Pengaruh An Air Garam Dan Arang Pada Kinerja Sistem Grounding Gardu Induk2
Pengaruh An Air Garam Dan Arang Pada Kinerja Sistem Grounding Gardu Induk2
PENDAHULUAN
Gardu induk merupakan salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang
timbulnya gangguan sehingga arus gangguan itu mengalir ke tanah sebagai akibat
isolasi peralatan yang tidak berfungsi dengan baik. Arus gangguan tersebut akan
mengalir pada bagian bagian peralatan yang terbuat dari metal dan juga mengalir
dalam tanah di sekitar gardu induk. Arus gangguan ini menimbulkan gradien
tegangan diantara peralatan dengan peralatan, peralatan dengan tanah dan juga
gradien tegangan pada permukaan tanah itu sendiri. Besarnya gradien tegangan
pada permukaan tanah tergantung pada tahanan jenis tanah atau sesuai dengan
struktur tanah tersebut. Salah satu usaha untuk memperkecil tegangan permukaan
elektroda pentanahan yang ditanam ke dalam tanah. Oleh karena lokasi peralatan
listrik (gardu induk) biasanya tersebar dan berada pada daerah yang
tanah.
1
Pentanahan merupakan faktor terpenting untuk meningkatkan keamanan
dalam sistem tenaga listrik dan peralatan - peralatan listrik, memelihara kondisi
Untuk mendistribusikan arus gangguan yang besar secara merata ke dalam tanah
bermacam – macam. Berbagai macam cara perlakuan dilakukan pada tanah untuk
memperkecil nilai tahanan jenis tanah tersebut. Maka dari hal diatas penting sekali
fisik tanah dengan penambahan air, garam dan arang pada tanah kering terhadap
sistem grounding yang digunakan pada suatu daerah peralatan gardu induk.
Kinerja yang dimaksud yaitu tahanan pentanahan, faktor reduksi permukaan gardu
sistem pentanahan yang baik untuk suatu daerah peralatan pada suatu gardu induk.
2
1.4 Batasan Masalah
dengan kondisi tahanan jenis tanah yang berubah-ubah pada daerah tersebut yang
langkah toleransi, tegangan sentuh toleransi, tegangan mesh dan tegangan langkah
tubuh manusia diperkirakan 70 Kg, suhu rata-rata 400 C, dan kondisi tanah kering
BAB III : Percobaan. Bab ini berisi metoda percobaan, data system
dan analisisnya.
BAB V : Kesimpulan dan Saran. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tanah disekitar elektroda tersebut. Sistem ini umumnya dilakukan dengan cara
penanaman elektroda besi atau elektroda tembaga kedalam tanah dan kalau
memungkinkan sampai ke dalam air tanah. Elektroda yang ditanah ini kemudian
disambung dengan kawat tembaga atau kawat besi tebal yang gunanya adalah
untuk menghubungkan antara bangunan dan instalasi listrik yang akan diproteksi
dari sambaran petir. Bentuk dari elektroda tadi ada berbagai macam, antara lain
diantaranya elektroda batang (driven rod), elektroda strip (bentuk bintang, bentuk
Sampai dengan kira-kira tahun 1910 sistem tenaga listrik tidak ditanahkan.
Hal ini disebabkan masih kecilnya arus gangguan (kurang 5A). Bila terjadi
gangguan antara phasa ke tanah, maka busur listrik yang timbul akan padam
dengan sendirinya. Pada saat ini sistem tenaga listrik semakin besar baik
panjangnya maupun tegangannya sehingga arus yang timbul bila terjadi gangguan
tanah makin besar dan busur listrik yang muncul pun tidak dapat padam dengan
pada peralatan .
Oleh karena itu mulai tahun 1910-an pada saat sistem-sistem tenaga relatif
mulai besar, sistem-sistem itu tidak lagi dibiarkan terapung yang dinamakan
sistem delta, tetapi karena titik netral sistem itu diketanahkan melalui tahanan atau
4
reaktansi. Pentanahan itu pada umumnya dilakukan dengan menghubungkan
Pada sistem tenaga yang semakin besar dengan panjang saluran dan
besarnya tegangan, akan menimbulkan arus gangguan yang semakin besar pula
( diatas 5A ) Dengan demikian apabila terjadi gangguan tanah makin besar dan
busur listrik tidak dapat padam dengan sendirinya. Ditambah lagi gejala-gejala
busur tanah atau 'arcing grounds' semakin menonjol. Gejala busur tanah adalah
suatu proses terjadinya pemutusan (clearing) dan pukulan balik (restriking) dari
menimbulkan tegangan lebih transien yang tinggi yang dapat merusak peralatan.
Oleh karena pada sistem-sistem tenaga relatif besar, sistem tidak lagi
dibiarkan terapung atau sistem delta, tetapi titik netral sistem itu diketanahkan
5
C
B
A
I FG ZA ZB ZC
N
Gambar 2.1 Sistem yang tidak diketanahkan dalam keadaan gangguan kawat
Pada sistem-sistem yang tidak diketanahkan atau pada sistem delta, arus
gangguan itu tergantung dari impedansi kapasitif Za, Zb dan Zc, yaitu impedansi
kapasitif masing-masing kawat-fasa terhadap tanah, (Gambar 2.1). Bila sistem itu
diketanahkan arus gangguan itu tidak lagi tergantung pada impedansi kapasitif
transformatornya,(Gambar 2.2).
Jadi dengan mengetanahkan titik netral sistem, arus gangguan jelas menjadi
lebih besar dibandingkan dengan arus gangguan pada sistem delta, namun
sebaliknya membatasi tegangan pada fasa-fasa yang tidak terganggu. Jadi didalam
A
N
ZA ZB ZC
Z N
I FG
6
Gambar 2.2 Sistem yang diketanahkan dalam keadaan gangguan kawat
adalah:
1- Pada sistem tenaga besar yang tidak diketanahakan arus gangguan relative
besar (>5 A) sehingga busur listrik yang timbul tidak dapat padam sendiri,
konduktor sejajar dengan permukaan tanah. Hal ini dilakukan mula-mula karena
pada suatu daerah yang berbatu sehingga tidak dapat menanamkan elektroda
digunakan pada gardu-gardu induk,dan juga merupakan teori dasar dari sistem
pentanahan.
7
Tujuan utama dari berbagai sistem pengetanahan tersebut adalah untuk
mendapatkan tahanan kontak ke tanah yang cukup kecil. Untuk mengetahui sejauh
arus atau muatan uniform sepanjang batang elektroda. Hubungan tahanan dan
kapasitansi dapat dijelaskan dengan suatu analogi. Analogi ini merupakan dasar
perhitungan karena aliran arus masuk ke dalam tanah dari elektroda pengetanahan
mempunyai kesamaan dengan emisi fluks listrik dari konfigurasi yang sama dari
Luas A cm2
Q = q A Couloumb
d cm
Jumlah garis fluks yang melalui dielektrik di antara kedua pelat adalah 4 π
q.A dan kuat medannya adalah 4 π q. Maka tegangan antara kedua pelat V = 4 π q
Dari hubungan :
C=Q/V
diperoleh,
8
4q.d
1/ C
q. A
4 .d
1/ C (2.1)
A
Jika diantara kedua pelat diletakkan tanah dengan tahanan jenis ρ Ohm-cm maka
d
R
A
Dari persamaan
1
d/A
4C
R (2.2)
4C
dimana :
tahanan jenis konduktor kecil sekali dibandingkan dengan tahanan jenis tanah.
9
Prinsip bayangan secara sederhana dapat diterangkan sebagai berikut.
Misalkan dua elektroda titik 1 dan 1 bermuatan yang sama besarnya di dalam
media yang tak terbatas, dan juga dimisalkan arus I mengalir pada kedua titik
tersebut.
S’
Arus I akan mengalir ke luar dari kedua elektroda secara radial. Suatu
terhadap garis hubung kedua elektroda. Karena kedua elektroda tersebut simetris
terhadap bidang bayangan. Apabila media dan elektroda pada kedua sisi
dihilangkan tanpa mengubah distribusi arus dan tegangan maka bidang bayangan
1 1 1
V (2.3)
4 S S '
dimana :
10
I = arus yang masuk tanah dari elektroda
persamaan (2.2). Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman yang terbatas
atau uniform
c. Kelembaban tanah
d. Temperatur
Tahanan jenis tanah bervariasi dari 500 sampai 50000 Ohm per cm3.
mendapatkan tahanan jenis tanah yang rendah. Cara ini hanya baik untuk
11
Dengan memberi air atau membasahi tanah juga mengubah tahanan jenis
tanah. Harga tahanan jenis tanah pada kedalaman yang terbatas sangat tergantung
dengan keadaan cuaca. Untuk mendapatkan tahanan jenis tanah rata-rata untuk
jangka waktu tertentu misalnya selama satu tahun. Biasanya tahanan tanah juga
sampai mencapai kedalaman dimana terdapat air tanah yang konstan. Pada sistem
pengetanahan yang tidak mungkin atau tidak perlu untuk ditanam lebih dalam
sehingga mencapai air tanah yang konstan, variasi tahanan jenis tanah yang besar.
bervariasi, harga tahanan jenis tanah harus diambil untuk keadaan yang paling
Setelah diperoleh harga tahanan jenis tanah, dan biasanya diambil harga
yang tertinggi, maka berdasarkan harga tahanan jenis tersebut dibuat perencanaan
jenis tanah pada tempat di mana akan didirikan gardu induk harus dilakukan
terlebih dahulu.
12
1. Metode empat elektroda (four electroda method)
atau
empat buah elektroda, satu batere, sebuah amperemeter dan sebuah voltmeter
2 4 3 1
a a a
Gambar 2.5 pengukuran tahanan jenis tanah dengan metoda empat elektroda
Bila arus I masuk ke tanah melalui salah satu elektroda dan kembali ke elektroda
yang lain cukup jauh sehingga pengaruh diameter konduktor dapat diabaikan.
Arus yang masuk ke tanah mengalir secara radial dari elektroda, misalkan arah
dengan jari-jari r, luas permukaan tersebut adalah 2 π r2, dan rapat arus radial pada
Bila ρ adalah tahanan jenis tanah, maka kuat medan dalam tanah pada arah
13
I
Jadi, E r
2r 2
Potensial pada jarak r dari elektroda adalah integral dari gaya listrik dari jarak r ke
I
~
V E r dr
r
2r
R
2r
Jadi :
I 1 1
V3
2 a 2a
dan
I 1 1
V4
2 2a a
I 1 1 1 1
V34
2 a 2a 2a a
I
2a
dan
V34
R34
I 2a
jadi :
2aR34 (2.4)
14
Bila a dalam meter dan R dalam Ohm maka tahanan jenis dalam Ohm-
meter. Dengan alat ukur yang dibuat khusus untuk ini yang terdiri dari generator
yang diputar dengan tangan dan ohm-meter, dapat dibaca langsung tahanan antara
1 2 3
V1 _ 2
R1 _ 2 R11 R22 2R12
I
V1 _ 3
R1 _ 3 R11 R33 2R13
I
V2 _ 3
R2 _ 3 R22 R33 2R23
I
15
V1 _ 2 V1 _ 3 V2 _ 3
2 R11 2 R12 2 R13 2 R23
I
Tetapi,
V1 _ 3 V1 _ 2 V2 _ 3
Jadi :
V1 _ 2
R R11 R12 R13 R23
I
Akhirnya :
keadaan ini dapat diperoleh dengan mengatur posisi elektroda 2 sehingga harga
Gangguan Tanah
ditimbulkan oleh tegangan atau arus listrik terhadap manusia mulai dari yang
ringan sampai yang paling berat yaitu: terkejut, pingsan atau mati.
16
Ringan atau berat bahaya yang timbul, tergantung dari faktor-faktor
2.5.1 Tegangan
dalam hal terjadi tegangan kontak langsung atau dalam hal manusia berada di
dalam suatu daerah yang mempunyai gradien tegangan yang tinggi. Akan tetapi
ke tanah. Arus gangguan ini akan mengalir pada bagian-bagian peralatan yang
terbuat dari metal dan juga mengalir dalam tanah di sekitar gardu induk. Arus
peralatan, peralatan dengan tanah dan juga gradien tegangan pada permukaan
tanah itu sendiri. Untuk menganalisis lebih lanjut akan ditinjau beberapa
kemungkinan terjadinya tegangan dan kondisi orang yang sedang berada di dalam
17
2.5.1.1 Macam Tegangan
mungkin timbul akibat kesalahan ke tanah terhadap orang yang sedang berada di
dengan kondisi orang yang sedang berada di dalam atau di sekitar gardu induk
1. Tegangan sentuh
2. Tegangan langkah
3. Tegangan pindah
Tegangan sentuh adalah tegangan yang terdapat diantara suatu obyek yang
disentuh dan suatu titik berjarak 1 meter, dengan asumsi bahwa obyek yang
Besar arus gangguan dibatasi oleh tahanan orang dan tahanan kontak ke tanah dari
18
Gambar 2.7. Tegangan sentuh
R
Es Rk f I k (2.7)
2
Dimana :
19
Rk = tahanan badan orang (= 1000 Ohm)
Rf = tahanan kontak ke tanah dari satu kaki pada tanah yang diberi
Tahanan badan orang telah diselidiki oleh beberapa ahli sebagaimana terdapat
dalam tabel 7.4, dan sebagai harga pendekatan diambil Rk 1000 Ohm.
I k 0,116 / t .
3 0,116
Es 1000 s (2.8)
2 t
Dimana :
Dalam Tabel 2.1 diberikan besar tegangan sentuh yang diijinkan dan lama
gangguan.
(detik) (Volt)
0,1 1.980
0,2 1.400
0,3 1.140
0,4 990
20
0,5 890
1,0 626
2,0 443
3,0 362
Tegangan langkah adalah tegangan yang timbul di antara dua kaki orang
yang sedang berdiri di atas tanah yang sedang dialiri oleh arus kesalahan ke tanah.
Dalam hal ini dimisalkan jarak antara kedua kaki orang adalah 1 meter dan
21
Gambar 2.10. Rangkaian pengganti tegangan langkah
El Rk 2 R f I k
0,116
1000 6 s
t
116 0,696 s
El
t
(2.9)
Dimana :
22
= 3000 ohm-meter untuk permukaan tanah yang dilapisi koral 10 cm
Dalam Tabel 2.2 diberikan besar tegangan langkah yang diijinkan dan lama
gangguan.
(detik) (Volt)
0,1 7.000
0,2 4.950
0,3 4.040
0,4 3.500
0,5 3.140
1,0 2.216
2,0 1.560
3,0 1.280
Tabel 2.2. Tegangan langkah yang diijinkan dan lama gangguan
tegangan ini terjadi bila pada saat terjadi kesalahan orang berdiri di dalam gardu
induk, dan menyentuh suatu peralatan yang diketanahkan pada titik jauh
sedangkan alat tersebut dialiri oleh arus kesalahan ke tanah, gambar 2.9.
Dari gambar 2.9 terlihat bahwa, orang akan merasakan tegangan yang
lebih besar bila dibandingkan dengan tegangan sentuh seperti pada gambar 2.7.
Tegangan pindah akan sama dengan tegangan pada tahanan kontak pengetanahan
total. Tegangan pindah itu sulit untuk dibatasi, tetapi biasanya konduktor-
konduktor telanjang yang terjangkau oleh tangan manusia telah diisolasi. Dari
Rf
Rk » R0
2
Dimana :
23
R0 (2.10)
4r L
Dan :
Untuk waktu tertentu dari arus gangguan dalam detik, tegangan pindah
dalamnya. Tetapi berapa besar dan lamanya arus yang masih dapat ditahan oleh
24
tubuh manusia sampai batas yang belum membahayakan sukar ditetapkan. Dalam
hal ini telah banyak diselidiki oleh para ahli dengan berbagai macam percobaan
Dalam batas-batas tertentu dimana besarnya arus belum berbahaya terhadap organ
terhadap manusia yang berbadan sehat. Batas-batas arus tersebut dibagi sebagai
berikut :
4. Arus reaksi
harga nol dan dinaikkan sedikit demi sedikit, arus listrik yang melalui tubuh orang
sehingga akan terasa suatu getaran yang tidak berbahaya bila dengan arus bolak
Pada Electrical Testing Laboratory New York tahun 1993 telah dilakukan
pengujian terhadap 40 orang laki-laki dan perempuan, dan diperoleh arus rata-rata
25
2.5.2.2 Arus Yang Mempengaruhi Otot
dinaikkan lagi maka orang akan merasa sakit dan kalau terus dinaikkan maka otot-
otot akan kaku sehingga orang tersebut tidak berdaya lagi untuk melepaskan
terhadap 134 orang laki-laki dan 28 orang perempuan dan diperoleh angka rata-
orang masih dapat dengan segera melepaskan konduktor bila terkena arus listrik
sebagai berikut :
Apabila arus yang melewati tubuh manusia lebih besar dari arus yang
mati. Hal ini disebabkan arus listrik tersebut mempengaruhi jantung sehingga
jantung berhenti bekerja dan peredaran darah tidak jalan dan orang segera akan
mati.
26
Untuk mendapatkan nilai pendekatan suatu percobaan telah dilakukan
menggunakan binatang yang mempunyai badan dan jantung yang kira-kira sama
dengan manusia disebutkan bahwa 99.5 % dari semua orang yang beratnya kurang
dari 50 kg masih dapat bertahan terhadap besar arus dan waktu yang ditentukan
2 K
I k .t K atau I k
t
dimana :
k = K
K = 0,0135 untuk manusia dengan berat 50 kg
= 0,0246 untuk manusia dengan berat 70 kg
Maka :
2
I k . t 0,0135 untuk berat badan 50 kg
Dan
0,116
Ik
t
(2.11)
Dimana :
27
2.5.2.4 Arus Reaksi
Arus reaksi adalah arus yang terkecil yang dapat menakibatkan orang
menjadi terkejut, hal ini cukup berbahaya karena dapat mengakibatkan kecelakaan
sampingan. Karena terkejut orang dapat jatuh dari tangga, melemparkan peralatan
apa.
0,9 – 1,2 mA baru terasa adanya arus listrik, tetapi tidak menimbulkan
28
Tahanan tubuh manusia berkisar di antara 500 Ohm sampai 100.000 Ohm
tergantung dari tegangan, keadaan kulit pada tempat yang mengadakan hubungan
(kontak) dan jalannya arus dalam tubuh. Kulit yang terdiri dari lapisan tanduk
mempunyai tahanan yang tinggi, tetapi terhadap tegangan yang tinggi kulit yang
menyentuh konduktor langsung terbakar, sehingga tahanan dari kulit ini tidak
berarti apa-apa. Sehingga hanya tahanan tubuh yang dapat membatasi arus.
Penyelidikan dan penelitian tahanan tubuh manusia yang diperoleh beberapa ahli
searah
800 tangan ke kaki dengan 50 cps
Laurent 3.000
Tabel 2.4. Berbagai harga tahanan tubuh manusia
Berdasarkan hasil penyelidikan oleh para ahli maka sebagai pendekatan diambil
2.6.1 Umum
29
Sistem pengetanahan peralatan-peralatan pada gardu induk biasanya
(grid). Konduktor pengetanahan biasanya terbuat dari batang tembaga keras dan
memiliki konduktivitar tinggi, terbuat dari kabel tembaga yang dipilin (bare
stranded copper) dengan luas penampang 150 mm2 dan mempunyai kemampuan
arus hubung tanah sebesar 250 kA selama 1 detik. Konduktor itu ditanam sedalam
cm.
dengan yang lainnya dan dihubungkan dengan batang pengetanahan yang terdiri-
dari batang tembaga. Batang tembaga ini berdiameter 15 mm, panjang 3,5 mm,
ditanam dengan kedalaman minimal sama dengan panjang batang itu sendiri.
pemisah pengetanahan, netral trafo arus dan trafo tenaga, dasar penangkap petir
Pagar swithyard yang terbuat dari besi/logam dan terisolir dari tanah diketanahkan
melaluibatang tembaga (35 mm2) panjang 1 meter serta ditanam di luar pagar
utama.
30
2.6.2 Perencanaan Pengetanahan Switchard
Seperti yang telah dijelaskan bahwa arus gangguan tanah yang mengalir
pada waktu terjadi gangguan hubungan tanah atau membuat tahanan tanah
serendah-rendahnya.
pengetanahan kisi-kisi (grid) dan di lokasi switchyard diberi lapisan koral untuk
31
8. Menghitung tegangan sentuh.
yang ditanam pada seluruh batas gardu induk. Pengaturan tata letak sistem
pengetanahan pada suatu gardu induk dapat dilihat pada gambar 9.1. Pada gambar
meter.
Pengukuran tahanan jenis tanah pada lokasi gardu induk diambil pada
beberapa titik lokasi. Tahanan jenis tanah dapat dihitung dengan mengguankan
2 a R (2.12)
Dimana :
Misalkan hasil pengukuran di lokasi gardu induk tersebut diperoleh besar tahanan
32
2.6.2.3 Arus Fibrilasi
Besarnya arus yang mengalir pada tubuh manusia dimana arus listrik dapat
0,116
Ik (2.13)
t
Dimana :
stabilitas sistem, tipe switchgear dan tipe rele dan pemutus daya yang digunakan.
Sebegitu jauh belum ada standar mengenai lama waktu gangguan. Waktu yang
dianggap realistis berkisar antara 0,5 detik sampai 1,0 detik. Pengambilan waktu
0,75 detik di atas dianggap sudah memenuhi persyaratan dan cukup realistis. Bila
I k 0,134 ampere
tanah, tanah akan menjadi panas akibat arus i 2 . Suhu tanah harus tetap di
bawah 100C untuk menjaga jangan sampai terjadi penguapan pada air kandungan
i 3,1414 10 4 d (2.13)
t
33
Dimana :
Kenaikan suhu tanah yang diijinkan adalah antara perbedaan temperatur rata-rata
tahanan dan 100C. misalkan kenaikan suhu diambil = 50C, maka kerapatan arus
i:
seluruh panjang batang pentanahan yang diperlukan dihitung dari pembagian arus
dengan panjang satu batang. Jadi bila besar arus gangguan 1200 Ampere, maka
1200
19 Batang
3,5 100 0,186
dengan tahanan shunt. Besar arus gangguan tanah diambil 30% dari arus hubung
singkat tiga fasa, yaitu setelah kumparan petersen di paralel oleh tahanan. Dalam
34
2.6.2.8 Ukuran Kisi-Kisi Penghantar Pentanahan
33 t
AI
T T (2.14)
log10 m a 1
234 Ta
Dimana :
m
Ta = suhu sekeliling tahanan (=30C)
A = 7146 circular mils atau A = 3,62 mm2. luas penampang / diameter untuk
Untuk baut Tm = 250C.
Sehingga :
Untuk pengelasan A = 4,71 mm2
Untuk baut A = 5,90 mm2
35
Besar tegangan sentuh yang diijinkan dapat ditentukan dengan persamaan
berikut ini :
Es I k Rk 1,5 s (2.15)
Dimana :
koral).
Es 737 Volt
Sebenarnya
gangguan tanah. Tegangan mesh ini menyatakan tegangan tertinggi yang mungkin
timbul sebagai tegangan sentuh yang dapat dijumpai dalam sistem pengetanahan
gardu induk, dan inilah yanag diambil sebagai tegangan untuk disain yang aman.
Tegangan mesh itu secara pendekatan sama dengan Em, dimana tahanan
jenis tanah dalam Ohm-meter dan i arus yang melalui konduktor kisi-kisi.
Nb (2.16)
Dimana :
36
1 D2 1 3 5 7 9 2 n 2 1
Km ln ln 0,3695
2 16 hd 4 6 8 10 2 n 2 2
(2.17)
pengetanahan (=1600 m)
terletak di pusat kisi-kisi (daerah persegi empat yang dibentuk konduktor kisi-
kisi), dimana tegangan mesh di atas dihitung, tetapi terletak agak di bagian luar
kisi-kisi (grid). Tetapi bila kisi-kisi mempunyai delapan konduktor paralel atau
kurang perbedaan tegangan sentuh maksimum yang ada dan tegangan mesh di
bagian luar kisi-kisi tidak akan melebihi 10%. Oleh karena itu, untuk kisi-kisi
dengan delapan konduktor paralel atau kurang tidak dibutuhkan perhitungan yang
perbandingan antara tegangan mesh dan tegangan sentuh yang diijinkan.jadi bila
kisi-kisi mempunyai delapan konduktor paralel atau kurang, tegangan mesh dapat
dihitung dengan persamaan 9.6 dan 9.7. Tetapi bila jumlah konduktor paralel
37
Untuk pemakaian sehari-hari sudah cukup menggunkan persamaan 9.6 dan
Jadi tegangan sentuh sebenarnya 707 Volt lebih kecil dari tegangan sentuh
yang diijinkan 737 Volt, dengan demikian pemilihan jarak antara kisi-kisi serta
persamaan 9.8 :
El I k Rk 6 s (2.18)
Dimana :
Maka diperoleh :
El 2546 Volt
diantara kedua kaki bila manusia berjalan diatas tanah sistem pengetanahan pada
I
Elm K s K i (2.19)
L
38
Dimana :
i
I = arus gangguan tanah maksimum (= 1200 Amper)
L = panjang total konduktor yang ditanam, termasuk batang
1 1 1 1 1 1
Ks (2.20)
2h D h 2 D 3D n 1 D
Dimana :
Maka :
Jadi tegangan langkah sebenarnya 768 Volt, sedang tegangan langkah yang
utama (n)
3. koefisien (Km) - 0,3695
4. Ki = 0,65 + 0,172 n - 3,402
5. panjang koduktor pengetanahan yang meter 1600
39
ditanam (L)
6. koefisien (Ks) - 0,4014
7. tegangan sentuh yang diijinkan (Es) Volt 737
8. tegangan langkah diijinkan (El) Volt 2546
9. tegangan mesh (Em) Volt 707
10. tegangan langkah sebenarnya (Elm) Volt 768
Tabel 2.5 Perhitungan tegangan sentuh dan tegangan langkah
Dari Tabel 2.5 dapat dilihat, bahwa dengan disain pengetanahan tersebut
telah diperoleh tegangan mesh Em yang lebih kecil dari tegangan sentuh Es dan
tegangan langkah Em lebih kecil dari tegangan langkahb yang diijinkan El. Dengan
yang terlalu kecil, maka perencanaan harus diulang lagi dengan jarak kisi-kisi
yang lebih kecil. Sama halnya, bila estimasi yang diambil menghasilkan panjang
konduktor yang terlalu besar, maka perencanaan harus diulang dengan jarak-jarak
kisi-kisi yang lebih besar supaya lebih ekonomis. Dalam kedua hal di atas harga-
ini pada hakekatnya adalah proses iterasi, dengan demikian sangat baik bila
menggunakan komputer.
R0
4 r L
Dimana :
meter.
Jadi :
40
r 2 75 50 , atau r 34,55 meter
Maka :
750 750
R0 5,9 Ohm.
4 34,55 1600
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
resisitivitas tanah yang telah diberikan perlakuan fisik berupa penambahan air,
garam dan arang yang bertujuan untuk mencari nilai resistivitas yang rendah dari
tanah tersebut.
42
Perhitungan dilakukan dengan memakai program bantu berupa program
4.0.0.
keamanan pada gardu induk arus bolak balik.. Panduan ini terkonsentrasi pada
gardu induk arus bolak balik baik yang konvensianol maupun berisolasi gas.
listrik.
minimum penghantar.
menggunakan persamaan
43
lg
A
TCAP.Exp 4 Ko Tm (IEEE 80 2000, hal 43)
ln
ts .r r Ko Ta
Dimana :
menggunakan persamaan
1 1 1
Rg 1 (IEEE 80 2000, hal. 65)
L 20 A 1 h 20 / A
Dimana:
44
A adalah luas lokasi grid
0,091
s (IEEE 80 2000, hal 23)
Cs 1
2h s 0,09
persamaan
menggunakan persamaan
27)
45
Dimana:
menggunakan persamaan
27)
Km Ki Igt
Vm (IEEE 80 – 2000, hal 91)
Lk 1,15 Lr
Dimana
Km
1
D
ln
2
D 2h 2 h Kii ln 3
2
16hd 8Dd 4D Kh 2n 1
Kii = 1, untuk grid dengan ground rod sepanjang garis keliling , atau
untuk grid dengan groung rod pada sudut grid praktis sepanjang garis
46
n adalah jumlah paralel konduktor grid
persamaan
Ks Ki Igt
VLs
Lr
Lc 1.55 1.22 Lr (IEEE 80 – 2000, hal 91)
2
L x L y
2
Dimana :
Ks
1 D2
D 2h
2
h
Kii 8
ln ln (IEEE 80 – 2000,
2 16hd 8Dd 4d Kh 2n 1
hal 93)
menggunakan persamaan
Km Ki Igt ts
L
157 0,253Cs s
Dimana :
47
ρs adalah resistivitas lapisan permukaan
lapangan. Data ini didapatkan dalam dalam kuliah kerja praktek dilokasi gardu
Panjang rod 3m
48
Temperature maksimum konduktor Tm 52 0C
Temperatur sekitar Ta 40 0C
Temperature referensi Tr 20 0C
20000
A
3,442 Exp 4 242 542
ln
0,5 0,00381 1,7774 242 40
Konduktor yang digunakan harus lebih besar dari harga minimum diatas (poin
-
Diameter d = 0.01755 meter
A = Laa X Lbb
L = Lk + Lr
49
Jumlah parallel Na = 9
Nb = 11
Db = 10 meter
pagar
Dengan asumsi arus gangguan tanah yang lewat ke dalam overhead earth wire
Km
1
D
2
D 2h
2
h Kii
3
ln ln
2
16hd 8Dd 4D Kh 2n 1
atau untuk grid dengan groung rod pada sudut grid praktis
Kh = √1+h/ho 1,3229
50
n = jumlah paralel konduktor grid 11
Km
1
102
10 2 0,75 2 0,75 1 ln 3
ln
16 0,75 0,01755 8 10 0,01755 4 0,01755 1,3229 3,14 2 11
2 3,14
Km = 0,7528
Dan
Ki = 0,656 + 0,172 x n
Ki = 2,549
1 0,5n 2
1 1 1 1
Ks
2h D h D
Ki = 2,549
1
Ks
1
1
1
3,14 2 0,75 10 0,75 0,75
1 0,5112
Ks = 0,2736
4.0.0
51
BAB IV
Dari data perubahan resistivitas tanah terhadap penambahan air garam dan
sistem grid, faktor reduksi permukaan gardu induk, tegangan sentuh toleransi,
Berikut adalah data perlakuaan fisik terhadap tanah kering dan perubahan nilai
52
Tanah kering + 10% air 352
Tanah kering + 12,5 % air 208
Tanah kering + 15% air 124
Tanah kering + 2,5% arang 1000
Tanah kering + 5% arang 1000
Tanah kering + 7,5% arang 980
Tanah kering + 10% arang 1000
Tanah kering + 12,5% arang 1000
Tanah kering + 15% arang 1000
Tanah kering + 2,5% garam + 5% air 90
Tanah kering + 5% garam + 5% air 19
Tanah kering + 7,5% garam + 5% air 11
Tanah kering + 10% garam + 5% air 8
Tanah kering + 12,5% garam + 5% air 4
Tanah kering + 15% garam + 5% air 3
Tabel 4.1 konsentrat tanah dan tahanan jenis tanah
53
4.1 Hasil
Konsentrat tanah Cs
Tanah kering 0.751724138
Tanah + 2,5% air 0.738068966
Tanah + 5% air 0.72342069
Tanah + 7,5% air 0.712
Tanah + 10% air 0.711503448
Tanah + 12, % air 0.702565517
Tanah + 15% air 0.697351724
Tanah + 2,5% arang 0.751724138
Tanah + 5% arang 0.751724138
Tanah + 7,5% arang 0.750482759
Tanah + 10% arang 0.751724138
54
Tanah + 12,5% arang 0.751724138
Tanah + 15% arang 0.751724138
Tanah + 2,5% garam + 5% air 0.695241379
Tanah + 5% garam + 5% air 0.690834483
Tanah + 7,5% garam + 5% air 0.690337931
Tanah + 10% garam + 5% air 0.690151724
Tanah + 12,5% garam + 5% air 0.689903448
Tanah + 15% garam + 5% air 0.689841379
Tabel 4.3 Faktor reduksi permukaan gardu induk
55
Konsentrat tanah Vl(V)
Tanah kering 5229.225328
Tanah + 2,5% air 5138.268963
Tanah + 5% air 5040.697591
Tanah + 7,5% air 4964.624995
Tanah + 10% air 4961.317491
Tanah + 12, % air 4901.782416
Tanah + 15% air 4867.053622
Tanah + 2,5% arang 5229.225328
Tanah + 5% arang 5229.225328
Tanah + 7,5% arang 5220.95657
Tanah + 10% arang 5229.225328
Tanah + 12,5% arang 5229.225328
Tanah + 15% arang 5229.225328
Tanah + 2,5% garam + 5% air 4852.99673
Tanah + 5% garam + 5% air 4823.64263
Tanah + 7,5% garam + 5% air 4820.335126
Tanah + 10% garam + 5% air 4819.094812
Tanah + 12,5% garam + 5% air 4817.441058
Tanah + 15% garam + 5% air 4817.02762
Tabel 4.5 Tegangan langkah toleransi
Konsentrat tanah Vm
Tanah kering 1778.5
Tanah + 2,5% air 1387.2
Tanah + 5% air 967.5
Tanah + 7,5% air 640.3
Tanah + 10% air 626
Tanah + 12, % air 369.9
Tanah + 15% air 220.5
Tanah + 2,5% arang 1778.5
Tanah + 5% arang 1778.5
Tanah + 7,5% arang 1742.9
Tanah + 10% arang 1778.5
Tanah + 12,5% arang 1778.5
Tanah + 15% arang 1778.5
Tanah + 2,5% garam + 5% air 160.1
Tanah + 5% garam + 5% air 33.8
Tanah + 7,5% garam + 5% air 19.6
56
Tanah + 10% garam + 5% air 14.2
Tanah + 12,5% garam + 5% air 7.1
Tanah + 15% garam + 5% air 5.3
Tabel 4.6 Tegangan mesh
57
Tanah + 5% arang 11423.1
Tanah + 7,5% arang 11194.7
Tanah + 10% arang 11423.1
Tanah + 12,5% arang 11423.1
Tanah + 15% arang 11423.1
Tanah + 2,5% garam + 5% air 1028.1
Tanah + 5% garam + 5% air 217
Tanah + 7,5% garam + 5% air 125.7
Tanah + 10% garam + 5% air 91.4
Tanah + 12,5% garam + 5% air 45.7
Tanah + 15% garam + 5% air 34.3
4.2 Analisa
Dari tabel dapat dilihat bahwa nilai resistifitas tanah pada saat tanah dalam
kondisi kering adalah 1000 Ω-m. Penambahan volume air 2,5%-15% kedalam
fisik tanah kering dapat mempengaruhi perubahan nilai resistivitas tanah tersebut.
Semakin banyak volume air yang ditambahkan kedalam tanah maka nilai
tanah kering tidak memeperlihatkan perubahan yang berarti pada nilai resistivitas
tanah tersebut. Penambahan garam beserta air pada tanaha kering memperlihatkan
perubahan yang sangat besar pada nilai dari resistifitas tanah, dimana nilai
kering.
Hal ini dapat terjadi karena air merupakan zat elektrolit yaitu cairan yang
dapat menghantarkan arus listrik yang baik dimana air memiliki unsur kimia H2O.
Garam memiliki unsur kimia NaCl, larutan garam juga merupakan larutan
elektrolit dimana ion-ion yang menyusun unsur-unsur ini sangat baik dalam
58
mengalirkan arus listrik. Dengan penambahan air dan garam pada fisik tanah,
menjadi lebih baik dan seterusnya akan menurunkan nilai resistifitas tanah itu
sendiri. Selain air, garam dan arang, ada beberapa bahan yang dapat digunakan
untuk menurunkan nilai tahanan jenis tanah yaitu bentonite, marcionite, gypsum.
Pada sistem pentanahan grid ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai
tahanan tanah itu sendiri yaitu luas area lokasi grid, kedalaman pemasangan
konduktor dan nilai dari resistivitas tanah. Dari persamaan tahanan pentanahan
sistem grid dapat dilihat bahwa nilai resistivitas tanah sebanding dengan nilai
tahanan pentanahan sisitem grid. Dari hasil perhitungan dapat dilihat hal tersebut.
sistem grid. Semakin kecil nilai resistivitas tanah maka semakin turun nilai
tahanan pentanahan sistem grid. Dalam hal ini, nilai yang baik dari suatu tahanan
Dari hasil pengukuran dapat dilihat bahwa kondisi tanah dengan tahanan
jenis 124 Ω-m, 90 Ω-m, 19 Ω-m, 11 Ω-m, 8 Ω-m, 4 Ω-m, dan 3 Ω-m
pentanahan sistem grid yang baik maka diperlukan perlakuan fisik pada tanah
dengan menambahkan air sebanyak 12,5% atau lebih, dan juga bisa dengan
59
menambahkan larutan garam dengan kombinasi 2,5% garam + 5% air, 5% garam
+ 5% air, 7,5% garam + 5% air, 10% garam + 5% air, 12,5% garam + 5% air, dan
15% garam + 5% air. Akan tetapi pada penambahan larutan garam 7,5% - 15%
Semakin kecil nilai resistivitas tanah maka semakin kecil pula faktor reduksi
permukaan gardu. Nilai faktor reduksi permukaaan tanah ini akan mempengaruhi
besarnya nilai tegangan langkah toleransi dan tegangan sentuh toleransi. Semakin
besar nilai faktor reduksi permukaan gardu, maka semakin besar pula nilai
tegangan langkah toleransi dan tegangan sentuh toleransi yang akan didapatkan.
Dapat pula kita artikan bahwa semakin besar nilai resistifitas lapisan permukaan
gardu maka semakin kecil pula tegangan langkah toleransi dan tegengan sentuh
60
toleransi yang akan didapatkan. Dalam penilitian ini, material yang digunakan
untuk lapisan permukaan gardu induk adalah kerikil dengan nilai tahanan jenisnya
meningkatkan faktor reduksi permukaan gardu, juga sebagai penyerap air hujan
Dari hasil perhitungan dapat kita lihat bahwa semakin banyak persentase
air dan air + garam, maka semakin kecil nilai faktor reduksi permukaan gardu
induk.
gardu, dan lamanya arus shock terjadi. Semakin besar faktor reduksi permukaan
61
gardu dan nilai resisivitas lapisan permukaan, maka akan semakin besar tegangan
semakin kecil faktor reduksi permukaan gardu maka semakin kecil pula nilai
permukaan gardu, nilai resistifitas lapisan permukaan gardu dan lamanya arus
shock. Namun yang membedakan adalah konstanta pengali dari faktor reduksi
toleransi akan menurun ketika faktor reduksi permukaan gardu juga menurun.
62
Gambar 4.5 Grafik Tegangan Langkah Toleransi
pada grounding grid. Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tegangan mesh
diantaranya adalah resistivitas tanah (ρ), faktor geomitri (Km), faktor korektif
(Ki), dan rata-rata arus perunit dari panjang efektif konduktor sistem pentanahan
yeng terkubur (Ig/Lm). Maka semakin besar resistivitas tanah, akan semakin besar
pula nilai tegangan mesh yang didapatkan. Untuk mendapatkan sistem pentanahan
gardu induk dengan grid yang baik maka diperlukan syarat tegangan mesh harus
lebih kecil dari teganagn sentuh toleransi (Vm≤Vt). Maka dari hasil perhitungan
didapatkan syarat tersebut akan terpenuhi pada saat nilai resistivitas tanah sebesar
63
Gambar 4.6 Grafik Tegangan Mesh
resistivitas tanah (ρ), faktor geomitri (Ks), faktor korektif (Ki), dan rata-rata arus
perunit dari panjang efektif konduktor sistem pentanahan yeng terkubur (Ig/Ls).
Sama halnya dengan tegangan mesh. Semakin besar resisitivitas tanah maka
semakin besar pula tegangan langkah sebenarnya yang didapatkan. Syarat untuk
mendapatkan sistem pentanahan gardu induk yang baik adalah tegangan langkah
sebenarnya harus lebih kecil dari tegangan langkah toleransi (Vls≤Vl). Dari hasil
perhitungan didapatkan syarat yang terpenuhi adalah pada saat nilai resistivitas
64
Gambar 4.7 Grafik Tegangan Langkah Sebenarnya
Pada tahanan jenis tanah 1000 Ω-m, dan atau penambahan arang 2,5%,
5%, 10%, 12,5% dan 15% kita dapatkan resistansi tanah sebesar 5,696 Ω, yang
mana standar kelayakan resistansi tanah untuk gardu (Rg) dibawah 1 Ω. Dan
toleransi (VT) 1,473.8 V, tegangan mesh (VM) 1778,5 V. Dari hasil perhitungan
langkah sebenarnya (VLS) 835,8 V, jadi nilai ini sudah memenuhi syarat
maka didapatkan GPR>VT, dan jika kita bandingkan antara tegangan mesh
Dari hasil perbandingan diatas, maka resistivitas tanah 1000 Ω-m sangat
tidak baik karena nilai tegangan mesh melebihi dari nilai tegangan sentuh
65
toleransi, dan nilai tegangan GPR juga lebih besar dari nilai tegangan sentuh
toleransi. Nilai GPR yang sangat tinggi ini dapat sangat membahayakan bagi
resistifitas tanah 780 Ω-m, nilai resistansi tanah sebesar (Rg) 4,443 Ω. Dengan
nilai tersebut masih terlalu tinggi dari syarat maksimal resistansi tanah gardu
induk. Nilai tegangan GPR yang didapatkan sebesar 8910 V. Untuk nilai tegangan
sentuh toleransi (VT) didapatkan 1451,1 V, dan tegangan mesh (VM) 1387,2 V.
Untuk nilai tegangan langkah toleransi didapatkan (VL) 5138,3 V, dan tegangan
langkah sebenarnya (VLs) 651,9 V. Dari hasil tersebut maka didapatkan nilai
sebenarnya (VL>VLs), dan tegangan sentuh toleransi lebih besar dari tegangan
mesh (VT>VM). Dengan demikian maka sistem ini belum memenuhi syarat,
resisitifitas tanah menjadi 544 Ω-m. Dengan nilai resisitivitas tersebut, nilai
resistansi tanah berubah menjadi 3,099 Ω. Nilai GPR didapatkan 6214.2 V, nilai
tegangan sentuh toleransi (VT) 1426,7 V, nilai tegangan mesh (VM) 967,5 V,
66
nilai tegangan langkah toleransi (VL) 5040,7 V, dan nilai tegangan langkah
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tegangan GPR lebih besar dari tegangan
tegangan langkah toleransi (VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari
tegnagn sentuh toleransi (VM<VT). Karena nilai GPR yang masih tinggi dari nilai
tegangan sentuh toleransi, maka nilai resistivitas tanah ini masih sangat tinggi dan
belum aman untuk keselamatan dalam garduinduk maupun luar gardu induk.
Pada penambahan air sebanyak 7,5% pada tanah kering didapatkan nilai
resisitifitas tanah menjadi 360 Ω-m. Dengan nilai resisitivitas tersebut, nilai
resistansi tanah berubah menjadi 2,051 Ω. Nilai GPR didapatkan 4112,3 V, nilai
tegangan sentuh toleransi (VT) 1407,7 V, nilai tegangan mesh (VM) 460,3 V,
nilai tegangan langkah toleransi (VL) 4964,6 V, dan nilai tegangan langkah
lebih kecil dari tegangan langkah toleransi (VLs<VL), dan tegangan mesh lebih
kecil dari tegangan sentuh toleransi (VM<VT). Melihat hasil perbandingan ini,
67
4.2.8.5 Resistivitas Tanah 352 Ω-m
Pada penambahan air sebanyak 10% pada tanah kering didapatkan nilai
resisitifitas tanah menjadi 352 Ω-m. Dengan nilai resisitivitas tersebut, nilai
resistansi tanah berubah menjadi 2,005 Ω. Nilai GPR didapatkan 4020,9 V, nilai
tegangan sentuh toleransi (VT) 1406,9 V, nilai tegangan mesh (VM) 626,0 V,
nilai tegangan langkah toleransi (VL) 4961,3 V, dan nilai tegangan langkah
Terlihat bahwa tegangan GPR lebih besar dari tegangan sentuh toleransi
toleransi (VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari tegangan sentuh
toleransi (VM<VT). Dari hasil tersebut maka nilai resistivitas 352 Ω-m masih
belum memenuhi syarat keselamatan dalam lingkungan gardu induk dan perlu
Pada penambahan air sebanyak 12,5% pada tanah kering didapatkan nilai
resisitifitas tanah menjadi 208 Ω-m. Dengan nilai resisitivitas tersebut, nilai
resistansi tanah berubah menjadi 1,185 Ω. Nilai GPR didapatkan 2376 V, nilai
tegangan sentuh toleransi (VT) 1392,0 V, nilai tegangan mesh (VM) 369,9 V,
nilai tegangan langkah toleransi (VL) 4901,8 V, dan nilai tegangan langkah
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tegangan GPR lebih besar dari tegangan
tegangan langkah toleransi (VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari
68
tegangn sentuh toleransi (VM<VT). Untuk perbandingan antara VM dan VT serta
VLs VL sudah dapat memenuhi syarat. Namun nilai resistansi yang masih tinggi
dari 1 Ω belum memenuhi syarat dan nilai GPR masih lebih besar dari nilai VT,
sehingga kondisi ini masih berbahaya dan perlu penambahan volume air lagi.
Pada penambahan air sebanyak 15% pada tanah kering didapatkan nilai
resisitifitas tanah menjadi 124 Ω-m. Dengan nilai resisitivitas tersebut, nilai
resistansi tanah berubah menjadi 0,706 Ω. Nilai GPR didapatkan 1416,5 V, nilai
tegangan sentuh toleransi (VT) 1383,3 V, nilai tegangan mesh (VM) 220,5 V,
nilai tegangan langkah toleransi (VL) 4867,1 V, dan nilai tegangan langkah
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tegangan GPR lebih besar dari tegangan
tegangan langkah toleransi (VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari
Pada penambahan arang sebanyak 7,5% pada tanah kering didapatkan nilai
resisitifitas tanah menjadi 980 Ω-m. Dengan nilai resisitivitas tersebut, nilai
resistansi tanah berubah menjadi 5,583 Ω. Nilai GPR didapatkan 11194,7 V, nilai
tegangan sentuh toleransi (VT) 1471,8 V, nilai tegangan mesh (VM) 1742,9 V,
nilai tegangan langkah toleransi (VL) 5221,0 V, dan nilai tegangan langkah
69
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tegangan GPR lebih besar dari tegangan
tegangan langkah toleransi (VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari
tegnagn sentuh toleransi (VM>VT). Nilai resistansi yang masih tinggi dari 1 Ω
belum memenuhi syarat. Nilai GPR yang sangat besar sangat membahayakan bagi
tersebut, nilai resistansi tanah berubah menjadi 0,513 Ω. Nilai GPR didapatkan
1028,1 V, nilai tegangan sentuh toleransi (VT) 1383,3 V, nilai tegangan mesh
(VM) 220,5 V, nilai tegangan langkah toleransi (VL) 4853,0 V, dan nilai tegangan
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tegangan GPR lebih kecil dari tegangan
tegangan langkah toleransi (VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari
tegnagn sentuh toleransi (VM<VT). Untuk hal ini sudah dapat memenuhi syarat.
Nilai resistansi sudah lebih kecil dari 1 Ω, jadi sudah bisa memenuhi syarat.
nilai resisitifitas tanah menjadi 19 Ω-m. Dengan nilai resisitivitas tersebut, nilai
resistansi tanah berubah menjadi 0,108 Ω. Nilai GPR didapatkan 217,0 V, nilai
70
tegangan sentuh toleransi (VT) 1372,4 V, nilai tegangan mesh (VM) 33,8 V, nilai
tegangan langkah toleransi (VL) 4823,6 V, dan nilai tegangan langkah sebenarnya
(VLS) 15,9 V.
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tegangan GPR lebih kecil dari tegangan
sentuh toleransi (GPR<VT), sehingga system pentanahan grid ini sudah bisa
dipakai. Tegangan langkah sebenarnya lebih kecil dari tegangan langkah toleransi
(VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari tegnagn sentuh toleransi
(VM<VT). Untuk hal ini sudah dapat memenuhi syarat. Nilai resistansi sudah
tersebut, nilai resistansi tanah berubah menjadi 0,063 Ω. Nilai GPR didapatkan
125,7 V, nilai tegangan sentuh toleransi (VT) 1371,6 V, nilai tegangan mesh
(VM) 19,6 V, nilai tegangan langkah toleransi (VL) 4820,3 V, dan nilai tegangan
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tegangan GPR lebih kecil dari tegangan
sentuh toleransi (GPR<VT), sehingga system pentanahan grid ini sudah bisa
dipakai. Tegangan langkah sebenarnya lebih kecil dari tegangan langkah toleransi
(VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari tegnagn sentuh toleransi
(VM<VT). Untuk hal ini sudah dapat memenuhi syarat. Nilai resistansi sudah
71
4.2.8.12 Resistivitas Tanah 8 Ω-m
tersebut, nilai resistansi tanah berubah menjadi 0,046 Ω. Nilai GPR didapatkan
91,4 V, nilai tegangan sentuh toleransi (VT) 1371,3 V, nilai tegangan mesh (VM)
14,2 V, nilai tegangan langkah toleransi (VL) 4819,1V, dan nilai tegangan
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tegangan GPR lebih kecil dari tegangan
sentuh toleransi (GPR<VT), sehingga system pentanahan grid ini sudah bisa
dipakai. Tegangan langkah sebenarnya lebih kecil dari tegangan langkah toleransi
(VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari tegnagn sentuh toleransi
(VM<VT). Untuk hal ini sudah dapat memenuhi syarat. Nilai resistansi sudah
tersebut, nilai resistansi tanah berubah menjadi 0,023 Ω. Nilai GPR didapatkan
45,7 V, nilai tegangan sentuh toleransi (VT) 1370,9 V, nilai tegangan mesh (VM)
7,1 V, nilai tegangan langkah toleransi (VL) 4817,4V, dan nilai tegangan langkah
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tegangan GPR lebih kecil dari tegangan
sentuh toleransi (GPR<VT), sehingga system pentanahan grid ini sudah bisa
dipakai. Tegangan langkah sebenarnya lebih kecil dari tegangan langkah toleransi
72
(VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari tegnagn sentuh toleransi
(VM<VT). Untuk hal ini sudah dapat memenuhi syarat. Nilai resistansi sudah
tersebut, nilai resistansi tanah berubah menjadi 0,017 Ω. Nilai GPR didapatkan
34,3 V, nilai tegangan sentuh toleransi (VT) 1370,8 V, nilai tegangan mesh (VM)
5,3 V, nilai tegangan langkah toleransi (VL) 4817,0 V, dan nilai tegangan langkah
Dari hasil tersebut terlihat bahwa tegangan GPR lebih kecil dari tegangan
sentuh toleransi (GPR<VT), sehingga system pentanahan grid ini sudah bisa
dipakai. Tegangan langkah sebenarnya lebih kecil dari tegangan langkah toleransi
(VLs<VL), dan tegangan mesh lebih kecil dari tegangan sentuh toleransi
(VM<VT). Untuk hal ini sudah dapat memenuhi syarat. Nilai resistansi sudah
Dari hasil secara keseluruhan maka dapat dikatakan bahwa system grounding
grid yang baik memiliki nilai resistivitas antara 90 Ω-m sampai 0 Ω-m. Hal bisa
dapat terpenuhi. Sementara untuk nilai resistivitas 1000 Ω-m sampai 100 Ω-m
73
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada penambahan air sebanyak 2,5% - 15%, terjadi penurunan nilai resisitifitas
tanah yang sangat tajam, yaitu dari 780 Ω-m pada penambahan 2,5% air menjadi
124 Ω-m pada penambahan 15% air. Hal ini dapat terjadi karena air adalah zat
elektrolit yang baik. Sehingga akan berdampak baik kepada kinerja dari
2. Pada penambahan arang sebanyak 2,5% - 15%, tidak terlihat adanya perubahan
nilai resistifitas tanah yang sangat mencolok. Terlihat penurunan nilai resistifitas
tanah hanya mencapai 980 Ω-m pada penambahan arang 7,5%. Sehingga dapat
dikatakan zat arang tidak baik dalam perbaikan kondisi kinerja grounding grid.
3. Pada penambahan air 5% dan garam sebanyak 2,5% - 15%, terlihat penurunan
nilai resistifitas tanah yang sangat signifikan, yaitu 90 Ω-m pada penambahan 5%
air + 2,5 % garam sampai menjadi 3 Ω-m pada penambahan 2,5 % air + 15 %
garam. Hal ini dikarenakan air dan garam memiliki ion-ion penghantar yang baik.
4. Didapatkan hasil yang baik untuk kinerja grounding grid pada perlakuan tanah
kering dengan penambahan air 15%, air 5% + garam 2,5%, air 5% + garam 5%,
air 5% + garam 7,5%, air 5% + garam 10%, air 5% + garam 12,5%, dan air 5% +
garam 15%.
74
5.2 Saran
1. Penggunaan jenis tanah yang berbeda bisa didapatkan hasil yang berbeda
2. Penggunaan jenis konduktor dan rod yang difariasikan dapat dilakukan untuk
75