Anda di halaman 1dari 6

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF DAN FISIOLOGI

REPRODUKSI
Dara Permatasari, Dewi Anita Rahmawati, Lia Mulyani ,Himatul kholisa,
Therresia ilona, Atin Supiyani
Kelompok 3
ABSTRAK
Potensial aksi merupakan depolarisasi dan repolarisasi membran
sel yang terjadi secara cepat. Pada saat kehamilan terdapat
hormon-hormon yang berperan mempertahankan kehamilan
diantaranya adalah hormone chorionic gonadotropin (HCG).Tujuan
praktikum ini adalah melakukan test kehamilan dengan metode gali mainini.
Metode yang dilakukan adalah menyuntikan urine yang mengandung HCG ke
dalam saccus lyumphaticus katak dan mengamati urine katak menggunakan
mikroskop. Test kehamilan dengan testpack dilakukan dengan
testpack dicelupkan pada urine wanita hamil. Uji biolistrik pada
kodok dilakukan dengan memberikan tegangan pada katak yang
sudah dimatikan pada serabut saraf di sumsum tulang belakang,
lalu serabut saraf diteteskan dengan alkohol kemudian diberi
tegangan dan diamati. Alkohol memperlambat kecepatan implus.
Kontraksi otot dapat terjadi karena terbukanya ion Na sehingga
Na dapat masuk ke dalam sel dan mengeluarkan K sehingga
keadaan di dalam sel menjadi lebih negatif dan terjadilah
depolarisasi. Test pack memperlihatkan dua garis yang
menunjukkan wanita positif hamil. Pada pengamatan terlihat sperma
dalam urine katak yang berarti HCG dapat merangsang sel leydig, sehingga
spermatogenesis dapat berlangsung.
Keyword : Urine, HCG, Estrus, Biolistrik.
PENDAHULUAN
Biolistrik adalah listrik yang terdapat pada makhluk hidup, tegangan listrik
pada tubuh kita berbeda dengan apa yang kita bayangkan. Seperti listrik dirumah
tangga. Kelistrikan pada tubuh berkaitan dengan komposisi ion yang terdapat
dalam tubuh. Komposisi ion ekstra sel berbeda dengan komposisi ion intra sel.
Pada ekstra sel lebih banyak ion Na dan Cl2, sedangkan intra sel terdapat ion h dan
anion protein.
Hormone Gonadotropin Chronik (HCG) merupakan hormon glikorotein
yang unik untuk plasenta yang sedang tumbuh. Sebelum immunoassay tersedia
pada tahun1960-an uji-uji kehamilan menggunakan bioassay yang memerlukan
hewan seperti kelinci, tikus dan katak untuk membuktikan adanya HCG dalam
serum atau urine. Dewasa ini tes tersebut telah diganti dengan tes imunologik
yang menggunakan antibody terhadap HCG.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa saat test pack belum ditemukan,
pemeriksaan kehamilan menggunakan hewan katak. Disebut Uji Galli Mainini,
dengan cepat mulai dipakai di seluruh dunia, karena itu murah, handal dan relatif

cepat. Dalam tes ini, sejumlah kecil urin dari pasien disuntikkan ke kantung
bening punggung seekor kodok jantan dewasa. Urin Seorang wanita hamil
mengandung hormon kehamilan, human chorionic gonadotropin atau HCG.
Hormon ini menyebabkan kodok untuk memproduksi sperma dalam waktu tiga
jam, dan sel-sel sperma dapat dengan jelas dilihat di bawah mikroskop. Kodok
akan merasakan sakit selama tes ini, dan setelah dua minggu hewan dapat
digunakan untuk tes lain.
METODOLOGI
Mengukur Kecepatan Perambatan Impuls
Dibedah kulit kaki belakang dan kulit dibagian badan katak. Kemudian
bedah bagian perut, lalu dibuka rongga perut bagian dorsal dan akan terlihat
serabut saraf. Kemudian diberi perangsang listrik dengan menghubungkan kutub
positif dan negative baterai pada dua saraf yang berbeda. Diamati dan dihitung
waktu terjadinya kontraksi. Kemudian dilakukan pemblokiran dengan diberi
alcohol 70%.
Tes Kehamilan dengan Metode Gali Mainini
Tes kehamilan dengan metode gali manini dilakukan dengan
menyuntikkan urine ibu hamil pada saccus lymphaticus dorsalis Bufo sp.
Kemudian diamati menggunakan mikroskop urine Bufo sp. setelah 1 jam
penyuntikan.
Tes Kehamilan dengan Test Pack
Dicelupkan test pack kedalam urin wanita hamil, lalu diamati test pack
setelah 3 menit. Ada beberapa tanda strip (-) dan diamati posisinya.
Pengamatan siklus estrus pada mencit
Vagina mencit dibersihkan dengan garam fisiologis (NaCl).Cairan vagina
diambil denga menggunakan pipet tumpul dan diamati siklus estrus pada mencit
dengan mikroskop.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Mengukur Kecepatan Perambatan Impuls
No.

Objek

Katak 1

Katak 2

Katak 3

Keadaan
Saraf
Normal
Diberi
Alkohol
Normal
Diberi
Alkohol
Normal
Diberi
Alkohol

Percobaa
n1
1
3

Percobaan
2
1
2

Percobaan
3
2
2

RataRata
1.3
2.3

1
2

1
2

1
1

1
1.6

1
2

1
2

2
1

1.3
1.6

Dari praktikum didapatkan hasil kontraksi otot yang terjadi pada keadaan
normal yang tidak diteteskan apapun berlangsung kurang dari 1 detik, dan yang

diteteskan dengan alkohol berkontraksi selama 2 detik. Hal ini membuktikan


bahwa pada kondisi diberi alkohol respon kontraksi otot menjadi lebih lambat
karena alkohol bersifat menghambat (inhibitor) terjadinya biolistrik pada otot
katak sehingga kontraksi otot menjadi lebih lambat, begitu juga pada ion-ion
pergerakan (keluar-masuk) juga terhambat. Alkohol juga merupakan larutan non
elektrolit yang tidak bisa menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu, pada saat
katak otot diberi alkohol, maka rangsangan akan semakin lama. Kontraksi otot
dapat terjadi karena terbukanya ion Na sehingga Na dapat masuk ke dalam sel dan
mengeluarkan K sehingga keadaan di dalam sel menjadi lebih negatif dan
terjadilah depolarisasi kemudian depolarisasi yang dapat mencapai ambang batas
akan menimbulkan potensial aksi kemudian potensial aksi yang berjalan akan
menimbulkan implus kemudian implus akan membuat Ca masuk ke dalam sel otot
rangka dan berikatan dengan troponin, troponin yang ditempelkan Ca akan
menggerakan tropomyosin kemudian kepala myosin akan menempul maka akan
terjadilah kontraksi otot.
Tes Kehamilan dengan Metode Gali Mainini

Gambar sperma katak

Pada manusia selama proses kehamilan dan setelah terjadi implantasi, vili
plasenta (khorion frondosum) akan mensekresikan gonadotropin khorion atau
Human Chorion Gonadotropin (HCG), suatu hormon peptida. Fungsi
gonadotropin khorion adalah untuk mencegah inovulai normal korpus luteum.
HCG menyebabkan korpus luteum tetap mampu mensekresikan lebih banyak
progesteron, estrogen (estradiol) dan relaksin. Tingkat sekresi HCG akan
meningkatkan dengan cepat selama kehamilan awal untuk mempertahankan
korpus luteum. Sekresi puncak HCG berlangsung sekitar 60 hri setelah periode
menstruasi terakhir. Pada minggu kesepuluh kehamilan, sekresi HCG menurun.
Turunnya HCG terjadi pada saat korpus luteum tidak lagi diperlukan untuk
menghasilkan hormon-hormon steroid karena plasenta sudah mulai mengeluarkan
estrogen dan progesteron. Korpus luteum mengalami regresi parsial seiring
dengan menurunnya sekresi HCG.
Pada hasil pengamatan ditemukan sperma pada urine katak. Sperma dapat
keluar karena adanya rangsangan dari HCG (Hormone Chorionik Gonadotropin)

yang terkandung pada urine ibu hamil. Jika hormon HCG disuntikkan ke katak
jantan, akan menimbulkan efek merangsang sel-sel interstitial di testis (sel leydig)
untuk mensistesis testosteron. Spermatogenesis sangat dipengaruhi oleh FSH dan
LH (ICSH). LH bekerja pada sel-sel interstitial untuk merangsang pembentukan
testosteron yang dibutuhkan pada perkembangan normal sel-sel germinal.
Sedangkan FSH bekerja pada sel-sel sertoli, merangsang adenilat siklase dan
akibatnya meningkatkan cAMP dan mempermudah sintesis protein pengikat
androgen (ABP). ABP berikatan dengan testosteron, kemudian menembus blood
testis barrier ke lumen tubuli seminiferi. Akhirnya katak jantan akan
mengeluarkan spermatozoa melalui kloaka (Sherwood, 2011).
Tes Kehamilan dengan Test Pack

Pada hasil praktikum didapati terdapat 2 garis merah pada test pack. Pada
tes kehamilan, terkhusus untuk wanita hamil, hCG akan berinteraksi dengan
reseptor hCG yang terkandung di dalam test pack sehingga akan dinyatakan
dengan gambaran 2 garis pada test pack. Garis pertama mengisyaratkan bahwa tes
dilakukan dengan benar, dapat pula disebut garis kontrol. Garis kontrol akan
tampak jika test pack cukup mendapat air seni untuk diuji. Garis kedua
menunjukkan hasil tes, yang merupakan bagian alat yang memiliki antibodi

dengan hCG dan dapat berubah warna bila hormon ini terdeteksi.
Fase estrus pada mencit

Pada hasil pengamatan mencit ke 1 dengan perbesaran


mikroskop 400x, terlihat leukosit, sel epitel berinti, dan sel
squamose. Jadi dapat disimpulkan bahwa mencit ke 1
mengalami fase proestrus. Fase proestrus adalah fase sebelum
estrus atau fase yang mendahului fase estrus. Pada fase
proestrus ovarium terjadi pertumbuhan folikel dengan cepat
menjadi folikel pertumbuhan tua atau disebut juga dengan folikel
de Graaf. Fase proestrus dicirikan dengan pertumbuhan folikel
dan produksi estrogen. Pada pengamatan mencit ke 2 dengan
perbeseran mikroskop 400x, terlihat banyak leukosit dan epitel
berinti berbentuk bulat. Pada mencit ke 2 mengalami fase
diestrus. Fase diestrus merupakan fase corpus luteum bekerja
secara optimal. Fase ini merupakan fase yang terpanjang di
dalam siklus estrus.

Daur atau siklus estrus terdiri dari empat fase, yaitu


proestrus, estrus, metetrus, dan diestrus. Fase estrus berbeda
dengan siklus estrus. Fase estrus merupakan fase dimana telur
diovulasikan dari ovarium ke saluran telur. Fase estrus setiap
spesies berbeda-beda dan dapat diamati dengan metode vaginal
smear, tetapi tidak dapat diamati jika hewan betina tersebut
belum mengalami estrus dan sedang hamil. (Hafez,1968)
Pengurutan proses pertumbuhan sel dari epitel sel vagina
berkaitan dengan siklus estrus dapat diurutkan sebagai berikut;
Sel-sel parabasal (dijumpai pada fase proestrus, serta pada fase
akhir diestrus). Sel-sel intermediet (dijumpai pada fase proestrus
akhir dan metestrus awal). Sel-sel superfisial (fase metestrus
akhir dan fase estrus). Sel-sel squamous tanpa nukleus (fase
estrus).

KESIMPULAN
1. Bila membran sel saraf dipicu atau diberi rangsangan secara tepat, maka
membran sel saraf akan menglami perubahan potensial secara singkat dan cepat
yang dikenal dengan potensial aksi.
2. Kecepatan rambatan impulse dapat dihambat dengan pemberian alkohol.
3. HCG yang terkandung pada urine ibu hamil akan merangsang sel leydig pada
Bufo sp untuk spermatogenesis, sehingga pada urine Bufo sp. akan ditemukan
sperma.
4. Siklus estrus pada mencit dapat dibedakan menjadi 4 fase,
yaitu Fase proestrus, estrus, metestrus dan diestrus.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, J. B. Reece, L. G dan Mitchell. 2004. Biologi Edisi kelima. Jilid 3.


Jakarta: Penerbit Erlangga.
Ganong WF. 2001. Buku ajar fisiologi kedokteran. Oswari J, editor. Edisi 21.
Penerjemah : Andrianto P. Jakarta : EGC.
Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku ajar fisiologi kedokteran. Setiawan I, editor .
Edisi 9. Penerjemah: Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A. Jakarta: EGC.
Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology
fourth edition. McGraw-Hill Companies. New York.
Sherwood, Lauralee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.

Jawaban Pertanyaan
1. Apa beda sinapsis yang EPSP dan IPSP dilihat dari biolistrik di neuron
post sinaps?
Jawab:
Sinapsis pada EPSP melakukan depolarisasi dan biasanya menambah Na +
atau mengurangi K+ dan mengakumulasi untuk membuat potensial aksi.
Sedangkan, IPSP biasanya berhiperpolarisasi dan menambah Cl atau K.
2. Jelaskan pengaturan hormon reproduksi dari proses hipotalamus-hipofisis-gonad pada
mencit betina!
Jawaban :
Kelenjar hipotalamus merangsang mengeluarkan Gonadotropin Releasing Hormone
(GnRH) yang terletak pada hipofisis anterior yang merangsang pembentukan gonad yang
terdiri atas FSH dan LH.FSH berfungsi pada perkembangan folikel.Perkembangan tersebut
terjadi siklus estrus pada mencit bentina.Ketika terjadi pembuahan HCG mulai dikeluarkan.

Anda mungkin juga menyukai