Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER I

SISTEM ENDOKRIN

Fillia Milenia Joseph


1909010041

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori
Implatansi adalah peristiwa berkontraknya suatu benda asing pada lapisan
endometrium uterus. Secara normal setiap benda asing yang masuk kedalam tubuh
akan mendapatkan perlawanan dan sistem homeostatis tubuh. Tetapi didalam
peristiwa implatansi tidak terjadi penolakan atas blastosit atau implan tersebut. Ini
berarti bahwa untuk memungkinkan terjadinya implatansi, tubuh harus menyiapkan
diri untuk menerima blastosit tadi.   Salah satu usaha yang telah diketahui adalah
dihasikanya suatu atau sejumlah hormon yang bekerja pada uterus menyebabkan
uterus bekerja dalam status siap menerima blastosit. Pada manusia dikenal adanya
hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) yang diproduksi sewaktu usia
kehamilan masih dini (35 sampai 80 hari setelah konsepsi). Pada kuda dihasilkan
hormon Pregnan Mare Serum Gonadotropin (PMSG) mulai hari ke-50 sampai ke-100
setelah kopulasi. Oleh karna kedinian sekresi hormon-hormon ini, identifikasi HCG
atau PMSG dijadikan dasar berbagai uji kehamilan pada wanita seperti uji Galli
Mainini, Gravindex, Prognosticon, Ascheim Zondex dan sebagainya.
Pada hewan, berbagai uni untum menemukan PMSG dalam urine kuda betina sebagai
i dikator kebuntingan telah dilakukan. Kenyataan bahwa HCG sudah disekresikan
pada usia kahamilan begitu dini berati berbagai uji kehamilan itu dapat mendeteksi
kehamilan walaupun secara klinis tanda tanda kehamilan belum teramati.
uji Galli Mainini didasarkan pada kenyataan bahwa pada umumnya wanita yang baru
hamil atau usia kehamilan masih dini. Bila air seninya disuntikan pada katak jantan
dapat mengekresikan spermatozoa. Uji ini murah dan mudah untuk dilakukan.
Relibilitasnya juga cukup tinggi, namun mekanisme terjadi ekresi spermatozoa oleh
katak tersebut belum jelas diketahui.   Anggapan umum adalah ekresi tersebut
disebabkan oleh hirmon HCG. Namun hal tersebut tidak begitu saja dapat diterima,
katna peristiwa ekresi spermatozoa itu terjadi dengan cepat (dalam 2 jam sudah
terlihat hasilnya), sedangkan daya kerja hormon-hormon glycoprotein (misalnya FSH,
LH, HCG) umunya berlangsung lambat. jadi ada kemungkinan faktor lain yang
menyebabkan ekresi spermatozoa tersebut.   Uji Ascheim Zondex pada dasarnya sama
dengan uji Galli Mainini yaitu suatu uji biologis. Perbedaanya adalah pada uji Galli
Mainini air seni dapat digunakan secara langsung, sedangkan uji Ascheim Zondex air
seni harus diextrak dulu untuk menghilangkan zat zat toksik yang terdapat dalam air
seni tersebut. Pada uji ini juga hasilnya segera baru setelah beberapa hasilnya bisa
dibaca.   Uji Gravindex dan berbagai uji imunologis lainya didasarkan pada reaksi anti
gen ( HCG) dengan anti bodi terhadap HCG. Kondisi reaksi dibuat sedemikian rupa
agar hasilnya dapat terlihat langsung tanpa harus menggunakan alat-alat tambahan.
Biasanya penilayan positif atau negatif berdasarkan ada tidaknya presipitasi sebagia
hasil reaksi antigen-antibodi itu.

1.2 Tujuan praktikum


1. Tujuan praktikum Galli Manini adalah untuk menentukan adanya hormon
choriogonadotropin
2. Tujuan rapid test mendeteksi kehamilan lebih dini
BAB II
METODE PRAKTIKUM
2.1 Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Senin, 21 Oktober 2019
Waktu : 10.00 WITA
Tempat : Laboratorium D Universitas Nusa Cendana Kupang
2.2 Alat dan Bahan
- 1 ekor katak jantan
- Mikroskop
- Kaca obyek
- Gelas beker besar
- Pipet
- Strip Pregnancy Test
- Air seni wanita hamil (umur kandungan dibawah 3 bulan)
- Air seni dari seorang mahasiswi yang tidak hamil
- Larutan NaCl fisiologis
2.3 Tata Kerja
2.1.1 Galli Mainini
1. Memeriksa katak jantan tersebut apakah di dalam cairan kloakanya
terdapat spermatozoa atau tidak
2. Untuk memeriksa ada atau tidaknya spermatozoa tersebut, lakuka
sebagai berikut : dengan pipet pasteur atau pipet penetas mata
memasukan sedikit (kurang lebih 1 ml) NaCl fisiologis ke dalam
kloaka katak
3. Lalu dengan pipet yang sama keluarkan cairan kloaka dan teteskan
pada kaca obyek. Tutup dengan kaca penutup dan mengamati di
bawah mikroskop dengan pembesaran 100 kali atau 450 kali.
4. Menyuntikkan 3 ml air seni yang akan diperiksa tersebut ke dalam
kantong limfe katak. Caranya adalah dengan menusukkan jarum ke
bawah kulit di daerah ventral paha, lalu diteruskan menembus sekat
pembatas paha-perut. Masih tetap dibawah kulit, menyemprotkan
air seni tersebut ke dalam kantong limfe abdominal.
5. Memasukkan katak ke dalam gelas beker dan tutup dengan kawat
kaca mengusahakan agar katak tidak meloncat keluar. Kalau perlu
beri pemberat di atas kawat kasa tersebut.
6. Setelah 1,45 jam ambil katak dan periksa kembali cairan
kloakanya. Teteskan cairan tersebut ke atas kaca obyek tutup
dengan kaca penutup dan amati di bawah mikroskop. Spermatozoa
katak terlihat sebagai suatu benda hidup, bergerak mempunyai ekor
dan kepalanya berbentuk baji.

2.1.2 Test kehamilan Instant (Rapid Test)


1. Menampung urine wanita hamil muda dalam beker gelas yang
bersih
2. Menampung urine wanita yang tidak hamil dalam beker gelas yang
bersih
3. Mencelupkan strip ke dalam urine sesuai dengan tanda panah batas
garis maksimum selama 30-60 detik
4. Angkat strip, tunggu 1-3 menit, membaca hasil.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Uji Galli Mainini
Ketika katak disuntik dengan urin wanita hamil dan didiamkan selama kurang
lebih 2 jam, hasil yang didapatkan ialah adanya spermatozoa.
3.1.2 Tes kehamilan instant (Rapid Test)
Saat urine wanita hamil dan wanita tidak hamil ditampung, kemudian urine
tersebut masing-masing dicelupkann strip pregnancy test. Hasil yang
didapatkan dari urine wanita hamil terdapat 2 garis merah. Sedangkan urine
wanita tidak hamil hanya terdapat 1 garis merah.
Wanita hamil Wanita tidak hamil

3.2 Pembahasan
3.1.1 Test Galli Maini
Hasil percobaan menunjukkan bahwa urine wanita hamil dibawah 3 bulan
yang disuntikkan ke dalam jaringan kodok merangsang pengeluaran sperma
kodok lebih banyak daripada urine murni dari urine murni dari usia kehamilan
lainnya. Perbedaan banyak atau sedikitnya ditemukan sperma  kodok  tersebut
bergantung pada konsentrasi urine yang disuntikkan. Pada konsentrasi urine
murni lebih besar memicu pengeluaran sperma kodok karena di dalam urine
murni lebih banyak mengandung hormon choriogonadotropin. Hormon
tersebut saat disuntikkan pada kodok merangsang sperma kodok berkembang
sehingga kodok tersebut mengalami estrus (birahi). Hal ini dikarenakan HCG
mempunyai sifat seperti LH. Menurut muhayat (1998), LH dan HCG pada
laki-laki memberitahu testis untuk memproduksi hormon seks laki-laki
(testosteron). HCG menyebabkan pelepasan spermatozoa apabila diberikan
kepada vertebrata rendah. Hormon ini disekresikan oleh embrio untuk
memberikan sinyal kehadirannya dan mengontrol sistem reproduksi wanita
hamil. Produksi HCG akan meningkat hingga sekitar hari ke 70 dan akan
menurun selama sisa kehamilan.
3.1.2 Test kehamilan instant
Control line adalah garis yang dapat dilalui semua jenis cairan
Test line adalah garis yang hanya bisa dilalui orang hormon HCG
1. Negatif hanya terdapat satu tanda merah yang muncul pada bagian control
line (c) dan tidak tampak garis merah pada bagian test line (T)
2. Positif terdapat 2 tanda merah, satu pada bagian test line (T) dan satu pada
bagian control line (C)
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Berdasrkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kehamilan dapat dideteksi oleh adanya hormon HCG urine
2. Uji test pack akan positif apabila terdapat dua garis merah dan negatif jika
hanya satu garis merah
3. Uji galli maini akan postif jika terdapat sperma dalam urin
4. Banyaknya sperma yang dihasilkan tergantung pada konsentrasi urine
yang disuntikkan pada katak
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/30785170/LAPORAN_Anfisman_UJI_KEHAMILAN
https://www.academia.edu/8378110/PENETAPAN_HCG_DENGAN_TEKNIK_IMUNOKROMATOGRAFI
NITBANI, H. MODUL PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER I
https://www.academia.edu/9773274/LAPORAN_PRAKTIKUM-_SISTEM_ENDOKRIN

Anda mungkin juga menyukai