas
karyawan tersebut telah melanggar aturan yang ia tandatangani saat masih ia
bekerja diperusahaan.9

B. Bentuk Perlindungan Hukum Dalam Hubungan Kerja Antara Kentucky


Fried Chicken Cabang Kota Pekanbaru Dengan Pekerjanya
Perlindungan hukum adalah perlindungan akan harkat dan martabat, serta
pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum
berdasarkan ketentuan hukum dari kesewenangan atau sebagai kumpulan
peraturan atau kaidah yang akan dapat melindungi suatu hal dari hal lainnya. 10
Menurut hasil wawancara dengan Jerry Mareti selaku staff senior HRD
menyatakan bahwa dalam Perusahaan Perusahaan (PP) antara perusahaan dan
pekerja ada kesepakatan bahwa peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
khususnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Kenagakerjaan
berlaku sebagai perlindungan dalam perjanjian kerja bersama antara perusahaan
dan pekerja.11
Perlindungan pekerja secara tegas diatur berdasarkan Pasal 5 Undang -
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pasal tersebut
menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak dan mempunyai kesempatan yang

9
Jerry Mereti, wawancara dengan Staff Senior HRD Kentucky Fried Chicken tanggal 10
Mei 2019 di Pekanbaru.
10
Philipus M Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Indonesia, Bina Ilmu,
Surabaya, 1983, Hal. 38
11
Jerry Mereti, Wawancara dengan Staff Senior HRD Kentucky Fried Chicken tanggal 10
Mei 2019 di Pekanbaru.

9
sama untuk memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan
minat dan kemampuan tenaga kerja yang bersangkutan, termasuk perlakuan yang
sama terhadap para penyandang cacat. Selanjutnya Pasal 6 mewajibkan kepada
pengusaha untuk memberikan hak dan kewajiban pekerja/buruh tanpa
membedakan jenis kelamin, suku, ras, agama, warna kulit, dan aliran politik.12
Imam Soepomo membagi perlindungan pekerja menjadi 3 (tiga) macam,
yaitu sebagai berikut:
a. Perlindungan secara ekonomis.
b. Perlindungan social.
c. Perlindungan teknis.
Kesepakatan antara pemberi kerja dan pekerja ini menciptakan sebuah
hubungan kerja. Terciptanya sebuah hubungan kerja antara tenaga kerja atau
karyawan dengan pengusaha, menimbulkan perjanjian yang telah dibuat dan
disepakati oleh masing - masing pihak untuk memperoleh hak - haknya.13
Kesepakatan yang timbul mengakibatkan terciptanya suatu perjanjian kerja.
Perjanjian kerja adalah perjanjian yang muncul sebagai akibat dari adanya
perjanjian kerja antara pengusaha dan karyawan yang memuat ikatan kerja yang
mengikat bagi pihak yang terlibat membuat perjanjian. Keterikatan para pihak
dalam sebuah perjanjian kerja, mengakibatkan timbulkan kewajiban antara
masing-masing pihak untuk melaksanakan perjanjian yang dibuat, karena
perjanjian tersebut sudah berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang
membuatnya.14
Namun demikian upaya melindungi hak pekerja/ buruh yang mengundurkan
diri tetap harus mengacu pada undang-undang yang berlaku yaitu UU No. 13
Tahun 2003 bukan pada peraturan yang dibawahnya yang justru menafsirkan
berbeda. Peraturan perusahaan maupun perjanjian kerja bersama harus menjadi

12
Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
13
G. Kartasapoetra, Hukum Perburuhan Di Indonesia berlandaskan Pancasila, Cet. 3,
Sinar Grafika, Djakarta, 1992, Hal. 18
14
I Made Udiana, 2011, Rekonstruksi Pengaturan Penyelesaian Sengketa Penanaman
Modal Asing, Udayana University Press, Denpasar, Hal. 10

10
pedoman utama bagi pekerja/buruh dan pengusaha. Ketentuan perundang-
undangan harus diimplementasikan pelaksanaannya dalam peraturan perusahaan
ataupun perjanjian kerja bersama. Instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan harus memastikan bahwa setiap peraturan perusahaan maupun
perjanjian kerja bersama telah memuat ketentuan normatif yang diatur dalam
perundang-undangan seperti ketentuan mengundurkan diri.
Peran dari pegawai pengawas ketenagakerjaan juga sangat penting karena
sesuai dengan ruang lingkup pengawasan ketenagakerjaan meliputi :
a. Mengawasi berlakunya undang-undang dan peraturan ketenagakerjaan
khususnya;
b. Mengumpulkan bahan-bahan mengenai masalah ketenagakerjaan guna
penyempurnaan atau pembuatan Undang-Undang Ketenagakerjaan;
c. Menjalankan pekerjaan lain sesuai undang-undang.
Penulis berpendapat bahwa seharusnya pengawasan pelaksanaan terhadap
peraturan tentang ketenagakerjaan dijalankan dengan baik agar dapat berjalan
sebagaimana mestinya sehingga dapat meniadakan atau memperkecil adanya
pelanggaran - pelanggaran terhadap Undang-Undang Ketenagakerjaan, sehingga
proses hubungan industrial dapat berjalan dengan baik dan harmonis. Berkaitan
dengan ruang lingkup pengawasan ketenagakerjaan tersebut maka pegawai
pengawas ketenagakerjaan juga harus memastikan juga bahwa hal-hal yang
bersifat normatif seperti uang pisah harus diatur dalam peraturan perusahaan atau
perjanjian kerja bersama. Hal tersebut merupakan bentuk perlindungan terhadap
pekerja/buruh sekaligus merupakan penegakan hukum ketenagakerjaan secara
menyeluruh yang bisa dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dibidang
ketenagakerjaan agar hak pekerja/ buruh yang mengundurkan diri tetap
terlindungi menurut hukum.
Dengan demikian peraturan perusahaan maupun perjanjian kerja bersama
harus menjadi pedoman utama bagi pekerja/buruh dan pengusaha. Ketentuan
perundang-undangan harus diimplementasikan pelaksanaannya dalam peraturan
perusahaan atapun perjanjian kerja bersama.

11
C. Upaya Yang Dilakukan Oleh Kentucky Fried Chicken Cabang Kota
Pekanbaru Atas Adanya Indikasi Pelanggaran Rahasia Dagang Yang
Dilakukan Oleh Mantan Pekerjannya
Permasalahan rahasia dagang yang ada tidak dapat dipungkiri bahwa
sebagian besar dipengaruhi dari adanya perbuatan karyawan yang melakukan
kegiatan membocoran menguasai atau menyalahgunakan rahasia dagang secara
tanpa hak. Peraturan di Indonesia yaitu pada Undang-Undang Nomor 30 Tahun
2000 tentang Rahasia Dagang yang hanya mengatur mengenai pemberian hak
lisensi kepada pihak ketiga sebagai upaya untuk menghindari persaingan usaha
dan dapat terciptanya saling menguntungkan dari adanya kegiatan komersil
royalty yang diberikan.
Penerapan adanya perjanjian lisensi yang dijelaskan dalam Undang-Undang
Rahasia Dagang, seharusnya juga diterapkan sebagai upaya perlindungan hukum
rahasia dagang pada hubungan kerja. Hubungan kerja antara pemilik rahasia
dagang serta pihak lisensi dengan karyawan yang lupa untuk diperhatikan.
Hubungan kerja dengan karyawan tersebut sebenarnya sangat memiliki ancaman
yang lebih mengkhawatirkan. Contoh permasalahan yang telah dipaparkan dalam
pendahuluan menjadikan bukti bahwa terjadinya pelanggaran rahasia dagang
disebabkan oleh karyawan. Sebagai upaya perlindungan hukum rahasia dagang
adalah dengan cara memberikan pengaturan yang mendasarkan kontrak kerja.
Subyek dari terbentuknya kontrak kerja meliputi adanya pemilik rahasia
dagang atau pihak ketiga penerima lisensi dan karyawan yang masing-masing
pihak tentu memiliki kepentingan. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan dalam Pasal 1 menyatakan bahwa perjanjian kerja adalah
perjanjian antara pekerja dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat
syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.
Sebagai upaya perlindungan hukum rahasia dagang dalam kontrak kerja
yang berkeadilan didalamnya harus mengatur mengenai hal - hal yang dapat
mencegah dan memberikan perlindungan hukum rahasia dagang. Klausul -
klausul yang diatur di dalam kontrak kerja harus memuat beberapa unsur yaitu:

12
a. Kewajiban Untuk Menjaga Kerahasiaan
Pengaturan menjaga kerahasiaan sangat utama dalam upaya menjaga
rahasia dagang.Secara umum kerahasiaan berkaitan dengan
kepercayaan, karena itu pula rahasia dagang sebagai salah satu faktor
untuk menjaga kepercayaan publik. Mengingat kerahasiaan tersebut
utamanya untuk menjaga kepercayaan masyarakat, dengan demikian
prinsip kerhasiaan dalam sebuah kegiatan usaha khususnya dalam
rahasia dagang adalah bertujuan untuk melindungi informasi rahasia
tersebut agar tidak dipergunakan oleh pihak lain yang tidak berhak.15
b. Batasan Penggunaan Rahasia Dagang
Dengan adanya kewajiban untuk menjaga kerahasiaan, pastilah timbul
penggunaan rahasia dagang yang dilimpahkan kepada karyawan.
Batasan penggunaan rahasia dagang yang harus ditegaskan agar
selanjutnya tidak menimbulkan masalah. Maksud batasan penggunaan
rahasia dagang disini kemudian melindungi seluruh lingkup rahasia
dagang. Pasal 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang menyatakan lingkup perlindungan rahasia dagang
meliputi informasi tentang metode produksi, metode pengolahan,
metode penjualan atau informasi lainnya di bidang teknologi dan atau
bisnis yang bernilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat
umum.
Karyawan yang melakukan penggunaan rahasia dagang tersebut harus
secara jelas diatur apa saja yang menjadi batas-batas hak penggunaan rahasia
dagang. Tujuan kontrak sebagai alternarif untuk melindugi rahasia dagang tidak
hanya data dan informasi yang berkatian dengan rahasia dagang namun juga
termasuk dalam pengalaman teknik terkait dengan proses-proses pengolahan,
perlengkapan, peralatan, bahan-bahan, tata cara pengoperasian, tata cara

15
Hidayat, A, Penggunaan Informasi Yang Bersifat Rahasia Oleh Karyawan Kepada
Perusahaan Sesama Peserta Tender Dihubungkan Dengan Prinsip Kerahasiaan Dan Undang -
Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang Juncto Undang Undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Jurnal Justisi Ilmu Hukum ISSN, 2016, Hal. 54

13
pengendalian mutu, tata cara keamanan, dan terkait dengan informasi mengenai
formula-formula yang memiliki nilai komersial yang tinggi. 16
Kontrak kerja juga sangat penting dalam mengatur kepemilikan hak yang
berhubungan dengan temuan rahasia dagang oleh karyawan dalam posisi terdapat
hubungan kerja yang mengikat kedua belah pihak. Berdasarkan pada pengertian
rahasia dagang sendiri tentu kita dapat melihat bahwa yang dimaksud sebagai
pemilik rahasia dagang ialah seseorang yang menjaga informasi yang tidak
diketahui oleh umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai
ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaan.
Dalam hubungan kerja yang demikian, kontrak kerja berperan dalam
memberikan jalan tengah untuk tercapainya keadilan. Perjanjian kerja tersebut
harus berprinsip dasar adanya keadilan sehingga dapat menyejahterakan baik
pemilik usaha dan karyawan yang berperan sebagai penemu rahasia dagang.
c. Memuat Non-Competition Clause
Meski terdapat pertentangan secara tersirat dengan Undang-Undang
Dasar 1945, Undang - Undang Ketenagakerjaan serta Undang - Undang
Hukum Hak Asasi Manusia, Indonesia memang tidak secara tegas
mempunyai aturan yang melarang atau memperbolehkan non-
competition clause dicantumkan dalam perjanjian kerja. Sebagai
alternatif terbaik untuk memberikan perlindungan hukum rahasia
dagang noncompetition clause dapat diterapkan dalam kontrak. Akan
tetapi untuk dapat diterapkan dalam perjanjian kerja di Indonesia harus
menafsirkan non-competition clause secara adil dan tidak menimbulkan
kesenjangan sosial.
d. Klausul Perjanjian Yang Harus Berlandaskan Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan yang tidak berat sebelah pada masing-masing pihak
merupakan point utama menciptakan kontrak kerja yang baik. Definisi
keadilan atau adil memiliki makna bahwa adil memanglah tidak harus
sama, namun berdasarkan teori keadilan yang disampaikan oleh John

16
Gerungan, A. E, Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang Ditinjau Dari Aspek
Hukum Perdatadan Pidana di Indonesia. Jurnal Hukum Unsrat, 2016, Hal. 79

14
Rawl bahwa keadilan berprinsip pada tiga hal yaitu kebebasan yang
sama, perbedaan dan persamaan yang adil dalam kesempatan.
Kebebasan disini dimaksudkan dalam melakukan suatu hubungan
kontrak. Dalam membuat sebuah kontrak, bebas dalam menentukan isi
dari kontrak dan segala yang berkaitan dengan kontrak karena adanya
asas kebebasan berkontrak.
Pengaturan klausul-klausul tersebut dapat secara tegas mengatur
perlindungan hukum rahasia dagang. Sebelum karyawan mulai bekerja, terlebih
dahulu diminta untuk menandatangani kontrak kerja yang berisi persyaratan untuk
menjaga Rahasia Dagang. Apabila karyawan terbukti melanggar kontrak kerja
tersebut dengan menyebarkan ataupun membocorkan informasi metode, strategi,
atau pengetahuan, yang dijaga kerahasiaannya akan dikenakan sanksi peringatan,
menutup mereka bisnis dan membayar kompensasi, hingga membawa gugatan ke
Pengadilan.
Dalam pembuatan kontrak kerja tidak mengesampingkan asas kebebasan
berkontrak yang mengatur pembuatan kontrak bebas untuk mengatur apa saja
yang ada dalam kontrak. Namun dalam kontrak kerja sebagai upaya perlindungan
hukum rahasia dagang ini minimal mengatur lima hal yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Urgensi dari adanya kontrak kerja jelas terlihat bahwa apabila
kontrak kerja dapat diterapkan dengan di dalamnya minimal memuat lima point
klausul-klausul tersebut maka perlindungan hukum rahasia dagang jelas akan
terjaga. Sehingga pelanggaran rahasia dagang yang selama ini banyak terjadi
karena dipicu oleh karyawan tidak lagi terjadi. Apabila masih terjadi pelanggaran
rahasia dagang setelah terdapatkontrak kerja telah terdapat hukum tertulis yang
kuat sebagai perlindungan hukum dari rahasia dagang tersebut.
Perjanjian kerja diatur dalam Bab IX Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan, dalam Pasal 1 angka 14 disebutkan bahwa perjanjian
kerja adalah perjanjian antara pekerja atau buruh dengan pengusaha atau pemberi
kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak.17 Kemudian

17
F.X. Djumialdji, S.H., M.Hum, Perjanjian Kerja Edisi Revisi, Sinar Grafika, Jakarta,
2005, Hal. 7

15
dalam Pasal 1 Nomor 15 Undang-Undang Ketenagakerjaan tersebut dijelaskan
bahwa hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah.
Kewajiban untuk menjaga kerahasiaan timbul karena adanya hubungan
hukum antara satu pihak dengan pihak lain. Salah satu hubungan yang sering
memunculkan kewajiban menjaga rahasia dagang perusahaan adalah hubungan
antara majikan dan pegawai. Apabila terdapat kewajiban para pihak dalam
perjanjian kerja maka di dalamnya dimuat ketentuan untuk menjaga rahasia
dagang sebagai kewajiban dari pekerja. Unsur - unsur yang harus ada dalam suatu
perjanjian kerja yang ditentukan dalam peraturan perundangan antara lain sebagai
berikut :
1) Adanya pekerjaan.
2) Adanya unsur di bawah perintah.
3) Adanya upah tertentu.
4) Adanya waktu.
Informasi rahasia dagang sangatlah bernilai baik secara sendiri atau
digunakan bersama dengan bentuk - bentuk kekayaan intelektual lainnya.
Perjanjian tertulis dan tidak tertulis yang dibuat oleh pemilik rahasia dagang
dengan pegawai atau pihak ketiga menyebabkan pihak lain terikat untuk menjaga
kerahasiaan sebuah informasi. Apabila kewajiban tersebut dilanggar, pihak yang
terikat untuk menjaga rahasia dagang dianggap telah melakukan pelanggaran.18
Menurut hasil wawancara saya dengan Jerry Mareti S.I.Kom selaku staff
senior HRD sebagaimana pasal 11 ayat 4 yang menyatakan “apabila terdapat hal-
hal yang diatur diluar perjanjian yang dibuat, maka para pihak sepakat untuk
membicarakannya secara musyawarah dan mufakat dengan azas demokratis dan
apabila dipandang perlu dapat dilibatkan pejabat terkait guna mendapatkan
masukan, dan segala sesuatu yang nantinya mengurangi, menambahkan, dan/atau
merevisi perjanjian yang dibuat (addendum) yang merupakan satu kesatuan yang

18
Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010, Hal.
168-170

16
tidak terpisahkan dan memiliki kekuatan hukum mengikat yang sama dengan
perjanjian yang dibuat.” Dan oleh karena itu maka upaya yang dilakukan oleh
Kentucky Fried Chicken Cabang Kota Pekanbaru atas adanya indikasi
pelanggaran rahasia dagang yang dilakukan oleh pekerjannya. Dalam hal
terjadinya sengketa pelanggaran Rahasia Dagang, maka proses penyelesaian yang
biasa ditempuh oleh perusahaan melalui 2 jalur yaitu litigasi dan non litigasi.
Litigasi adalah dengan mengajukan ke pengadilan negeri. Sedangkan jalur non
litigasi dapat diselesaikan melalui negosiasi, mediasi, dan konsiliasi.19
Dalam sistem Hukum Pidana di Indonesia, setiap tindak pidana yang
ditentukan oleh pembentuk undang-undang mengandung suatu kepentingan
hukum yang hendak dilindungi. Demikian juga jika pembentuk Undang-Undang
HAKI merumuskan tindak pidana dalam setiap Undang-Undang HAKI. Ada 7
(tujuh) Undang-Undang positif mengenai HAKI. Pengaturan mengenai
pelanggaran Rahasia Dagang yang dikualifikasikan sebagai suatu bentuk tindak
pidana memberikan suatu bentuk pengancaman terhadap pelakunya dengan
sanksi-sanksi pidana sebagai berikut: Pasal 322 ayat (1) KUHPidana:
“Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena
jabatan atau pencahariannya, baik yang sekarang maupun yang dahulu diancam
dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau denda”.
Tindak pidana Rahasia Dagang dalam UU No. 30 Tahun 2000 diatur dalam
Bab IX tentang Ketentuan Pidana yaitu dalam pasal 17 yang berbunyi sebagai
berikut: “Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak menggunakan Rahasia
Dagang pihak lain atau melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 atau Pasal 14 dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah)”.
Hal ini dapat terjadi dengan asumsi kerahasiaan Rahasia Dagang, termasuk
cara merahasiakannya dan terhadap siapa ketentuan mengenai kerahasiaan
tersebut berlaku, dengan segala akibatnya tunduk pada kebiasaan yang berlaku

19
Jerry Mereti, wawancara dengan Staff Senior HRD Kentucky Fried Chicken tanggal 10
Mei 2019 di Pekanbaru

17
dalam masyarakat, maka tentunya segala macam cara yang dilakukan untuk dapat
membuktikan ada tidaknya unsur kesengajaan dapat dipergunakan dalam hal ini,
perlindungan terhadap pelanggaran hukum dalam Rahasia Dagang tidak hanya
tunduk pada UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang, melainkan juga
segala macam peraturan perundang-undangan, ketertiban umum, kesusilaan,
kebiasaan, maupun kepatutan yang berlaku dan ada dalam masyarakat Indonesia
dari waktu ke waktu.
Rumusan Pasal 13 UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
berbunyi: “Pelanggaran Rahasia Dagang juga terjadi apabila seseorang dengan
sengaja mengungkapkan Rahasia Dagang, mengingkari kesepakatan atau
mengingkari kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang
yang bersangkutan”. Apabila ketentuan sebelumnya berhubungan dengan
penggunaan Rahasia Dagang tanpa hak dan dengan sengaja, maka ketentuan
pidana selanjutnya dalam Pasal 17 ayat (1) UU No. 30 Tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang mengatur pelanggaran terhadap pengungkapan Rahasia Dagang,
pengingkaran kesepakatan atau kewajiban tertulis atau tidak tertulis untuk
menjaga Rahasia Dagang. Dalam rumusan yang diberikan pada Pasal 13 UU No.
30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang dapat kita lihat kembali perkataan
“dengan sengaja”. Sebagaimana halnya penjelasan terdahulu, dalam tindak pidana
yang demikianpun, sesungguhnya pembuktian tentang ada tidaknya:
a) Pengungkapan Rahasia Dagang;
b) Pengingkaran kesepakatan atau kewajiban tertulis atau tidak tertulis
untuk menjaga Rahasia Dagang.
Dalam sistem Hukum Perdata di Indonesia, dimana dapat dikatakan HAKI
sebagai hak kebendaan, yang merupakan hak atas suatu benda, yang bersumber
dari hasil karya otak atau hasil kerja rasio otak manusia yang menalar dan hasil
kerjanya itu merupakan benda immaterial (benda tidak berwujud).20 Hal ini
terdapat dalam Pasal 499 KUHPerdata tentang “benda” yang dapat
diklasifikasikan ke dalam berbagai kategori termasuk benda berwujud dan tidak

20
H. OK. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004, Hal. 9

18
berwujud. Karena merupakan hasil dari pikiran manusia, maka dapat disimpulkan
bahwa hasil kerja dari otak manusia sebagai hak atas kekayaan intelektual yang
bersifat eksklusif atau mempunyai nilai ekonomi21dan perlu mendapatkan suatu
pengakuan dan sekaligus perlindungan hukum.
Pemilik Rahasia Dagang wajib memelihara dan menjaga kerahasiaan dari
informasi yang dimilikinya. Hal itu dapat dilakukan melalui berbagai langkah
seperti melalui pembuatan kontrak yang isinya secara eksplisit mewajibkan pihak
lain untuk tidak membocorkan rahasia itu secara tertulis. Kontrak tertulis
semacam ini akan sangat membantu khususnya untuk menghindarkan
kesalahpahaman atas ruang lingkup yang harus dirahasiakan. Kewajiban dalam
memelihara kerahasiaan ini juga dapat ditempuh melalui pembuatan ketentuan-
ketentuan kontrak yang bersifat implisit. Pada prinsipnya hukum akan melindungi
kerahasiaan itu berdasarkan asas-asas hukum perjanjian yang menyatakan bahwa
perjanjian itu tidak hanyha mencakup apa yang telah seccara eksplisit
diperjanjikan, tetapi juga mencakup kebiasaan - kebiasaan meskipun tidak secara
tegas dinyatakan seperti tercantum dalam Pasal 1347 BW yang berbunyi:22“Hal-
hal yang menurut kebiasaan selamanya diperjanjikan, dianggap secara diam-
diam dimasukkan dalam persetujuan, meskipun tidak dengan tegas dinyatakan”.
Rahasia Dagang antara lain dilindungi berdasarkan prinsip hukum perdata
berdasarkan perbuatan melawan hukum (onrechmatige daad). Berdasarkan
perbuatan melawan hukum ini secara perdata mengakibatkan perikatan dan
memajukan kepada pihak yang membuat kerugian itu memberikan ganti kerugian.
Pasal 1365 BW selengkapnya mengatakan: “Perbuatan melawan hukum
merupakan setiap perbuatan yang melanggar hukum yang membawa kerugian
bagi orang lain, hal mana mewajibkan kepada pihak yang melakukan kesalahan
itu memberi ganti kerugian kepada pihak yang dirugikan tersebut”.
Jika dikaitkan dengan perlindungan asas Rahasia Dagang, maka pihak yang
telah melanggar hak-hak atas suatu informasi rahasia yang dimiliki seseorang

21
Sujud Margono & Amir Angkasa, Komerialisasi Aset Intelektual, Aspek Hukum Bisnis,
PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta, 2002, Hal. 4
22
R. Subekti & R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya
Paramitha, Jakarta, 1980, Hal. 343.

19
yang memiliki nilai komersial dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan melawan
hukum. Ketentuan Pasal 1365 BW ini pada prinsipnya bertujuan memberikan
substansi perdata terhadap semua bentuk pelanggaran yang merugikan pihak lain.
Salah satu bentuk perjanjian untuk melindungi Rahasia Dagang adalah
dalam bentuk perjanjian merahasiakan (secrecy agreement). Perjanjian ini
dimaksudkan untuk melindungi tidak saja data dan informasi yang juga termasuk
ke dalam Rahasia Dagang tapi mencakup juga pengalaman teknik (technical
experience) berkenaan dengan proses-proses pengolahan, perlengkapan, peralatan,
bahanbahan, tata cara pengoperasian, tata cara pengendalian mutu, tata cara
keamanan dan mencakup pula informasi mengenai formula-formula yang
memiliki nilai komersial yang tinggi.
Ketentuan ini secara eksplisit telah mewajibkan kepada karyawan untuk
tidak melakukan segala apa yang di dalam keadaan yang sama patut tidak
diperbuat untuk seorang buruh yang baik, dimana hal ini mengandung pengertian
bahwa tindakan membocorkan Rahasia Dagang kepada pihak ketuga dapat
dikualifikasikan sebagai “tindakan yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang
buruh yang baik” yang sepatutnya tidak dilakukan. Dalam praktek pelaksanaan
kontrak kerja, pencantuman klausula - klausula tentang Rahasia Dagang serta
pembuatan tentang perjanjian khusus tentang Rahasia Dagang merupakan hal
yang amat sangat penting. Hal ini menunjukkan bahwa Rahasia Dagang
merupakan aset perusahaan yang sangat mahal, karena akan menjadi alat yang
sangat ampuh untuk melakukan kompetisi dengan para kompetitor.
Dalam jalur non litigasi berarti menyelesaikan masalah hukum di luar
pengadilan. Jalur non-litigasi ini dikenal dengan Penyelesaian Sengketa Alternatif.
Tujuan diaturnya penyelesaian sengketa di luar pengadilan adalah untuk
melindungi hak keperdataan para pihak yang bersengketa dengan cara cepat dan
efisien.23 Hal ini mengingat penyelesaian sengketa melalui jalur litigasi cenderung
membutuhkan waktu lama dan biaya yang relatif tidak sedikit. Hal ini
disebabkan proses penyelesaian sengketa secara lambat, biaya beracara di
23
Artadi, I., Dekonstruksi Pemahaman Penyelesaian Perkara Pidana Melalui Prosedur
Perdamaian Menuju Proses Peradilan Pidana Rekonsiliatif, Jurnal Hukum Pro Justitia, 2007,
Hal. 41

20
pengadilan mahal, pengadilan dianggap kurang responsif dalam penyelesaian
perkara, sehingga putusan sering tidak mampu menyelesaikan masalah dan
penumpukan perkara.24
Penyelesaian perkara diluar pengadilan ini diakui di dalam peraturan
perundang-undangan di Indonesia. Pertama, dalam penjelasan Pasal 3 Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman
disebutkan bahwa penyelesaian perkara di luar pengadilan, atas dasar perdamaian
atau melalui wasit (arbitase) tetap diperbolehkan. Kedua, dalam Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,
dalam Pasal 1 angka 10 dinyatakan bahwa Alternatif Penyelesaian Perkara
(Alternatif Dispute Resolution) adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar
pengadilan dengan cara negosiasi, mediasai, konsiliasi dan arbitrase.
Penulis berpendapat seharusnya pengaturan tentang pelanggaran rahasia
dagang harus dicantumkan didalam kontrak atau perjanjian secara tertulis agar
lebih jelas, tegas dan juga perusahaan seharusnya melakukan sosialisasi mengenai
rahasia dagang sehingga karyawan betul-betul mengetahui bagaimana
kewajibannya untuk melindungi rahasia dagang ditempatnya bekerja dan juga
mengetahui dampak pelanggarannya. dan juga perusahaan harus sepenuhnya
menerapkan upaya - upaya yang berlaku didalam perusahaan semaksimal
mungkin guna meminimalisir terjadinya sengketa rahasia dagang yang dilakukan
oleh karyawan.

IV. Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
1. Penerapan ketentuan rahasia dagang dalam kontrak kerja Kentucky Fried
Chicken antara pekerja dengan perusahaan dikota Pekanbaru terdapat
perjanjian kontrak kerja yang menegaskan bahwa mengenai kewajiban
untuk merahasiakan rahasia dagang telah diatur dalam kontrak kerja

24
Sawitri, H.W. dan Bintoro, R.W, Sengketa Lingkungan dan Penyelesaiannya. Jurnal
Dinamika Hukum, 2010, Hal. 163-174

21
Pasal 8 Hak dan Kewajiban Pekerja nomor 7 yaitu “Pekerja berkewajiban
untuk merahasiakan sistem manajemen dan cara-cara pengelolaan
restoran yang didapat selama bekerja pada perusahaan dan sesudah
perjanjian ini berakhir”. Penerapan dari pasal 8 Point 7 didalam
perjanjian kontrak kerja tersebut setiap karyawan yang menandatangani
kontrak kerja, karyawan tersebut dianggap telah menyetujui aturan yang
ada didalam perjanjian kontrak kerja tersebut, pada kenyataannya
karyawan tersebut telah melanggar perjanjian kontrak kerja dengan
berwirausaha mandiri berdasarkan ilmu dan tata cara yang ia dapatkan
selama bekerja di perusahaan tersebut, secara jelas karyawan tersebut
telah melanggar aturan yang ia tandatangani saat masih ia bekerja
diperusahaan.
2. Bentuk perlindungan hukum dalam hubungan kerja antara Kentucky
Fried Chicken cabang kota Pekanbaru dengan pekerjanya terdapat
Peraturan Perusahaan (PP) antara perusahaan dan pekerja ada
kesepakatan bahwa peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan
khususnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan berlaku sebagai perlindungan dalam perjanjian kerja
bersama antara perusahaan dan pekerja. Berdasarkan muatan pasal-pasal
UU Ketenagakerjaan tersebut, maka lingkup perlindungan terhadap
pekerja mencakup: hak-hak dasar pekerja/buruh untuk berunding dengan
pengusaha; keselamatan dan kesehatan kerja; Perlindungan khusus bagi
pekerja/buruh perempuan, anak; penyandang cacat; Perlindungan tentang
upah, kesejahteraan, dan jaminan sosial tenaga kerja.
3. Upaya yang dilakukan oleh Kentucky Fried Chicken cabang kota
Pekanbaru atas adanya indikasi pelanggaran dalam hal terjadinya
sengketa pelanggaran Rahasia Dagang Untuk mempertahankan Rahasia
Dagang pemilik atau pemegang Rahasia Dagang sebagaimana pasal 11
ayat 4 yang menyatakan “apabila terdapat hal-hal yang diatur diluar
perjanjian yang dibuat, maka para pihak sepakat untuk membicarakannya
secara musyawarah dan mufakat dengan azas demokratis dan apabila

22
dipandang perlu dapat dilibatkan pejabat terkait guna mendapatkan
masukan, dan segala sesuatu yang nantinya mengurangi, menambahkan,
dan/atau merevisi perjanjian yang dibuat (addendum) yang merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan memiliki kekuatan hukum
mengikat yang sama dengan perjanjian yang dibuat dapat melakukan
berbagai cara yang sesuai dengan hukum yang berlaku. Pemilik rahasia
dagang dalam menjaga nilai kerahasiaan informasi rahasia dagang yang
dimiliki harus bersikap aktif dan represif. Dimana perlindungan yang
diatur dalam UU No. 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang diberikan
apabila pemilik rahasia dagang atau pemegang rahasia dagang telah
melakukan langkah-langkah untuk menjaga rahasia dagang yang
dimilikinya. Apabila terjadi sengketa bisnis antara pemilik/pemegang
Rahasia Dagang dengan pihak ketiga yang berkaitan dengan pelaksanaan
perjanjian, maka pemilik/pemegang Rahasia Dagang dapat
menyelesaikan sengketa yaitu dengan cara litigasi dan non litigasi.

B. Saran
1. Seharusnya penerapan ketentuan rahasia dagang dalam kontrak
kerjaKentucky Fried Chicken antara pekerja dengan perusahaan dikota
Pekanbaru harus lebih ditegaskan kepada setiap karyawan sebelum
mereka diterima untuk bekerja sebagai karyawan mengenai ketentuan
rahasia dagang. Sehingga meminimalisir terjadinya sengketa pelanggaran
rahasia dagang.
2. Seharusnya pengawasan pelaksanaan terhadap peraturan tentang
ketenagakerjaan dijalankan dengan baik agar dapat berjalan sebagaimana
mestinya sehingga dapat meniadakan atau memperkecil adanya
pelanggaran-pelanggaran terhadap Undang-Undang Ketenagakerjaan,
sehingga proses hubungan industrial dapat berjalan dengan baik dan
harmonis. Berkaitan dengan ruang lingkup pengawasan ketenagakerjaan
tersebut maka pegawai pengawas ketenagakerjaan juga harus
memastikan juga bahwa hal-hal yang bersifat normatif seperti uang pisah

23
harus diatur dalam peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
Hal tersebut merupakan bentuk perlindungan terhadap pekerja/buruh
sekaligus merupakan penegakan hukum ketenagakerjaan secara
menyeluruh yang bisa dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab
dibidang ketenagakerjaan agar hak pekerja/ buruh terlindungi menurut
hukum. Dengan demikian peraturan perusahaan maupun perjanjian kerja
bersama harus menjadi pedoman utama bagi pekerja/buruh dan
pengusaha. Ketentuan perundang-undangan harus diimplementasikan
pelaksanaannya dalam peraturan perusahaan atapun perjanjian kerja
bersama.
3. Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang
Rahasia Dagang, seharusnya pemerintah mensosialisasikannya kepada
masyarakat terutama kepada pelaku usaha yang pada umumnya tidak
memahami manfaat dari Rahasia Dagang yang dimilikinya terhadap
aktivitas bisnisnya sehingga menganggap informasi rahasia tersebut
sebagai informasi umum dan milik umum. Upaya perlindungan hukum
melalui Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia
Dagang harus dijalankan dengan benar dan semaksimal mungkin
sehingga Perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang betul-betul
terjaga dan meminimalisir terjadinya sengketa terhadap Rahasia Dagang.

V. DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Artadi,I., Dekonstruksi Pemahaman Penyelesaian Perkara Pidana Melalui
Prosedur Perdamaian Menuju Proses Peradilan Pidana Rekonsiliatif,
Jurnal Hukum Pro Justitia, 2007

Ermansyah Djaja, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Sinar Grafika, Jakarta, 2009

F.X. Djumialdji, S.H., M.Hum, Perjanjian Kerja Edisi Revisi, Sinar Grafika,
Jakarta, 2005

G. Kartasapoetra, Hukum Perburuhan Di Indonesia berlandaskan Pancasila, Cet.


3, Sinar Grafika, Djakarta, 1992

24
Gerungan, A. E, Perlindungan Hukum Terhadap Rahasia Dagang Ditinjau Dari
Aspek Hukum Perdatadan Pidana di Indonesia. Jurnal Hukum Unsrat, 2016

Hidayat, A, Penggunaan Informasi Yang Bersifat Rahasia Oleh Karyawan


Kepada Perusahaan Sesama Peserta Tender Dihubungkan Dengan Prinsip
Kerahasiaan Dan Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang
Rahasia Dagang Juncto Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan. Jurnal Justisi Ilmu Hukum ISSN, 2016

I Made Udiana, 2011, Rekonstruksi Pengaturan Penyelesaian Sengketa


Penanaman Modal Asing, Udayana University Press, Denpasar

Komar Kantaatmaja, Undang - Undang Perseroan Terbatas 1995 dan


Implikasinya Terhadap Penanaman Modal Asing, Balai Pustaka, Bandung,
1995

Muhammad Djumhana dan R. Djubaedillah, Hak Milik Intelektual, PT Citra


Aditya Bakti, Bandung, 2014

Muhammad Djumbana, Asas – Asas Hukum Perbankan Indonesia, PT Citra


Aditya Bakti, 2008

O K. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2004

Philipus M Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Masyarakat Indonesia, Bina Ilmu,


Surabaya, 1983

R. Subekti & R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pradnya


Paramitha, Jakarta, 1980

Sawitri, H.W. dan Bintoro, R.W, Sengketa Lingkungan dan Penyelesaiannya.


Jurnal Dinamika Hukum, 2010,

Sujud Margono & Amir Angkasa, Komerialisasi Aset Intelektual, Aspek Hukum
Bisnis, PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta, 2002

Tim Lidsney BA dkk, 2002, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Penghantar, PT


Alumni

Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2010

25
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANG

Undang - Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang.

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

26

Anda mungkin juga menyukai