Anda di halaman 1dari 6

BAB İ

PENDAHULUAN

A. Definisi

Stroke adalah suatu penyakit pada gangguan fungsi syaraf, munculnya


secara mendadak, progresif, dan cepat. Gangguan fungsi syaraf pada stroke
disebabkan oleh gangguan peredaran darah pada otak bukan karena
traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala seperti
kelumpuhan wajah atau anggota badan, bicara tidak jelas (pelo), perubahan
kesadaran, gangguan penglihatan, dan lain-lain. (Riskesdas.2013). Stroke
adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal
(atau global) karena adanya sumbatan atau pecahnya pembulu darah di otak
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat
menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain
vaskuler (WHO, 2006). Definisi secara konvensional ini termasuk dalam
stroke iskemik, hemoragik intraserebral dan subarachnoid. (Canavan,
McGrath, & O'Donnel, 2013)ş Stroke juga dapat didefinisikan sebagai
cidera vaskular yang mengurangi aliran darah otak pada bagian tertentu.

Berdasarkan penyebabnya stroke dibagi menjadi dua, yaitu ischemia


stroke dan hemorrhagic stroke. Ischemia stroke merupakan hasil dari
penyumbatan cerebral vessel yang disebabkan oleh thrombosis atau
embolism. Hemorrhagic stroke terjadi akibat pecahnya pembuluh darah
otak, seperti intraserebral merupakan pendarahan yang terjadi didalam otak,
subarachnoid merupakan pendarahan pad suatu daerah yang mengelilingi
otak dan adapula yang disebabka oleh hipertensi, aneurisma atau malformasi
arteriovenouse (Glen, 2011). Penyebab utama Intracerebral Hemorrhagic
(ICH) adalah vaskulopati hipertensi dan cerebral amyloid angiopathy yang
biasanya ditemukan pada orang tua, hasil deposisi amiloid pada dinding
vessel.

Pada Stroke Hemiparesis yang berasal dari kata Kata “hemi” berarti
satu sisi dan “paresis” berarti kelemahan. Kondisi hemiparesis pada 80%
orang yang mengalami stroke memiliki tingkat kesulitan bergerak satu sisi
atau kelemahan pada satu sisi tubuh yang disebabkan oleh mor otak,
multiple sclerosis, dan penyakit lain dari otak atau sistem saraf. Orang yang
mengalami kondisi stroke hemiparesis banyak yang mengalami kesulitan
berjalan dan kehilngan keseimbangan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Hemiparesis sisi kanan melibatkan cedera pada otak sisi kiri, yang
mengontrol bahasa dan berbicara, orang dengan hemiparesis kanan memiliki
masalah dalam berbicara dan/atau memahami apa yang orang lain katakan.
Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam membedakan kiri dan
kanan. Sedangkan Hemiparesis sisi kiri melibatkan cedera pada otak sisi
kanan, yang mengontrol proses belajar, komunikasi non-verbal dan perilaku
tertentu. Kerusakan pada otak bagian ini juga dapat menyebabkan orang
untuk berbicara secara berlebihan, memiliki masalah dengan memori dan
pemusatan perhatian.

Pada hemiparesis terbagi menjadi 2 jenis yaitu pure motor


hemiparesis merupakan jenis umum yang memiliki kelemahan pada wajah,
lengan dan kaki yang dapat mempengaruhi bagian tubuh yang sama , tetapi
dalam beberapa kasus mungkin mempengaruhi lebih dari bagian tubuh yang
lain dan Ataxic Hemiparesis Syndrome yang merupakan kondisi yang paling
sering terjadi dengan adanya kelemahan di satu sisi tubuh dan berdampak
pada kaki dibandingkan lengan (National Stoke Association, 2006)

Pada tahun 2004, stroke merupakan penyakit pembunuh nomor satu


diseluruh rumah sakit Indonesia. Jumlah kasus stroke meningkat hingga lima
kali lipat pada tahun itu. Beberapa rumah sakit di tempati pasien stroke yang
menjalani rawat inap sebanyak 23.636 orang. Pada tahun 2007 Indonesia
menunjukkan bahwa prevalensi stroke sebesar 6% atau 8,3 per 1000
penduduk (Farida & Amalia, 2009).

Berdasarkan penyakit stroke yang telah terdiagnosis oleh tenaga


kesehatan sebanyak 57,9%. Tingginya angka kejadian stroke di Indonesia
terjadi karena rendahnya kesadaran akan factor risiko stroke, kurang
dikenalinya gejala stroke, belum optimalnya pelayanan stroke, ketaatan
terhadap program terapi untuk pencegahan stroke ulang yang rendah.
Tingginya angka kejadian stroke akan mengakibatkan angka kecacatan
menjadi besar yang dapat menimbulkan berupa kecacatan ringan maupun
kecacatan berat sehingga orang penderita stoke mengalami kesulitan untuk
beraktivitas. Keterbatasan fisik dan mental membuat orang yang mengalami
stroke menjadi bergantung kepada orang lain hingga kondisi fisik dan
mentalnya membaik (Lingga, 2013). Di negara amerika sebanyak 75%
penduduk menderita kelumpuhan dan kehilangan pekerjaan. Berdasarkan
jenis kelamin yang terbanyak mengalami stroke adalah perempuan yakni
sekitar 129-293 kasus stroke per 100.000 kehidupan. Sedangkan, di Eropa
ditemukan sekitar 650.000 kasus stroke setiap tahunnya. (WHO, 2011).

Akibat stroke kehidupan manusia banyak menimbulkan masalah yang


menyebabkan adanya gangguan-gangguan dari fungsi vital otak seperti
gangguan keseimbangan, gangguan kontrol postural,gangguan reflek gerak
dan gangguan sensasi yang akan menurunkan kemampuan aktivitas
fungsional individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari (M.Irfan, 2012).

B. Etiologi

Menurut Seto, Sarosa, & Setyawati, 2014 ada empat jenis kejadian
yang dapat menghentikan suplai darah ke otak yang dapat menyebabkan
kelumpuhan baik sebagian ataupun menyeluruh secara mendadak seperti
hilangnya sensasi berbicaraç berjalanç ataupun melihat yang dapat
menyebabkan kematian. Empat jenis kejadian tersebut berupa thrombosis
atau pembekuan darah didalam otak, iskemia atau penurunan aliran darah ke
otak, embolisme serebral atau pembekuan darah/meterial lain yang dibaüa
ke otak dari bagian tubuh, dan hemmorage serebral atau pecahnya pembuluh
darah serebral dengan perdarahan ke jaringan otak.

C. Faktor resiko terjadi stroke

Ada beberapa Faktor resiko stroke (Noviyanti,2014) antara lain :

1. Diabetes Mellitus atau kencing manis memiliki resiko mengalami stroke


karena adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glkosa darah secara
mendadak dapat menyebabkan kematian otak dan biasanya pembulu
darah lebih kaku.
2. Merokok dapat memiliki resiko mengalami stroke karena beberapa
penelitian mengetahui bahwa perokok memliki kadar fibrinogen darah
yang lebih tinggi dibandingkan orang yang bukan perokok. Dengan
peningkatan kadar fibrinogen dapat mempermudah terjadinya penebalan
pembuluh darah yang buat kaku dan sempit yang menyebabkan
gangguan aliran darah.
3. Hiperkolestrol merupakan keadaan ketika kadar kolesterol di dalam darah
berlebih atau tinggi. LDL yang berlebih akan mengakibatkan
terbentuknya plak pada pembuluh darah yang lama kelamaan akan
semakin banyak dan menumpuk sehingga menganggu aliran darah.
4. Obesitas atau Kegemukan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
stroke karena terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam
9 darah pada orang dengan obesitas, yaitu biasanya kadar LDL lebih
tinggi dibanding kadar HDL.
D. Patofisiologi
1. Stroke non hemoragik

Stroke yang disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah ke


otak oleh thrombus atau embolus. Pada trrombus terjadi karena
berkembangnya aterosklerisis pada dindinf pembuluh darah sehingga
arteri menjadi tersumbat dan aliran darah ke thrombu menjadi berkurang
yang menyebabkan iskemia menjadi kompleks iskemia dan terjadi infrak
pada jaringan otak. Sedangkan emboli disebabkan oleh embolus yang
berjalan menuju arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok
pada arteri menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan
terjadinya gangguan neurologis. Emboli dapat menyebabkan pecahnya
dinding pembuluh darah.

2. Stroke hemoragik

Merupakan pecahnya pembulu darah otak yang pecah yang


menyebabkan darah mengalir substansi atau ruang subarachnoid yang
menimbulkan perubahan komponen intracranial yang tidak dapat di
kompensasi leh tubuh. Darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang
subarachnoid dapat menyebabkan dema,spasme pembulu dara dan
penekanan dapat menimbulkan alian darah berkurang atautidak ada
sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.

Anda mungkin juga menyukai