Anda di halaman 1dari 11

MODUL PERKULIAHAN

DASAR LOGIKA

Pokok Bahasan
Filsafat dan Logika Bahasa
Indonesia Ilmu Komunikasi 

Fakultas Ilmu komunikasi Program Sarjana Tatap Muka Kode MK Dosen


Public Relation PO51720003 Pramis

2
Kelas 2

----------------------------------------------------
MODUL 1
PEMBAHASAN MODUL 2
Filsafat dan Logika Bahasa Indonesia Ilmu Komunikasi 
DASAR LOGIKA MODERN Setiap hal yang ada diungkapkan dengan kata atau
istilah sebagai tanda dari hal tersebut sehingga setiap kata atau istilah mempunyai
himpunan, mempunyai keluasan. Misal, istilah “manusia”, yang ditunjuk adalah semua
hal yang dapat disebut dengan manusia sehingga ini merupakan suatu kumpulan yang
mempunyai ciri-ciri kemanusiaan, yaitu berakal, jika tidak berakal bukanlah manusia.
Kumpulan yang mempunyai ciri berakal ini yang disebut dengan himpunan manusia.
Himpunan inilah yang menjadi dasar logika modern, dan himpunan didefinisikan “suatu
kumpulan hal yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang sama”. Dengan dasar himpunan
maka semua unsur penalaran dalam logika pembuktiannya menggunakan diagram
himpunan merupakan pembuktian secara formal jika diungkapkan dengan diagram
himpunan sah dan tepat maka sah dan tepat pula penalaran tersebut.
Demikian juga jika pembuktiannya benar maka benar pula penalaran tersebut
sehingga dapat dikatakan kebenaran bentuk adalah sesuai dengan isi. Ini yang perlu
diketahui perkembangan logika saat sekarang. Jika benar bentuknya tidak sesuai
dengan isi untuk apa belajar logika, tidak ada gunanya. Logika yang dipelajari sekarang
adalah benar bentuk juga benar isi. Misalnya: Pangkal-pikir pertama : Semua
organisme mengalami perubahan. Pangkal-pikir kedua : Semua manusia adalah
organisme. Kesimpulan : Semua manusia mengalami perubahan. Penyimpulan tersebut
untuk membuktikan sah tidaknya kesimpulan yang diturunkan diungkapkan dengan
diagram himpunan, yakni lingkaranlingkaran untuk melukiskan hubungan masing-
masing konsep yang diperbandingkan. Pangkal-pikir pertama, “semua organisme
mengalami perubahan”. Pernyataan tersebut diperbandingkan antara himpunan
“organisme” dengan himpunan “yang mengalami perubahan”, mana yang lebih luas.
Ternyata konsep “yang mengalami perubahan” yang lebih luas, himpunan
“organisme” bagian dari himpunan “yang mengalami perubahan” atau himpunan “yang
 ISIP4211/MODUL 1 1.7 mengalami perubahan”, meliputi himpunan “organisme”
sehingga dapat dinyatakan “tidak semua yang mengalami perubahan adalah
organisme”. Pernyataan “semua organisme mengalami perubahan” jika “organisme”
disimbolkan dengan “B” dan “yang mengalami perubahan” disimbolkan dengan “C”
maka dapat diungkapkan dalam diagram himpunan bahwa “B bagian dari C”, ditulis “B
 C”. Pangkal-pikir kedua, “semua manusia adalah organisme”. Pernyataan ini pun juga
diperbandingkan antara himpunan “manusia” dengan himpunan “organisme” apakah

2018
Filsafat dan logika bahasa Indonesia ilmu
komunikasi
2 Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan
Pramisdi Winanto Saputro,S.Pd,M.Pd Learning
http://www.mercubuana.ac.id
sama atau ada yang lebih luas. Ternyata konsep “organisme” lebih luas, himpunan
“manusia” bagian dari himpunan “organisme” atau himpunan “organisme”, meliputi
himpunan “manusia” sehingga dinyatakan “tidak semua organisme adalah manusia”.
Pernyataan “semua manusia adalah organisme” jika “manusia” disimbolkan dengan “A”
dan “organisme” tetap disimbolkan dengan “B” maka dapat diungkapkan dalam diagram
himpunan bahwa “A bagian dari B” atau “B, meliputi A”, ditulis “A  B”.
Kesimpulan, hubungan dua pangkal-pikir di atas, dapat diungkapkan “semua B
adalah C” dan “semua A adalah B” karena ada konsep yang sama, yaitu “B” atau
“organisme” maka dapat disimpulkan bahwa “semua A adalah C”, yaitu “semua
manusia mengalami perubahan”. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka
penyimpulan: “semua organisme mengalami perubahan, dan semua manusia adalah
organisme maka semua manusia mengalami perubahan”, dapat dirumuskan sebagai
berikut. Rumusan simbolik: B  C dibaca : semua B adalah C atau B bagian dari C A 
B semua A adalah B A bagian dari B A  C semua A adalah C A bagian dari Catatan:
Tanda (x) dalam diagram himpunan merupakan yang dimaksudkan kesimpulan dari
penalaran. Diagram: A x x B C Semua B adalah C Semua A adalah B Semua A adalah
C 1.8 Logika  Pertama-tama yang melukiskan luas konsep atau luas pengertian dalam
bentuk diagram himpunan adalah seorang ahli logika dan matematika Swis bernama
Leonhard Euler (17071783), selanjutnya dikembangkan oleh John Venn seorang ahli
logika Inggris (18341923) sehingga bentuk-bentuk diagram yang untuk melukiskan
luas pengertian disebut dengan “diagram Venn”. Perkembangan selanjutnya dan juga
dalam modul ini diagram luas konsep atau luas pengertian cukup disebut dengan istilah
“diagram himpunan” karena bukan John Venn yang pertama kali mengemukakannya.
Bentuk diagram himpunan ini dapat berupa lingkaran-lingkaran maupun bentuk-bentuk
lain yang dapat digunakan untuk menghimpun suatu kelompok dalam satu konsep atau
satu kelompok yang berdasarkan ciri pembeda yang sama.
LOGIKA DEDUKTIF DAN LOGIKA INDUKTIF Berdasarkan proses
penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang dihasilkannya, logika pada umumnya
dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif. Kedua bentuk logika ini sering
dinyatakan deduktif adalah dari umum ke khusus dan induktif dari khusus ke umum. Hal
yang seperti ini tidak tepat karena deduktif belum tentu dari umum ke khusus, dapat
juga dari umum ke umum. Perbedaan pokok antara keduanya adalah terletak pada sifat
kesimpulannya. Logika deduktif sifat kesimpulannya pasti, sedang logika induktif sifat
kesimpulannya boleh jadi atau bersifat kemungkinan. Masingmasing akan diuraikan
beserta contohnya. Logika deduktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-

2018
Filsafat dan logika bahasa Indonesia ilmu
komunikasi
3 Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan
Pramisdi Winanto Saputro,S.Pd,M.Pd Learning
http://www.mercubuana.ac.id
prinsip penyimpulan yang sah berdasarkan bentuknya serta kesimpulan yang dihasilkan
sebagai kemestian diturunkan dari pangkal-pikirnya. Dalam logika ini yang terutama
ditelaah adalah bentuk dari kerjanya akal jika telah runtut dan sesuai dengan
pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada kesimpulan lain maka proses
penyimpulannya adalah tepat dan sah. Misal: Coba Anda jelaskan yang dimaksud
dengan logika modern dan beri contoh mengenai hal ini...  ISIP4211/MODUL 1 1.9
Logam dipanaskan memuai Emas adalah logam Maka emas dipanaskan memuai.
Contoh di atas berpangkal dari pernyataan yang sudah dianggap benar sebagai titik
tolak penalaran, yaitu “logam dipanaskan memuai”. Kemudian pernyataan kedua
merupakan sesuatu bagian dari logam yaitu emas sehingga dirumuskan “emas adalah
logam”. Pernyataan ketiga merupakan kesimpulan yang dapat ditarik dari hubungan
dua pernyataan tersebut, yaitu “emas dipanaskan memuai”. Bentuk dalam pernyataan
yang dimaksudkan adalah bentuk logika, yaitu struktur dari suatu pernyataan meskipun
berbeda materinya dapat juga struktur logikanya sama, misal beberapa pernyataan
berikut: Bangsa Indonesia berketuhanan Yang Maha Esa.
Semua manusia berakal budi. Setiap warga negara sama kedudukannya dalam
pemerintahan. Indonesia adalah negara berdasar atas hukum. Keempat pernyataan di
atas materinya tidak akan sama, akan tetapi struktur logikanya adalah sama, yaitu:
“Bangsa Indonesia berketuhanan Yang Maha Esa”, diabstraksikan menjadi “semua A
adalah B”. “Semua manusia berakal budi”, diabstraksikan juga sama “semua A adalah
B”. “Setiap warga negara sama kedudukannya dalam pemerintahan”, diabstraksikan
juga sama “semua A adalah B”. “Indonesia adalah negara berdasar atas hukum”,
diabstraksikan juga sama yaitu “semua A adalah B”. Berdasarkan struktur logika
sebagaimana diuraikan tersebut maka contoh penalaran deduktif di atas dapat
dirumuskan sebagai berikut. Semua B adalah C Semua A adalah B Maka semua A
adalah C. Logika deduktif karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk
pernyataan saja yang utama terlepas isi apa yang diuraikan maka logika deduktif sering
disebut pula logika formal. Sering juga hanya disebut dengan logika. Jadi, jika hanya
logika berarti logika deduktif atau logika formal. 1.10 Logika  Bentuk penalaran kedua
selain logika deduktif adalah logika induktif. Logika induktif adalah sistem penalaran
yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai
pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi.
Contoh logika dalam berpuisi:
Apakah perampasan imajinasi Kecantikan/Keindahan harus benar - entah itu
ada sebelumnya ataupun tidak - karena saya memiliki gambaran yang sama
dari semua Hasrat sebagai bentuk Cinta dengan segala keagungannya, kreasi
2018
Filsafat dan logika bahasa Indonesia ilmu
komunikasi
4 Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan
Pramisdi Winanto Saputro,S.Pd,M.Pd Learning
http://www.mercubuana.ac.id
tentang Keindahan sangatlah penting - Dengan kata lain, Anda mungkin tahu
Spekulasi favorit saya berdasarkan buku pertama dan lagu kecil yang terakhir
saya kirim (surat) - yang merupakan representasi dari kemungkinan yang
mewah tentang modus operasi dalam hal ini.

“Apakah perampasan imajinasi Kecantikan/Keindahan harus benar” berlaku bagi


alam dan keindahan seni. Namun dalam contoh nya, Keats memilih keindahan isi dari
seni, sebanding dengan setiap produk imajinasi, sebagaimana wajah imajiner, seperti
yang telah ia singgung. Contoh pertama yang Keats berikan, Buku I Endymion, adalah
sebuah impian cinta yang abadi; kedua, lagu "O Sorrow", yang dikirim Keats dalam
surat sebelumnya untuk Bailey (Nov. 3) dan termasuk dalam Buku IV Endymion (146-
181), adalah penciptaan oleh kesedihan keindahan alam, seperti "white Rose bushes",
"the glow worm Light", atau the song of the nightingale.
Apa imajinasi merasakan atau menciptakan kecantikan - betul atau tidaknya yang ada
dalam kehidupan - adalah benar.

"Imajinasi dapat dibandingkan dengan mimpi Adam - ia terjaga dan menemukan


kebenaran". Saya lebih bersemangat dalam urusan ini, karena saya belum
pernah bisa merasakan bagaimana hal apapun dapat diketahui kebenaran
melalui pemikiran consequitive - namun itu harus - Bahkan mungkin Filsuf besar
pun pernah tiba di sampai tanpa banyak menyisihkan keberatan tujuannya –
Bagaimanapun juga, Sensasi kehidupan bukan dari Pemikiran! O untuk Sensasi
kehidupan bukan dari Pikiran! Ini adalah 'suatu visi yang dalam bentuk
Pengembangan' sebuah Bayangan realitas yang akan datang - dan
pertimbangan ini telah lebih jauh meyakinkan saya untuk itu telah datang
sebagai penunjang untuk Spekulasi lain favorit saya, bahwa kita akan menikmati
diri kita sendiri di sini setelah dengan memiliki apa yang kita disebut
kebahagiaan di Bumi berulangkali dalam nuansa yang lebih baik secara terus
menerus.

Sama seperti Adam di Surga yang Hilang (VIII, 4542-490) terbangun dari mimpi
Hawa dan menemukannya nyata, manusia akan terjaga dalam kekekalan untuk
menemukan bayangan yang kenabian. Keats lebih rajin menganut keyakinan ini karena
ia memiliki kepercayaan diri dalam intuisi dibandingkan "consequitive" pemikiran,
walaupun ia mengakui bahwa seorang filsuf, setelah "mengesampingkan banyak
keberatan", mungkin menemukan kebenaran. Keats sendiri menginginkan sebuah
2018
Filsafat dan logika bahasa Indonesia ilmu
komunikasi
5 Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan
Pramisdi Winanto Saputro,S.Pd,M.Pd Learning
http://www.mercubuana.ac.id
sensasi kehidupan ketimbang pemikiran. Sebuah sensasi kehidupan merupakan
antisipasi, sebuah "Bayangan realitas yang akan datang – merupakan pertimbangan"
yang lebih meyakinkan dirinya tentang kebenaran imajinasi karena telah muncul
bersamaan dengan spekulasi lain, keabadian yang merupakan penyempurnaan dari
kebahagiaan duniawi: "kita akan menikmati diri kita sendiri di sini setelah memiliki apa
yang kita sebut kebahagiaan di Bumi berulangkali dalam nuansa yang lebih baik secara
terus menerus". Keats menjelaskan dalam surat itu:
Mimpi Adam yang akan dilakukan di sini dan tampaknya menjadi sebuah
keyakinan bahwa imajinasi dan refleksi Empyreal adalah sama dengan
kehidupan manusia dan pengulangan spiritualnya. Tapi seperti yang saya
katakan - Pikiran imajinatif yang sederhana mungkin memiliki ganjaran pada
pengulangan Kerja diamnya yang datang secara terus menerus dengan
semangat dengan tiba-tiba - untuk membandingkan hal-hal besar dengan yang
kecil - Anda merasa terkejut dengan irama lama - pada tempat yang nyaman -
melalui suara nyaman pula, sangat terasa juga spekulasi anda dan dugaan
pada waktu pertama kali dioperasikan pada jiwa Anda – apakah Anda lupa
terbentuknya wajah penyanyi diri anda sendiri yang mungkin lebih indah dari
sebelumnya dan dengan ketinggian derajat yang saat Ini belum pernah begitu
Anda pikirkan - bahkan kemudian Anda berada pada sayap imajinasi yang
begitu tinggi - bahwa prototipe harus berada di sini setelah - wajah indah yang
akan Anda melihat. (I, 184-185)

Mimpi kekekalan, seperti mimpi Adam, sudah mencukupi di bumi:


keberadaannya adalah bukti bahwa hubungan antara imajinasi dan kekekalan adalah
sama dengan hubungan antara keindahan duniawi, sebuah karya dari imajinasi, serta
pengulangan yang abadi. Keindahan yang diciptakan oleh imajinasi sama dengan
keindahan yang abadi. Kita mungkin membayangkan wajah luar biasa indah dari
penyanyi melodi lama, dan bertindak imajinatif hal ini dapat terjadi secara
berulang/terus menerus. Jika kita mendengar lagu, imajinasi kita diaktifkan kembali.
Seperti mimpi paras cantik yang berlangsung terus-menerus, seperti mimpi Adam atau
Endymion tentang keindahan tertinggi, adalah "bukti" dari keberadaan wajah kekekalan
ini - "Prototipe .... setelahnya -. Wajah indah yang akan Anda melihat."
Keats membahas keabadian dalam empat surat lainnya. Surat pertama ditulis
setelah kematian saudaranya Tom pada bulan Desember 1818: "Saya punya yang
beberapa sifat keraguan yang abadi atau lainnya yang langka – yang tidak dimiliki Tom"
(II, 4). Kemudian dalam surat yang sama ia mengatakan, "Itu yang akan menjadi salah
2018
Filsafat dan logika bahasa Indonesia ilmu
komunikasi
6 Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan
Pramisdi Winanto Saputro,S.Pd,M.Pd Learning
http://www.mercubuana.ac.id
satu grandeurs keabadian - tidak akan ada ruang dan akibatnya hanya perdagangan
antara jiwa sepenuhnya yang akan mengerti satu sama lain" (II, 5). Dalam Suratnya
"Soul-making" (April 1819), dia mengasumsikan adanya keabadian: "Saya sekarang
berbicara dalam istilah tertinggi atau sifat manusia yang mengakuinya menjadi abadi"
(II, 02).
Laporan akhir Keats tentang keabadian dibuat setelah dia jatuh sakit. Dalam
sebuah surat yang sangat emosional kepada Fanny Brawne pada bulan Juni tahun
1820, ia mengungkapkan keinginannya tentang keabadian cinta: "Saya ingin sekali
percaya pada keabadian Saya tidak akan pernah bisa mengucapkan semua kata
perpisahan." Jika saya ditakdirkan untuk menjadi bahagia dengan Anda di sini -
betapapun singkatnya adalah merupakan Hidup yang terpanjang - Saya berharap dan
yakin pada keabadian - Saya ingin hidup bersama Anda selama-lamanya "(II, 293).
Akhirnya, beberapa bulan sebelum kematiannya, dalam sebuah surat kepada Charles
Brown, ia menyatakan keputusasaannya pada meninggalkannya: "Bayangan
meninggalkan Nona Brawne adalah di luar segala sesuatu yang mengerikan - rasa
kegelapan menghampiri saya - secara pasti saya melihat sosoknya menghilang
selamanya..... Apakah ada Kehidupan lain? Haruskah aku terbangun dan mendapatkan
semua ini hanyalah sebuah mimpi? pastinya kita tidak dapat diciptakan untuk sebuah
penderitaan "(II, 345-346).
Keats juga mengungkapkan harapan keabadian dalam puisinya. Dalam
Endymion impian manusia adalah cinta yang abadi dan yang akhirnya dapat
mencapainya, menegaskan bahwa cinta adalah kebaikan manusia paling tinggi, tidak
hanya sebagai kebahagiaan duniawi tetapi juga sebagai pertanda surgawi, cinta
memiliki kekuatan "untuk membuat Manusia yang fana, menjadi abadi" (I, 843-844).
Dewi Cynthia menjanjikan Endymion "surga tak berujung" (III, 1027), yang dapat
mencapai melalui cinta perawan Indianya, yang mana Cynthia berada dalam
penyamaran. Dalam "Surat J. H. Reynolds," dengan "materi mulia," sebuah objek
kecantikan seperti matahari terbenam, menandakan keabadian. Dalam "Ode to
Psyche," cinta digunakan sebagai pengganti agama, dan pada "Ode to a Nightingale,"
Nightingale merupakan keabadian, meskipun Keats tidak jelas atas keabsahan
pandangannya. Dalam Runtuhnya Hyperion, Keats mengatakan bahwa setiap orang
"yang jiwanya tidak gumpalan sebuah" (I, 13) memiliki penglihatan kekekalan, yang
sang penyair mengungkapkan dan dengan demikian menyelamatkan "Imajinasi dari
rantai warna hitam / Dan pesona yang bodoh" (I, 9 -11).
"Keabadian" penafsiran kesimpulan dalam Ode juga telah memenuhi kriteria
yang kesesuaian (perhitungan selama semua bagian dari pekerjaan dan hubungannya
2018
Filsafat dan logika bahasa Indonesia ilmu
komunikasi
7 Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan
Pramisdi Winanto Saputro,S.Pd,M.Pd Learning
http://www.mercubuana.ac.id
secara keseluruhan). Seperti telah sering dicatat, Keats di Endymion mengatakan
bahwa Kekuasaan surgawi, yang jarang menampakkan diri mereka kepada Manusia,
"menjaga keadaan agama, / ...... Dan sunyi sebagai yang disucikan. Um, / Memegang
teguh pertemuan yang disebabkan oleh berhubungan dengan langit untuk suatu masa"
(III, 39-33). Guci Yunani yang, ternyata, disucikan, awalnya digunakan untuk
melestarikan abu orang mati dan menggambarkan adegan kehidupan yang dinamis.
Sebagaimana SR Swaminathan kemukakan, Leigh Hunt pada tahun 1817 menerbitkan
sebuah artikel tentang guci Yunani di The Round Table, sebuah publikasi Keats yang
telah Familiar (Surat I, 166). Hunt mengatakan bahwa pada guci tersebut "digambarkan
tindakan yang paling ceria 'dari orang meninggal, ....... yang tampaknya untuk menjaga
gagasan tentang asas yang sangat penting, dan perlu dikatakan, 'makhluk yang seperti
itu dan begitu menikmati dirinya sendiri tidak bisa habis/punah.’ Citra asas yang sangat
penting dan kehidupan setelah kematian, adalah, pada kenyataannya, seringkali dan
dengan jelas berulang pada pembuluh ini."
Semua manusia berakal budi. Setiap warga negara sama kedudukannya dalam
pemerintahan. Indonesia adalah negara berdasar atas hukum. Keempat pernyataan di
atas materinya tidak akan sama, akan tetapi struktur logikanya adalah sama, yaitu:
“Bangsa Indonesia berketuhanan Yang Maha Esa”, diabstraksikan menjadi “semua A
adalah B”. “Semua manusia berakal budi”, diabstraksikan juga sama “semua A adalah
B”. “Setiap warga negara sama kedudukannya dalam pemerintahan”, diabstraksikan
juga sama “semua A adalah B”. “Indonesia adalah negara berdasar atas hukum”,
diabstraksikan juga sama yaitu “semua A adalah B”. Berdasarkan struktur logika
sebagaimana diuraikan tersebut maka contoh penalaran deduktif di atas dapat
dirumuskan sebagai berikut. Semua B adalah C Semua A adalah B Maka semua A
adalah C. Logika deduktif karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk
pernyataan saja yang utama terlepas isi apa yang diuraikan maka logika deduktif sering
disebut pula logika formal. Sering juga hanya disebut dengan logika. Jadi, jika hanya
logika berarti logika deduktif atau logika formal. 1.10 Logika  Bentuk penalaran kedua
selain logika deduktif adalah logika induktif. Logika induktif adalah sistem penalaran
yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah dari sejumlah hal khusus sampai
pada suatu kesimpulan umum yang bersifat boleh jadi

Logika ini sering disebut juga logika material, yaitu berusaha menemukan
prinsip-prinsip penalaran yang bergantung kesesuaiannya dengan kenyataan, oleh
karena itu kesimpulannya hanyalah kebolehjadian, dalam arti selama kesimpulannya itu
tidak ada bukti yang menyangkalnya maka kesimpulan itu benar, dan tidak dapat
2018
Filsafat dan logika bahasa Indonesia ilmu
komunikasi
8 Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan
Pramisdi Winanto Saputro,S.Pd,M.Pd Learning
http://www.mercubuana.ac.id
dikatakan pasti. Misal: Emas adalah logam, besi adalah logam, perak adalah logam.
Emas besi dan perak dipanaskan memuai. Maka logam dipanaskan memuai. Contoh
tersebut berpangkal pada sejumlah hal khusus, yaitu dari tiga materi yang berupa
logam, besi, dan perak. Oleh karena berpangkal pada materi maka tepat jika disebut
dengan logika material dan kesimpulannya bersifat kemungkinan atau kebolehjadian,
boleh jadi benar boleh jadi tidak benar. Logika induktif merupakan pokok bahasan
metodologi ilmiah, atau dengan kata lain metodologi ilmiah merupakan perluasan dari
logika induktif sehingga logika induktif disebut juga “Metode-metode Ilmiah”.
Keseluruhan modul logika ini termasuk logika deduktif yang menggabungkan antara
pola penalaran logika selogistik dan logika simbolik secara praktis sehingga dapat
disebut dengan “Logika Praktis”, yang terdiri atas tiga bagian, yaitu Unsur-unsur
Penalaran, Penalaran Kategori, dan Penalaran Majemuk. Ketiga bagian logika praktis
ini membahas penalaran khusus mengenai penyimpulan yang memperhatikan
ketepatan bentuk sesuai dengan isi. Jadi, bukan hanya berbicara tentang bentuk-
bentuk saja. Dengan demikian, logika praktis didefinisikan: “Teori tentang prinsip-prinsip
serta metode-metode penyimpulan yang sah dengan memperhatikan kesesuaian
bentuk dan isi”.
Ketiga bagian logika tersebut di atas, Unsur-unsur Penalaran akan diuraikan
dalam modul pertama sampai Modul 3, Penalaran Kategori akan diuraikan dalam Modul
46, dan Penalaran Majemuk akan diuraikan dalam Modul 79.  ISIP4211/MODUL 1
1.11 Coba Anda jelaskan perbedaan antara logika induktif dengan logika deduktif.
Logika praktis lebih banyak uraiannya tentang hal-hal sebagai sarana ilmu secara
umum bukan hanya bermain simbol-simbol saja sehingga semua pembahasannya
selalu didasarkan atas pembuktian dengan diagram himpunan, yang sesuai dengan
kenyataan dalam penerapannya.
1) Setelah Anda pelajari materi kegiatan belajar di atas coba jelaskan tentang
pengertian logika sebagai teori penyimpulan dan berikan contoh yang tepat selain
contoh yang terdapat dalam modul ini!
2) Dapatkah Anda memberi penjelasan tentang penyimpulan yang sah dan
sekaligus juga benar sesuai dengan kenyataannya sehingga dapat
dipertanggungjawabkan!
3) Dasar logika modern adalah himpunan, mengapa demikian jelaskan uraian
Anda secara singkat!
4) Coba jelaskan yang Anda pelajari tentang logika deduktif dan berikan contoh,
serta jelaskan juga mengapa logika deduktif disebut dengan logika formal!

2018
Filsafat dan logika bahasa Indonesia ilmu
komunikasi
9 Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan
Pramisdi Winanto Saputro,S.Pd,M.Pd Learning
http://www.mercubuana.ac.id
5) Dapatkah Anda memberi penjelasan apa yang dimaksud dengan bentuk
logika atau struktur logika dalam logika, uraikan secara singkat serta berikan contoh
yang lain!
6) Saudara mahasiswa, coba Anda jelaskan tentang logika induktif, berikan
contoh, serta mengapa disebut dengan logika material! Petunjuk Jawaban Latihan 1) a)
Sebelum Anda menjelaskan pengertian logika kemukakan terlebih dahulu definisi logika
yang berasal dari kata “logos” yang berarti “uraian pikiran”.
Sebaiknya yang tidak terdapat dalam modul ini sehingga Anda dapat
menerapkan logika induktif terhadap halhal yang lain. c) Terangkan juga berdasarkan
penjelasan di atas, dengan menunjukkan ciri pembahasannya sehingga dapat
dinyatakan sebagai logika material. Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat
praktis berpangkal pada penalaran, sekaligus juga sebagai dasar filsafat dan sebagai
sarana ilmu. Dengan fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu maka logika
merupakan “jembatan penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis
logika didefinisikan: “teori tentang penyimpulan yang sah”. Penyimpulan pada dasarnya
bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu yang kemudian ditarik suatu kesimpulan.
Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan runtut sehingga
dapat dilacak kembali yang sekaligus juga benar, yang berarti dituntut kebenaran
bentuk sesuai dengan isi.
Logika sebagai teori penyimpulan, berlandaskan pada suatu konsep yang
dinyatakan dalam bentuk kata atau istilah, dan dapat diungkapkan dalam bentuk
himpunan sehingga setiap konsep mempunyai himpunan, mempunyai keluasan.
Dengan dasar himpunan maka semua unsur penalaran dalam logika pembuktiannya
menggunakan diagram himpunan, dan ini merupakan pembuktian secara formal jika
diungkapkan dengan diagram himpunan sah dan tepat maka sah dan tepat pula
penalaran tersebut. Berdasarkan proses penalarannya dan juga sifat kesimpulan yang
dihasilkannya, logika dibedakan antara logika deduktif dan logika induktif. Logika
deduktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah
berdasarkan bentuknya serta.
Kesimpulan yang dihasilkan sebagai kemestian diturunkan dari pangkal
pikirnya. Dalam logika ini yang utama ditelaah adalah bentuk dari kerjanya akal jika
telah runtut dan sesuai dengan pertimbangan akal yang dapat dibuktikan tidak ada
kesimpulan lain maka proses penyimpulannya adalah tepat dan sah. Logika deduktif
karena berbicara tentang hubungan bentuk-bentuk pernyataan saja yang utama
terlepas isi apa yang diuraikan maka logika deduktif disebut pula logika formal. Logika

2018
Filsafat dan logika bahasa Indonesia ilmu
komunikasi
10 Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan
Pramisdi Winanto Saputro,S.Pd,M.Pd Learning
http://www.mercubuana.ac.id
induktif adalah sistem penalaran yang menelaah prinsip-prinsip penyimpulan yang sah
dari sejumlah hal khusus .
Daftar Pustaka :
1. Hayon, YP 2001, Logika Prinsip-Prinsip Bernalar Tepat, Lurus dan
Teratur, ISTN, Jakarta
2. Seech, Zachary 2005, Open Minds and Everyday Reasoning,
Wadsworth Thomson Learning,UK
3. Stock, George 2004, Deductive Logics, Pembroke College Oxford,UK
4. Johnson, Robert M, 2002, Fundamentals of Reasoning A Logic Book,
Wadsworth Thomson Learning, UK
5. Mundiri 2001, Logika, RajawaliPres Jakarta

2018
Filsafat dan logika bahasa Indonesia ilmu
komunikasi
11 Dosen Penyusun Pusat Bahan Ajar dan
Pramisdi Winanto Saputro,S.Pd,M.Pd Learning
http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai