Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM EMBRIOLOGI HEWAN

KEGIATAN 4

PEMERIKSAAN KEHAMILAN

(METODE GALLI MAININI)

Disusun oleh :

Nama : Azizah Nur Halimah

NIM : K4315010

Kelas :B

Kelompok :1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2018
PEMERIKSAAN KEHAMILAN

Judul : Pemeriksaan Kehamilan

Tujuan :
1. Dapat menyebutkan tanda-tanda katak jantan.
2. Dapat melakukan pemeriksaan kehamilan cara Galli Mainini dan cara imunologi.
3. Dapat menarik kesimpulan mengenai hasil pemeriksaan serta dapat menerangkan dasar-
dasar pemeriksaan tersebut.

Alat dan Bahan :


ALAT
1. Mikroskop 1 buah
2. Alat tulis 1 buah
3. Kertas 1 buah
4. Kamera 1 buah
5. Objek glass 1 buah
6. Deg glass 1 buah
7. Alat suntik 1 buah
8. Beker glass 1 buah
9. Pipet tetes 1 buah

BAHAN
1. Katak jantan dewasa
2. Urin wanita hamil (1-2,5 bulan)
3. Urin wanita tidak hamil

Prinsip kerja :
a. Galli mainini
Galli Mainini dimulai dengan menyuntikkan urin hamil 3-5 ml ke kantong getah bening
katak jantan dibawah kulit di daerah ventral paha lalu diteruskan menembus sekat pembatas
paha dan perut, lalu disemprotkan urinnya ke dalam kantong abdominal.Katak diletakkan ke
beker glass yang berisi sedikit air. Setelah kurang lebih 2 jam, katak dikeluarkan, mengambil
urin katak sebanyak 1-2 tetes di atas objek glass dan diamati dengan mikroskop. Bila terlihat
spermatozoa berarti positif.Amati bentuk dan gerakannya.
b. Test Imunologi
Test imunologi dengan mencelupkan test pack ke dalam 2 gelas beker yang masing-masing
berisi urin wanita hamil dan tidak hamil. Melihat garis yang muncul pada test pack, apabila
2 garis berarti positif.
DATA PENGAMATAN

No Gambar Metode Keterangan


Metode Urin wanita hamil
Immunologi terbentuk 2 strip garis
dengan tekspack
PH urine wanita
hamil= 6

Urin wanita tidak


hamil hanya terbentuk
1 strip garis
PH urine wanita tak
hamil=7

Metode Galli Tidak ditemukan


mainini sperma pada urin
katak
PEMBAHASAN
Praktikum yang berjudul “Pemeriksaan Kehamilan (Metode Galli mainini)” ini bertujuan
untuk menyebutkan tanda-tanda katak jantan, melakukan pemeriksaan kehamilan cara Galli Mainini
dan cara imunologi serta menarik kesimpulan mengenai hasil pemeriksaan serta dapat menerangkan
dasar-dasar pemeriksaan tersebut.
Ada dua prinsip kerja dalam praktikum ini yaitu:
a. Galli mainini
Galli Mainini dimulai dengan menyuntikkan urin hamil 3-5 ml ke kantong getah bening
katak jantan dibawah kulit di daerah ventral paha lalu diteruskan menembus sekat pembatas
paha dan perut, lalu disemprotkan urinnya ke dalam kantong abdominal.Katak diletakkan ke
beker glass yang berisi sedikit air. Setelah kurang lebih 2 jam, katak dikeluarkan, mengambil
urin katak sebanyak 1-2 tetes di atas objek glass dan diamati dengan mikroskop.
Indikator: Positifjika terdapat spermatozoa. Amati bentuk dan gerakannya.
Negatifjika tidak terdapat spermatozoa.
b. Test Imunologi
Test imunologi dengan mencelupkan test pack ke dalam 2 gelas beker yang masing-masing
berisi urin wanita hamil dan tidak hamil. Melihat garis yang muncul pada test pack.
Indikator positif: muncul dua garis merah.
Indikator negatif: muncul satu garis merah.

Katak yang digunakan dalam praktikum uji kehamilan ini menggunakan katak jantan.Ciri-
ciri katak jantan yaitu memiliki telapak kaki depan yang ada penebalan berwarna hitam, kulit
leher bagian ventral terdapat warna agak merah kekuningan. Warna tubuh agak gelap dan
bentuknya ramping. Berikut adalah perbedaan antara katak jantan dan katak betina:
Katak jantan Katak betina

 Ukuran lingkaran gendang telinga dua kali lebih  Ukuran lingkaran gendang telinga
besar dari lingkaran mata. hampir sama dengan lingkar mata.
 Warna kulit di sekitar kerongkongan hijau  Warna kulit di sekitar kerongkongan
kekuningan. putih dengan bintik-bintik
 Ibu jari bagian depan relatip besar. kehitaman
 Ukuran badan relatip kecil.  Ukuran badan relatip besar.
 Memiliki kantung suara yang terletak di antara  Tidak memiliki kantung suara.
selaput gendang dan pangkal kaki depan.

A. Hormon HCG
Wanita yang sedang hamil mengandung hormon HCG. Pada praktikum digunakan urine
wanita hamil muda dikarenakan pada saat kehamilan berusia 1-2 bulan hormon HCG sedang aktif
dan banyak, sedangkan pada usia diatas 2 bulan, HCG mulai menurun karena fungsinya telah
digantikan. Kadar HCG pada wanita yang hamil muda mencapai titik maksimal yaitu kira-kira hari
ke 60-70 dan akan menurun selama sisa kehamilan. HCG sebagai indikator kehamilan.
Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon glikoprotein yang dikeluarkan
selama masa kehamilan yang dibuat oleh embrio berkembang selepas konsepsi dan kemudian oleh
sinsifiotropoblas (bagian plasenta).Perannya untuk mencegah penyempitan korpus luteum ovari dan
dengan itu merangsang pengeluaran progesteron yang kritikal untuk satu kehamilan pada
manusia.HCG merupakan hormon yang bersifat luteotropik pada beberapa spesies.Termasuk
manusia, tikus, kelinci, babi dan sebagainya.HCG disekresikan oleh plasenta dimana pada manusia
berperan untuk mempertahankan corpora lueta selama tahap-tahap permulaan kehamilan
(Nalhandov, 1990).
HCG mempunyai fungsi tambahan seperti mempengaruhi toleransi imunitas pada
kehamilan. Segera setelah ovulasi, korpus luteum akan cukup mendapat dorongan dari faktor-faktor
luteotrofik hipofisa. Adanya dorongan ini menyebabkan korpus luteum tersebut secara fisiologis
tetap aktif sampai HCG mulai dibentuk dalam jumlah yang cukup untuk bertindak sebagai
luteotrofik. Sejumlah HCG yang dapat terukur timbul pada wanita hamil pada hari ke-5 sampai 16
setelah ovulasi, tetapi titer HCG tidak mencapai puncaknya sampai hari kehamilan yang ke-35
sampai 50. HCG merupakan glikoprotein yang jauh lebih besar dengan berat molekul kira-kira
45.000 Dalton, tetapi lebih banyak mengandung residu gula dibandingkan dengan glikoprotein
pituitary. Sifat-sifat khusus HCG yang diisolasi cenderung kurang seragam dibandingkan dengan
sifat-sifat khusus hormon glikoprotein yang berasal dari pituitary, karena degradasi terutama rantai
samping karbohidratnya dapat terjadi selama pembentukan urin (Hanifa,W dan Saifuddin,A.B.
2005).
Hormon kehamilan ini hanya ditemukan pada tubuh seorang wanita hamil yang dibuat oleh
embrio segera setelah pembuahan dan karena pertumbuhan jaringan plasenta. Hormon kehamilan
yang dihasilkan oleh villi choriales ini berdampak pada meningkatnya produksi progesteron oleh
indung telur sehingga menekan menstruasi dan menjaga kehamilan. Produksi HCG meningkat
hingga sekitar hari ke 70 dan menurun selama sisa kehamilan. Hormon kehamilan HCG mungkin
mempunyai fungsi tambahan, sebagai contoh diperkirakan HCG mempengaruhi toleransi imunitas
pada kehamilan, tetapi adakalanya kadar hormon ini masih di atas normal sampai 4 minggu setelah
persalinan atau keguguran. Kadar HCG yang tinggi dalam darah menyebabkan mual-muntah
(morning sickness). Human Chorionic Gonadatrophin (HCG) adalah hormon yang bekerja mirip
LH (luteinising hormone) yang secara normal diproduksi oleh kelenjar pituitari. Pada anak laki-laki
LH dan juga HCG memberitahu testis untuk memproduksi hormon sex laki-laki (testosterone). Pada
anak perempuan, HCG memberitahu ovarium untuk memproduksi progesteron tetapi hal ini terjadi
hanya pada masa kehamilan, sehingga HCG lebih bemanfaat bagi anak laki-laki dibanding anak
perempuan.
Jumlah kadar HCG yang ideal bisa berubah atau berbeda-beda tergantung pada usia
kehamilan. Kadar HCG yang ideal adalah tidak terlalu rendah, maupun tidak terlalu tinggi. Jumlah
hormon HCG tidak ditentukan oleh umur si ibu, jadi yang benar-benar mempengaruhi jumlah kadar
HCG adalah usia kehamilan. Kadar beta HCG yang bisa terdeteksi pada kehamilan 5 minggu yakni
sekitar 22 IU/ml. Bila kadar HCG-nya rendah bisa keguguran. Sedangkan kalau kadar HCG-nya
terlalu tinggi harus dicurigai karena bisa menyebabkan hamil anggur atau bisa juga menyebabkan
kanker kariokarsinoma (George Adriaans, 2008).
Jika HCG orang hamil rendah:
1. Kesalahan perhitungan umur kahamilan
2. Keguguran
3. Kehamilan etropik (di luar rahim )
Jika hCG orang hamil tinggi:
1. Kesalahan perhitungan umur kehamilan
2. Kehamilan molar ( hamil anggur )
3. Multiple pregnancy
Angka yang termasuk dalam range normal
1. Usia kehamilan 3 minggu : 5-50 mIU/L
2. Usia kehamilan 4 minggu : 5-400 mIU/L
3. Usia kehamilan 5 minggu : 20-7300 mIU/L
4. Usia kehamilan 6 minggu : 1000-56000 mIU/L
5. Usia kehamilan 8 minggu : 7500-220000 mIU/L

B. Metode Galli mainini


Dimulai pada tahun 1952, Carlos Galli Mainini adalah kepala kedokteran internal di
Lanus rumah sakit di Buenos Aires, selama waktu itu dia menerbitkan sejumlah artikel dalam
jurnal ilmiah dalam dan luar negeri.Prestasinya yang paling penting adalah mengembangkan
tes kehamilan biologis yaitu Uji Galli Mainini, dengan cepat mulai dipakai di seluruh dunia,
karena itu murah, handal dan relatif cepat.

Prinsip Kerja Metode Galli Mainini


Pada percobaan pemeriksaan kehamilan dengan metode Galli Mainini digunakan
katak jantan dewasa sebagai hewan uji. Penggunaan katak jantan karena hewan uji ini mudah
didapatkan, mudah dibedakan jenis kelaminnya, dan sperma katak jantan dapat dipicu
pengeluarannya dengan mudah. Menurut Soedaryatmo (1991) katak jantan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Pada telapak kaki depan terdapat penebalan berwarna hitam
b. Pada kulit leher bagian ventral terdapat warna merah yang agak kekuning-kuningan
c. Warna tubuh biasanya lebih agak gelap dibanding dengan katak betina
d. Memiliki kantung suara yang terletak diantara selaput gendang dan pangkal kaki
depan
e. Ukuran lingkaran gendang telinga dua kali lebih besar dari lingkaran mata.
Pengujian kehamilan Galli Mainini ini menggunakan katak jantan yang disuntikkan
dengan 3-5 ml urin ibu hamil ke dalam kantong getah bening katak jantan dibawah kulit di
daerah ventral paha, lalu diteruskan menembus sekat pembatas paha dan perut. Percobaan
dilanjutkan dengan meletakkan katak dalam gelas beker yang telah diisi dengan sedikit air
lalu melakukan peransangan agar katak segera mengeluarkan urin. Urin tersebut disemprotkan
ke dalam kantong abdominal. Uji ini akan positif jika setelah 1-2 jam urin yang dihasilkan
oleh katak jantan setelah diamati di bawah mikroskop mengandung sperma.
Pada prinsipnya metode ini adalah HCG yang terkandung pada urin wanita hamil jika
disuntikkan pada kajak jantan setelah di inkubasi selama 30-60 menit akan meransang sistem
reproduksi katak jantan sehingga mengeluarkan sperma. Dengan itu dapat dilihat sperma pada
urin yang diekskresikan oleh katak. Hal ini berbeda dengan metode teks pack yang didasarkan
pada reaksi kompleks antara antibodi dan antigen.
Penentuan Kehamilan
Uji Galli Mainini menggunakan katak jantan yang disuntikkan 5 ml urin wanita hamil
pada bagian abdomen katak.Jika hasil dari uji tersebut postitif maka ditemukan sperma pada
urin katak yang telah didiamkan selama 2 jam. Katak yang digunakan untuk uji adalah katak
yang tidak memiliki sel mani. Jadi katak sebelum disuntikkan urin wanita hamil, diperiksa
dulu apakah urin katak mengandung sel mani atau tidak. Lalu urin wanita hamil disuntikkan
pada katak, jika mengandung sel mani menandakan bahwa reaksi kehamilan positif sehingga
dapat diketahui pregnandid mempengaruhi keluarnya sel mani (Harlita, 2014). Hormon HCG
pada urin wanita hamil akan merangsang sistem reproduksi katak jantan sehingga
mengeluarkan sperma.
Hasil Praktikum Metode Galli mainini
Pada pengamatan mikroskop hasil dari sperma katak, tidak ditemukan sperma yang
bergerak. Berikut gambar hasil pengamatan:
Hasil Pengamatan Referensi

Lee (1993)

http://www.biologydiscussion.com/reproduction

(Lipke,
Meinecke-Tillmann,&Meinecke, 2009)
Keterangan: Keterangan:
Tidak ditemukan sperma a. Kepala sperma
b. Ekor sperma
c. Leher sperma
Berdasarkan hasil praktikum uji kehamilan menggunakan metode galli mainini tidak
terdapatnya sperma katak . Metode yang dilakukan mengalami kegagalan. Sperma katak tidak
terlihat di mikroskop binokuler. Kegagalan dpat dikarenakan, kemungkinan katak telah
mengeluarkan sperma, akan tetapi karena terlalu lama dibiarkan mengakibatkan sperma mati
dan tidak dapat teramati. Selain itu kegagalan juga dapat dikarenakan tidak ada pemeriksaan
apakah urin katak mengandung sel mani atau tidak, kurang ketelitian praktikan, prosedur kerja
yang keliru, katak yang digunakan sebelumnya terlihat lemas sehingga proses eksresi katak
sedikit terganggu, dan disebabkan karena pada ssat praktikum tempat penyuntikan urin yang
tidak sesuai pada tempat kantong abdomen atau sebaiknya dilakukan di punggung katak,
sehingga tidak berhasil merangsang katak, selain itu setelah dilakukan penyuntikan katak
berdarah, hal tersebut mempengaruhi pada proses ekskresi katak.
Menurut Fawcett, Don W. (2002), sperma pada Ranidae umumnya berbentuk filiformis
terdapat flagella serta memiliki banyak tonjolan pada membran dibagian kepala sperma.
Kepalanya melengkung dengan ujung tumpul seperti bulan sabit (lipke et al., (2009).
o Kepala spermatozoa
Menurut Prawirohartono (2000), kepala spermatozoa katak berbentuk meruncing
dengan ditutup oleh tudung protoplasmik dan kepala spermatozoa katak lebih panjang dari
kepala spermatozoa mamalia. Kepala spermatozoa terdiri atas bagian akrosom anterior
dan post akrosomal posterior (Adnyane, I. K., Ilham, S. T., & Agil, M, 2011).Akrosom
anterior dibungkus oleh tudung akrosom yang merupakan struktur berupa dua lapis
membran diantara plasma membran dan anterior kepala spermatozoa.Kandungan tudung
akrosom adalah akrosin, hyaluronidase, dan enzim hidrolitik lainnya yang berfungsi untuk
menembus ovarium dan membran oosit.Kepala juga berisi kromosom atau untaian DNA
(Barth, 1989).
o Bagian tengah sperma (midpiece) dikemas dengan mitokondria. Pada bagian
tengah spermatozoa terdapat sentriol proksimal, mitokondria dan sentriol distal.
Mitokondria adalah organel dalam sel yang menghasilkan energi. Sperma menggunakan
energi dalam midpiece untuk bergerak. Badan sperma mengandung filamen polos,
mitokondria dan sentriol belakang berbentuk cincin.
o Ekor utama dengan fibril sentral berlanjut dikelilingi oleh selubung fibrosa.
Ekor untuk pergerakan menuju tempatpembuahan dan untuk mendorong kepala
menerobos selaput ovum. Ekor berporoskan flagelum. Flagelum ini memiliki rangka dasar
yng disebut axonem dibagi atas 9 duplet dan 2 singlet mikrotubul. Ekor mengandung
sepasang sentriol mitokondria dan serat fibrosa. Ujung ekor membentuk fibril sentral.
Ekor spermatozoa atau flagellum, memiliki 3 komponen utama, yaitu: rangka pusat,
membran sel, dan sekelompok mitokondria yang terdapat pada proximal dari ekor
(Nallella KP, dkk, 2005).
Ditemukannya sperma menandakan hasil negatif. Dari hasil pengamatan yang
diperoleh jika dibandingkan hasil praktikum dengan gambar spermatozoa katak dan teori
menunjukkan perbedaan.Sperma tidak teramati seperti sperma katak dari gambar spermatozoa
dan teori.Menurut teori, dalam tes ini sejumlah kecil urin dari pasien disuntikkan ke kantung
bening punggung seekor kodok jantan dewasa. Urin Seorang wanita hamil mengandung
hormon kehamilan, human chorionic gonadotropin atau hCG. Hormon ini menyebabkan
kodok untuk memproduksi sperma dalam waktu tiga jam, dan sel-sel sperma dapat dengan
jelas dilihat di bawah mikroskop. Kodok akan merasakan sakit selama tes ini, ditandai dengan
meloncatnya katak saat dirangsang di dalam gelas beker dan setelah dua minggu hewan dapat
digunakan untuk tes lain.
 Kelebihan tes Galli mainini pada katak dibandingkan dengan uji menggunakan
hewan lain:
Prestasi nyata Galli Mainini yang telah menemukan bahwa katak jantan dan
kodok yang cocok untuk tes ini. Sebelumnya, tikus betina, tikus, kelinci dan kodok
yang digunakan, dan mereka bereaksi jauh lebih lambat. Selanjutnya, hal itu perlu
untuk membunuh dan membedah mereka untuk melihat reaksi. Sedangkan jika
menggunakan katak atau kodok reaksi cepat, dipakai di seluruh dunia, karena itu
murah, dan handal (Sacher, Ronald.A, dkk, 2004).
 Kekurangan metode Galli mainini:
Selain memiliki kelebihan metode ini juga masih memiliki kelemahan. Apalagi
di jaman yang lebih modern ini, semuanya dituntut serba instan. Jika dibandingkan
dengan metode uji kehamilan test pack, metode ini kalah cepat sebab reaksi bisa
dilihat jika lebih dari 2 jam, selain itu harus menunggu katak tersebut mengeluarkan
sperma, baru kita dapat mengamati. Jika dibandingkan dengan test pack metode ini
terlalu rumit.Secara prinsip pemeriksaan ini adalah mencari sperma yang keluar
karena dirangsang oleh hormon HCG. Gambaran cara kerjanya adalah seekor katak
jantan dari jenis Bufo Vulgaris disuntik dengan urin wanita yang diduga hamil muda
kemudian didiamkan selama 30 menit. Urin yang mengandung HCG akan merangsang
sperma katak jantan keluar dari bagian kloaka-nya. Dengan menggunakan mikroskop
dapat dilihat adakah katak yang disuntik tersebut mengeluarkan sperma atau tidak.
Jika terdapat sperma maka kesimpulannya urin mengandung HCG dan wanita tersebut
dinyatakan hamil begitupun sebaliknya. Sebagai kontrol maka digunakan katak yang
hanya disuntik dengan air suling. Bisa dibayangkan betapa repotnya cara memeriksa
kehamilan sebelum ditemukannya test pack.

Dalam melakukan praktikum pemeriksaan uji kehamilan cara biologis reaksi Galli
mainini diperoleh hasil negatif. Tingkat kaakuratan metode ini lebih rendah dibandingkan
keakuratan metode test pack. Hal tersebut dikarenakan:
a. Praktikan kurang tepat dalam menyuntikkan jumlah urine, sehingga jumlah urine
yang masuk kurang banyak atau malah berlebihan
b. Kurangnya ketepatan praktikan dalam cara menyuntikkan urine, bisa jadi pada saat
penyuntikan terjadi, banyak urine yang tidak masuk atau keluar dari area yang
diinginkan
c. Praktikan kurang teliti, bagian manakah dari tubuh katak yang seharusya disuntik
(ini juga sangat berpengaruh terhadap reaksi yang dihasiklka akan bersifat positif
ataupun negatif.
d. Urine umur kehamilan yang dipilih kurang sesuai (masih mengandung HCG atau
tidak)
e. Kurang teliti dalam meggunakan waktu (waktu yang digunakan berlebih atau
bahkan kurang), sehingga ketika waktu pada saat pengamatan kurag, maka urine
wanita hamil tersebut belum bereaksi pada tubuh katak atau sebaliknya
C. Metode Test Immunologi
Metode Imunologi merupakan pemeriksaan langsung kehamilan dengan cara
pemeriksaan urin. Pemeriksaan kehamilan dengan metode imunologi ini menggunakan
alat test pack yang memiliki daya akurasi yang cukup baik atau akurat. Test pack
merupakan alat uji kehamilan yang sangat simple dan dapat dilakukan dirumah. Bentuk
test pack ini ada 2 macam : Strip dan Compact. Pada percobaan kali ini digunakan test
pack bentuk strip.

Prinsip Kerja Metode Imunologi


Prinsip kerja percobaan ini dengan mencelupkan tekspack ke dalam urin wanita hamil
dan urin wanita yang tidak hamil sampai batas yang sudah ditentukan. Setelah beberapa
saat alat tersebut diperiksa. Apabila timbul dua garis maka menandakan hasil yang positif.
Hasil ynag positif ini dikarenakan tekspack mendeteksi adanya peningkatan kadar hormon
HCG dalam urin. Pada percobaan sebaiknya menggunakan urin pagi hari karena berisi
konsentrasi HCG yang paling tinggi sehingga baik untuk pemeriksaan sampel urin
(Vitthala, 2012).
Test pack memiliki zat yang bereaksi dengan hormon kehamilan HCG dan akan
berubah warna jika HCG terdeteksi dalam air seni. Urine wanita hamil yang digunakan
yaitu berkisar antara 2,1 – 3,5 bulan karena pada usia hamil ini, urine wanita tersebut
mengandung HCG. Hal ini didasarkan pada teori Basoeki (1980) dan Theolihere (1979)
yang menyatakan bahwa HCG telah beredar dalam darah 1 minggu setelah fertilisasi
dengan konsentrasi 120 IU pada hari ke 62 setelah menstruasi dan menurun dengan cepat
pada hari ke 154 mencapai 0 IU. HCG bisa dijumpai pada urine karena HCG didalam
darah tinggi.
Alat uji kehamilan untuk dipakai di rumah (home pregnancy test, HPT) yang bisa
dikenal dengan test pack ini merupakan alat praktis yang cukup akurat untuk mendeteksi
kehamilan pada tahap awal. Tes ini menggunakan alat yang sudah disediakan berupa test
peck yang memiliki daya akumulasi akurat. Alat tersebut dicelupkan ke dalam urin wanita
hamil dan urin wanita yang tidak hamil sampai batas yang ditentukan.Setelah beberapa
menit alat tersebut diperiksa. Apabila muncul dua garis maka menandakan hasil yang
positif.
Prinsip tes imunologi yaitu berdasarkan terjadinya reaksi imunologi kimia antara
hormon HCG dalam urin dengan antibodi (anti HCG).Suspensi lateks mengandung
antibodi monoklonal anti HCG dengan natrium akida sebagai pengawet anti HCG dan
hormon yang terkandung dalam urin sebagai antigen ketika anti HCG (antibodi) bertemu
dengan antigen (hormon HCG) maka terbentuklah kompleks imun (Soedaryatmo, 1991).
Uji kehamilan menggunakan test pack sangat bergantung pada kerjasama antara
antibodi dan antigen. Antibodi zat kimia yang dihasilkan oleh limfosit dan struktur lain di
dalam tubuh. Sedangkan antigen, zat asing yang masuk dan merangsang reaksi kimia
tubuh.Jika antigen masuk ke dalam jaringan tubuh, antiobodi bereaksi.Sehingga antigen
tidak berbahaya lagi.Tiap antibodi hanya bereaksi terhadap antigen tertentu.
Antibodi yang terdapat pada media tes, yang mempunyai 2 strip (garis) indikator.
Hormon HCG yang terdapat pada urin wanita hamil berperan sebagai antigen.Antibodi
yang digunakan pada media tes ini ada tiga tipe anitbodi sebagian terdapat enzim yang
dapat menampilkan warna saat menangkap antibodi lainnya. Antibodi tipe I bertugas
“menangkap” antigen, antibodi tipe II berjaga-jaga di salah satu strip untuk
“menambatkan” antibodi tipe I di strip A, sedangkan antibodi tipe III menangkap antibodi
tipe I yang tak “mendapatkan pasangan” lalu menambatkannya pada strip B. Jika hanya
strip B yang berwarna berarti tidak terdapat homron HCG (tidak hamil). Karena antibodi
yang tertambat dan memberi warna stripe itu bukan pembawa HCG melainkan antibodi II
yang menangkap antibodi I. Sebaliknya kalau kedua strip menampakkan warna maka
menunjukkan adanya HCG yang tertawan di strip A (hamil).

Hasil percobaan Test Immunologi


Hasil Pengamatan Perbesaran 40 X Hasil Searching

Source: www.gilangalingcom

Keterangan: Keterangan:
1. Strip 1 urine wanita tidak hamil, pH 7 1. Strip 1 urine wanita tidak hamil
2. Strip 2 urine wanita hamil, Ph 6 2. Strip 2 urine wanita hamil
Pada percobaan kali ini dilakukan pengujian terhadap urin wanita hamil dan urin wanita
tidak hamil menunjukkan bahwa:
a. Pada Urine wanita tidak hamil:
- Warna urine coklat kekuningan dan sedikit pekat.
- Setelah di test menggunkan kertas uji muncul satu garis saja yang berarti
negatif atau tidak hamil.
- Uji pH urine menunjukkan PH 7
b. Pada urine Wanita hamil:
- Warna urine kekuningan dan lebih encer
- Terlihat ada 2 garis yang menandakan positif. Jika hamil akan terlihat jelas 2
garis merah muda atau biru plus minus merah (terjadi perubahan warna) yang
menandakan bahwa terjadi peningkatan HCG yang dapat mendeteksi
kehamilan.
- Uji PH urine menunjukkan pH 6.
Menurut teori, pada urin wanita hamil tidak diproduksi hormon HCG sebagai penanda
adanya kehamilan pada alat uji sehingga tidak terjadi reaksi antigen-antibodi pada sampel
urin yang diujikan. Adanya garis pertama pada testpack wanita tak hamil dikarenakan
antibodi yang tertambat dan memberi warna stripe itu bukan pembawa HCG melainkan
antibodi II yang menangkap antibodi I (Sacher, 2004).
Pada urin wanita hamil didapatkan 2 strip artinya bahwa tes positif atau sedang dalam
kondisi hamil. Hal ini sudah sesuai dengan teori. Menurut teori, garis 2 strip pada testpack
wanita hamil dikarenakan teskpack dapat mendeteksi adanya hormon HCG pada urin
sebagai hormon penanda kehamilan. Teskpack dengan cepat memunculkan 2 strip garis
berarti kandungan hormon HCG di dalam urin tinggi. Terdapat ikatan antibodi-antigen
yaitu antara protein hormon beta HCG yang dihasilkan tropoblast/ bagian plasenta dan
antibodi yang dihasilkan tubuh yang apabila direaksikan dengan zat tertentu akan berubah
warna, sehingga memunculkan strip dua garis pada tekspack. Pada garis yang pertama
mengisyaratkan bahwa tes dilakukan dengan benar, yang biasa disebut dengan garis
kontrol. Garis kontrol akan tampak bila test pack mendapatkan cukup air seni untuk diuji.
Sementara garis kedua menunjukkan hasil tes, yang merupakan bagian alat yang memiliki
antibodi yang bereaksi dengan HCG dan dapat berubah warna bila hormon ini terdeteksi
(Sacher, 2004)
Persamaan penyamaan konsep. Gambar lebih jelas pada hasil pengamatan daripada
hasil searching, terlihat dari bagian-bagian yang nampak lebih detail.

Perbandingan keakuratan test pack dengan uji Galli mainini:


Berdasarkan hasil pengamatan, metode test pack menunjukkan hasil yang lebih akurat
dibandingkan dengan metode Galli mainini.Dalam waktu beberapa menit saja sudah bisa
terdeteksi bahwa urine dapat diidentifikasi yang hamil dan tidak. Hal tersebut dibuktikan
dengan jumlah strip yang muncul pada percobaan. Berbeda dengan uji Galli mainini yang
menimbulkan kebingungan akibat pengamatan sperma yang rancu apakah yang terlihat itu
sperma katak atau benda lain. Sehingga metode Galli mainini kurang akurat jika dibandingkan
dengan test pack (Anwar, Ruswana, 2005).
Uji test pack menurut Ulfa M (2013) memiliki keakuratan 99%. Kelebihan metode
test pack yaitu bisa dilakukan sendiri di rumah, prosedur pengujian yang mudah, harga strip
yang relatif murah, jenis alat tes bervariasi, akurasi hasil uji yang tinggi (97 – 99%), serta
dapat mendeteksi kehamilan lebih dini. Untuk hasil yang akurat, perhatikan mengenai cara
penggunaannya yang biasa tercantum dalam kemasan alat test tersebut, masa kadaluawarsa
alat test tersebut dan tingkat akurasi dari alat test tersebut (Rudianto, 1989).
Bisaanya dianjurkan penggunaan sperma pertama setelah bangun pagi, karena
konsentrasi hormon hCG yang tinggi pada saat itu. Uji kehamilan yang lebih akurat tentunya
adalah tes kuantitatif hormon hCG dalam darah. Bisaanya yang diukur adalah jumlah subunit
beta hormon hCG (ß-hCG) . Setiap test-pack mempunyai kadar sensitivitas berbeda, bisaanya
pada kisaran 25 mIU/ml hCG. Test-pack mulai dapat digunakan 14 hari setelah waktu
konsepsi atau sehari setelah periode haid terlambat.Tetapi dianjurkan tujuh hari setelah
berhubungan suami istri.
Tes kehamilan ini dapat menunjukkan hasil yang positif dalam beberapa keadaan
seperti:
o Hamil kimia
Banyak kasus kehamilan yang tidak diketahui mengalami keguguran yang disangka
haid. Meskipun angkanya cukup tinggi, saat di test akan positif sebelum terlambat
haid, ternyata saat tiba jadwal haid keluar seperti bisaa jumlahnya dan kehamilan juga
keluar bersama haid.
o Waktu pemeriksaan
Tes kehamilan dilakukan di luar standar yang ditemukan oleh pembuat test, misalnya
terlalu lama. Hal ini akan menyebabkan tes menjadi positif
o Pengaruh obat dan bahan-bahan kimia
Obat –obat tertentu dapat membuat tes ini positif, seperti: pemakaian hCG untuk terapi
kesuburan dan diet. Obat diuretik dan obat-obat anti Parkinson juga dapat membuat
positif hasil pemeriksaan, bahan kimia atau sabun yang terkontaminasipada urin juga
bisa membuat tes positif.Vitamin C dosis tinggi juga dikatakan bisa mempengaruhi
hasil tes.
o Adanya tumor dalam tubuh yang menghasilkan hCG seperti tumor jaringan
plasenta (trofoblastik), tumor indung telur yang menghasilkan hCG, dll.
Walaupun memiliki kelebihan, uji test pack ini juga mempunyai sedikit
kelemahan.Namun kelemahan yang ditemukan tidak terlalu banyak dibanding dengan
metode Galli mainini.Pada tes ini hasil juga dapat berupa negatif palsu, penyebabnya
antara lain:
a. Strip telah kadaluarsa
b. Strip disimpan di tempat yang panas dan lembab
c. Cara pengunaan yang salah
d. Kadar HCG yang kurang memadai
KESIMPULAN
a. Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah hormon glikoprotein yang
dikeluarkan selama masa kehamilan yang dibuat oleh embrio berkembang selepas
komsepsi dan kemudian oleh sinsifiotropoblas (bagian plasenta). Perannya untuk
mencegah penyempitan korpus luteum ovari dan dengan itu merangsang pengeluaran
progesteron yang kritikal untuk satu kehamilan pada manusia.
b. Uji Galli mainini
Teori: Jika hasil dari uji tersebut postitif maka ditemukan sperma pada urin katak
yang telah didiamkan selama 2 jam. Katak yang digunakan untuk uji adalah katak
yang tidak memiliki sel mani. Jadi katak sebelum disuntikkan urin wanita hamil,
diperiksa dulu apakah urin katak mengandung sel mani atau tidak. Lalu urin wanita
hamil disuntikkan pada katak, jika mengandung sel mani menandakan bahwa reaksi
kehamilan positif. Hormon HCG pada urin wanita hamil akan merangsang sistem
reproduksi katak jantan sehingga mengeluarkan sperma.
Hasil: tidak terdapat sperma katak setelah katak diberi perlakuan suntukan urine ibu
hamil. Kesesuaian dengan teori: tidak sesuai karena sperma tidak teramati pada
mikroskop.
c. Uji Test pack
Teori: Prinsip tes imunologi yaitu berdasarkan terjadinya reaksi imunologi kimia
antara hormon HCG dalam urin dengan antibodi (anti HCG). Suspensi lateks
mengandung antibodi monoklonal anti HCG dengan natrium akida sebagai pengawet
anti HCG dan hormon yang terkandung dalam urin sebagai antigen ketika anti HCG
(antibodi) bertemu dengan antigen (hormon HCG) maka terbentuklah kompleks imun.
Hasil:Urin Ibu hamil menunjukan dua strip, sedangkan urine wanita tak hamil
menunjukka satu strip Kesesuaian dengan teori: Sesuai
 Perbedaan Keakuratan antara dua metode:
Metode Test peck lebih akurat yaitu mencapai 99% dibandingkan dengan metode Galli
mainini karena Galli mainini membutuhkan ketelitian yang tinggi unutk dapat
mengamati sperma.
 Perbedaan kelebihan dan kekurangan kedua metode:
Test pack lebih cepat, akurat dan hasilnya tepat jika dibandingkan dengan metode
Galli mainini. Namun metode test peck juga dapat mengalami ketidakakuratan
dikarenakan
o Strip telah kadaluarsa
o Strip disimpan di tempat yang panas dan lembab
o Cara pengunaan yang salah
o Kadar HCG yang kurang memadai
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ruswana. (2005). Endokrinologi Kehamilan dan Persalinan, Bandung, Mei,
hal: 2-10.
Barth AD and Oko RJ.(1989). Abnormal Morphology of Bovine
Spermatozoa. Iowa:Iowa State University Press.
George Adriaans.(2008). Asuhan Antenatal, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik
Kesehatan Reproduksi, hal: 1-2,
Harlita.(2014). Modul Praktikum Embriologi Hewan. Surakarta: UNS Press
Hanifa,W dan Saifuddin,A.B. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Lee, M. S. Y., & Jamieson, B. G. M. (1993). The ultrastructure of the spermatozoa of
Bufonid and Hylid Frogs (Anura, Amphibia) - implications for phylogeny
and fertilization biology. Zoologica Scripta, 22(3), 309–323.
http://doi.org/10.1111/j.1463-6409.1993.tb00361.x
Lipke, C., Meinecke-Tillmann, S., & Meinecke, B. (2009). Induced spermiation and
sperm morphology in a dendrobatid frog, Dendrobates auratus (Amphibia,
Anura, Dendrobatidae). Salamandra, 45(2), 65–74
Nallella KP, dkk. 2005. Identification of Male Factor Infertility Using a Novel Semen
Quality Score and Reactive Oxygen Species Levels Clinics.
Nalbandov.(1990). Fisiologi pada Reproduksi Mamalia dan Unggas. Jakarta: EGC
Prawirohartono.(2000). Biologi Science. Bumi Aksara: Jakarta.
Rudianto.(1989). Derologi. Jakarta: Pendidikan Tenaga Kesehatan RI
Sacher, Ronald.A, dkk.( 2004). Tinjauan Klinik Hasil Pemeriksaan Laboratorium Ed.
2. Jakarta: EGC
Soedaryatmo.(1991). Biologi. Klaten: Indah Pariwara
Ulfa M. (2013). Tinjauan Hukum Islam terhadap Hasil Test pack sebagai Pengganti
Masa Iddah .SKRIPSI.
I. LAMPIRAN
1 lembar dokumentasi
1 lembar laporan sementara

Surakarta, 6 April 2017


Asisten Praktikan

_______________ Azizah Nur Halimah


NIM. K4315010
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai